153 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang telah diuraikan dalam Bab IV, tampak bahwa proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum perlu diterapkan sejak dini, yaitu sejak menjadi siswa SMP Negeri 1 Rajagaluh. Dalam proses penerapan habituasi, diperlukan keterpaduan antara jenis kegiatan habituasi yang bersifat spontan, kegiatan habituasi yang bersifat rutin, kegiatan habituasi yang bersifat keteladanan, dan kegiatan habituasi yang bersifat terprogram, dengan keterpaduan seluruh komponen sekolah yang berwujud dukungan dalam pelaksanaan program habituasi di SMP Negeri 1 Rajagaluh.
154
sekolah lainnya dalam melaksanakan proses habituasi untuk menumbuhkan kesadaran hukum.
Pelaksanaan proses habituasi dalam kenyataannya banyak hambatan yang harus dihadapi untuk dicarikan penyelasaian secara tepat dan benar. Di lapangan masih banyak ditemukan siswa yang masih sering melanggar peraturan sekolah. Peneliti memandang bahwa permasalahan tersebut adalah sebagai tantangan untuk dicarikan solusi nyata, agar siswa tersebut mampu secara sadar untuk kembali mentaati peraturan sekolah. Dengan membiasakan siswa kepada perilaku yang baik, perilaku yang taat terhadap aturan adalah salah satu solusi nyata untuk menumbuhkan kesadaran hukum di SMP Negeri 1 Rajagaluh. Proses pembiasaan tersebut dapat diwujudkan kedalam bentuk kegiatan spontan misalnya, memberi salam kepada Bapak dan Ibu guru atau komponen sekolah yang lain, kegiatan rutin seperti mengikuti upacara bendera setiap hari Senin, kegiatan keteladan seperti pemberian contoh bertutur kata sopan, berperilaku sesuai dengan peraturan, dan kegiatan terprogram seperti mengikuti kegiatan kuliah tujuh menit (kultum) yang sudah menjadi program SMP Negeri 1 Rajagaluh. Apabila kegiatan tersebut dilaksanakan secara berulang-ulang dan konsisten, maka permasalahan pelanggaran terhadap peraturan sekolah dapat teratasi dengan baik.
155
habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan adalah proses kegiatan yang dapat diamati secara langsung dalam penerapannya, sehingga diperlukan usaha maksimal, kesabaran, dan konsistensi dalam menerapkannya agar tujuan umtuk menumbuhkan kesadaran hukum dapat terwujud.
Pada akhirnya proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan adalah salah satu cara yang efektif untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa di SMP Negeri 1 Rajagaluh. Karena, dengan proses penerapan habituasi siswa akan dibiasakan dengan bersikap dan berperilaku sesuai dengan peraturan yang ada di SMP Negeri 1 Rajagaluh melalui proses pembelajaran.
2. Kesimpulan Khusus
a. Proses habituasi atau disebut juga pembiasaan adalah proses yang dapat diamati/ dilihat, baik proses pembiasaan yang bersifat terprogram, rutin, spontan, maupun yang bersifat keteladanan, sehingga diperlukan keseriusan, ketelatenan, kesabaran dalam pelaksanaannya. Tindak lanjut dari proses penerapan habituasi dibutuhkan bagi siswa yang sering melanggar peraturan sekolah, dengan jalan memberi perhatian lebih bila perlu disertai pemberian sanksi yang mendidik, supaya tujuan dari penerapan habituasi untuk menumbuhkan kesadaran hukum dapat terwujud.
156
contoh perilaku yang baik, perilaku sesuai dengan peraturan dalam berbagai jenis kegiatan di SMP Negeri 1 Rajagaluh.
c. Sangat dibutuhkan dukungan stakeholders, guru mata pelajaran lain dan komponen sekolah lainnya dalam menunjang keberhasilan program penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka pada bagian ini dikemukakan rekomendasi yang diperkirakan dapat bermanfaat bagi pihak terkait yang peduli terhadap pembinaan siswa agar sadar dan taat terhadap aturan hukum yang ada di sekolah. Ada beberapa rekomendasi yang akan disampaikan kepada pihak-pihak terkait, yaitu:
157
benar-benar menjadi peserta didik yang cerdas dan berakhlak mulia akan selalu sadar terhadap aturan sekolah.
2. Kepala sekolah dan para pembantu kepala sekolah (stakeholder) sebagai pihak yang sangat strategis dan memiliki otoritas dalam mengambil dan menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, maka diharapkan mempunyai komitmen untuk memperhatikan pengadaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang diperlukan oleh pendidik. Kepala sekolah seyogyanya dapat memberi contoh keteladanan, bimbingan, motivasi dan kesempatan seluas-luasnya kepada para guru untuk mengembangkan potensinya dan meningkatkan kompetensinya dalam melaksanakan pembelajaran serta senantiasa mempraktekkan penerapan habituasi untuk menumbuhkan kesadaran hukum.
158