• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN WORKSHOP PPST – AHSP KELOMPOK KERJA BENDUNG DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHAN WORKSHOP PPST – AHSP KELOMPOK KERJA BENDUNG DAFTAR ISI"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PPST – AHSP

KELOMPOK KERJA BENDUNG

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS

BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

Konsep

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis

Volume II : Bendung

Bagian – 2 : Pekerjaan Detail Desain

ICS 93.010

BIDANG SUMBER DAYA AIR

RPT0

(2)

i

DAFTAR ISI ... i

KATA PENGANTAR ... iii

PENDAHULUAN... iv

1. RUANG LINGKUP ... 1

2. ACUAN NORMATIF... 1

3. ISTILAH DAN DEFINISI... 2

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN... 4

4.1. Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang ... 4

4.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung ... 4

4.3. Persyaratan Pelaksanaan... 4

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN ... 5

5.1. Pengumpulan Data Sekunder... 5

5.2. Survey... 6

5.3. Investigasi Sungai... 7

5.4. Penyelidikan Geoteknik Lapangan ... 7

5.5. Uji Laboratorium... 8

5.6. Analisis Hidrologi ... 8

5.7. Analisis Laju Transport Sedimen ... 9

5.8. Perencanaan Bendung ... 9

5.9. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) ... 9

5.10. Analisis Kelayakan Ekonomi... 10

5.11. Nota Desain ... 10

5.12. Penggambaran ... 10

5.13. Perhitungan BOQ... 10

5.14. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya ... 10

5.15. Penyusunan Dokumen Pelelangan... 10

5.16. Pekerjaan Lain-lain ... 10

5.17. Pelaporan ... 11

5.18. Tenaga Ahli... 13

6. PENGENDALIAN MUTU ... 13

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN ... 13

7.1. Pengukuran ... 13

7.2. Dasar Pembayaran ... 13

BIBLIOGRAFI ... 15

Lampiran – A Bagan Alir Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Detail Desain Bendung serta Produk yang dihasilkan ... 16

Lampiran – B.1 Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Detail Desain Bendung.... 17

(3)
(4)

iii

Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum.

Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.

(5)

iv

Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan dibangun.

Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari survey, investigasi dan desain dimana dalam pelaksanaannya mengacu dan berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang tercantum pada Acuan Normatif.

Pedoman ini mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder (topografi, geologi permukaan, hidrologi), data primer (pengukuran topografi dan pemetaan, survey hidrometri, sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi, analisis hidrolika, desain hidraulik, perhitungan volume pekerjaan sebagai acuan dalam penyusunan rencana anggaran biaya, analisis ekonomi, analisis dampak lingkungan serta penyusunan dokumen tender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan pembangunan bendung.

Kajian pada pedoman ini meliputi bangunan utama dan bangunan penunjang pada Bangunan Bendung yang berfungsi untuk irigasi. Adapun ruang lingkup desain bangunan pada bendung adalah sebagai berikut :

1) Lokasi tubuh bendung

2) Tubuh bendung (tetap dan gerak) 3) Intake

4) Bangunan peredam energi 5) Bangunan pembilas

6) Tembok sayap, tembok pangkal dan pengarah arus 7) Bangunan penahan batu

8) Lantai hulu dan hilir 9) Kantong lumpur 10) Peilschale

(6)

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume II : Bendung

Bagian – 2 : Pekerjaan Detail Desain

1. RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk kegiatan detail desain bendung dalam pekerjaan pembangunan bendung.

Pedoman ini dapat digunakan untuk kegiatan detail desain pengembangan baru, perbaikan dan up-grading.

Pedoman ini mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta topografi, peta geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin) dan data primer yang didapat dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi dan pemetaan, penyelidikan geoteknik, survey hidrometri), analisis hidrologi, desain hidraulik, analisis konstruksi, gambar desain, perhitungan volume pekerjaan untuk menghitung rencana anggaran biaya.

2. ACUAN NORMATIF Undang-undang (UU) :

- UU No. 7 Tahun 2004 : Undang-Undang tentang Sumber Daya Air

Keputusan Menteri (KEPMEN) :

- KEPMEN KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004 : Tata Cara Pembuatan Dokumen

Pelelangan (Dokumen Tender)

- KEPMEN KLH No. 17 Tahun 2001 : Jenis Rencana usaha dan/atau Kegiatan

wajib dilengkapi dengan Analisa Menegenai Dampak Lingkungan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

- SNI 03-1724-1989 : Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di Sungai

- SNI 03-2401-1991 : Tata Perencanaan umum Bendung - SNI 03-2415-1991 : Metode Perhitungan Debit Banjir

- SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Alat Ukur Arus Tipe Baling-Baling

- SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka Dengan Pelampung Permukaan

- SNI 03-2822-1992 : Metode Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel Sungai/Saluran dengan Analisis Grafis

- SNI 03-2830-1992 : Metode Perhitungan Tinggi Muka Air dengan Cara Pias berdasarkan Rumus Manning

- SNI 03-3444-1994 : Tata Cara Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai Tampang Ganda dengan Cara Pias Berdasarkan Rumus Manning

- SNI 03-3961-1995 : Metode Pengujian Kadar Sedimen Layang Secara Gravimetri dengan Pengendapan

- SNI 03-3962-1995 : Metode Pengujian Distribusi Butir Sedimen Layang Secara Gravimetri dengan Ayakan

Rancangan Standar Nasional (RSNI) :

(7)

Pedoman Teknis :

- Pd. T-01-2003-A : Tata Cara Desain Hidraulik Bangunan Pengambil pada Bendung Tyrol

- Pd. T-01-2004-A : Perencanaan Hidraulik Bendung dan Pelimpah Bendungan Tipe Gergaji

- Pd. T-09-2004-A : Perencanaan Bendung Karet Isi Udara

- Pd. T-02-2005-A : Analisis Daya Dukung Tanah Fondasi Dangkal Bangunan Air

Rancangan Pedoman Teknis :

- Pd T-xx-200x-A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan

- Pd T-xx-200x-A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik

- Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Perencanaan Bendung Cerucuk - Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Perencanaan Bendung Bronjong - Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Hidraulik Bendung Tetap - Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Bendung Gerak

3. ISTILAH DAN DEFINISI

3.1. Bangunan Utama adalah semua bangunan yang dibangun di sungai dan di sepanjang sungai atau aliran air termasuk bendungan, untuk membelokkan air ke dalam jaringan irigasi agar dapat digunakan untuk keperluan irigasi. Biasanya dilengkapi dengan kantong lumpur agar bisa mengurangi kandungan sedimen berlebihan serta memungkinkan untuk mengukur debit air yang masuk.

3.1.1. Bendung adalah bangunan pelimpah melintang sungai, yang berfungsi untuk meninggikan muka air minimum pada bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi.

3.1.2. Bendung gerak adalah bangunan berpintu yang dibuka selama aliran besar dengan masalah yang terjadi selama banjir tidak besar. Bendung gerak dapat digunakan untuk mengatur muka air di depan pengambilan agar air yang masuk tetap sesuai dengan kebutuhan irigasi.

3.1.3. Bendung tipe gergaji adalah bendung tetap dengan tata letak mercu pelimpah menyerupai gigi gergaji guna diperoleh lebar efektif pelimpah yang lebih panjang

3.1.4. Bendung saringan bawah (tyroll) adalah bendung dengan pengambilan pada dasar sungai, dilengkapi dengan beberapa tipe saringan, contoh : bendung tyroller

3.1.5. Lebar efektif bendung adalah panjang mercu bendung bruto dikurangi dengan lebar pilar dan pintu pembilas

3.1.6. Mercu adalah bagian atas dari pelimpah atau tanggul.

3.1.7. Ogee adalah salah satu tipe mercu bendung yang permukaannya mengikuti persamaan tertentu, hasil percobaan USCE.

3.1.8. Pangkal bendung adalah kepala bendung, abutment.

3.2. Bangunan pelengkap adalah bangunan-bangunan yang akan ditambahkan pada bangunan utama untuk keperluan pengukuran debit dan muka air sungai, pengoperasian pintu, peralatan komunikasi, jembatan di atas bendung, atau instalasi air tenaga mikro/mini.

(8)

saluran irigasi (bisa juga berupa pembilas bawah/undersluice, shunt undersluice, atau pembilas bawah tipe boks)

3.2.2. Bangunan pengaman adalah bangunan untuk mencegah kerusakan konstruksi, misalnya: bangunan pelimpah samping, pembuang silang, dan sebagainya.

3.2.3. Bangunan pengambilan (intake) adalah bangunan berupa pintu yang digunakan untuk membelokkan air irigasi dari sungai agar sesuai dengan debit rencana dan pengelakan sedimen.

3.2.4. Bangunan penahan batu suatu bangunan yang ditempatkan di hulu bangunan pembilas bendung yang berfungsi sebagai alat untuk mencegah batu-batu dengan diameter tertentu yang akan masuk ke intake dan untuk menyimpangkan batu-batu dengan diameter tertentu yang menuju bangunan bilas.

3.2.5. Bangunan peredam energi adalah struktur dari bangunan di hilir tubuh bendung yang terdiri dari berbagai tipe, bentu dan di kanan kirinya dibatasi oleh tembok pangkal bendung dilanjutkan dengan tembok sayap hilir dengan bentuk tertentu.

3.2.6. Rip-rap adalah susunan bongkahan batu alam atau blok-blok beton buatan dengan ukuran dan volume tertentu yang digunakan antara lain sebagai tambahan peredam energi di hilir bendung dan berfungsi sebagai lapisan perisai untuk mengurangi kedalaman penggerusan setempat dan untuk melindungi tanah dasar di hilir peredam energi

3.3. Data geologi teknik/mekanika tanah adalah kondisi bahan lapisan pondasi, bahan konstruksi, sumber bahan timbunan, batu untuk pasangan batu kosong, agregat ntuk beton, batu belah untuk pasangan batu, dan parameter tanah yang harus digunakan bagi keperluan perencanaan.

3.4. Data topografi adalah data yang berupa peta yang meliputi seluruh daerah aliran sungai, peta situasi letak bangunan, gambar-gambar potongan memanjang dan melintang sungai baik di sebelah hilir maupun hulu dari kedudukan bangunan utama.

3.5. Debit rencana (design flood) adalah debit untuk perencanaan suatu bangunan atau saluran air.

3.6. Desain hidraulik adalah tahapan kegiatan analisis terhadap hasil pradesain hidraulik dengan atau tanpa bantuan uji model hidarulik untuk menentukan bentuk dan ukuran yang tepat ditinjau dari segi hidarulik.

3.7. Desain struktur adalah tahapan kegiatan untuk melengkapi hasil desain hidraulik agar didapat desain bangunan yang memenuhi persyaratan kekuatan dan kestabilan serta dapat dilaksanakan.

3.8. Kedalaman konjugasi adalah hubungan antara tinggi kedalaman sebelum dan sesudah loncatan air.

3.9. Pondasi dangkal adalah pondasi yang ditempatkan dengan kedalaman D di bawah permukaan tanah yang kurang dari lebar minimum pondasi (B).

3.10. Tinggi energi adalah tinggi air di tambah tinggi tekanan dan tinggi kecepatan.

3.11. Tinggi jagaan minimum adalah tinggi jagaan yang ditetapkan minimum berdasarkan besaran debit saluran.

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN

Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan detail desain bendung memuat :

4.1. Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang

(9)

Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :

a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu

b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan)

c) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi

2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa

Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.

b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.

4.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung

Dalam pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli maupun tenaga pendukung dengan ketentuan dan persyaratan sebagai berikut :

1) Tenaga Ahli

Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.

2) Tenaga Pendukung

Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam segi teknis, urusan administrasi serta kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

4.3. Persyaratan Pelaksanaan

Dalam hal persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperhatikan berikut ini :

1) Jadwal Pelaksanaan

Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.

2) Diagram Batang (Bar-Chart)

Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

(10)

5.1. Pengumpulan Data Sekunder

Kegiatan pengumpulan data sekunder, meliputi :

1) Data Topografi

Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasisesuai dengan SNI 03-1724-1989.

Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000 atau yang lebih detail.

2) Data Hidrologi

Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi dintaranya berupa :

i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).

iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat diperoleh pada instansi BMG

iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.

3) Data Geologi Teknik

Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.

Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.

4) Data Aspek Multisektor

Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :

i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air

iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (pad) dan lain-lain.

(11)

5.2. Survey

Kegiatan survey yang diperlukan untuk keperluan kegiatan detail desain adalah sebagau berikut :

1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas data yang sudah ada diragukan lagi. Sesuai dengan KP-02, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria Perencaan Bangunan Utama, pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain bendung meliputi :

a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan Situasi Sungai

Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah hulu dan ke hilir dari letak bangunan bendung rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentu denah sungai dan juga untuk merencanan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di sekitar daerah pemetaan lengkap dengan koordinat dan elevasinya.

b) Pengukuran Topografi dan Pemetaan Detail Situasi Bendung

Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500 untuk areal dengan luas ≤ 50 Ha. Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan utama secara lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.

2) Survey Hidromteri

Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :

i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu melewatkan banjir; geomteri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol penampang; bagian alur sungai atau saluran yang terbuka lurus.

ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar

iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan aliran pada saat pengukuran jika aliran rendah pengkuran debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim, jika musim kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya

(12)

v. kemampuan tim pengukurnya

Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.

Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-2820-1992.

5.3. Investigasi Sungai

Kegiatan investigasi sungai dilakukan untuk mengetahui kondisi data-data fisik sungai. Data fisik sungai seperti kandungan dan ukuran sedimen; tipe dan ukuran sedimen dasar dan distribusi ukuran butir. Untuk mengetahui data fisik sungai dilakukan kegiatan sampling sedimen yang meliputi :

1) Sampling sedimen layang

Pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai sesuai SNI 03-3414-1994.

2) Sampling sedimen dasar

Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material dasar sungai setempat metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

5.4. Penyelidikan Geoteknik Lapangan

Kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan diperlukan untuk mengetahui data karakteristik mekanika tanah lokasi bendung. Pelaksanaan kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan mengacu pada pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyeldikan Geoteknik. Penyeldikan geoteknik lapangan yang diperlukan meliputi :

1) Pengeboran

Pengeboran dilakukan pada lokasi sisi kanan dan sisi kiri dari lokasi tembok pangkal, dan pada as bendung masing-masing 1 titik pengeboran

2) Sumur Uji

Sumur uji dilakukan pada lokasi calon sumber bahan material (borrow area) untuk pembangunan bendung.

3) Pengeboran Tangan (Hand Bor)

Pengeboran tangan dilakukan pada lokasi calon tapak bangunan masing-masing 1 titik pengeboran.

(13)

1) Laboratorium Sedimen

Uji laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang terbawa oleh aliran sungai. Uji laboratorium sedimen meliputi :

a) Sedimen layang

i. Jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-1994, maka metode pengujian laboratorium sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai dengan SNI 03-4145-1996 dengan tujuan mengetahui kadar sedimen layang.

ii. Jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada ± 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan sesuai

SNI 03-3961-1995 dengan tujuan mengetahui kadar sedimen layang. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan ayakan sesuai SNI 03-3962-1995.

b) Sedimen dasar

Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2) Penyelidikan geoteknik laboratorium

Penyelidikan geoteknik laboratorium diperlukan untuk mengetahui index dan engineering properties, dalam pelaksanaannya mengacu pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyeldikan Geoteknik. Adapun uji tersebut meliputi :

a) Index properties, mencakup : berat isi, berat jenis, kadar air, gradasi butiran dan batas-batas atterberg.

b) Engineering properties, mencakup : direct shear test, unconfined compression test, tes konsolidasi dan compaction test.

5.6. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan detail desain bendung mengacu pada KP-02, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria Perencaan Bangunan Utama berupa debit banjir rancangan dengan periode ulang 100 tahun untuk tubuh bendung sedangkan untuk tinggi tanggul penutup banjir serta kontrol keamanan bangunan utama digunakan debit banjir kala ulang 1000 tahun.

Pendekatan metode perhitungan frekwensi debit banjir yang dipengaruhi oleh debit, curah hujan, luas DAS serta karakteristik penutup lahan sesuai dengan SNI 03-2415-1991 adalah sebagai berikut :

1) Jika data debit sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun) ; maka digunakan metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir, sehingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal ;

2) Jika data debit sungai yang tersedia < 20 tahun dan > dari 10 tahun maka digunakan metode analisis regional ;

3) Jika data debit yang tersedia antara 3 – 10 tahun maka digunakan metode puncak banjir di atas ambang ;

4) Jika data yang ada berupa parameter hujan dan karakteristik DAS, maka pendekatan analisisnya menggunakan metode empiris, yang terdiri :

(14)

b) Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas < 100 km2

c) Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas > 100 km2

d) Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa memperhatikan luas DAS

e) Metode Hidrograf Satuan

f) Metode US – Soil Conservation Service

5) Jika selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran.

5.7. Analisis Laju Transport Sedimen

Analisis laju transport sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen layang (suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

5.8. Perencanaan Bendung

Perencanaan bendung harus meliputi tentang panjang tinggi mercu bendung, mercu dan tubuh bendung, peredam energi, tembok sayap hilir, bangunan pengambil, bangunan pembilas, bangunan pengarah arus, tanggul penutup dan tanggul banjir, tembok pangkal bendung, saringan sampah dan batu bongkah, lantai undik atau dinding tirai, bangunan penangkap sedimen sesuai dengan SNI 03-2401-1991.

5.9. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk kegiatan pembangunan bendung yang merlukan kajian ANDAL harus, jika bendung melayani areal irigasi seluas ≥ 2000 Ha

Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :

i. identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup

ii. identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan penting

iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup

iv. perumusan RKL dan RPL

5.10. Analisis Kelayakan Ekonomi

Analisa kelayakan ekonomi akan dilakuakn dengan mengkaji tiga parameter ekonomi yaitu :

i. Economic Internal Rate of Return (EIRR) ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)

iii. Net present value (NPV),

(15)

5.11. Nota Desain

Penyedia Jasa harus membuat perencanaan rinci secara lengkap dengan dimensinya berdasarkan kajian hidrolis serta perhitungan struktur baik pada bangunan utama maupun bangunan penunjang.

5.12. Penggambaran

Penggambaran hasil kegiatan meliputi gambar hasil pengukuran dan pemetaan, layout bendung dan bangunan pelengkapnya, potongan memanjang dan melintang bendung, detail bangunan utama dan bangunan penunjang bendung. Penggambaran mengacu pada KP-07, DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentan Kriteria Perencanaan Bagian Standar Penggambaran.

5.13. Perhitungan BOQ

Berdasarkan gambar rencana rinci yang telah dibuat dilakukan perhitungan volume pekerjaan konstruksi secara rinci sesuai dengan pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan.

5.14. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya

Penyusunan perhitungan rencana anggaran mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Pekerjaan Pembangunan Bendung, Bagian-1, Perencanaan dan Detail Desain yang didasarkan pada :

i. kuantitas dan harga satuan pekerjaan

ii. harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu analisis biaya

iii. untuk menentukan harga satuan upah dan bahan dilakukan survey harga di lapangan dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus untuk harga satuan bahan diperhitungkan harga beli di tempat penjualan atau diantar ke lokasi pekerjaan

iv. menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume seperti biaya persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat, dokumentasi, dewatering dll.

5.15. Penyusunan Dokumen Pelelangan

Penyusunan dokumen lelang digunakan bagi keperluan pelelangan pekerjaan atau pengadaan barang maupun jasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penyusunan Dokumen Lelang harus meliputi ketentuan-ketentuan, komponen bahan dan spesifikasi konstruksi, cara pengerjaan serta syarat pengendalian mutu sesuai dengan KEPMEN KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004.

5.16. Pekerjaan Lain-lain 1) Mobilisasi dan Demobilisasi

a) Mobilisasi adalah pengangkutan semua peralatan berdasarkan Jadwal Pelaksanaan yang harus diserahkan sesudah menerima Surat Penunjukan, dari tempat kantor ke lokasi pekerjaan. Mobilisasi staf kantor, tenaga kerja lapangan dan lain-lain, sudah termasuk dalam item mobilisasi.

b) Demobilisasi

Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.

2) Foto Dokumentasi

(16)

b) Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dalam dan akhir pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan pada laporan bulanan dan triwulanan yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap hasil cetakan foto harus diberi tanggal pengambilan dan lokasinya.

c) Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua cetakan foto berwarna disusun album beserta negative filmnya atau image filenya.

3) Asuransi

Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam perihal asuransi tenga kerja mengacu kepada ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh Depnaker dan Jamsostek.

5.17. Pelaporan

Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi :

1) Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan berisi antara lain:

- Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada

- Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh

- Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya

- Jadwal kegiatan Penyedia Jasa

Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang metodologi pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan data, hasil kunjungan lapangan, dan rencana kerja berikutnya.

Laporan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

2) Laporan Bulanan

Laporan Bulanan berisi antara lain:

- Uraian permasalahan, hambatan dan temuan pada bulan tersebut.

- Daftar kegiatan yang dilakukan pada bulan berikutnya

- Daftar Rencana kegiatan pada bulan berikutnya

- Mobilisasi dan Demobilisasi personil dan Daftar Hadir personil dan kegiatan masing-masing pada bulan tersebut

- Realisasi Progress Kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh direksi

Laporan bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.

3) Laporan Interim

Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil laboratorium, serta konsep lokasi bendung.

Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

4) Laporan Akhir Sementara

(17)

geoteknik, hidrologi, hidrolika, perhitungan desain, dan gambar Konstruksi bangunan sungai beserta bangunan fasilitasnya.

Laporan Akhir Sementara akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

5) Laporan Akhir

Laporan ini berisi seluruh hasil perencanaan teknis termasuk metode pekerjaan desain, perhitungan desain, metode dan jadwal konstruksi, jadwal pelaksanaan, estimasi biaya, paket konstruksi dan lain-lain. Laporan akhir ini dibuat setelah didiskusikan dan disetujui pada konsep Laporan akhir (draft laporan akhir).

Laporan Akhir merupakan revisi dan penyempurnaan dari Laporan Akhir Sementara dengan memperhatikan semua masukan, tanggapan, dan koreksi.

Laporan Akhir Sementara akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

6) Nota Desain

Penyedia Jasa harus membuat perencanaan rinci secara lengkap dengan dimensinya berdasarkan kajian hidrolis serta perhitungan struktur baik pada bangunan utama maupun bangunan penunjang.

Nota desain akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

7) Dokumen Tender

Dokumen Tender terdiri atas:

a) rencana anggaran biaya (RAB)

b) gambar desain A1, rangkap 3 (tiga), termasuk 1 kalkir c) gambar desain A3, rangkap 3 (tiga)

d) dokumen tender, masing-masing rangkap 3 (tiga) meliputi:

- tender Drawing

- spesifikasi umum dan spesifikasi teknis

- rencana Pelaksanaan Fisik dan Construction method

- daftar Kuantitas dan Harga Satuan

Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

8) Gambar Teknis

Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :

a) peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ;

b) gambar potongan memanjang dan melintang bangunan bendung 1 : 100 – 1 : 200 c) gambar detail bangunan Skala 1 : 50 – 1 : 200.

5.18. Tenaga Ahli

Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan detail desain adalah Team Leader, Ahli Hidrologi, Ahli Bendung, Ahli Geodesi, Ahli Geologi, Ahli Geoteknik, Ahli Lingkungan, Ahli Cost Estimate/Dokumen Tender dan Ahli Sosial-Ekonomi.

6. PENGENDALIAN MUTU

(18)

1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan

2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan

3) Diskusi Pertengahan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan

4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan seluruh kegiatan pekerjaan

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan detail desain bendung harus memuat :

7.1. Pengukuran

Kuantitas untuk pekerjaan perencanaan harus diukur berdasarkan biaya langsung personil yang meliputi keterlibatan tenaga ahli, tenaga penunjang dan asisten tanaga ahli serta biaya langsung non personil yang meliputi perjalanan dinas, survey dan investigasi, biaya operasional kantor dan diskusi dan pelaporan. Biaya langsung diukur berdasarkan daftar hadir tenaga ahli, asisten serta tenaga pendukung. Biaya langsung non personil diukur berdasarkan add cost.

7.2. Dasar Pembayaran

Kuantitas pekerjaan detail desain yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut.

No. Uraian Satuan

Pengukuran

1. 2.

Biaya Langsung Personil Biaya Langsung Non Personil : 2.1) Biaya Perjalanan Dinas 2.2) Biaya Operasional Kantor 2.3) Pengukuran dan Pemetaan

- Pemasangan Patok BM dan CP - Pengukuran poligon dan situasi - Pengukuran cross-section 2.4) Penyelidikan Geologi

2.5) Analisis Laboratorium Mekanika Tanah 2.6) Survey dan Penyelidikan Sedimen dan Air 2.7) Biaya Pelaporan

2.8) Biaya Diskusi

OB

Orang-hari Unit - Bulan

Buah Kilometer Kilometer

(19)

Bibliografi

Badan Standardisasi Nasional, 2002, RSNI T-04-2002, Tata Cara Desain Hidarulik Tubuh Bendung Tetap dengan Peredam Energi Tipe MDO dan MDS, Jakarta

Badan Standardisasi Nasional, 2003, Pd T-01-2003, Tata Cara Desain Hidarulik Bangunan Pengambil pada Bendung Tyrol, Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum, Puslitbang Pengairan, PT. Mediatama Saptakarya, 1995, Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Pedesaan, Jakarta

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, SNI 03-1724-1989, Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di Sungai. Jakarta

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, SNI 03-2415-1991, Metode Perhitungan Debit Banjir, Jakarta

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, KP-02, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, Jakarta.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, KP-04, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, Jakarta.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, KP-07, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, Jakarta.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004, Pd T-09-2004-A, Perencanaan Bendung Karet Isi Udara, Jakarta.

Pd T-xx-xxxx, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 3, Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan

Pd T-xx-xxxx, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 4, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004, Perencanaan Hidraulik Bendung dan Pelimpah Bendungan Tipe Gergaji, Jakarta

(20)

MULAI

Pengukuran Topografi Penyelidikan Geoteknik Lapangan muka air, kecepatan dan debit

FINAL LAPORAN AKHIR , terdiri : - Laporan Akhir

- Laporan Analisis Sosek - Laporan Kajian Andal - Laporan Investigasi Geoteknik

- Laporan Survey Pengukuran Topografi dan Pemetaan - Gambar Teknik

Bagan Alir Tahapan Pelaksanaan

(21)

LAMPIRAN B (Normatif)

Lampiran B.1 Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Detail Desain Bendung

Pekerjaan Detail Desain Bendung di DAS... Kabupaten...

1. LATAR BELAKANG

Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :

- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan

- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan

- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan

- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan

2. MAKSUD DAN TUJUAN 2.1. Maksud

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan pada ..., kajian perencanaan pendahuluan dan kajian kelayakan ekonomis pekerjaan dengan tujuan untuk rnendapatkan hasil survey dan investigasi secara menyeluruh serta konsep perencanaan bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi.

2.2. Tujuan

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan kajian terhadap rencana pembangunan bendung untuk keperluan irigasi beserta kajian ekonomis dan lingkungan dari pembangunan bendung.

3. SASARAN

Sasaran dari pelaksanaan kegiatan detail desain pembangunan bendung adalah mengoptimalkan pengambilan air dari sumber air dengan tujuan peningkatan hasil panen pada daerah pekerjaan

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA Satuan Kerja Sementara...

5. SUMBER PENDANAAN

Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp ...,- (...Rupiah) termasuk PPN dibiayai APBN-P tahun Anggaran ...

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH PENGETAHUAN

6.1. Lingkup Kegiatan

Lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :

6.1.1. Pengumpulan Data Sekunder

Kegiatan pengumpulan data sekunder, meliputi :

a) Data Topografi

(22)

menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasisesuai dengan SNI 03-1724-1989.

Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000 atau yang lebih detail.

b) Data Hidrologi

Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989.

Berbagai data dan informasi dintaranya berupa :

i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).

iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat diperoleh pada instansi BMG

iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.

c) Data Geologi Teknik

Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.

Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.

d) Data Aspek Multisektor

Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :

i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air

iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain.

(23)

6.1.2. Survey

Kegiatan survey yang diperlukan untuk keperluan kegiatan detail desain adalah sebagau berikut :

a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada

Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.

Kegiatan ini akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas data yang sudah ada diragukan lagi. Sesuai dengan KP-02, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria Perencaan Bangunan Utama, pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain bendung meliputi :

i. Pemetaan situasi sistem sungai

Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah hulu dan ke hilir dari letak bangunan bendung rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentu denah sungai dan juga untuk merencanan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di sekitar daerah pemetaan lengkap dengan koordinat dan elevasinya.

ii. Pengukuran detail situasi bendung

Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500 untuk areal dengan luas ≤ 50 Ha. Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan utama secara lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.

b) Survey Hidromteri

Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :

i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu melewatkan banjir; geomteri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol penampang; bagian alur sungai atau saluran yang terbuka lurus.

ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar

(24)

pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya

iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik

v. kemampuan tim pengukurnya

Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.

Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-2820-1992.

6.1.3. Investigasi Sungai

Kegiatan investigasi sungai dilakukan untuk mengetahui kondisi data-data fisik sungai. Data fisik sungai seperti kandungan dan ukuran sedimen; tipe dan ukuran sedimen dasar dan distribusi ukuran butir. Untuk mengetahui data fisik sungai dilakukan kegiatan sampling sedimen yang meliputi :

a) Sampling sedimen layang

Pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai sesuai dengan SNI 03-3414-1994.

b) Sampling sedimen dasar

Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material dasar sungai setempat metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

6.1.4. Penyelidikan Geoteknik Lapangan

Kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan diperlukan untuk mengetahui data karakteristik mekanika tanah lokasi bendung. Pelaksanaan kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan mengacu pada pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyeldikan Geoteknik. Penyeldikan geoteknik lapangan yang diperlukan meliputi :

a) Pengeboran

Pengeboran dilakukan pada lokasi sisi kanan dan sisi kiri dari lokasi tembok pangkal, dan pada as bendung masing-masing 1 titik pengeboran

b) Sumur Uji

(25)

c) Pengeboran Tangan (Hand Bor)

Pengeboran tangan dilakukan pada lokasi calon tapak bangunan masing-masing 1 titik pengeboran.

6.1.5. Uji Laboratorium

Uji laboratorium terdiri dari :

a) Laboratorium Sedimen

Uji laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang terbawa oleh aliran sungai. Uji laboratorium sedimen meliputi :

1. Sedimen layang

i. Jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-1994, maka metode pengujian laboratorium sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai SNI 03-4145-1996 dengan tujuan mengetahui kadar sedimen layang.

ii. Jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada ± 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan sesuai SNI 03-3961-1995 dengan tujuan mengetahui kadar sedimen layang.

Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan ayakan sesuai SNI 03-3962-1995.

2. Sedimen dasar

Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

b) Penyelidikan geoteknik laboratorium

Penyelidikan geoteknik laboratorium diperlukan untuk mengetahui index dan engineering properties, dalam pelaksanaannya mengacu pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyeldikan Geoteknik. Adapun uji tersebut meliputi :

1. Index properties, mencakup : berat isi, berat jenis, kadar air, gradasi butiran dan batas-batas atterberg.

2. Engineering properties, mencakup : direct shear test, unconfined compression test, tes konsolidasi dan compaction test.

6.1.6. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan detail desain bendung mengacu pada KP-02, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986,

tentang Kriteria Perencaan Bangunan Utama berupa debit banjir rancangan dengan periode ulang 100 tahun untuk tubuh bendung sedangkan untuk tinggi tanggul penutup banjir serta kontrol keamanan bangunan utama digunakan debit banjir kala ulang 1000 tahun.

Pendekatan metode perhitungan frekwensi debit banjir yang dipengaruhi oleh debit, curah hujan, luas DAS serta karakteristik penutup lahan sesuai SNI 03-2415-1991 adalah sebagai berikut :

(26)

analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal ;

2. jika data debit sungai yang tersedia < 20 tahun dan > dari 10 tahun maka digunakan metode analisis regional ;

3. jika data debit yang tersedia antara 3 – 10 tahun maka digunakan metode puncak banjir di atas ambang ;

4. jika data yang ada berupa parameter hujan dan karakteristik DAS, maka pendekatan analisisnya menggunakan metode empiris, yang terdiri :

- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)

- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas < 100 km2

- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas > 100 km2

- Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa memperhatikan luas DAS

- Metode Hidrograf Satuan

- Metode US – Soil Conservation Service

5. jika selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran.

6.1.7. Analisis Laju Transport Sedimen

Analisis laju transport sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen layang (suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

6.1.8. Perencanaan Bendung

Perencanaan bendung harus meliputi tentang panjang tinggi mercu bendung, mercu dan tubuh bendung, peredam energi, tembok sayap hilir, bangunan pengambil, bangunan pembilas, bangunan pengarah arus, tanggul penutup dan tanggul banjir, tembok pangkal bendung, saringan sampah dan batu bongkah, lantai undik atau dinding tirai, bangunan penangkap sedimen sesuai dengan

SNI 03-2401-1991.

6.1.9. Analisis Dampak Lingkungan

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk kegiatan pembangunan bendung yang merlukan kajian ANDAL harus, jika bendung melayani areal irigasi seluas ≥ 2000 Ha

Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :

i. identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup

ii. identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan penting

iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup

(27)

6.1.10. Analisis Kelayakan Ekonomi

Analisa kelayakan ekonomi akan dilakuakn dengan mengkaji tiga parameter ekonomi yaitu :

i. Economic Internal Rate of Return (EIRR) ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)

iii. Net present value (NPV),

Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan schedule pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.

6.1.11. Nota Desain

Penyedia Jasa harus membuat perencanaan rinci secara lengkap dengan dimensinya berdasarkan kajian hidrolis serta perhitungan struktur baik pada bangunan utama maupun bangunan penunjang.

6.1.12. Penggambaran

Penggambaran hasil kegiatan meliputi gambar hasil pengukuran dan pemetaan, layout bendung dan bangunan pelengkapnya, potongan memanjang dan melintang bendung, detail bangunan utama dan bangunan penunjang bendung. Penggambaran mengacu pada KP-07, DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentan Kriteria Perencanaan Bagian Standar Penggambaran.

6.1.13. Perhitungan BOQ

Berdasarkan gambar rencana rinci yang telah dibuat dilakukan perhitungan volume pekerjaan konstruksi secara rinci sesuai dengan pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan.

6.1.14. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya

Penyusunan perhitungan rencana anggaran mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Pekerjaan Pembangunan Bendung, Bagian-1, Perencanaan dan Detail Desain yang didasarkan pada :

i. kuantitas dan harga satuan pekerjaan

ii. harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu analisis biaya

iii. untuk menentukan harga satuan upah dan bahan dilakukan survey harga di lapangan dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus untuk harga satuan bahan diperhitungkan harga beli di tempat penjualan atau diantar ke lokasi pekerjaan

iv. menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume seperti biaya persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat, dokumentasi, dewatering dll.

6.1.15. Penyusunan Dokumen Pelelangan

Penyusunan dokumen lelang digunakan bagi keperluan pelelangan pekerjaan atau pengadaan barang maupun jasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penyusunan Dokumen Lelang harus meliputi ketentuan-ketentuan, komponen bahan dan spesifikasi konstruksi, cara pengerjaan serta syarat pengendalian mutu sesuai dengan KEPMEN KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004.

6.2. Lokasi Kegiatan

Lokasi pelaksanaan pekerjaan berada di Sungai...Kecamatan ... Kabupaten...

(28)

1) Penyediaan oleh Pengguna Jasa

Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :

a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu

b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan)

c) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi

2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa

Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.

b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.

6.3.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung

Dalam pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli maupun tenaga pendukung dengan ketentuan dan persyaratan adalah sebagai berikut :

1) Tenaga Ahli

Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.

2) Tenaga Pendukung

Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam segi teknis, urusan administrasi serta kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

6.3.3. Persyaratan Pelaksanaan

Dalam hal persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperhatikan berikut ini :

1) Jadwal Pelaksanaan

Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.

2) Diagram Batang (Bar-Chart)

(29)

pendukung yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.

7. METODOLOGI

Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu pengumpulan data sekunder (topografi, hidrologi, geologi regional), pengumpulan data primer (survey pengukuran dan pemetaan, survey hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan perencanaan bangunan utama dan penunjang bendung.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini ... (...) hari kalende.

9. PERSONIL TENAGA AHLI

Keperluan tenaga ahli untuk penyelesaian pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Ketua Tim (Team Leader)

Ketua Tim disyaratkan seorang Ahli Sumber Daya Air Profesional Utama/Ahli Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Ait dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman minimal 10 tahun.

2. Tenaga Ahli Sungai

Tenaga Ahli Sungai adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman minimal 8 tahun.

3. Tenaga Ahli Hidrologi

Tenaga Ahli Hidrologi adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman minimal 7 tahun.

4. Tenaga Ahli Hidraulik Struktur

Tenaga Ahli Hidraulik Struktur adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman minimal 8 tahun.

5. Tenaga Ahli Geodesi

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata Satu (S.1) lulusan universitas perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang Geodesi subbidang Survey Topografi sekurang-kurangnya.6 (enam) Tahun Lulusan pendidikan Sarjana Geodesi (S1) dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun.

6. Tenaga Ahli Geoteknik

Tenaga Ahli Geoteknik adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan perencanaan, penyelidikan dan supervisi geoteknik dengan pengalaman minimal 10 tahun

7. Tenaga Ahli Lingkungan

(30)

melaksanakan pekerjaan dibidang Lingkungan subbidang Analisis Lingkungan sekurang-kurangnya 5 (lima) Tahun. Sebagai pelaksana dan penanggung jawab pekerjaan pengembangan Sumber Daya Air di bidang lingkungan.

8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata Satu (S.1) lulusan universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang Analisis Ekonomi subbidang Analisis Sosial Ekonomi sekurang-kurangnya.5 (lima) Tahun. Ahli Sosial - Ekonomi bertugas melakukan evaluasi dan analisis bidang ekonomi yang meliputi : Analisa Nilai Bersih Sekarang (NPV), Nisbah Biaya Keuntungan (BCR), dan Tingkat Pengembalian Internal (IRR) dan Titik Impas (BEP) serta menganalisis dampak sosial yang mungkin akan timbul akibat dari pelaksanaan pembangunan konstruksi.

9. Tenaga Cost Estimate dan Dokumen Tender

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidang estimasi biaya pelaksanaan pembangunan bangunan sipil teknis berikut spesifikasi teknik dan dokumen tender, sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

10. Chief Surveyor

Tenaga Chief Surveyor dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda Teknik Geodesi dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun atau STM Bangunan Air, atau lebih baik dari pendidikan tenaga survey dan pemetaan (PTSP) dengan pengalaman sedikitnya 8 (delapan) tahun dalam menangani pengkuran topografi dibidang keairan antara lain : sungai, irigasi, dan lain-lain.

11. Chief Draftman

Tenaga Chief Draftman AutoCAD dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun atau STM Bangunan air dengan dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun dalam menangani gambar-gambar dibidang keairan.

10. KELUARAN

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan detail desain meliputi :

1. Nota Desain 2. Gambar Teknis

3. Gambar Pengukuran Topografi dan Pemetaan

11. LAPORAN

Jenis laporan dan gambar yang akan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa adalah :

1. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.

Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal 8 Juli 2005

2. Laporan Bulanan

(31)

Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan

3. Laporan Interim

Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil laboratorium, serta konsep perencanaan bendung

Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal 15 Agustus 2005

4. Laporan Akhir

Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan, analisis laju sedimen, dimensi dan layout check dam, analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) dan analisis Benefit/Cost Ratio dan Economic Internal Rate of Return, rencana anggaran biaya.

Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal 4 Desember 2005

5. Gambar Teknis

Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut : i. peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ;

ii. gambar potongan memanjang dan melintang bangunan bendung 1 : 100 – 1 : 200

iii. gambar detail bangunan Skala 1 : 50 – 1 : 200.

Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal 4 Desember 2005

6. Dokumen tender

Dokumen Tender terdiri atas:

i. rencana anggaran biaya (RAB)

ii. gambar desain A1, rangkap 3 (tiga), termasuk 1 kalkir iii. gambar desain A3, rangkap 3 (tiga)

iv. dokumen tender, masing-masing rangkap 3 (tiga) meliputi:

- tender drawing

- spesifikasi umum dan spesifikasi teknis

- rencana pelaksanaan fisik dan construction method

- daftar kuantitas dan harga satuan

Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal 4 Desember 2005

7. Laporan Penunjang

Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :

i. Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan

Buku ukuran dan laporan pengukuran topografi dan pemetaan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal 15 Agustus 2005

ii. Laporan Penyelidikan Geoteknik

Laporan Penyelidikan Geoteknik harus diserahkan oleh Penyedia Jasa selambat-lambatnya tanggal 15 Agustus 2005

(32)

Laporan Analisis Dampak Lingkungan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal 15 Agustus 2005

iv. Laporan Analisis Ekonomi

Laporan Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal 15 Agustus 2005

12. PENGENDALIAN MUTU

Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan pembahasan seperti berikut ini :

1. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan

2. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan

3. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim

(33)

1. Tubuh bendung 2. Sayap bendung 3. Lantai hilir bendung

Lampiran B.2 Kriteria Desain Bangunan Bendung

Kriteria desain bendung disusun berdasarkan jenis bangunannya, dengan susunan sebagai berikut :

1) Bendung Cerucuk Sederhana a) Pertimbangan perencanaan

Pertimbangan perencanaan bendung ini adalah merupakan saran pengalihan air dari badan sungai yang biasanya digunakan di pedesaan karena mempunyai teknologi yang sederhana baik konstruksi maupun cara pembuatannya pembuatannya dapat dikerjakan sendiri oleh masyarakat desa dengan biaya yang relatif murah sesuai Pd T-xx-200x : Tata Cara Perencanaan Bendung Cerucuk

b) Persyaratan perencanaan

Berdasarkan Pd T-xx-200x : Tata Cara Perencanaan Bendung Cerucuk persyaratan yang perlu diperhatikan adalah bendung ini ditempatkan pada ruas sungai yang relatif lurus dan dasarnya tidak terlalu keras dengan lebar dasar sungai tidak lebih dari 10 meter.

c) Bagian-bagain dan Dimensi Bendung Cerucuk

Bagian-bagian dan dimensi bendung cerucuk sesuai dengan Pd T-xx-200x : Tata Cara Perencanaan Bendung Cerucuk sebagai berikut :

(1) Tubuh bendung, adapun dimensinya adalah sebagai berikut :

- panjang tubuh bendung (B) maksimal 10,0 m;

- tinggi bendung (H) maksimal 1,0 m;

- lebar mercu bendung (M) minimal 1,0 m;

- pangkal bendung masuk ke tebing sungai (D) minimal 1,0 m;

- jarak tiang pada baris cerucuk (a) paling panjang 1,0 m;

- jarak antar baris cerucuk (b) paling panjang 0,5 m;

- lebar galian pangkal bendung (L) paling pendek sebesar M + 1,0 m

- material bahan tubuh bendung adalah kayu atau bambu jenis keras

Gambar B.1 Bagian-bagian bendung cerucuk

(2) Sayap bendung, dimensinya ditentukan sebagai berikut :

Gambar

Gambar B.1 Bagian-bagian bendung cerucuk
Gambar B.2 Kontruksi sayap bendung cerucuk
Gambar B.4 Sayap hulu dan hilir bendung bronjong
Gambar B.5 Denah bendung Tyrol
+6

Referensi

Dokumen terkait