• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rtc (Real Time Clock) Ds1307 Sebagai Pengatur Waktu Pada Sistem Traffic Light Adaptif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rtc (Real Time Clock) Ds1307 Sebagai Pengatur Waktu Pada Sistem Traffic Light Adaptif"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

RTC (Real Ti

WAKTU PA

A

FAKULTAS MA U

l Time Clock) DS1307 SEBAGAI PENGA

PADA SISTEM TRAFFIC LIGHT AD

TUGAS AKHIR

ARMANSAH PUTRA SINGARIMBUN 122408015

PROGRAM STUDI D3–FISIKA DEPARTEMEN FISIKA

MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

ENGATUR

ADAPTIF

(2)

RTC (Real Ti

WAKTU PA

Diajukan Untuk Me

A

FAKULTAS MA U

l Time Clock) DS1307 SEBAGAI PENGA

PADA SISTEM TRAFFIC LIGHT AD

TUGAS AKHIR

elengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Me Madya

ARMANSAH PUTRA SINGARIMBUN 122408015

PROGRAM STUDI D3–FISIKA DEPARTEMEN FISIKA

MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

ENGATUR

ADAPTIF

Memperoleh Ahli

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : RTC (Real Time Clock) DS1307 SEBAGAI PENGATUR

WAKTU PADA SISTEM TRAFFIC LIGHT ADAPTIF Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ARMANSAH PUTRA SINGARIMBUN

NIM : 122408015

Program Studi : D-III FISIKA

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juli 2015

Disetujui Oleh

Ketua Program Studi, Pembimbing,

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

RTC (Real Time Clock) DS1307 SEBAGAI PENGATUR WAKTU PADA SISTEM TRAFFIC LIGHT ADAPTIF

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebut

sumbernya.

Medan, Juli 2015

(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Meskipun dalam

proses penulisan banyak menemui hambatan dan rintangan namun dengan usaha

maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya

tugas akhir ini dapat selesai. Atas bantuan dan motivasi yang diberikan dari

berbagai pihak, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan bantuan berupa

dukungan moril dan materil yang sangat membantu dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Marpongahtun, M.Sc selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Susilawati, M.Si selaku ketua Program Studi D-3 Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Bisman Perangin-angin, M.Eng.Sc selaku pembimbing yang

telah membimbing dan mengarahkan kepada penulis dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

6. Seluruh Staf Pengajar / Pegawai program studi fakultas MIPA Universitas

Sumatera Utara.

7. Kawan saya Gunawan, Arman Hidayat, Redondo Lijuandi, Irda Florista

(6)

seluruh rekan Fisika Instrumentasi D3 yang memberikan bantuan penulis

untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Semua pihak yang turut membantu dalam pengerjakan Tugas Akhir ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat

terbuka terhadap saran maupun kritikan dalam sebuah diskusi yang membangun

dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat

(7)

ABSTRAK

Penggunaan RTC (Real Time Clock), Mikrokontroler dan Lacth dapat mengatur traffic light ( merah, kuning, hijau) tersebut menyala sesuai dengan waktu yang kita inginkan. Real Time Clock (RTC) digunakan untuk mengatur detik, menit, hari, tanggal, bulan dan lain-lain. Dengan menggunakan Real Time Clock (RTC), kita bisa membuat program waktu yang tepat yang diperlukan dalam menyalakan lampu pada traffic light. Perancangan alat lampu lalu lintas (Traffic Light) menggunakan Real Time Clock (RTC) sebagai pengatur waktu ditempatkan pada persimpangan jalan untuk menghindari tidak terjadi kemacetan yang disebabkan oleh kendaraan yang melewati jalan tersebut.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

PENGHARGAAN ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penulisan ... 2

1.4. Batasan Masalah ... 2

1.5. Sistematika Penulisan ... 3

BAB 2. LANDASAN TEORI ... 4

2.1. Mikrokontroler ... ... 4

2.1.1. Mikrokontroler ATMega8 ... 4

2.1.2. Arsitektur Mikrokontroler ATMega8 ... 5

2.1.3. Fitur Mikrokontroler ATMega8 ... 7

2.1.3.1. Fitur Perangkat ... 7

2.1.3.2. Fitur Spesial ... 8

2.1.4. Konfigurasi Pin Pada Mikrokontroler ATMega8 ... 9

2.1.5. Deskripsi Pin-pin Pada Mikrokontroler ATMega8 ... 10

2.1.6. Kebutuhan Clock ... 14

2.2. RTC (Real Time Clock) DS1307 ... 14

2.2.1. Konfigurasi Pin RTC DS1307 ... 15

2.2.2. Fitur–fitur RTC DS1307 ... 16

2.2.3. Peta Alamat RTC DS1307 ... 17

2.2.4. Register Kontrol RTC DS1307 ... 18

2.2.5. Komunikasi I2C Pada RTC DS1307 ... 19

2.3. IC Shift Register 74HC595 ... 21

2.4. IC ULN2803 ... 22

2.5. Liquid Crystal Display (LCD) ... 23

2.5.1. Pengendali/kontroler LCD ... 24

2.5.2. Register Kontrol Pada LCD ... 25

2.5.3. Konfigurasi Pin Pada LCD ... 25

2.5.4. Karakteristik LCD ... 26

2.6. Light Emitting Diode (LED) ... 27

2.7. Tactile Switch ... 28

2.8. Bahasa Pemograman BASCOM-AVR ... 29

2.8.1. Tipe Data ... 30

2.8.2. Variabel ... 31

(9)

BAB 3. PERANCANGAN SISTEM ... 31

3.1. Diagram Blok Rangkaian ... 31

3.2. Perancangan Rangkaian Kendali Sistem ... 34

3.2.1. Rangkaian Catu Daya ... 35

3.2.2. Rangkaian Pewaktu RTC DS1307 ... 36

3.2.3. Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 ... 37

3.2.4. Rangkaian Driver LED ... 38

3.2.5. Rangkaian LCD Karakter 16x2 ... 39

3.2.6. Rangkaian Tombol/Tactile Switch ... 40

3.3. Rancangan Perangkat Lunak Sistem ... 41

3.3.1. Flowchart Sistem ... 41

BAB 4. PENGUJIAN RANGKAIAN ALAT ... 43

4.1. Pengujian Rangkaian Catu Daya ... 43

4.2. Pengujian Rangkaian Pewaktu RTC DS1307 ... 44

4.3. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 ... 48

4.4. Pengujian Rangkaian Tombol/Tactile Switch ... 49

4.5. Pengujian Rangkaian LCD ... 50

4.6. Pengujian Rangkaian Driver LED ... 52

4.7. Pengujian Kerja Sistem Secara Keseluruhan ... 55

BAB 5. PENUTUP ... 56

5.1. Kesimpulan ... 56

5.2. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Alternatif PORT B Pada Setiap Pin ... 10

Tabel 2.2 Fungsi Alternatif PORT C Pada Setiap Pin ... 11

Tabel 2.3 Fungsi Alternatif PORT D Pada Setiap Pin ... 13

Tabel 2.4 Jenis–jenis Sumber Clock ... 14

Tabel 2.5 Peta Alamat RTC DS1307 ... 17

Tabel 2.6 Register Kontrol Pada RTC DS1307 ... 18

Tabel 2.7 Frekuensi SQW Output ... 18

Tabel 2.8 Konfigurasi Pin LCD ... 26

Tabel 2.9 Tipe–tipe data dalam BASCOM-AVR ... 30

Tabel 2.10 Operasi Relasi ... 32

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan Pada Setiap Titik Uji ... 43

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Rangkaian Tombol di Setiap Titik Uji ... 50

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8 ... 6

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8 ... 9

Gambar 2.3 RTC DS1307 ... 15

Gambar 2.4 Kominikasi Serial RTC dengan I2C ... 19

Gambar 2.5 IC Shift Register 74HC595 ... 21

Gambar 2.6 Intergrated Circuit (IC) ULN2803 ... 23

Gambar 2.7 LCD (Liquid Crystal Display) ... 24

Gambar 2.8 Light Emitting Diode (LED) ... 28

Gambar 2.9 Tactile Switch ... 29

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian ... 33

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya ... 35

Gambar 3.3 Rangkaian Pewaktu RTC DS1307 ... 36

Gambar 3.4 Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 ... 37

Gambar 3.5 Rangkaian Driver LED ... 38

Gambar 3.6 Rangkaian LCD Karakter 16x2 ... 39

Gambar 3.7 Rangkaian Tombol / Tactile Switch ... 40

Gambar 3.8 Flowchart Sistem ... 41

Gambar 4.1 Pengujian Pada Rangkaian Catu Daya ... 43

Gambar 4.2 Pengujian Rangkaian Pewaktu RTC DS1307 ... 44

Gambar 4.3 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 ... 48

Gambar 4.4 Pengujian Rangkaian Tombol/Tactile Switch ... 49

Gambar 4.5 Pengujian Rangkaian LCD ... 50

(12)

ABSTRAK

Penggunaan RTC (Real Time Clock), Mikrokontroler dan Lacth dapat mengatur traffic light ( merah, kuning, hijau) tersebut menyala sesuai dengan waktu yang kita inginkan. Real Time Clock (RTC) digunakan untuk mengatur detik, menit, hari, tanggal, bulan dan lain-lain. Dengan menggunakan Real Time Clock (RTC), kita bisa membuat program waktu yang tepat yang diperlukan dalam menyalakan lampu pada traffic light. Perancangan alat lampu lalu lintas (Traffic Light) menggunakan Real Time Clock (RTC) sebagai pengatur waktu ditempatkan pada persimpangan jalan untuk menghindari tidak terjadi kemacetan yang disebabkan oleh kendaraan yang melewati jalan tersebut.

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada kondisi saat ini, seiring dengan tingkat pertambahan kendaraan yang

semakin tinggi maka mengakibatkan kemacetan di jalan raya sering kali

terjadi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan

lampu lalu lintas. Lampu lalu lintas ini berfungsi mengatur jalannya kendaraan

yang melintas dijalan tersebut agar terjadi ketertiban para pengguna jalan.

Real Time Clock (RTC) merupakan suatu chip IC yang memiliki fungsi

sebagai jam dan kalender elektronik dimana perhitungan detik, menit, jam,

hari, bulan dan tahun tersimpan di memori dengan alamat – alamat tertentu.

Sistem perhitungan jam dan kalender pada RTC berjalan secara otomatis dan

kontinyu walaupun power supply dimatikan. Pada pemakaiannya RTC bisa

dihubungkan ke mikrokontroler, dimana mikrokontroler tersebut hanya perlu

melakukan setting mode RTC, setting waktu maupun pembacaan waktu saja.

Pada tugas akhir ini dikembangkan suatu sistem pengaturan lampu lalu lintas

dengan menggunakan RTC. Mikrokontroler akan mengambil data waktu dari

modul RTC melalui komunikasi serial Inter Intergrated Circuit (I2C).

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, penulis membuat sebuah

(14)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam merancang dan membuat “RTC (Real Time Clock) DS1307 SEBAGAI PENGATUR WAKTU PADA SISTEM TRAFFIC LIGHT ADAPTIF”, penulis akan membahas tentang perangkat keras yang meliputi suatu sistem traffic light tersebut yang terdiri dari pengendali lampu,

pencacah, mikrokontroler ATMega8, dan RTC (Real Time Clock) DS1307

sebagai pengatur waktu serta komunikasi yang digunakan dalam perancangan

sistem.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan tugas proyek ini adalah:

1. Membuat suatu prototipe Sistem Traffic Light yang bekerja mandiri

dengan menggunakan RTC (Real Time Clock) DS1307 sebagai pengatur

waktu.

2. Mampu mengurangi kemacetan pada setiap ruas jalan terutama pada saat

jam–jam sibuk.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem Traffic Light menggunakan Mikrokontroler ATMega8 sebagai

pusat pengolahan data.

2. Sistem pengatur waktu menggunakan RTC (Real Time Clock) DS1307.

(15)

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan laporan ini, penulis

membuat susunan bab-bab yang membentuk laporan ini dalam sistematika

penulisan laporan dengan urutan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika

penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan tentang teori pendukung yang

digunakan untuk pembahasan dan cara kerja rangkaian.

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan

alat serta program yang digunakan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan pengujian dan hasil analisa dari alat.

BAB 5 PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran dari alat

ataupun data yang dihasilkan dari alat. Bab ini juga merupakan

(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen - komponen yang

digunakan dalam seluruh unit alat ini. Agar pembahasan tidak melebar dan

menyimpang dari topik utama laporan ini, maka setiap komponen hanya di bahas

sesuai fungsi nya pada masing- masing unit nya.

2.1 Mikrokontroler

Dalam merancang aplikasi elektronika digital dibutuhkan sebuah alat/komponen

yang dapat menghitung, mengingat, dan mengambil pilihan dan digunakan

sebagai otaknya. Kemampuan ini dimiliki oleh sebuah komputer, namun tidaklah

efisien jika harus menggunakan komputer hanya untuk keperluan tersebut. Untuk

itu komputer dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler. Mikrokontroler

sebenarnya adalah pengembangan dari mikroprosesor, namun dirancang khusus

untuk keperluan instrumentasi sederhana.

2.1.1 Mikrokontroler ATMega8

Mikrokontroler dapat dianalogikan sebagai sebuah sistem komputer yang dikemas

dalam sebuah chip, artinya di dalam sebuah IC mikrokontroler sebetulnya sudah

terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapat bekerja, yaitu meliputi

mikroprosesor, ROM, RAM, I/O dan clock seperti halnya yang dimiliki oleh

(17)

Mengingat kemasannya yang berupa sebuah chip dengan ukuran yang

relatif lebih kecil, tentu saja spesifikasi dan kemampuan yang dimiliki oleh

mikrokontroller akan menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan sistem

komputer seperti PC baik dilihat dari segi kecepatannya. Tidak seperti system

komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya

pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa

digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja.

Meskipun dari sebuah kemampuan lebih rendah tetapi mikrokontroler

memiliki kelebihan yang tidak bisa diperoleh pada sistem komputer yaitu,dengan

kemasannya yang kecil dan kompak membuat mikrokontroller menjadi lebih

fleksibel dan praktis digunakan terutama pada sistem-sistem yang relatif tidak

terlalu kompleks atau tidak memerlukan bahan komputasi yang tinggi.

2.1.2 Arsitektur Mikrokontroler ATMega8

Mikrokontroller jenis AVR merupakan keluarga mikrokontroller RISC (Reduced

Instruction Set Computing) keluaran Atmel. Konsep arsitektur AVR pada

mulanya dibuat oleh dua orang mahasiswa di Norwegian institute of Technology (

NTH ) yaitu Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan. Mikrokontroler kemudian

dikembangkan lebih lanjut oleh Atmel. Seri pertama AVR yang dikeluarkan

adalah mikrokontroler 8 bit AT90S8515, dengan konfigurasi pin yang sama

dengan mikrokontroler 8051, termasuk address dan data bus yang termultipleksi.

Mikrokontroler AVR menggunakan teknologi RISC dimana set

instruksinya dikurangi dari segi ukurannya dan kompleksitas mode

(18)

mengunakan kode mesin dan bahasa assembly. Untuk mempermudah dalam

pemograman pada desainer komputer kemudian mengembangkan bahasa

pemograman tingkat tinggi yang mudah dipahami manusia. Namun akibatnya,

intruksi yang ada semakin kompleks dan membutuhkan lebih banyak memori.

Dan tentu saja siklus eksekusi instruksinya menjadi semakin lama.

Dalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi berukuran 16

bit sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock. Berbeda dengan MCS-51 yang

instruksinya bervariasi antara 8 bit sampai dengan 32 bit dan dieksekusi selama 1

sampai 4 siklus mesin membutuhkan 12 periode clock. Dalam pengembangannya

, AVR dibagi menjadi beberapa varian yaitu AT908xx, ATMega, AT86RFxx dan

ATTiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing varian adalah

kapasitas memori dan beberapa fitur tambahan saja. Mikrokontroler ATMega8

merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8bit.

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8

Beberapa tipe mikrokontroler yang berkeluarga sama dengan ATMega8

ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32, ATmega328, dll. Yang

membedakan antara mikrokontroler yang disebutkan antara lain adalah, ukuran

(19)

dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler disebutkan diatas. Namun untuk

segi memori dan periperial lainnya ATMega8 tidak kalah dengan yang lainnya

karena ukuran memori dan periperialnya relatif sama dengan ATMega8535,

ATMega32, dll, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan

mikrokontroler yang lainnya.

2.1.3 Fitur Mikrokontroler ATMega8

Pada mikrokontroler ATMega8 ini terdapat beberapa fitur didalamnya diantaranya

ialah fitur perangkat dan fitur spesial. Adapun yang dimaksud dari kedua fitur

tersebut ialah:

2.1.3.1 Fitur Perangkat

1. Mempunyai dua buah Timer/Counter (pencacah) 8-bit dengan Prescale

yang terpisah (berbeda-beda satu dengan yang lain), juga terdapat mode

pembanding (Compare).

2. Memiliki satu buah Timer/Counter (pencacah) 16bit dengan Prescale yang

terpisah, mode pembanding dan mode Capture.

3. Mencacah (counter) secara berkala (real time).

4. Mempunyai tiga saluran (channel) PWM (Pulse Width Modulation).

5. Terdapat delapan saluran ADC (Analog to Digital Converter) pada

kemasan/ paket TQFP (Thin Quad Flat Pack) dan QFN (Quad Flat

No-lead)/ MLF (Micro Lead Frame) dan bisa mencapai 10-bit dengan akurasi

yang tinggi.

6. Enam saluran ADC pada kemasan PDIP (Plastic Dual Inline Package),

(20)

7. Memiliki antarmuka serial dua kabel (two-wire) berorientasi byte.

8. Dapat diprogram dengan komunikasi Serial USART (Universal

Synchronous and Asynchronous serial Receiver and Transmitter).

9. Memiliki antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface) dengan

tingkat Master/ Slave.

10. Mempunyai Watchdog (monitoring) Timer dengan osilator yang terpisah

di dalam Chip.

11. Memiliki Analog Comparator (pembanding analog) di dalam Chip.

2.1.3.2 Fitur Spesial

1. Terdapat Reset dengan Power-on, dan pendeteksi brown-out

Brown-out adalah kondisi ketidakstabilan power supply (sumber

tegangan) seperti kadang menyala, kadang tidak, kadang tegangan naik,

kadang turun, tetapi dengan waktu yang cepat sehingga kadang kita tidak

menyadarinya. Biasanya jika terdapat peristira ini lampu akan redup,

bahkan bisa hidup dan mati. Peristiwa ini bisa merusak perangkat jika

dibiarkan terus menerus.

2. Memiliki kalibrasi untuk osilator internal

Disamping menduukung osilator external, ATmega8 juga memiliki

osilator internal dan memiliki kalibrasi khusus yang terdapat didalamnya

3. Mempunyai sumber interrupt eksternal dan internal

Pin INT merupakan sistem interrupt dan memiliki sumber interrupt

(21)

4. Terdapat lima mode sleep, yaitu:

 Idle

 ADC Noise Reduction

 Power-safer

 Power-down

 Standby

2.1.4 Konfigurasi Pin Pada Mikrokontroler ATMega8

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8

Konfigurasi Mikrokontroler ATMega8 dapat dilihat digambar 2.1 diatas,

Mikrokontroler ATMega8 memiliki 28 pin yang terdiri dari Input/Output, Vcc,

GND,dan AREF. Secara fungsional konfigurasi pin-pin tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan atau catu daya.

(22)

3. Port B (PB0 – PB7) merupakan jalur 8 bit yang difungsikan sebagai

input/output.

4. Port C (PC0 –PC6) merupakan jalur data 7 bit yang difungsikan sebagai

input/output data digital.

5. Port D (PD0 – PD7) merupakan jalur data 8bit yang masing-masing

pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output.

6. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.1.5 Deskripsi Pin-pin Pada Mikrokontroler ATMega8

Mikrokontroler ATMega8 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC,

dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat

difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperial

lainnya.

1. PORT B

PORTB merupakan jalur data 8bit yang dapat difungsikan sebagai input/output.

Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti yang tertera pada

tabel di bawah ini:

(23)

- ICP1(PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.

- OC1A(PB1), OC1B(PB2) dan OC2(PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (pulse width modulation).

- MOSI(PB3), MISO(PB4), SCK(PB5), SS(PB2) merupakan jalur komunikasi SPI. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur

pemograman serial (ISP). TOSC1(PB6) dan TOSC2(PB7) dapat

difungsikan sebagai sumber clock external untuk timer.

- XTAL1(PB6) dan XTAL2(PB7) merupakan sumber clock utama

mikrokontroler. Perlu diketahui, jika kita menggunakan clock internal

(tanpa crystal) maka PB6 dan PB7 dapat difungsikan sebagai input/output

digital biasa. Namun jika kita menggunakan clock dari crystal external

maka PB6 dan PB7 tidak dapat kita gunakan sebagai input/output.

2. PORT C

PORTC merupakan jalur data 7bit yang dapat difungsikan sebagai

input/output digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut:

(24)

- ADC 6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar

10bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa

tegangan analog menjadi data digital.

- I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain

yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas,

accelerometer nunchuck, dll.

- RESET merupakan salah satu pin penting di mikrokontroler, RESET

dapat digunakan untuk merestart program. Pada ATMega8 pin RESET

digabungkan dengan salah satu pin IO (PC6). Secara default PC6 ini

didisable dan diganti menjadi pin RESET. Kita dapat mendisable fungsi

pin RESET tersebut untuk menjadikan PC6 sebagai pin input/output. Kita

dapat melakukan konfigurasi di fusebit untuk melakukan pengaturannya,

namun saya sarankan untuk tidak merubahnya karena jika pin RESET di

disable maka kita tidak dapat melakukan pemograman melalui jalur ISP.

3. PORT D

PORTD merupakan jalur data 8bit yang masing-masing pin-nya juga dapat

difungsikan sebagai input/output. Sama seperti PORTB dan PORTC, PORTD

(25)

Tabel 2.3 Fungsi Alternatif PORT D pada setiap pin

- USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan

level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial,

sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk

menerima data serial.

- Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari

program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi

hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan

menjalankan program interupsi.

- XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu

membutuhkan external clock.

- T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.

(26)

2.1.6 Kebutuhan Clock

Sumber clock pada ATMega8 secara garis besar ada 2 buah, yaitu clock internal

dan clock external. Untuk clock internal maksimum clock yang dapat digunakan

adalah 8MHz, sedangkan untuk clock external maksimum clock yang dapat

digunakan adalah sebesar 16MHz. Lebih jelasnya mengenai berbagai macam

sumber clock dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 2.4 Jenis-jenis sumber Clock

Untuk sumber clock external kita dapat menggunakan RC osilator atau

crystal osilator. Namun biasanya yang lebih banyak digunakan adalah osilator tipe

crystal.

2.2 RTC (Real Time Clock) DS1307

Real Time Clock (RTC) DS1307 adalah IC yang dibuat oleh perusahaan Dallas

Semiconductor. RTC (Real Time Clock) DS1307 bekerja dengan daya rendah

(low power), memiliki kalender/jam BCD dan SRAM yang nonvolatile dengan

kapasitas 56 bytes. Alamat dan data dikirim melalui 2 kabel dwi-arah. Jam dan

(27)

baik untuk 31 hari maupun kurang. Jam bekerja dalam format 24 jam atau 12 jam

dengan indikator AM/PM. DS1307 dapat mendeteksi secara otomatis catu

dayanya, jika catu daya ke sistem mati, maka secara otomatis DS1307 akan

mengambil catu daya dari baterai (jika dipasang). DS1307 memiliki akurasi

(kadaluarsa) hingga tahun 2100.

Pada sistem komputer chip RTC sering dijumpai pada motherboard PC

(biasanya terletak dekat chip BIOS). Semua komputer menggunakan RTC karena

berfungsi menyimpan informasi waktu terkini dari komputer yang bersangkutan.

RTC dilengkapi dengan baterai sebagai pensuplai daya pada chip, sehingga jam

akan tetap up-to-date walaupun komputer dimatikan. RTC dinilai cukup akurat

sebagai pewaktu (timer) karena menggunakan osilator kristal. Ada beberapa jenis

RTC, yaitu : DS1307, DS1302, DS12C887, DS3234.

Gambar 2.3 RTC (Real Time Clock) DS1307

2.2.1 Konfigurasi pin RTC DS1307

Adapun konfigurasi dari setiap pin pada RTC DS1307 adalah:

(28)

menulis maupun membaca data. Ketika baterai disambungkan pada IC dan

nilai Vcc dibawah 1.25 Vbat. Proses penulisan dan pembacaan data tidak

dapat dilakukan, namun proses pencacahan waktu tetap berjalan dan tidak

terpengaruh oleh peenurunan Vcc, karena IC akan mengambil sumber

tegangan dari Vbat.

2. Vbat : Digunakan sebagai masukan baterai lithium 3 volt atau sumber

energy yang lain. Tegangan baterai harus berkisar antara 2 volt sampai 3.5

volt. Baterai lithium 48 mA atau lebih besar dapat digunakan lebih dari 10

tahun pada suhu 25oC.

3. SCL (Serial Clock Input) : SCL digunakan untuk sinkronisasi perpindahan

data pada antarmuka serial.

4. SDA (Serial Data Input/Output) : SDA berfungsi sebagai pin masukan dan

keluaran pada antarmuka serial 2 kabel. Pin SDA dan SCL membutuhkan

resistor pull-up sekitar 4K7ohm.

5. SQW/OUT (Square Wave/Output Driver) : Jika diaktifkan, SQWE bit

harus diset ke 1. SQWE akan mengeluarkan gelombang kotak dengan

pilihan frekuensi (1Hz, 4kHz, 8kHz, 32kHz). Pin SQW/OUT

membutuhkan resistor pull-up eksternal. SQW/OUT dapat bekerja baik

dengan sumber tegangan Vcc maupun dengan kristal 32,768kHz.

2.2.2 Fitur–fitur RTC DS1307

1. Real Time Clock menyimpan data – data detik, menit, jam, tanggal,

(29)

3. Antarmuka serial two wire (I2C).

4. Sinyal keluaran gelombang kotak terprogram (Programmable

squarewave).

5. Konsumsi daya kurang dari 500nA menggunakan mode baterai

cadangan dengan operasional osilator.

6. Tersedia fitur industri dengan ketahanan suhu antara -40oC hingga

+85oC.

7. Tersedia dalam kemasan 8-pin DIP atau SOIC.

2.2.3 Peta Alamat RTC DS1307

Pemetaan alamat pada RTC DS1307 dimana register-register DS1307

ditempatkan pada lokasi pengalamatan 00h sampai 07h. Sedangkan register

-register RAM (Random Access Memory) ditempatkan pada lokasi pengalamatan

08h sampai 3Fh.

Khusus alamat 02H, bit-6 LOW untuk siklus jam 00–24 dan HIGH untuk

siklus jam 00–12. Bit-5 HIGH pada saat PM dan LOW pada saat AM atau angka

puluhan jika bit-6 LOW.

(30)

2.2.4 Register Kontrol RTC DS1307

Register kontrol pada RTC DS1307 digunakan untuk mengontrol operasi pada pin

SQW/OUT.

Tabel 2.6 Register Kontrol Pada RTC DS1307

BIT 7 BIT 6 BIT 5 BIT 4 BIT 3 BIT 2 BIT 1 BIT 0

OUT X X SQWE X X RS1 RS0

1. Bit 7 Output Control (OUT) : Bit 7 adalah keadaan jika pin SQW/OUT di

disable sehingga tidak mengeluarkan clock, bit 7 ini menentukan level

sinyal yang keluar dari pin SQW/OUT. Jika bit 7 ini LOW, maka level pin

SQW/OUT ikut LOW dan jika bit 7 ini HIGH, maka level pin SQW/OUT

ikut HIGH.

2. Bit 4 Square-wave Enable : Digunakan untuk enable/disable keluarnya

clock dari pin SQW/OUT. HIGH berarti enable dan LOW berarti disable.

Frekuensi sinyal clock yang keluar dari pin SQW/OUT ditentukan oleh

kondisi bit 1 dan bit 0.

3. Bit 1 dan 0 Rate Select (RS1, RS0) Digunakan untuk menentukan

frekuensi yang keluar dari pin SQW/OUT. Kombinasi nilai RS0, dan RS1

menghasilkan output gelombang kotak dengan nilai frekuensi

masing-masing yang ditunjukkan oleh tabel 2.7

(31)

2.2.5 Komunikasi I2C Pada RTC DS1307

Untuk membaca data tanggal dan waktu yang tersimpan di memori RTC DS1307

dapat dilakukan melalui komunikasi serial I2C seperti tampak pada gambar

berikut:

Gambar 2.4 Komunikasi serial RTC dengan I2C

Dari gambar 2.4 diatas dapat dilihat DS1307 beropersai sebagai slave pada

bus I2C. Cara Access pertama mengirim sinyal START diikuti device address dan

alamat sebuah register yg akan dibaca. Beberapa register dapat dibaca sampai

STOP condition dikirim.

I2C singkatan dari Inter Integrated Circuit, adalah sebuah protokol untuk

komunikasi serial antar IC, dan sering disebut juga Two Wire Interface (TWI).

Bus yang digunakan untuk komunikasi antara mikrokontroler dan divais periferal

seperti memori, sensor temperatur dan I/O expander. Komunikasi dilakukan

melalui dua jalur: SDA (serial data) dan SCL (serial clock). Setiap divais I2C

memiliki 7-bit alamat yang unik. MSB adalah fix dan ditujukan untuk kategori

(32)

serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim

maupun menerima data. Divais yang mengirim data sepanjang bus disebut master,

divais yang menerima data disebut slave. Master memulai transmisi dengan

sebuah sinyal start, dan menghentikan transmisi dengan sebuah sinyal stop pada

jalur SDA. Selama sinyal start dan stop, jalur SCL harus dalam keadaan high.

Setelah master memulai pengiriman data dengan sebuah sinyal start,

master menulis satu byte alamat divais kepada slave. Setiap byte data harus

memiliki panjang 8-bit. Slave harus memberikan konfirmasi dari byte data yang

diterimanya dengan sebuah bit acknowledge (ACK). Sinyal Start merupakan

sinyal untuk memulai semua perintah, didefinisikan sebagai perubahan tegangan

SDA dari 1 menjadi 0 pada saat SCL 1. Sinyal Stop merupakan sinyal untuk

mengakhiri semua perintah, didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari 0

menjadi 1 pada saat SCL 1. Sinyal dasar yang lain dalam I2C Bus adalah sinyal

acknowledge yang disimbolkan dengan ACK. Setelah transfer data oleh master

berhasil diterima slave, slave akan menjawabnya dengan mengirim sinyal

acknowledge, yaitu dengan membuat SDA menjadi 0 selama siklus clock ke 9.

Pada komunikasi I2C antara DS1307 dan mikrokontroler, data- data jam

dan yang lain dikirim dalam format BCD. Data dikirim per-byte dari

mikrokontroler ke DS1307 secara serial. Setelah menerima satu byte data,

DS1307 sebagai slave akan mengirim sinyal acknowledge ke mikrokontroler.

Sinyal acknowledge adalah tanda bahwa satu byte data telah diterima oleh

DS1307. Awal komunikasi, mikrokontroler akan membangkitkan sinyal start I2C.

(33)

karena mikrokontroler akan menuliskan terlebih dahulu alamat awal pembacaan

register DS1307. Setelah itu, proses pembacaan I2C dimulai. Mikrokontroler

mengirimkan alamat DS1307 beserta kode instruksi baca. Proses pembacaan

dilakukan per-byte dimulai dari register deetik sampai register tahun. Setelah

menerima data 1 byte utuh mikrokontroler akan mengirimkan sinyal acknowledge

ke DS1307. Pada akhir pembacaan register tahun, akan dikirim sinyal

notacknowledge dan diakhiri dengan sinyal stop.

2.3 IC Shift Register 74HC595

Shift register SIPO (Serial In Paralel Out) memiliki pin input serial, pin clock, dan

beberapa pin output. Setiap kali sinyal clock terdeteksi di pin clock, nilai-nilai

pada pin-pin output akan digeser ke kiri (umumnya), dan nilai pin input akan

diselipkan menjadi bit terendah (LSB). Sinyal clock umumnya ditandai dengan

perubahan tegangan naik (rising up) atau turun (rising down) tergantung dari

spesifikasi shift register yang bersangkutan.

Gambar 2.5 IC Shift Register 74HC595

74HC595 adalah IC (integrated circuit, sirkuit elektronika terpadu) dari

(34)

menerima masukan secara serial dan keluaran paralel dalam 8-pin keluaran. Data

masukan disimpan pada register penyimpanan tipe-D sepanjang satu byte (8 bit

D-type storage register). Register penyimpanan ini memiliki keluaran paralel

dengan 3 kondisi (3-state): HIGH, LOW, dan NULL (High-Z, High Impedance).

Sumber detak terpisah disediakan untuk masing-masing register (shift register dan

storage register).

Shift Register memiliki pin kendali SRCLR untuk mereset data di antrian

(direct overriding clear control), pin masukan serial (SER), dan pin keluaran

serial untuk disambungkan dengan IC lainnya (cascading). Dengan adanya pin

keluaran serial ini, data keluaran paralel dapat diekspansi menjadi lebih dari 8-bit.

Shift register clock (SRCLK) maupun storage register clock (RCLK) dipicu pada

sisi positif signal (positive-edge triggered). Bila kedua sumber detak

disambungkan bersama-sama, shift register akan selalu satu pulsa detak lebih

awal dibanding storage register.

2.4 IC ULN2803

ULN2803 adalah chip Integrated Circuit (IC) berupa rangkaian transistor

Darlinton dengan Tegangan Tinggi. Hal ini memungkinkan untuk membuat

antarmuka sinyal TTL dengan beban tegangan tinggi. Chip mengambil sinyal

tingkat rendah (TLL, CMOS, PMOS, NMOS) yang beroperasi pada tegangan

rendah dan arus rendah dan bertindak sebagai relay, menyalakan atau mematikan

tingkat sinyal yang lebih tinggi di sisi yang berlawanan. Secara fisik ULN2803

(35)

sinyal rendah). Pin 10 adalah COM pada sisi yang lebih tinggi dan umumnya akan

dihubungkan ke tegangan positif. Pins 11-18 adalah output (Pin 1 untuk Pin 18,

Pin 2 untuk 17, dst).

Gambar 2.6 Intergrated Circuit (IC) ULN2803

Di sisi output ULN2803 umumnya berada pada selang nilai 50V/500mA,

sehingga dapat mengoperasikan beban kecil secara langsung. Pada aplikasi lain,

sering digunakan untuk daya kumparan dari satu atau lebih relay yang

memungkinkan tegangan yang lebih tinggi atau arus yang lebih kuat, dikontrol

oleh sinyal tingkat rendah. Dalam aplikasi arus kuat (listrik), ULN2803

menggunakan tingkat rendah (TTL) sinyal untuk mengaktifkan ataupun

mematikan sinyal tegangan/arus yang lebih tinggi pada sisi output.

2.5 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan

elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan

lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan

listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri

(36)

lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul

yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap

dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

Gambar 2.7 LCD (Liquid Cristal Display)

2.5.1 Pengendali/kontroler LCD (Liquid Crystal Display)

Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang

berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).

Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori

dan register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah :

a. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori

tempat karakter yang akan ditampilkan berada.

b. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan

memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari

karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.

(37)

merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh

pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga

pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat

merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.

2.5.2 Register Kontrol Pada LCD (Liquid Crystal Display)

a. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari

mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses

penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display)

dapat dibaca pada saat pembacaan data.

b. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau

ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut

ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.

2.5.3 Konfigurasi Pin Pada LCD

a. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin

ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat

dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler

dengan lebar data 8 bit.

b. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang

menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low

menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high

(38)

c. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low

tulis data, sedangkan high baca data.

d. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.

e. Pin VBL berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini

dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan

ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.

Tabel 2.8 Konfigurasi Pin LCD

No Simbol Level Fungsi

1 Vss - 0 Volt

2 Vcc - 5+10% Volt

3 Vee - Penggerak LCD

4 RS H/L

H=Memasukkan Data,L=Memasukkan Ins

5 R/W H/L H=Baca, L=Tulis

6 E Enable Signal

Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.

(39)

4. Terdapat 80 x 8 bit display RAM ( maksimal 80 karakter ).

5. Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.

6. Dibangun oleh osilator lokal.

7. Satu sumber tegangan 5 Volt.

8. Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.

9. Bekerja pada suhu 0oC sampai 550C.

2.6 Light Emitting Diode (LED)

LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara

kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub

Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila

dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. LED terdiri

dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P

dan N. Proses doping yang dimaksud dalam semikonduktor adalah proses untuk

menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni

sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan.

Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P)

menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah

ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif

(P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon

(40)

Gambar 2.8 Light Emitting Diode (LED)

2.7 Tactile Switch

Tactile Switch merupakan komponen control yang sangat berguna, alat ini dapat

kita jumpai pada panel listrik atau di luar panel listrik. Fungsi tombol tekan adalah

untuk mengontrol kondisi on atau off rangkaian listrik, prinsip kerja tombol tekan

adalah kerja sesaat maksudnya jika tombol kita tekan sesaat maka akan kembali

pada posisi semula. Berdasarkan fungsinya tombol tekan terbagi atas 3 tipe

kontak:

1. Kontak NO (Normally Open = Kondisi terbuka) Tombol jenis ini biasanya

digunakan untuk menghubungkan arus pada suatu rangkaian Kontrol atau

sebagai tombol start. Fungsi mengalirkan arus pada tombol ini terjadi

apabila pada bagian knop nya ditekan sehingga kontaknya saling

terhubung dan aliran listrik akan terputus apabila knopnya dilepas karena

terdapat pegas.

2. Kontak NC (Normally Close = Kondisi Tertutup) Tombol jenis ini adalah

jenis kontak tertutup. Biasanya digunakan untuk memutus arus listrik yaitu

(41)

knop dilepas maka akan kembali pada posisi semula. Tombol jenis ini

digunakan untuk tombol stop.

3. Kontak NO dan NC merupakan gabungan antara kontak NO dan kontak

NC. Mereka berja secara bersamaan dalam satu poros. Jika tombol di

tekan maka kontak NO yang semula terbuka (Open) dan kontak NC yang

terhubung (Close) akan terbalik arah yaitu kontak NO akan menjadi

terhubung (Close) dan kontak NC akan menjadi terbuka (Open). Jika knop

pada tombol dilepaskan maka akan kembali ke posisi semula.

Gambar 2.9 Tactile Switch

2.8 Bahasa Pemograman BASCOM-AVR

Bahasa BASCOM-AVR menggunakan bahasa pemograman BASIC. Bahasa

BASIC adalah bahasa pemograman yang dapat dikatakan bahasa pemograman

berlevel tinggi. Bahasa pemograman berlevel rendah berarti bahasa pemograman

yang berorientasi pada mesin, misalnya bahasa assembly. Sedangkan bahasa

pemograman berlevel tinggi merupakan bahasa pemograman yang berorientasi

pada manusia. Bahasa pemograman berlevel rendah merupakan bahasa

(42)

memprogram dalam bahasa ini diperlukan tingkat kecermatan yang tinggi. Bahasa

pemograman berlevel tinggi relatif mudah digunakan, karena ditulis dengan

bahasa manusia yang lebih mudah dimengerti dan tidak tergantung pada mesin.

Penulisan program dalam bahasa BASCOM-AVR ini tidak mengenal

aturan penulisan dikolam tertentu. Jadi bisa dimulai dari kolom manapun. Namun

demikian, untuk mempermudah dalam pembacaan program dan untuk keperluan

dokumentasi, sebaiknya penulisan program dalam bahasa BASCOM-AVR ini

diatur sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. BASCOM AVR menyediakan

pilihan yang dapat mensimulasikan program.

2.8.1 Tipe Data

Tipe data merupakan bagian program yang penting karena tipe data

mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan komputer. Pemilihan tipe

data yang tepat akan membuat operasi data menjadi lebih efesien dan efektif.

Tabel 2.9 Tipe-Tipe Data Dalam BASCOM-AVR

NO Tipe Jangkauan

6. Single 1.5x10-45–3.4x10

38

7. Double 5.0x10-324–1.7x10

(43)

2.8.2 Variabel

Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu

nilai tertentu di dalam proses program yang dapat diubah-ubah sesuai dengan

kebutuhan. Nama dari variable terserah sesuai dengan yang diinginkan namun hal

yang terpenting adalah setiap variabel diharuskan :

• Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus

berupa huruf, max 32 karakter.

• Tidak boleh mengandung spasi atau symbol-simbol khusus seperti : $, ?,

%, #, !, &, *, (, ), -, +, = dan lain sebagainya kecuali underscore.

• Panjang sebuaah nama variabel hanya 32 karakter.

Untuk dapat menggunakan variabel, maka variabel tersebut harus dideklarasikan

terlebih dahulu pada program yang dibuat.

2.8.3 Operasi–operasi dalam BASCOM AVR

Bahasa pemograman BASCOM AVR ini dapat digunakan untuk menggabungkan,

membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan

menggunakan operator-operator yang tersedia di BASCOM AVR.

• Operator aritmatika adalah operator yang digunakan dalam perhitungan

operator aritmatika meliputi + (tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali).

• Operator Relasi berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya

dapat digunakan untuk membuat keputusan yang sesuai dengan program

(44)

Tabel 2.10 Operasi Relasi

Opertor Relasi Pernyataan

= Sama Dengan X = Y

<> Tidak Sama Dengan X <> Y

< Lebih Kecil Dari X < Y

> Lebih Besar Dari X > Y

<= Lebih Kecil Sama Dengan X <= Y

>= Lebih Besar Sama Dengan X >= Y

• Operator Logika digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau

memanipulasi bit dan bolean. Dalam BASCOM-AVR ada 4 buah operator

logika, yaitu AND, OR, NOT, dan XOR.

• Operator fungsi adalah operator yang digunakan untuk melengkapi

(45)

BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Diagram Blok

Secara garis besar diagram blok rangkaian dapat ditunjukkan pada gambar 3.1

dibawah ini:

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian

MIKROKONTROLER

ATMEGA8

RTC (Real Time Clock)

Tombol

LCD

Traffic

Light 1 Light 2Traffic Light 3Traffic Light 4Traffic

Driver LED Driver LED

(46)

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa RTC (Real Time Clock)

DS1307 dihubungkan ke mikrokontroler dengan sistem komunikasi dua arah (2

wire). Dalam hal ini mikrokontroler dapat difungsikan sebagai pengolah data dari

data yang dikirim RTC (Real Time Clock) DS1307 ke mikrokontroler tersebut.

Pada dasarnya RTC (Real Time Clock) DS1307 tersebutlah yang mengatur waktu

dari sistem traffic light tersebut yang kemudian data dari RTC (Real Time Clock)

DS1307 itu diteruskan ke mikrokontroler untuk diolah datanya.

Dengan adanya RTC (Real Time Clock) DS1307 sebagai pengatur waktu

maka mikrokontroler dapat memutuskan pada pukul berapa sajakah setiap ruas

jalan yang akan mendapatkan penyalaan lampu hijau paling lama, setelah

mikrokontroler memutuskan waktu pada setiap ruas jalan yang akan mendapatkan

penyalaan lampu hijau paling lama maka mikrokontroler akan memerintahkan

driver LED pada traffic light untuk menjalankan prosedur penyalaan lampu

traffic.

3.2 Perancangan Rangkaian Kendali Sistem

Rancangan rangkaian menggunakan komponen-komponen elektronika

analog dan digital. Dalam hal ini, sebagai inti rangkaian digunakan sebuah RTC

(Real Time Clock) dan sebuah mikro dan beberapa komponen pendukung,

misalnya IC yang digunakan untuk Driver LED, dan display. Rangkaian dapat

(47)

3.2.1 Rangkaian Catu Daya

Adapun rangkaian catu daya yang digunakan pada alat ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya

Sumber tegangan pada rangkaian ini adalah dari tegangan PLN, sehingga

digunakan sebuah transformator untuk menurunkan tegangan dari 220V menjadi

9V. Setelah tegangan diturunkan, tegangan tersebut kemudian disearahkan oleh

sebuah dioda. Kapasitor berfungsi sebagai filter sehingga tegangan DC yang

dihasilkan dioda mempunyai ripple tegangan yang kecil. Tegangan tersbut

kemudian di regulasi oleh regulator LM7805 sehingga tegangan output dari

rangkaian ini akan stabil pada 5V. Tegangan inilah yang digunakan untuk

(48)

3.2.2 Rangkaian Pewaktu RTC DS1307

Adapun rangkaian pewaktu yang digunakan pada alat ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3 Rangkaian Pewaktu RTC DS1307

Rangkaian pewaktu yang digunakan adalah rangkaian DS1307. IC ini

merupakan ic yang sering digunakan dalam pembuatan jam digital. Prinsip kerja

dari rangkaian RTC ini adalah pin Vcc dari RTC dihubungkan dengan supply

sebesar 5 Vdc. Sinyal osilasi disediakan melalui kristal dengan frekuensi

32,768KHz yang dihubungkan dengan pin X1 dan X2. Keperluan untuk back-up

supply yang dihubungkan untuk mempertahankan data waktu RTC disediakan

oleh baterai dengan tegangan sebesar 3 Vdc yang dihubungkan dengan pin VBat.

Sedangkan untuk proses komunikasi data waktu dengan sistem keseluruhan diatur

(49)

Bersifat open drain, oleh sebab itu membutuhkan external pull up resistor.

Sedangkan SDA adalah yang berfungsi sebagai masukan/keluaran untuk I2C

serial interface. Bersifat open drain, oleh sebab itu membutuhkan external pull up

resistor. Pin SCL dan pin SDA dihubungkan dengan mikrokontroler yang diberi

resistor pull up sebesar 10 KΩ .

3.2.3 Rangkaian Mikrokontroler ATMega8

Berikut adalah rangkaian mikrokontroler ATMega8 yang digunakan pada alat ini:

(50)

Rangkaian ini merupakan rangkaian minimum ATMega8 dengan 38ristal

16MHz. Dengan rangkaian ini mikrokontroler akan bekerja pada frekuensi kerja

16MHz. Rangkaian minimum ini adalah rangkaian dengan konfigurasi minimum

yang digunakan agar mikrokontroler dapat beroperasi. Pin Reset pada

mikrokontroler terhubung ke 5V melalui sebuah resistor 10K. Pin AVCC, VCC

dan Aref pada mikrokontroler langsung terhubung pada 5V.

3.2.4 Rangkaian Driver LED

(51)

Rangkaian tersebut merupakan rangkaian yang digunakan untuk

menyalakan LED pada traffic light. Rangkaian ini menggunakan IC 74LS595 dan

ULN2803. IC 74LS595 merupakan IC shift register yang dihubungkan pada

mikrokontroler. IC tersebut akan mengubah data serial dari mikrokontroler

menjadi data paralel. Data tersebut kemudian dimanfaatkan untuk menyalakan

LED melalui IC ULN2803. LED dihubungkan melalui SL2, SL3, SL4, dan SL5.

Sedangkan SL1 akan dihubungkan ke mikrokontroler.

3.2.5 Rangkaian LCD Karakter 16x2

Berikut ini merupakan rangkaian yang digunakan untuk mengoperasikan LCD

(52)

Pada rangkaian ini digunakan trimpot yang dihubungkan pada pin 3 dari

LCD. Hal ini bertujuan agar kontras pada karakter yang ditampilkan pada LCD

dapat diatur tingkat kecerahannya. Pin 5 pada LCD dihubungkan langsung pada

GND shingga logika pada pin ini selalu low. Hal ini akan menyebabkan LCD

akan selalu pada mode Write, dimana LCD sifatnya akan selalu untuk

menampilkan data dari mikrokontroler saja.

3.2.6 Rangkaian Tombol / Tactile Switch

Adapun rangkaian tombol / tactile switch yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.7 Rangkaian Tombol / Tactile Switch

Rangkaian ini merupakan sarana input logika digital bagi mikrokontroler.

Dari rangkaian dapat dilihat bahwa ketika sakelar tidak tekan, semua pin pada

(53)

3.3 Rancangan Perangkat Lunak Sistem 3.3.1 Flowchart Sistem

(54)

Gambar diatas merupakan flowchart atau diagram alir sistem. Diagram

tersebut menjelaskan proses alir dari start hingga selesai satu siklus kerja, hal ini

adalah aliran kerja program. Pada saat alat dinyalakan, alat pertama kali akan

menginisialisasi pin - pin yang dihubungkan pada mikrokontroler. Hal ini

bertujuan agar mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan RTC sebagai penentu

waktu, tombol sebagai sarana input digital, rangkaian display LCD dan rangkaian

display waktu. Setelah itu, mikrokontroler akan memeriksa slot waktu yang mana

yang aktif. Slot waktu aktif didapatkan berdasarkan waktu yang diperoleh dari

rangkaian RTC. Slot waktu tersebut berguna untuk menentukan jeda waktu untuk

perpindahan warna lampu pada traffic light. Ketika slot waktu yang aktif sudah

didapatkan, maka dengan demikian jeda waktu yang aktif untuk waktu tersebut

pun sudah didapatkan. Setelah itu alat akan menjalankan urutan penyalaan lampu

traffic light dengan waktu jeda perpindahan warna lampu sesuai dengan data yang

sudah didapatkan tadi. Kemudian program pun kembali lagi untuk memeriksa slot

(55)

BAB 4

PENGUJIAN RANGKAIAN ALAT

Pengujian dilakukan secara masing-masing blok dan secara keseluruhan.

Pengujian dapat dilakukan setelah masing-masing bagian telah terangkai dengan

baik. Berikut adalah hasil pengujian berdasarkan fungsi masing-masing bagian

sistem.

4.1 Pengujian Rangkaian Catu Daya

Gambar 4.1 Pengujian Pada Rangkaian Catu Daya

Pada rangkaian ini, sumber tegangan yang digunakan adalah tegangan AC

dari PLN. Untuk menguji rangkaian ini, dilakukan pengukuran pada titik-titik

yang ditunjukkan pada rangkaian. Berikut merupakan hasil pengukuran tegangan

yang dilakukan:

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan Pada Setiap Titik Uji

Test Point Tegangan

TP1 215 V AC

TP2 10 V AC

TP3 9,5V DC

(56)

4.2 Pengujian Rangkaian Pewaktu RTC DS1307

Gambar 4.2 Pengujian Rangkaian Pewaktu RTC DS1307

Pengujian rangkaian ini dilakukan dengan cara merangkai rangkaian seperti

gambar. Setelah itu, berikut adalah program yang digunakan untuk menguji coba

rangkaian tersebut:

$regfile = "m328pdef.dat"

$crystal = 11059200

$lib "mcsbyte.lbx"

$lib "ds1307clock.lib"

Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.0 , Db5 = Portd.7 ,

(57)

Config Lcd = 16 * 2

Cursor Off

Cls

Config Sda = Portc.4

Config Scl = Portc.5

Const Ds1307w = &HD0

Const Ds1307r = &HD1

Tbl_menu Alias Pind.2

Tbl_up Alias Pind.3

Tbl_down Alias Pind.4

Dim Jam As Byte

Dim Menit As Byte

Dim Detik As Byte

Jam = 16

Menit = 40

Detik = 0

Gosub Ds_setting

(58)

Gosub Disp_waktu

If Menit < 10 Then

Locate 1 , 11

If Detik < 10 Then

Locate 1 , 14

(59)

Locate 1 , 14

Lcd Detik

End If

Return

Ds_waktu:

I2cstart

I2cwbyte Ds1307w

I2cwbyte 0

I2cstart

I2cwbyte Ds1307r

I2crbyte Detik , Ack

I2crbyte Menit , Ack

I2crbyte Jam , Nack

I2cstop

Detik = Makedec(detik)

Menit = Makedec(menit)

Jam = Makedec(jam)

Return

Ds_setting:

Detik = Makebcd(detik)

Menit = Makebcd(menit)

(60)

I2cwbyte Ds1307w

I2cwbyte 0

I2cwbyte Detik

I2cwbyte Menit

I2cwbyte Jam

I2cstop

Return

Setelah program diinputkan pada mikrokontroler, maka akan tampil jam

digital dengan tampilan waktu 16:40:00 pada LCD. Jika hal tersebut tampil, maka

rangkaian DS1307 sudah dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler dengan

baik.

4.3 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8

(61)

Untuk memastikan rangkaian mikrokontroler dalam keadaan baik, maka

dilakukan pengujian rangkaian. Pengujian dilakukan dengan cara merangkai

rangkaian seperti terlihat pada gambar dan kemudian menginputkan program

sederhana pada mikrokontroler tersebut. Berikut merupakan program sederhana

yang diinputkan untuk menguji rangkaian ini:

$regfile = "m328pdef.dat"

$crystal = 16000000

Do

Toggle portd.7

Waitms 100

Loop

Ketika program tersebut berjalan, maka LED yang terhubung pada

mikrokontroler akan tampak berkedip dengan jeda waktu tertentu. Jika sudah

dalam keadaan demikian, maka dapat dikatakan rangkaian tersebut sudah

beroperasi dengan baik.

(62)

Pengujian rangkaian ini dilakukan dengan mengukur tegangan pada titik seperti

yang ditunjukkan pada gambar diatas. Setelah itu, dilakukan penekanan pada

tombol dan pengukuran tegangan dilanjutkan agar mengetahui tombol-tombol

sudah beroperasi dengan baik atau tidak. Berikut ini merupakan table pengukuran

yang dilakukan:

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Rangkaian Tombol di Setiap Titik Uji

Titik

Uji

Tombol 1 Tombol 2 Tombol 3

Tidak

Ditekan

Ditekan

Tidak

Ditekan

Ditekan

Tidak

Ditekan

Ditekan

TP1 4,6V DC 0 4,6V DC 4,6V DC 4,6V DC 4,6V DC

TP2 4,6V DC 4,6V DC 4,6V DC 0 4,6V DC 4,6V DC

TP3 4,6V DC 4,6V DC 4,6V DC 4,6V DC 4,6V DC 0

(63)

Rangkaian LCD diuji dengan cara menghubungkannya dengan mikrokontroler

seperti pada gambar diatas. Kemudian pada mikrokontroler diinputkan program

sebagai berikut:

$regfile = "m328pdef.dat"

$crystal = 11059200

Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.0 , Db5 = Portd.7 ,

Db6 = Portd.6 , Db7 = Portd.5 , Rs = Portb.2 , E =

Portb.1

Config Lcd = 16 * 2

Cursor Off

Cls

Do

Lcd "Test "

Loop

Rangkaian LCD dikatakan dalam kondisi baik apabila setelah program tersebut

diinputkan pada mikrokontroler dan dioperasikan, maka pada LCD akan tampil

(64)

4.6 Pengujian Rangkaian Driver LED

Untuk menguji rangkaian ini, perlu dibuat rangkaian sebagai berikut:

Gambar 4.6 Pengujian Rangkaian Driver LED

Kemudian pada mikrokontroler dimasukkan program berikut:

$regfile = "m8def.dat"

$crystal = 16000000

Pin_data Alias Portb.0

St_cp Alias Portb.1

(65)

Sh_cp Alias Portb.2

Shiftout Pin_data , Sh_cp , Data_lampu , 1

Data_lampu = &H21

Shiftout Pin_data , Sh_cp , Data_lampu , 1

Set St_cp

Waitus 100

Reset St_cp

Wait Waktu_lampu

Data_lampu = &H0C6

Shiftout Pin_data , Sh_cp , Data_lampu , 1

Data_lampu = &H42

(66)

Waitus 100

Reset St_cp

Wait Waktu_lampu_kuning

Data_lampu = &H21

Shiftout Pin_data , Sh_cp , Data_lampu , 1

Data_lampu = &H84

Shiftout Pin_data , Sh_cp , Data_lampu , 1

Set St_cp

Waitus 100

Reset St_cp

Wait Waktu_lampu

Data_lampu = &H42

Shiftout Pin_data , Sh_cp , Data_lampu , 1

Data_lampu = &H0C6

Shiftout Pin_data , Sh_cp , Data_lampu , 1

Set St_cp

Waitus 100

Reset St_cp

Wait Waktu_lampu_kuning

Loop

Ketika program tersebut dijalankan pada rangkaian, maka lampu led akan

(67)

4.7 Pengujian Kerja Sistem Secara Keseluruhan

Akhir dari pengujian rangkaian secara keseluruhan ini dimulai dari menjalankan

sistem hingga mengeksekusi program yang telah dibuat di PC, maka dihasilkan

table data sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kerja Sistem Secara Keseluruhan

Slot Waktu Waktu Merah Hijau Kuning

1 01.00–12.59 - - 0 detik

2 03.00–05.59 5 detik 5 detik 2 detik

3 06.00–08.59 15 detik 15 detik 2 detik

4 09.00–11.59 10 detik 10 detik 2 detik

5 12.00–13.59 15 detik 15 detik 2 detik

6 14.00–16.59 10 detik 10 detik 2 detik

7 17.00–20.59 15 detik 15 detik 2 detik

(68)

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang kemudian

dilanjutkan dengan tahap pengujian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Alat ini sudah bekerja sesuai tujuannya yaitu sebagai Traffic Light

yang bekerja mandiri dengan menggunakan RTC (Real Time Clock)

DS1307 sebagai pengatur waktu. Dengan demikian kemacatan pada

ruas jalan dapat berkurang.

2. Alat ini telah berfungsi dengan baik. Walaupun sumber tegangan

terputus, perhitungan waktu akan tetap berjalan otomatis dan dengan

adanya batteray CMOS maka waktu dapat direset ulang.

5.2 Saran

Dengan memandang dari segi penggunaan dan sistem kerja suatu peralatan,

maka penulis mempunyai beberapa saran untuk pengembangan alat yang di

buat apabila ada pihak yang berminat mengembangkan secara luas antara lain:

1. Rangkaian ini dapat dikembangkan lagi dengan menambah sensor

kepadatan di setiap ruas jalan, sehingga walaupun waktu tunda habis

tetapi sensor masih mendeteksi kepadatan maka otomatis waktu tunda

(delay) bertambah dengan sendirinya.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Putra Eko, Afgianto. 2010. Mudah Menguasai Pemrograman Mikrokontroler Atmel

AVR Menggunakan BASCOM-AVR. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Wahyudin, Didin. 2007. Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 Dengan Bahasa

BASIC Menggunakan BASCOM-8051. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroler AVR ATMega8/32/16/6535 dan pemogramannya

dengan bahasa C pada WinAVR. Bandung: Penerbit Informatika.

http://purnomosejati.wordpress.com/2011/08/25/mengenal-komunikasi-i2cinter-integrated-circuit/

Diakses pada tanggal: 29 April 2015

http://pccontrol.wordpress.com/2011/06/27/pengetahuan-dasar-pemrograman-rtc-ds1307-dengan-bahasa-c-codevision-untuk-avr/

Diakses pada tanggal: 29 April 2015

http://akhdanazizan.com/tombol-tekan-push-button

Diakses pada tanggal: 29 April 2015

http://www.alldatasheet.com

(70)
(71)
(72)
(73)

Program yang digunakan pada “RTC (Real Time Clock) DS1307 Sebagai Pengatur Waktu Pada Sistem Traffic Light Adaptif”

$regfile = "m8def.dat"

St_cp Alias Portb.1

'Enable

Sh_cp Alias Portb.2

(74)

Locate 1 , 8

(75)

Incr Tunda

If Menit < 10 Then Locate 1 , 11 Lcd "0"

End If Lcd Menit

Locate 1 , 14

If Detik < 10 Then Locate 1 , 14 Lcd "0"

End If Lcd Detik

Locate 2 , 14

If Tunda < 10 Then Locate 2 , 14

If Menit > 59 Then Menit = 0

(76)

End If

If Tbl_down = 0 Then Decr Menit

If Menit > 254 Then Menit = 59

Loop Until Tbl_menu = 0 Waitms 150

If Tbl_down = 0 Then Decr Jam

Loop Until Tbl_menu = 0

(77)
(78)

End If

Loop Until Tunda = Tunda_set Tunda = 0

Loop Until Tunda = 2 Tunda = 0

(79)

Gosub Tampil

Loop Until Tunda = Tunda_set Tunda = 0

Loop Until Tunda = 2 Tunda = 0

Loop Until Tunda = Tunda_set Tunda = 0

Loop Until Tunda = 2 Tunda = 0

Loop Until Tunda = Tunda_set Tunda = 0

(80)

Gosub Ambil_waktu Gosub Tampil

Loop Until Tunda = 2 Tunda = 0

Gambar

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8
Tabel 2.5 Peta Alamat RTC DS1307
Tabel 2.6 Register Kontrol Pada RTC DS1307
+7

Referensi

Dokumen terkait

Their possible biosynthetic precursor pyrrolidine-2-acetic acid and its methyl- ester were isolated and identi &#34; ed together with the pyrrolizidine alkaloids

Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Kantor Pusat Bangkok Bank di Thailand, dalam hal ini tidak ada informasi kepemilikan saham bank yang

Japanese Asplenium incisum also contained kaempferol 3- O -gentiobioside, but it was accompanied by kaempferol 3- O -gentiobioside-4 @ - O -glucoside, kaempferol 3- O - glucoside

Amina adalah senyawa organic yang mengandung atom nitrogen trivalent yang mengandung atom nitrogen trivalen yang berkaitan dengan satu atau dua atau tiga atom karbon, dimana amina

undulata , kaempferol 3-methyl ether, quercetin 3,7-dimethyl ether and &#34; ve dihyd- ro # avonols: dihydrokaempferol and its 7-methyl ether, dihydroquercetin and its 7-mono and 7,3

Panitia Pengdaan Barang/Jasa pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan

Kelompok Kerja ULP III di lingkungan Kantor Pusat Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket

Panitia Pengdaan Barang/Jasa pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan