• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IPS 1002051 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S IPS 1002051 Chapter5"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Bab V ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang diajukan

oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah

dilaksanakan. Bab V ini berdasarkan hasil perencanaan, pelaksanaan, kendala dan

upaya yang dihadapi, dan hasil pemahaman konsep pada sikluss I, II, III, dan IV

pada pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung mengenai

“Pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS” .

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka

diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dalam pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk

meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS berada pada kategori

baik. Usaha yang dilakukan guru sebagai peneliti yaitu berkolaborasi dengan guru

mitra sebagai pengajar yang sudah berpengalaman guru mitra juga dapat memberi

masukan kepada guru sebagai peneliti. Tidak hanya itu guru mempersiapkan RPP

yang memacu siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep mereka terhadap

materi pembelajaran, materi pembelajaran IPS dikaitkan dengan masalah-masalah

yang terjadi disekitar lingkungan siswa, mempersiapkan media grafis yang akan

disajikan kepada siswa berkaitan dengan pembelajaran IPS. Sebagai peneliti guru

juga mempersiapkan lembar observasi yang berfokus pada siswa dan guru, lembar

soal tes pemahaman konsep untuk siswa, catatan lapangan, format wawancara

siswa dan guru, dan studi dokumentasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMPN 14 Bandung dengan

(2)

pemanfaatan pembelajaran dengan media visual grafis pada siklus I, peneliti

melakukan pembelajaran dengan model Poblem Based Learning yang dilakukan

dengan berdiskusi untuk mengamati konsep masalah yang tersaji pada grafis

poster. Selanjutnya seluruh kelompok siswa mempresentasikan hasil dari diskusi

pengamatan mereka di depan kelas dan pada tindakan kedua di siklus I peneliti

memberikan tes pemahaman konsep yang harus dikerjakan oleh seluruh siswa.

Tes ini dilakukan untuk melihat pemahaman konsep siswa pada siklus I. Dari

hasil tes pemahaman konsep pada siklus I peneliti dengan guru mitra

menyimpulkan bahwa ketercapaian parameter penilaian masih kurang. Oleh

karena itu peneliti dengan guru mitra merencanakan untuk melakukan

pelaksanaan siklus ke II. Pada siklus ke II peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan model yang sama yaitu model Problem Based Learning,

akan tetapi di awal pembelajaran sebelum melakukan diskusi peneliti melakukan

penjelasan terlebih dahulu tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dengan

menayangkan power point tentang ketenagakerjaan. Setelah itu dilanjutkan

dengan pembelajaran diskusi kelompok untuk mengamati media grafik seperti

yang dilakukan pada siklus I, selanjutnya hasil dari pengamatan siswa

dipesentasikan di depan kelas oleh setiap kelompok secara bergiliran. Kemudian

pada tindakan kedua di siklus ini peneliti melakukan tes pemahaman konsep

kembali. Tes ini dilakukakan untuk melihat hasil peningkatan pemahaman konsep

siswa dari siklus I. Dari hasil tes pemahaman konsep siswa pada siklus II peneliti

dengan guru mitra menyimpulkan bahwa ketercapaian parameter penilaian

mengalami perubahan dan mencapai parameter cukup, selanjutnya peneliti dengan

guru mitra memutuskan untuk melakukan pelaksanaan siklus ke III.

Pada pelaksanaan siklus III pembelajaran dengan pemanfaatan media

grafis gambar menggunakan model Cooperative Learning pada tindakan pertama

dengan melakukan diskusi siswa untuk mengamati grafis gambar yang harus

dilakukan oleh setiap kelompok, setelah itu seluruh kelompok mempresentasikan

(3)

kembali tes pemahaman konsep siswa, dan hasil pemahaman konsep siswa pada

siklus III mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari siklus II, sehingga

peneliti dengan guru mitra menyimpulkan siklus ke III ini berada pada parameter

baik. Setelah dilakukannya beberapa siklus dalam penelitian ini ternyata peneliti

dengan guru mitra tidak berhenti pada siklus ke III. Peneliti dengan guru mitra

merencanakan kembali untuk melaksanakan siklus ke IV karena peneliti dengan

guru mitra ingin melihat secara konsisten dari hasil pemahaman konsep siswa,

selanjutnya dilakukan pelaksanaan siklus ke IV untuk melihat penigkatan

pemahaman konsep siswa dan penyempurnaan dari siklus III. Pada pelaksanaan

siklus ke IV ini pembelajaran IPS dilakukan dengan menggunakan metode yang

sama seperti di siklus ke I yaitu model Problem Based Learning dengan diawali

metode ceramah mengenai materi pajak sebelum berdiskusi kembali dengan

kelompok masing-masing. Selanjutnya siswa melakukan presentasi di depan kelas

dari hasil pengamatan grafis komik secara bergiliran, dan pada tindakan

selanjutnya peneliti melakukan tes pemahaman konsep terhadap seluruh siswa.

Tes ini dilakukan untuk melihat apakah pemahaman konsep ini meningkat atau

sebaliknya yaitu menurun dari siklus III. Dari hasil tes pemahaman konsep pada

siklus ke IV ternyata masih mengalami kenaikan dari siklus III walaupun tidak

terlalu signifikan, sehingga peneliti dengan guru mitra menyimpulkan pada siklus

ke IV ini berada pada parameter penilaian baik. Dari hasil pemahaman konsep

siswa pada siklus ke IV peneliti dengan guru mitra mengambil kesimpulan untuk

menghentikan pelaksanaan tindakan siklus ini di siklus ke IV.

Selain pelaksanaan proses pembelajaran, maka peneliti mendeskripsikan

hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS pada siklus I untuk observasi

siswa mencapai 68,42% dengan parameter kurang. Peneliti dengan guru mitra

melihat pada siklus ke I ketercapaian hasil masih dominan pada parameter kurang,

sehingga peneliti dengan guru mitra menyimpulkan hasil pengamatan siswa pada

siklus I berada pada parameter kurang, dan merencanakan kembali observasi

(4)

pembelajaran mengalami peningkatan mencapai 57,90% dengan parameter cukup,

peneliti dengan guru mitra melihat peningkatan pada siklus ke II sehingga

menyimpulkan pada siklus ke II ini berada pada parameter cukup, dan pada siklus

ke III penilaian pelaksanaan pembelajaran mencapai 73,68% dengan parameter

baik. Peneliti dengan guru melihat peningkatan perubahan pada observasi siklus

III dibandingkan dengan siklus ke II, sehingga menyimpulkan siklus ke III ini

berada pada parameter baik. Sedangkan pada siklus IV penilaian pelaksanaan

pembelajaran mengalami peningkatan mencapai 94,73% dengan parameter baik.

Setelah melihat hasil observasi siswa pada siswa pada siklus IV peneliti dengan

guru mitra melihat perubahan yang lebih baik dari observasi sebelumnya,

sehingga peneliti dengan guru mitra menyimpulkan pada siklus ini mencapai

parameter baik sesuai dengan ketercapaian indikator yang diharapkan dalam

penelitian ini. Selain pengamatan terhadap siswa, pengamatan juga dilakukan

terhadap guru. Untuk hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS pada siklus

I dalam observasi guru mencapai 55,55% dengan parameter kurang. Pada siklus II

penilaian pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan mencapai 62,96%

dengan parameter cukup, dan pada siklus III penilaian pelaksanaan pembelajaran

mengalami peningkatan cukup signifikan mencapai 74,08% dengan parameter

baik. Sedangkan pada siklus IV penilaian pelaksanaan pembelajaran mengalami

peningkatan dari siklus ke III mencapai 92,59% dengan kategori baik.

Berdasarkan dari paparan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa untuk

mencapai suatu keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS tidak hanya

cukup dilakukan dalam satu siklus saja, tetapi diperlukan beberapa siklus sesuai

dengan kebutuhan peneliti untuk mencapai indikator keberhasilan yang

diinginkan.

3. Pada saat penelitian, peneliti menemukan kendala-kendala yang di dapat

(5)

pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan

pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS. Berikut beberapa kendala tersebut

yaitu:

a. Perlu adaptasi baik siswa atau pun guru. karena dari hasil wawancara pada

saat observasi awal, peneliti memperoleh informasi dari hasil wawancara

bahwa guru tidak pernah menggunakan media grafis dalam pembelajaran IPS.

b. Siswa kelas VIII A sulit untuk dikondisikan, terlebih bahwa anak kelas VIII A

adalah bagian dari kelas bilingual, mereka selalu asik dengan mainannya

sendiri. Seperti laptop, gitar, bola, dan lain-lain.

c. Siswa malas dalam membaca materi yang akan di bahas, mereka masih

terpacu dengan keadaan dimana siswa harus diberikan arahan dulu oleh guru.

d. Siswa terlalu bergantung pada guru, masih terpaku pada paradigma guru

sebagai pusat pembelajaran atau guru yang harus dominan (teacher center).

e. Kurang aktif siswa pada proses diskusi dan presentasi dengan guru di siklus I.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan guru dalam menangani

kendala-kendala yang di dapat pada saat penelitian yaitu:

a. Harus lebih memahami karakter dan mengenal siswa lebih jauh agar dapat

memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran.

b. Perlu rencana pembelajaran yang lebih matang agar dapat mengkondisikan

siswa baik dengan perencanaan metode yang menarik seperti menyisipkan

permainan game yang berkaitan dengan materi pada saat pembelajaran.

c. Guru harus sering memberikan motivasi lebih kepada siswa terkait dengan

seringnya membaca buku pelajaran IPS, dan memberikan reward agar mereka

antusias dalam membaca materi pembelajaran.

d. Harus membiasakan siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam peroses

pembelajaran sehingga pembelajaran tidak terus berpusat pada guru.

e. Ketika menjelaskan materi kepada siswa guru harus bisa memberikan

konsep-konsep yang mudah untuk dipahami oleh siswa sehingga ketika disuruh untuk

(6)

dan menjelaskan kembali pemahaman konsep tersebut sesuai dengan

pemahaman siswa sendiri.

4. Hasil pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS setelah dilakukan

pemanfaatan media pembelajaran visual grafis di kelas VIII-A SMPN 14 Bandung

dengan melakukan tes pemahaman konsep yang dilakukan oleh siswa pada

tindakan kedua. Hasil pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS pada siklus I

diperoleh nilai rata-rata siswa 67,18. Peneliti dengan guru mitra melihat pada

siklus ini nilai pemahaman konsep siswa masih berada dibawah nilai KKM.

Sehingga peneliti dengan guru mitra akan merencanakan kembali tes pemahaman

pada siklus selanjutnya. Pada siklus II pemahaman konsep siswa dalam

pembelajaran IPS mengalami peningkatan dengan perolehan nilai rata-rata siswa

74,38. Perolehan nilai rata-rata pada siklus ke II ini mengalami peningkatan dari

siklus ke I, akan tetapi masih berada dibawah nilai KKM. Selanjutnya peneliti

dengan guru mitra merencanakan kembali untuk melaksanakan tes pemahaman di

siklus ke III. Pada siklus III hasil pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran

IPS memperoleh nilai rata-rata siswa 84,88, dari hasil perolehan nilai rata-rata

pada siklus ke III ini sudah mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus ke

II, dan pada siklus ke III nilai rata-rata perolehan siswa sudah diatas nilai KKM.

Akan tetapi peneliti dengan guru mitra tidak berhenti melakukan tes pemahaman

konsep di siklus ke III, selanjutnya peneliti dengan guru mitra melaksanakan

kembali tes pemahaman di siklus ke IV. Pada siklus ke IV hasil pemahaman

konsep siswa dalam pembelajaran IPS masih mengalami peningkatan dari siklus

ke III dengan memperoleh nilai rata-rata siswa 85,41. Dari hasil tes pemahaman

konsep diatas, peneliti dengan guru mitra menyimpulkan bahwa tes pemahaman

konsep dalam pembelajaran IPS akan diberhentikan pada siklus ke IV, karena

pada siklus ke IV perolehan nilai rata-rata siswa konsisten dari hasil siklus ke III

dan sudah berada diatas nilai KKM. Berdasarkan hasil paparan diatas, peneliti

menyimpulkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk

meningkatkkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS memperoleh

(7)

B. Saran

Adapun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, sebagai bahan

masukan atau rekomendasi dalam mempertimbangkan hasil temuan dilapangan

maupun secara teoritis. Beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi yaitu

sebagai berikut:

Bagi peneliti, pada penelitian pemanfaatan media grafis ini terbukti telah

meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS. Siswa lebih

dikondisikan dalam proses pembelajaran terutama dalam melakukan presentasi

didepan kelas, siswa menjadi lebih pandai tanpa harus membawa buku teks dan

bisa menjelaskan materi dengan pemahaman konsep yang mereka pahami sendiri.

Namun dalam hal ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam

pelaksanaan penelitian ini. Maka peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya,

materi harus lebih dikuasai oleh guru, memilih tema permasalahan yang familiar

dan mudah dimengerti siswa.

Bagi siswa, kemampuan pemahaman konsep terus ditingkatkan dengan

cara terus belajar dan rajin membaca buku paket IPS, serta tidak ragu-ragu untuk

menjelaskan materi yang sudah mereka pahami dari media yang dipakai pada saat

pembelajaran IPS berlangsung. Sehingga pembelajaran IPS diharapkan lebih

komunikatif dan bermakna.

Bagi guru, media pembelajaran visual grafis merupakan salah satu

alternatif solusi bagi pembelajaran IPS di kelas. Guru harus senantiasa

membimbing dan memfasilitasi siswa agar siswa lebih dominan aktif dalam

proses pembelajaran. Guru harus terampil dalam menyajikan konsep yang akan

disajikan dalam grafis, sehingga siswa lebih paham dengan media pembelajaran

yang dipakai.

Bagi sekolah, penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan

(8)

pemahaman konsep materi pelajaran. Maka dari itu sekolah harus lebih

mendukung, memfasilitasi, dan memperbaiki fasilitas yang sudah ada, sehingga

guru lebih mudah saat mengajar di kelas. Kemudian guru juga harus mendukung

media dan metode pembelajaran yang ada selama itu berdampak positif untuk

siswa.

Bagi peneliti selanjutnya, media pembelajaran visual grafis dapat

dilakukan kembali pada penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan

media yang sama dan dengan fokus masalah yang berbeda seperti untuk

meningkatkan berpikir kritis siswa. Adapun metode yang dipakaibisa

menggunakan dengan metode eksperimen untuk penelitian menggunakan

Referensi

Dokumen terkait

Buck boost converter adalah suatu rangkaian dengan input berupa tegangan DC dan menghasilkan output berupa tegangan dengan polaritas yang berlawanan dengan

113 SIRKULASI RAM yang menghubungkan langsung zona parkir dengan site area Museum air, yang masuk kedalam tanah memotong jalan utama IRKULASI RAM sebagai entrance dari jalan

Pengujian efektifitas campuran daun kayu putih, limbah kertas HVS dan limbah air tahu terhadap rayap mengikuti prosedur Ohmura (1997). Pengovenan pasir bertujuan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa pelaksaan program Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Sioyong Kecamatan Dampelas ada beberapa permasalahan yang

Akhmad

Perceived organizational support berpengaruh signifikan terhadap iklim organisasi dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan.Namun, berdasarkan dari hasil analisis yang

Författarna (Aronsson et al. 2012) skriver också att en insådd fånggröda kan konkurrera mot ogräs, men fånggrödan måste ändå vara så stark att den kan utveckla ett bra

Hasil penelitian dalam skripsi tentang Manajemen Pemasaran yang diterapkan Toko Online We Skincare Purwokerto adalah bauran pemasaran yaitu affordability yang