ABSTRACT
SOY BEAN MEAL REPLACEMENT WITH VELVET BEAN MEAL IN DIET FOR TILAPIA (Oreochromis niloticus)
By
Fitra Fatmawati
Oreochromis niloticus is one of the fresh waters fish has fast growth and efficiency to diet formulation. The Suitability of velvet bean meal as a mayor source of plant source in diets for tilapia (O. niloticus) was tested by examining growth, diet intake and survival rate. Tilapia at an initial average length 9,72 cm ± 0,24 cm, average weight 9,42 g ± 0,09 g and density 2 fish/liter. This research was condueted random complete design with five treatments and three replications. The treatments are formulated diets with soy bean meal (SBM) protein was gradually replaced by protein from velvet bean meal (VBM) (0, 25, 50, 75, 100% respectively). The result shows that the treatments give not significant different for absolute growth weight, spesific growth rate, diet intake, and survival rate (P>0,05) with up 100% substitution of SBM with VBM. The best treatments is diet 25% soy bean meal : 75% velvet bean meal with absolute growth weight 17,83 g, spesific growth rate 1,76%, diet intake 88,79%, and survival rate 86,33%.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa substitusi tepung
kedelai dengan tepung biji koro benguk pada pakan ikan nila memberikan hasil
yang relatif sama terhadap pertumbuhan berat mutlak, laju pertumbuhan spesifik,
efisiensi pakan, dan sintasan pada ikan nila (P>0,05). Berarti tepung biji koro
benguk dapat menggantikan tepung kedelai untuk memenuhi sumber protein
nabati pada bahan baku pembuatan pakan untuk ikan nila. Perlakuan terbaik untuk
ikan nila adalah substitusi 25% tepung kedelai ; 75% tepung biji koro benguk
dengan pertumbuhan berat mutlak 17,83 g, laju pertumbuhan spesifik 1,76%,
efisiensi pakan 88,79%, dan sintasan 86,33%.
B. Saran
Pembudidaya ikan dapat menggunakan tepung biji koro benguk sebagai
substitusi tepung kedelai dalam formulasi pakan ikan nila (Oreochromis niloticus)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang
banyak diminati oleh konsumen ikan air tawar. Usaha budidaya ikan nila sangat
berkembang pesat di Indonesia, karena pertumbuhan ikan nila relatif cepat
khususnya ikan nila jantan, mudah dikembangkan dan efisien terhadap pemberian
pakan tambahan, sehingga banyak pelaku budidaya yang membudidayakan ikan
nila. Produksi ikan nila meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2004 jumlah produksi ikan nila hanya 97.116 ton, pada tahun 2007
meningkat menjadi 206.904 ton dan tahun 2008 sudah mencapai 220.900 ton ikan
nila (DKP, 2008).
Namun permasalahan dalam produksi budidaya ikan nila antara lain pakan
yang relatif mahal. Pakan sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan nila.
Kandungan pakan yang baik meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan
mineral yang seimbang (Setiawati, 2004). Selain itu biaya terbesar dalam
budidaya sekitar 30 sampai 60% dari biaya produksi adalah pakan. Sehingga perlu
dikembangkan formulasi pakan yang memiliki kandungan nutrisi yang lengkap
dengan biaya produksi pakan yang ekonomis (Mutsla, 2008).
Salah satu cara untuk menekan biaya produksi pakan adalah mencari
sumber bahan pakan yang dalam penggunaanya tidak bersaing dengan bahan
relatif murah. Bahan baku pakan yang digunakan dalam proses formulasi pakan
ikan adalah tepung kedelai, tetapi kedelai memiliki ketersediaan dan kontinuitas
yang rendah, sehingga harganya mahal (Pitojo, 2003).
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung kedelai perlu dicari
bahan pokok alternatif yang mudah diperoleh, harganya terjangkau, dan
ketersediaan berkesinambungan seperti penggunaan tepung biji koro benguk
dalam pakan ikan nila.
Koro benguk mengandung kadar protein tinggi sekitar 24 sampai 30%.
Koro benguk sebagai bahan pakan sumber protein nabati. Ikan nila termasuk ikan
omnivora yang cenderung herbivora yang membutuhkan protein kasar sekitar 25
sampai 30% (Susangka et al., 2005). Ini dibuktikan dengan penelitian biji bunga
matahari dapat mensubstitusi tepung kedelai dalam formulasi pakan ikan nila
untuk meningkatkan pertumbuhan, dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar
1,4% (Jackson et al., 1982 ; Mbahinzireki et al., 2001). Selain itu, tepung biji
kapas juga dapat menstubstitusi tepung ikan untuk meningkatkan pertumbuhan
ikan nila (El-Sayed, 1990 ; Mbahinzireki et al., 2001), dan juga substitusi tepung
kedelai dengan tepung daun lamtoro dalam formulasi pakan dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan Feed Conversion Ratio (FCR) pada ikan nila dengan laju
pertumbuhan spesifik sebesar 3,73% dan FCR 1,81 (Sarasati, 2007). Sehingga
kemungkinan tepung biji koro benguk dapat dimanfaatkan sebagai bahan
alternatif pengganti tepung kedelai dalam formulasi pakan. Kandungan nutrien
tepung biji koro benguk cukup tinggi, yaitu kadar protein 28,9%, lemak 12,73%,
3
biaya produksi pakan dilakukan penelitian substitusi tepung kedelai dengan
tepung biji koro benguk pada pakan terhadap pertumbuhan ikan nila.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis substitusi tepung kedelai
dengan tepung biji koro benguk (Mucuna pruriens) pada pakan terhadap
pertumbuhan ikan nila (O. niloticus).
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah bagi
mahasiswa, para pembudidaya serta industri pakan untuk mengunakan tepung biji
koro benguk sebagai substitusi dari tepung kedelai untuk meningkatkan
pertumbuhan ikan nila dan menekan biaya produksi pakan.
D. Kerangka Pikir
Permasalahan yang sering dihadapi oleh petani ikan nila adalah tingginya
harga pakan ikan. Pakan berperan penting sebagai kebutuhan pertumbuhan bagi
ikan, selain itu pakan merupakan biaya variabel terbesar dalam proses produksi
sekitar 30 sampai 60% dari biaya produksi.
Mengingat ikan nila termasuk dalam golongan omnivora cenderung
herbivora dan sangat responsif terhadap pakan buatan, maka perlu alternatif pakan
yang memiliki kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan nila dengan harga
terjangkau (Aprilia, 2006). Pakan yang baik untuk ikan nila adalah pakan yang
mengandung protein 28 sampai 30%, lemak 6 sampai 10%, dan karbohidrat 25%
Oleh karena itu, harus dikembangkan formulasi pakan yang memiliki
kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ikan nila dengan biaya produksi
yang rendah. Dalam pembuatan formulasi pakan ikan nila, tepung kedelai
disubstitsi dengan tepung biji koro benguk. Karena tepung biji koro benguk
memiliki kandungan nutrien yang cukup tinggi, yang sesuai dengan kebutuhan
protein pakan ikan nila yaitu kadar protein 28,9%, lemak 12,73%, serat kasar
6,71% dan kalsium 1,5% (Sunaryo, 2005). Secara umum kerangka pikir dalam
penilitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
[image:6.595.82.523.310.705.2]Substitusi
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Pakan Ikan
Sumber Protein
Sumber protein hewani
Substitusi tepung ikan dengan tepung maggot dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 1,35%
Substitusi tepung ikan dengan tepung keong mas dengan laju pertumbuhan harian sebesar 0,19 g Substitusi tepung ikan dengan
tepung ikan asin dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 0,86%
Sumber protein nabati
Substitusi tepung kedelai dengan tepung daun lamtoro dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 3,73%
Substitusi tepung kedelai dengan tepung biji matahari dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 1,4%
Substitusi tepung kedelai dengan tepung limbah sawit dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 0,074%
Tepung kedelai Tepung biji koro benguk
Pertumbuhan tinggi Sintasan tinggi
5
E. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Hipotesis untuk Parameter Pertumbuhan
H0 = τi= τj = 0 : Substitusi tepung kedelai dengan tepung biji koro benguk
i ≠ j pada pakan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan
nila.
H1 = τi≠τj ≠ 0 : Minimal ada satu pasang substitusi tepung kedelai dengan
i ≠ j tepung biji koro benguk pada pakan berpengaruh terhadap