• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarhe Pada Siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarhe Pada Siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang Tahun 2008"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP USIA MENARHE PADA SISWI SMP NEGERI 2 TANJUNG MORAWA

KEC.TANJUNG MORAWA KAB.DELI SERDANG TAHUN 2008

Oleh :

ANA YOSIA TOANUBUN 085102088

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009

Ana Yosia Toanubun

Hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang

Xii + 25 hal + 5 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Abstrak

Menarhe adalah haid pertama yang dialami oleh setiap remaja yang akan memasuki masa pubertas. Peristiwa menarhe terjadi tidak sama setiap individu. Usia menarhe dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Meningkatnya usia menarhe disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan jumlah populasi 221 orang dan jumlah sampel 58 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling dan sesuai kriteria sampel. Teknik analisis data yang digunakan yaitu korelasi

bivariat product pearson moment. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia

siswi SMPN 2 Tanjung Morawa adalah 12,7 tahun. Rata-rata tinggi badan siswi SMPN 2 Tanjung Morawa adalah 1.417 meter. Berat badan rata-rata siswi SMPN 2 Tanjung Morawa sebesar 40.50 kg. Rata – rata IMT 20.86 kg/m2 dan rata – rata menarhe siswi SMPN 2 Tanjung Morawa usia 11.5 tahun dengan hasil uji statistik didapatkan nilai r sebesar -0.865 dimana hubungan kedua variabel sangat kuat dan bernilai negative berarti semakin besar nilai indeks massa tubuh seseorang maka usia menarhe akan semakin rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe (p value = 0.000). Dari hasil penelitian ini disarankan agar pendidikan kesehatan reproduksi khususnya tentang status gizi terhadap usia menarhe sebaiknya diberikan sebelum memasuki jenjang SLTP karena dengan buruknya status gizi seseorang maka kesehatan reproduksi dapat terganggu secara menyeluruh.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul

Hubungan status gizi terhadap usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung

Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang.

Penulis menyadari bahwa Karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna baik

dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini di masa

mendatang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian Karya Tulis

Ilmiah ini, yaitu:

1. Prof. dr. Chairuddin Lubis, DTM, Sp. A(K) selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara

2. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh Dosen, Staff dan Pegawai Program Studi D-IV Bidan Pendidik

(4)

5. Seluruh keluarga penulis yang tiada henti memberikan motivasi kepada

penulis sehingga karya Tulis Ilmiah ini selesai.

6. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian karya

Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pihak yang mendukung dan mendoakan penulis sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini selesai.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang

diberikansemoga mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Medan, Juni 2009 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG……….. i

ABSTRAK……… ii

KATA PENGANTAR……….. iii

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………. vii

DAFTAR TABEL………..……… viii

DAFTAR SKEMA... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I Pendahuluan Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 2

Tujuan Umum ... 2

Tujuan Khusus ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

Bagi Pelayanan ... 3

Bagi Ilmu Kebidanan ... 3

BAB II. Tinjauan Pustaka A. Status Gizi ... 4

B. Parameter Status Gizi ... 6

C. Hubungan Status Gizi Dengan Menarhe ... 9

BAB III. Kerangka Konsep Kerangka Konsep ... 12

Hipotesis ... 12

(6)

BAB IV. Metode Penelitian

Desain Penelitian ... 14

Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

Populasi Penelitian ... 14

Sampel Penelitian ... 14

A. Tempat Penelitian ... 15

B. Waktu Penelitian ... 16

C. Etika Penelitian ... 16

D. Alat Pengumpulan Data ... 16

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 17

F. Rencana Analisis data ... 17

Univariat……… ... 17

Bivariat ……… ... 18

BAB V. Hasil A. Analisis univariat……… ... 19

B. Analisis bivariat……….. ... 20

BAB VI. Pembahasan A. Interpretasi dan diskusi hasil ... 21

B. Batasan penelitian ... 23

C. Implikasi asuhan kebidanan ... 23

BAB VII. Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan ... 24

B. Saran ... 25

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ana Yosia Toanubun

Tempat/ tgl lahir : Solok, 23 Februari 1985

Nama ayah : Agustinus Toanubun

(8)

Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

Status : Kawin

Jumlah anak : 1 (satu)

Medan, Juni 2009 Penulis

(Ana Yosia Toanubun)

(9)

Table 2.1 Parameter Angka kecukupan gizi ... 6

Table 2.2 Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Anak Perempuan ... 8

Table 2.3 Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia ... 10

Tabel 5.1 karakteristik data demografi siswi SMPN 2 Tanjung Morawa

Kec. Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang tahun 2008 ... 19

Table 5.2 Hubungan status gizi terhadap usia menarche siswi SMPN 2 Tanjung

(10)

DAFTAR SKEMA

Hal

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Formulir Persetujuan Partisipan

Lampiran 2: Kuesioner Data Demografi

Lampiran 3: Hasil pengumpulan data

Lampiran 3: Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4: Surat Keterangan Populasi

Lampiran 5: Surat Balasan Penelitian

Lampiran 6: Data penelitian

(12)

Lampiran 8: Data View

Lampiran 9: Out Put Analisis data

Lampiran 10: Lembar Konsultasi KTI

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia, hampir seperempat (22,2%)

dari jumlah penduduk keseluruhan yakni sekitar 44,6% juta penduduk adalah berusia

(13)

ABSTRAK

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009

Ana Yosia Toanubun

Hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang

Xii + 25 hal + 5 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Abstrak

Menarhe adalah haid pertama yang dialami oleh setiap remaja yang akan memasuki masa pubertas. Peristiwa menarhe terjadi tidak sama setiap individu. Usia menarhe dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Meningkatnya usia menarhe disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan jumlah populasi 221 orang dan jumlah sampel 58 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling dan sesuai kriteria sampel. Teknik analisis data yang digunakan yaitu korelasi

bivariat product pearson moment. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia

siswi SMPN 2 Tanjung Morawa adalah 12,7 tahun. Rata-rata tinggi badan siswi SMPN 2 Tanjung Morawa adalah 1.417 meter. Berat badan rata-rata siswi SMPN 2 Tanjung Morawa sebesar 40.50 kg. Rata – rata IMT 20.86 kg/m2 dan rata – rata menarhe siswi SMPN 2 Tanjung Morawa usia 11.5 tahun dengan hasil uji statistik didapatkan nilai r sebesar -0.865 dimana hubungan kedua variabel sangat kuat dan bernilai negative berarti semakin besar nilai indeks massa tubuh seseorang maka usia menarhe akan semakin rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe (p value = 0.000). Dari hasil penelitian ini disarankan agar pendidikan kesehatan reproduksi khususnya tentang status gizi terhadap usia menarhe sebaiknya diberikan sebelum memasuki jenjang SLTP karena dengan buruknya status gizi seseorang maka kesehatan reproduksi dapat terganggu secara menyeluruh.

(14)

Setelah lahir, kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa, yakni masa

bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium, dan masa

senium. Awal pubertas jelas dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi, dan kebudayaan. Pada

abad ini secara umum ada pergeseran permulaan pubertas ke arah umur yang lebih muda

yang diterangkan dengan meningkatnya kesehatan umum dan gizi .

Haid pertama atau menarhe terjadi pada stadium lanjut dari pubertas dan sangat

bervariasi pada umur berapa masing-masing individu, rata-rata pada umur 10,5-15,5

tahun. Hal ini berkaitan dengan pacu tumbuh tinggi badan dan sangat erat hubungannya

dengan terjadinya menarhe. (Soetjinigsih, 2004).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari 400 orang pelajar putri Bugis

Kota dan Desa di Sulawesi Selatan yang sudah menarhe berusia antara 10.62 tahun

sampai 15.71 tahun. Hal ini meliputi kelompok Kota 200 orang dengan usia rata rata

12,93 tahun dan kelompok Desa 200 orang dengan usia rata rata 13,18 tahun pada

pelajar putri Bugis, yang berasal dari 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Maros, Soppeng,

Sidenreng Rappang, dan Enrekang di Sulawesi Selatan (Burhanuddin, 2005).

Menarhe mulai terjadi lebih cepat sekitar masa revolusi industri,dimana pada

masa tersebut standar kehidupan dan kemajuan ilmu kesehatan sedang mengalami

peningkatan. Dengan kata lain, faktor yang mempengaruhi pubertas meliputi mutu

makanan, kesehatan bawaan dan massa tubuh (Santrock, 2003).

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik melakukan penelitian untuk

(15)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan apakah ada

hubungan antara indeks massa tubuh terhadap menarhe pada siswi SMPN 02 Tanjung

Morawa.

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe

pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa.

2. Tujuan Khusus

- Untuk mengidentifikasi karakteristik responden siswi SMPN 02 Tanjung Morawa

(16)

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Sebagai masukan ilmu kebidanan kepada tenaga kesehatan tentang

hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarhe pada remaja

2. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi bagi masyarakat tentang

sejauh mana gizi dapat mempengaruhi usia menarhe pada remaja.

3. Bagi Peneliti Lebih Lanjut

Sebagai masukan kepada pihak yang memerlukan untuk melakukan

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Gizi

Menurut Soekirman (2000) status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan

akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia.

Selanjutnya, Mc. Laren menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan

antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta

hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas

sifat-sifat nutrient (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan , pengaruh

metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan (ketidakcukupan) gizi.

Zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam makanan

yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita

(Paath, Rumdasih & Heryati, 2005)

Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan

energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis

pertumbuhan. Pertumbuhan remaja di negara yang sedang berkembang membutuhkan

perhatian khusus pada nutrien vitamin A, seng atau protein selain kebutuhan energi yang

adekuat. Berbeda dengan di negara barat, di sana dilakukan fortifikasi pada produk

makanannya sehingga jarang ditemukan defisiensi nutrien (Soetjiningsih, 2004).

Zat-zat nutrien dibagi dalam dua golongan besar yakni makro nutrien (zat gizi

makro) dan mikro nutrien ( zat gizi mikro). Zat gizi makro merupakan komponen

(18)

berguna untuk keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun

aktivitas tubuh.(Paath, Rumdasih & Heryati, 2005)

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling

mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Pada

kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau

perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari

kelompok umur yang lain. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :

a. Kelompok bayi : 0-1 tahun

b. Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun

c. Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun

d. Kelompok remaja : 13-20 tahun

e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.

f. Kelompok usia lanjut

(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmojo (2003), Pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga

sangat pesat kemudian kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olahraga juga pada kondisi

puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan

kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya maka akan terjadi

defisiensi yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya. Pada anak remaja puteri

mulai terjadi menarche (awal menstruasi) yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe.

Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan, khususnya Fe kurang maka akan terjadi

(19)

2.2 Parameter Status Gizi

Parameter status gizi adalah ukuran yang menjadi patokan dalam menentukan

status gizi seseorang. Ada beberapa parameter yang dapat digunakan dalam menilai

status gizi seseorang, salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang

dikenal dengan antropometri. Antropometri telah lama dikenal sebagai indikator untuk

penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat (Santrock, 2003).

Table 2.1

Parameter Angka kecukupan gizi 2004 bagi orang Indonesia (Syafiq, et al, 2007)

No Kelompok Umur

Berat Badan (kg) Tinggi badan (cm)

1 0-6 bulan 6 60

2 7-12 bulan 8.5 71

3 1-3 tahun 12 90

4 4-6 tahun 17 110

5 7-9 tahun 25 120

Laki-laki

6 10-12 tahun 35 138

7 13-15 tahun 46 150

8 16-18 tahun 55 160

9 19-29 tahun 56 165

10 30-49 tahun 62 165

11 50-64 tahun 62 165

12 60+ tahun 62 165

Wanita

13 10-12 tahun 37 145

14 13-15 tahun 48 153

15 16-18 tahun 50 154

16 19-29 tahun 52 156

17 30-49 tahun 55 156

18 50-64 tahun 55 156

19 60+ tahun 55 156

Pengukuran status gizi yang digunakan menurut WHO-NCSH

Istilah status Gizi

(20)

 Gizi lebih > 2.0 SD baku WHO-NCHS  Gizi baik -2.0 s.d. +2.0 SD

 Gizi kurang <- 2.0 SD  Gizi Buruk <-3.0 SD

2. TB/U

 Normal >= -2.0 SD baku WHO-NCHS  Pendek (stunted) < -2.0 SD

(Syafiq, et al, 2007)

Menurut Arifin, (2008, Tumbuh Kembang Remaja, http//www Blog.rusari.com)

1. Early adolescent (11 – 14 th)

Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :

2. Middle adolescent (15 – 17 th)

3. Late adolescent (18 – 20)

Peristiwa yang paling penting pada usia remaja adalah pubertas, karena pubertas muncul

dan berkembang pada rentang usia yang berbeda menurut jenis kelaminnya. Sangat sulit

untuk membuat kategori pubertas secara kronologis karena itu untuk mendapat pola

individu yang konsisten digunakan istilah tingkat perkembangan pubertas tanpa melihat

(21)

tingkat perkembangan pubertas atau tingkat maturitas kelamin (TMK). Tabel TMK yang

sering digunakan adalah tabel Tanner yaitu :

Table 2.2

Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Anak Perempuan

TMK Rambut Pubis Buah Dada

1 Praremaja Praremaja

2 Jarang, berpigmen sedikit, lurus atas medial labia

Menonjol seperti bukit kecil, areola melebar

3 Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah

Mammae dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah

4 Kasar, keriting, banyak tapi belum sebanyak dewasa

Areola dan papila membentuk bukit kedua

5 Bentuk segitiga seperti pada perempuan dewasa tersebar sampai medial paha

Matang, papila menonjol, areola sebagai bagian kontur buah dada

Masa remaja awal (TMK 2) pada anak perempuan biasanya antara usia 10 – 13 tahun

berlangsung selama 6 bulan – 1 tahun. Pada anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5 – 15

tahun yang berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja menengah (TMK 3 – 4)

anak perempuan timbul pada usia 11 – 14 tahun berlangsung sampai 2 – 3 tahun. Pada

anak laki-laki usia 12 – 15,5 tahun berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja

lanjut (TMK 5) anak perempuan rata-rata usia 13 – 17 tahun dan anak laki-laki usia 14 –

16 tahun.

2.3 Hubungan Status Gizi dengan Menarche

Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas

(22)

mempengaruhi terjadinya menarhe baik dari faktor usia terjadinya menarhe, adanya

keluhan-keluhan selama menarhe maupun lamanya hari menarhe. Secara psikologis

wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang

nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah atau tegang. Tetapi pada beberapa remaja

keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat

yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Paath,Rumdasih & Heryati, 2005).

Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat

menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat

menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang

sama. Sebaliknya pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan

daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB)

mereka sama. Pada umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body

mass index (indeks masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang

terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama (Soetjiningsih, 2004).

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :

IMT =

Tinggi badan(m) x tinggi badan(m)

berat badan(kg)________

Table 2.3

Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut :

status gizi kategori IMT

kurus kurang BB tingkat berat < 17.0

kurang BB tingkat ringan 17.0 – 18.5

normal > 18.5 – 25.0

gemuk kelebihan BB tingkat ringan >25.0 – 27.0

kelebihan BB tingkat berat >27.0

(23)

Peristiwa yang paling dinamik adalah timbulnya menarhe pada anak perempuan

yang rata-rata terjadi pada umur 12,5 tahun (pada kultur barat). Peristiwa menarhe

sangat erat hubungannya dengan masa puncak kurva kecepatan penambahan tinggi

badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor

genetik. Sangat erat hubungan antara umur menarhe ibu dengan putrinya, dan lebih erat

lagi antar umur menarhe perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting

adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarhe lebih awal daripada yang kurus.

Semua penyakit kronik yang menggangu status gizi atau oksigenasi jaringan akan

memperlambat pola maturasi pubertas, terutama waktu menarhe (Arifin,2008., Tumbuh

Kembang Remaja,

Pubertas dianggap terlambat jika gejala-gejala pubertas baru datang antara umur

14-16 tahun. Biasanya tidak ada kelainan yang mencolok, pubertas terlambat saja, dan

kemudian perkembangan berlangsung secara biasa. Pubertas tarda dapat disebabkan oleh

faktor herediter, gangguan kesehatan, dan kekurangan gizi. Maka dengan peningkatan

kesehatan, gejala pubertas tarda dapat sembuh dengan spontan. Yang dinamakan

menarhe tarda ialah menarhe yang baru datang setelah 14 tahun. Kalau menarhe belum

datang pada umur 18 tahun, dapat diberi diagnosis amenorhea primer, dan perlu dicari

etiologinya (Wiknjosastro,1997).

(24)

BAB III

KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variable yang ingin di

amati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2003). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah indeks massa tubuh dan variable dependen

adalah menarche. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa

tubuh dengan menarhe. Hasil yang diharapkan adalah dengan semakin baiknya indeks

massa tubuh seseorang diharapkan usia haid pertama kali atau menarhe dapat lebih

cepat.

variabel independen variabel dependen

Skema.1. Skema kerangka konsep

B. Hipotesis

Ada hubungan antara indeks massa tubuh terhadap usia menarhe pada siswi

SMPN 02 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang

(25)

C. Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional

(26)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan indeks

massa tubuh terhadap usia menarhe pada siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa

Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti. Pada

penelitian ini populasinya adalah keseluruhan siswi SMPN 02 Tanjung Morawa mulai

dari kelas 1 sampai kelas 3 yang berjumlah 221 orang sesuai dengan sumber data

yang peneliti peroleh dari SMP Negeri 2 Tanjung Morawa

2. Sampel

(27)

dengan membagi sampel berdasarkan kelas masing-masing dan diambil jumlah

sampel berdasarkan rumus.

Mencari sampel (n) =

1+N(d)2 N__

= 221___ 1+221(0.05)2

= 142 orang Jumlah sampel kelas 1 = 77 x 142

221

= 49 orang

Jumlah sampel kelas 2 = 75 x 142 221

= 48 orang

Jumlah sampel kelas 3 = 62 x 142 = 221

39 orang

Kemudian sampel diambil berdasarkan kriteria. Dengan kriteria adalah sebagai berikut :

Kriteria sampel

1. Siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa

2. Sudah mengalami menstruasi

3. Bersedia diwawancarai

Maka didapat jumlah sampel sebanyak 58 orang yaitu sebagai berikut :

Kelas 1 yang sudah menstruasi = 9 orang

Kelas 2 yang sudah menstruasi = 22 orang

Kelas 3 yang sudah menstruasi = 27 orang

(28)

Penelitian dilakukan di SMPN 02 Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Karena SMP Negeri 2 dekat dengan rumah

peneliti sehingga dapat memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Januari tahun 2008 sampai dengan Mei tahun

2009

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan untuk

memperoleh persetujuan penelitian. Setelah memperoleh surat persetujuan penelitian,

peneliti memulai penelitian dengan menekankan masalah etik yang meliputi: peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta akibat yang mungkin terjadi selama dan

sesudah pengumpulan data. Jika partisipan bersedia maka partisipan diharapkan

menandatangani lembar persetujuan riset (informed consent). Jika partisipan menolak

untuk diteliti, peneliti tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati hak-haknya.

Untuk menjaga kerahasiaan identitas semua informasi yang diberikan partisipan pada

lembar pengumpulan data hanya nomor kode yang digunakan, sehingga kerahasiaan

identitas semua informasi yang diberikan tetap terjaga dan seluruh informasi yang

diperoleh hanya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan tetap

(29)

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti. Kuesioner yang

dibagikan adalah berupa kuesioner data demografi untuk mengetahui usia responden

dan menarche responden. Kemudian peneliti menggunakan timbangan berat badan

dan pengukur tinggi badan untuk mengetahui indeks massa tubuh responden dengan

menggunakan rumus berdasarkan studi literatur yang ada.

G.Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk

mengidentifikasi karakter masing – masing responden. Prosedur pengumpulan data yang

dilakukan adalah : mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi

pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di SMP Negeri 2

Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang , setelah mendapat izin,

kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan data siswi yang telah mengalami haid di

SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon

responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari

calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent

dan memberikan kuesioner untuk mengidentifikasi data demografi responden. Setelah

itu peneliti mengukur berat badan dan tinggi badan responden selama 3 hari. Kemudian

peneliti mengumpulkan kembali kuesioner data demografi yang telah di bagikan kepada

(30)

H.Analisis Data

1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing – masing

responden, yakni dengan melihat nilai mean, median, nilai minimum dan

maksimum dari variabel yang diteliti meliputi : usia, tinggi badan, berat badan,

IMT, menarhe.

2. Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh

dengan menarhe. Dalam menganalisa data secara bivariat pengujian data

dilakukan dengan menggunakan uji statistik korelasi bivariat product pearson

moment untuk mengetahui sejauh mana hubungan indeks massa tubuh terhadap

menarhe dengan pedoman sebagai berikut :

- r = 0 – 0,25 : korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)

- r = >0.25 – 0.5 : korelasi cukup

- r = >0.5 – 0.75 : korelasi kuat

- r = >0.75 – 1 : korelasi sangat kuat

Korelasi dapat bernilai positif dan negative. Korelasi bernilai positif

(31)

bernilai negative menunjukkan arah yang berlawanan. Artinya , jika variable 1

besar maka variable 2 menjadi kecil. Taraf signifikansi 95 % (α = 0.05).

pedoman dalam menerima hipotesa :

- Jika probabilitas < 0.05 , HO ditolak dan H1 di terima

- Jika probabilitas > 0.05 , HO diterima dan H1 di tolak.

BAB V

(32)

A. Hasil

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian hubungan indeks massa tubuh

terhadap usia menarhe pada sisiwi SMPN 2 Tanjung morawa yang dilakukan di SMPN 2

Tanjung morawa Kec. Tanjung morawa kab. Deli Serdang. Jumlah responden adalah

142 orang. Namun, pada saat dilakukan penelitian ada responden yang tidak memenuhi

kriteria sebanyak 58 orang.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik

masing-masing responden yang diteliti. Karakteristik responden dari kuisioner data demografi

[image:32.612.114.537.482.588.2]

meliputi: usia, tinggi badan, berat badan, IMT dan menarche.

Tabel 5.1

Karakteristik data demografi siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec. Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang tahun 2008 (n=58)

Variabel Mean Standar defiasi

Nilai 95% CI Min Max

Usia 12.7 0.99 10 14 12.52-13.04

Tinggi badan 1.417 0.05 1.30 1.56 1.40-1.43

Berat Badan 40.50 4.81 33 51 39.24-41.76

IMT 20.86 2.51 16.40 28.40 20.20-21.52

Menarhe 11.52 1.45 9 15 11.13-11.90

Dari tabel 5.1 di atas diperoleh bahwa rata-rata usia siswi SMPN 2 Tanjung

Morawa adalah 12, 7 tahun, dengan usia minimum 10 Tahun dan usia maksimum 14

(33)

0.05. Berat badan rata-rata sebesar 40.50 kg, dengan berat badan minimum 33 kg dan

berat badan maksimum 51 kg dengan standar deviasi 4.81.Rata – rata IMT 20.86 kg/m2

dengan IMT minimum 16.40 kg/m2 dan IMT maksimum 28.40 kg/m2 dengan standar

deviasi 2.51. Rata – rata menarche usia 11.52 tahun dengan nilai minimum 9 tahun dan

nilai maksimum 15 tahun dengan standar deviasi 1.45.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa

tubuh terhadap usia menarhe, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji

[image:33.612.113.542.489.536.2]

statistik korelasi bivariat product pearson moment.

Table 5.2

Hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarche

siswi SMPN 2 Tanjung Morawa

Kec.Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang Tahun 2008

Variabel Mean r p value

IMT 20.86

-0.865 0.000

Menarhe 11.52

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh rata – rata IMT siswi SMPN 2 Tanjung Morawa

adalah 20.86 kg/m2 yaitu dalam keadaan normal sesuai studi literatur yang ada dengan

rata – rata menarce pada usia 11.52 tahun. Didapatkan nilai r = -0.865 dimana terjadi

(34)

negative sehingga ada hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh terhadap

usia menarhe ( p value 0.000).

B. Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian

ini dengan studi literatur yang ada yakni hubungan indeks massa tubuh terhadap usia

menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa.

A. Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarhe

Hasil penelitian diperoleh, usia menarhe pada SMPN 2 Tanjung Morawa antara 9

tahun sampai 15 tahun dengan rata-rata 11.52 tahun, menunjukkan bahwa status gizi

siswi SMPN 2 tanjung Morawa sudah cukup baik. Berdasarkan penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan dari 400 orang pelajar putri Bugis Kota dan Desa di Sulawesi

Selatan yang sudah menarhe berusia antara 10.62 tahun sampai 15.71 tahun. Hal ini

meliputi kelompok Kota 200 orang dengan usia rata rata 12,93 tahun dan kelompok

Desa 200 orang dengan usia rata rata 13,18 tahun pada pelajar putri Bugis, yang berasal

dari 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Maros, Soppeng, Sidenreng Rappang, dan Enrekang

di Sulawesi Selatan menunjukkan IMT remaja putri perkotaan lebih besar dari remaja

putri pedesaan (Burhanuddin, 2005).

Hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi sebesar -0.865 dan bernilai negative.

(35)

semakin besar nilai indeks massa tubuh maka usia menarhe akan semakin rendah

(Sarwono, J, 2006).

Hasil penelitian ini sesuai dengan literatur (path,rumdasih & heryati,2005) bahwa

status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarhe. Nutrisi

mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih

dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama

dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya

pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah

menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka sama. Pada

umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body mass index (indeks

masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT

lebih kecil pada usia yang sama (Soetjiningsih, 2004).

Dari data hasil penelitian dapat kita lihat bahwa semakin besar nilai IMT dari

sampel maka usia menarhenya semakin kecil, artinya semakin tinggi status gizi

seseorang maka dia akan lebih cepat mendapatkan menarhe. Uji Hipotesis antara

variabel indeks massa tubuh dengan menarce adalah Ho ditolak (p value 0.00) artinya ,

ada hubungan yang signifikan antara variabel status gizi dengan menarhe.

Kesimpulan yang didapat dari analisa data, uji signifikansi dan uji hipotesis

adalah ada hubungan kuat berlawanan yang signifikan antara variabel indeks massa

tubuh dengan usia menarhe pada SMPN 2 Tanjung Morawa.

(36)

Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti hubungan indeks massa tubuh

dengan menarhe dan tidak meneliti faktor lainnya yang berhubungan dengan menarhe.

C. Implikasi hasil penelitian

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan antara indeks massa tubuh

dengan menarhe untuk itu dapat dipergunakan untuk penyuluhan bagi usia remaja agar

mereka mengetahui pentingnya gizi terhadap menarhe. Namun perlu diperhatikan faktor

lainnya yang berhubungan dengan menarhe.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan indeks massa tubuh

terhadap usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa

Kab.Deli Serdang tahun 2008 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden diperoleh yaitu rata-rata usia siswi SMPN 2 Tanjung

Morawa adalah 12, 7 tahun, dengan usia minimum 10 Tahun dan usia maksimum

14 tahun. Rata-rata tinggi badan adalah 1.41 meter dengan tinggi badan

(37)

Rata – rata IMT 20.86 kg/m2 dengan IMT minimum 16.40 kg/m2 dan IMT

maksimum 28.40 kg/m2. Rata – rata menarhe usia 11.52 tahun dengan nilai

minimum 9 tahun dan nilai maksimum 15 tahun.

2. Hasil uji statistik didapatkan nilai r sebesar -0.865 dimana hubungan diantara

kedua variabel sangat kuat dan bernilai negative maksudnya ialah semakin besar

nilai indeks massa tubuh maka usia menarhe akan semakin rendah. Dimana

hubungan antara kedua variabel signifikansi (p value 0.000).

B. SARAN

1. Bagi pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam melakukan pelayanan

kebidanan khususnya tentang peningkatan gizi terhadap anak usia remaja yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan remaja khususnya dalam

hal menarche.

2. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi kesehatan reproduksi untuk

mengetahui bahwa gizi sangat penting pada usia remaja untuk pacu tumbuh

kembang remaja dalam menghadapi masa pubertas khususnya dalam

mendapatkan haid yang pertama kali

(38)

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan meneliti faktor faktor lainnya yang dapat

mempengaruhi menarhe.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2003, Kesehatan Reproduksi Remaja, EGC, Jakarta

Winkjosastro,M , dkk. (1997). Ilmu Kandungan. Jakarta. YBPSP

Soetjiningsih (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung

Seto

Arifin.(2008). Tumbuh Kembang Remaja

Syafiq, A., dkk.(2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. PT Raja Grafindo

Persada

Manuaba. (2006). Kapita Selekta Penatalaksaaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Kb.

Jakarta:EGC

(39)

Supariasa nyoman , dkk (2002). Penilaian status gizi . Jakarta. EGC

Soediaoetama,A.D. (2006). Ilmu gizi. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. bandung:

Alfabeta Bandung.

Sarwono jonathan, (2006) .Analisis data penelitian. Jakarta . Andi Offset

Hidayat alimul, (2007). Metode penelitian kebidanan & teknik analisis data. Jakarta.

Salemba medika

Asnah, Asiah, dan manic. 2008. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan :

Program D IV Bidan Pendidik.

Samin, Ahmad. 2008. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera

Utara Press.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet-2. Jakarta : EGC

__________________ . 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Soekirman, 2000, Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat,

Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

(40)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarhe

Pada Siswi SMPN 02 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa

Kab.Deli Serdang Tahun 2008

Oleh:

Ana Yosia Toanubun, AM.Keb.

Saya adalah mahasiswa program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui

hubungan status gizi terhadap usia menarhe pada sisiwi SMPN 02 Tanjung Morawa.

Saudari dapat berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara menjawab

pertanyaan yang saya berikan dalam bentuk kuesioner data demografi, dan bersedia

(41)

Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang berbahaya. Partisipasi

saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga saudari bebas mengundurkan diri

setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang saudari berikan akan

dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian. Atas kesediaan saudari, saya

ucapkan terima kasih.

Medan, …..Maret 2008 Partisipan

(……….)

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

No :

Usia :

usia haid pertama :

Berat badan : (diisi petugas)

Gambar

Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Anak PerempuanTable 2.2
Tabel 5.1 Karakteristik data demografi siswi SMPN 2 Tanjung Morawa Kec. Tanjung Morawa
Table 5.2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil penjelasan adalah sesuai dengan hasil tanya jaw ab pantia dengan.. peser ta dalam aplikasi LPSE yang merupakan lampir an dar i berita acar

 2000=100 artinya tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000 sehingga indeks jumlah produksi pada tahun tersebut adalah 100.. Angka Indeks Gabungan

The aim of the research was to check the current situation of the underground object with using many geodetic and photogrammetric methods, laser scanning,

m elakukan pencatatan barang m ilik daerah berupa tanah dan/ atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas

(Lowe, 2004) presented a method for extracting distinctive invariant features Scale-invariant feature transform (SIFT) key points which is used in building detection. L., Boye

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh antara struktur corporate governance yang diproksikan sebagai kepemelikan public, kepemilikan institusional, ukuran

Maka dalam proses belajar mengajar guru mula-mula akan memberikan pertanyaan sesuai materi tumbuhan dan lingkungannya setelah itu, guru akan membuat beberpa kelompok siswa agar

Pada metode ini, evaluasi subyektif dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi.. Evaluasi