• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Faktor Produksi Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja Dan Mesin Terhadap Produksi Glycerine Pada Pt.Flora Sawita Chemindo Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Faktor Produksi Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja Dan Mesin Terhadap Produksi Glycerine Pada Pt.Flora Sawita Chemindo Medan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI

MODAL, BAHAN BAKU, TENAGA KERJA DAN MESIN

TERHADAP PRODUKSI GLYCERINE PADA PT.FLORA

SAWITA CHEMINDO MEDAN

TESIS

Oleh

EFI HERAWATI 067019044/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI MODAL,

BAHAN BAKU, TENAGA KERJA DAN MESIN TERHADAP

PRODUKSI GLYCERINE PADA PT.FLORA SAWITA

CHEMINDO MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen

pada Progam Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

EFI HERAWATI 067019044/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI MODAL, BAHAN BAKU, TENAGA KERJA DAN MESIN TERHADAP PRODUKSI GLYCERINE PADA

PT.FLORA SAWITA CHEMINDO MEDAN. Nama Mahasiswa : Efi Herawati

Nomor Pokok : 067019044 Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir A. Rahim Matondang, MSIE) (Drs. Rahim Siregar, MA) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Hj. Rismayani, SE, MS) (Prof . Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

(4)

Telah diuji Pada

Tanggal 28 Februari 2008

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ir A. Rahim Matondang, MSIE Anggota : 1. Drs. Rahim Siregar, MA

(5)

ABSTRAK

Perkembangan ekspor oleokimia akan terus meningkat hingga tahun 2010. Perkembangan ini dipicu oleh permintaan yang terus bertambah, baik pada pasar lokal maupun domestik. Untuk itu PT.Flora Sawita Chemindo sebagai pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) penghasil oleokimia berusaha mempertahankan bahkan meningkatkan volume produksinya. Volume produksi (output) dipengaruhi oleh seberapa besar dan variasinya faktor produksi (input) yang digunakan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin terhadap produksi Glycerine. PT.Flora Sawita Chemindo dan untuk mengetahui variabel yang dominan.

Teori yang digunakan sehubungan dengan faktor produksi yaitu teori produksi yang berkaitan dengan fungsi produksi. Teknik pengumpulan data berdasarkan wawancara dan studi dokumentasi dari PT.Flora Sawita Chemindo. Pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah penelitian eksplanatori yang didukung oleh metode survei.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan analisis regresi linier berganda yang dimodifikasi dari model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan alat bantu perangkat lunak SPSS Versi 15.0. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji F dan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05).

Hasil Penelitian menunjukan bahwa secara bersama-sama faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin berpengaruh signifikan terhadap produksi Glycerine. Sedangkan secara parsial faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin juga berpengaruh signifikan terhadap produksi Glycerine PT.Flora Sawita Chemindo dan variabel yang dominan mempengaruhi produksi Glycerine adalah bahan baku. Koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa variabel bebas yang diteliti mampu menjelaskan 97% terhadap produksi Glycerine dan sisanya sebesar 3% dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang tidak diteliti.

(6)

ABSTRACT

The development of oleochemical export triggered by the increasing demand either in local or domestic markets will keep expanding up to the year of 2010. For that reason, PT.Flora Sawita Chemindo as a Crude Palm Oil processing factory which produces oleochemical product does it best to maintain, even increase the volume of its production. The volume of production (output) is influenced by the size and variation of the factors of production (input) used.

The purpose of this study is to examine the influence of the factors of production capital, raw material, workforce, and machine on Glycerine production in PT.Flora Sawita Chemindo and to find out the dominant variable.

In terms of factor of production, the theory used is the theory of production which is related to the function of production.The data needed were obtained through interviews and documentation study conducted in PT.Flora Sawita Chemindo. This explanatory study with quantitative descriptive approach is supported by survey method.

The data obtained were analyzed through the multiple linear regression analysis modified from Cobb-Douglas madel of production function using the software of SPSS version 15.0. The influence of independent variables on dependent variable was tested through F test and t test with level of convidence of 95% ( = 0,05).

The result of study shows that factor of production capital, raw material, workforce and machine simultaneously have a significant influence on Glycerine production, while partially, factor of production capital, raw material, workforce and machine also has a significant influence on Glycerine production produced by PT.Flora Sawita Chemindo, and the dominant variable influencing Glycerine production is raw material. Coefficient of determination reveals that the independent variables studied can explain as much as 97% of the oGlycerine production and the other 3% is explained by the other independent variables which are not studied.

(7)

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim,

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmad dan karunia-Nya kepada penulis selama enambah pengetahuan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara hingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Shalawat dan Salam kepada Rasullulah SAW yang merupakan pedoman bagi kita dalam menjalankan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan.

Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains Pada program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana universitas Sumatera Utara.

Selama melakukan penelitian dan Penulisan laporan tesis ini banyak pihak yang telah membantu penulis, untuk itupada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Hj. Rismayani SE, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Sekertaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Drs. Rahim Siregar, MA selaku Anggota yang telah membimbing penulis selama proses penyelesaian penulisan tesis.

5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

6. Karyawan dan Manajemen PT.Flora Sawita Chemindo yang telah memberikan bantuan selama penelitian, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

(8)

dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

8. Saudara-saudaraku Agusman, Budiarto, Sri Rezeki, Adek Irawan, dan Muhammad Mardian yang telah memberikan bantuan dan dukungan, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan X serta Pegawai Administrasi Program Studi Magister Ilmu Manajemen, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan Pascasarjana.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, namun harapan penulis semoga tesis ini bermamfaat bagi para pembaca. Semoga Allah SWT selalu memberikan Hidayah-nya kepada kita. Amin.

Medan, 28 Februari 2008

Penulis,

(9)

RIWAYAT HIDUP

Efi Herawati, lahir pada tanggal 04 April 1976 di Medan. Anak keempat dari enam bersaudara dari (Alm) Bapak Giar dan Ibu Poni Astuti. Memeluk Agama Islam, tinggal di Jalan Medan Tenggara VII No.195 Medan.

Pada tahun 1982 – 1988 sekolah di SD Negri 0609010 medan dengan status berijazah. Tahun !988 -1991 sekolah di SMP Swasta Kesatria Medan dengan Status berijazah. Tahun 1991-1994 sekolah di SMA Swasta Kebangsaan Medan dengan status berijazah. Pada tahun 1994 – 2001 melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Medan (ITM) dengan status berijazah, serta pada tahun 2006 – 2008 melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Demikianlah riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Medan, 28 Februari 2008

(10)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul: Analisis Pengaruh Faktor Produksi Modal, Bahan baku, Tenaga Kerja dan Mesin Terhadap Produksi Glycerine PT.Flora Sawita Chemindo Medan

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 20 Februari 2008

Yang membuat pernyataan,

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang memberikan kontribusi penting pada pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya pada pengembangan agroindustri. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia tahun 1996 mencapai 2 juta hektar (Ha) dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) hampir 5 juta ton. Pada tahun 2010 luas perkebunan kelapa sawit direncanakan akan mencapai 7 juta Ha, dengan produksi CPO lebih dari 12 juta ton. Pada tahun tersebut Indonesia diharapkan akan menjadi negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia.

Keberadaan minyak kelapa sawit sebagai salah satu sumber minyak nabati relatif cepat diterima oleh pasar domestik dan pasar dunia. Peningkatan konsumsi minyak nabati dalam negeri terlihat dari tahun 1987 hingga tahun 1995, permintaan lokal akan minyak nabati naik dengan laju rata-rata 5.6% per tahunnya. Peningkatan ini sebagian disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk sebesar 1,98 % dan peningkatan konsumsi minyak nabati per kapita sebesar 2,27%. Sedangkan laju permintaan akan minyak sawit adalah 9% (hampir dua kali dari laju peningkatan permintaan akan minyak nabati).

(12)

menjadi dua yaitu produk pangan dan non pangan. Produk pangan terutama minyak goreng dan margarin. Produk non pangan terutama oleokimia seperti ester, asam lemak, surfaktan, gliserin dan turunan-turunannya.

PT.Flora Sawita Chemindo merupakan salah satu perusahaan produsen/penghasil oleokimia. Industri penghasil oleokimia termasuk industri kimia agro (agrobased chemical industry) yaitu industri yang mengelolah bahan baku yang dapat diperbaharui (renewable), merupakan industri yang bersifat resources-based industries dan mempunyai peranan penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat luas (basic needs) seperti kosmetika, produk farmasi dan produk konsumsi lainnya. Selain itu industri tersebut berperan pula dalam pemerataan dan pertumbuhan ekonomi (economic growth with equality) serta pemberdayaan ekonomi rakyat.

Dalam menjalankan proses produksi pengolahan CPO (Crude Palm Oil)

menjadi oleokimia PT.Flora Sawita Chemindo memerlukan beberapa input yaitu modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin yang kemudian ditransformasikan menjadi oleokimia. Kebutuhan modal, tenaga kerja yang terampil, bahan baku yang baik dan mesin yang beroperasi dengan baik memegang peranan penting dalam menjalankan proses produksi sehingga mampu menghasilkan produk yang optimal sesuai dengan volume yang diharapkan.

(13)

kapasitas mesin terpakai dan produksi oleokimia PT.Flora Sawita Chemindo tahun 2001 sampai dengan 2005.

Tabel 1.1 Jumlah Modal Kerja, Bahan Baku, Jam KerjaTenaga Kerja, Mesin dan Produksi Glycerine PT.Flora Sawita Chemindo Tahun 2001-2005 Tahun Modal

2001 64.374 115.900.52 3.923.56 26.67 19.393.43 2002 61.264 113.518.75 3.879.91 26.17 19.420.01

2003 65.328 121.278.5 4.285.68 28.42 20.560.25

2004 72.534 120.401.38 4.207.06 27.33 20.409.31 2005 59.028 107.608.47 3.643.57 25,92 18.509.48

Sumber : Laporan keuangan dan produksi PT.Flora Sawita Chemindo 2001-2005

Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa dari tahun 2001 sampai dengan 2004 modal kerja mengalami kenaikan dan tahun 2005 modal kerja mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena kurangnya permintaan oleokimia, yang disebabkan naiknya harga oleokimia. Untuk bahan baku tahun 2002 dan 2005 mengalami penurunan yang disebabkan oleh naiknya harga CPO.

Jumlah jam kerja tenaga kerja masih jauh dari dari jam kerja normal yang telah ditetapkan perusahaan. Dari data yang ada rata-rata jumlah jam kerja pertahun sekitar 3660 jam dan jam kerja normal perusahaan satu tahun adalah 8496 jam dengan 354 hari kerja dengan satu hari kerja adalah 24 jam.

(14)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut : Sejauhmana faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin berpengaruh terhadap produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo.

1.3. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan diatas maka penelitian ini dimaksudkan :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin terhadap produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo.

2. Untuk mengetahui variabel yang dominan yang terdiri dari modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin dalam mempengaruhi produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo.

1.4. Manfaat Penelitiaan

Manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan untuk menambah informasi bagi PT.Flora Sawita Chemindo dalam kajian manajemen operasi yang berkaitan dengan peningkatan produksi glycerine.

(15)

3. Sebagai tambahan kekayaan penelitian untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen, Sekolah Pascasarjana USU.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam meneliti dan mengkaji masalah yang sama dimasa yang akan datang.

1.5.Kerangka Berpikir

Modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin adalah faktor produksi yang mempengaruhi produksi perusahaan. Modal secara umum adalah biaya-biaya yang digunakan untuk proses produksi sehari-hari. Husnan dan Pudjiastuti (2002) modal adalah aktiva lancar untuk operasi perusahaan dalam proses produksi. Husni (2003) tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan dengan menggunakan peralatan maupun teknologi dalam menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Mengelola tenaga kerja adalah suatu hal yang sangat penting dalam operasi, karena tidak ada sesuatu yang dapat diselesaikan tanpa manusia (tenaga kerja) yang mengerjakan produk atau jasa. Mengelola tenaga kerja sehingga produktif adalah kunci keberhasilan dari bagian produksi (Schroeder, 1999). Frank (1997) produksi adalah proses formasi input menjadi output atau kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output.

(16)

produk jadi (Herjanto, 2004). Mesin adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Mesin dapat bekerja dengan baik jika dioperasikan, dikendalikan dan dirawat dengan baik sehingga mesin dapat berproduksi sesuai dengan kapasitas terpasang mesin tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka bentuk kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini :

Glycerine

Faktor Produksi : Modal

Bahan baku Tenaga Kerja Mesin

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

1.6. Hipotesis :

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Sulistiawan (2001) dalam penelitiannya berjudul “ Upaya Peningkatan Efisiensi dalam Usaha Pengelolaan Kelapa Sawit”, Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efisiensi dalam pengelolaan kelapa sawit menjadi CPO, dengan faktor produksi yang diteliti adalah faktor modal dan tenaga kerja. Model penelitian yang digunakan adalah fungsi Cobb-Douglas dengan memanfaatkan metode ekonometri. Data yang digunakan adalah data time series dari tahun 1990 – 2001.

Hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh modal dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap peningkatan effisiensi pengelolaan kelapa sawit. Dari hasil analisa regresi menunjukkan nilai koefisien determinasinya ( R2 ) 0,785 yang artinya bahwa variabel yang dimasukkan berpengaruh terhadap effisiensi sebesar 78,5 % sedangkan sisanya adalah variabel yang tidak dimasukkan dalam model. Hasil estimasi Return to Scale menunjukkan skala hasil meningkat (Increasing Return to Scale).

(18)

Cobb Douglas. Hasil analisis estimasi terhadap fungsi produksi sangat baik. Modal dan bahan baku koefisien bertanda positif yang berarti setiap ada kenaikan input maka output akan mengalami kenaikan, namun sebaliknya untuk tenaga kerja.

Harahap (2006), dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Faktor

Produksi Terhadap Produksi CPO pada PT.Monopoli Raya", tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor produksi modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin terhadap volume produksi CPO pada PT.Monopoli Raya dan untuk mengetahui posisi skala hasil (return to scale) pada PT.Monopoli Raya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis Fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin berpengaruh signifikan terhadap volume produksi CPO. Hasil estimasi Return to Scale menunjukkan skala hasil meningkat (Increasing Return- to Scale).

2.2 Produksi

2.2.1. Teori Produksi

Schroeder (1999) produksi adalah kegiatan yang merupakan suatu sistem transformasi yang memanfaatkan input untuk menghasilkan barang atau jasa. Pappas (1995) produksi berkaitan dengan bagaimana cara sumberdaya (masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk-produk perusahaan (keluaran).

(19)

(2002) produksi atau memproduksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan mamfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum.

Salvatore (2001) produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumber daya menjadi output berupa barang atau Jasa. Herjanto (2004) produksi dan operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan/pembuaatan barang, jasa melalui proses transformasi dari masukan menjadi keluaran yang diinginkan. Russell dan Taylor (2003) “Production is often difined as a transformation process. Inputs (such as material, machines, labor, and

capital) are transformed into outputs (goods and services)”. Miller and Mainers (1994) produksi sebagai pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lain yang berbeda. Selanjutnya Ahyari (1997) produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang dan jasa, untuk kegiatan tersebut dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal dan tenaga kerja. Selanjutnya Beattie dan Taylor (1994) menyatakan produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material serta kekuatan (faktor produksi, sumber daya) dalam menghasilkan suatu barang /jasa (output).

(20)

kegunaan suatu barang atau jasa, sehingga barang atau jasa yang dihasilkan akan mempunyai nilai ekonomis untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba dari hasil usaha yang dilakukan.

2.2.2 Faktor Produksi

Kegiatan operasi merupakan bagian dari kegiatan organisasi yang melakukan transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output).

Sumber : Russell dan Taylor (2003)

Gambar 2.1 Skema Produksi

(21)

2.2.2.1 Modal

1. Pengertian Modal

Modal adalah salah satu faktor produksi yang digunakan dalam melakukan proses produksi. Produksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat-alat atau mesin produksi yang efisien. Dalam proses produksi tidak ada perbedaan antara modal sendiri dengan modal pinjaman, yang masing-masing berperan langsung dalam proses produksi. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar produktivitas dan pendapatan.

Riyanto (1997) Modal terbagi dua yaitu modal aktif dan modal pasif. Modal aktif menurut fungsi kerjanya dapat dibedakan menjadi modal kerja dan modal tetap. Sedangkan modal pasif dapat dibedakan antara modal sendiri dan modal asing atau modal badan usaha dan modal kreditur/uang. Brigham dan Houston (2001) modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam jangka waktu pendek meliputi kas, piutang, persediaan barang. Jumlah modal kerja dapat lebih mudah diperbesar atau diperkecil, disesuaikan dengan kebutuhannya, juga elemen-elemen modal kerja akan berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.

(22)

2. Modal Kerja

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-hari, misalnya untuk pembelian bahan mentah, membayar gaji karyawan, dan lain sebagainya, dimana modal yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali masuk kedalam perusahaan dalam waktu pendek melalui hasil penjualan produknya. Uang yang masuk dari hasil penjualan produk tersebut akan segera keluar lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periode selama hidup perusahaan.

Riyanto (1992) modal kerja adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk operasi perusahaan dalam satu periode (dalam jangka pendek) meliputi kas, persediaan barang, piutang, depresiasi bangunan dan depresiasi mesin.

2.2.2.2 Tenaga Kerja

1. Pengertian Tenaga Kerja

(23)

design and skill assessment performed by work-study analyts”. Tenaga kerja dibutuhkan untuk melakukan transformasi dari bahan mentah menjadi barang jadi yang dikehendaki oleh perusahaan.

Tenaga kerja adalah orang yang melaksanakan dan menggerakkan segala kegiatan, menggunakan peralatan dengan teknologi dalam menghasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya tenaga kerja yang dibutuhkan. Biasanya perusahaan kecil akan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang sedikit, dan sebaliknya perusahaan besar lebih banyak membutuhkan tenaga kerja. Dalam analisis ketenagakerjaan sering dikaitkan dengan tahapan pekerjaan dalam perusahaan, hal seperti ini sangat penting untuk melihat alokasi sebaran penggunaan tenaga kerja selama proses produksi sehingga kelebihan tenaga kerjapada kegiatan tertentu dapat dihindari.

(24)

2. Jenis Tenaga Kerja

Untuk kepentingan penyusunan anggaran dan perhitungan biaya maka biasanya tenaga kerja dapat dibagi menjadi :

1. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Menurut Maher dan Dealin (1996) tenaga kerja langsung adalah para pekerja yang benar-benar mengubah bahan baku menjadi barang jadi selama proses produksi.

2. Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak terlibat langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada overhead pabrik (Adisaputro 2000).

3. Pengelolaan Tenaga Kerja dalam Operasi

Salah satu tujuan pengelolaan tenaga kerja adalah untuk meningkatkan produksi. Tujuan-tujuan dalam operasi lainnya mencakup biaya, kualitas, keandalan dan fleksibilitas. Tujuan manajemen tenaga kerja adalah untuk mengoptimalkan pelaksanaan kerja karena adanya berbagai batasan yang melingkupi operasi organisasi. Faktor yang harus diperhatikan adalah kesejahteraan karyawan, faktor ini menyangkut tingkat upah yang diperoleh sebagai sumber penghasilan, sedangkan untuk memelihara tenaga kerja yang dimiliki dapat dilakukan dengan memotivasi pekerja dengan pemberian insentif dan pemberian jaminan sosial.

(25)

Suatu hal yang sangat penting dalam operasi, karena tidak ada sesuatu yang dapat Diselesaikan tanpa manusia yang mengerjakan. Mengelola tenaga kerja yang baik dan efisien adalah kunci keberhasilan dari bagian operasi.

2.2.2.3 Bahan baku

Bahan baku disebut juga bahan dasar yang dipergunakan untuk memproduk- si suatu barang. Bahan baku merupakan bagian yang integral dari produk yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan.

2.2.2.4 Mesin

Mesin merupakan alat bantu untuk melakukan proses transformasi atau proses pengolahan dari masukan (input) menjadi keluaran (output) (Daryanto,1996). Mesin sangat memegang peranan penting dalam proses pengolahan, karena tanpa adanya mesin proses produksi tidak akan efisien, juga hasil yang didapat tidak optimal.

Kapasitas mesin terdiri dari kapasitas terpasang dan kapasitas terpakai. Kapasitas terpasang merupakan jumlah maksimum dari bahan baku yang dapat diolah oleh mesin tersebut. Sedangkan kapasitas terpakai merupakan jumlah minimum dari bahan baku yang dapat diolah oleh mesin.

2.2.3 Fungsi Produksi

(26)

fungsi produksi adalah sebuah diskripsi matematis atau kwantitatif dari kemungkinan-kemungkinan teknis yang dihadapi oleh suatu perusahaan.

Sukirno dan Adiningsih tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan (Asnawi, 2002). Fungsi produksi akan berubah jika salah satu dari keseluruhan variabel input berubah, fungsi produksi harus efisien secara teknis harus tunduk pada the law of diminishing return. Perubahan besarnya output diperoleh karena perubahan pemakaian input dapat diukur dengan suatu konsep elastisitas produksi. Pappas (1995) elastisitas produksi adalah persentase perubahan dalam variabel dependent yang dihasilkan dari perubahan 1 (satu) persen variabel independent.

Fungsi produksi menghubungkan input dengan output dan menentukan tingkat output optimum yang bisa diproduksikan dengan sejumlah input tertentu atau sebaliknya, jumlah input minimum yang diperlukan untuk memproduksi tingkat output tertentu. Fungsi produksi ditentukan oleh tingkat teknologi yang digunakan dalam suatu perusahaan (Arsyad 1993). Proses produksi merupakan sistem yang memerlukan pengelolaan, dalam hal ini adalah manajemen produksi. Manajemen produksi berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut proses produksi serta mengarah pada produk yang dihasilkan sesuai dengan rencana, baik dari segi waktu maupun biaya.

(27)

produk tertentu dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa faktor produksi yang berbeda-beda kombinasinya. Dalam usaha produksi perusahaan berusaha untuk memadukan berbagai faktor produksi agar tercapai suatu kondisi yang efisien. Kondisi tersebut dapat digambarkan oleh fungsi produksi yang melihat hubungan antara tingkat produksi dengan penggunaan faktor produksi.

Fungsi produksi yang menunjukan hubungan antara jumlah produk dengan input yang digunakan dalam proses produksi, dapat diformulasikan secara umum sebagai berikut :

Q = f (K,L,M) ……… (2.1) Dimana :

Q = jumlah output yang dihasilkan selama periode tertentu K = jumlah modal yang digunakan

L = jumlah tenaga kerja yang digunakan

M = variabel lain yang kemungkinan mempengaruhi produksi

(28)

Sorkartawati dalam Joesran dan Fatorozi (2003) ada tiga alasan mengapa fungsi produksi Cobb-Douglas banyak dipakai oleh para peneliti, yaitu :

1. Penyelesaian fungsi produksi Cobb-Douglas relatif mudah dibandingkan dengan fungsi lainnya, misalnya lebih mudah ditransfer dalam bentuk linier.

2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi produksi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.

3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran Return to Scale.

2.2.3.1 Teori Produksi dengan 1 (satu) Input Produksi

Apabila input tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi berarti pembahasan bertumpu pada kemampuan tenaga kerja dalam menciptakan produksi (total physical productivity of labor) atau disingkat dengan TP, produksi margin

(marginal physical Produktivity of labor) atau disingkat MP, rata-rata produksi

(Average physical productivity of labor) atau disingkat AP dan sampai pada laba maksimum (propit maximization). Adapun faktor produksi lain dianggap tetap.

Pengertian total physical productivity of labor pada dasarnya merupakan kemampuan input tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Kemampuan dimaksud terungkap dari perkembangan jumlah produksi yang dihasilkan dari perubahan penggunaan tenaga kerja.

2.2.3.2 Teori Produksi dengan 2 (dua) Input Produksi

Dalam proses produksi ini digunakan 2 input, yaitu input tenaga kerja (X1)

dan input capital (X2) sehingga fungsi produksi dapat disajikan sebagai berikut :

Q = f (X1,X2) ……… (2.2)

(29)

input yang kemudian diungkapkan sebagai kurva isokuan. Kurva yang menunjukkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama disebut dengan Isoquant.

2.2.3.3 Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam bidang-bidang ekonomi maupun bidang produksi. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Charles W.Cobb dan Paul H.Douglas pada tahun 1928. Persamaan matematis fungsi Cobb-Douglas adalah :

u

Fungsi produksi yang secara umum digunakan adalah dalam bentuk estimasi empiris dengan persamaan (Gasperz dalam Matthias Aroef, 1991) :

Q = A0Kb1Lb2eu ……….. (2.4)

(30)

Dimana model diatas dapat ditransformasikan kedalam bentuk linier logaritmatik sebagai berikut :

Ln Q = ln A0 + b1ln K + b2ln L + u . ………. (2.5)

Dari model fungsi produksi juga dapat diturunkan produk marjinal (PM) dan elastisitas produksi. Produk marjinal yaitu tambahan produksi akibat penambahan satu input (Soekartawi dalam Joesran dan Fathorrozi, 2003), secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut :

Elastisitas adalah konsep kwantitatif yang sangat penting untuk mengidentifikasi secara kwantitatif respon sebuah variabel karena perubahan variabel lain. Elastisitas produksi (Ep) sendiri menunjukkan persentase perubahan output

sebagai akibat dari perubahan input (Soekartawi dalam Joesran dan Fathorozi, 2003), secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut :

i

(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT.Flora Sawita Chemindo, yang beralamat di Jalan Medan-Lubuk Pakam Km.20, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2007 sampai Februari 2008 (dimulai dari persiapan usulan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data sampai pelaporan hasil).

3.2. Metode Penelitian

Berdasarkan jenis permasalahan yang diteliti, teknik dan alat yang digunakan maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif dan jenis penelitian ini adalah studi kasus yang didukung oleh survei yang mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan variabel penelitian. Adapun sifat dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan

(Explanatory Research).

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :

(32)

2. Studi dokumentasi, yaitu berupa laporan keuangan PT.Flora Sawita Chemindo dan laporan produksi PT.Flora Sawita Chemindo.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari :

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara (interview) secara langsung untukmemperoleh data-data baik dengan karyawan maupun pimpinan PT.Flora Sawita Chemindo.

2. Data sekunder yaitu data studi dokumentasi berupa laporan keuangan PT.Flora Sawita Chemindo dan laporan produksi PT.Flora Sawita Chemindo dari tahun 2001 – 2005.

3.5. Identifikasi Variabel Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, uraian teoritis dan hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independent variable) dengan simbol X, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo terdiri dari modal (X1), bahan baku (X2), tenaga kerja (X3) dan mesin (X4).

2. Variabel terikat (dependent variable) dengan simbol Y, yaitu produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo (Y).

3.6. Definisi Operasional Variabel

(33)

dalam pelaksanaan penelitian ini, diberikan definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian yaitu modal (X1), bahan baku (X2), tenaga kerja

(X3), mesin (X4) sebagai variabel bebas (independent variable) dan produksi

glycerine (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable).

Adapun definisi operasional variabel dari masing-masing variabel terikat dan variabel bebas adalah sebagai berikut :

1. Modal (X1) adalah modal kerja meliputi kas, biaya bahan baku, biaya transport,

persediaan, piutang, dan lainnya yang terdapat dalam aktiva lancar. Dalam penelitian ini modal kerja yang digunakan adalah modal kerja PT.Flora Sawita Chemindo setiap bulan. Satuan modal kerja adalah milyar rupiah per bulan.

2. Bahan baku (X2) adalah seluruh bahan baku yang digunakan dalam penelitian,

yaitu CPO. Satuan bahan baku adalah ton per bulan.

3. Tenaga kerja (X3) adalah jumlah jam kerja karyawan pada departemen produksi

yang secara langsung mempengaruhi proses produksi pengolahan CPO. Satuan waktu tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jam per bulan.

4. Mesin (X4) adalah rata-rata kapasitas mesin terpakai per jam yang berproduksi

selama satu bulan, dengan satuan ton per jam.

5. Produksi glycerine (Y) adalah jumlah oleokimia yang dihasilkan dari proses pengolahan CPO, dengan satuan ton per bulan.

3.7. Model Analisis Data

(34)

Regresi Linier Berganda (Multiple Regression Linier), yang dimodifikasi dari persamaan fungsi Cobb-Douglas. Setelah diuraikan model konseptualnya dengan menggunakan model fungsi Cobb-Douglas kemudian ditransformasi kedalam model linier logaritmatik.

Model persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Q = b0X1b1 X2b2 X3b3 X4b4 eu ……… (3.1)

Kemudian ditransformasi kemodel linier logaritmatik menjadi :

LnQ = lnb0 + b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 +ln b4X4 + u ………

(3.2) Dimana :

Q = output Glycerine b0 = konstanta

X1 = input modal

X2 = input bahan baku

X3 = input tenaga kerja

X4 = input mesin

(35)

3.8. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolineritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

3.8.1 Uji Normalitas Data

Ghozali (2005) uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara untuk melihat normalitas residual adalah melalui analisis grafik (Histogram dan Normal P-Plot) dan analisis statistik.

1. Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik Histogram dan grafik P-Plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal, dasar pengambilan keputusan :

a.

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b.

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

(36)

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila hasil atau nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan nilai Asimp.sig(2-tailed) atau probabilitasnya diatas 0,05 (tingkat

probabilitas),maka data telah memenuhi asumsi normalitas.

3.8.2 Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah ada variabel yang saling berkorelasi pada variabel bebas (independent variable). Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolineritas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Ghozali (2005) pengujian ini dapat dilihat melalui :

1. Nilai Tolerance

Nilai tolerance, nilai outoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya Multokolineritas adalah nilai tolerance < 0,10.

2. Nilai Variance Inflation Factor (VIF), apabila :

a.

Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10 maka terdapat

persoalan multikolineritas diantara variabel bebas.

b.

Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 maka tidak terdapat persoalan multikolineritas diantara variabel bebas.

3.8.3 Uji Autokorelasi

(37)

autokorelasi. Ghozali (2005) autokorelasi muncul karena observasi yang muncul secara berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi :

Tabel 3.1 Tabel Pengambilan keputusan ada tidaknya Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No Desicion dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d <4 Tidak ada korelasi negatif No Desicion 4 – du ≤ d ≤ dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak ditolak du < d <4 -du

Sumber : Ghozali (2005)

Keterangan :

d = Durbin Watson hitung dl = Durbin Watson – Lower du = durbin Watson – Upper

Jika nilai dhitung berada diantara interval nilai du dan 4 – du maka tidak

terdapat autokorelasi, sebaliknya jika nilai dhitung berada diluar interval nilai du

dan 4 – du maka terdapat penyimpangan dari asumsi ini.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melihat uji Durbin-Watson (DW test), hipotesis yang akan diuji :

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)

(38)

3.8.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Santoso (2002), untuk mendeksi apakah ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menganalisis penyebaran titik yang terdapat pada scaterplot yang dihasilkan dari pengolahan data SPSS dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9 Pengujian Hipotesis

Data diolah dengan menggunakan aplikasi sofware pengolahan data Statistical Package for social Science (SPSS) versi 15.0 dan pengujian hipotesis menggunakan regresi linier berganda, dimana akan terlihat pengaruh secara simultan maupun secara parsial dengan analisis sebagai berikut :Untuk membuktikan hipotesis maka diguna- kan alat uji sebagai berikut :

3.9.1 Uji Serempak (Uji F)

(39)

variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan

95 % (α=0,05).

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 ; (Faktor produksi Modal, bahan baku, tenaga kerja,

dan mesin berpengaruh signifikan terhadap produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo Medan).

H1 : Paling sedikit ada satu bi ≠ 0 ; (Faktor produksi modal, bahan baku, tenaga

kerja dan mesin berpengaruh signifikan terhadap produksi glycerine PT.Flora

Sawita Chemindo Medan.

Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2002) :

(

1

)

/ − k − 1

/

2 2

− =

n R

k R Fh

dimana : R2 = koefesien determinasi n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas

Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitung yang dibandingkan dengan

Ftabel dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dan degree of

(40)

3.9.2 Uji Parsial (uji t)

Uji parsial (uji t) untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan,

dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05).

H0 : bi = 0 ; (Faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin tidak

berpengaruh secara parsial terhadap produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo Medan.

H1 : bi ≠ 0; (Faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin berpenga-

ruh secara parsial terhadap produksi glycerine pada PT.Flora Sawita Chemindo Medan.

Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus :

i i hit

sb

b

t

=

dimana : bi = koefesien regresi masing-masing variabel

Sbi = standar error masing-masing variabel

Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian

(41)

3.9.3 Uji Koefesien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2), melihat berapa proporsi variasi dari variabel bebas secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel tidak bebas, dengan formula (Gujarati, oleh Sumarno Zain, 1995 : 207) sebagai berikut :

Y R

Jk Jk R2 =

Dimana : JKR = jumlah kuadrat regresi (explained sum of squares)

JKY = jumlah total kuadrat (total sum of squares)

(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum PT.Flora Sawita Chemindo

PT.Flora Sawita Chemindo merupakan pabrik oleokimia yang didirikan pada tahun 1995 oleh dua penghasil minyak kelapa sawit di Indonesia, yaitu PARASAWITA GROUP dan BUMI FLORA. Kedua perusahaan tersebut memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas, terdapat dibeberapa daerah di Propinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam dengan kapasitas produksi 18 juta ton per tahun.

Mengingat persediaan bahan baku yang selalu melimpah maka gabungan kedua perusahaan ini memutuskan untuk meningkatkan kegunaan kelapa sawit menjadi produk yang bernilai tinggi. Produk yang bernilai tinggi tersebut antara lain

Fatty Acid dan Glycerine. Pengolahan minyak kelapa sawit menjadi produk yang bernilai tinggi tersebut diolah dengan menggunakan teknologi canggih yang berasal dari Jerman.

(43)

Dalam rangka penanganan limbah ini selalu diadakan pemantauan atau pengawasan 3 – 4 kali per tahun dan diadakan penelitian setiap hari oleh bagian analisa produksi. Penanganan limbah yang dihasilkan oleh PT.Flora Sawita Chemindo telah dengan standar yang ditetapkan oleh badan penelitian mengenai dampak lingkungan (BAPEDAL/AMDAL) Kementrian Lingkungan Hidup, Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan SK Mentri Kesehatan RI No.416/Menkes/PER/X/1990.

Lokasi pabrik dan pengolahan produk PT.Flora Sawita Chemindo dijalan Medan-Lubuk Pakam Km.20, desa Tanjung baru, kecamatan Tanjung Morawa, kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lahan tempat berdirinya pabrik berukuran 265 x245 meter yang dibagi tiga bagian, yaitu lahan yang tertutup bangunan/material kedap air yang digunakan untuk bangunan pabrik seperti Main Processing, Workshop

(Bengkel pemeliharaan), Utility (genset dan boiler), luasnya sekitar 864 meter persegi. Bangunan lain seperti laboratorium, gudang (Warehouse), pengepakan, mesjid (Al Hidayah), kantin dan lain-lain, serta sarana jalan sebagai lalulintas pengangkutan dan saluran pembuangan limbah. Secara keseluruhan pabrik PT.Flora Sawita Chemindo memiliki luas area 10 hektar.

(44)

Long Chain yaitu Lauric Acid (C12), Myristic Acid (C14), Palmific/Stearic Acid

(C16/C18), Light Ends dan Glycerine yang berbentuk cairan.

Tabel 4.1 Aplikasi Fatty Acid dan Glycerine

Produk Deskripsi Aplikasi

0810 Caprylic-Capric Acid

Ester, Parpum, Kosmetik 0899 Caprylic Acid Minyak pelumas, Surfactant 1099 Capric Acid Placyticizer, Emulsiors 1299 Lauric Acid99% Alkyd resins, Metalic Soap

1499 Myristic Acid Parmaceuticals, Textile, Chemical intermediates

Lubricants, PVC stabilizers, Mono Glycerine 1802 Double Presed

Material for rubber, Tyre compounding, etc CNOFA Distilled Coconut DPOFA Distilled Palm

Fatty Acid

Sumber : PT.Flora Sawita Chemindo, 2007

(45)

isotank. Permintaan langganan tidak selalu sama sehingga jenis paket untuk itu harus dibuat berbagai ukuran dan jenis paketnya. Sedangkan glycerine dikemas dalam drum berukuran 185 Kg/drum dan kemasan ini juga disesuaikan dengan permintaan pelanggan, apakah menggunakan drum atau langsung kedalam tangki khusus pengangkutan glycerine.

4.1.2 Perkembangan Produksi Glycerine

4.1.2.1 Perkembangan Produksi GlycerinePT.Flora Sawita Chemindo

Tabel 4.2 Perkembangan Produksi Glycerine PT.Flora Sawita Chemindo Periode 2001-2005

Sumber : Laporan Produksi dan Persediaan PT.Flora Sawita Chemindo 2001 - 2005

(46)

Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa produksi glycerine pada tahun 2002 menurun sebesar 2,97%, tahun 2003 naik sebesar 9,16%, tahun 2004 juga mengalami kenaikan sebesar 7,51%, tetapi tahun 2005 menurun kembali sebesar 23,13%. Data ini menunjukkan bahwa pertumbuhan produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo tidak stabil, dimana pada tahun 2002 dan 2005 pertumbuhan produksi menurun dan tahun 2003 dan 2004 mengalami kenaikan. Pertumbuhan yang naik turun ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurangnya ketelitian dalam proses pengolahan, kurangnya perawatan mesin.

Produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 20.506.25 ton dan produksi glycerine terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 18.509.48 ton.

4.1.2.2 Perkembangan Faktor Produksi PT.Flora Sawita Chemindo

Produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo dipengaruhi oleh beberapa faktor produksi diantaranya modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin. Perkembangan faktor produksi selama kurun waktu 2001 sampai 2005 ini dapat dilihat pada Tabel 1.1.

(47)

Tenaga kerja yang dimiliki PT.Flora Sawita Chemindo konstan dari tahun ketahun. Perkembangan yang terjadi terlihat dari jumlah jam kerja tenaga kerja, bukan dari jumlah tenaga kerja. Perusahaan mengambil kebijakan ini karena bahan baku yang akan diolah setiap bulannya tidak stabil, dimana pada bulan-bulan tertentu terjadi kenaikan yang sangat tinggi.

PT.Flora Sawita Chemindo memiliki jam kerja dengan 3 shift. Shift pertama dimulai dari jam 00.00 – 12.00 Wib dan shift kedua produksi kembali berjalan dari jam 08.00 – 16.00 Wib, shift ketiga dimulai dari jam 16.00 – 00.00 Wib.

Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa kapasitas mesin terpakai rata-rata pertahun sekitar 25 ton, jumlah ini sangat jauh dibawah kapasitas mesin terpakai yaitu 24-34 ton/jam dan kapasitas mesin terpasang 44 ton/jam. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor umur mesin dan kurangnya perawatan dan kerja sama tim dalam menangani terjadinya losses mesin. Faktor lain juga disebabkan kurangnya sinkronisasi kapasitas terpasang setiap sistem.

4.2Pengujian Asumsi Klasik

(48)

4.2.1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini hanya akan dideteksi melalui analisa grafik yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan perangkat lunak SPSS versi 15.0.

Pengujian dengan menggunakan analisa grafik, berikut pola grafik hasil pengolahan SPSS versi 15.0 dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini :

Regression Standardized Residual

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

(49)

Observed Cum Prob

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Gambar 4.2 Pola grafik Uji Normalitas

Untuk model regresi pada penelitian ini sudah memenuhi asumsinormalitas hal ini dapat dilihat dari histogram yang tidak condong kekiri maupun kekanan dan normal P-plot yang menggrafikkan titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal model regresi layak dipakai untuk memprediksi faktor produksi terhadap produksi oleokimia.

4.2.2. Uji Multikolinearitas

(50)

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics

a Dependent Variable: Ln Q

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Dari Tabel 4.3 menunjukkan variabel bebas yaitu variabel modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin memiliki nilai Variance Inflation Faktor (VIF) lebih kecil dari 5 dengan nilai Tolerance lebih kecil dari 1. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas dalam masing-masing variabel bebas penelitian ini.

4.2.3. Uji Autokorelasi

Pengujian terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin- Watson test. Hasil perhitungan SPSS Versi 15.0 dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Model R R Square Durbin-Watson

1 .985a .970 1.074

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

(51)

= 4), maka dapat ditentukan Durbin-Watson tabel yaitu dengan dL sebesar 1,444 dan

du sebesar 1,727. Nilai DW 1,074 lebih kecil dari batas atas (dU) 1,727 dan kurang

dari 4 - dU yaitu 2,273 maka keputusan yang diambil menerima H0, sehingga

dapat disimpulkan dalam model penelitian korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) masih dapat ditolerir atau penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

4.2.4. Uji Heteroskedasitas

(52)

Regression Studentized Residual

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Gambar 4.3 Uji Heteroskedasitas

4.3Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh secara serempak dan parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian secara parsial masing-masing variabel bebas dimasudkan untuk mengetahui apakah secara individual variabel faktor produksi mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap produksi oleokimia. Untuk uji parsial digunakan uji t dengan ketentuan apabila hasil

(53)

dan sebaliknya. Sedangkan untuk pengujian serempak digunakan uji F dengan ketentuan Fhitung lebih besar dari Ftabel keputusan yang diambil H0 ditolak dan H1

diterima, dan sebaliknya.

Berdasarkan hasil regresi dari data sekunder yang diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15.0, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda yang kemudian ditransformasikan ke dalam persamaan fungsi produksi.

a. Dependent Variabel : LNQ

Sumber : Hasil Penelitian , 2008 (Data diolah)

(54)

2

LnX = Bahan Baku (Ln BB)

3

LnX = Tenaga Kerja (Ln L)

4

LnX = Mesin (Ln M)

4.3.1. Uji Serempak (Uji F)

Pengaruh variabel bebas (modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin) secara serempak dapat dihitung dengan menggunakan uji F. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji F

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.425 4 .856 451.196 .000(a)

Residual .104 55 .002

Total 3.529 59

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Dari Tabel 4.6 diperoleh nilai Fhitung sebesar 451,196 dengan tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05), dari tabel nilai kritis distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang = 4 dan derajat kebebasan penyebut = 55 diperoleh Ftabel

sebesar 2,57, karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak dan terima H1

artinya secara bersama-sama (serempak) variabel modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin berpengaruh signifikan terhadap produksi glycerine.

(55)

glycerine. Dengan kata lain bahwa tanpa adanya input produksi akan mengakibatkan terhentinya proses produksi dan hasil produksi sama dengan nol.

4.3.2 Uji Parsial (Uji t)

Hasil uji pengaruh variabel modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Unstandardized

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

4.3.2.1. Pengaruh Modal Terhadap Produksi Glycerine

Dari Tabel 4.7 terlihat untuk variabel ln X1 (modal) diperoleh nilai thitung

sebesar 2,404 dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05), derajat kebebasan (df =

55) dari tabel distribusi t student diperoleh ttabel sebesar 1,674 dan hasil signifikansi t

sebesar 0,020 juga menunjukan lebih kecil dari α = 0,05. Sehingga diperoleh thitung

lebih besar dari ttabel dan sig. t lebih kecil 0,05 maka dapat dikatakan variabel modal

(ln X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi glycerine

Koefisien ln X1 sebesar 0,079 sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas

(56)

artinya jika kenaikan modal setiap 1 (satu) persen dengan mengasumsikan input lain (tenaga kerja, baha baku dan mesin) konstan, hanya akan meningkatkan produksi sebesar 0,079 persen.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulistiawan (2001) yang menyatakan bahwa modal berpengaruh terhadap upaya peningkatan efisiensi dalam usaha pengelolaan kelapa sawit.

4.3.2.2.Pengaruh Bahan Baku Terhadap Produksi Glycerine

Dari Tabel 4.7 terlihat untuk variabel ln X2 (bahan baku) diperoleh

nilai thitung sebesar 6,708 dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05),

derajat kebebasan (df = 55) dari tabel distribusi t student diperoleh ttabel sebesar

1,674 dan hasil signifikansi t sebesar 0,000 juga menunjukkan lebih kecil α

= 0,05. Sehingga diperoleh thitung lebih besar dari ttabel dan sig. t lebih kecil 0,05

maka dapat dikatakan variabel bahan baku (ln X2) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap produksi glycerine.

Koefisien ln X2 sebesar 0,525 sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas

input bahan baku terhadap produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo Medan yang artinya jika kenaikan bahan baku setiap 1 (satu) persen dengan mengasumsikan input lain (modal, tenaga kerja dan mesin) konstan hanya akan meningkatkan produksi glycerine sebesar 0,525 persen.

(57)

peningkatan produksi optimal dan RTS industri besar dan sedang di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

4.3.2.3.Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi Glycerine

Dari Tabel 4.7 terlihat untuk variabel ln X3 (tenaga kerja) diperoleh nilai thitung

sebesar 4,182 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), derajat kebebasan (df =

55) dari tabel distribusi t student diperoleh ttabel sebesar 1,674 dan hasil signifikansi t

sebesar 0,000 ini menunjukan nilai sig. t lebih kecil dari α = 0,05. Karena thitung lebih

besar dari ttabel maka dapat dikatakan variabel tenaga kerja (ln X3) berpengaruh

signifikan terhadap produksi oleokimia. Signifikannya variabel tenaga kerja dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh jam kerja tenaga kerja terhadap produksi glycerine.

Koefisien ln X3 sebesar 0,271 sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas

input tenaga kerja terhadap produksi oleokimia PT.Flora Sawita Chemindo Medan yang artinya jika kenaikan setiap 1 (satu) persen jam kerja tenaga kerja dengan mengasumsikan input lain konstan, hanya akan meningkatkan produksi glycerine sebesar 0,271 persen.

(58)

4.3.2.4.Pengaruh Mesin Terhadap Produksi Oleokimia

Dari Tabel 4.7 pengaruh variabel ln X4 (mesin) diperoleh nilai thitung sebesar

2,410 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), derajat kebebasan (df = 55) dari

tabel distribusi t student diperoleh ttabel sebesar 1,674 dan hasil signifikansi t sebesar

0,019 ini menunjukkan nilai sig. t lebih kecil α = 0,05, karena thitunng lebih besar dari

ttabel maka dapat dikatakan variabel mesin (ln X4) berpengaruh signifikan terhadap

produksi glycerine.

Koefisien ln X4 sebesar 0,382 sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas

input mesin terhadap produksi oleokimia PT.Flora Sawita Chemindo Medan yang artinya jika kenaikan 1 (satu) persen kapasitas mesin dengan mengasumsikan input lain konstan, hanya akan meningkatkan produksi oleokimia sebesar 0,382 persen.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Harahap (2006) yang menyatakan bahwa mesin berpengaruh terhadap peningkatan produksi CPO pada PT.Monopoli Raya.

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .985(a) .970 .968 .04356 1.074

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

(59)

produksi antara lain bahan penolong (zat kimia), manajerial, informasi dan teknologi yang dapat menjelaskan variasi produksi oleokimia.

4.4. Variabel Dominan

Temuan empiris menunjukan bahwa bahan baku lebih dominan, hal ini dapat dilihat dari nilai Unstandarized Coeffecients bahan baku (X2) 0,525 sedangkan nilai

Unstandarized Coefficients modal (X1) 0,079, nilai Unstandarized Coefficients tenaga

kerja (X3) 0,271 dan nilai Unstandarized Coefficients mesin (X4) 0,382. Dengan

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji serempak menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel faktor produksi modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin yang digunakan dalam produksi glycerine pada PT.Flora Sawita Chemindo Medan berpengaruh signifikan terhadap produksi glycerine dan hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin juga berpengaruh signifikan terhadap produksi oleokimia, artinya modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin berarti penting terhadap peningkatan dan penurunan produksi glycerine PT.Flora Sawita Chemindo Medan.

2. Dilihat dari penggunaan faktor produksi terhadap kegiatan produksi ternyata faktor produksi yang paling dominan adalah bahan baku, artinya penggunaan bahan baku lebih berpengaruh terhadap peningkatan produksi glycerine pada PT.Flora Sawita Chemindo dibanding modal, tenaga kerja dan mesin.

5.2. Saran

(61)

maka disarankan beberapa hal yang didasari dari hasil temuan pada penelitian ini, sebagai berikut :

1. Apabila PT.Flora Sawita Chemindo menginginkan peningkatan produksi, maka diperlukan penambahan modal, pengawasan kualitas bahan baku, peningkatan keterampilan tenaga kerja serta penggunaan mesin dengan teknologi yang tepat guna.

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan, 2000, Anggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Arsyad, Lincolin, 1996, Ekonomi Manajerial, Edisi Ketiga, Penerbit Balai Pustaka, Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Brigham Eugene dan Joel F.Houston, 2001, Manajemen Keuangan , Terjemahan : Dodo Suharto dan Herman Wibowo, Buku Pertama, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Beatie R, Bruce dan Robert C Taylor, 1994, Ekonomi Produksi, UGM Press, Yogyakarta

Daryanto, 1996, Dasar-dasar Teknik Mesin, Cetakan Ketiga, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Frank, Robert. H, 1997. Microeconomic and Behavior, Third Edition, The MacGraw- Hill Companies, Inc, New York.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometrika Terapan. Alih bahasa : Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gitosudarmo, Indriyo, 1998, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Gasperz, Vincent, 1991, Ekonometrika Terapan 1, Tarsito, Bandung.

Husni, Lalu 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Penerbit PT.Grafindo Persada, Jakarta.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti Enny, 2002, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga, Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

(63)

Herjanto, Eddy, 2004, Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Kedua, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Joesran dan Fathorrozi, 2003, Teori Ekonomi Mikro. Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kaneko, Y. 1989, ”Industri Pengolahan : Analisis dan kebijakan “Dalam Shinichi Ichimura (editor), Pembangunan Ekonomi Indonesia. UI Press – Jakarta.

Maher, Michael W and Edward B Dealin, 1996, Akutansi Biaya, Jilid I, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Miller, R.L. dan Mainers, R.E. 1994, Teori Ekonomi Mikro Intermediate, Terjemahan Haris Munandar, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nopirin, 2000, Pengantar Ilmu ekonomi Makro dan Mikro, Edisi Pertama. Balai Pustaka Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Nazir, Mhd.1998, Metode Penelitian. Cetakan Ketiga, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Putong, Iskandar, (2002), Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi Kedua. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Prawirosentono, Suryadi, 2000, Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Pappas, James L dan Mark Hirschey, Alih bahasa 1995, Ekonomi Manajerial. Jilid I, Edisi Keenam, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Riyanto, Bambang, 1997, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Russell, Roberta S and Bernaed W. Taylor, 1995, Production and Operation Management : Focusing on Quality and Competitiveness, Prentice-Hall. Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.

Ruch, William A, Fearon and Witers, 1992, Fundamental of Productions/Operation Management, West Publising Company, St. Paul, United State of America. Schroeder, Roger G, 2004, Operations Management Contemporary Concepts and

(64)

Santoso, Singgih, 2004, Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, Cetakan Keempat, Penerbit PT.Elex Media Komputido, Jakarta.

Soekartawi, 2002, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sunaryo, 2001, Ekonomi Manajerial, Aplikasi Teori Ekonomi Mikro, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Salvatore, Dominick, 2001, Managerial Econimics, Dalam Perekonomian Global, Jilid I, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Schroeder, Roger G, 1999, Manajemen operasi : Pengambilan keputusan dalam Fungsi Produksi, Alih bahasa Team Penerjemah Penerbit Erlangga, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sudarmo, Indriyo Gito, 1998, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Samoelson, Paul.A. 1992, Ekonomi, Edisi Keduabelas, Penerbit PT.Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Todaro, Michael, P, 1999, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Bukan Buku :

Aliasuddin, 2002, Produksi Optimal dan RTS Industri Besar dan Sedang di NAD.

Jurnal Riset ekonomi dan manajemen, Vol.2. No. 2, Penerbit ISEI Cabang Surabaya.

Lains, Alfians 1990, Elastisitas Fungsi Produksi Pada industri Semen di Indonesia,

Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol.38, No.3, 1990.

Uun Novalia, 2006, Pengaruh Faktor Produksi modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin terhadap volume produksi CPO PT.Monopoli Raya.Tesis (tidak dipublikasikan), Universitas Sumatera Utara.

Internet :

(65)

Sahara, Dewi , Yusuf dan Sahardi, 2004, Pengaruh Faktor Produksi Pada Usahatani lada di Sulawesi Tenggara (Kasus Integrasi Lada-Ternak di Kec. Landano, Kab. Kendari), Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Vol.7, No.2, pp.139-145, diakses tanggal 14 Juni 2007.

Sulistiawan, Ady, 2001, Upaya Peningkatan Efisiensi dalam Usaha Pengolahan Kelapa Sawit, Tesis, www.digilib.its.ac.id (Astra Agro Lestari Verbatim copying , tidak dipublikasikan).

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Modal Kerja, Bahan Baku, Jam KerjaTenaga Kerja, Mesin      dan Produksi Glycerine PT.Flora Sawita Chemindo Tahun 2001-2005
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Tabel Pengambilan keputusan ada tidaknya Autokorelasi
Tabel 4.1 Aplikasi Fatty Acid dan Glycerine
+7

Referensi

Dokumen terkait

Streptomycetes yang diisolasi dari daerah non rhizosfer yang memiliki kemampuan menghambat EC adalah strain TA NR 2 dengan zona hambat 23 mm.. Sedangkan strain dari daerah

Berdasarkan peraturan menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia nomor 22 tahun 2015 Tentang Biaya Kuliah Tunggal Dan Uang Kuliah Tunggal

Hasil penelitian tentang hubungan status pekerja- an usia lanjut dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di rumah. Usia lanjut yang bekerja 37 orang, sejumlah

This research was aimed at finding out: (1) whether or not Collaborative Writing Technique is more effective than Direct Instruction in teaching writing of

Hasil pengujian dengan statistik t di dapat nilai t-hitung 6,188876 &gt; t-tabel 2,14479, hal tersebut mengidentifikasikan penolakan Ho, artinya kegiatan role

Pada field pemilihan obat kemudian dipilih obat dan bentuk sediaan obat, field ini akan langsung terintegrasi dengan database obat untuk mendapatkan fraksi ekskresi

Berdasarkan penelitian campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia pada interaksi pembelajaran bahasa Indonesai di kelas X SMAN 1 Glenmore Kabupaten Banyuwangi,

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “ PENGEMBANGAN PROGRAM KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SETTING.