HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP USIA MENARHE PADA SISWI SMP NEGERI 2 TANJUNG MORAWA
KEC.TANJUNG MORAWA KAB.DELI SERDANG TAHUN 2008
Oleh :
ANA YOSIA TOANUBUN 085102088
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009
Ana Yosia Toanubun
Hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang
Xii + 25 hal + 5 tabel + 1 skema + 10 lampiran
Abstrak
Menarhe adalah haid pertama yang dialami oleh setiap remaja yang akan memasuki masa pubertas. Peristiwa menarhe terjadi tidak sama setiap individu. Usia menarhe dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Meningkatnya usia menarhe disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan jumlah populasi 221 orang dan jumlah sampel 58 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling dan sesuai kriteria sampel. Teknik analisis data yang digunakan yaitu korelasi
bivariat product pearson moment. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia
siswi SMPN 2 Tanjung Morawa adalah 12,7 tahun. Rata-rata tinggi badan siswi SMPN 2 Tanjung Morawa adalah 1.417 meter. Berat badan rata-rata siswi SMPN 2 Tanjung Morawa sebesar 40.50 kg. Rata – rata IMT 20.86 kg/m2 dan rata – rata menarhe siswi SMPN 2 Tanjung Morawa usia 11.5 tahun dengan hasil uji statistik didapatkan nilai r sebesar -0.865 dimana hubungan kedua variabel sangat kuat dan bernilai negative berarti semakin besar nilai indeks massa tubuh seseorang maka usia menarhe akan semakin rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe (p value = 0.000). Dari hasil penelitian ini disarankan agar pendidikan kesehatan reproduksi khususnya tentang status gizi terhadap usia menarhe sebaiknya diberikan sebelum memasuki jenjang SLTP karena dengan buruknya status gizi seseorang maka kesehatan reproduksi dapat terganggu secara menyeluruh.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
Hubungan status gizi terhadap usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung
Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang.
Penulis menyadari bahwa Karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna baik
dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini di masa
mendatang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini, yaitu:
1. Prof. dr. Chairuddin Lubis, DTM, Sp. A(K) selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara
2. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh Dosen, Staff dan Pegawai Program Studi D-IV Bidan Pendidik
5. Seluruh keluarga penulis yang tiada henti memberikan motivasi kepada
penulis sehingga karya Tulis Ilmiah ini selesai.
6. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian karya
Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang mendukung dan mendoakan penulis sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini selesai.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang
diberikansemoga mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Medan, Juni 2009 Penulis
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG……….. i
ABSTRAK……… ii
KATA PENGANTAR……….. iii
DAFTAR ISI………. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………. vii
DAFTAR TABEL………..……… viii
DAFTAR SKEMA... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I Pendahuluan Latar Belakang ... 1
Rumusan Masalah ... 2
Tujuan Penelitian ... 2
Tujuan Umum ... 2
Tujuan Khusus ... 3
Manfaat Penelitian ... 3
Bagi Pelayanan ... 3
Bagi Ilmu Kebidanan ... 3
BAB II. Tinjauan Pustaka A. Status Gizi ... 4
B. Parameter Status Gizi ... 6
C. Hubungan Status Gizi Dengan Menarhe ... 9
BAB III. Kerangka Konsep Kerangka Konsep ... 12
Hipotesis ... 12
BAB IV. Metode Penelitian
Desain Penelitian ... 14
Populasi dan Sampel Penelitian ... 14
Populasi Penelitian ... 14
Sampel Penelitian ... 14
A. Tempat Penelitian ... 15
B. Waktu Penelitian ... 16
C. Etika Penelitian ... 16
D. Alat Pengumpulan Data ... 16
E. Prosedur Pengumpulan Data ... 17
F. Rencana Analisis data ... 17
Univariat……… ... 17
Bivariat ……… ... 18
BAB V. Hasil A. Analisis univariat……… ... 19
B. Analisis bivariat……….. ... 20
BAB VI. Pembahasan A. Interpretasi dan diskusi hasil ... 21
B. Batasan penelitian ... 23
C. Implikasi asuhan kebidanan ... 23
BAB VII. Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan ... 24
B. Saran ... 25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ana Yosia Toanubun
Tempat/ tgl lahir : Solok, 23 Februari 1985
Nama ayah : Agustinus Toanubun
Anak ke : 1 dari 3 bersaudara
Status : Kawin
Jumlah anak : 1 (satu)
Medan, Juni 2009 Penulis
(Ana Yosia Toanubun)
Table 2.1 Parameter Angka kecukupan gizi ... 6
Table 2.2 Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Anak Perempuan ... 8
Table 2.3 Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia ... 10
Tabel 5.1 karakteristik data demografi siswi SMPN 2 Tanjung Morawa
Kec. Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang tahun 2008 ... 19
Table 5.2 Hubungan status gizi terhadap usia menarche siswi SMPN 2 Tanjung
DAFTAR SKEMA
Hal
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Formulir Persetujuan Partisipan
Lampiran 2: Kuesioner Data Demografi
Lampiran 3: Hasil pengumpulan data
Lampiran 3: Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4: Surat Keterangan Populasi
Lampiran 5: Surat Balasan Penelitian
Lampiran 6: Data penelitian
Lampiran 8: Data View
Lampiran 9: Out Put Analisis data
Lampiran 10: Lembar Konsultasi KTI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia, hampir seperempat (22,2%)
dari jumlah penduduk keseluruhan yakni sekitar 44,6% juta penduduk adalah berusia
ABSTRAK
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009
Ana Yosia Toanubun
Hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang
Xii + 25 hal + 5 tabel + 1 skema + 10 lampiran
Abstrak
Menarhe adalah haid pertama yang dialami oleh setiap remaja yang akan memasuki masa pubertas. Peristiwa menarhe terjadi tidak sama setiap individu. Usia menarhe dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Meningkatnya usia menarhe disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan jumlah populasi 221 orang dan jumlah sampel 58 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling dan sesuai kriteria sampel. Teknik analisis data yang digunakan yaitu korelasi
bivariat product pearson moment. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia
siswi SMPN 2 Tanjung Morawa adalah 12,7 tahun. Rata-rata tinggi badan siswi SMPN 2 Tanjung Morawa adalah 1.417 meter. Berat badan rata-rata siswi SMPN 2 Tanjung Morawa sebesar 40.50 kg. Rata – rata IMT 20.86 kg/m2 dan rata – rata menarhe siswi SMPN 2 Tanjung Morawa usia 11.5 tahun dengan hasil uji statistik didapatkan nilai r sebesar -0.865 dimana hubungan kedua variabel sangat kuat dan bernilai negative berarti semakin besar nilai indeks massa tubuh seseorang maka usia menarhe akan semakin rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe (p value = 0.000). Dari hasil penelitian ini disarankan agar pendidikan kesehatan reproduksi khususnya tentang status gizi terhadap usia menarhe sebaiknya diberikan sebelum memasuki jenjang SLTP karena dengan buruknya status gizi seseorang maka kesehatan reproduksi dapat terganggu secara menyeluruh.
Setelah lahir, kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa, yakni masa
bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium, dan masa
senium. Awal pubertas jelas dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi, dan kebudayaan. Pada
abad ini secara umum ada pergeseran permulaan pubertas ke arah umur yang lebih muda
yang diterangkan dengan meningkatnya kesehatan umum dan gizi .
Haid pertama atau menarhe terjadi pada stadium lanjut dari pubertas dan sangat
bervariasi pada umur berapa masing-masing individu, rata-rata pada umur 10,5-15,5
tahun. Hal ini berkaitan dengan pacu tumbuh tinggi badan dan sangat erat hubungannya
dengan terjadinya menarhe. (Soetjinigsih, 2004).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari 400 orang pelajar putri Bugis
Kota dan Desa di Sulawesi Selatan yang sudah menarhe berusia antara 10.62 tahun
sampai 15.71 tahun. Hal ini meliputi kelompok Kota 200 orang dengan usia rata rata
12,93 tahun dan kelompok Desa 200 orang dengan usia rata rata 13,18 tahun pada
pelajar putri Bugis, yang berasal dari 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Maros, Soppeng,
Sidenreng Rappang, dan Enrekang di Sulawesi Selatan (Burhanuddin, 2005).
Menarhe mulai terjadi lebih cepat sekitar masa revolusi industri,dimana pada
masa tersebut standar kehidupan dan kemajuan ilmu kesehatan sedang mengalami
peningkatan. Dengan kata lain, faktor yang mempengaruhi pubertas meliputi mutu
makanan, kesehatan bawaan dan massa tubuh (Santrock, 2003).
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik melakukan penelitian untuk
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan apakah ada
hubungan antara indeks massa tubuh terhadap menarhe pada siswi SMPN 02 Tanjung
Morawa.
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe
pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa.
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengidentifikasi karakteristik responden siswi SMPN 02 Tanjung Morawa
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kebidanan
Sebagai masukan ilmu kebidanan kepada tenaga kesehatan tentang
hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarhe pada remaja
2. Bagi Masyarakat
Sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi bagi masyarakat tentang
sejauh mana gizi dapat mempengaruhi usia menarhe pada remaja.
3. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
Sebagai masukan kepada pihak yang memerlukan untuk melakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
Menurut Soekirman (2000) status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan
akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia.
Selanjutnya, Mc. Laren menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan
antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya
Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta
hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas
sifat-sifat nutrient (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan , pengaruh
metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan (ketidakcukupan) gizi.
Zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam makanan
yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita
(Paath, Rumdasih & Heryati, 2005)
Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan
energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis
pertumbuhan. Pertumbuhan remaja di negara yang sedang berkembang membutuhkan
perhatian khusus pada nutrien vitamin A, seng atau protein selain kebutuhan energi yang
adekuat. Berbeda dengan di negara barat, di sana dilakukan fortifikasi pada produk
makanannya sehingga jarang ditemukan defisiensi nutrien (Soetjiningsih, 2004).
Zat-zat nutrien dibagi dalam dua golongan besar yakni makro nutrien (zat gizi
makro) dan mikro nutrien ( zat gizi mikro). Zat gizi makro merupakan komponen
berguna untuk keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun
aktivitas tubuh.(Paath, Rumdasih & Heryati, 2005)
Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling
mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Pada
kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau
perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari
kelompok umur yang lain. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :
a. Kelompok bayi : 0-1 tahun
b. Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun
c. Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun
d. Kelompok remaja : 13-20 tahun
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.
f. Kelompok usia lanjut
(Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmojo (2003), Pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga
sangat pesat kemudian kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olahraga juga pada kondisi
puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya maka akan terjadi
defisiensi yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya. Pada anak remaja puteri
mulai terjadi menarche (awal menstruasi) yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe.
Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan, khususnya Fe kurang maka akan terjadi
2.2 Parameter Status Gizi
Parameter status gizi adalah ukuran yang menjadi patokan dalam menentukan
status gizi seseorang. Ada beberapa parameter yang dapat digunakan dalam menilai
status gizi seseorang, salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang
dikenal dengan antropometri. Antropometri telah lama dikenal sebagai indikator untuk
penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat (Santrock, 2003).
Table 2.1
Parameter Angka kecukupan gizi 2004 bagi orang Indonesia (Syafiq, et al, 2007)
No Kelompok Umur
Berat Badan (kg) Tinggi badan (cm)
1 0-6 bulan 6 60
2 7-12 bulan 8.5 71
3 1-3 tahun 12 90
4 4-6 tahun 17 110
5 7-9 tahun 25 120
Laki-laki
6 10-12 tahun 35 138
7 13-15 tahun 46 150
8 16-18 tahun 55 160
9 19-29 tahun 56 165
10 30-49 tahun 62 165
11 50-64 tahun 62 165
12 60+ tahun 62 165
Wanita
13 10-12 tahun 37 145
14 13-15 tahun 48 153
15 16-18 tahun 50 154
16 19-29 tahun 52 156
17 30-49 tahun 55 156
18 50-64 tahun 55 156
19 60+ tahun 55 156
Pengukuran status gizi yang digunakan menurut WHO-NCSH
Istilah status Gizi
Gizi lebih > 2.0 SD baku WHO-NCHS Gizi baik -2.0 s.d. +2.0 SD
Gizi kurang <- 2.0 SD Gizi Buruk <-3.0 SD
2. TB/U
Normal >= -2.0 SD baku WHO-NCHS Pendek (stunted) < -2.0 SD
(Syafiq, et al, 2007)
Menurut Arifin, (2008, Tumbuh Kembang Remaja, http//www Blog.rusari.com)
1. Early adolescent (11 – 14 th)
Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :
2. Middle adolescent (15 – 17 th)
3. Late adolescent (18 – 20)
Peristiwa yang paling penting pada usia remaja adalah pubertas, karena pubertas muncul
dan berkembang pada rentang usia yang berbeda menurut jenis kelaminnya. Sangat sulit
untuk membuat kategori pubertas secara kronologis karena itu untuk mendapat pola
individu yang konsisten digunakan istilah tingkat perkembangan pubertas tanpa melihat
tingkat perkembangan pubertas atau tingkat maturitas kelamin (TMK). Tabel TMK yang
sering digunakan adalah tabel Tanner yaitu :
Table 2.2
Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Anak Perempuan
TMK Rambut Pubis Buah Dada
1 Praremaja Praremaja
2 Jarang, berpigmen sedikit, lurus atas medial labia
Menonjol seperti bukit kecil, areola melebar
3 Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah
Mammae dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah
4 Kasar, keriting, banyak tapi belum sebanyak dewasa
Areola dan papila membentuk bukit kedua
5 Bentuk segitiga seperti pada perempuan dewasa tersebar sampai medial paha
Matang, papila menonjol, areola sebagai bagian kontur buah dada
Masa remaja awal (TMK 2) pada anak perempuan biasanya antara usia 10 – 13 tahun
berlangsung selama 6 bulan – 1 tahun. Pada anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5 – 15
tahun yang berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja menengah (TMK 3 – 4)
anak perempuan timbul pada usia 11 – 14 tahun berlangsung sampai 2 – 3 tahun. Pada
anak laki-laki usia 12 – 15,5 tahun berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja
lanjut (TMK 5) anak perempuan rata-rata usia 13 – 17 tahun dan anak laki-laki usia 14 –
16 tahun.
2.3 Hubungan Status Gizi dengan Menarche
Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas
mempengaruhi terjadinya menarhe baik dari faktor usia terjadinya menarhe, adanya
keluhan-keluhan selama menarhe maupun lamanya hari menarhe. Secara psikologis
wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang
nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah atau tegang. Tetapi pada beberapa remaja
keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat
yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Paath,Rumdasih & Heryati, 2005).
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat
menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat
menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang
sama. Sebaliknya pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan
daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB)
mereka sama. Pada umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body
mass index (indeks masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang
terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama (Soetjiningsih, 2004).
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
IMT =
Tinggi badan(m) x tinggi badan(m)
berat badan(kg)________
Table 2.3
Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut :
status gizi kategori IMT
kurus kurang BB tingkat berat < 17.0
kurang BB tingkat ringan 17.0 – 18.5
normal > 18.5 – 25.0
gemuk kelebihan BB tingkat ringan >25.0 – 27.0
kelebihan BB tingkat berat >27.0
Peristiwa yang paling dinamik adalah timbulnya menarhe pada anak perempuan
yang rata-rata terjadi pada umur 12,5 tahun (pada kultur barat). Peristiwa menarhe
sangat erat hubungannya dengan masa puncak kurva kecepatan penambahan tinggi
badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor
genetik. Sangat erat hubungan antara umur menarhe ibu dengan putrinya, dan lebih erat
lagi antar umur menarhe perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting
adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarhe lebih awal daripada yang kurus.
Semua penyakit kronik yang menggangu status gizi atau oksigenasi jaringan akan
memperlambat pola maturasi pubertas, terutama waktu menarhe (Arifin,2008., Tumbuh
Kembang Remaja,
Pubertas dianggap terlambat jika gejala-gejala pubertas baru datang antara umur
14-16 tahun. Biasanya tidak ada kelainan yang mencolok, pubertas terlambat saja, dan
kemudian perkembangan berlangsung secara biasa. Pubertas tarda dapat disebabkan oleh
faktor herediter, gangguan kesehatan, dan kekurangan gizi. Maka dengan peningkatan
kesehatan, gejala pubertas tarda dapat sembuh dengan spontan. Yang dinamakan
menarhe tarda ialah menarhe yang baru datang setelah 14 tahun. Kalau menarhe belum
datang pada umur 18 tahun, dapat diberi diagnosis amenorhea primer, dan perlu dicari
etiologinya (Wiknjosastro,1997).
BAB III
KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variable yang ingin di
amati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2003). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah indeks massa tubuh dan variable dependen
adalah menarche. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa
tubuh dengan menarhe. Hasil yang diharapkan adalah dengan semakin baiknya indeks
massa tubuh seseorang diharapkan usia haid pertama kali atau menarhe dapat lebih
cepat.
variabel independen variabel dependen
Skema.1. Skema kerangka konsep
B. Hipotesis
Ada hubungan antara indeks massa tubuh terhadap usia menarhe pada siswi
SMPN 02 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang
C. Definisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan indeks
massa tubuh terhadap usia menarhe pada siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa
Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti. Pada
penelitian ini populasinya adalah keseluruhan siswi SMPN 02 Tanjung Morawa mulai
dari kelas 1 sampai kelas 3 yang berjumlah 221 orang sesuai dengan sumber data
yang peneliti peroleh dari SMP Negeri 2 Tanjung Morawa
2. Sampel
dengan membagi sampel berdasarkan kelas masing-masing dan diambil jumlah
sampel berdasarkan rumus.
Mencari sampel (n) =
1+N(d)2 N__
= 221___ 1+221(0.05)2
= 142 orang Jumlah sampel kelas 1 = 77 x 142
221
= 49 orang
Jumlah sampel kelas 2 = 75 x 142 221
= 48 orang
Jumlah sampel kelas 3 = 62 x 142 = 221
39 orang
Kemudian sampel diambil berdasarkan kriteria. Dengan kriteria adalah sebagai berikut :
Kriteria sampel
1. Siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa
2. Sudah mengalami menstruasi
3. Bersedia diwawancarai
Maka didapat jumlah sampel sebanyak 58 orang yaitu sebagai berikut :
Kelas 1 yang sudah menstruasi = 9 orang
Kelas 2 yang sudah menstruasi = 22 orang
Kelas 3 yang sudah menstruasi = 27 orang
Penelitian dilakukan di SMPN 02 Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Karena SMP Negeri 2 dekat dengan rumah
peneliti sehingga dapat memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian
D. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Januari tahun 2008 sampai dengan Mei tahun
2009
E. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan untuk
memperoleh persetujuan penelitian. Setelah memperoleh surat persetujuan penelitian,
peneliti memulai penelitian dengan menekankan masalah etik yang meliputi: peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta akibat yang mungkin terjadi selama dan
sesudah pengumpulan data. Jika partisipan bersedia maka partisipan diharapkan
menandatangani lembar persetujuan riset (informed consent). Jika partisipan menolak
untuk diteliti, peneliti tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati hak-haknya.
Untuk menjaga kerahasiaan identitas semua informasi yang diberikan partisipan pada
lembar pengumpulan data hanya nomor kode yang digunakan, sehingga kerahasiaan
identitas semua informasi yang diberikan tetap terjaga dan seluruh informasi yang
diperoleh hanya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan tetap
F. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti. Kuesioner yang
dibagikan adalah berupa kuesioner data demografi untuk mengetahui usia responden
dan menarche responden. Kemudian peneliti menggunakan timbangan berat badan
dan pengukur tinggi badan untuk mengetahui indeks massa tubuh responden dengan
menggunakan rumus berdasarkan studi literatur yang ada.
G.Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk
mengidentifikasi karakter masing – masing responden. Prosedur pengumpulan data yang
dilakukan adalah : mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi
pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di SMP Negeri 2
Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang , setelah mendapat izin,
kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan data siswi yang telah mengalami haid di
SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon
responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari
calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent
dan memberikan kuesioner untuk mengidentifikasi data demografi responden. Setelah
itu peneliti mengukur berat badan dan tinggi badan responden selama 3 hari. Kemudian
peneliti mengumpulkan kembali kuesioner data demografi yang telah di bagikan kepada
H.Analisis Data
1. Univariat
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing – masing
responden, yakni dengan melihat nilai mean, median, nilai minimum dan
maksimum dari variabel yang diteliti meliputi : usia, tinggi badan, berat badan,
IMT, menarhe.
2. Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh
dengan menarhe. Dalam menganalisa data secara bivariat pengujian data
dilakukan dengan menggunakan uji statistik korelasi bivariat product pearson
moment untuk mengetahui sejauh mana hubungan indeks massa tubuh terhadap
menarhe dengan pedoman sebagai berikut :
- r = 0 – 0,25 : korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
- r = >0.25 – 0.5 : korelasi cukup
- r = >0.5 – 0.75 : korelasi kuat
- r = >0.75 – 1 : korelasi sangat kuat
Korelasi dapat bernilai positif dan negative. Korelasi bernilai positif
bernilai negative menunjukkan arah yang berlawanan. Artinya , jika variable 1
besar maka variable 2 menjadi kecil. Taraf signifikansi 95 % (α = 0.05).
pedoman dalam menerima hipotesa :
- Jika probabilitas < 0.05 , HO ditolak dan H1 di terima
- Jika probabilitas > 0.05 , HO diterima dan H1 di tolak.
BAB V
A. Hasil
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian hubungan indeks massa tubuh
terhadap usia menarhe pada sisiwi SMPN 2 Tanjung morawa yang dilakukan di SMPN 2
Tanjung morawa Kec. Tanjung morawa kab. Deli Serdang. Jumlah responden adalah
142 orang. Namun, pada saat dilakukan penelitian ada responden yang tidak memenuhi
kriteria sebanyak 58 orang.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
masing-masing responden yang diteliti. Karakteristik responden dari kuisioner data demografi
[image:32.612.114.537.482.588.2]meliputi: usia, tinggi badan, berat badan, IMT dan menarche.
Tabel 5.1
Karakteristik data demografi siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec. Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang tahun 2008 (n=58)
Variabel Mean Standar defiasi
Nilai 95% CI Min Max
Usia 12.7 0.99 10 14 12.52-13.04
Tinggi badan 1.417 0.05 1.30 1.56 1.40-1.43
Berat Badan 40.50 4.81 33 51 39.24-41.76
IMT 20.86 2.51 16.40 28.40 20.20-21.52
Menarhe 11.52 1.45 9 15 11.13-11.90
Dari tabel 5.1 di atas diperoleh bahwa rata-rata usia siswi SMPN 2 Tanjung
Morawa adalah 12, 7 tahun, dengan usia minimum 10 Tahun dan usia maksimum 14
0.05. Berat badan rata-rata sebesar 40.50 kg, dengan berat badan minimum 33 kg dan
berat badan maksimum 51 kg dengan standar deviasi 4.81.Rata – rata IMT 20.86 kg/m2
dengan IMT minimum 16.40 kg/m2 dan IMT maksimum 28.40 kg/m2 dengan standar
deviasi 2.51. Rata – rata menarche usia 11.52 tahun dengan nilai minimum 9 tahun dan
nilai maksimum 15 tahun dengan standar deviasi 1.45.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa
tubuh terhadap usia menarhe, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji
[image:33.612.113.542.489.536.2]statistik korelasi bivariat product pearson moment.
Table 5.2
Hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarche
siswi SMPN 2 Tanjung Morawa
Kec.Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang Tahun 2008
Variabel Mean r p value
IMT 20.86
-0.865 0.000
Menarhe 11.52
Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh rata – rata IMT siswi SMPN 2 Tanjung Morawa
adalah 20.86 kg/m2 yaitu dalam keadaan normal sesuai studi literatur yang ada dengan
rata – rata menarce pada usia 11.52 tahun. Didapatkan nilai r = -0.865 dimana terjadi
negative sehingga ada hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh terhadap
usia menarhe ( p value 0.000).
B. Pembahasan
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian
ini dengan studi literatur yang ada yakni hubungan indeks massa tubuh terhadap usia
menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa.
A. Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarhe
Hasil penelitian diperoleh, usia menarhe pada SMPN 2 Tanjung Morawa antara 9
tahun sampai 15 tahun dengan rata-rata 11.52 tahun, menunjukkan bahwa status gizi
siswi SMPN 2 tanjung Morawa sudah cukup baik. Berdasarkan penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan dari 400 orang pelajar putri Bugis Kota dan Desa di Sulawesi
Selatan yang sudah menarhe berusia antara 10.62 tahun sampai 15.71 tahun. Hal ini
meliputi kelompok Kota 200 orang dengan usia rata rata 12,93 tahun dan kelompok
Desa 200 orang dengan usia rata rata 13,18 tahun pada pelajar putri Bugis, yang berasal
dari 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Maros, Soppeng, Sidenreng Rappang, dan Enrekang
di Sulawesi Selatan menunjukkan IMT remaja putri perkotaan lebih besar dari remaja
putri pedesaan (Burhanuddin, 2005).
Hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi sebesar -0.865 dan bernilai negative.
semakin besar nilai indeks massa tubuh maka usia menarhe akan semakin rendah
(Sarwono, J, 2006).
Hasil penelitian ini sesuai dengan literatur (path,rumdasih & heryati,2005) bahwa
status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarhe. Nutrisi
mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih
dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama
dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya
pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah
menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka sama. Pada
umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body mass index (indeks
masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT
lebih kecil pada usia yang sama (Soetjiningsih, 2004).
Dari data hasil penelitian dapat kita lihat bahwa semakin besar nilai IMT dari
sampel maka usia menarhenya semakin kecil, artinya semakin tinggi status gizi
seseorang maka dia akan lebih cepat mendapatkan menarhe. Uji Hipotesis antara
variabel indeks massa tubuh dengan menarce adalah Ho ditolak (p value 0.00) artinya ,
ada hubungan yang signifikan antara variabel status gizi dengan menarhe.
Kesimpulan yang didapat dari analisa data, uji signifikansi dan uji hipotesis
adalah ada hubungan kuat berlawanan yang signifikan antara variabel indeks massa
tubuh dengan usia menarhe pada SMPN 2 Tanjung Morawa.
Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti hubungan indeks massa tubuh
dengan menarhe dan tidak meneliti faktor lainnya yang berhubungan dengan menarhe.
C. Implikasi hasil penelitian
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan antara indeks massa tubuh
dengan menarhe untuk itu dapat dipergunakan untuk penyuluhan bagi usia remaja agar
mereka mengetahui pentingnya gizi terhadap menarhe. Namun perlu diperhatikan faktor
lainnya yang berhubungan dengan menarhe.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan indeks massa tubuh
terhadap usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa
Kab.Deli Serdang tahun 2008 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik responden diperoleh yaitu rata-rata usia siswi SMPN 2 Tanjung
Morawa adalah 12, 7 tahun, dengan usia minimum 10 Tahun dan usia maksimum
14 tahun. Rata-rata tinggi badan adalah 1.41 meter dengan tinggi badan
Rata – rata IMT 20.86 kg/m2 dengan IMT minimum 16.40 kg/m2 dan IMT
maksimum 28.40 kg/m2. Rata – rata menarhe usia 11.52 tahun dengan nilai
minimum 9 tahun dan nilai maksimum 15 tahun.
2. Hasil uji statistik didapatkan nilai r sebesar -0.865 dimana hubungan diantara
kedua variabel sangat kuat dan bernilai negative maksudnya ialah semakin besar
nilai indeks massa tubuh maka usia menarhe akan semakin rendah. Dimana
hubungan antara kedua variabel signifikansi (p value 0.000).
B. SARAN
1. Bagi pelayanan kebidanan
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam melakukan pelayanan
kebidanan khususnya tentang peningkatan gizi terhadap anak usia remaja yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan remaja khususnya dalam
hal menarche.
2. Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi kesehatan reproduksi untuk
mengetahui bahwa gizi sangat penting pada usia remaja untuk pacu tumbuh
kembang remaja dalam menghadapi masa pubertas khususnya dalam
mendapatkan haid yang pertama kali
Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan meneliti faktor faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi menarhe.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2003, Kesehatan Reproduksi Remaja, EGC, Jakarta
Winkjosastro,M , dkk. (1997). Ilmu Kandungan. Jakarta. YBPSP
Soetjiningsih (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung
Seto
Arifin.(2008). Tumbuh Kembang Remaja
Syafiq, A., dkk.(2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada
Manuaba. (2006). Kapita Selekta Penatalaksaaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Kb.
Jakarta:EGC
Supariasa nyoman , dkk (2002). Penilaian status gizi . Jakarta. EGC
Soediaoetama,A.D. (2006). Ilmu gizi. Jakarta: PT Dian Rakyat.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. bandung:
Alfabeta Bandung.
Sarwono jonathan, (2006) .Analisis data penelitian. Jakarta . Andi Offset
Hidayat alimul, (2007). Metode penelitian kebidanan & teknik analisis data. Jakarta.
Salemba medika
Asnah, Asiah, dan manic. 2008. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan :
Program D IV Bidan Pendidik.
Samin, Ahmad. 2008. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera
Utara Press.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet-2. Jakarta : EGC
__________________ . 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Soekirman, 2000, Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarhe
Pada Siswi SMPN 02 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa
Kab.Deli Serdang Tahun 2008
Oleh:
Ana Yosia Toanubun, AM.Keb.
Saya adalah mahasiswa program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui
hubungan status gizi terhadap usia menarhe pada sisiwi SMPN 02 Tanjung Morawa.
Saudari dapat berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara menjawab
pertanyaan yang saya berikan dalam bentuk kuesioner data demografi, dan bersedia
Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang berbahaya. Partisipasi
saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga saudari bebas mengundurkan diri
setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang saudari berikan akan
dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian. Atas kesediaan saudari, saya
ucapkan terima kasih.
Medan, …..Maret 2008 Partisipan
(……….)
KUESIONER DATA DEMOGRAFI
No :
Usia :
usia haid pertama :
Berat badan : (diisi petugas)