• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghambatan Aktivitas Makan Larva Plutella xylostella (L) (Lepidoptera: yponomeutidae) yang Diperlukan Ekstrak Biji Swietenia mahogani Jacq. (Meliaceae)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penghambatan Aktivitas Makan Larva Plutella xylostella (L) (Lepidoptera: yponomeutidae) yang Diperlukan Ekstrak Biji Swietenia mahogani Jacq. (Meliaceae)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tumbuhan 27-32 (2000) of Plant Pests and Diseases, ISSN 0854-3836

Jurusan HPT IPB, Indonesia

PENGHAMBATAN AKTIVITAS MAKAN LARVA

Plutella xylostella

(L).

(LEPIDOPTERA: YPONOMEUTIDAE) YANG DIPERLAKUKAN EKSTRAK BIJI

Swietenia mahogani

JACQ. (MELIACEAE)

Kanju Ohsawa2 '

"Staf Jurusan dan Tumbuhan, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian of Bioregulation Studies, Graduate School of Agriculture, Tokyo University of Agriculture

Sakuragaoka 1-1 - 1, Setagayaku, Tokyo 156, Japan

ABSTRACT

Feeding inhibition of Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae) larvae treated with seed extract of Swietenia mahogany Jacq. (Meliaceae)

Swietenia mahogani Jacq. (Meliaceae) seeds were extracted with methanol. In choice and no-choice leaf disc methods, the crude extract at 5% completely inhibited feeding activity of third of the diamondback moth, Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae). Fractionation of the extract by combination of counter-current distribution method, silica gel column chromatography and preparative TLC yielded one fraction which strongly inhibited P. xylostella feeding activity by 98.3% at a concentration of 0.2%.

Key words: antifeedant, Plutellaxylostella, Swietenia mahogani.

ABSTRAK

Penghambatan aktivitas makan larva Plutella xylostella (L). (Lepidoptera: Yponomeutidae) yang lakukan ekstrak mahogani Jacq. (Meliaceae)

Swietenia mahogani Jacq. diekstrak dengan Ekstrak kasar menghambat makan larva Plutella xylostella (L.) (Lepidopterea: Yponomeutidae) baik dengan pilihan pilihan. aktivitas makan diberi daun kubis yang diperlakukan ekstrak S. mahogani konsentrusi 5%. Fraksinasi ekstrak kasar dengan menggunakan counter-current

distribution, gel lapis menghasilkan satu fraksi yang

menghambat aktivitas larva hingga konsentrasi

Kata kunci: Penghambat makan, Plutellaxylostella, Swietenia mahogani.

PENDAHULUAN

Plutella xylostella ( L . ) (Lepidoptera: meutidae) merupakan salah satu serangga

penting pada famili

ceae penyebarannya bersifat kosmopolitan. Serangan serangga ini dapat memsak

bis-kubisan yang mengakibatkan kehilangan hasil baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Talekar

Shelton 1993). Di Indonesia, strategi pengendalian yang umum dilakukan untuk menekan lasi xylostella adalah dengan aplikasi insektisida sintetik. Aplikasi insektisida sintetik yang

kan secara dan tidak bijaksana telah

babkan terjadinya perkembangan resistensi pada serangga ini. Upaya-upaya untuk menekan

(2)

nyawa kimia yang lebih baik terhadap produk dan serangga sendiri. Ide penggunaan senyawa-senyawa kimia dari tumbuhan yang dapat menghambat aktivitas makan serangga sebagai agens pengendalian serangga telah menarik perhatian para peneliti

et al. 1996). Pengendalian serangga dengan menggunakan senyawa-senyawa yang sifat menghambat aktivitas makan memberikan berapa kelebihan seperti tidak menimbulkan tensi, selektivitas yang tinggi, dapat membantu lam pemecahan masalah resistensi,

dasi dan relatif tidak beracun terhadap manusia. Dengan adanya kelebihan-kelebihan tersebut, nyawa tumbuhan yang bersifat demikian pat persyaratan dalam sistem

lian sehingga aplikasinya dapat

dukan dengan pengendalian

yang lainnya.

Secara umum, tidak dapat

langkan sama sekali namun upaya-upaya untuk nurunkan populasi perlu dilakukan. Aplikasi senyawa-senyawa yang dapat bersifat penghambat aktivitas makan serangga mungkin dapat

kan kontribusi dalam kegiatan pengendalian serang- ga Penggunaan secara praktis

nyawa aktivitas makan serangga dapat dilakukan pada beberapa tahap dalam budidaya naman seperti pembibitan padi atau aplikasi pada buah-buah yang siap

Tumbuhan memiliki kemampuan untuk dungi dirinya terhadap serangan organisme lain masuk serangga fitofag baik secara maupun kimia. senyawa-senyawa kimia seperti dari kelompok terpenoid, alkaloid, dan yang telah diisolasi dari berbagai tumbuhan mempunyai tas penghambatan makan serangga.

Spesies-spesies dari famili Meliaceae dicirikan sebagai anggota tumbuhan yang memproduksi nyawa sekunder dari kelompok limonoid. wa-senyawa yang tergolong ini

yang memberikan efek biologis kepada serangga seperti penghambatan makan dan kematian serang- ga. Dengan memperhatikan potensi yang

dung dalam famili Meliaceae dalam kaitannya ngan penggunaannya sebagai agens pengendalian

serangga maka peneliti memfokuskan

penelitian pada beberapa anggota Meliaceae seperti Aglaia odorata, Aglaia

mollisimum, Swietenia mahogani dan chilia trijuga.

Penelitian ini untuk mempelajari lebih lanjut potensi biji S. mahogani yang memberikan pengaruh penghambatan aktivitas makan larva

xylostella (L.) (Lepidoptera:

dae). S. mahogani merupakan salah satu anggota famili Meliaceae yang berasal dari kawasan

tropik. Di Pulau S. mahogani

di daerah kering yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30 meter dengan diameter

lebih dari 1 meter. Batang pohon ini

sebagai bahan-bahan seni (Anonymous 1986).

BAHAN DAN

a. Serangga

Pemeliharaan dan pembiakan serangga

kan pada sebuah ruangan serangga dengan suhu ruangan 25 fotoperiode terang gelap 12: 12 Larva xylostella diperoleh dari pembiakan massal. Larva diberi pakan lobak (Raphanus sativus L.) yang berumur 6-10 hari dan disimpan dalam sebuah kurungan serangga (40 x 40 x 40 cm). Imago yang baru keluar dari pupa dahkan ke kurungan lain yang telah disediakan bibit-bibit lobak dan dibiarkan untuk kawin dan

Kapas yang telah dicelupkan pada madu (10%) digantungkan pada kurungan serangga sebagai sumber pakan imago. Bibit-bibit yang telah diteluri dipindahkan ke kurungan lain. Untuk pengujian digunakan larva tiga.

b. Ekstraksi dan Fraksinasi

S. mahogani (200 g) yang telah

kan dari kulit bijinya digiling dengan menggunakan sebuah blender hingga diperoleh tepung. Tepung biji S. mahogani diekstrak dengan pelarut metanol menggunakan sokslet selama 48 jam. Metanol lam kemudian diuapkan dengan

kan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak kasar (2 g). Ekstrak kasar difraksinasi dengan menggunakan counter-current distribution menjadi fraksi heksana g) dan fraksi metanol

Fraksi g) diseparasi dengan

(3)

BULETIN HPT, NO. LARVA XYLOSTELLA 29

jauh diseparasi kembali dengan kromatografi kolom (50 x 5 cm) dengan gel silika (Wakogel C-300) sebagai fase metanol dan kloroform gai fase aktif dengan peningkatan konsentrasi tanol. Fraksi aktif sekali lagi diseparasi dengan

kolom (30 x 3 cm) dengan gel silika (Wakogel C-300) sebagai fase sementara aseton dan diklorometana sebagai fase aktif dengan peningkatan konsentrasi aseton. Fraksi aktif g) kemudian diseparasi dengan kromatografi lapis preparatife (KLTP) (Kieselgel 60 ketebalan 1

dengan diklorometana dan aseton (9: 1,

bagai pengembang. Kemudian fraksi aktif dimurnikan dengan kromatografi cair tinggi

(Shimadzu kolom: Nucleosil 50-5,

Chemopack cm, sistem eluen: metanol dan kloroform dengan laju 2 minute, lengkapi dengan spektrofotometer (SPD-6A) pada panjang gelombang 254 nm dan

Puncak-puncak utama dikumpulkan dengan menggunakan pengumpul fiaksi (Shimadzu

Fraksi-fiaksi yang dikumpulkan didasarkan pada retensi (Gambar 1).

Swietenia

Ekstraksi: Sokslet metanol selama 48 jam

Ekstrak kasar 5

1

Fraksinasi: Counter-counter distribution

I

Fraksi metanol

Fraksinasi: Kromatografi kolom gel Metanol dalam

I

Fraksi heksana

Fraksinasi: Kromatografi kolom gel silika Metanol dalam kloroform

Fraksinasi: Kromatografi kolom gel silika Aseton dalam

KLTP

diklorometana

I I I I

SC 1 SC2 SC3

Pemurnian:

GC -MS

(4)

30 LARVA XYLOSTELLA KANJU

c. Instrumen

gas-spektroskopi massa (GC-MS) menggunakan spektrofotometer Jeol DX-303 (kolom: 5% OV-17, 3 mm x 2 m,

peratur dengan peningkatan

gas He sebagai pembawa dengan laju 40

d. Uji Hayati

Evaluasi aktivitas penghambatan makan ekstrak kasar biji S. mahogani dilakukan dengan dua tode yaitu pilihan dan pilihan,

kan evaluasi hasil pemisahan ekstrak hanya meng-

gunakan pilihan dengan pertimbangan

untuk menghemat material ekstrak. Lempengan-lempengan daun kubis, oleracea L. (Brassicaceae), dibuat dengan bangi daun kubis dengan pelubang

borer; diameter 12 Sejumlah ekstrak kasar atau fraksi aktif dilarutkan dengan metanol lalu tambahkan air yang mengandung Triton 114. Konsentrasi akhir metanol dalam sediaan ekstrak 10%. Dalam pengujian ini kosentrasi yang digunakan adalah konsentrasi ekuivalen.

Pada pilihan, lempengan

daun ditimbang lalu dicelupkan dalam sediaan ekstrak selama 5-10 detik lalu dikeringanginkan. Lempengan daun yang dicelupkan ke dalam air

yang mengandung Triton X-114 dan metanol digunakan sebagai kontrol.

pengan yang dan

pengan daun kontrol diletakkan dalam petri (diameter 9 cm) yang dialasi kertas saring

n0.2) lembab.

Sementara itu untuk pilihan, setiap dua

lempengan daun ditimbang lalu dua

lempengan daun dicelupkan ke dalam sediaan trak dan dua lempengan lainnya dicelupkan ke dalam sediaan kontrol. Daun-daun tadi disusun

bergantian dalam sebuah petri (diameter 9 cm) yang telah dialasi kertas saring lembab. puluh larva dimasukkan ke setiap petri dan dibiarkan makan selama 24 jam. Untuk mencegah keluarnya larva petri,

diletakkan tutup petri, diberikan kain kasa (10

10 cm). 24 jam, lempengan daun

diambil, kemudian dikeringkan dalam sebuah oven pada suhu selama 12 jam lalu ditimbang. tuk menduga kadar air awal lempengan daun, pengan-lempengan daun lempengan daun dalam kelompok) ditimbang lalu dioven pada suhu

selama 12 jam lalu ditimbang. Setiap lakuan diulang tiga kali. Aktivitas penghambatan makan dievaluasi dengan menghitung

makan dengan menggunakan formula 1986).

daun yang dimakan pada perlakuan

Penghambatan makan (FR) = 1

-

x 100%

daun yang dimakan pada kontrol

HASIL DAN PEMBAHASAN

Serangga akan menghadapi dua untuk mulai aktivitas makannya yaitu yang pertama nya rangsangan-rangsangan untuk inisiasi aktivitas makan (feeding stimulant) dalam yang memberikan masukan isyarat untuk pengenalan nis makanan dan menjaga aktivitas makan, dan yang kedua adalah pendeteksian kehadiran

wa-senyawa asing (foreign compound) yang dapat bersifat sebagai penghambat makan sehingga dapat memperpendek aktivitas makan atau bahkan meng- hentikan aktivitas makan sama sekali.

Dalam kaitannya dengan aktivitas makan larva l? xylostella pada lempengan daun kubis yang

perlakuan ekstrak biji mahogani pada

sentrasi 5%, tampak bahwa larva menolak untuk makan daun kubis baik pada

an maupun pilihan. Pada uji dengan

pilihan, larva pada awalnya mencoba untuk memakan daun-daun kubis namun kemudian meng- hindar kembali dan memilih tidak memakan daun hingga akhir pemaparan. Pada uji dengan

(5)

HPT, VOL. 12, NO. 1, 2000

dan ini barangkali yang bertanggung jawab untuk aktivitas penghambatan makan larva xylostella. Walaupun demikian belum ada yang menun- jukkan bahwa peningkatan rasa dalam ekstrak (dalam makanan serangga) berkorelasi positip ngan peningkatan penghambatan aktivitas makan serangga (Munakata 1977).

Pemisahan dengan counter-current dis- tribution menghasilkan dua fraksi yaitu fiaksi

dan fraksi heksana. Fraksi metanol berikan penghambatan aktivitas makan yang lebih

yaitu 90% daripada fraksi heksana yaitu 60% pada konsentrasi berturut-turut 4 dan 2%

kan pada konsentrasi ekuivalen). Pemisahan metanol menggunakan kromatografi kolom

fraksi yaitu fraksi F, g), g), F, g) dan g) yang secara turut-turut dielusi oleh 0-1 5%, 15-

dan 20-30% metanol dalam kloroform. Fraksi

F,

yang diujihayati pada konsentrasi 3% memberikan aktivitas penghambatan yang paling tinggi yaitu sedangkan fraksi lainnya memberikan aktivitas penghambatan makan yang yaitu

dan berturut-turut untuk

dan Pemisahan

ngan meningkatkan konsentrasi metanol dalam roform setiap 5% memberikan hasil pemisahan yang kurang sempurna. Fraksi F, yang

kan aktivitas penghambatan makan yang paling tinggi mengandung ekstrak Hal ini mengakibatkan perlu dilakukan pemisahan kembali dengan kenaikan konsentrasi metanol yang lebih Pada pemisahan selanjutnya menggunakan kromatografi kolom dengan jenis fase aktif yang sama namun kenaikan konsentrasi metanol dalam kloroforrn sebesar 1 %.

Hasil pemisahan fraksi F, menghasilkan fraksi namun hasil uji hayati hanya

fraksi yang memberikan aktivitas pengham- makan yang cukup tinggi yaitu fiaksi F,,, dan Semua fraksi yang

elusi oleh pelarut metanol dalam kloroforrn dengan

konsentrasi metanol yang yaitu

hingga 7%. Hasil uji hayati fraksi-fraksi fraksi F, menunjukkan bahwa fraksi yang elusi dengan 2% metanol dalam diklorometana paling tinggi yaitu pada konsentrasi ekstrak 2%. Fraksi lainnya hanya memberikan pengham-

aktivitas makan sebesar dan

masing-masing untuk fraksi

Pemisahan fiaksi kembali dilakukan dengan menggunakan kromatografi dengan

metana dan aseton sebagai fase aktif dengan ningkatan konsentrasi aseton. fiaksi telah kumpulkan yaitu yang dielusi oleh 0-5%,

F (5-lo%), dan (10-15%). Fraksi memberikan penghambatan aktivitas makan yang paling tinggi yaitu pada

itu lainnya memberikan

pada dan untuk

fraksi F

Pemisahan fiaksi sebagai fraksi yang pa- ling dilakukan dengan menggunakan

lapis preparatif dengan dan aseton sebagai pengembang.

ris (band) utama yang terpisah teramati ketika di bawah sinar UV pada panjang

bang 254 nm. Masing-masing dikerok (scrap- ped) sehingga dihasilkan fiaksi dengan nilai

dan untuk

Sc,, Sc, Sc,. Fraksi Sc, (Rf rnemberikan pengkambatan aktivitas rnakan yang

paling

yaitu pada sedangkan

lain hanya memberikan

dari 70%. Fraksi ini kemudian dimurnikan dengan menggunakan kromatografi cairan kinerja tinggi (KCKT).

Pemurnian fraksi menghasilkan satu puncak utama yang diduga mempunyai aktivitas biologi sehingga dilakukan pengumpulan berulang-ulang.

Hasil kemudian dianalisis

ngan menggunakan kombinasi kromatografi gas dan spektroskopi massa. Hasil dengan matografi gas menunjukkan kehadiran beberapa puncak yang menunjukkan bahwa belum murninya hasil isolasi dari KCKT. Secara semua cak-puncak dari spektra kromatografi gas

dievaluasi menggunakan spektrokopi menun- jukkan molekul ion sekitar 609. Dengan

pada molekul dan dengan

dengan beberapa spektra rujukan senyawa-senyawa yang

dapat menyebabkan makan larva

xylostella senyawa-senyawa dari

Pemurnian secara de-

sedang dalam tahap pelaksanaan.

KESIMPULAN

(6)

larva Plutella Dengan kombinasi bagai pemisahan didapatkan sebuah akhf yang pada konsentrasi dapat bat aktivitas makan larva sebesar kasi kelompok senyawa yang

kan penghambatan aktivitas makan larva adalah nyawa-senyawa kelompok

Alford, A Bentley. 1986. Citrus as potential antifeedant for the spruce

(Lepidoptera: Tortricidae). Entomol. 79: 38.

Anonymous. 1986. Medicinal herb in Indonesia. PT. EISAI. Indonesia.

Bell, EA, LE. Fellows, MSJ. 1990. Natural products from plants for the control of insect pests. In Safer Insecticides: Development and Use. Marcel Dekker. New York.

MB., H. Matsuura, S. T. Durst, GHN. Towers, Arnason. 1996. Phytochemistry of Meliaceae, so many terpenoids, so few insecti- cides. In Phytochemical and redundancy in ecologi- cal interactions. Plenum Press. New York.

K. 1977. Insect feeding deterrents in plants. In chemical control of insect behavior, Theory and Application. John Sons. USA.

Gambar

Gambar 1. Skema pemisahan fiaksi aktif dari ekstrak biji

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang pengaruh ekstrak daun mahoni dan daun suren terhadap mortalitas dan aktivitas makan ulat daun (P. xylostella) pada tanaman kubis menunjukkan bahwa perlakuan

xylostella karena perlakuan dengan konsentrasi ekstrak biji sirsak tersebut dapat mengakibatkan kematian hingga 96,78% dari keseluruhan populasi serangga uji. Hal

xylostella karena perlakuan dengan konsentrasi ekstrak biji sirsak tersebut dapat mengakibatkan kematian hingga 96,78% dari keseluruhan populasi serangga uji. Hal

Ekstrak biji srikaya dengan konsentrasi tinggi (0,1%, 0,0632%) memiliki pengaruh yang cepat terhadap kematian imago D. Persentase keberhasilan larva Plutella xylostella yang

Penelitian tentang pengaruh ekstrak daun mahoni dan daun suren terhadap mortalitas dan aktivitas makan ulat daun ( P. xylostella ) pada tanaman kubis menunjukkan bahwa perlakuan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai uji bioaktivitas filtrat rimpang jahe merah sebagai bahan biopestisida terhadap larva Plutella

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh ekstrak daun mahoni dan buah mengkudu terhadap mortalitas dan aktivitas makan hama ulat daun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak biji mahoni memberikan pengaruh terhadap mortalitas dan rata-rata waktu kematian larva.. Pada konsentrasi rendah