v
SKRIPSI
AGUNG TRIANUGRAH RESTU MULIAWAN
SUTANTO
UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA
KONSENTRASI 0,025% DENGAN pH 6
(Terhadap Aktivitas Bakteri
Pseudomonas aeruginosa
)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmad dan hidayah Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEKTIFITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,025% DENGAN Ph 6 (Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa)” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan bantuan, bimbingan serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1) Ayah, Bunda dan saudara yang telah memberikan semangat, nasehat, dukungan moral dan materi secara langsung maupun tidak langsung, serta doa yang tulus untuk kesuksesan saya.
2) Bapak Drs. Sugiyartono, MS., Apt selaku pembimbing I dan Ibu Arina Swastika M, S.Farm., Apt selaku pembimbing II yang dengan ikhlas meluangkan waktu untuk membimbing saya dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3) Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt dan Ibu Dian Ermawati, S.Farm., M.Farm., Apt selaku tim penguji yang telah memberikan saran, masukan dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan. 4) Bapak Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp. Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
5) Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
v
Apt yang telah mendidik dan mengajarkan saya ilmu yang berharga selama saya mengikuti program sarjana.
7) Laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Laboratorium Biomedik : mas ferdi, mas dani, mbak susi, mbak fat dan pak joko yang telah banyak membantu saya.
8) Ibu Dian Ermawati, S.Farm., M.Farm., Apt selaku Dosen Wali saya yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan masukan mengenai akademik saya.
9) Muhammad Ridwan dan Lalu Iwang Amizena yang telah membantu menemani tim skripsi steril dalam perjalanan.
10) Teman-teman seperjuangan skripsi Steril : Atikah, Nabila, Nadia, Nada, Niken, Athira, Yudha. Terimakasih atas kerjasama, suka duka saat mengerjakan skripsi, semangat serta dukungannya. Semoga hubungan ini tetap terjalin selamanya.
11) Teman-teman Farmasi angkatan 2012 : Aspirasi Pria, M.Ridwan, L.Iwang, Nehar, Arisa, Brawijaya, Ahya, Bayu dan yang lainnya.
12) Teman-teman Farmasi UMM angkatan 2012, terimakasih sudah menjadi bagian dari perjalananku selama menempuh program sarjana ini.
13) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan, serta doa kepada saya dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata semoga Alloh SWT membalah kebaikan bapak, ibu, dan saudara sekalian. Semoga skripsi yang saya buat ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kita semua. Amin. Terimakasih.
Malang, April 2016
vi
DAFTAR SINGKATAN
APD : Alat Pelindung Diri ATP : Adenosin Trifosfat
ATCC : American Type Culture Collection
BOPM RI : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia CFU : Colony Forming Unit
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia FDA : Food and Drug Administration
HEPA : High Efficiency Particulate Air HPMC : Hydroxypropylmethylcellulose
ISPE : International Society of Pharmaceutical engineering LAFC : Laminar Air Flow Cabinet
MPN : Most Probable Number
NA : Nutrient Agar
NaCL : Natrium Chloride
pH : Potential of Hydrogen
TSA : Trypticase Soy Agar
UV : Ultraviolet
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... iiiii
LEMBAR PENGESAHAN ... iiiii
LEMBAR PENGUJIAN ... iiiii
KATA PENGANTAR ... ivii
RINGKASAN ... vi5
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR SINGKATAN ... ixii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xivi
DAFTAR GAMBAR ... xv5
viii
2.3.1. Media Untuk Uji Sterilisasi ... 12
2.3.2. Metode Uji Sterilisasi ... 14
2.3.3. Prosedur Umum Pelaksanaan Uji Sterilitas ... 15
2.3.4. Kontrol dalam Uji Sterilitas ... 17
2.3.5. Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 18
2.4. Tinjauan Tentang Pengawet ... 19
2.4.1. Definisi Pengawet ... 19
2.4.2. Pemilihan Pengawet... 19
2.4.3. Kategori Pengawet ... 20
2.5 Tinjauan Bakteri Pseudomonas aeruginosa ... 24
2.5.1. Klasifikasi ... 24
2.5.2. Morfologi ... 24
2.5.3. Sifat Biakan ... 24
2.5.4. Struktur Antigen ... 25
2.6.Tinjauan Uji Efektivitas Pengawet ... 25
2.6.1. Definisi Pengawet ... 25
2.6.2. Mekanisme Kerja Pengawet ... 25
2.6.3. Kategori Produk ... 26
2.6.4. Tipe Pengawet ... 26
2.7. Tinjauan Tentang Mikrobiologi ... 26
2.7.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme ... 27
2.7.2. Sumber-sumber Kontaminasi Mikroorganisme ... 28
2.8. Tinjauan pH ... 30
2.8.1. Tinjauan Tentang Hubungan pH dengan Bakteri ... 30
2.8.2. Tinjauan Tentang pH dengan Benzalkonium Klorida ... 30
2.9. Tinjauan Tentang Dapar ... 31
2.9.1. Tinjauan Umum Asam Asetat ... 31
BAB IIIKERANGKA KONSEPTUAL ... 34
3.1. Uraian Kerangka Konseptual ... 34
3.2. Skema Kerangka Konseptual ... 36
BAB IVMETODE PENELITIAN ... 37
ix
4.2. Lokasi Penelitian ... 37
4.3. Waktu Penelitian ... 37
4.4. Sterilisasi Alat ... 37
4.4.1. Bahan dan Alat ... 37
4.5. Preparasi Sediaan ... 39
4.5.1. Sediaan ... 39
4.5.2. Langkah Kerja ... 39
4.6. Uji Inaktivasi Pengawet ... 40
4.6.1. Penyiapan Unit Laminar Air Flow Cabinet ... 40
4.6.2. Kontrol Lingkungan di luar dan di dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 41
4.6.3. Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembapan di luar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ... 42
4.6.4. Penyiapan Media ... 42
4.6.5. Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 42
4.6.6. Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 43
4.7. Inaktivasi Pengawet ... 43
4.7.1. Pengenceran Sampel ... 43
4.7.2. Inokulasi Sampel ... 44
4.8. Uji Sterilitas ... 45
4.9. UjiEfektifitas ... 45
4.9.1. Penyiapan Unit Laminar Air Flow Cabinet untuk Uji Efektivitas ... 45
4.9.2. Kontrol Lingkungan di luar dan di dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 46
4.9.3. Penyiapan Media ... 46
4.9.4. Pembuatan Suspensi Mikroba Uji ... 46
4.9.5. Tahapan Kerja ... 47
4.9.6. Penanaman Sampel ... 47
4.9.7. Perhitungan Jumlah Mikroba ... 48
4.9.8. Pengamatan dan Penafsiran Sampel Uji ... 48
4.10. Skema kerangka Operasional Metode Penelitian ... 49
x
BAB V HASIL PENELITIAN ... 53
5.1. Hasil Uji Kontrol Lingkungan Pada Laminar Air Flow Cabinet(LAFC) ... 54
5.1.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Pembuatan Sediaan ... 54
5.1.2 Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Inaktivasi Pengawet ... 55
5.1.3 Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Sterilitas ... 56
5.2. Hasil Uji Fertilitas Media Tioglikolat Cair dan Case-amino (Kontrol Positif) ... 58
5.3. Hasil Uji Sterilitas Media Tioglikolat Cair dan Case-amino (Kontrol Negatif) ... 58
5.4. Hasil Uji Inaktivasi Pengawet dengan Menggunakan Media Tioglikolat Cair dan Case-amino ... 59
5.5. Hasil Uji Sterilitas Sediaan dengan Menggunakan Media Tioglikolat dan Case-amino ... 60
5.6. Hasil Uji Efektivitas Benzalkonium Klorida Konsentrasi 0,025% dengan pH 6 Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa ... 61
5.6.1. Hasil Kontrol Lingkungan Uji Efektivitas Pengawet ... 62
5.6.2. Jumlah Awal Rata-rata Mikroba Uji dalam cfu (Colony Forming Units) per ml untuk Uji Efektivitas Pengawet ... 62
5.6.3. Jumlah Mikroba dalam cfu (Colony Forming Units) per ml Pada Uji Efektivitas Pengawet ... 63
BAB VI PEMBAHASAN ... 65
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1. Klasifikasi atau Grade Ruangan Steril (Lukas, 2006) ...10 II.2. Batas Mikroba yang Disarankan untuk Pemantauan Area Bersih
Selama Kegiatan Berlangsung (CPOB, 2006) ...12 II.3. Jumlah Volume dan Media untuk Bahan Cair (Depkes RI, 1995) ...16 II.4. Jenis Pengawet yang Sering Digunakan dalam Sediaan Farmasi Cair dan
Konsentrasi yang Digunakan (Remington J.P, 2005) ...23 II.5 Pengawet dan Konsentrasi yang Biasa Dipakai dalam Preparat Farmasi
(Ansel, 1989) ...26 V.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
Sebelum dan Selama Pembuatan Sediaan Benzalkonium
Klorida...54 V.2 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
Sebelum dan Selama Inaktivasi Sediaan Benzalkonium Klorida...56 V.3 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
Sebelum dan Selama Pengujian Sterilitas...57 V.4 Hasil Uji Fertilitas Media Tioglikolat Cair dan Case-amino
(Kontrol Positif) ...58 V.5 Hasil Uji Sterilitas Media Tioglikolat Cair dan Case-amino
(Kontrol Negatif) ...59 V.6 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Benzalkonium Klorida Menggunakan
Media Tioglikolat Cair dan Case-amino...60 V.7 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Menggunakan Media Tioglikolat Cair dan
Case-amino...61 V.8 Hasil Kontrol Lingkungan Uji Efektivitas Pengawet...62 V.9 Jumlah Awal Rata-rata Mikroba Uji dalam cfu (Colony FormingUnits)
per ml untuk Uji Efektivitas Pengawet...62 V.10 Jumlah Mikroba dalam cfu (Colony Forming Units) per ml Pada Uji
Efektivitas Pengawet...63 V.11 Persentase Rata-Rata dan Logaritma Penurunan Jumlah Mikroba Pada
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gambar Struktur Kimia Benzalkonium Klorida...4 3.2 Gambar Skema Kerangka Konseptual...36 4.1 Gambar Letak Media Agar dalam Unit Laminar Air Flow Cabinet
Sebelum Pengujian Sterilitas...41 4.2 Gambar Letak Media Agar dalam Unit Laminar Air Flow Cabinet Saat
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Riwayat Hidup ... 73
2 . Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 74
3. Perhitungan Bahan ... 75
4. Surat Anti-Plagiasi ... 77
5. Foto alat dan Bahan... 78
6. Skema Tahapan Pembuatan Sediaan... 80
7. Skema Kerja Uji Inaktivasi Pengawet ... 81
8. Skema Kerja Uji Sterilitas Sediaan ... 82
9. Skema Uji Efektivitas Pengawet ... 83
10. Sertifikat Bahan Asam Asetat ... 84
11. Sertifikat Bahan Natrium Asam ... 86
12. Foto Hasil Kontrol Lingkungan Pada Proses Pembuatan Sediaan Benzalkonium Klorida ... 87
13. Foto Hasil Kontrol Lingkungan Pada Uji Inaktivasi Pengawet ... 89
14. Foto Hasil Uji Inaktivasi Pengawet dan Uji Fertilitas Serta Uji Sterilitas Media Tioglikolat Cair dan Case-amino ... 91
15. Foto Hasil Kontrol Lingkungan Pada Uji Sterilitas ... 92
16. Foto Hasil Uji Sterilitas Sediaan Benzalkonium Klorida ... 93
17. Foto Hasil Uji Efektivitas Benzalkonium Klorida 0,025% ... 93
18. Gambar Kontrol Jumlah Mikroba Standar 0,5 McFarland (Pseudomonas aeruginosa ) ... 96
19. Hasil Gambar Uji Fertilitas dan Sterilitas Media Tioglikolat Cair dan Case-amino ... 97
20. Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Selama Pengujian Efektivitas Pengawet Sediaan ... 98
21 Perhitungan Persentase dan Logaritma Penurunan JumlahBakteri... 99
22 Sertifikat Bakteri uji ... 100
23 Skema Kerja Pembuatan Media Nutrient Agar ... 103
24 Skema Kerja Pembuatan Suspensi Mikroba Bakteri ... 104
71
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin. 2009. Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Perluasan. Bandung: Penerbit ITB
Anonim. 2007. United State Pharmacopoeia, Edisi 30. Rockville : USP Convention, Inc.
Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI press
Ansel, Howard C., 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Halaman : 541-542 Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat
Yang Baik. Jakarta : Badan POM
Butcher, W and Ulaeto, D. (2010). Contact Inactivation of Orthopoxviruses by Household Disinfectants. Philadelphia: Department of Biomedical Sciences, Dstl Porton Down.
Cooper, J. W., Gunn, 1975, Dispensing for Pharmaceutical Students, Twelfth Ed.10, Pitman Medical Publishing co. ltd, London,
Debbasch C., Francoise Brignole., Pierre-Jean Pisella., Jean-Michel Warnet., Patrice Rat., and Christophe Baudouin. 2001. Quaternary Ammoniums
and Other Preservatives’ Contribution in Oxidative Stress and
Apoptosis on Chang Conjunctival Cells. Investigative Ophthalmology & Visual Science, March 2001, Vol. 42, No. 3
Denyer, S.P., Baird, R.M., 2007, Guide to Microbial Control in Pharmaceuticals and Medical Devices 2nd ed., h.338-339, CRC Press, New York
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Epstein SP, Ahdoot M, Marcus E, Asbell PA. 2009. Comparative Toxicity of Preservatives on Immortalized Corneal and Conjunctival Epithelial Cells. J Ocul Pharmacol Ther ; 25 (2) :113–119
Gupte,Satish, 1990. Mikrobiologi Dasar. Terjemahan E.Suryawidjaja : The Short Textbook of Medical Microbiology. Bina rupa Aksara. Jakrata
Holt JC, Bergey DH. Bergey's Manual of Determinative Bacteriology, 9th ed., Baltimore: Williams & Wilkins. 1994.
Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
72
Loughlin, M.F., Jones, M.V., and Lambert, P.A. (2002). Pseudomonas aeruginosa Cells Adapted to Benzalkonium Chloride Show Resistance to Other
Membran-active Agents But Not to Clinically Relevant Antibiotics.
Merseyside: Microbiology Research Group, School of Life and Health Sciences, Aston University.
Rasmussen, CA., Kaufman, PL,, Kiland, JA. 2013. Benzalkonium Chloride and Glaucoma. J Ocul Pharmacol Ther
Remington, J. P. 2005. Remington’s Pharmaceutical The Science and Practice in Pharmacy 21st Edition. Pennsylvania : Lippincott Williams & Wilkins. Halaman : 873-889
Rosin, Lauren M dan Bell, Nicholas P. 2013. Preservative Toxicity in Glaucoma Medication : Clinical Evaluation of Benzalkonium Chloride-Free 0,5% Timolol Eye Drops. Clin Ophthalmol Vol 7 pp. 2131-2135
Patrick J. Crowley & David P. Elder, 2012. Antimicrobial Preservatives Part One : Choosing a Preservative System. American
Patrick J. Crowley & David P. Elder, 2012. Antimicrobial Preservatives Part Two : Choosing a Preservative. American
Patrick J. Crowley & David P. Elder, 2012. Antimicrobial Preservatives Part Three : Challenges Facing Preservative System. American
Pelscar, MJ. & E.C.S. Chan, 1986, Penterjemah, Ratna Siri Hadioetomo dkk.
Dasar-Dasar Mikrobiologi 1, Universitas Indonesia Press. Jakarta Pratiwi, S.T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga, Jakarta
Rowe, C Raymond, dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi keenam. London : Pharmacetical Press
Somani, S.B., Ingole, W.N., and Kulkarni, S.N. (2011). Disinfection of Water by Using Sodiun Chloride (NaCl) and Sodium Hypochlorite (NaOCl).
Shegaon: Shri Sant Gajanan Maharaj College of Engineering. al. Stefanus, Lukas. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Penerbit ANDI
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Zat antimikroba merupakan bahan yang digunakan untuk menurunkan jumlah mikroba variabel sebagai pengganti cara produksi yang baik. Bagaimanapun juga dapat timbul keadaan yang memerlukan penggunaan pengawet untuk menekan perkembangan mikroba. Harus diakui bahwa adanya mikroba yang telah mati atau hasil metabolisme mikroba yang hidup dapat menimbulkan efek negatif pada orang yang peka. Setiap zat anti mikroba dapat besifat pengawet, meskipun demikian semua zat antimikroba adalah zat yang beracun, maka pada penggunaan harus diusahakan agar pada kemasan akhir kadar pengawet yang masih efektif lebih rendah dari kadar yang dapat menimbulkan keracunan pada manusia sehingga perlu dilakukan uji efektivitas pengawet pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair, seperti produk-produk parenteral, telinga, hidung, dan mata (Depkes RI, 1995).
Benzalkonium klorida adalah bahan aktif-permukaan kationik dari golongan ammonium kuaterner.Benzalkonium klorida merupakan pengawet yang sering digunakan efektif dalam dosis kecil, reaksi cepat, stabilitas yang tinggi, pada konsentrasi 0,01 % - 0,02 % b/v. Pada sediaan nasal dan telinga konsentrasinya berkisar 0,002% - 0,02% w/v. Benzalkonium klorida pada konsentrasi 0,01% juga digunakan sebagai pengawet untuk sediaan parenteral volume kecil. Benzalkonium klorida tidak efektif terhadap beberapa strain
Pseudomonas aeruginosa , Mycobacterium tuberculosis, Trichophyton interdigitale, dan T.rubrum. Sering digunakan dalam kombinasi dengan pengawet atau eksipien lain, terutama 0,01% - 0,1% b/v dinatrium edetat, benzyl alcohol, feniletanol atau fenilpropanol untuk meningkatkan aktivitas mikroba melawan Pseudomonas aeruginosa (Rowe et al., 2009).
2
seperti benzalkonium klorida dapat berinteraksi dengan gugus-gugus yang bermuatan negatif pada dinding sel bakteri. Interaksi ini menyebabkan netralisasi muatan yang memfasilitasi adsorpsi zat aktif sehingga terjadi kerusakan dinding sel bakteri. Selain itu, benzalkonium klorida juga menyebabkan presipitasi protein plasma sel bakteri (Loughlin et al, 2002; Steven, 2011).
Salah satu factor penting dalam pertumbuhan bakteri adalah nilai pH. Bakteri memerlukan suatu pH optimum (6,5 - 7,5) untuk tumbuh optimal. Nilai pH minimum dan maksimum untuk pertumbuhan kebanyakan spesies bakteri adalah 4 dan 9. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri ini berkaitan dengan aktivitas enzim. Enzim ini dibutuhkan oleh beberapa bakteri untuk mengkatalis reaksi-reaksi yang berhubungan dengan pertumbuhan bakteri. Apabila pH dalam suatu medium atau lingkungan tidak optimal maka akan mengganggu kerja enzim-enzim tersebut dan akhirnya mengganggu pertumbuhan bakteri itu sendiri (Pelczar dan Chan, 1986).
Pseudomonas aeruginosa tumbuh secara obligat aerob pada pembenihan gizi sederhana pada suhu 37°C-42°C. Suhu optimum untuk pertumbuhan pseudomonas adalah 42°C dan pH pertumbuhan 7 – 8,5. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang tersebar luas di alam dan biasanya ada di lingkungan lembab di rumah sakit. Pseudomonas aeruginosa dapat berada pada orang sehat, yang bersifat saprofit. Bakteri ini menjadi patogenik jika berada pada tempat dengan daya tahan tidak normal (Jawetz dkk., 2005). Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu kuman penyebab infeksi nosokomial. Biasanya kuman ini menyebabkan infeksi sekunder pada luka, luka bakar dan luka menahun pada kulit. Bakteri ini juga menyebabkan diare pada bayi, infeksi saluran kemih yang disebabkannya dapat berlangsung lebih lama dan dapat pula berkembang menjadi septicemia. Lesi pada mata, otitis media, empyema paru-paru, abses otak dan meningitis dapat pula disebabkan oleh bakteri ini (Gupte Satish, 1990).
3
merupakan lingkungan yang tidak mendukung bagi Pseudomonas aeruginosa
yang tidak tahan asam dan memiliki pH tumbuh di rentang pH 7 – 8,5 (Jawetz dkk., 2005). Benzalkonium klorida merupakan golongan ammonium kuaterner yang bersifat kation aktif jadi apabila pH dibuat basa sehingga aktivitas antibakteri benzalkonium klorida karena jumlah bentuk yang tak terionkan semakin besar (Siswandono dan Soekarjo, 2011). Benzalkonium klorida yang merupakan pengawet bahan beracun yang pada penelitian ini akan ditingkatkan konsentrasinya. Maka perlu dilakukan “Uji Efektivitas Benzalkonium Klorida Konsentrasi 0.025% Pada pH 6 Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa”
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana efektivitas benzalkonium klorida konsentrasi 0.025% pada pH 6 terhadap aktivitas bakteri Pseudomonas aeruginosa ?
1.3. Tujuan Penilitian
Adapun tujuan dari penilitian ini adalah :
Dapat mengetahui bagaimana efektivitas benzalkonium klorida konsentrasi 0.025% pada pH 6 terhadap aktivitas Pseudomonas aeruginosa.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat bagi industri
Dapat memberikan informasi untuk industri kadar dan pH yang dapat digunakan untuk pembuatan sediaan farmasi.
1.4.2. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan