• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

7.2. Dasar Pembayaran

Kuantitas pekerjaan detail desain yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut.

No. Uraian Satuan

Pengukuran

1. 2.

Biaya Langsung Personil Biaya Langsung Non Personil : 2.1) Biaya Perjalanan Dinas 2.2) Biaya Operasional Kantor 2.3) Pengukuran dan Pemetaan

- Pemasangan Patok BM dan CP - Pengukuran poligon dan situasi - Pengukuran cross-section 2.4) Penyelidikan Geologi

2.5) Analisis Laboratorium Mekanika Tanah 2.6) Survey dan Penyelidikan Sedimen dan Air 2.7) Biaya Pelaporan 2.8) Biaya Diskusi OB Orang-hari Unit - Bulan Buah Kilometer Kilometer Buah Sampel Sampel Exemplar Lump-sum

Bibliografi

Badan Standardisasi Nasional, 2002, RSNI T-04-2002, Tata Cara Desain Hidarulik Tubuh Bendung Tetap dengan Peredam Energi Tipe MDO dan MDS, Jakarta

Badan Standardisasi Nasional, 2003, Pd T-01-2003, Tata Cara Desain Hidarulik Bangunan Pengambil pada Bendung Tyrol, Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum, Puslitbang Pengairan, PT. Mediatama Saptakarya, 1995, Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Pedesaan, Jakarta

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, SNI 03-1724-1989, Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di Sungai. Jakarta

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, SNI 03-2415-1991, Metode Perhitungan Debit Banjir, Jakarta

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, KP-02, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, Jakarta. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,

2002, KP-04, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, Jakarta. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,

2002, KP-07, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, Jakarta. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004, Pd T-09-2004-A, Perencanaan

Bendung Karet Isi Udara, Jakarta.

Pd T-xx-xxxx, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 3, Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan

Pd T-xx-xxxx, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 4, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004, Perencanaan Hidraulik Bendung dan Pelimpah Bendungan Tipe Gergaji, Jakarta

Mawardi, Erman, Drs., Dipl., AIT., Alfabeta CV, 2004, Desain Hidrolik Bendung Tetap untuk Irigasi Teknis, Bandung.

MULAI Pengumpulan Peta Topografi Pengumpulan Peta Geologi Regional Pengumpulan Data Hidrologi & Peta DAS

Pengumpulan Data Sosek

Pengukuran Topografi Penyelidikan Geoteknik Lapangan

Analisis Hidrologi (Debit Banjir Rancangan)

Pengumpulan Data Multisektor Analisis Sosek Penysunan Andal Penyelidikan Geoteknik Laboratorium

Uji sampling sedimen Laboratorium Survey Hidrometri : -Sampling Sedimen -Pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit PEMETAAN & PENGGAMBARAN LAPORAN PENDAHULUAN DISKUSI PENDAHULUAN TIDAK YA Analisis Hidarulika dan Transport Sedimen KONSEP DESAIN BENDUNG LAPORAN INTERIM DISKUSI INTERIM TIDAK YA FINAL DESAIN BENDUNG DRAFT FINAL LAPORAN AKHIR ALBUM GAMBAR

DESAIN ANALISIS EKONOMI

TEKNIK DISKUSI LAPORAN AKHIR TIDAK YA

FINAL LAPORAN AKHIR , terdiri : - Laporan Akhir

- Laporan Analisis Sosek - Laporan Kajian Andal - Laporan Investigasi Geoteknik

- Laporan Survey Pengukuran Topografi dan Pemetaan - Gambar Teknik

- BOQ dan RAB - Dokumen Tender

SELESAI Penyusunan

BOQ dan RAB

LAMPIRAN A

Bagan Alir Tahapan Pelaksanaan

LAMPIRAN B (Normatif)

Lampiran B.1 Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Detail Desain Bendung

Pekerjaan Detail Desain Bendung di DAS... Kabupaten...

1. LATAR BELAKANG

Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :

- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan

- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan

- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan

- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan 2. MAKSUD DAN TUJUAN

2.1. Maksud

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan pada ..., kajian perencanaan pendahuluan dan kajian kelayakan ekonomis pekerjaan dengan tujuan untuk rnendapatkan hasil survey dan investigasi secara menyeluruh serta konsep perencanaan bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi. 2.2. Tujuan

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan kajian terhadap rencana pembangunan bendung untuk keperluan irigasi beserta kajian ekonomis dan lingkungan dari pembangunan bendung.

3. SASARAN

Sasaran dari pelaksanaan kegiatan detail desain pembangunan bendung adalah mengoptimalkan pengambilan air dari sumber air dengan tujuan peningkatan hasil panen pada daerah pekerjaan

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA Satuan Kerja Sementara... 5. SUMBER PENDANAAN

Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp ...,- (...Rupiah) termasuk PPN dibiayai APBN-P tahun Anggaran ...

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH PENGETAHUAN

6.1. Lingkup Kegiatan

Lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut : 6.1.1. Pengumpulan Data Sekunder

Kegiatan pengumpulan data sekunder, meliputi : a) Data Topografi

Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus

menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasisesuai dengan SNI 03-1724-1989.

Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000 atau yang lebih detail.

b) Data Hidrologi

Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989.

Berbagai data dan informasi dintaranya berupa :

i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).

iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat diperoleh pada instansi BMG

iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.

c) Data Geologi Teknik

Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.

Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.

d) Data Aspek Multisektor

Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :

i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,

tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain.

6.1.2. Survey

Kegiatan survey yang diperlukan untuk keperluan kegiatan detail desain adalah sebagau berikut :

a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada

Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.

Kegiatan ini akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas data yang sudah ada diragukan lagi. Sesuai dengan KP-02, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria Perencaan Bangunan Utama, pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain bendung meliputi :

i. Pemetaan situasi sistem sungai

Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah hulu dan ke hilir dari letak bangunan bendung rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentu denah sungai dan juga untuk merencanan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di sekitar daerah pemetaan lengkap dengan koordinat dan elevasinya. ii. Pengukuran detail situasi bendung

Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500 untuk areal dengan luas ≤ 50 Ha. Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan utama secara lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.

b) Survey Hidromteri

Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :

i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu melewatkan banjir; geomteri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol penampang; bagian alur sungai atau saluran yang terbuka lurus.

ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari

keadaan aliran pada saat pengukuran jika aliran rendah pengkuran debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim, jika musim kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan

pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya

iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik

v. kemampuan tim pengukurnya

Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.

Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-2820-1992.

6.1.3. Investigasi Sungai

Kegiatan investigasi sungai dilakukan untuk mengetahui kondisi data-data fisik sungai. Data fisik sungai seperti kandungan dan ukuran sedimen; tipe dan ukuran sedimen dasar dan distribusi ukuran butir. Untuk mengetahui data fisik sungai dilakukan kegiatan sampling sedimen yang meliputi :

a) Sampling sedimen layang

Pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai sesuai dengan SNI 03-3414-1994.

b) Sampling sedimen dasar

Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material dasar sungai setempat metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

6.1.4. Penyelidikan Geoteknik Lapangan

Kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan diperlukan untuk mengetahui data karakteristik mekanika tanah lokasi bendung. Pelaksanaan kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan mengacu pada pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyeldikan Geoteknik. Penyeldikan geoteknik lapangan yang diperlukan meliputi :

a) Pengeboran

Pengeboran dilakukan pada lokasi sisi kanan dan sisi kiri dari lokasi tembok pangkal, dan pada as bendung masing-masing 1 titik pengeboran

b) Sumur Uji

Sumur uji dilakukan pada lokasi calon sumber bahan material (borrow area) untuk pembangunan bendung.

c) Pengeboran Tangan (Hand Bor)

Pengeboran tangan dilakukan pada lokasi calon tapak bangunan masing-masing 1 titik pengeboran.

6.1.5. Uji Laboratorium

Uji laboratorium terdiri dari : a) Laboratorium Sedimen

Uji laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang terbawa oleh aliran sungai. Uji laboratorium sedimen meliputi :

1. Sedimen layang

i. Jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-1994, maka metode pengujian laboratorium sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai SNI 03-4145-1996 dengan tujuan mengetahui kadar sedimen layang.

ii. Jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada ± 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan sesuai SNI 03-3961-1995 dengan tujuan mengetahui kadar sedimen layang.

Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan ayakan sesuai SNI 03-3962-1995.

2. Sedimen dasar

Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

b) Penyelidikan geoteknik laboratorium

Penyelidikan geoteknik laboratorium diperlukan untuk mengetahui index dan engineering properties, dalam pelaksanaannya mengacu pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyeldikan Geoteknik. Adapun uji tersebut meliputi :

1. Index properties, mencakup : berat isi, berat jenis, kadar air, gradasi butiran dan batas-batas atterberg.

2. Engineering properties, mencakup : direct shear test, unconfined compression test, tes konsolidasi dan compaction test.

6.1.6. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan detail desain bendung mengacu pada KP-02, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986,

tentang Kriteria Perencaan Bangunan Utama berupa debit banjir rancangan dengan periode ulang 100 tahun untuk tubuh bendung sedangkan untuk tinggi tanggul penutup banjir serta kontrol keamanan bangunan utama digunakan debit banjir kala ulang 1000 tahun.

Pendekatan metode perhitungan frekwensi debit banjir yang dipengaruhi oleh debit, curah hujan, luas DAS serta karakteristik penutup lahan sesuai SNI 03-2415-1991 adalah sebagai berikut :

1. jika data debit sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun) ; maka digunakan metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir, sehingga

analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal ;

2. jika data debit sungai yang tersedia < 20 tahun dan > dari 10 tahun maka digunakan metode analisis regional ;

3. jika data debit yang tersedia antara 3 – 10 tahun maka digunakan metode puncak banjir di atas ambang ;

4. jika data yang ada berupa parameter hujan dan karakteristik DAS, maka pendekatan analisisnya menggunakan metode empiris, yang terdiri :

- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)

- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas < 100 km2

- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas > 100 km2

- Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa memperhatikan luas DAS

- Metode Hidrograf Satuan

- Metode US – Soil Conservation Service

5. jika selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran.

6.1.7. Analisis Laju Transport Sedimen

Analisis laju transport sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen layang (suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

6.1.8. Perencanaan Bendung

Perencanaan bendung harus meliputi tentang panjang tinggi mercu bendung, mercu dan tubuh bendung, peredam energi, tembok sayap hilir, bangunan pengambil, bangunan pembilas, bangunan pengarah arus, tanggul penutup dan tanggul banjir, tembok pangkal bendung, saringan sampah dan batu bongkah, lantai undik atau dinding tirai, bangunan penangkap sedimen sesuai dengan

SNI 03-2401-1991.

6.1.9. Analisis Dampak Lingkungan

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk kegiatan pembangunan bendung yang merlukan kajian ANDAL harus, jika bendung melayani areal irigasi seluas ≥ 2000 Ha

Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :

i. identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup

ii. identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan penting

iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup

6.1.10. Analisis Kelayakan Ekonomi

Analisa kelayakan ekonomi akan dilakuakn dengan mengkaji tiga parameter ekonomi yaitu :

i. Economic Internal Rate of Return (EIRR) ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)

iii. Net present value (NPV),

Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan schedule pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.

6.1.11. Nota Desain

Penyedia Jasa harus membuat perencanaan rinci secara lengkap dengan dimensinya berdasarkan kajian hidrolis serta perhitungan struktur baik pada bangunan utama maupun bangunan penunjang.

6.1.12. Penggambaran

Penggambaran hasil kegiatan meliputi gambar hasil pengukuran dan pemetaan, layout bendung dan bangunan pelengkapnya, potongan memanjang dan melintang bendung, detail bangunan utama dan bangunan penunjang bendung. Penggambaran mengacu pada KP-07, DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentan Kriteria Perencanaan Bagian Standar Penggambaran.

6.1.13. Perhitungan BOQ

Berdasarkan gambar rencana rinci yang telah dibuat dilakukan perhitungan volume pekerjaan konstruksi secara rinci sesuai dengan pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan.

6.1.14. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya

Penyusunan perhitungan rencana anggaran mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Pekerjaan Pembangunan Bendung, Bagian-1, Perencanaan dan Detail Desain yang didasarkan pada :

i. kuantitas dan harga satuan pekerjaan

ii. harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu analisis biaya

iii. untuk menentukan harga satuan upah dan bahan dilakukan survey harga di lapangan dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus untuk harga satuan bahan diperhitungkan harga beli di tempat penjualan atau diantar ke lokasi pekerjaan

iv. menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume seperti biaya persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat, dokumentasi, dewatering dll.

6.1.15. Penyusunan Dokumen Pelelangan

Penyusunan dokumen lelang digunakan bagi keperluan pelelangan pekerjaan atau pengadaan barang maupun jasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penyusunan Dokumen Lelang harus meliputi ketentuan-ketentuan, komponen bahan dan spesifikasi konstruksi, cara pengerjaan serta syarat pengendalian mutu sesuai dengan KEPMEN KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004.

6.2. Lokasi Kegiatan

Lokasi pelaksanaan pekerjaan berada di Sungai...Kecamatan ... Kabupaten...

6.3. Data dan Fasilitas Penunjang Serta Alih Pengetahuan 6.3.1. Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang

1) Penyediaan oleh Pengguna Jasa

Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :

a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu

b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan)

c) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi

2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa

Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.

b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.

6.3.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung

Dalam pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli maupun tenaga pendukung dengan ketentuan dan persyaratan adalah sebagai berikut : 1) Tenaga Ahli

Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup. 2) Tenaga Pendukung

Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam segi teknis, urusan administrasi serta kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

6.3.3. Persyaratan Pelaksanaan

Dalam hal persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperhatikan berikut ini :

1) Jadwal Pelaksanaan

Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.

2) Diagram Batang (Bar-Chart)

Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf

pendukung yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang

Dokumen terkait