i
SKRIPSI
MAHARTRI SYAMSUNARSIH
EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA
0,0002% SEBAGAI PENGAWET
SEDIAAN TETES MATA ZINK
SULFAT
(
Terhadap Aktivitas Bakteri
Pseudomonas aeruginosa
)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
Lembar Pengesahan
EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA 0,0002%
SEBAGAI PENGAWET SEDIAAN TETES MATA
ZINK SULFAT
(Terhadap Aktivitas Bakteri
Pseudomonas aeruginosa
)
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2015
Oleh:
MAHARTRI SYAMSUNARSIH
NIM : 2011104103111201
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
iii
Lembar Pengujian
EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA 0,0002%
SEBAGAI PENGAWET SEDIAAN TETES MATA
ZINK SULFAT
(Terhadap Aktivitas Bakteri
Pseudomonas aeruginosa
)
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 08 Juli 2015
Oleh
MAHARTRI SYAMSUNARSIH NIM: 201110410311201
Tim Penguji
Penguji I Penguji II
(Dian Ermawati, M.Farm., Apt) (Arina Swastika M., S. Farm., Apt)
Penguji III Penguji IV
iv
KATA PENGANTAR
Syukur alahamdulillah dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA 0,0002%
SEBAGAI PENGAWET SEDIAAN TETES MATA ZINK SULFAT
(Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa)” untuk memenuhi
salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan bimbingan, bantuan serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dian Ermawati, M.Farm., Apt, sebagai Pembimbing I dan Arina Swastika M., S.Farm., Apt, sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan selalu meluangkan waktu maupun dorongan moral memberi arahan-arahan terbaik kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt dan Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.
3. Yoyok Bekti P, M.Kep, Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Nailis Syifa’, S.Farm, M.Sc, Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Program Studi Farmasi beserta seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang khususnya Bapak Sugiyartono, M.Sc. Apt yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti program sarjana.
v
7. Sovia Aprina Basuki, Msi. Apt, sebagai Kepala Laboratorium Farmasi yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program Srtudi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
8. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P, sebagai wakil Dosen Wali yang telah banyak memberi arahan, bimbingan dan masukan mengenai perkuliahan. 9. Hartami., S.Pd dan Alm. Mulyono yang sudah menjadi orang tua terbaik.
Terima kasih atas doa, kepercayaan, cinta serta kasih sayang yang tiada pernah berkesudahan. Seribu kata tidak akan pernah cukup mewakilkan rasa terim kasih ananda kepada kalian
10. Teman-teman skripsi Steril: Rizka, Putsab, Yanti, dan Nifda. Terima kasih untuk kerjasamanya, berbaginya, suka duka perjuangan kita, semangat, dukungan, canda tawa, masukan, kritikan juga doa. Tetap menjadi keluarga selamanya
11. Qodiani Ila Pratiwi, S.Pd, Triono akbariansyah, S.Psi dan Antika RH yang selama ini membantu, mendengarkan keluh kesah, memberi dukungan dan doa. Terimakasih sudah menjadi keluarga kecil saya selama empat tahun ini. 12. Sahabat-sahabatku tersayang Uswe, Echa, Mbak Sulis, Fina, Endah dan
Ayupur. Terimakasih sudah menjadi keluarga baru yang menemani dan membantu belajar, memberi semangat dan dukungan, memberi kesedihan dan kebahagiaan selama di Malang. Tetap menjadi Keluarga, saudara, sahabat selamanya.
13. Teman-teman angkatan 2011 Farmasi UMM terimakasih atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allat SWT membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kita semua. Amin. Terima Kasih
Malang, 23 Juni 2015
vi ABSTRAK
EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA 0,0002 % SEBAGAI
PENGAWET SEDIAAN TETES MATA ZINK SULFAT
(Terhadap aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa)
Latar Belakang : Sediaan farmasi dosis ganda dapat terkontaminasi mikroba karena penggunaan yang berulang sehingga dapat menyebabkan sediaan rusak untuk meminimalkan kontaminasi diperlukan pengawet. Pada rentang konsentrasi tertentu pengawet dapat bersifat toksik sehingga perlu dilakukan uji efektivitas pengawet pada suatu sediaan untuk mendapatkan konsentrasi pengawet terendah yang tetap efektif sehingga dapat meminimalkan efek toksik yang mungkin terjadi.
Tujuan : Untuk mengkaji efektivitas benzalkonium klorida 0,0002% sebagai
pengawet pada sediaan tetes mata zink sulfat terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa
Metode : Sampel sediaan tetes mata dikontaminasi dengan suspensi bakteri
Pseudomonas aeruginosa dan diinkubasi padasuhu 20-250C selama 28 hari. Pada hari ke-7, 14 dan 28 dilakukan perhitungan jumlah koloni dengan cara mengambil
spreader 1 μL larutan tetes mata, kemudian diinokulasikan pada cawan petri yag
sudah berisi media agar dengan metode cawan sebar. Cawan diinkubasi pada suhu 370C selama 24-48 jam dan dilakukan perhitungan jumlah mikroba dengan metode ALT (Angka Lempeng Total)
Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan pengawet benzalkonium
klorida dalam sediaan tetes mata zink sulfat tidak efektif karena tidak mampu menurunkan jumlah mikroba pada hari ke-7, 14, dan 28 yaitu hanya 62,01% atau sebesar 5,96 log dari jumlah bakteri awal dan tidak dapat mencegah kontaminasi bakteri Psudomonas aeruginosa selama 28 hari masa pengujian.
Kata kunci: Benzalkonium klorida 0,0002%, Zink sulfat, tetes mata,
vii ABSTRACT
THE EFFECTIVIVENESS OF BENZALKONIUM CHLORIDE 0,0002
% AS A PRESERVATIVE OF ZINC SULFATE EYE DROPS
VARIETY
(Toward Pseudomonas aeruginosa Bacteria Activity)
Background: Double doses pharmacy preparations has chance to be
contaminated by microbe because of the frequently usage. Therefore, it can cause the drug preparations broken and to minimize it, the preservative is needed. In certain concentration tension, preservative can be toxic so it is needed to do preservative effectiveness experiment in a preparations to get the lowest preservative concentration which is still effective. Consequently, it can minimize the toxic effect that is probably happen
Aim: to examine the effectiveness benzalkonium chloride 0,0002% as a
preservative in zinc sulfate eye drops toward Pseudomonas aeruginosa bacteria
Methods: the eye drops preparations sample was contaminated with
Pseudomonas aeruginosa bacteria suspension and incubated at temperature 20-250C during 28 days. At the 7th, 14th, and 28th days, the calculation of colony number was done by taking the spreader 1 μL eye drops solution, and then it was inoculated at petri dish that has filled with Nutrient Agar media using spread plate method. The dish is incubated at temperature 370C during 24-48 hours and carried out the calculation of microbe number using ALT (Angka Lempeng Total) technique.
Result and Conclusion: the result of the observation show that preservative benzalkonium chloride in zinc sulfate eye drops is not effective because it cannot decrease the number of microbe at the 7th, 14th, and 28th days that is only 62,01% or as big as 5,96 log from the number of the beginning bacteria and it cannot prevent the contamination of Psudomonas aeruginosa bacteria during 28 days of experiment period.
Keywords: Benzalkonium chloride 0,0002%, Zinc sulfate, eye drops,
viii
DAFTAR SINGKATAN
AET : Antimicrobial Efectiveness Test
ALT : Angka Lempeng Total
AOAC : Association of Analytical Communities
API : Air Pro Injeksi
ATP : Adenosine triphosphate
BAK : Benzalkonium klorida
CFU : Colony Form Unit
Cl : Clor
CPOB : Cara Pembuatan Obat yang Baik
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia EDTA : Ethylenediaminetetraacetic
HIV : Human Imunodeficiency Virus
LAFC : Laminar Air Flow Cabinet
MIC : Minimum Inhibitor Concentration
MPN : Most Probable Number
OTC : Over The Counter
pH : Potential of Hydrogen
SP : Sodium Perborate
SOC : Stabilized Oxychloro Complex
Thi : Thimerosal
TBUD : Terlalu Banyak Untuk Dihitung
USP : United State Pharmacopoeia
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
LEMBAR PENGESAHAN ...ii
LEMBAR PENGUJIAN ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
RINGKASAN ...vi
ABSTRAK ...vii
DAFTAR SINGKATAN ...viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ...xiii
DAFTAR GAMBAR ...xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...xv
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1Latar Belakang ...1
1.2Rumusan Masalah ...4
1.3Tujuan Penelitian ...4
1.4Manfaat Penelitian ...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...5
2.1Tinjauan tentang Sediaan Tetes mata Zink Sulfat...5
2.1.1 Definisi Sediaan Tetes Mata ...5
2.1.2 Karakteristik dan Persyaratan Sediaan Tetes Mata ...5
2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Tetes Mata ...8
2.1.4 Tinjauan tentang Wadah Sediaan Tetes Mata ...9
2.1.5Tinjauan Sifat Fisiko Kimia Zink Sulfat ...9
2.1.6 Tinjauan Farmakologi Zink Sulfat ...10
2.2 Tinjauan tentang Pengawet ...11
2.2.1 Definisi Pengawet ...11
2.2.2 Mekanisme Pengawet ...11
2.2.3 Tinjauan tentang Sifat Fisiko Kimia Benzalkonium Klorida ...12
2.2.4 Konsentrasi Hambat Minimum dari Benzalkonium Klorida ...14
x
2.2.6 Syarat Pengawet ...17
2.3 Tinjauan Uji Efektivitas Pengawet...17
2.3.1 Prosedur Pengujian Efektivitas Pengawet ...18
2.4 Tinjauan tentang Sterilisasi ...19
2.4.1 Pengertian Sterilisasi ...19
2.4.2 Alasan Melakukan Sterilisasi ...20
2.4.3 Sterilisasi Uap (Autoklaf) ...20
2.4.4 Sterilisasi Panas Kering (Oven) ...21
2.4.5 Sterilisasi dengan Penyaringan ...21
2.4.6 Sterilisasi Gas ...22
2.4.7 Sterilisasi dengan Radiasi ...22
2.4.8 Teknik Aseptik ...23
2.5 Tinjauan tentang Uji Sterilitas ...26
2.5.1 Media Uji Sterilitas ...26
2.5.2 Pengambilan Sampel untuk Uji Sterilitas ...28
2.5.3 Metode Uji Sterilitas ...29
2.5.4 Kontrol dalam Uji Sterilitas ...30
2.5.5 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ...31
2.6 Tinjauan tentang Bakteri ...32
2.6.1 Pengertian Pseudomonas aeruginosa ...32
2.6.2 Karakteristik Pseudomonas aeruginosa ...32
2.6.3 Patogenesis Pseudomonas aeruginosa ...33
2.7 Tinjauan tentang Mikrobiologi ...33
2.7.1 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme ...33
2.7.2 Mikroorganisme percobaan ...35
2.7.3 Sumber kontaminasi mikroorganisme ...36
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... ...39
3.1 Uraian Kerangka Konseptual ...39
3.2 Skema Kerangka Konseptual ...41
BAB IV METODE PENELITIAN...42
4.1 Desain Penelitian ...42
xi
4.3 Waktu Penelitian ...42
4.4 Sterilisasi Ruangan ...42
4.5 Sterilisasi Alat ...42
4.5.1 Alat dan Bahan ... ...42
4.5.2 Sterilisasi Alat ... ...43
4.5.3 Persiapan Alat Sebelum Bekerja . ...43
4.5.4 Prosedur Pembuatan Sediaan ... ...44
4.6 Preparasi Sediaan ...44
4.6.1 Formulasi ... ...44
4.6.2 Prosedur Kerja ... ...45
4.6.3 Sterilisasi Sediaan ... ...45
4.7 Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata Zink Sulfat ...46
4.7.1 Penyiapan Unit Laminar Air Flow (LAFC) ...46
4.7.2 Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembapan di Luar LAFC ...46
4.7.3 Kontrol Ruangan LAFC ... ...46
4.7.4 Penyiapan Media ... ...48
4.7.5 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ...48
4.7.6 Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ...49
4.7.7 Inaktivasi Pengawet ... ...49
4.7.8 Inokulasi Sampel ... ...49
4.7.9 Pemeriksaan Pendahuluan ... ...50
4.8 Uji Efektivitas Pengawet ...50
4.8.1 Penyiapan LAFC untuk Uji Efektivitas...50
4.8.2 Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembapan di Luar LAFC ...51
4.8.3 Kontrol Ruangan LAFC ... ...51
4.8.4 Pembuatan Media Uji ... ...51
4.8.5 Pembuatan Media Uji ... ...52
4.8.6 Pembuatan Suspensi Mikroba Uji ...52
4.8.7 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ...52
4.8.8 Prosedur Kerja ... ...53
4.9 Pengenceran dan Penanaman Sampel ...53
xii
4.11 Penafsiran Hasil ...54
4.12 Skema Kerangka Operasional ...55
BAB V HASIL PENELITIAN... ...56
5. 1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan LAFC (Laminar Air Flow Cabinet) ....57
5.2 Hasil Uji Fertilitas Media Thioglikolat Cair dan Kasamino ...58
5.3 Hasil Uji Sterilitas Media Thioglikolat Cair dan Kasamino ...59
5.4 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet ...60
5.5 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata Zink Sulfat ...62
5.6 Hasil Uji Efektivitas Benzalkonium Klorida ...62
BAB VI PEMBAHASAN ...65
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...69
DAFTAR PUSTAKA ...70
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Konsentrasi Hambat Minimum Benzalkonium Klorida……….. 14
2.2 Pengawet yang digunakan pada Tetes Mata……… 15
2.3 Kategori Produk berdasarkan Kompendia………... 18
2.4 Klasifikasi Ruangan Steril………... 24
2.5 Perlengkapan dan Kandungan kuman dari manusia……… 24
2.6 Batas Mikroba yang disarankan untuk pemantauan area bersih... 25
2.7 Volume Pengambilan Sampel... 29
4.1 Pengambilan Sampel……… 50
5.1 Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC………. 62
5.2 Hasil Uji Fertilitas Kontrol Negatif……… 63
5.3 Hasil Uji Fertilitas Kontrol Positif………... 64
5.4 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Benzalkonium Klorida………... 64
5.5 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata Zink Sulfat………...66
5.6 Jumlah Awal Rata-rata Mikroba Uji untuk Uji Efektivitas ... 67
5.7 Jumlah Mikroba Pada Uji Efektivitas ... 68
xiv
[image:14.595.139.514.142.584.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Rumus Bangun Benzalkonium Klorida ... 15 3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 41 4.1 Letak Media Agar Dalam dan Luar LAFC ... 47
(Kontrol Sebelum Pengujian Sterilitas)
4.2 Letak Media Agar Dalam LAFC... 47 (Kontrol Saat Pengujian Sterilitas)
4.3 Skema Kerja Penelitian………..55
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ... 72
2. Surat Pernyataan... 73
3. Perhitungan Bahan Sediaan Tetes Mata dan Perhitungan Mikroba Awal . 74 4. Sertifikat Bahan ... 76
5. Sertifikat Pengawet ... 78
6. Sertifikat Bakteri ... 79
7. Prosedur Kerja Pembuatan Sediaan Tetes Mata ... 82
8. Skema Kerja Uji Inaktivasi Pengawet... 83
9. Skema Kerja Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata ... 84
10. Skema Kerja Uji Efektivitas Sediaan Tetes Mata ... 85
11. Skema Kerja Pengenceran Bakteri ... 86
12. Skema Kerja Pembuatan Media Padat ... 87
13. Foto Hasil Kontrol Ruangan LAFC saat Pembuataan Sediaan ... 88
14. Foto Hasil kontrol Ruangan LAFC saat Uji Inaktivasi ... 89
15. Foto Hasil kontrol Ruangan LAFC saat Uji Sterilitas ... 90
16. Foto Hasil Kontrol Luar Ruangan LAFC ... 91
17. Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas ... 92
18. Foto Hasil Uji Inaktivasi ... 93
19. Foto Hasil Uji Sterilitas ... 96
20. Foto Hasil Uji Efektivitas ... 98
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Konsentrasi Hambat Minimum Benzalkonium Klorida……….. 14
2.2 Pengawet yang digunakan pada Tetes Mata……… 15
2.3 Kategori Produk berdasarkan Kompendia………... 18
2.4 Klasifikasi Ruangan Steril………... 24
2.5 Perlengkapan dan Kandungan kuman dari manusia……… 24
2.6 Batas Mikroba yang disarankan untuk pemantauan area bersih... 25
2.7 Volume Pengambilan Sampel... 29
4.1 Pengambilan Sampel……… 50
5.1 Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC………. 62
5.2 Hasil Uji Fertilitas Kontrol Negatif……… 63
5.3 Hasil Uji Fertilitas Kontrol Positif………... 64
5.4 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Benzalkonium Klorida………... 64
5.5 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata Zink Sulfat………...66
5.6 Jumlah Awal Rata-rata Mikroba Uji untuk Uji Efektivitas ... 67
5.7 Jumlah Mikroba Pada Uji Efektivitas ... 68
xvii
[image:17.595.139.514.142.584.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Rumus Bangun Benzalkonium Klorida ... 15 3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 41 4.1 Letak Media Agar Dalam dan Luar LAFC ... 47
(Kontrol Sebelum Pengujian Sterilitas)
4.2 Letak Media Agar Dalam LAFC... 47 (Kontrol Saat Pengujian Sterilitas)
4.3 Skema Kerja Penelitian………..55
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ... 72
2. Surat Pernyataan... 73
3. Perhitungan Bahan Sediaan Tetes Mata dan Perhitungan Mikroba Awal . 74 4. Sertifikat Bahan ... 76
5. Sertifikat Pengawet ... 78
6. Sertifikat Bakteri ... 79
7. Prosedur Kerja Pembuatan Sediaan Tetes Mata ... 82
8. Skema Kerja Uji Inaktivasi Pengawet... 83
9. Skema Kerja Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata ... 84
10. Skema Kerja Uji Efektivitas Sediaan Tetes Mata ... 85
11. Skema Kerja Pengenceran Bakteri ... 86
12. Skema Kerja Pembuatan Media Padat ... 87
13. Foto Hasil Kontrol Ruangan LAFC saat Pembuataan Sediaan ... 88
14. Foto Hasil kontrol Ruangan LAFC saat Uji Inaktivasi ... 89
15. Foto Hasil kontrol Ruangan LAFC saat Uji Sterilitas ... 90
16. Foto Hasil Kontrol Luar Ruangan LAFC ... 91
17. Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas ... 92
18. Foto Hasil Uji Inaktivasi ... 93
19. Foto Hasil Uji Sterilitas ... 96
20. Foto Hasil Uji Efektivitas ... 98
xix
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2013. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB
Anonim, 1979. Martindale 27th Edition. London: Pharmaceutical Press
Anonim., 2007. United States Pharmacopeial 30 the 25th Edition of The
National Formulary. USA
Anonim., 2007. United States Pharmacopeial 31 the 26th Edition of The
National Formulary. USA
Ansel, H,C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim). Edisi keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Badan Pengawas Obat dan Makanan., 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik. Jakarta: Badan POM.
Buchanan, E.C dan Scheineder, P.J., 2010. Peracikan Sediaan Steril Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Buchanan, RE., and Gibbons, NE., 1974. Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology Eight edition. USA: The William & Wilkins Company,
Baltimore
Aldrich., dkk., 2013. Ophthalmic Preparations. USA
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia, Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Denyer, P.S., Rosamund, M.B., 2007. Guide to Microbiological Control in Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New York: CRP Press Gennaro, A.R., 1998. Remington’s Pharmaceutical Science, 18th edition.
Easton: Marck Publishing Company
Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 2005. Review of Medical Microbiology, 14th edition. Lange Medical Publications, Los altos-California
xx
Lucy, F, Charles., dkk. 2009. Drug Information Handbook. Edisi ketujuh belas. USA: Lexi-Comp Inc.
Lukas, S. Formulasi Steril. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta
Mayasari, Evita., 2006. Pseudomonas aeruginosa: Karakteristik, Infeksi, dan Penanganan. http: // library.usu.ac.id
Mesaros dkk., 2007. Pseudomonas aeruginosa: Resistance and Therapeutics Options at The Turn of The New Millennium. Belgium Remington, J.
1995. The Science and Pharmacy. Easton, Penssylvania: Mark
Publishing Company.
Muzakkar, 2007. Uji Sterilitas Tetes Mata yang Beredar di Kota Palu Setelah
Satu Bulan Penggunaan. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi dan
Pengetahuan Alam (STIFA) Pelita Mas, Palu.
Notoatmodjo, S. Dr., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Pratiwi, Sylvia T., 2009. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Rowe C. Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth edition. London: Pharmaceutical Press
Ryan dkk., 2011. Effectiveness of Ophthalmic Solution Preservatives: A Comparison of Latanaprost with 0,02% Benzalkonium Chlorida and
Travaprost with The Sofzia Preservatives System. USA.
Sweetman, SC., 2009. Martindale, Thirty-sixth edition. London: Pharmaceutical Press.
Voigt, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sediaan obat mata (optalmika) adalah tetes mata (Oculoguttae), salep mata (oculenta), pencuci mata (Colyria), dan beberapa bentuk pemakaian yang khusus (lamella dan penyemprot mata) serta insert sebagai bentuk depo yang ditentukan untuk digunakan pada mata utuh atau terluka. Obat mata digunakan sebagai efek terapetik lokal (Lukas, 2012)
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. (Depkes RI, 2014). Bentuk sediaan tetes mata harus memenuhi persyaratan uji sterilitas. Beberapa penggunaan sediaan tetes mata harus mengandung zat yang sesuai atau campuran zat untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroorganisme. Sediaan mata harus bebas dari partikel besar dan harus memenuhi persyaratan untuk kebocoran dan partikel logam. Semua sediaan tetes mata harus steril dan bila memungkinkan pengawet yang cocok harus ditambahkan untuk memastikan sterilitas selama digunakan. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat (Depkes RI, 1995)
2
kemasan aerosol harus diberikan pengawet dan harus lewat pengujian efikasi FDA. Penambahan pengawet untuk sediaan tetes mata diperbolehkan tetapi harus sesuai rentang yang telah ditetapkan karena pengawet bersifat toksik maka kadar pengawet yang digunakan untuk sediaan tetes mata diusahakan seminimal mungkin penggunaanya agar tidak menimbulkan efek keracunan pada manusia, tetapi dengan kadar tersebut harus efektif untuk menjaga sediaan dari kontaminan (USP 30). Seperti yang telah dijelaskan dibutuhkan bahan untuk mencegah perkembangan mikroorganisme yang mungkin terdapat selama penggunaan tetes mata. Pada sediaan larutan mata, kontaminan yang berbahaya adalah pseudomnas
aeruginosa. Pengawet yang umum digunakan untuk sediaan mata adalah
benzalkonium klorida (1:10.000) karena benzalkonium klorida bersifat kationik, maka tidak kompatibel dengan obat – obat anionik juga dengan senyawa nitrat dan salisilat.
Menurut (Rowe, et al.,2009) benzalkonium klorida merupakan surfaktan yang digunakan dalam formulasi farmasi sebagai pengawet. Dalam preparasi sediaan mata benzalkonium klorida merupakan salah pengawet yang banyak digunakan pada konsentrasi 0,01-0,02% b/v. Sering digunakan dalam kombinasi dengan bahan pengawet atau bahan pengisi lainnya terutama dengan disodium edetat 0,1% untuk meningkatkan aktivitas antimikroba terhadap resiko Pseudomonas. Pada sediaan hidung dan mata konsentrasi yang digunakan 0,002-0,0002% b/v, kadang-kadang dalam kombinasi thimerosal 0,002-0,0005% b/v dan digunakan sebagai pengawet pada sediaan volume kecil parental. Dari keterangan diatas dijelaskan untuk sediaan hidung dan mata digunakan konsentrasi yang kecil untuk meminimalkan efek toksik pengawet oleh karena itu konsentrasi yang digunakan semakin kecil. Benzalkonium klorida juga sebagai tambahan pengawet kosmetik. Seperti yang diuraikan diatas maka peneliti akan menggunakan pengawet benzalkonium klorida dengan konsentrasi 0,0002% sebagai objek penelitian karena pada konsentrasi tersebut peneliti ingin membuktikan dengan konsentrasi rendah pengawet dapat bekerja efektif sebagai antimikroba pada sediaan tetes mata.
3
Pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga belum banyak melakukan pengujian efektivitas pengawet dalam sediaan steril seperti obat mata.
Larutan tetes mata dapat dikemas dalam wadah dosis ganda ketika ditujukan untuk penggunaan individu. Wadah untuk sediaan tetes mata harus steril pada saat mengisi dan menutup. Wadah langsung untuk sediaan mata disegel sehingga sterilitas dipastikan pada saat penggunaan pertama. Kemasan yang digunakan pada sediaan tetes mata tidak harus berinteraksi secara fisika atau kimia dengan formulasi dengan cara apapun untuk mengubah kekuatan, kualitas, atau kemurnian produk obat. Kemasan harus memenuhi persyaratan yang berlaku (Aldrich, et al., 2013). Walaupun tidak dimasukkan ke dalam rongga rongga bagian tubuh, sediaan untuk mata digunakan pada daerah yang berhubungan dengan jaringan-jaringan yang sangat peka terhadap kontaminan dan membutuhkan tingkat kemurniaan yang tinggi (Lachman dkk., 2008)
Pada penelitian ini digunakan sediaan tetes mata zink sulfat dengan menggunakan pengawet benzalkonium klorida 0,0002% b/v. Beberapa sediaan tetes mata di pasaran dengan bahan aktif zink sulfat adalah Zink Prima yang mengandung zink sulfat 0,25% dan Fenilefrin Hidroklorida 0,12%. Alasan penggunaan benzalkonium klorida sebagai pengawet dikarenakan benzalkonium klorida dapat bertindak sebagai antibakteri atau antimikroba yang sangat baik. Benzalkonium Klorida relatif tidak aktif terhadap spora dan jamur tetapi aktif terhadap beberapa virus, termasuk HIV (Rowe, et al.,2009) dan benzalkonium klorida (BAK) adalah pengawet yang paling sering digunakan pada preparasi sediaan tetes mata. Lebih dari 60% sediaan yang dijual dipasaran menggunakan senyawa ini.
Tujuan dilakukannya uji efektivitas pengawet benzalkonium klorida karena pada sediaan ini berupa sediaan tetes mata yang nantinya pada proses uji akan dilakukan penggunaan pertama pada lingkungan yang tidak aseptis atau di luar
Laminar Air Flow Cabinet sehingga sangat memungkinkan adanya kontaminasi
4
1.2Rumusan Masalah
Apakah pengawet Benzalkonium Klorida dengan konsentrasi 0,0002% b/v untuk sediaan tetes mata efektif sebagai pengawet ?
1.3Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan efektivitas Benzalkonium Klorida 0,0002% b/v sebagai pengawet pada sediaan tetes mata zink sulfat terhadap aktivitas Pseudomonas aeruginosa
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada peneliti sebagai bahan pembelajaran dan penerapan ilmu yang telah didapatkan.
2. Dapat dilakukan pengembangan formulasi zink sulfat dengan pengawet Benzalkonium klorida 0,0002% b/v pada sediaan tetes mata multiple dose. 3. Dapat digunakan sebagai materi untuk masukkan badan BPOM (Badan
Pengawas Obat dan Makanan)