• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Industrialisasi di Pulau Madura Pasca Pembangunan Suramadu, 2010 - Ubaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Industrialisasi di Pulau Madura Pasca Pembangunan Suramadu, 2010 - Ubaya Repository"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iii   

ABSTRAKSI

STRATEGI INDUSTRIALISASI DI PULAU MADURA

PASCA-PEMBANGUNAN SURAMADU, 2010

Faktor-faktor yang sangat penting terhadap perkembangan kegiatan sosial ekonomi ke depan di Pulau Madura adalah : (1) pasca-pembangunan Jembatan Suramadu; (2) kebijakan pembangunan wilayah Madura sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah di Jawa Timur; (3) kebijakan pembangunan ekonomi di wilayah Germakertosusila; dan (4) memperkuat fungsi sebagai pintu gerbang kegiatan ekspor – impor.

Berdasarkan potensi kawasan pengembangan dan peluang eksternal yang ada, maka kegiatan utama yang cukup prospektif untuk dikembangkan adalah : (1) industri pengolahan; (2) pariwisata; dan (3) perumahan/permukiman. Adapun faktor yang menentukan lokasi kawasan adalah : (1) kebijakan pembangunan daerah; (2) daya dukung SDA; (3) infrastruktur wilayah dan fasilitas pendukung; serta (4) interaksi dengan sumber bahan baku, pasar, dan faktor produksi. Sedangkan faktor lain, yaitu : (1) aksesibilitas; (2) penggunaan lahan/rencana pemanfaatan ruang; (3) kemudahan hidrologi. Selanjutnya bentuk kawasan industri yang direncanakan, yaitu : (1) kawasan direncanakan dalam bentuk zona industri; (2) dikembangkan dalam bentuk industrial estate; dan (3) industri kecil diarahkan dalam bentuk sentra industri kecil pada suatu kawasan industri.

Komponen utama kegiatan industri di Madura yaitu industri manufaktur, perbankan, kantor, pergudangan, poliklinik, sarana ibadah, angkatan umum, container yard; jaringan jalan, drainase, distribusi air bersih, listrik, telekomunikasi, penerangan jalan, serta terminal peti kemas. Berkembangnya industri pengolahan di Madura perlu diimbangi dengan tersedianya kebutuhan : (1) bahan bangunan, alat konstruksi, dan alat transportasi; (2) alat-alat pertanian, pupuk, pangan, sandang, kesehatan, pendidikan ; serta (3) mesin proses, alat penunjang, dan telekomunikasi/satelit.

Industri yang terkait dengan pengembangan industri pada pola klaster perlu ada keterkaitan kebijakan, dan tidak boleh tumpang tindih atau berseberangan, seperti kebijakan investasi. Proses interaksi antar klaster dan daya saing dapat diwujudkan apabila terjadi harmonisasi antara tingkat Pusat dengan tingkat Propinsi – Kabupaten/Kota, dan seluruh kebijakan tertuju pada pengembangan klaster industri.

Referensi

Dokumen terkait

26 13052623720161 GAZALI Fiqih MTS DARUL ULUM SANA LAOK WARU Pamekasan 26. LPTK IAIN SUNAN

keluarga menurut Sullinger(1988) merupakan salah satu penyebab klien gangguan jiwa menjadi kambuh lagi sehingga diharapkan jika keluarga ikut berperan dalam mencegah

Daripada kajian ini, kefahaman responden boleh dibahagikan kepada empat aspek iaitu ( 1 ) konsep kualiti pengajaran; (2) konsep ISO 9000 dalam peningkatan kualiti pengajaran;

Mathematica , tapi yang akan diterangkan dibawah ini adalah dianggap penting dalam menulis atau yang kelihatannya berbeda dengan software matematika yang lain..

kekerapan menggunakan komputer mempunyai pertalian yang signifikan yang kuat dengan sikap pengetua terhadap penggunaan komputer dalam pengurusan dan pentadbiran

Aktivitas menggosok gigi tersebut dilakukan tanpa meng-gunakan pasta gigi, agar tidak ada kemungkinan pengaruh komponen-komponen pasta gigi pada saliva yang akan diukur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan merumuskan hipotesis fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Mastery Learning pada siklus I diperoleh

Pemidanaan Pada Guru Yang Melakukan Kekerasan Pada Murid (2017) mengatakan bahwa Undang-undang perlindungan anak juga mengatur terkait kewajiban seorang anak untuk menghormati