PRESIOEN REPUBLIK INDONE'i>IA
PERATURAN PRESlDEN REPUBLll\ INDONESlA NOMOR 70 TAHUN 2014
TENT ANO
RENCANA TATA RUANO KAWA.SAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI
DENQAN RAHMATTIJHAN YANG MAHA ESA
PRESJDEN REPUBLJI\ JNDONESlA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 l ayat
Mengingat
0) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pcnataan Ruang dan Pasal 123 ayat (41 Peraturan Pcmerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, perlu menetapkan Rencana Tata Ruang l\awasan Taman Nasional OunungMerapi;
I. Pasal 4 ay at (I) Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonuia Tahun 1945;
2 . Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Repub!ik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan U;mbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
Menetapkan
PRE SI OEN REPUBLIK INOONESIA
2
-3. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik JndonesiaNomor4833J;
MEMUTUSKAN·
PERATURAN PRESJDEN TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN
GUNUNG MERAP!
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu Pengertian
Oalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan
I Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilaya.h, tempat manusia dan makhluk la.in hidup, melakukan kegia.tan,dan memcliharakelangsungan hidupnya
2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dun pole. ruang. 3. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan Tata Ruang,
pema.nfaatanruang,danpengendalianpemanfaatan ruang. 4 Rencana Tata Ruang adalah hasil pcrencanaan Tata Ruang. 5 Pelaksanaan Penataan Ruang a.dalah upaya pcncapaian tujuan
.J.
6. Kawasan Strategia Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karcna mempunyai pengaruh sangat pcnting se<:ara
nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
wilayah yang tdah ditetapkan sebagai warisan dunia
7. Taman Nasional adalah kawasan pekstarian a.lam yang mempunyai
Ekosis1em asli, dikclola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan f""nditian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budi daya, pariwi11ata, dan rckrcaai.
8. Ta.man Nasional Ounung Merapi adalah Taman Nasional Gunung
Mero.pi scbagaimana ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangandi bidangkchutanan.
9. Kawasan Ta.man Nasional Ounung Merapi ada!ah kawaaan strategis
nasional yang mempunyai pengaruh sangat penting terhadap
pelestarian Jingkungan Taman Nasional Gunung Merapi dan
kesejahteraan masyarakat di ka .... ·asan sekitar Taman Nasional
Gunung Merapi yang merupakan Ka .... ·asan Rawan Beneana Alam
Geologi.
JO. Kawasan Sekitar Taman Nasional Gunung Merapi adalah kawasan
lindung dan kawasan budi daya di sekitar Taman Nasional Gunung
Merapi, yang merupakan Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi,
yang karakteristik pcmanfaatan ruangnya ditetapkan untuk
melindungi pe!estarian dan fungsi Taman Nasional Gunung Merapi.
11. Kawasan Pelestarian Alam yang selanjutnya disingkat KPA adalah
kawasan dengan ciri khaa tertentu, baik di daratan maupun di
perairan yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumbcr daya alam haya1i
PRESIDEN Rtl'UBLIK INOONtSIA
12. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dcngan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
13 Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan alas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. 14. Kawasan Hutan adalah suatu wilayah tertentu yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk diper!ahankan keberadaannya sebagai hutan te!ap. 15 Kawasan Budi Daya Pertanian adalah wilayah budi daya memiliki potensi budi daya komoditas memperhatikan kesesuaian lahan dan agroklimat, efisiensi dan efektifitas usaha pertanian tertentu yang tidakdibatasi wilayahadministrasi
16. Kawasan Budi Daya Tanaman Pangan adalah kawasan lahan basah beririgasi, rawa pasang surut dan lebak dan lahan basah tidak beririgasi serta lahan kering potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan tanaman pangan.
17 E:kosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membemuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hid up
18 Rawan Bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan ュ・ョセァ。ィL@ meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu
PRESIOEN REPUBLIK INOONESIA
Bencana Alam Geologi adalah peristiwa atau scrangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala dan akibat letu5an gunung berapi yang mcngakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kcrugian harta benda, dan/atau dampak psikologis. Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggapdarurat,danrehabilitasi 22 Evakuasi adalah upaya memindahkan pengungsi dari Kawasan
Rawan Bencana ke kawasan aman bencana dan upaya menyediakan tempatbernaungsementara
23 Pengungsi adalah orang atau sekelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tingga!nya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kcmungk:inan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang Tempat Evakuasi Sementara yang selanjutnya disingk:at TES adalah tempat berkumpul sementara bagi Pengungsi saat terjadi Bencana Alam Geologi yang juga berfungsi sebagai pos informasi Evakuasi
Tempat Evakuasi Akhir yang selanjutnya disingkat TEA adalah tcmpat be rkumpul akhir bagi Pengungsi yang dapat berfungsi sebagai tempat hunian sementara saat tcrjadi Bcncana Alam Ocologi yang juga berfungsi sebagai pos informasi bencana
Jalur Evakuasi adalah jalur yang menghubungkan hunian dengan TES dan jalur yang menghubungkan TES dengan TEA Mitigasi Bcncana ada!ah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
"'L IOE"N 1 ... IN( ")NE:SIA
·•·
Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Koefisien Dasar Bangunan yang selanjumya disebut KDB adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh tan1ai dasar bangunan gedung dan luas lahanftanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikussai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.
31 Koefisien Lantai Bangunan yang selanjumya disebut KLB adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai r"'ncana tata ruang dan rencana tata bangunan dan hngkungan.
Koefisien Da"'rah Hijau yang setanjutnya disebut KOH adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang krbuk8. di bangunan gedung yang diperuntukan bagj pert.amanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/da..,rah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan
Oaris Sempadan BanKunan ケ。ョセ@ 11t:lanjumya disebut GSB adalah garis yang tidak boleh dilampaui oleh denah bangunan ke arah garis sempadan jalan.
34. Bangunan Sabo ada\ah jenis dan macam bangunan air yang dibangun dalam rangka pengendahan gerakan massa scdimen. 35. Masyarakat adalah orang perscorangan, kelompok orang termasuk
masyarakat hukum adat, korporas1 dan/atau pemangku kepentingan nonpemerintah lain dalam penyelenggaraan Penataan Ruang
Pusat yang sclanjutnya discbut Pemerintah adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Repubiik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pemerintah Dae rah adalah Gubernur, Bupati, dan perangkat daerah scbagaiunsurpenyelenggarapemerintahandaerah
38 Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidangPenataan Ruang
Bagian Kedua RuangLingkup Pengaturan
Pasal2
Ruang lingkup pengaturan Peraturan Presiden ini meliputi peran dan fungsi Rencana Tata Ruang serta cakupan Kawasan Taman NasionalGunungMerapi;
b tujuan, kebijakan, dan strategi Penataan Ruang Kawasan Taman NasionalGunungMerapi;
rencana struktur ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi; d. rencana pola ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi;
arahan pemanfaatan ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Mcrapi;
f arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi;
g pengelolaan Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi; dan
PRESIOEN REPUBLIK INOONESIA
PERAN DAN FUNGSI RENCANA TATA RUANO SERTA CAKUPAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAP!
BagianKesatu
Pcran dan F'ungsi Rencana Tata Ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Mera pi
Rencana Tata Ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi berperan sebagai alat operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan alat koordinasi pelaksanaan pcmbangunan Kawasan Taman Nasional GunungMerapi
Rencana Tata Ruang Kawasan Taman Nasional Ounung Merapi berfungsi sebagaipedoman untuk:
penyusunan rencana pembangunan Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi;
b pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi;
perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah kabupaten, serta keserasian antarsektor di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi;
V d. Pcnataan Ruang wilayah provinsi dan kabupaten di Kawasan Taman NasionalGunungMerapi;
pengelolaan Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi berbasis kelestarian lingkungan dan Mitigasi Bencana;
f. penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca erupsi di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi;
PRESIOEN
REPU0LIK INOONESIA
g perwujudan keterpaduan penanganan Bencana Alam Geologi pasca erupsi Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi; dan h perwujudan keterpaduan rcncana pengembangan kawasan di luar
Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi dengan Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
Bagian Kcdua
Cakupan Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
(I) Cakupan kawasan Penataan Ruang Kawasan Taman Gunung Merapi ditetapkan berdasarkan fungsi Taman Nasional Gunung Merapi dan Kawasan Sekitar Taman Nasional Gunung Merapi yang merupakan Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi (2) Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi mencakup 18 (delapan
belas)ke<:amatanmeliputi"
Taman Nasional Gunung Merapi. terdiri atas
1. sebagian wilayah Ke<:amatan Dukun dan sebagian wilayah Kecamatan Srumbung di Kabupaten Magelang, Provinsi JawaTengah;
2. sebagian wilayah Kecamatan Selo, sebagian wilayah Kecamatan Cepogo, dan sebagian wilayah Kecamatan Musuk di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah; 3. sebagian wilayah Kecamatan Kemalang di Kabupaten Klaten,
ProvinsiJawaTengah;dan
Pi:tESIDEN REPUBLIK INDONESIA
b Kawasan Sekitar Taman Nasional Gunung Mcrapi, terdiri atas I. seluruh wilayah Kccamatan Sawangan, scluruh wilayah
Kecamatan Muntilan, scluruh wilayah Kecamatan Salam, seluruh wilayah Kecamatan Mungkid, seluruh wilayah Kecamatan Ngluwar, scbagian wilayah Kecamatan Dukun, dan sebagian wilayah Kccamatan Srumbung di Kabupatcn Magelang, ProvinsiJawaTengah;
2 sebagian wilayah Kttamatan Sclo, sebagian wilayah Kecamatan Cepogo, dan sebagian wilayah Kecamatan Musuk di Kabupatcn Boyolah Provinsi Jawa Tcngah; 3. seluruh wilayah Kecamatan Manisrenggo, seluruh wilayah
Kccamatan Karangnongko, dan sebagian wilayah Kecamatan Kcmalang di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah; dan 4 seluruh wilayah Kccamatan Tempel, sebagian wilayah
Kecamatan Turi, sebagian wilayah Kccamatan Pakem, sebagian wilayah Kccamatan Cangkringan, dan sebagian wilayah Kecamaum Ngemplak di Kabupaten Steman, ProvinsiDaerahlstimewaYogyakarta.
TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNO MERAPI
Bagian Kesatu
Tujuan Penataan Ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Mernpi
Pasal6
Penataan Ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi bertujuan untuk mewujudkan Tata Ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi yang berkualitas dalam rangka menjamin kelestarian lingkungan dan kesejahteraan Masyarakat Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi yang berbasis MitigasiBencana.
Pl E '::" Mセ@
セZ@ セubャ@ ,., IND NESIA
Bagian Kedua
Kebijakan Penataan Ruang Kawmmn Taman Nasional Gunung Merapi
Pasal 7
KebiJakan penataan ruang Kawasan Tarnan Nasional Gunung Merapi mchputi:
pelC$tarian lingkungan Kawasan Taman Nasional Gunung Mcrapi; dan b. peng.,mbangan Kawasan Taman Nasional Ounung Mcrapi bcrbasis
MitigasiBcncana
Bagian Kctiga
Stratcgi Penataan Ruang Kawasan Taman Nasional Ounung Mcrapi
Pasal8
Stratcgi pelcstarian lingkungan Kawallan Taman Nasional Ounung Mcrapi lltbagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a tcniiri atas· a . mcningkatkan fungsi konlltrvasi Taman Nasional Ounung Mcrapi
untuk mcnjaga kcbcrlanjutan Ekollistcm dan Kcanckaragaman Hayati bcscrta habitatnya scrta mcnjaga kcscimbangan tata air, iklim makro, dan lingkunganalami;
b. mcningkatkan konscrvasi sumbcr daya air di Kawasan Sckitar Taman Nasional Ounung M"rapi;
c. ュ」セィ。「ゥAゥエ。ウゥ@ dan mcrcvitalisasi Taman Nasional Ounung Mcrapi yang mcngalami kcrusakan baik akibat Bcncana Alam Ocologi Ounung Merapi rnaupun penyebab Lainnya, mclalui kcgiatan pemulihan komunitas hayali dan ckosistcmnya;
d . mcnccgah dan mcmbatasi kcgiatan pemanfaatan ruang yang bcrpotcnsi mcngurangi fungsi !indung di Kawasan Taman Nasional GunungMerapi;
PRESIDEN REPUBLIK INOONESIA
mengendalikan dan membat.asi intcnsit.as kawasan terbangun untuk mendukung pclestarian lingkungan Kawasan Taman Nasional Gunung Mcrapi; dan
f mengembangkan kegiatan pemanfaat.an ruang yang mcndukung fungsi lindung Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi melalui pemanfaatan dan pengembangan potensi alam, Keanckaragaman Hayati, keunikan vulkanik, scrta kearifan lokal dan nilai·nilai warisan sosial budaya.
Strategi pengembangan Kawasan Taman Nasional Gunung Mera.pi berbasis Mitigasi Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 hurur b tcrdiri
meningkatkan fungsi Taman Nasional Gunung Merapi yang berbasis Mitigasi Bcncana;
b. meningkatkan fungsi Kawasan Lmdung dan mengembangkan Kawasan Budi Daya di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi berbasisMitigasi Bencana;
mengembangkan sistem evakuasi bencana yang terintegrasi dengan sistem pusat pcrmukiman dan s1stem jaringan prasarana di Kawasan Ta.man Nasional Gunung Merapi;
d. menyesuaJkan pemanfaatan ruang pada Kawasan Ra"'-an Bencana Alam Gcologi yang terdampak langsung di Kawasan Taman Nasional Gunung Mera.pi;
rnelakukan pcngendalian yang tinggi pada Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi yang terdapat kantung (enclave) permukiman di Kawasan Ta.man Nasional Gunung Merapi;
f. mcningkatkan peran dan kesadaran Masyarakat dalam pelaksanaan dan pengembangan sistcm evakuasi bencana di Kawasan Taman Nasional Gunung Mera.pi; dan
PRE SI OEN REPUBLIK INOONESIA
-13-g. men8"mbangkan kelembag1111n antarscktor dan antardaerah untuk meningkatkan kerja sama pen8"lol.u.n kawasan dan Pcnanggulangan
lkncana di Ka"'asan Taman Nasional Ounung Merapi
RENCANA STRUKTUR RUANO KAWASAN TAMAN NASIONAL GU NUNO MERAPl
Bagian Kesatu
(I) Rencana Struktur Ruang Ka"'alllln Taman Nasional Gunung Merapi ditetapkan untuk meningkatkan kualitas Hngkungan, pelayanan Evakuasi bencana, dan jaringan prasarana Kawasan Taman Nasional Ounung Merapi guna menjamin kelestarian lingkungan dan kesejahteraan MHyarakat Kawasan Taman Nasional Ounung Merapi yang berbasis Mitigasi Bencana.
!21 Rencana Struktur Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tcrdiri
a. rencana sistcm pusat permukiman; dan b. rencanasistcmjaringanprasarana.
(3) Rencana sistem pusat permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a diatur dalam rencana tata ruang wi!ayah kabupatcn beserta rencana rincinya di Kawasan Taman Nasional Ounung Mcrapi.
{4) Rencana Struktur Ruang di dalam Taman Nasional Ounung Merapi diatur sesuai dengan ketentuan penuuran perundang-undangan.
PIH'.'10£N セᆪpubャNャャGi@ INOOJ'<£SIA
Bagian Kedua RcncanaSistemJaringan f>rasarana
Pasalll
(I) Rencana sistem jaringan prasarana sebagaimana dimahud dalam Pasal 10ayat(2)hurufbterdiriatas:
a. sistem jaringan prasara.na utama; dan b. sistem jaringan prasarana lainnya
(21 Sistcm jaringan prasarana utama sebagaimana dimaksud pada ayat (IJ huruf a berupa sistem evakuasi bencana.
(3] Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (\) hurufbmeliputi:
sistemjaringan transportasi; b. sistemjaringanenergi;
s1stem jaringan te!ekomunikasi; d. sistem jaringan sumber daya air; dan
sistem jaringan pem.ant.a\Uln dan セイゥョァ。エN。ョ@ Dini Bencana Alam Geologi.
Pasal 12
(I) Sistcm cvakuasi bcncana ditct1tµkan 8chagai upaya mcmlndahkan pengungsi dari Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi ke kawasan aman bem;ana, mcmudahkan proses Evakuasi pengungsi, dan menjamin keselamatan sert.a kebutuhan dasar セョァオョァウゥ@ selama terjadinya Bencana Alam Geologi di K.a."'-asan Taman Nasional Gunung Mera pi.
PRE SI OEN REPUBLIK INOQN(S I A
-15-(3) TES sebagaimana dimaksud dalam Pua! 12 ayal (2) ditetapkan untuk memudahkan proses Evakuasi Pengungsi menuju TEA saat 1erjadi BencanaAlamOeologi.
(4) TES sebagaimana dimaksud pada ayo.t (I) ditetapkan dcngan kriteria bcrada pada lokasi yang mudah diakses oleh Pengungsi dan kendaraan penjemputPengungsi;
b tidak berada pada area yang membahayakan kesclamalan Pengungsi, scperti af'ea rawan longsor, af'ea jaringan listrik tegangan tmggi, area rawan pohon tumbang, dan sempadan
tcrsedia prasarana dan sarana yang memadai dengan memperumbangkan keamanan dan aksesibilitas; d tersediaalatkomunikasi;dan
(5) Lokasi TES sebagaimana dimaksud pada ayat (I) ditetapkan oleh pemerintah kabupaten sesuai dengan kewenangannya.
Pasal14
(\) TEA sebagaimana dimaksud dalam Pasa\ 12 ayat (2) ditetapkan untuk menjamin keselamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar Pengungsi sclama tcrjadinya Bencana Alam Oeologi.
(2) TEA scbaga1man& dimaksud pada ayat (II d1tetapkan dengan kriteria berada di luar l\awasan Rawan Bencana di Ka .... ·asan Taman Nasional OunungMcrapi;
b berada pada lokasi yang mudah diakscs olch Pengungsi dan kendaraan pengangkut Pengungai;
PRESIOEN REPU8LIK INOONESIA
16-d. tersedia prasarana dan sarana yang memadai dengan mcmpertimbangkan keamanan dan aksesibilitas; tersedia ruangterbuka;
f terscdia prasaranadan sarana komunikasi;dan g tersediarambu Evakuasi.
(3) Ruang terbuka scbagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e antara lain berfungsi scbagai ruang parkir bagi kendaraan pengangkut
セョァオョァウゥ@ dan ruang pendaratan helikopter untuk mengangkut korban Beneana Alam Geologi dan bantuan logistik
(4) TEA sebagaimana dimaksud pada ayat (JJ berada pada; Kecamatan Sawangan, Kecamatan Dukun, Kecamatan Srumbung, Kecamatan Muntih:m, Kecamatan Salam, Kecamatan Mungkid, dan Kecamatan Ngluwar di Kabupaten Magelang; b. Kecamatan Karangnongko di Kabupaten Klaten; dan
Kecamatan Tempel, Kecamatan Turi, Kecamatan Pakem, Kecamatan Cangkringan, dan Kecamaum Ngemplak di Kabupaten Sleman
(5) Selain Jokasi TEA sebagaimana dimaksud pada ayat (4), untuk
mendukung sistem evakuasi bencana, pemerintah kabupaten dapat menetapkan lokasi TEA lainnya di luar Kawasan Taman Nasional Ounung Merapi dalam rencana tata ruang "·ilayah kabuptHCn.
Pasal!S
(\) Jalur Evakuasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) d itetapkan untuk memudahkan proses Evakuasi Pengungsi dari TES keTEA.
(2) Jalur Evakuasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) d1tetapkan dengan kriteria:
merupak.an ja!an dengan perkerasan yang dapat dilalui kendaraan pengangkut Pt:ngungsi;
PAESIOE:N At ·'UBLll'<. INOONE:SIA
tenediarambuEvakuasi.
(3) Jalur Evakuasi sebagairnana dirnaksud pada ayat (I) yang melintasi sungai dan/atau sempadan sungai yang berpotensi terkena banjir lahar harus memperhatikan ancaman banjir lahar dan dilengkapi sarana informasi l'<:ringatan Dini Bcncana Alam Geologi. (41 Jalur Evakuasi sebaga1mana dimaksud pada ayat {\)
menghubungkan:
TES yang mdayani Desa Oondowangi, Desa Sawangan, Desa Mangunsari, Desa Tirtosari, Desa Podo!K>ko, Desa Butuh, Desa Krogowanan, Desa Kapuhan, Desa Oantang, Desa Jati, Desa Soronalan, Desa Wulunggunung, Desa Ketep, Desa Banyuroto, dan Desa Wonolelo pada Kecamatan Sawangan di Kabupaten Magelang dan Desa Tiogolele, Desa Klakah, dan Desa Jrakah pada Kecamatan Scio di Kabupaten Boyola!i dengan I . TEA yang berada pada Kecamatan Sa"·angan di Kabupaten
Magelang; dan/ at.au
2. TEA lainnya di luar Kawasan Taman Nasional Ounung
Mernpi;
b. TES yang melayani Desa Ngablak, Desa Srumbung, Oesa Kemiren, Desa Kamongan, Desa Banyuadem, dan Oesa
nァ。Qᄋァッセッォ。@ pada Kccanmtan Srumbung di Kabupaten Magch1.ng dengan:
I. TEA yang berada pada Kecamatan Srumbung di Kabupaten Mage Jang;
2 TEA yang berada pada Kecamatan Ng!uwar di Kabupaten
Magelang; dan / atau
3. TEA lainnya di luar Kawasan Taman Nasional Ounung Mera pi;
PRCSIOCN RCPUBI II\ INDONCSIA
·18-TES yang melayani Desa Sewukan, Oesa Keningar, De1111 Dukun, Desa Sumber, Desa Kalibcning, Desa Wates, Desa Ngargomulyo, Desa Sengi, Desa Paten, Desa Mangunsoko, dan Oesa Krinjing pada Kecamatan Dukun di Kabupaten Magelang dengan: I. TEA yang bcrada pada Kecamatan Dukun di Kabupa.ten
Magelang; dan/atau
2. TEA Lainnya di luar Kawa1111n Taman Nasional Gunung
Mera pi;
d. TES yang melayani Desa Guion pada Kecamatan Salam, Desa Pandanretno, Desa Tegalrandu, Desa Mranggen, Desa Polengan, Desa Bringin, dan Oesa Pueanganom pada Ke<:amatan Srumbung, Oesa Banyudono, Desa Banyubiru, Desa Ngadipuro, Desa Ketunggeng pada Keeamatan Dukun, Kabupaten Magelang, serta De$11 Tanjung, Dcsa Sokorini, Desa Sriwedari, Desa Congkrang, De!lll Adikarto, Desa Menayu, Desa Keji, Desa Ngawen, Desa Gunungpring, Desa Pucurejo, Dc$11 Tarnanagung, Desa Gondosuli, Desa Sedayu, dan De1111 Munulan pa.da Kecamatan Muntilan di Kabupaten Magelang dengan TEA yang berada pada Kecamatan Muntilan di Kabupaten Magelang; e. TES yang melayani Desa Progowati, Desa Ngrajek, Desa Mendut,
Desa Sawitan, Oesa Rsmbcanak, Oesa Paremono, Desa Pabelan, Desa Bojong, Desa Pagersari, Oesa Mungkid, Desa Ambartawang, Desa Bumirejo, Desa Biondo, Desa Senden, Desa Gondang, dan Desa Treko pada Ke<:amatan Mungkid di Kabupaten Magdang dengan TEA yang bcrada pada Kecamatan Mungkid di Kabupaten Magelang;
i. TES yang melayani Deu Ngargosoko, Desa Tegalrandu, Desa
Kaliurang, Desa Nglumut, Desa Banyuadem, Desa Kradenan, Desa Jerukagung, Desa Sudimoro, Desa Kamongan, dan Desa Kemiren padn Kecamatan Srumbung di Kabupaten Magelang serta Desn Mantingan, Desn Salam, Desn Suncen, Oesn
PA(' 10£N AtPUBllK 1NOONI SIA
.19.
Kadiluwih, Desa Somoketro, Dcsa Jumoyo, Dcsa Tino, Baturono, Desa Tersanggede, Dcsa Sirahan, dan Desa Seloboro pada Ke<:amatan Salam di Kabupaten Magclang dengan: l. TEA yang berada pada Keeamatan Salam di Kabupaten
Magelang; dan/atau
2. TEA yang berada pa.da Kecamat.an Ngluwar di Kabupaten Mage Jang;
g. TES yang melayani Dcsa Sligo, Desa Somokaton, Desa Ngluwar, Dua Karangtalun, Desa Jamuskauman, Desa Plosogede, Desa Blongkeng, dan Desa Pakunden pada Ke<:amatan Ngluwar di Kabupaten Magelang dengan TEA yang berada pada Kecamatan Ngluwardi Kabupaten Magelang;
h. TES yang melayani Desa Lencoh, Desa Samiran, Desa Se!o, Desa Jeruk, Desa Scnden, dan Desa Tarubat.ang, pada Kecamatan Selo, Desa Suroteleng, Desa Genting, Desa Sukabumi, Desa
Wonodoy<l, Desa Jombong, Desa Oedangan, Desa Ceposo, Desa Paras, Desa Oubug, Oesa Jel<lk, Desa Bakulan, Deu. Kembangkuning, Desa Mliwis, Desa Cabeankunthi, Desa Candigat.ak, dan Oesa Sumbung pada Ke<:amat.an Cepogo, Oesa Clunt.ang, Oesa Mriyan, Oesa Sangup, Oesa Lanjaran, Oe!la Sruni, Oe!la Kembangsari, Desa Karangkendal, Desa Sukorejo, Desa Ringinlarik, Oesa Musuk, Oesa Pagerjurang, Ocsa Pusporenggo, Desa Sukorame, dan Oesa Kebongulo pada Kecamatan Musuk di Kabupaten Boyolali dcngan TEA lainnya di luar Kawasan Taman Nasional Ounung Merapi; TES yang melayani Oesa Sumur, Desa JemQW<l, Desa Dragan, Oesa Karanganyar, Oesa Lampar, dan Desa Keposong pada Ke<:amatan Musuk di Kabupaten Boyolali dengan TEA Jainnya di luar Kawasan Taman Nasional Ounung Merapi; TES yang melayani Oesa Tegalmulyo, Oesa Tiogowatu, dan Dcsa Tangkil pada Kecamatan Kemalang, dan Oesa Demakijo, Desa
PRESIOEN REPUEILIK INOONESIA
-20-Blimbing, Dcsa Kanoman, Desa Oemampir, Dcu. Jiwan, Ngemplak, dan Dcsa Logedc pada Kecamatan Karangnongko di Kabupaten Kla1cn dcnga•r
I. TEA yang bcrada di Dcsa Dcmakijo pada Ke<:amatan Karangnongko di Kabupatcn Klaten; dan/atau 2. TEA lainnya di luar Kawuan Taman Nasional Gunung
Mera pi;
k. TES yang melayani Dc'la Gumul, Dcsa Karangnongko, Dcsa
Jagalan, Dcsa Jeti$, Della Banyuaeng, De..a Kadilajo, Dcsa Somokaton pada Kecamatan Karangnongko, dan Dcsa Sukorini pada Kccamaw.n Manisrenggo di Kabupatcn Klaten dengan: I TEA yang bcrada di Desa Oumul pada Kecamatan
Karangnongko di Kabupaten Klatcn: dan
2. TEA J.ainnya di luar Kawasan Taman Nasional Ounung Mera pi:
TES yang mclayani Dcsa Balcrantc, Dcsa Panggang, Dcsa Bawukan, dan Dc..a Talun pada Ke<:amatan Kcmalang di Kabupaten Klatcn dengan TEA lainnya di luar Kawa..an Taman Nasional Gunung Merapi;
m. TES yang melayani Dcsa Taskombang, Desa Solodiran, Dcsa Nangsri, Dcsa Borangan, lksa Barukan, Desa Tanjungsari, Dcsa Krangga.n, Desa Lcses, Desa Kebonalas, Dcsa Bendan, Dcsa Tijayan, Dcsa Kecemen, Dcsa Ngemplakseneng, Desa Sapcn, dan Dcsa Kcpurun pada Kecamatan Manisrenggo di Kabupaten Klaten dengan TEA lainnya di luar Kawasan Taman Nasional GunungMerapi;
"AE'·IOEN A(PUBLIK. .,.,.00N[SIA
"
T£S yang melayani O.:sa Merdikorejo dan Dcsa Lumbungrejo
pada Kccamatan Tempel, Kabupatcn Sleman dcngan TE:A yang
bcrada pada Kccamatan Tempel di Kabupaten Steman;
p TES yang mclayani Dcsa Wonokerto dan Desa Girikerto pada Kccamatan Turi di Kabupaten Steman dengan TEA yang bcrada
pada Kecamatan Turi di Kabupatcn Slcman;
q. TES yang mclayani Dcsa Umbulharjo, Dcsa Argomulyo, Dcsa
Kcpuharjo, dan Dcsa Wukirsari pada Kccamatan Cangkringan,
Kabupa1en Steman dcngan TEA yang bcrada pada Kceamatan
Cangkringan di Kabupatcn Sleman:
TES yang mclayani Desn Hargobinangun dan Desa
Purwobinangun pada Kceamatan Pakem di Kabupatcn Slcman
dcngan TEA yang bcrada pada Kccamatan Pakcm di Kabupfltcn
Steman;
TES yang mclayani Dcsa G!agaharjo, Dcsa Argomulyo, dan Dcsa
Kepuharjo pada Keeamatan Cangkringan dan Dcsa Sindumartani
pada Kccamatan Ngcmplak di Kabupaten Sleman dcngan·
I. TEA yang bcrada di Dcsa Sindumanani dan Desa Umbulmartani pada Kceamatan Ngcmplak di Kabupatcn
Slcman;dan
2 TEA tainnya di luar Kawasan Taman Nasional Gunung
Mera pi
TES yang mclayani Dcsa Banyurcjo, Dcsa Tambakn:jo, Desa
Sumbcrrcjo, Dcsa Pondokrejo, Dcsa Mororejo, De511 Margorejo,
dan Dcsa Lumbungrejo pada Keeamatan Tempel di Kabupatcn
Slcman dcngan TEA lainnya di luar Kawasan Taman Nasional
Gunung Merapi;
TES yang mclayani Dcsa Bangunkcno dan Dcsa Donokcrto pada
Kceamatan Turi dan Dcsa Candibinangun, Dcsa Harjobinangun,
PRESIOEN REPU9LIK INDONESIA
-22-Sleman dengan TEA lainnya di luar Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi;
TES yang mdayani Desa Umbulmartani dan Dcsa Widodomartani pada Kecamatan Ngemplak di Kabupaten Sleman dengan TEA \ainnya di luar Kawasan Taman Nasiona l Gunung Merapi
(5) Pengembangan Jalur Evakuasi sebagaimana dimaksud pada ayat ti) dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerint.ah Daerah sesuai dengan kewenangannya
Pa5al 16
{I) Sistem janngan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (3) hurur a ditctapkan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pdayanan pergerakan orang dan barang/jasa bagi pelaksanaan Evakuasi bencana dan pengembangan kegiatan budi daya yang mendukung fungsi lindung Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
(2) Sistem jaringan uansportasi sebagaimana dimaksud pad a ayat (I I berupas1stemjaringan1ransportasidarat.
(3) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksudkan pada
ayat(2)berupasistemjaringanjalan
{4) Sistem jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat 13) terdiri
jaringanjalan:dan b. lalu lintasdanangkutanjalan
Pasal17
(I) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (41 huruf a terrliriatas:
jaringanjalanarteri; b jaringanjalan kolektor;dan
jaringanjalanbebashambatan
pr{セio{n@ RCPUBl.IK INOnNE IA
-23-(2) Jaringan jalan arteri sebaga1mnna dimaksud pada ayat (I) huruf a berupa jalan yang menghubungkan Kabupaten Magelang dcngan KabupatenSleman.
(31 Jaringan jalan kolektor sebagaimann dimaksud pada ayat (I I huruf b meliputi:
jalan yang menghubungk.an:
I. Kecamatan Mungkid dan Kecamatan Sawangan; 2. Kecamatan Mungkid, Kecamatan Muntilan, dan Kecamatan
Ngluwar;
3 Kecamatan Dukun dan Kecamatan Muntilan; dan 4 Ke<;;amatan Srumbung, Kecamatan Salam, dan Kecamatan
Ngluwar, di Kabupaten Magclang; b. jalanyangmenghubungkan:
I. Kecamatan Tempel, Kecamatan Turi, Kecamatan Pakem, Ke<;;amatan Cangkringan, dan Kecamatan Ngemplak; dan 2. Kecamatan Pakem dan Kecamatan Ngemplak, di Kabupaten Sleman;
c. jalan yang menghubungkan Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Kemalang, dan Kecamatan Karangnongko di Kabupaten Kia.ten;
d. jalan yang menghubungkan Kccamatan Scio dan Kecamatan Ccpogo di Kabupaten Boyolah
(41 Jaringan jalan bebas hambatan scbagaimana dimaksud pada ayat (I) hurufc mcliputi:
a jalan Yogyakarta-Bawcn; dan b. jalan Solo-Yogyakarta.
!I) Lalu !intas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pua! 16 ayatf4)hurufbberupaterminalpenumpang
PRESIOEN REPUSllK INOONES IA
-24-(2) Terminal penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (I) berada
pada Kecamatan Muntilan di Kabupaten Magelang.
(l) Sistem jaringan energi scbagaimana dimaksud dalam Pasal l I ayat (3) hunif b ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam jumlah
yang memadai dan mcnycdiakan akscs cncrgi bagi Masyarakat di
Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
(2) Sistcm jaringan energi scbagaimana dimaksud pada ayat (1) benipa jaringantransmisitcnagalistrik
(3) Jaringan transmisi tenaga listrik scbagaimana dimaksud pada ayat (2) tcrdiriatas
a. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUT11; dan
b. Saluran Udara Tcgangan Ekstra Tinggi (SUTET)
(41 SUTT scbagaimana dimaksud pada ayat (3) hunif a terdiri atas: SUTT yang melintasi Kei;amatan Cepogo dan Kei;amatan Musuk
di Kabupaten Boyolali;
b SUTT yang mchntasi Kccamatan Manisrenggo dan Ke<:amatan
Karangnongko di Kabupatcn K!atcn; dan
SUTT yang melintasi Kecamatan Tempel, Kecamatan Turi, dan Kccamatan Ngcmplak di Kabupatcn Sleman.
(5) SUTET s ,.bagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b berupa SUTET yang melintasi Kecamatan Musuk dan Kecamatan Ce !XJgo di
Kabupaten Boyolali
Pasal20
[I) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11 ayat (3) hunif c ditctapkan untuk mcningkatkan aksesibilitas Masyarakat serta pengelola Taman Nasional Gunung Merapi tcrhadap
layanan tclckomunikasi untuk mcndukung peningkatan pelestarian
Taman Nasional dan sistem evakuasi bcncana scrta sistem
pcmantauan dan Peringatan Dini Bencana Alam Goologi
PRESIOEN RCI JflllK INOONESIA
-25-(2) Si stem jaringan telckomunikasi sebagaimana dimaksud pad a ayat ( 11 terdiriau.iw
a. jaringan teresteria!;dan b. jaringan satelit.
(3) Jaringan leresterial di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
sebagaimana dimaksud pada aya1 (2) huruf a ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(4) Jaringan satelit di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sebagaimana dimaksud pada ayat {2) huruf b yang mehpuli satelit dan transponden diselcnggarakan melalui pelayanan stasiun bum1 ditetapkan sesuaidengan ketentuan peraturanperundang-undangan; (5) Selain jaringan terestcrial dan satelit sebagaimana dimaksud pada
ayat {2), sistem jaringan telekomunikasi juga meliputi jaringan lxrgerak seluler lxrupa menara Fセ@ Transceiver Sta1ion (BTS) telckomunikasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(I) Sistem jaringan sumlxr daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf d d1tetapkan untuk mengembangkan pengelolaan sumlxr daya air yang terdiri atas konservasi sumlxr daya air, pcndayagunaan sumlxr daya air, dan pengendalian daya rusak air di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
(21 Sistem jaringan sumlxr daya air sebagaimana dimaksud pada ayat ( l) terdiri at.as sumber air dan prasarana sumber daya air
(I) $umber air sebagaimana dimaksud dalam Pas.al 21 ayat (21 terdiri atas air pcrmukaan pada sungai dan air tanah pada cekungan air tanah [CA1'1
PRESIOEN REPUBLIK IN00N(SIA
-26-12) Sumber air sebogaimana dimak!lud pada ayat (I) terdiri atas: sumbcr air bcrupa air pcnnukaan pada sungai terdiri atas: I. WS Lmtas Provinsi Progo-Opak-Serang mehput1 Kali Apu,
Kali Trising, Kali Senowo, Kali Duren, Kali Pabclan, Kali Lamat, Kali Blongkeng, Kali Putih, Kali Batang, Kali Krasak, Kali Boyong, Kali Kuning, Koli Opak, dan Kali Gendol: dan 2. WS LinUts Provinsi Bengawan Solo mcliputi Kali Gandul dan
KaliWoro
b sumbcr air bcrupa air tanah pada CAT tcrdiri atas· I CAT Magclang-Tcmanggung; 2 CAT Karanganyar-Boyolali; dan 3 CAT YogyakarUt -Slcman.
Pasa.123
{I) Prasarana sumbcr daya air l!Cbagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat(2)tcrdiriatas·
a. sistcmjanngan irigasi;dan b. sistempcngendahanbanjir.
(2) Si stem jaringan irigalli sebagaimana dimaksud pada ayat ( l) huruf a bcrupajaringan irigasiyangmclayanidacrah irigasi yangbcrada pada wilayah:
Kccamatan Sawangan, Kccamatan Dukun, Kccamatan Srumbung, Kccamata.n Muntilan, Kccamata.n Salam, KccamaUtn Mungkid, dan Kccamatan Ngluwar di Kabupatcn Magelang; b Kccamatan Selo, Kecamatan Ccpogo, dan Ke<:amatan Musuk di
Kabupatcn Eloyolali;
Kccamatan Manisrcnggo, Kccamatan Kcmalang, dan Kccamatan Karangnongko di Kabupatcn Klatcn; dan
d Ke<:amatan Tempel, Ke<:amatan Turi, kセュ。エ。ョ@ Pakcm, Kccamatan Cangkringan, dan Kccamatan Ngcmp!ak di Kabupaten Sleman
PRE SI OEN REPUBLIK IN00N!'.SIA
(3) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat Pl huruf b berupa Bangunan Sabo yang berada di·
KaliApu;
b Kali Trismg Kali Senowo;
d. Kali Pabelan;
KalJLamat:
r.
Kali Blongkeng; g Kali Putih;h Kali Batang;
KaliBebeng;
J Kali Krasak;
k. KaliBoyong;
I Kali Kuning; m. Kali Opak:
KaliGcndol;
KaliWoro;dan
p KaliGandul.
Pasal 24
(I) Sistem jaringan pemantaua11 dan Pl::ringatan Dini Bcncana Alam Geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal l l ayat (31 huruf e
ditctapkan untuk mcmantau dan menginfonnasikan s1tuasi rawan
Bencana Alam Oeologi di Kawa$lln Taman Nasional Ounung Mero.pi.
[2) Sistem jaringan pemantauan dan Peringatan Dini Bencana Alam Geologi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tcn:liri at.as:
jaringan pemantauan Bcncana Alam Geologi; dan
b. jaringan Pcnngatan Dini Bcncana Alam Geologi.
PRE:SIDE:N RE:PUBLIK INOONE:SIA
-28·
Pasal25
(I) Jaringan pemantauan Bencana Alam Geologi sebagalmana dimaksud da!am Pase.I 24 ayat (2) hurur a bcrupa prasarana dan sarana
pemantauan aktivitas Gunung Mcrapi.
(2) Jaringan pemantauan Bencana Alam Gcologi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dikelola oleh insumsi yang menydenggarakan pemantauan aktivitas Gunung Merapi
Pasal26
Pl
Jaringan Peringatan Alam Geologi scbaga1mana dimaksud dalam Pasal 24 aytlt (2) huruf b bcrupa prasarana dan sarana Peringatan Dini Bencana Alam Geologi(2) Prasarana dan sarana Peringatan Dini Bencana Alam Geologi scbagaimana dimaksud pada ayat (I) terdiri atas alat komunikasi, alat
tanda bahaya, dan/atau prasarana dan sarana Peringatan Dini
Bencana Alam Geologi lainnya
Pasal27
Pengcmbangan sistem jaringan pemantauan dan Peringatan Dini Bencana
Alam Geologi scbagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dilaksanakan scsuai
dcngan ketcntuan peraturan perundang-undangan.
Rencana struktur ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Mcrapi
digambarkan dalam peta dengan skala I :25.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
PRE SI DEN RtPUSLIK INOONtSIA,
-29-RENCANA POL.A RUANG KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI
Bagian Kesatu
(II Rencana pola ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi ditetapkan umuk meningkatkan perlindungan lingkungan, mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam seeara berkelanjutan, dan meningkatkan konservasi sumber daya air serta melindungi Masyarakat dari risiko Bencana Alam Geologi di Kawasan Taman NasionaJGunungMerapi
(2) Reneana pola ruang sebagaimana d1maksud pad.a ayat {I) terdiri atas rcneanaperuntukan:
Kawasan Undung; dan b Kawasan Budi Daya
Bagian Kedua Kawasan Lindung
Kawasan Lindung !lebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf a, terdiriatas·
Zona Lindung I (Zona l.1) yang merupakan Taman Nasional yang berada pada Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi; b. Zona Lindung 2 (Zona l.2) yang merupak.an Kawasan Rawan Bencana
Alam Geologi yang terdampak langsung;
PRE SI DEN REPUSLIK IN00N[SIA.
• 30 .
d Zona Lindung 4 (Zona L4) yang merupakan Kawasan Ra"·an Bencana Alam Geologi yang terdapat kantung (Didovej permukiman.
(\) Zona LI scbagaimana dimaksud dalam f>asal 30 huruf a ditetapkan
melmdung1 keanekaragaman hayati dan Ekosistem Gunung Mera pi;
b. melindungi dan ュ・ャセエ。イゥォ。ョ@ flora dan fauna yang hampir punah ataudiperkirakanakan punah;
melindungikeseimbangantatagunaair; d meningkatkan konservasi sumber daya air;
mehndung1 keseimbangan iklim makro;
f. meningkatkan kualitas lingkungan hidup; dan g melindungi ka"·asan di bawahnya.
12) Zona LI scbagaimana dimaksud pada ayat (II berupa Taman Nasional Gunung Merapi yang didalamnya terdapat zona·zona sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang·undangan di bidangkehutanan.
(3) Zona LI sebagaimana dimaksud pada ayat 12) berada pada scbagian wilayah
Kecamatan Dukun dan Kecamatan Srumbung di Kabupaten Magelang;
b Kecamatan Scio, Kecamatan Cepogo, dan Kecamatan Musuk di Kabupoten Boyol.ali;
Kecamalan Kemalang di Kabupalen Klaten; dan d. Kecamatan Turi, Kecamalan Pakem, dan Kecamatan
Cangkringan di Kabupa1en Sleman.
PRESIOEN REPUBLI" INOONESIA
( 11 Zona L2 sebagaim.ana dimaksud dalam Pasal 30 huruf b ditctapkan untuk mcmbcrikan pcrlindungan scmaksimal mungkin atas kemungkinan Beneana Alam Geo!ogi tcrhadap manusia, permukiman, dan infrastruktur
(2) Zona L2 scbag11imana dimaksud pada ayat (I) berupa kawa!ISn yang berpotcnsi terkcna kcmbali dampak crupsi Gunung Merapi berupa awan pena$ dan material panas lainnya serta berdampak be11ar pada m.anusia, pcrmukiman, dan infrastruktur.
(3) Zona L2 sebagaimana dimaksud pada ayat {2) meliputi Kawa!ISn Rawan Bencana Alam QCQ]ogi yang terdampak langsung letusan Gunung Merapi, yang berada pada sebagian wilayah
Kecamatan Kemalang di Kabupaten Kla1en; dan b Kecamatan Cangkringan di Kabupaten Sleman.
Pasal 33
(I) Zona L3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf c ditetapkan untuk:
mclindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas sungai serta untuk mcngamankan aliran sungai dan mcningkalkan konservasi sumberdayaair;dan
b. mengamankan ka"·asan sekitar sempadan sungai sebagai area limpasan banjirlahar.
(21 Zona L3 scbagaimana dimaksud pada ayat (I) bcrupa kawasan yang berpotensi terkena aliran lahar atau banjir, serta dapat berpotensi terkenaperluasanawanpanasdanmaterialpanas!ainnya. (3) Zona L3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mcliputi Kawasan
Rawan Bencana Alam QCQ!ogi yang berada pada sempadan: KaliApu;
KaliSenowo;
d KaliPabelan;
e KaliLamat;
f. KaliBlongkeng; g. KaliPutih;
h. Kali Batang;
Kali Bebeng;
J. Kali Krasak;
k. KaliBo}'Qng;
I Kali Kuning;
m. Kali Opak;
KaliOendol;
Kali Woro;dan
p. KaliOandul
>-'R(· • • N R(PUBLll\ INOONESIA
Pa"'134
(I) Zona IA !!Cbagaimana d1makaud dalam Paaal 30 hurur d ditetapkan untuk memberikan perhndungan Ka"·asan Rawan Beneana,
meningkatkan kon!!Crvaai aumber daya air, dan terdapat kantung
(enclauej permukiman deng1m konsep kehidupan harmonis
berdampingan dengan Bcncene Alam Oeologi dan tidak melakukan
pcmbangunan fisik baru.
(2f Zona IA sebagaimana dimaksud padn ayat (I) berupa: kawasan yang berpotcnsi terkcna kembali dampak erupsi Ounung
Merapi berupa ewan panaa den material panas lainnya yang
berdampak kecil pada manus1a, permukiman, dan infrastruktur;
b. kawasan yang terdapat kantung fenelauej permukiman dengan konsep kehidupan harmoms berdampmgan dengan Beneana Alam
Oeologi, perumahan dengan kepadatan sangat n:ndah, dan tidak
melakukan pembangunan ヲゥセゥォ@ baru.
PRE SI DEN REPUBLIK INOONESIA
(3) Zona L4 sebagaimami dimaksud pada ayat (2) meliputi Kawasan
Rawan Bem:ana Alam Oeologi yang terdapat kantung (enclavej
permukimanyangberadapadasebagianwilayah
Kecamatan Sawangan, Kecamatan Dukun, dan Kecamatan Srumbung di Kabupaten Magelang;
b, Kecamatan Selo, Kcx:amatan Cepogo, dan Kecamatan Musuk di KabupatenBoyolali;
Kcx:amatan Kemalang di Kabupaten Klaten; dan d Kcx:amatan Turi, Kecamatan Pakem, Kecamatan Cangkringan,
dan Kecamatan Ngemplak di Kabupaten Steman
Bagian Ketiga Kawasan Budi Daya
(l) Kawasan Budi Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) hurufbterdiriatas:
Zona Budi Daya I (Zona Bl) yang merupakan kawasan permukimanpcrkotaan;
b Zona Budi Daya 2 (Zona 82) yang merupakan kawasan permukimanpcrdesaan;
Zona Budi Daya 3 (Zona 83) yang merupakan kawasan budi daya hortikulturadanpcrkebunan;
d Zona Budi Daya 4 (Zona 84) yang merupakan Kawasan Budi DayaTanaman Pangan;dan
Zona Budi Daya 5 (Zona 85) yang merupakan kawasan hutan rakyat
"Al SIO[N A[PUeLll< INOONE •A
-34-Posal36
(I) Zona Bl sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf e
ditetapkan untuk mengembangkan kegiatan permukiman perkotaen
yang mendukung fungsi lmdung Kawasan Taman Nasional Gunung
Merapi den bcrbasis Mitigasi Bencana.
121 Zona Bl sebagaimana dimaksud pada ayat (I) memiliki karakteristik
a. kawasan yang memiliki daya dukung lingkungan sedang; dan
b. kawasan yang memiliki intensitas pelayanan prasarana dan
sarana sedang
(3) Zona Bl scbagaimana dimaksud pnda ayat (2) terdiri atas: a. kawasanperumahandengan kepadatan sedang;
b. kawasan pemerintahan kabupaten atau kccamatan;
c. kawasan perdagangandanjasaskalakecilataumenengah;dan
d. kawasan pelayanan sosial dan pelayanan umum
(4) Zona Bl scbagaimana dimaksud pada ayat (3) bcrada pada sebagian
wilayah:
a Kecamatan Sawangan, Kecamatan Muntilan, Kecamatan Salam,
dan Kecamatan Mungkid di Kabupaten Magelang;
b. Kecamatan Sclo, Ke.:amatan Ccpogo, dan Kecamatan Musuk di
KabupatcnBoyolali;
c Ke<:amatan Manisrenggo, Kccematan Kcmalang, dan Kecamatan
Karangnongko di Kabupatcn Klaten; dan
d. Kccamatan Tempel. Kccamatan Turi, Kccamatan Pakem,
Kecamatan Cangkringan, dan Ke<:amatan Ngemplak di
Kabupaten Sleman.
{I) Zona 82 sebagaimana dimaksud dalam Pasa! 35 ayat (It hun.if b ditetapkan untuk mengembangkan kegiatan permukiman perdesaan
PRESIOEN REPU8L11{ INOQNESIA.
yang mendukung fungsi lindung Kawasan Taman Nasional Gunung Mcrapi dan berbasis Mitigasi 8cncana.
12) Zona 82 sebagaimana dimaksud pada ayat (11 memiliki karakteristik
a. kawasan yang memiliki daya dukung lingkungan rendah; dan b. kawasan yang mcmiliki intensitas pelayanan prasarana dan
saranarendahdansedang
(3) Zona 82 scbagaimana dimaksud pada ayat (2) tcrdiri atas: a. kawasan perumahan kcpadatan rcndahdan scdang;dan b. kawasan budidaya pertanian.
(4) Zona 82 scbagaimana dimaksud pada ayat (3) berada pada sebagian wilayah·
Ke<:amatan Sawangan, Kecamatan Dukun, Srumbung, Kecamatan Muntilan, Kecamatan Salam, Kecamatan Mungkid, dan Kecamatan Ngluwar di Kabupaten Magelang; b. Kecam•ltan Sclo, Kecamatan Cepogo, dan Kecamatan Musuk di
Kabupaten 8oyolali;
Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Kemalang, dan Ke<:amatan Karangnongko di Kabupaten Klatcn; dan
d Kecamatan Tempel, Kecamatan Turi, Kecamatan Pakem, Kccamatan Cangkringan, dan Kccamatan Ngcmplak di KabupatenSleman.
(l) Zona 83 scbagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (\) huruf c ditetapkan untuk mcngembangkan potensi budi daya hortikultura dan perkebunan yang mendukung fungsi lindung Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi dan berbasis Mitigasi 8encana. (2) Zona 83 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki karakteristik
berupa:
PRE'·IOEN REPUBlll IN( )NI '"'
-36-b. kedalaman efektif lapisan ui.nah aW.s >30 」ュセ@ dan memiliki kondisi, potensi sumber daya alam, 11erta prasarana dan sarana untuk pengembangan budi daya hortikultura dan
perkebunan.
(3) Zona 63 sebagaimana dimaksud pada ayat (21 terdiri 111as: a. kawasan budiday11 hortikulturadan perkebunan;dan
b. kawasan perumahan perdesaan kepadatan rendah. (4) Zona 63 sebagaimana d1maksud ayat (3) berad11 pada sebagian
wilay11h
a. Kecamatan Sawangan, Kecamatan Dukun, Srumbung, Kecamntan Muntilan, Kecamatan Salam, Kecamatan Mungkid, dan Kccamatan Ngluwar di Kabupaten Magelang; b. Kecamatan Selo, Kecamatan Cepogo, dan Kecamatan Musuk di
Kabupillen 6oyolali;
Kecamatan Manisrenggo, Kccamatan Kemalang, dan Kccamatan Karangnongko di Kabupaten Klaten; dan
d. Kecamatan Tempel, Kecamatan Turi, Kecamatan Pakem, Kecamatan Cangkringan, dan Kecamatan Ngemplak di
Kabupatcn Slcman.
Pasal39
(I) Zona 64 scbagaiman11 dim11ksud dal11m Pasal 35 ayat (LI huruf d ditelapkan untuk mengembangkan polensi budi daya tanaman pangan yang mcndukung fungsi lindung K11was11n Taman Nasional Gunung Merapi dan berbasis Mttigasi Bencana, serta mewujudkan keberlanjutan lahan tanaman pangan termasuk lahan pertanian panganberkclanjutan.
PRESIOCN RCPUBL IK INOONt:SIA
(2) Zona 64 sebagaimana dimaksud pada ayat (!) memiliki karakterislik bcrupa;
kawasan yang memihki daya dukung lingkungan rendah; b. curah hujan minimal 1.500 mm / tahun;
kedalaman efektif lapisan tanah atu > 30 cm; d. terscdiajaringan irigasi;dan
mcmilik i kondisi, potensi sumber daya alam, scrta prasarana dan sarana untuk pcngembangan budi daya tanaman pangan. (3) Zona 64 scbagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri at.as:
a. Kawasan Budi Daya Tanaman Pangan: dan b. kawasanpcrumahanperdesaankcpadatanrcndah. (4) Zona B4 scbaga1mana d1maksud pada ayat (3) bcrada pada sebagian
"'ilayah:
Keca.ma1an Sa"·angan, Kecamatan Dukun, Srumbung, Kecamatan Muntilan. Kecamatan Salam, Kecamalan Mungkid, dan Kecamatan Ngluwar di Kabupatcn Magclang; b. Kecamatan Scio, Kecamatan Cepogo, dan Kecamatan Musuk di
Kabupaten Boyolah;
Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Kema!ang, dan Kecamatan Karangnongko di Kabupalen Klalen; dan
d. Kecamatan Tempel, Kecamatan Turi, Kecamatan Pakem, Kecamatan Cangkringan, dan Kecamatan Ngcmplak di Kabupaten Sleman
Pasal40
(I) Zona BS sebagaimana dimaksud dalam Pasa! 35 ayat (I) huruf e ditetapkan untuk mengcmbangk.an potensi hutan rakyat yang mendukung fungsi lindung Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi dan bcrbasis Millgas1 Sencana
PRES10£N R£PUBLll<; INOONESIA
(2) Zona 65 s.ebagaimana dimaksud pada ayat ( lj mcmiliki karaktcnstik berupa:
kawasan yang mcmiliki daya dukung hngkungan rcndah; b. mcmiliki kcs.esuaian lahan s.ebagai pcnanian tanaman kcras; dan
memiliki kondisi, potcnsi sumber daya alam, sertn prasarana dan !18.rana untuk pcngcmbangan hutan rakyat.
(3) Z.:,na BS s.ebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas: a. hutan rakyat;dan
b. kawasan pcrumahan pcrdcsaan kepadatan rcndah. (4) Z<:ina BS s.ebaga1mana dimaksud pada ayat (31 berada pada s.ebagian
wilayah:
Kccamatan Sawangan, Kccamatan Dukun, Srumbung, Kccamatan Muntilan, Kccamatan Salam, Kccamatan Mungkid, dan Kecamatan Ngluwar di Kabupatcn Magclang; b Kecamatan Selo, Kccamatan Cepogo, dan Kccamatan Musuk di
Ka bupaten Boyolali;
Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Kcmalang, dan Kccamatan Karangnongko di Kabupatcn Klatcn; dan
d Kccamatan Tempel, Kccamatan Turi, Kccamatan Pakcm, Kccamatan Cangkringan, dan Kccamatan Ngemplak di Kabupaten Sleman.
Pasal41
PRESIOEN REl'U8LIK INOON! IA
-39-ARAHAN PEMANF'AATAN RUANO KAWASAN TAMAN NASJONAL OUN UNG MERAPJ
Bagian Kesatu
(I) Arahan pcmanfaatan ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi merupakan acuan da!am mewujudkan Struktur ruang dan pola ruang scsuai dengan Rencana Tata Ruang Kawaa.an Taman Nasional Gunung
Mera pi
121 Arahan pcmanfaatan ruang sebagalmana dimaksud peda ayat (I)
indikasiprogramutama; b. indik!lsisumbcrpendanaan;
c indikasi instansi pclaksana; dan d indikasi waktu pclaksanaan.
(3) Program utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi: a. program utama pcrwujudan struktur ruang; dan b. program utama pcrwujudan pola ruang
(4) Sumber pcndanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (21 huruf b berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Oacrah, dan/atau sumber lain yang sah sesuaidengan ketcntuan pc raturan pcrundang-undangan
(5) lnstansi pc!aksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri atas Pemcrintah, pemcrintah provinsi, pcmerintah kabupaten
dan/ataumasyarakat.
PR[ SI DEN REPUBLIK INDONE:SIA
(61 Waktu pclaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
terdiri atas 5 (lima) tahapan, sebagai dasar bagi instansi pela k5ana,
baik pusat maupun daerah, dalam menetapkan prioritas
pcmbangunan pada Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, yang
meliputi"
tahappcrtama pada periode lahun2014;
b tahap kedua pada periode tahun 2015·2019;
c. tahap ketiga pada pcriode tahun 2020-2024;
d. lahap keempat pada pcriode tahun 2025-2029; dan
tahap kelima pada pcriode tahun 2030-2033.
(7] Rincian indikasi program utama, indikasi sumber pcndanaan, ind ikasi inslansi pclaksana, dan indikasi waktu pclaksanaan tercantum dalam
Lampiran Ill yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.
Bagian Kedua
lndikasi Program Utama Perwujudan Struktur Ruang
Pasa143
lndikasi program uw.ma perwujudlln struktur ruang Kawasan Taman
NHional Gunung Merapi sebagaimana dimaksud Pasal 42 ayat (31 huruf a
dipriorilaskanpada:
Pengembangan, pcningkatan kua!itas, dan/atau pcmantapan
prasaranadan sarana TES;
b Pengembangan, pcningkatan kualitas, dan/atau pcmantapan
prasaranadan saranaTE:A;
PRtSIO[N RtPL '3LIK INOONC IA
Pcngcmbongon, peningkotan kualitos, don/atau pemantapan
prau.rana dan sarana Jalur Evakuasi;
d. Pcningkatan kualitas dan/atou pemantopan jaringan jalan artcri;
Pengcmbangan, peningkatankualitas,dan/ataupemantopanjaringan
jalankolcktor;
f. Pcngembangan dan/atau pemantapan jaringan jalan bcbas hambatan; g. Pcmngkatan kualitas dan/atau pemantapan tcnninal penumpang;
h Pcningkatan kuahtas dan/atau pcmantapan SUTT;
Pcningkatan kualitas dan/atau pemantapan SUTET; Pcningkatan kualitas dan/atau pemantapanjaringan tcrcsicrial; k Pcmantapan jaringan satcli1;
Pcmantapan jaringan bergcrak sclulcr beropa menaro BTS;
m Konscrvasi, pengcmbangan, peningkatan kualitas, dan/atau pemantapansumbcrairpermukaan;
Konservasi, pengembangan, peningkatan kuahtas, dan/atau
pemantapan sumbcr air tanah;
Rchabilitasi, pengcmbangan, peningkatan kualitas, dan/atau pemantapansistemjaringanirigasi;
p Rchabilitasi, pengcmbangan, peningkatan kualitas, dan/atau
pemantapan Bangunan Sabo;
q Pcngembangan, pemngkatan kualitas, dan/atau pemantapan prasaranadansaranapcmantauanbcncana;dan
Pcngembangan, peningkatan kuahtas, don/atau pemantapan
prasaranadan saranaperingatandini bencana.
PRE:SID(N REPUBLIK INDDNESIA
-42-Bagian Kctiga
lndikas1 Program Utama ?crwujudnn Pola Ruang
lndikasi program utama pcrwujudan pola ruang Kawasan Taman Nasional
Ounung Mcrapi scbag11imana dimaksud Pasal 42 ayat (3f huruf b d1prioritaskan pada
Rehabihtasi, revitallsasi, pcmantapan dan/atau pcngcndalian fungsi
tamannasional;
b Rehabihtasi, pengembangan. peningkatan, pemantapan, dan/atau
pengendalian fungs1 lindung Ka"·asan Rawan Bencan11 Alam Oeologi
vang tcrdampak langsung scrta pcnycsuaian pcmanfaatan ruang Zona
L2daripcrmukiman;
Rehabihtasi, pengcmbangan, pcningkatan, pemantapan dan/atau
pcngendafom fungsi lindung SCrta pclcsl.arian lingkungan Kawasan
Rawan Bencana Alam OeokJsi yang bernda pada scmpadan sunga.i;
d Rchabilitasi, pcngcndalian, peningkatan. pcmantapan dan/atau
pengcndahan fungs1 lindung serta pelcstarian lingkungan Kawasan
Rawan Bencana Alam Ooologl yang tcrdapat kantung (endcwe!
pcnnuk1man;
Rchubiliu.si, pcuingkatan kualitas, pcmantapan dan /atau
pengcndalian ka"·asan pennukiman pcrkotaan scrta pcnyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Dacrah;
f. Rchabilitasi, pcningkatan kualitas,
pcngcndahankawasan pcrmukiman perdC!l.llBn;
dan /atau
g Rchabilitasi, pcngcmbangan, pcmngkatan, pcmantapan, dan/atau
pcngcndalian fungsi kawasan budi daya hortikultura dau pcrkcbunan;
h Rchabilitasi, pcngcmbangan, peningkatan, pemantapan dan/atau
pcngcndalian fungs1 kawasan budi daya tanaman pangan; dan
PRESIOEN
repuPliセ@ INDONESIA
-43-Rehabihtasi, pengembangan, peningkatan, pemantape.n, dan/atau pengendatian fungsi kawasan hut.an rakyat.
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANO KAWASAN TAMAN NASIONAL. GUN UNG MERAPJ
Bagian Kesa.tu
[I) Arahan pengendnlian pemanfaatan ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi merupakan acuan da!am pelaksanaan pengendalian pemanfaa.tan ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. (2) Arahan pengendalian pemanfaat.an ruang sebagaimana dimaksud
pada ayat ti) terdiri atas: arahan peraturanzonasi; b arahanperizinan;
arahan pemberian insentifdandislnsentif;dan d arahan sanksi
Bnginn Kedua Arahan Peraturan Zonasi
Pasal46
(If A rah an peraturan zonasi Kawasan Taman Nasinnal Gunung Mera pi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) huruf a digunakan sebagai pedoman bagi pemerint.ah kabupaten dalam mcnyusun kctentuan umum peraturan zonasi dan peraturan zonasi.
PRESIOtN AEPUBL.IK INOONE' IA
(2) pcraturan zonasi scb&gaimana dimaksud pada ayat {I) meliputi
a. arahan pcraturan:ronasi untuk strukturruang;dan b. arahanperaturan:ronasiuntukpolaruang
(3) Muatan arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang dan pola ruangmeliputi"
jenis kegiatan yang dipcrbo!ehkan, dipcrbolehkan dengan syarat,
dan kegiatan yang tidak dipcrbolehkan; b intensitaspcmanfaatanruang;
prasarana dan sarana minimum; dan/atau d ketentuan lainyangdibutuhkan
Pasal47
Arahan peraturan zonasi untuk struktur n.w.ng scbagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) huruf a mehputi·
arahan pcraturan zonasi untuk sistem evakuasi bcneana; b arahan p.:raturanzonasiuntuksistemjaringantransportasi;
arahan peraturanzonasiuntuksistemjaringanenergi; d arahan pcraturan :ronasi untuk sistem jaringan telekomunikasi;
arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air; dran f. arahan pcraturan :ronasi untuk sistem jaringan pcman1auan dan
Peringatan Omi Beneana Alam Geologi
Pasal48
(I) Arahan peraturan zonasi untuk sistem evakuasi beneana scbagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf a meliputi:
arahan pcraturan :ronasi TES; b. arahan peraturan :ronasi TEA; dan
arahan pcraturanzonasiJalurEvakuasi
PRESICEN REPL' II<; !NCON( IA
(2) Ar11h11n peraturan zon11si TES scbaga1m11na dimaksud pada ayat (I) hurufatcrdiriatas:
kcgiatan yang diperbolchkan mcliputi kcgiatan Evakuasi bencana dan kcgiatan lainnya yang scsuai dcngan fungsi ruang tcrbuka dan/atau ruang yang digunakan scbagai TES mchputi pertcmuan atau ac11ra warga pada balai dcsa dan olahraga atau rckrcasi padaruangtcrbukaatau lapanganolahragaatau taman; b kcgiatan yang diperbolchkan dcngan syarat mcliputi kcgiatan
sclain scbagaimana dimaksud pada huruf a, yang tidak mcngganggu kclancaran Evakuasi bencana scrta fungsi TES; c kcgiatan yang tidak diperbolchkan mcliputi kcgiatan yang
mcngganggu kelancaran Evakuasi bencana scrta fungsi TES antara lain mcnghalangi akscs TES, mcngurangi luasan ruang TES, dan mcrusak prasarana dan sarana TES; dan d. pcnycdiaan prasarana dan sarana mimmum mcliputi:
I. ruang tcrbuka dan/atau ruang yang dapat berfungsi scbagai tcmpat berkumpul scmcntara f>cngungsi
2. alatpcncrangan; 3. alatkomunikasi;dan 4. rambu Evakuasi.
(3) Arahan pcraturan 20nasi TEA scbagaimana dimaksud pada ayat ( l) hurufbmeliputi
kcgiatan yang diperbolchkan mcliputi kcgiatan Evakuasi bencana dan kcgiatan lainnya yang scsuai dcngan fungsi ruang yang digunakan scbagai TEA mcliputi pertcmuan atau acara warga pada balai dcsa dan olahraga atau rckrcasi pada ruang tcrbuka atau lapanganolahragaatautaman;
b. kcgiatan yang dipcrbolchkan dcngan syarat mchputi kcgiatan sclain scbagaimana dimaksud pada huruf a, yang tidak mcngganggu kclancaran Evakuasi bcncana scrta fungsi TEA;
PRE SI DEN REPUBLll'I IN00NESIA
kcgiatan yang tidak d1pcrbolchkan mcliputi kcgiatan yang mcngganggu kclancaran Evakuasi bcncana scrta fungsi TEA antara lain mcnghalangi akscs TEA, mcngurangi luasan ruang TEA, dan mcrusak prasarana dan sarana TE.A;
d pcnycd1aan prasarana dan sarana mimmum mchputi: \, ruangtcrbuka;
2 air bcrsih, lislrik, ruang hunian atau ruang tidur, ruang
mcdis, dapur umum, ruang logistik, dan ruang mandi cuci kakus;
3 prasaranadan sarana komunikasi;dan
(4) Arahan pcraturnn wnui Jalur Evakuasi scbagaimana dimaksud pada ayat{I) hururc mclipuu
kcgiatan yangdipcrbolchkan mcliputi kcgiatan Evakuasi bcncana dan pcmi.mfaatan ruang milikjalan, ruang manfaatjalan, dan ruang pcnga"·asan jalan yang sesuai dcngan kctcmuan pcraturan pcrundang-undangan;
b kcgiatan yang dipcrbolchkan dcngan syarat mchputi kcgiatan selain scbagaimana dimaksud pada hurur a, yang t1dak mcngganggu kclancaran Evakuasi bencana scrta fungsi Jalur Evakuasi;
kcgiatan prng tidak dipcrbolchkan meliput1 kegiatan yang mcngganggu kclancaran Evakuasi bencana serta fungs1 Jalur Evakuasi antara lain mcnghalangi/mcnutup Jalur Evakuasi, parkir di badan Jalan, dan merusak muka jalan dan rambu-rnmbu Evakuasi:
d pcnycdiaan pra'!o!lrana dan !Ulrana minimum mcliputi: I pcncranganjalan;
2 markajalan;dan 3 rambu E\•akuas1
'"
11< INI NE IAPasal49
(\) Arah1m peraturan sistem jaringan transportasi
sebagaimana dimaksud dalam Pas.al 47 huruf b melipuli arahan peraturan zonasi silltemjaringan transport.asi daratyang terdiri atas arahan peraturan zonasi untuk kawasan di sepanjang sisi jalan jaringan ,ialan arteri, jalan kolektor, dan jalan bebas hambatan; dan
b. arahan peraturan zonasi sistem jaringan lalu lintas dan angkutan jalan berupaterminal.
(2) Arahan pcraturan zonasi untuk kawa!l.B.n di aepanjang sisi jalan artcri, jalan kolektor, dan jalan bcbas hambatan sebagaimana dimaksud padaayat(l)hurufa meliputi
a. kegiatan yang dipcrbolchkan mcliputi pemanfaatan ruang milik
jalan, ruang manfaat jalan, dan ruang pengawasan jalan yang sesuai dengan ketentuan peraturan ー」イオョ、。ョァセオョ、。ョァ。ョ[@
b. kcgiatan yang diperbolchkan dengan syarat melipuli kegwtan sclain scbagaimana dimaksud pada huruf a, mehputi kegiatan pcmbangunan utilitas kola lermasuk kelengkapan jalan Hウャセi@
famiturej, pcnanaman pohon, papan セォA。ュ・L@ dan pembangunan fasilit.as pcndukung jalan lainnya yang tidak mengganggu kclancaran lalu lint.asdan kesclamatan penggunajalan; kcgiat.an yang tidak diperbolehkan meliputi pemanfaatan ruang milik jalan, ruang manfaat jalan, dan ruang pcngawasan jalan yang mcngakibatkan terganggunya kelancaran lalu lint.as dan kesclamatan penggunajalan;
d pcmanfaai.an ruang pcngawasan jalan dengan Koefisien Dacrah Hijau {KOH] sckurang·kurangnya 30 (tiga puluh) pcrscn; pcmanfaatan ruang sisi jalan bcbas hamba1an un1uk ruang terbuka harus bebas pandang bagi pcngemudi dan memiliki pcngamananfungsijalan;
PRL,J(N REPUBLIK INOONE 1IA
f. peng<:mbangan jalan dilakukan dengan menerapkan teknologi yang memperhatikan kerawanan lkncana A!am Geologi; dan g. pengembangan jalan dengan mempertimbangkan
terakomodasinya Jalur Evakuasi
(3) Arahan pe raturan zo nasi sistem jaringan lalu lintas dan angkuta n jalan berupa terminal sebagaimana d1maksud pada ayat (If huruf b meliputi:
kegiatan yang diperbolehkan mehputi kegiatan operasional, penunjang operasional, dan pengembangan terminal; b kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan
selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tida k mengganggu keamanan dan keselsmatan lalu lintas dan angkutanjalan sertafungsiterminal;
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu keamanan dan keselamatan lalu lintas dan
angkutan jalan serta fungsi ka"·asan di sekitar terminal; dan d. pemanfaatan ruang terminal dengan Koefisien Daerah Hijau
(KOH) sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) per11en.
PasalSO
(I) Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf c me!iputi arahan Peraturan Zonasi
untuksistemjaringantransmisi tenagalistrik.
(2) Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transmisi tenaga
listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (\) melipufr kegiatan yang diperbolehkan mehputi kegiatan pembangunan prasarana jaringan transmisi tenaga listrik dan kegiatan prasaranapenunjangtransmis1tenagalistrik;
PRE51DEN REPUBLIK INCONCSIA.
-49-b. kegiatan yang diperbolehkan dcngan syarat mdiputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a, meliputi penghijauan, pertanian, perparkiran, pemakaman dan kegiatan lain yang tidak menimbulkan bahaya kebakaran, serta tidak mengganggu fungsi sistem jaringan transmisi tenaga listrik; dan kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiaw.n yang menimbulkan bahaya kebakaran, sena mengganggu fungsi sistemjaringantransmisitenagalistrik.
peraturan i:onasi untuk sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pas.al 47 huruf d meliputi: a kcgiatan yang diperbolehkan mchputi kcgiatan operasional dan
penunjang operasional sistcm jaringan tclckomunikasi; b. kcgiatan yang diperbolchkan dcngan syarat meliputi kcgiaw.n selain
scbagaimana dimaksud pada huruf a yang aman bagi sistcm jaringan telekomunikasi dan tidak mengganggu fungsi sistem jaringan tclckomunikasi; dan
kcgiatan yang tidak diperbolchkan meliputi kegiaw.n yang mcngganggu fungsi sistcm jaringan tclekomunikasi.
(I) Arahan peraturan i:onasi untuk sislcm jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 7 huruf e meliputi arahan peraturan i:ona111 untuk sumber air dan arahan peraturan i:onasi untuk prasaranasumberdayaair
(21 Arahan peraturan i:onasi untuk sumber air scbagaimana dimaksud padaayat(l)tcrdiriata.s:
kcgiatan yang diperbolchkan mcliputi kegiatan pembangunan prasarana sumber air dan prasarana penunjang sumber air,
i>RE .c.£N REPUBl iセ@ INC lN! ilA
-
50-kegiatan penanaman vegetasi yang dapat mengurangi pencemaran sungai, dan kegiatan pengamanan sungai dan CAT; b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan
sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi sungai dan CAT sebagai sumber air; dan kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu fungsi sungai dan CAT s