FAMILY ADVENTURE WORLD
(
Dunia Petualangan Keluarga
)
ARSITEKTUR REKREATIF
LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009 / 2010
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Arsitektur
Oleh
IRMA ZUASTIKA
060406013
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAMILY ADVENTURE WORLD
(
Dunia Petualangan Keluarga
)
ARSITEKTUR REKREATIF
Oleh :
IRMA ZUASTIKA
060406013
Medan, 18 Juni 2010
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP. 1963 0716 1998 02 1001
Ir. Rudolf Sitorus, MLA
NIP. 1958 0224 1986 01 1002
Pembimbing I
Basaria Talarosha ST, MT
NIP. 1965 0109 1995 01 2001
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR
(SHP2A)
Nama
: Irma Zuastika
NIM
: 06 0406 013
Judul Proyek Tugas Akhir : Dunia Petualangan Keluarga (Family Adventure World)
Tema
: Arsitektur Rekreatif
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No.
Status
Waktu
Pengumpulan
Laporan
Paraf
Pembimbing
I
Paraf
Pembimbing II
Koordinator
TKA-490
1.
Lulus Langsung
2.
Lulus
Melengkapi
3.
Perbaikan
Tanpa Sidang
4.
Perbaikan
Dengan Sidang
5.
Tidak Lulus
Medan, 18 Juni 2010
A
B+
B
C+
C
D
E
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
Koordinator TGA-490,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Dunia Petualangan Keluarga (Family Adventure World)” ini, sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik, Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara.
Tugas Akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya dari Orang tua penulis (Ir. H. Irwan Suhendry, MM dan Ir. Hj. Amnah), drg. Indira Apriantika, Fauza Diandra, Fasya Ramandha Putera, serta seluruh keluarga penulis, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Rudolf Sitorus , MLA. sebagai Dosen Pembimbing I, atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.
2. Ibu Ir. Basaria Talarosha, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.
3. Ibu Beny O.Y. Marpaung, ST, MT, PhD dan Ibu Salmina Wati Ginting, ST, MT, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik. 4. Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT, sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas
Akhir Semester B TA. 2009/2010.
5. Para staf Pengajar, Pegawai Tata Usaha dan Perpustakaan di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.
6. Novi Rahmadhani, Liza Tifanni Zuhra, Marlitha Surya, Widya Lestari dan Sri Lestari, yang telah sabar bertukar pikiran dan memberikan masukan yang sangat berarti kepada penulis khususnya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Teman-teman angkatan 2006 khususnya Dini, Fitri, Sari, Elsa, Meli, Agus, Mici, Zili, Surya, Elbi, Efran, Ian dan Deni, yang telah memberikan keceriaan, semangat dan bantuan kepada penulis dalam menghadapi segala tantangan selama masa perkuliahan.
8. Keluarga Besar Liza, Widya, dan Fitri, yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik materil maupun moril.
9. Teman-teman penulis dalam satu studio Tugas Akhir dan Teman-teman penulis dalam satu kelompok sidang : Dian, Vera, Suwanti, Putrisia, Richardo, Juandi dan Kak Teris.
10. Abang dan Kakak : 2002, 2003, 2004, dan 2005; Adik – Adik : 2007, 2008 dan 2009. 11. Bapak Fauzi selaku Kepala Bagian Pemasaran Hill Park, Bapak Joni selaku Kepala
12. Teman-teman penulis di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), BKM (Badan Kenaziran Mushola) FT USU dan PEMA (Pemerintahan Mahasiswa) USU yang baik secara langsung maupun tidak langsung, telah memberikan motivasi kepada penulis selama menjalani seluruh aktivitas perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Medan, 18 Juni 2010
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
... iv
DAFTAR ISI
... vi
DAFTAR TABEL
... xii
DAFTAR GAMBAR
... xiii
DAFTAR DIAGRAM
... xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... 11.2. Maksud dan Tujuan ... 2
1.3. Rumusan Masalah ... 2
1.4. Pendekatan ... 3
1.5. Lingkup Batasan ... 3
1.6. Asumsi ... 4
1.7. Kerangka Berpikir ... 5
1.8. Sistematika Penulisan Laporan ... 6
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1. Definisi Rekreasi ... 82.2. Ciri-ciri Rekreasi ... 8
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rekreasi ... 9
2.4. Tipe-tipe Tempat dan Bangunan Rekreasi ... 9
2.4.1. Resort/Residential Comunity ... 9
2.4.2. Theme Park ... 10
2.4.3. Commercial Recreational ... 11
2.5. Kegunaan Rekreasi ... 11
2.6. Tujuan Rekreasi ... 12
2.7. Jenis-jenis Rekreasi ... 12
2.8. Jenis Rekreasi di Kota Medan ... 20
BAB III TINJAUAN KHUSUS
3.1. Terminologi Judul ... 243.2. Lokasi ... 24
3.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 24
3.2.1.a. Kriteria Site ... 24
3.2.1.b. Tinjauan Pariwisata ... 26
3.2.2. Analisis Pemilihan Lokasi ... 27
3.2.1.a. Alternatif Lokasi ... 27
3.2.1.b. Penilaian terhadap Alternatif Lokasi ... 27
3.2.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi... 28
3.2.3.a. Lokasi Tapak ... 28
3.2.3.b. Kondisi Iklim ... 28
3.2.3.c. Kondisi Topografi.... ... 29
3.2.3.d. Kondisi Geologi ... 29
3.2.3.e. Infrastuktur ... 29
3.2.3.f. Fasilitas ... 29
3.2.3.g. Alasan Pemilihan Tapak ... 29
3.2.3.h. Pencapaian Tapak ... 30
3.2.3.i. Fungsi Eksisting ... 31
3.2.3.j. Fungsi Bangunan Sekitar Tapak ... 31
3.2.3.k. Kebijakan Pelayanan Kota ... 32
3.2.4. Tinjauan Kelayakan Proyek ... 33
3.3. Tinjauan Fungsi ... 35
3.3.1. Deskripsi pengguna dan Kegiatan ... 35
3.3. 2. Deskripsi Perilaku... 37
3.4. Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 41
3.4.1. Fasilitas Permainan ... 41
3.4.2. Fasilitas Pendukung ... 45
3.5. Deskripsi persyaratan dan Kriteria ruang... 45
3.5.1. Standar Mesin Permainan ... 45
3.5.2. Standar Ruang Gerak ... 45
3.5.3. Standar Ruang Alat Peraga ... 46
3.5.4. Persyaratan Teknis Infrastruktur ... 46
3.5.4. Persyaratan Teknis Kolam Ombak ... 47
3.6. Studi Banding Proyek Sejenis ... 47
3.6.1. Studi Banding Proyek Sejenis Luar Negeri ... 47
3.6.2. Studi Banding Proyek Sejenis Dalam Negeri .... 58
BAB IV ELABORASI TEMA
4.1. Definisi ... 684.2. Interpretasi Tema ... 68
4.3. Lingkup Kajian Tema ... 72
4.4. Keterkaitan Tema dengan Judul ... 73
4.5. Studi Banding Tema Sejenis ... 73
BAB V ANALISA
5.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 785.1.2. Analisa Tata Guna Lahan ... 79
5.1.2.a. Kondisi Eksisting Sekitar ... 79
5.1.2.b. Batas-batas Sekitar SIte ... 80
5.1.2.c. Peruntukkan Bangunan ... 82
5.1.2.a. Kondisi Eksisting Sekitar ... 79
5.1.2.d. Kepadatan Bangunan ... 84
5.1.2.e. KDB ... 84
5.1.2.f. GSB ... 85
5.1.2.g. KLB ... 85
5.1.3. Analisa Sirkulasi ... 86
5.1.3.a. Sirkulasi Kendaraan Bermotor ... 86
5.1.3.a. Sirkulasi Pejalan Kaki ... 88
5.1.4. Analisa Parkir ... 89
5.1.5. Analisa Pencapaian ... 90
5.1.6. Analisa Matahari... 90
5.1.7. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara ... 91
5.1.8. Analisa View ... 92
5.1.8.a. Analisa View ke Luar ... 92
5.1.8.b. Analisa View ke Dalam ... 92
5.1.9. Keistimewaan Buatan Lahan ... 93
5.2. Aspek Teknologi Bangunan... 93
5.3. Analisa dan Penerapan Tema ... 94
5.4. Analisa Fungsional ... 96
5.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan... 96
6.2. Konsep Perancangan Struktur Bangunan ... 119
6.3. Utilitas Bangunan ... 119
BAB VII LAMPIRAN
7.1. Gambar Perancangan ... 1287.1.1. Interior Zona Kota ... 128
7.1.2. Interior Zona Hutan ... 130
7.1.3. Interior Zona Dreamland ... 132
7.1.4. Interior Basement ... 132
7.1.5. Eksterior ... 133
7.1.6. Block Plan ... 134
7.1.7. Site Plan ... 135
7.1.8. Upper Ground Plan (Dengan Pola Lantai) ... 136
7.1.9. Upper Ground Plan (Tanpa Pola Lantai)... 137
7.1.10. Lower Ground Plan ... 138
7.1.11. Basement ... 139
7.1.12. Denah 1 ... 140
7.1.13. Denah 2 dan Tampak 1 ... 141
7.1.14. Tampak 2 ... 142
7.1.15. Tampak dan Potongan Kawasan ... 143
7.1.16. Rencana Pembalokan Upper Ground Plan ... 144
7.1.17. Rencana Pembalokan Lower Ground Plan ... 145
7.1.18. Rencana Pondasi dan Detail ... 146
7.1.19. Rencana Atap dan Detail 1 ... 147
7.1.20. Rencana Atap dan Detail 2 ... 148
7.1.21. Rencana Atap dan Detail 3 ... 149
7.1.23. Rencana Plumbing Upper Ground Plan ... 151
7.1.24. Rencana Plumbing Basement ... 152
7.1.25. Aksonometri Rencana Plumbing ... 153
7.1.26. Rencana Elektrikal Upper Ground Plan ... 154
7.1.27. Rencana Elektrikal Basement ... 155
7.1.28. Aksonometri Rencana Elektrikal ... 156
7.1.29. Rencana Kebakaran Upper Ground Plan ... 157
7.1.30. Rencana Kebakaran Basement ... 158
7.1.31. Aksonometri Rencana Kebakaran ... 159
7.1.32. Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara Upper Ground Plan ... 160
7.1.33. Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara Basement ... 161
7.1.34. Aksonometri Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara ... 162
7.1.35. Rencana AC Upper Ground Plan ... 163
7.1.36. Rencana AC Basement ... 164
7.1.37. Aksonometri Rencana AC ... 165
7.2. Maket ... 166
7.3. Spesifikasi Mesin dan Material ... 167
D A F T A R T A B E L
Halaman
Tabel 2.7. Karakter Bangunan Rekreasi... 18
Tabel 2.8. Jenis Rekreasi di Kota Medan ... 20
Tabel 3.2. Kriteria Pemilihan Site ... 25
Tabel 3.2.2.b. Penilaian Alternatif Lokasi ... 27
Tabel 3.2.4.1. Kelayakan Teknis ... 33
Tabel 3.2.4.2. Jumlah Pengunjung Beberapa Objek Wisata di Medan ... 33
Tabel 3.2.4.4. Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2000-2010 ... 33
Tabel 3.5.2. Hubungan Usia dan Ruang Gerak Anak ... 45
Tabel 3.6.1. Kriteria Penilaian Theme Park (Luar Negeri) ... 63
Tabel 3.6.2. Kriteria Penilaian Theme Park (Dalam Negeri) ... 64
Tabel 5.1.2.b. Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Kawasan CBD ... 81
Tabel 5.1.2.d. Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Kawasan CBD ... 84
Tabel 5.2. Sturktur Bangunan Bentang Lebar ... 93
Tabel 5.3. Karakter Bangunan Rekreasi... 94
Tabel 5.4.3. Analisa Kegiatan ... 98
Tabel 5.5.1. Program dan Besaran Ruang Fasilitas Umum ... 101
Tabel 5.5.2. Program dan Besaran Ruang Fasilitas Permainan ... 103
Tabel 5.5.3. Program dan Besaran Ruang Fasilitas Penunjang ... 107
Tabel 5.5.4. Program dan Besaran Ruang Fasilitas Servis ... 109
Tabel 5.5.5. Program dan Besaran Ruang Fasilitas Pengelola ... 111
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 2.4.2. Theme Park ... 11
Gambar 3.2.3.h. Pencapaian Tapak CBD Polonia ... 30
Gambar 3.2.3.i. Fungsi Eksisting CBD Polonia ... 31
Gambar 3.2.3.j. Fungsi Bangunan Sekitar Tapak ... 31
Gambar 3.a. Kuda Pusing ... 41
Gambar 3.b. Puting Beliung ... 41
Gambar 3.c. Space Shoot ... 41
Gambar 3.d. Pemadam Kebakaran ... 42
Gambar 3.e. Konvoi ... 42
Gambar 3.f. Mini Train ... 42
Gambar 3.g. Surf Up ... 42
Gambar 3.h. Fiaherman ... 42
Gambar 3.i. Kerangka Spesimen ... 42
Gambar 3.j. Taga J ... 42
Gambar 3.k. Alur Permainan Taga J ... 42
Gambar 3.l. Rumah Cermin ... 43
Gambar 3.m. Game Center ... 43
Gambar 3.n. Teater 4D ... 43
Gambar 3.o. Tower ... 43
Gambar 3.p. Disk O ... 43
Gambar 3.q. Rooler Coaster ... 43
Gambar 3.r. Magic Bike ... 43
Gambar 3.s. Galleon ... 43
Gambar 3.u. Demolition Derby ... 44
Gambar 3.v. Rumah Pohon... 44
Gambar 3.w. Peralatan Masyarakat Melanesia ... 44
Gambar 3.x. Bumper Boat... 44
Gambar 3.y. Water Park Area ... 45
Gambar 3.z. Lake Side Area ... 45
Gambar 3.5.5. Sistem Kerja Kolam Ombak ... 47
Gambar 3.6.1. Master Plan Adventure World ... 47
Gambar 3.6.1.a. Kolam Rahasia ... 48
Gambar 3.6.1.b. The Bernacle ... 48
Gambar 3.6.1.c. Dragon Express ... 48
Gambar 3.6.1.d. Little Leaper ... 48
Gambar 3.6.1.e. Dragon Flyer ... 48
Gambar 3.6.2.a. Koi Pond ... 48
Gambar 3.6.2.b. Pengalaman di Margasatwa ... 48
Gambar 3.6.2.c. Rail Raider ... 48
Gambar 3.6.2.d. Skylift ... 48
Gambar 3.6.2.e. Castle Lookout ... 48
Gambar 3.6.2.f. The Lagoon ... 48
Gambar 3.6.2.g. Aqua Racer ... 49
Gambar 3.6.2.h. Bumper Boats ... 49
Gambar 3.6.2.i. Skull Rock... 49
Gambar 3.6.3.a.Grand Prix ... 49
Gambar 3.6.3.b. Speed Slide ... 49
Gambar 3.6.3.c. Water Mountain Mat Slides ... 49
Gambar 3.6.3.d. Rocky Mountain Rapids ... 49
Gambar 3.6.3.e. Aqua Super Racer ... 49
Gambar 3.6.3.g. Free Fall ... 49
Gambar 3.6.4.a. Bounty Revenge ... 49
Gambar 3.6.3.b. The Rampage ... 49
Gambar 3.6.6. Okinawa Churaumi Aquarium ... 50
Gambar 3.6.7. Deep Sea ... 50
Gambar 3.6.8. Kuroshio (Black Current) Sea ... 51
Gambar 3.6.9. Coral Reef ... 51
Gambar 3.6.10. Great Sea ... 52
Gambar 3.6.11. Omoro Arboretum ... 52
Gambar 3.6.12. Kid’s Adventure Land ... 53
Gambar 3.6.13. Thrill Ride (Genting Theme Park) ... 54
Gambar 3.6.14. Family Ride (Genting Theme Park)... 54
Gambar 3.6.15. Children Ride (Genting Theme Park) ... 54
Gambar 3.6.16. Genting Theme Park ... 54
Gambar 3.6.17. Wonder Land ... 55
Gambar 3.6.18. Sun Plaza, Medan ... 58
Gambar 3.6.19. Star Kids ... 58
Gambar 3.6.20. Master Plan Hillpark, Sibolangit ... 59
Gambar 3.6.21. Trans Studio Makassar ... 60
Gambar 3.6.22. Interior Trans Studio Makassar ... 60
Gambar 3.6.23. Master Plan Dufan ... 62
Gambar 3.6.24. Fasilitas di Ancol, Jakarta ... 63
Gambar 4.1. Aquarium Raksasa di Resort Pulau Putri di Jakarta... 73
Gambar 4.2. Bungalow Panggung di Resort Pulau Putri di Jakarta ... 48
Gambar 5.1.2.b. Batas-batas Sekitar Site ... 80
Gambar 5.1.2.c. Master Plan CBD Polonia ... 83
Gambar 5.1.2.e. KDB ... 84
Gambar 5.1.2.f. GSB ... 85
Gambar 5.1.2.g. KLB ... 85
Gambar 5.1.3.a. Analisa Sirkulasi Kendaraan Bermotor ... 87
Gambar 5.1.3.b. Potongan Jalan CBD Polonia ... 87
Gambar 5.1.3.c. Sirkulasi Pejalan Kaki ... 88
Gambar 5.1.3.d. Potongan Pedestrian ... 89
Gambar 5.1.4. Parkir ... 89
Gambar 5.1.5. Analisa Pencapaian ... 90
Gambar 5.1.6. Analisa Matahari ... 90
Gambar 5.1.7. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara ... 91
Gambar 5.1.8.a. Analisa View ke Luar ... 92
Gambar 5.1.8.b. Analisa View ke Dalam ... 92
Gambar 5.1.6. Analisa Matahari ... 90
Gambar 5.3. Analisa Penerapan Tema ... 95
Gambar 6.1.a. Zoning ... 116
Gambar 6.1.b. Konsep Perancangan Tapak ... 117
Gambar 6.2. Konsep Perencanaan Wahana Permainan ... 118
Gambar 6.3.2.a. Konsep Mekanikal Elektrikal ... 120
Gambar 6.3.2.b. Konsep Lighting ... 121
Gambar 6.3.3. Peralatan Pemadam Kebakaran ... 122
Gambar 6.3.6. Peralatan Sistem Audio ... 124
Gambar 6.3.7. Mesin yang Digunakan untuk Kolam Ombak ... 124
Gambar 7.1.1.a. Area Parkir ... 128
Gambar 7.1.1.b. Gedung Penerima ... 128
Gambar 7.1.1.c. Toko Souvenir ... 128
Gambar 7.1.1.d. Main Street ... 128
Gambar 7.1.1.e. Lake Side Area ... 128
Gambar 7.1.1.f. Teater Pertunjukkan ... 129
Gambar 7.1.1.g. Rumah Kaca ... 129
Gambar 7.1.1.h. Teater 4D ... 129
Gambar 7.1.1.i. Taman ... 129
Gambar 7.1.1.j. Game Center ... 129
Gambar 7.1.1.k. Foodcourt ... 129
Gambar 7.1.1.l. Gerbang Tower ... 130
Gambar 7.1.1.m. Fisherman ... 130
Gambar 7.1.1.n. Plaza ... 130
Gambar 7.1.2.a. Gua ... 130
Gambar 7.1.2.a. Labirin ... 130
Gambar 7.1.2.a. Foodcourt ... 131
Gambar 7.1.2.a. Demolition Derby ... 131
Gambar 7.1.2.e. Rumah Pohon ... 131
Gambar 7.1.3.a. Esterior Gerbang Masuk ... 132
Gambar 7.1.3.b. Interior Toilet ... 132
Gambar 7.1.3.c. Interior Kolam Anak ... 132
Gambar 7.1.3.d. Interior Kolam Ombak ... 132
Gambar 7.1.4.a. Interior Ruang Wakil Direktur ... 132
Gambar 7.1.4.b. Interior Ruang Direktur ... 132
Gambar 7.1.4.c. Interior Ruang Rapat... 132
Gambar 7.1.4.f. Interior Koridor Kantor ... 132
Gambar 7.1.4.g. Interior Kantin Pegawai ... 133
Gambar 7.1.4.h. Interior Area Servis ... 133
Gambar 7.1.4.i. Interior Pantry ... 133
Gambar 7.1.5. Perspektif Eksterior ... 133
Gambar 7.1.6. Block Plan ... 134
Gambar 7.1.7. Site Plan ... 135
Gambar 7.1.8. Upper Ground Plan (Dengan Pola Lantai) ... 136
Gambar 7.1.9. Upper Ground Plan (Tanpa Pola Lantai) ... 137
Gambar 7.1.10. Lower Ground Plan ... 138
Gambar 7.1.11. Basement ... 139
Gambar 7.1.12. Denah 1 ... 140
Gambar 7.1.13. Denah 2 dan Tampak 1 ... 141
Gambar 7.1.14. Tampak 2 ... 142
Gambar 7.1.15. Tampak dan Potongan Kawasan ... 143
Gambar 7.1.16. Rencana Pembalokan Upper Ground Plan ... 144
Gambar 7.1.17. Rencana Pembalokan Lower Ground Plan ... 145
Gambar 7.1.18. Rencana Pondasi dan Detail ... 146
Gambar 7.1.19. Rencana Atap dan Detail 1 ... 147
Gambar 7.1.20. Rencana Atap dan Detail 2 ... 148
Gambar 7.1.21. Rencana Atap dan Detail 3 ... 149
Gambar 7.1.22. Rencana Drainase ... 150
Gambar 7.1.23. Rencana Plumbing Upper Ground Plan ... 151
Gambar 7.1.24. Rencana Plumbing Basement ... 152
Gambar 7.1.25. Aksonometri Rencana Plumbing ... 153
Gambar 7.1.26. Rencana Elektrikal Upper Ground Plan ... 154
Gambar 7.1.27. Rencana Elektrikal Basement ... 155
Gambar 7.1.29. Rencana Kebakaran Upper Ground Plan... 157
Gambar 7.1.30. Rencana Kebakaran Basement ... 158
Gambar 7.1.31. Aksonometri Rencana Kebakaran ... 159
Gambar 7.1.32. Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara Upper Ground Plan ... 160
Gambar 7.1.33. Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara Basement ... 161
Gambar 7.1.34. Aksonometri Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara ... 162
Gambar 7.1.35. Rencana AC Upper Ground Plan ... 163
Gambar 7.1.36. Rencana AC Basement ... 164
Gambar 7.1.37. Aksonometri Rencana AC ... 165
Gambar 7.2. Maket ... 166
Gambar 7.3.1. Spesifikasi Mesin Permainan ... 173
Gambar 7.3.4. Profil Material ... 173
D A F T A R D I A G R A M
Halaman
Diagram 1.7.
Kerangka Berpikir ... 5
Diagram 2.1.
Alur Kegiatan Peserta ... 34
Diagram 2.2.
Alur Kegiatan Pengunjung ... 34
Diagram 2.3.
Alur Kegiatan pengelola ... 34
Diagram 5.3.. ... Penerapan Tema ... 95
Diagram 5.4.1... ... Perhitungan Jumlah Pengunjung Berdasarkan Tingkatan Usia ... 97
Diagram 5.4.2... ...
Perhitungan Jumlah Pengunjung Berdasarkan Tingkatan Usia Anak-anak 98
Diagram 5.4.4.a.... ...
Struktur Organisasi Pengelola ... 100
Diagram 5.4.4.b.... ...
Hubungan Antar Ruang ... 100
Diagram 6.1.. ...
Konsep Perancangan Tapak ... 116
Diagram 6.3.1... ...
Konsep Pengolahan Sampah ... 120
Jaringan Pemadam Kebakaran ... 121
Diagram 6.3.1... ...
Jaringan Listrik ... 122
Diagram 6.3.4... ...
Sistem Keamanan Bangunan ... 123
Diagram 6.3.5... ...
Jaringan Telekomunikasi ... 123
Diagram 6.3.6... ...
Sistem Audio ... 124
Diagram 6.3.7.a.... ...
Sistem Air Kotor ... 124 Diagram 6.3.6... ...
Sistem Turn Over ... 124
Diagram 6.3.7.c.... ...
Skema Backwash ... 125
Diagram 6.3.7.d.... ...
Skema Air Kotor Padat ... 125 Diagram 6.3.7.e.... ...
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernst. (1997). Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto Tjahjadi. Jakarta : Erlangga
Neufert, Ernst. (1997), Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi. Jakarta : Erlangga
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Ed.5). Jakarta : Erlangga
Santrock, John W. (2000). Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup (Ed.5). Jakarta : Erlangga
(2005); Kamus Besar Bahasa Indonesia., Jakarta : Erlangga (2005); Kamus Inggris Indonesia., Jakarta : Gramedia
’Adventure World’. 15 Januari 2010. Adventure World. 15 Januari 2010. < www.Adventure World.com >
’ Theme Park’. 18 Februari 2010. Theme Park Facility Planning. 18 Februari 2010. < www. Theme Park Facility Planning.com >
’ Ramp Plans’. 30 Februari 2010. Concrete Disciples. 30 Februari 2010.
< >
’Parkir’. 20 April 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Proyek
Meningkatnya rutinitas kerja, sering membuat seseorang lelah dan bosan.
Terutama bagi masyarakat perkotaan yang akrab dengan suasana kemacetan dan
hiruk pikuk keramaian. Kondisi ini tentu akan menimbulkan tekanan hidup bagi
siapa saja yang tinggal di dalamnya. Seperti kota Medan yang saat ini telah
berkembang menjadi kota Metropolitan. Dari hasil survey tentang Happiness Index
(IHI) 2007 yang dilakukan oleh Frointier Consulting Group, menunjukkan bahwa
tingkat kebahagiaan masyarakat di kota Medan hanya mencapai 46,12%. Rekreasi
pun menjadi pilihan tepat karena mampu mendorong kembalinya kesegaran tubuh
dan pikiran. Rekreasi juga telah tumbuh menjadi bagian dari gaya hidup dan
kebutuhan masyarakat kota Medan yang semakin menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya
1Rekreasi itu sendiri ada bermacam-macam jenisnya terutama jika ditinjau dari
sifat kegiatan rekreasi seperti bermain, bersuka dan bersantai. Saat ini
pembangunan sarana rekreasi yang paling dominan di medan adalah pusat
perbelanjaan yang mengakomodasi kegiatan belanja (sifat kegiatan bersuka) yakni
mencapai 60%
.
2
Sifat-sifat kegiatan rekreasi tersebut sering dikemas dengan konsep menarik,
seperti konsep petualangan yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat
. Sementara pembangunan sarana rekreasi permainan yang
memperhatikan fungsi permainan itu sendiri seperti fungsi kognitif, social, dan
emosi, masing sangat minim. Terutama setelah dibongkanya Fun Land Citra Garden
dan Taman Ria di tahun 2005.
3
Namun tempat rekreasi yang cocok untuk keluarga seringkali terkendala
dengan lokasi yang sulit ditempuh dan waktu yang terlalu banyak dihabiskan di
dalam perjalanan. Sehingga banyak keluarga yang mengadakan kegiatan rekreasi
. Konsep
petualangan ini tentu harus disesuaikan untuk seluruh anggota keluarga yang akan
memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi dan melakukan aktivitas secara
bersama-sama.
1
BPS Medan, 2006 2
hanya pada momen liburan saja. Dalam hal ini tentu perencanaan tempat rekreasi
yang berada di pusat kota pun menjadi alternatif keluarga perkotaan yang
cenderung lebih menyukai sesuatu yang praktis, mudah dijangkau. Berangkat dari
wacana diatas, maka muncul suatu pemikiran untuk menyediakan tempat rekreasi
yang memfasilitasi seluruh sifat kegiatan rekreasi secara lengkap dengan tetap
memperhatikan fungsi kegiatan dan terpenting harus sesuai dengan penggunanya
yang dalam hal ini adalah seluruh anggota keluarga. Tentu saja Dunia Petualangan
Keluarga ini berbeda dengan tempat rekreasi lainnya yang ada di medan, apalagi
dirancang dengan tema petualangan dengan tujuan selain untuk memenuhi selera
masyarakat yang cenderung menyukai hal-hal yang berbau petualangan juga untuk
menumbuhkan kreativitas, kecintaan terhadap alam khususnya kondisi lingkungan
perkotaan yang semakin memprihatinkan, serta sebagai wadah bersosialisai
masyarakat dan yang terpenting dapat mempererat hubungan antara sesama
anggota keluarga, dalam suatu wadah atau bangunan yang melingkupi berbagai
macam aktivitas rekreasi.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari perencanaan dan perancangan Dunia Petualangan keluarga di Medan ini adalah sebagai wadah yang menyediakan fasilitas yang dapat memperkenalkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan mengenai alam melalui kegiatan permainan dan olahraga yang dikemas dengan tema petualangan yang atraktif.
Sedangkan tujuan dari proyek ini adalah :
1. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rekreasi.
2. Menyediakan tempat yang dilengkapi fasilitas bermain untuk merangsang kreativitas pengunjung serta fasilitas belajar dengan konsep petualangan (adventure) dengan aktivitas-aktivitas yang disesuaikan dengan karakteristik pengunjung.
3. Menyediakan suatu wadah untuk bersosialisasi sehingga mengurangi tingkat individualistis masyarakat khususnya di perkotaan.
4. Meningkatkan keuntungan sosial yaitu dengan memberikan kesempatan terjadinya kontak sosial antar masyarakat, serta keuntungan ekonomi yaitu dengan memperluas lapangan kerja baru.
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana merencanakan tempat rekreasi yang dapat menyediakan fasilitas rekreasi berdasrkan kapasitas, ukuran, umur, karakteristik, standar, serta kualitas pelayanan.
2. Bagaimana menerapkan tema rekreatif ke dalam bangunan.
3. Bagaimana merencanakan tampilan bangunan rekreasi yang terintegrasi dengan masalah teknik infrastruktur bangunan.
1.4. Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan konsep dan perencanaan selama proses perancangan berlangsung dengan cara :
1. Studi banding
Melakukan pengamatan dan analisa sebagai data pembanding untuk proyek
yang direncanakan. Studi banding ini dapat memberikan gambaran lebih jelas
pada proyek yang direncanakan mengenai ukuran-ukuran serta detail yang
diperlukan. Bangunan yang hendak dijadikan studi banding adalah Hill Park,
Medan dan Trans Studio Makassar.
2. Survey lapangan
Melakukan pengamatan langsung ke lokasi yang dipilih untuk mengetahui
keadaan tapak yang sebenarnya serta mengenal potensi yang dpat
dimanfaatkan dan permasalahan yang harus dihadapi.
3. Studi literature
Dilakukan studi literature melaui buku-buku untuk memperoleh data dan
standar yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Dunia Petualangan
Keluarga, meliputi : kebutuhan ruang , besaran ruang, studi aktivitas, studi
psikologi pengunjung Dunia Petualangan Keluarga.
4. Studi internet
Studi internet dilakukan melalui pengumpulan data dengan cara browsing,
download atau searching melalui internet untuk mendapat informasi terbaru
tentang wahana bermain dan rekreasi yang ada di luar negeri.
Pengumpulan data dengan meminta keterangan dari pihak-pihak yang terkait
(pihak perencana fasilitas rekreasi dan hiburan, pihak pengoperasian fasilitas,
dsb) yang sekiranya dapat memberi masukan untuk melengkapi data-data yang
telah tersedia.
1.5. Lingkup Batasan
Lingkup pembahasan masalah ini adalah :
1. Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan mengenai bangunan sarana hiburan yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, dan perencanaan ruang.
2. Perencanaan fasilitas rekreasi ini didasarkan pada tinjauan jenis-jenis rekreasi terutama dari segi sifat rekreasi yang akan diwadahi berikut kegiatan-kegiatan rekreasi di dalamnya.
3. Teknologi yang diterapkan pada bangunan yang efisien, tepat guna, dan fleksibel. 4. Sasaran proyek adalah keluarga dengan segala tingkatan usia, yakni : anak-anak,
remaja, dewasa, dan usia lanjut.
1.6. Asumsi
Karena kasus proyek bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan yaitu:
1. Diasumsikan kepemilikan bangunan oleh pihak swasta dengan penekanan bangunan yang mewadahi kegiatan komersil yang bersifat edutainment.
2. Diasumsikan lokasi lahan studi dalam keadaan kosong dan layak untuk didirikan bangunan dengan peruntukan lahan sesuai Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan (RUTRK Medan) sebagai kawasan komersil.
3. Studi kasus ini direncanakan sebagai bagian dari perencanaan kawasan.
4. Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini.
1.7. Kerangka Berpikir
Sistematika yang dilakukan dalam perancangan proyek Familiy Adventure
World adalah:
Diagram 1.7. Kerangka Berpikir
Latar Belakang
1. Meningkatnya rutinitas kerja masyarakat khususnya di perkotaan yang membuat lelah dan bosan. 2. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana hiburan
3. Minimnya tempat rekreasi yang mewadahi sifat rekreasi yang memperhatikan fungsi kegiatannya di kota Medan 4. Wahana hiburan yang menantang dan berbau petualangan yang digemari masyarakat khususnya dari kalangan
anak-anak dan remaja.
Permasalahan
1. Perencanaan dan perancangan bangunan yang sesuai dengan fungsi bangunan sebagai wahana rekreasi yang disesuaikan dengan kapasitas, ukuran, umur, karakteristik, standar, serta kualitas pelayanan. 2. Perencanaan dan perancangan tampilan bangunan rekreasi
3. Penerapan tema rekreatif
Maksud dan Tujuan
Maksud wadah yang menyediakan fasilitas hiburan berupa berbagai wahana permainan yang menantang dan bersifat petualangan yang dapat memberikan tantangan tersendiri bagi pengunjung serta memunculkan kreativitas untuk dapat “mengakhiri” petualangan tersebut dengan baik.
Tujuan :
1. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rekreasi.
2. Menyediakan tempat yang dilengkapi fasilitas bermain untuk merangsang kreativitas pengunjung serta fasilitas belajar dengan konsep petualangan (adventure) dengan aktivitas-aktivitas yang disesuaikan dengan karakteristik pengunjung. 3. Menyediakan suatu wadah untuk bersosialisasi sehingga mengurangi tingkat individualistis masyarakat khususnya di
perkotaan.
4. Meningkatkan keuntungan sosial yaitu dengan memberikan kesempatan terjadinya kontak sosial antar amsyarakat, serta keuntungan ekonomi yaitu dengan memperluas lapangan kerja baru.
Studi Tapak • Ukuran tapak • Peraturan pemerintah • Sempadan bangunan • Batas bangunan • Potensi
Pengumpulan Data • Studi literatur
• Studi banding • Studi tapak
F
e
e
d
b
a
c
k
A n a l i s a P e r a n c a n g a n
• Analisa makro, Analisis antara tinjauan pustaka dan data untuk memperoleh pendekatan aspek fungsional ,kontekstual ,teknis dan kinerja (program perencanaan dan citra (konsep) perancangan bangunan Dunia Petualangan Keluarga
• Analisa mikro
F
e
e
d
b
a
c
Konsep PerancanganBerdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsepkompleks, dan konsep bangunan
D E S A I N
1.8. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika laporan yang terdapat dalam laporan ini adalah: 1. Bab I. Pendahuluan
Berisi pembahasan tentang latar belakang dari perencanaan proyek berupa faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya perancangan bangunan, masalah perancangan tujuan dan sasaran, manfaat, pendekatan desain. lingkup pembahasan, sistematika pembahasan dan alur pikir pembahasan.
2. Bab II. Tinjauan Umum
Berisi teori-teori untuk mengkaji aspek-aspek perencanaan dan perancangan arsitektur bangunan Family Adventure World, serta tinjauan teori penekanan desain arsitektur.
3. Bab III. Tinjauan Khusus
Berisikan penjelasan proyek yang akan dirancang pada kawasan tersebut. Sebagai tambahan, disertai pula data-data fisik dan non-fisik kota Medan dan studi perbandingan theme Park.
4. Bab IV. Elaborasi Tema
Berisikan telaah teoritis serta kajian tentang tema dan pengertiannya serta interpretasi tema ke dalam kasus proyek yang akan direncanakan.
5. Bab V. Analisa
Menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, dan penerapan tema, serta kesimpulan.
6. Bab VI. Konsep Perancangan
Berisikan konsep dasar dan konsep lanjutan tentang kompleks, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju kepada hasil perancangan nantinya.
7. Bab VII. Lampiran
BAB II. TINJAUAN UMUM
2.1. Defenisi Rekreasi
Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “ creature “ yang berarti mencipta,
lalu diberi awalan “ re “ yang sehingga berarti “ pemulihan daya cipta atau
penyegaran daya cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan diwaktu senggang
(leasuretime). Leasure berasal dari kata “licere” (latin) yang berarti diperkenankan
menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin untuk memulihkan atau
menyegarkan kembali.
1. Rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyegaran kembali tubuh dan
pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti
hiburan; piknik. Sedangkan rekreatif berarti bersifat rekreasi.
2. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali fisik
dan mental dari kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya
kreasi manusia dalam mencapai keseimbangan bekerja dan beristirahat.
3. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
kesenangan dan kepuasan.
4. Rekreasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkala, sebagai
kegiatan yang merupakan perubahan bentuk rutinitas dan kewajiban seperti
dalam kegiatan bekerja.
5. Rekreasi merupakan proses memenfaatkan kegiatan selama waktu luang
dengan seperangkat perilaku yang memungkinkan peningkatan waktu luang.
6. Rekreasi adalah penyegaran bagi kekuatan dan semangat setelah bekerja
keras.
7. Rekreasi adalah kegiatan di waktu luang atau santai.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian rekreasi
adalah “ aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan
untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya
rekreasi (baik secara individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat
aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan
2.2. Ciri-ciri Rekreasi
Ciri-ciri rekreasi adalah :
1. Bersifat fisik, mental dan emosional.
2. Tidak memiliki bentuk atau macam tertentu.
3. Dapat membangkitkan rasa gembira, senag dan puas bagi pelaku.
4. Dilaksanakan dalam waktu senggang.
5. Bebas dari paksaan.
6. Dibutuhkan secara universal, tidak dibatasi oleh lapisan tertentu.
7. Bersifat fleksibel. Tidak dibatasi oleh tempat, dapat dilakukan oleh
perseorangan, ataupun sekelompok orang. Rekreasi tidak dibatasi oleh
kemauan seseorang, baik miskin maupun kaya dapat menikmati dan juga
tidak dibatasi oleh fasilitas atau alat tertentu, dapat dilakukan oleh
alat-alat sederhana maupun alat-alat-alat-alat modern.
8. Didorong oleh kegiatan sehingga menentukan bentuk rekreasi.
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rekreasi
Menurut Bovy dan Lawson (1997) ada beberapa hal yang menjadi factor yang
mempengaruhi rekreasi antara lain :
1. Faktor sosial ekonomi
Pada masyarakat dengan kelompok social tertentu (elite) akan berbeda
dengan rekreasi masyarakat pada umunya karena perbedaan fasilitas yang
dimiliki.
2. Faktor jenis kelamin , usia dan keluarga
Kegiatan rekreasi remaja putri mungkin berbeda dengan remaja putra dan
berbeda pula dengan kegiatan reklreasi orang dewasa.
3. Faktor ketersediaan waktu luang
4. Waktu luang penyelenggaraan rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda
dengan wanita pekerja.
5. Faktor pranata
Berhubungan dengan pencapaian, besar dana yang dimiliki, perubahan sikap
6. Faktor perubahan teknologi
Berhubungan dengan munculnya jenis-jenis rekreasi baru dan kemudahan
pencapaian dengan fasilitas-fasilitas rekreasi dengan teknologi tinggi.
2.4. Tipe-tipe tempat dan Bangunan Rekreasi
Menurut Recreation Development Hand Book adalah :
2.4.1. Resort/residential community
a. Resort : tempat tujuan dengan waktu singkat yang menyediakan
bermacam-macam aktifitas rekreasi, seperti : penginapan,
makan/minum, dan pertunjukan dengan latar belakang susunan dari
mewah sampai primitif.
b. Tujuannya adalah memberikan variasi yang tidak ada batasnya dari
pengalaman rekreasi dan ditujukan juga bagi sekelompok besar
wisatawan.
c. Bentuknya berupa hotel atau motel di pinggir air, di pegunungan, dan
tempat pemandian.
d. Dibangun daerah rekreasi yang bernuansa alami, cenderung
tradisional,misalnya dalam bentuk air, kontur, tanah, dan iklim.
e. Mempunyai jangka waktu operasional yang panjang.
2.4.2. Theme Park
Merupakan atraksi yang ditujukan untuk rekreasi ditekankan pada fantasi dan
imajinasi yang dibuat dengan pertimbangan khusus, seperti Disney World (skala
besar), Water Activity Park (skala kecil).
Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar ‘taman
bertema’. Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme
Park: The New American City and the End of Public Space”, memberikan
definisi tentang Theme Park sebagai ‘dunia’ atau tempat yang memiliki ciri
antara lain tidak terikat pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan
teramati, memberikan stimulasi tanpa henti (Sorkin, Michael; 1992;ix).
Dunia hiburan tidak dipungkiri merupakan salah satu faktor pendorong
masyarakat akan suatu kondisi dimana ‘dunia’ mereka nampak atau jadi ‘lebih
baik’ inilah yang menyebabkan naiknya popularitas konsep ini.
Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali –
meski seringkali menggunakan bentuk/wujud artistik yang cenderung menipu
atau memperdaya– merupakan suatu ‘pengganti’ kenyataan demokrasi publik
dan bahkan menjadi lebih menarik karena orang diberi ‘stimulasi’ dan ‘simulasi’
tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak ada kemiskinan, kecelakaan,
kesenjangan sosial, kejahatan, sampah/limbah dan kondisi negatif urban lainnya
karena seluruh komponen dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai kondisi
paling ideal yang diharapkan.
Disney dan industri film Hollywood bisa disebut sebagai pemrakarsa
munculnya konsep ini. Kerajaan Disney yang terpuruk semenjak kematian Walt
Disney, membuat Michael Eisner – pimpinan Disney yang baru - mengeluarkan
ide untuk membangun sebuah kawasan terpadu yang terdiri dari taman hiburan,
hotel, resort, pusat perbelanjaan dan lainnya. Keberhasilan ide tersebut
membuat banyak pihak mencoba mengikutinya dengan resep yang kurang lebih
sama. Beberapa bahkan bereksperimen lebih jauh dengan mengintegrasikan
juga area kerja mereka seperti studio, setting lokasi pengambilan gambar,
kondisi pengambilan gambar yang sebenarnya, ke dalam kawasan terpadu
tersebut sehingga menghasilkan variasi dan mixed-use yang begitu menarik dan
‘hidup’.
Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada desain taman hiburan
atau rekreasi (Amusement Park) saja, namun juga dipakai dalam perkembangan
kota. Dengan diterapkannya konsep ini pada pusat-pusat kota (downtown) lama,
diharapkan mampu mengatasi hilangnya koneksi antar unsur-unsur kota
(bangunan dan ruang kota) akibat pengaturan kota yang hanya berdasarkan
fungsi saja dan menghidupkan kembali aktivitas dan peranannya.
2.4.3. Commercial Recreational
a) Daerah perkotaan yang dibuat alami (bangunan untuk rekreasi)
dengan pemasaran atau tujuan konsumen yang sudah ada.
b) Dapat berupa orientasi pasif dan aktif, contoh health club, arcades,
theatres, dan sebagainya.
2.4.4. Supplemental Recreational
Fasilitas rekreasi yang ditujukan sebagai tambahan dari fungsi utama
sebuah kawasan perumahan, komersil, seperti kolam renang, golf course, dan
sebagainya.
2.5. Kegunaan Rekreasi
Wing Haryono dalam buku “ Pariwisata Rekreasi dan Entertainment “
mengatakan bahwa egunaan dari rekreasi adalah :
1. Untuk kesehatan, baik itu kesehatan tubuh maupun pikiran 2. Untuk dapat membentuk atau membangun karakter
3. Sebagai pencegah kriminalitas 4. Sebagai sarana pendidikan moral
5. Untuk hal-hal yang behubungan dengan ekonomi
2.6. Tujuan Rekreasi
Adapun tujuan rekreasi antara lain :
1. Menciptakan dan membina hubungan manusia 2. Mempertahankan kelestarian alam
3. Mempertahankan nilai-nilai budaya
4. Kesenangan dan kepuasan karena dapat memenuhi rasa ingin tahu/ bertualang. 5. Memulihkan kesehatan jasmani dan rohani
2.7. Jenis-jenis Rekreasi
Menurut Patricia Farrel dalam The Process of Recreation Progamming dan Ivor Selly dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment bahwa jenis-jenis rekreasi yaitu :
• Hiburan, untuk mendapatkan kesenangan
• Pendidikan, memberi fungsi hiburan dan mendidik b. Sifat kegiatan
• Bermain ; olah raga 1. Definisi
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas social yang
menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri,
bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas
tersebut.
Menurut Hetherington dan parke, ada 3 fungsi utama dari permainan
(Desmitha,2005), yaitu :
a) Fungsi kognitif, melalui permainan, seseorang dapat menjelajahi lingkungannya, mempelajari objek-objek di sekitarnya, dan memecahkan masalah yang dihadapi.
b) Fungsi social. Khususnya dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran
c) Fungsi emosi yang memungkinkan seseorang belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin, melepaskan energy fidik yang berlebihan dan membebaskan perasaan-perasaan terpendam.
2. Jenis-jenis permainan
Mildred Parten meninjau jenis-jenis permainan dari sudut
tingkah laku social, dan ditemukan 6 kategori (dermitha,2005), yaitu :
a) Permainan unoccupied, dengan melihat sesuatu yang menarik perhatihan dan melakukan gerakan-gerakan bebas
b) Permainan solitary, sebuah kelompok bermain dengan bermacam-macam alat permainan sehingga tidak terjadi kontak antara satu dan lainnya.
c) Permainan onloocker, seseorang tidak terlibat dalam aktivitas permainan, hanya memperhatikan saja
d) Permainan parallel, seseorang bermain dengan alat permainan yang sama, tetapi tidak terjadi kontak dengan yang lain
f) Permainan koperatif, bermain dalam kelompok yang terorganisir dengan kegiatan-kegiatan konstruktif dan membuat segalanya nyata, serta mempunyai peranan sendiri-sendiri.
Sementara itu, pakar teori kognitif mengidentifikasikan 4 macam
permainan (Monks,2002), yaitu :
a) Permainan fungsional, seseorang dapat belajar tentang dunia fisik dan efek dari tindakannya.
b) Permainan konstruktif, permainan dengan menggunakan objek-objek fisik untuk membangun atau membuat sesuatu
c) Permainan dramatic, permainan yang dilakukan secara berpura-pura, dimulai dengan menghadirkan objek-objek secara mental.
d) Permainan dengan aturan, seringkali merupakan kompetisi dengan lebih dari satu orang.
• Bersuka ; belanja, menonton film, makan di restoran, jalan-jalan. • Bersantai ; musik, pemandangan
c. Objeknya
• Rekreasi budaya ; yaitu rekreasi dengan objek wisatanya berupa benda-benda atau hal-hal yang mempunyai nilai-nilai seni, budaya dan sejarah yang tinggi. • Rekreasi buatan ; yaitu rekreasi yang objek wisatanya merupakan buatan
manusia.
• Rekreasi agro ; yaitu rekreasi yang memenfaatkan potensi pertanian sebagai objek
• Rekreasi alam ; yaitu rekreasi yang memanfaatkan potensi alam yang indah sebagai objek utamanya.
d. Partisipasi Pelaku
• Rekreasi Aktip → dimana pelaku kegiatan turun langsung atau berperan secara langsung untuk melakukan tindakan rekreatif untuk dirinya. Misalnya : olah raga dan sebagainya.
• Rekreasi Pasip → dalam hal ini perlu kegiatan pelaku tidak banyak melakukan kegiatan, hanya menikmati objek rekreasi dan lebih banyak diam. Misalnya : menonton, membaca dan sebagainya.
e. Tingkat Usia
Anak-anak memperoleh kegembiraan denga mengaktifkan tubuh,
misalnya denga berlari-lari, bermain dengan alat, contohnya bermain
dengan boneka, bola dan sebagainya.
• Remaja ; 14 – 24 tahun
Golongan remaja memilih jenis rekreasi dimana mereka menemukan
dinamika untuk mengembangkan kreatifitas, ketertarikan pada aktifitas
fisik seperti olah raga, seni maupun sosial.
• Dewasa ; 25 – 45 tahun
Orang dewasa cenderung tidak aktif, hiburan yang diperoleh dari
program televise, nonton di bioskop, membaca buku dan sebagainya.
• Usia lanjut ; 55 tahu ke atas
Usia lanjut usia biasanya berekreasi denan hal-hal yang bersifat santai,
misalnya jalan-jalan, duduk-duduk di taman dan sebagainya.
f. Tingkat Pelayanan
•
Lingkungan rumah ; memanfaatkan ruang di dalam rumah
•
Lingkungan sekitar ;
→ rekreasi yang melayani satu lingkungan perumahan
→ rekreasi yang melayani beberap[a lingkungan perumahan atau
komunitas.
•
Tingkat kota
; melayani daerah wilayah kota, dapat memberikan
fasilitas pelayanan yang bersifat umum.
•
Tingkat regional/daeraah; melayani satu atau atau lebih yang memeiliki
cirri khas tertentu.
g. Tingkat Penghasilan
•
Tingkat penghasilan rendah
Golongan ini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya dan kebutuhan hidupnya. Rekreasi bukanlan salah
satu sisi kehidupan tetapi cenderung terjadi sebagai suatu kebetulan
Pada golongan ini, kebutuhan pokok sudah terpenuhi, sehingga mulai
memikirkan kebutuhan lainnya, yaitu rekreasi atau hobi yang
disesuaikan dengan tingkat penghasilannya.
•
Tingkat penghasilan tinggi
Tingkat kebutuhan akan rekreasi pada golongan ini terlihat jelas,
dimana status social diharapkan dapat meningkatkan prestisenya,
sehingga umumnya reklreasi dilakukan bersifat eksklusif dan mahal
yang tidak terjangkau oleh masyarakat umumnya.
h. Tingkatan Umur
Biasanya untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. i. Waktu Penyelenggaraan
Pagi, siang, dan malam.
j. Tempatnya
Kegiatan di luar ruangan (outdoor) atau di dalam ruangan (indoor). 2. Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekreasi mempunyai 2 kategori :
a. Fasilitas khusus (yang bersifat spesifik)
Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain. Fasilitas spesifik ini yang mendorong masyarakat datang untuk mengunjunginya.
b. Fasilitas pokok (yang harus ada)
3. Klasifikasi sarana olahraga rekreatif a. Berdasarkan sifat ruang :
•
Outdoor
; wadah rekreasi yang dilakukan di luar ruangan, tidak
terlindungi oleh atap dan dinding, sehingga tergantung dengan cuaca.
•
Indoor
; wadah rekreasi yang dilakukan di dalam ruangan yang
terlindung, sehingga tidak terganggu oleh keadaan cuaca. Dan kondisi
ruang diatur sesuai dengan kegiatannya.
•
Semi Indoor dan Outdoor ; wadah rekreasi yang hanya menggunakan
penutup atap saja.
• Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga
c. Berdasarkan jenis penggunaannya :
• Rekreasi komunal (multi used) terdiri dari bermacam-macam aktifitas yang dapat dilakukan dalam kompleks.
• Rekreasi tunggal (single used), terdiri dari satu macam kegiatan utama. • Sarana pelengkap (servis used), untuk melayani rekreasi di luar bangunan.
d. Berdasarkan fungsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat : • Rekreasi harian
• Rekreasi mingguan • Rekreasi liburan
e. Berdasarkan ruang lingkup : • Lingkup perumahan
• Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi dengan lingkup perumahan
• Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota
• Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan melayani beberapa daerah sekitarnya
• Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter tersendiri • Lingkup internasional, melayani seluruh dunia
f. Berdasarkan keterkaitan pemakai dikaitkan dengan lokasi : • Rekreasi darat
Rekreasi darat meliputi sarana olah raga dan rekreasi yang dilakukan di darat, termasuk wisata pemandangan.
• Rekreasi air
Rekreasi air meliputi sarana rekreasi yang dilakukan di atas maupun di dalam air (laut, danau, sungai), misalnya selancar air, perahu, ski air, menyelam, renang dan sebagainya.
• Rekreasi udara
Rekreasi udara yaitu rekreasi yang dilakukan di udara bebas dan melihat pemandangan dari udara dengan bantuan alat, sehingga manusia dapat melakukannya, misalnya dengan melakukan terbang laying, terjun paying, dan sebagainya.
• Big muscle activities : rekreasi yang memerlukan tenaga atau fisik.
• Social activities : rekreasi yang bertujuan sosial, seperti : bercakap-cakap, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi sosial sebagi kegiatan utama. • Physical recreation : memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai kegiatan
utama.
• Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan, pendidikan, dan kreatifitas. • Environment-related recreation : rekreasi yang memanfaatkan potensi alam
dalam kegiatannya, seperti olahraga arung jeram.
• Rhythms and music : rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik yang memberikan kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan berdansa. • Hand intellect : rekreasi yang mengembangkan keterampilan tangan dan
pikiran, misalnya : melukis dan mematung.
• Creative play : rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya : membuat bangunan dari pasir.
• Nature learning : rekreasi di alam terbuka (berkemah dan mendaki gunung) • Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang
berisfat mendidik, misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.
• Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam kelompok sosial tertentu atau memilih salah satu cara kehidupan yang khusus.
• Service activities : sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri jika melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya : sebagai juri, grur, dan lain-lain.
• Shopping activities : sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan suatu kesenangan. Antara lain : kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.
• Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain. • Solitude : menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan
beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung.
Tabel 2.7. Karakter Bangunan Rekreasi
KRITERIA BAGIAN UTAMA KETERANGAN
1. Pengolahan Tapak
A. Pemilihan Tema Umumnya dengan pemanfaatan potensi tapak dan di sesuaikan pada perkembangan wadah rekreasi tiap kurun waktu.
B. Pola Sirkulasi Menuntut DINAMIS dengan mengkombinasikan pola-pola yang ada dan menuntut adanya suatu aliran, sehingga memberikan pengarahan yang jelas bagi pengunjung.
2. Pengolahan Bangunan
A. Pemilihan Tema Wadah rekreasi menjadi wadah imajinasi bentuk arsitektur yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar tapak
B. Pengolahan Ruang
Menciptakan ruang-ruang intim, santai dan sesuai dengan sifat rekreasi.
C. Kegiatan Penerapan pada pengolahan ruang yang sesuai hirarkinya (utama, pendukung)
D. Bentuk Ruang DINAMIS, pengunjung merasa nyaman dan informasi, yang menghilangkan rasa tegang dan formil dalam kegiatan rutin.
E. Penyediaan Fasilitas dan
Kegiatan
Selalu mengalami pembaharuan dengan memperhatikan keunikan dan imajinasi yang berkaitan dengan tema wadah rekreasinya.
3. Penggunaan Teknologi
a. Peralatan
b.Bahan Bangunan c. Struktur dan Konstruksi
Menurut Bovy dan Lawson (1977) dalam a Handbook of Physical Planning, aktifitas rekreasi dikelompokkan dalam 5 kategori :
1. Kegiatan yang dilakukan di dalam dan sekeliling rumah, seperti menonton TV, membaca, mendengarkan musik, berkebun, dan sebagainya.
2. Kegiatan dengan interaksi sosial seperti menonton film di bioskop, berbelanja, makan di restoran, kunjungan keluarga, dan sebagainya.
3. Kegiatan yang melibatkan seni budaya (kunjungan pameran seni, teater, konser musik).
4. Kegiatan olahraga, seperti berenang, bola kaki, voli, golf, dan sebagainya. 5. Kegiatan outdoor tidak resmi, seperti jalan-jalan, piknik, dan sebagainya.
Menurut Bovy dan Lawson (1977) juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi jenis dan aktifitas rekreasi yang dilakukan, yaitu :
1. Faktor jenis kelamin, usia, dan keluarga
Kegiatan rekreasi gadis remaja mungkin berbeda dengan remaja putra atau orang dewasa.
2. Faktor sosial ekonomi
Masyarakat dengan kebutuhan sosial tertentu (elite) akan berbeda dengan rekreasi masyarakat pada umumnya dikarenakan berbeda fasilitas yang dimiliki.
3. Faktor Pranata
Berhubungan dengan pencapaian, dana yang dimiliki, perubahan sikap terhadap rekreasi.
4. Faktor ketersediaan waktu luang
Waktu rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan wanita pekerja. 5. Faktor perubahan teknologi
Dari hasil Tinjauan Umum di atas maka dapat disimpulkan bahwa Dunia
Petualangan Keluarga:
1. Menurut Tipe-tipe Tempat dan bangunan rekreasi termasuk ke dalam
Commercial Recreation
2. Menurut Golongannya termasuk perpaduan Rekreasi yang dilakukan di dalam
dan di luar ruangan.
3. Ditinjau dari segi Jenis-jenis Rekreasi termasuk kedalam Rekreasi yang bersifat
mendidik , sport, tontonan atau permainan.
4. Ditinjau dari segi Fasilitas termasuk Rekreasi yang memiliki fasilitas khusus (
5. Berdasarkan Aktifitasnya termasuk kedalam Cognitive Recreation dan Creative
Play karena melibatkan kebudayaan , pendidikan dan kreativitas, dan bertujuan
mengembangkan daya imajinasi.
2.8. Jenis Rekreasi di kota Medan
Adapun jenis-jenis rekreasi yang terdapat di kota Medan jika ditinjau dari tipe
tempat dan bangunan rekreasi yang ada di kota Medan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.8. Karakter Bangunan Rekreasi
Tipe
tempat
dan
banguna
n
rekreasi
di Medan
Fungsi bangunan
1. Rekreas i komersi al (comme rcial recreati onal)
2. Hotel, seperti :
3.
4. Pusat Perbelanjaan
Plaza Medan Fair, Sun Plaza, Mall Grand Palladium, Thamrin Plaza, Medan MALL,
Plaza, Deli Plaza,
Plaza, Perisai Plaza, Olympia Plaza, Ramayana Super Centre, Yang Lim Plaza,
Ace Hardware &Index,
Centre, Merdeka Walk, Kesawan Square, Makro Cash & Carry Medan Makro
Medan, Medan Dekor Center, Medan Mega Trade Center (MMTC), Binjai
Supermall, Brastagi Supermarket, Buana Plaza, Cambridge Mall, Carrefour Citra
Garden, Imperial Trade Center, Indogrosir,
Grand City Mall, Medan Mega Trade Centre, Royal Mall
5. Pasar tradisional, seperti :
6.
7. Convention center, seperti :
Wonderia , Crystal Plenary Dome di Crystal Square, Deli Grand Convention
Centre
8.
9.
temple, penangkaran buaya, Kebun binatang, Museum Bukit Barisan, Rahmat Galery.
2. Re kreasi Penduk ung (Supple mental Recreati onal)
Berupa fasilitas kolam renang, lapangan golf, dan pusat perbelanjaan yang
terdapat dalam hotel.
BAB III.
TINJAUAN KHUSUS
3.1. Terminologi Judul
Defenisi Dunia Petualangan Anak di Medan adalah :
1. Dunia
Lingkungan atau lapangan kehidupan (Poerwadarminta, 1991),
2. Petualangan
Perbuatan tualang, mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya dsb
(Poerwadarminta, 1991),
3. Keluarga
Hubungan kekerabatan antara manusia. Terdiri dari anak, orang tua, dan
sanak saudara (Poerwadarminta, 1991),
4. Di
Preposisi penunjuk tempat (Poerwadarminta, 1991),
5. Medan
Medan
Jakarta dan Surabaya, dengan luas 265,10 km² atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara yang terdiri dari 21 Kecamatan. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Li ntang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut yang mengakibatkan Medan memiliki iklim tropis (Poerwadarminta, 1991).
3.2. Lokasi
3.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
3.2.1.a. Kriteria Site
Untuk memilih lokasi site yang sesuai, maka harus mempertimbangkan
beberapa criteria sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan
kemudahan bagi penggunanya. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya:
1. Akses menuju lokasi (hubungannya dengan sarana transportasi)
• Kondisi jalan yang baik, sehingga transportasi yang menuju ke lokasi berjalan dengan lancar.
2. Luas Lahan
Harus memadai dan cukup untuk menampung seluruh fasilitas yang telah
direncanakan.
3. Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan yang meliputi:
• Infra struktur
• Utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada pada fasilitas olahraga dan fasilitas penunjang lainnya.
4. Kondisi Lingkungan
• Kondisi lingkungan sekitar dapat menjadi faktor pendukung dan bisa menerima sesuatu yang bersifat modern.
• Tapak harus sesuai dengan pola peruntukan RDTRK Kota Medan
Dari kriteria-kriteria di atas, dapat dibuatkan tabel seperti yang tercantum di
bawah ini :
Tabel 3. 2. Kriteria Pemilihan Site
Kriteria
(sesuai
RDTRK)
Sub kriteria
Variabel
1
2
3
4
Lahan
Luasan Lahan
Kurang
memadahi
tersedia
Tersedia
cukup
Tersedia
cukup dan
dapat untuk
pengemban
g
an
Peruntuka
n
Fungsi/kegunaa
n
Tidak
penting
Kurang
Penting
Penting
Sangat
Penting
Pencapaia
n
Kedekatan
dengan
Pusat Kota
dekat
Relatif
dekat
Kemudahan
mobilisasi
sulit
Relatif sulit
Relatif
mudah
Mudah
Kondisi
lingkungan
Kebisingan
kendaraan
Sangat
ting
tinggi
Relatif
rendah
Rendah
Kepadatan
bangunan
Sangat
padat
Padat
Sedang
Rendah
Dekat dengan
daerah industri
Dekat
Relatif
dekat
Relatif jauh
Jauh
Pendukung
Orientasi
Tidak
mendukun
g
Relatif
mendukun
g
Mendukun
g
Sangat
mendukung
Utilitas
kota
Listrik
Tidak
tersedia
Tersedia
tidak
mencukupi
Tersedia
tdk
cukup
untuk
masa yad
Tersedia
untuk masa
yad
Telekomunikasi
Tidak
tersedia
Tersedia
kualitas
jelek
Tersedia,
line
kurang
Tersedia,
line
cukup
Air Bersih
Tersedia,
jumlah
kecil,
harus
diolah
Tersedia,
harus
diolah
Tersedia
cukup,
tanpa
diolah
Tersedia
tanpa diolah
Drainase
Kurang
baik
Baik, harus
diolah
Sumber : hasil olah data primer
3.2.1.b. Tinjauan Pariwisata
Pariwisata adalah proses bepergian yang didorong berbagai kepentingan
baik ekonomi, sosial budaya, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya
yang dapat mempengaruhi pengalaman, kesenangan, kesukaan, rasa ingin tahu
maupun belajar.
3.2.1.c. Persyaratan Lain
1. Kepemilikan
Proyek dimiliki oleh pihak Swasta dengan memberdayakan masyarakat
setempat guna menambah pendapatan masyarakat dan mengurangi jumlah
pengangguran di daerah tersebut.
2. Nilai tanah
Perbandingan antara nilai tanah dan nilai bangunan haruslah 30 : 70.
3.2.2. Analisis Pemilihan Lokasi
3.2.2.a. Alternatif lokasi
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut didapat 4 alternatif lokasi yaitu :
Lokasi 1 : kawasan CBD Polonia
Lokasi 2 : Jl. Gatot Subroto di simpang Jl. Glugur
Lokasi 3 : Jl. Gagak Hitam.
3.2.2.b. Penilaian terhadap alternatif lokasi
Tabel 3.2.2.b. Penilaian Alternatif Lokasi
KRITERIA L O K A S I
Kawasan CBD
Polonia
Kec. Medan
Polonia
Jl. Gatot Subroto
Kec. Medan
Petisah.
JL. Gagak hitam
Kec. Medan
helvetia.
Luasan Lahan
±
4 ha.
( 4 )
±
1,2 ha.
( 2 )
Fungsi/kegunaan
( 4 )
( 4 )
( 4 )
Kedekatan
dengan
Pusat Kota
( 4 )
(3)
( 3 )
Kemudahan
mobilisasi
( 4 )
( 3 )
( 3)
Kebisingan
kendaraan
. ( 2 )
( 2 )
( 4 )
Kepadatan
bangunan
( 2 )
( 3 )
( 4 )
Dekat dengan
daerah industri
( 4 )
( 3 )
( 4 )
Pendukung
Orientasi
(4 ) ( 3 )
( 4 )
Listrik
(4) ( 4 )( 4)
Telekomunikasi
( 4)
( 4)( 3)
Air Bersih
( 4)
(4)(4)
Drainase
( 4)
( 2)( 3)
Total Nilai
44 3743
Peringkat
1 23
Dari penilaian dan analisa di atas, maka lokasi tapak di kawasan CBD Polonia
3.2.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi
3.2.3.a. Lokasi Tapak
Dunia Petualangan Keluarga merupakan fasilitas rekreasi dan
pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota, oleh
karena itu lokasi yang dipilih adalah di kota Medan, khususnya Kawasan CBD
Polonia. Kawasan ini terletak pada pusat kota dan memiliki fasilitas-fasilitas
pendukung yang terpadu seperti :perkantoran, perdagangan. selain itu kawasan
perumahan yang terletak pada kawasan ini, berasal dari kalangan keluarga
menengah ke atas.
3.2.3.b. Kondisi Iklim
1. Temperature minimum : 23,3 °C -24,1°C 2. Temperature maksimum : 30,0 °C -30,1 °C 3. Kelembaban udara minimum : 58 % 4. Kelembaban udara maksimum : 84 % 5. Rata curah hujan/tahun : 299,5 mm 6. Curah hujan tertinggi : bulan Januari 7. Tekanan udara maksimum : 1014,6 mbs 8. Tekanan udara minimum : 1010,3 mbs 9. Kecepatan angin : 0,7 km/jam
3.2.3.c. Kondisi Topografi
1. Datar sampai dengan bergelombang dengan kemiringan lahan berkisar antara 2 %
2. Ketinggian lokasi : 10-20 m di atas permukaan laut. 3. Kedalaman air tanah terdalam : 70 m
4. Kedalaman air tanah terdangkal : 50 m
3.2.3.d. Kondisi Geologi
Didominasi oleh lapisan lempung taufan berpasir. Sifat tanah daya serap
besar, daya dukung kecil.
3.2.3.e. Infrastuktur
Saluran kota jaringan listrik, telefon, jaringan jalan, dan saluran air bersih.