• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEMOKRASI INDONESIA (Pemilu Sebagai Wujud Demokrasi Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEMOKRASI INDONESIA (Pemilu Sebagai Wujud Demokrasi Indonesia)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Selasa 5-6

DEMOKRASI INDONESIA

(Pemilu Sebagai Wujud Demokrasi Indonesia)

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pendidikan Kewarganegaraan

yang diampu oleh Bapak Gatot Isnani

Oleh Lailatul Ilmiyah

085745950308 150332605145 No DPK: 03

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA

(2)

DAFTAR ISI... ... i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Rumusan Masalah ... ... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Demokrasi ... 3

B. Perkembangan Sistem Demokrasi Indonesia ... 4

C. Pengertian Pemilu ... 5

D. Pemilu Menurut UUD 1945 ... 6

E. Prinsip Pelaksanaan Pemilu ... 7

F. Asas-Asas Pemilu ... 8

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 10

B. Saran ... ... 11

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Winarno (2014: 97) menyatakan sebagai berikut.

Sejak digulirkannya reformasi tahun 1998, wacana dan gerakan demokrasi terjadi secara massif dan luas di Indonesia.Demokrasi yang sejak awal telah dicitakan oleh para pendiri negara (the

founding fathers) memperoleh momentum kebangkitannya di

akhir abad ke-20.Hasil penelitian UNESCO tahun 1949 menyatakan “mungkin untuk pertama kali dalam sejarah demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua system organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh para pendukungnya yang berpengaruh” (Miriam Budiardjo, 1977).

Pada saat ini hampir semua negara mengaku bahwa sistem politiknya adalah demokrasi. Hal itu menunjukkan bahwa rakyat diletakkan pada posisi penting dan berdaulat, walaupun secara operasional implikasinya di berbagai negara tidak selalu sama. Tidak ada negara yang ingin dikatakan sebagai negara yang tidak demokratis atau negara otoriter.

Al Hakim, dkk (2014: 191) menyatakan bahwa idealisme demokrasi sesungguhnya akan mudah terwujud dalam realitasnya manakala kehidupan suprastruktur yang direpresentasikan oleh elit dalam lembaga-lembaga negara dan kehidupan infrastruktur yang ada di lapisan masyarakat dapat bersama-sama memegang teguh pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi.

Dalam penerapan suatu sistem demokrasi diantaranya yaitu dengan diadakannya pemilihan umum (pemilu). Pemilihan umum menjadi sarana untuk memilih calon-calon wakil rakyat yang nantinya apabila terpilih diharapkan dapat menyejahterakan rakyat seutuhnya dan menempati janji-janji politiknya. Dengan itu, diperlukan pengetahuan akan demokrasi Indonesia terutama wujud penerapannya seperti pemilu.

(4)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi?

2. Bagaimana perkembangan sistem demokrasi Indonesia? 3. Apa yang dimaksud dengan pemilu?

4. Bagaimana pemilu menurut UUD 1945? 5. Apa prinsip pelaksanaan pemilu

6. Apa asas-asas pemilu sebagai wujud demokrasi Indonesia?

Teknis penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM 2010).

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

“Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan cratosatau crateinyang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi, secara bahasa demoscratein atau demos-cratosberarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat” (Winarno, 2014: 98). “(Dalam makna pemerintahan rakyat tersebut, demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui perwakilan) setelah adanya proses pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, atau sering disebut ‘luber’ dan ‘jurdil’)” (Al-Hakim, dkk, 2014: 190)

Kansil & Christine (2005: 104) menyebutkan sebagai berikut.

Menurut Hans Kelsen, pada dasarnya demokrasi itu adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat, yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Yang melaksanakan kekuasaan negara demokrasi ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih, dimana rakyat yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan negara.

2. Cara melaksanakan kekuasaan negara demokrasi ialah senantiasa mengingat kehendak dan keinginan rakyat, jadi tiap-tiap tindakan dalam melaksanakan kekuasaan Negara tidak bertentangan dengan kehendak dan kepentingan rakyat, bahwa sedapat mungkin berusaha untuk memenuhi segala keinginan rakyat.

3. Banyaknya kekuasaan Negara demokrasi yang boleh dilaksanakan tidaklah dapat ditentukan dengan angka-angka, akan tetapi sebanyak mungkin untuk memperoleh hasil yang diinginkan oleh rakyat, asal saja tidak menyimpang dari dasar-dasar pokok demokrasi.

Al-Hakim, dkk, (2014: 102) menyatakansebagai berikut.

Secara subtantif,prinsip utama dalam demokrasi ada 2, yaitu: a) kebebasan / persamaan (freedom/equality), dan

b) kedaulatan rakyat (people’s sovereignty).”

Jadi, dapat disimpulkan bahwa demokrasi adalah sistem politik yang melindungi kebebasan warganya sekaligus memberi tugas pemerintahan untuk menjamin kebebasan tersebut. Demokrasi berasumsi bahwa semua orang sama derajat dan hak-haknya sehingga harus diperlakukan sama pula dalam pemerintahan. Mekanisme pemerintahan seperti ini akan mencapai dua hal. Pertama, kecil kemungkinan terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Kedua, terjaminnya kepentingan rakyat dalam tugas-tugas

(6)

pemerintahan. Tetapi, ada juga kemungkinan buruk diantaranya:

pertama, kebijakan tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat, kedua,

kebijakan itu korup dan hanya melayani kepentingan penguasa.

B. Perkembangan Sistem Demokrasi Indonesia

Al Hakim, dkk (2014: 192) menyatakan sebagai berikut.

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dikatakan cukup pesat jika dibandingkan dengan demokrasi-demokrasi yang telah lalu. Dimana demokrasi ini mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) Kedaulatan rakyat; (2) Pemerintah berdasarkan persetujuan dari yang diperintah; (3) Kekuasaan mayoritas; (4) Hak-hak minoritas; (5) Jaminan hak-hak asasi manusia; (6) Pemilihan yang bebas dan jujur; (7) Persamaan di depan hukum; (8) Proses hukum yang wajar; (9) Pembatasan pemerintahan secara konstitusional; (10) Pluralismesosial, ekonomi dan politik; (11) Nilai-nilai toleransi, kerjasama, dan mufakat.

Winarno (2014: 120) menyatakan sebagai berikut.

Membicarakan pelaksanaan demokrasi tidak lepas dari periodisasi demokrasi yang pernah ada dan berlaku disejarah Indonesia. Miriam Budiarjo (2008) menyatakan bahwa dipandang dari sudut perkembangan sejarah, demokrasi Indonesia hingga masa Orde Baru dapat dibagi dalam 4 masa,yaitu:

a. Masa Republik Indonesia I (1945-1959) yang dinamakan masa demokrasi konstitusional yang menonjolkan perana parlemen dan partai-partai dan karena itu dinamakan Demokrasi Parlementer.

b. Masa Republik Indonesia II (1959-1965), yaitu masa Demokrasi Terpimpin yang banyak aspek menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara fomal merupakan landasannya dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.

c. Masa Republik Indonesia III (1965-1998), yaitu masa Demokrasi Pancasila yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial.

d. Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang), yaitu masa reformasi yang menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktik politik yang terjadi pada masa Republik Indonesia III.

Afan Gaffar (1999) membagi alur periodisasi demokrasi Indonesia terdiri atas:

a. periode masa revolusi kemerdekaan, b. periode masa demokrasi parlementer, c. periode masa demokrasi terpimpin, d. periode pemerintahan orde baru.

(7)

5

Dalam Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 digambarkan kondisi pembangunan demokrasi Indonesia sebagai berikut:

1. Perkembangan demokratisasi sejak tahun 1998 sampai dengan proses penyelenggaraan Pemilu tahun 2004 telah memberikan peluang untuk mengakhiri masa transisi demokrasi menuju arah proses konsolidasi demokrasi.

2. Adanya pemilihan langsung anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta pemilihan langsung kepada daerah merupakan modal awal yang penting bagi lebih berkembangnya demokrasi pada masa selanjutnya.

3. Perkembangan demokrasi selama ini ditandai pula dengan terumuskannya format hubungan pusat-daerah yang baru, yaitu penguatan desentralisasi dan otomi daerah

4. Perkembangan demokrasi ditandai pula dengan adanya consensus mengenai format baru hubungan sipil-militer yang menjunjung tinggi supremasi sipil dan hubungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terkait dengan kewenangan dalam melaksanakan sistem pertahanan dan keamanan.

5. Kemajuan demokrasi terlihat pula dengan telah berkembangnya kesadaran- kesadaran terhadap hak-hak masyarakat dalam kehidupan politik, yang dalam jangka panjang diharapkan mampu menstimulasi masyarakat lebih jauh untuk makin aktif berpartisipasi dalam mengambil inisiatif bagi pengelolaan urusan-urusan publik.

Apabila kita membaca kembali butir pertama kondisi demokrasi Indonesia sebagaimana tertuang dalam RPJP 2005-2025 diatas maka proses demokrasi sekarang ini sedang berada pada tahap tiga, yakni tahap konsolidasi demokrasi.

C. Pengertian Pemilu

Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kansil & Christine (2005: 114) menyatakan bahwa:

Salah satu wujud nyata dari pelaksanaan demokrasi adalah terselenggaranya Pemilihan Umum untuk memilih wakil-wakil rakyat duduk di lembaga-lembaga perwakilan seperti MPR, DPR, dan DPRD, yang harus terlaksana secara tertib, teratur dan adil. Untuk itu, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, pemilu harus diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, dan rahasia (LUBER).

(8)

Melalui pemilu, pemerintahan sebelumnya yang tidak memihak rakyat bisa diganti.Jika pemimpin yang dipilih oleh rakyat pada pemilu sebelumnya ternyata kebijakannya tidak memihak rakyat maka rakyat bisa bertanggungjawab dengan tidak memilihnya lagi di pemilu berikutnya. Inilah kelebihan demokrasi melalui pemilu langsung. Cara seperti ini berusaha benar-benar mewujudkan pemerintahan yang dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi menghendaki, kekuasaan tidak dipegang oleh segelintir orang, tetapi oleh kita semua dengan melakukan pengecekan ulang dan perbaikan-perbaikan secara bertahap. Melalui pemilu langsung, masyarakat pemilih bisa menilai apakah pemerintahan dan perwakilan pantas dipilih kembali atau justru perlu diganti karena tidak mengemban amanah rakyat.Sebagai salah satu alat demokrasi, pemilu mengubah konsep kedaulatan rakyat yang abstrak menjadi lebih jelas. Hasil pemilu adalah orang-orang terpilih yang mewakili rakyat dan bekerja untuk dan atas nama rakyat. Keterlibatan aktif masyarakat dalam seluruh tahapan pemilu sangat dibutuhkan.Suara kita memiliki nilai penting bagi kualitas demokrasi demi perbaikan nasib kita sendiri.

D. Pemilu Menurut UUD 1945

Kaelan (2010: 198) menyatakan sebagai berikut.

Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 ini diatur secara eksplisit tentang pemilihan umum. Pemilihan umum dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali, pasal 22E ayat (1). Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, dan DPRD, pasal 22E ayat (2).Peserta pemilu untuk memilih anggota DPR dan anggota DPRD adalah partai politik pasal 22E ayat (3).Peserta pemilu untuk memilih Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan, pasal 22E ayat (5).Pelaksanaan pemilu secara rinci diatur dalam suatu undang-undang.

Dalam proses reformasi dewasa ini pelaksanaan pemilu berdasarkan UU No. 16/1969 jis. UU No. 4/1975, UU No. 2/1980, dan UU No. 1/1985 dinilai tidak mencerminkan pemilu yang demokratis. Oleh karena itu diganti dengan UU Pemilu No. 3 Tahun 1999. Perkembangan berikutnya oleh karena hasil amandemen UUD Negara Tahun 2002, maka konsekuensinya pemilu harus disesuaikan dengan UUD Negara Tahun 2002, yang secara eksplisit memuat ketentuan tentang pemilu, dan selanjutnya diatur dalam Undang-Undang R.I. No. 12 Tahun 2003.

(9)

7

Secara rinci ketentuan pemilu dijelaskan sebagai berikut: 1. Pemilihan Umum merupakan sarana untuk mewujudkan

kedaulatan rakyat dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Pemilihan Umum dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (pasal 2).

3. Pemilihan Umum diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota (pasal 3). 4. Pemilihan Umum dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali pada

hari libur atau hari yang diliburkan (pasal 4).

5. Peserta Pemilihan Umum untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota adalah partai politik, pasal 5 ayat (1).

6. Peserta Pemilihan Umum untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan, pasal 5 ayat (2).

7. Pemilihan Umum untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan sitem proporsional dengan daftar calon terbuka, pasal 6 ayat (1). Hal ini dilaksanakn agar rakyat sebagai pemilih mengetahui benar kredibilitas, serta integritas moral calonnya yang akan dipilih. 8. Pemilihan Umum untuk memilih anggota DPD dilaksanakan

dengan sistem distrik berwakil banyak, pasal 6 ayat (2). E. Prinsip Pelaksanaan Pemilu

Menurut JDIH KPU UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang Pasal (3--6) menyatakan sebagai berikut.

Pasal 3

1) Pemilihan dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secara serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota yang dapat mengikuti Pemilihan harus mengikuti proses Uji Publik.

Pasal 4

1) DPRD Provinsi memberitahukan secara tertulis kepada Gubernur dan KPU Provinsi mengenai berakhirnya masa jabatan Gubernur dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan sebelum masa jabatan Gubernur berakhir.

2) DPRD Kabupaten / Kota memberitahukan secara tertulis kepada Bupati / Walikota dan KPU Kabupaten / Kota mengenai berakhirnya masa jabatan Bupati / Walikota dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan sebelum masa jabatan Bupati / Walikota berakhir.

(10)

Pasal 5

1) Pemilihan diselenggarakan melalui 2 (dua) tahapan yaitu tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan.

2) Tahapan persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi; a. perencanaan program dan anggaran;

b. penyusunan peraturan penyelenggaraan Pemilihan;

c. perencanaan penyelenggaraan yang meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan Pemilihan;

d. pembentukan PPK, PPS, dan KPPS;

e. pembentukan Panwas Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS;

f. pemberitahuan dan pendaftaran pemantauan Pemilihan; dan g. penyerahan daftar penduduk potensial Pemilih.

3) Tahapan penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi;

a. pendaftaran bakal Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota;

b. uji publik;

c. pengumuman pendaftaran Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota;

d. pendaftaran Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota; e. penelitian persyaratan Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon

Walikota;

f. penetapan Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota; g. pelaksanaan kampanye;

h. pelaksanaan pemungutan suara;

i. penghitungan suara dan rekapitulasi hasil perhitungan suara; j. penetapan calon terpilih;

k. penyelesaian pelanggaran dan sengketa hasil Pemilihan; dan l. pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih.

Pasal 6

1) KPU Provinsi menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur kepada DPRD Provinsi dan KPU dengan tembusan kepada Presiden melalui Menteri.

2) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapan enyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Walikota kepada DPRD Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada KPU Provinsi dan Gubernur. 3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh KPU Provinsi

diteruskan kepada KPU dan oleh Gubernur diteruskan kepada Menteri.

F. Asas-asas Pemilu

Menurut JDIH KPU mengenai UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang Pasal 2

(11)

9

menyatakan bahwa, “Pemilihan dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”.

1. Jujur : Penyelenggara/pelaksana, pemerintah dan partai politik peserta pemilu, pengawas, dan pemantau pemilu dan pemilih bersikap dan bertindak jujur.

2. Adil : Penyelenggara pemilu setiap pemilih dan parpol peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

3. Langsung : Rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.

4. Umum : Semua warga Negara yang memenuhi persyaratan minimal dalam usia, yaitu 17 tahun atau telah/pernah menikah, berhak ikut memilih dalam pemilu.

5. Bebas : Setiap warga Negara yang memilih menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun.

6. Rahasia : Dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun.

(12)

A. Kesimpulan

BAB III

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Demokrasi adalah sistem politik yang melindungi kebebasan warganya sekaligus memberi tugas pemerintahan untuk menjamin kebebasan tersebut. 2) Demi terwujudnya perkembangan sistem demokrasi Indonesia, demokrasi

Indonesia mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) Kedaulatan rakyat; (2) Pemerintah berdasarkan persetujuan dari yang diperintah; (3) Kekuasaan mayoritas; (4) Hak-hak minoritas; (5) Jaminan hak-hak asasi manusia; (6) Pemilihan yang bebas dan jujur; (7) Persamaan di depan hukum; (8) Proses hukum yang wajar; (9) Pembatasan pemerintahan secara konstitusional; (10) Pluralismesosial, ekonomi dan politik; (11) Nilai-nilai toleransi, kerjasama, dan mufakat.

3) Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4) Pemilihan umum dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali, pasal 22E ayat (1). Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, dan DPRD, pasal 22E ayat (2). Peserta pemilu untuk memilih anggota DPR dan anggota DPRD adalah partai politik pasal 22E ayat (3). Peserta pemilu untuk memilih Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan, pasal 22E ayat (5). Pelaksanaan pemilu secara rinci diatur dalam suatu undang- undang.

5) Prinsip pelaksanaan pemilu diatur dalam UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-

(13)

11

6) UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang Pasal 2 menyatakan bahwa, “Pemilihan dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa saran yang ingin ditujukan penulis sebagai berikut:

1) Dengan adanya pendiskripsian pengertian demokrasi, diharapkan pembaca dapat mengetahui apa itu demokrasi?.sehingga dapat terwujud warga negara yang paham akan peran masing-masing dalam pemerintahan suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi.

2) Dengan adanya prinsip-prinsip demokrasi, diharapkan jalannya suatu pemerintahan dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Maka dari itu, penting untuk kita pelajari dan paham mengenai prinsip-prinsip tersebut.

3) Penjabaran mengenai pengertian pemilu tidak lain bertujuan untuk memberikan contoh mengenai wujud demokrasi, sehingga diharapkan prinsip-prinsip demokrasi dapat tergambar pada jalannya pemilihan umum di Indonesia.

4) Pemilu menurut UUD 1945 menjadi landasan sebagai hukum tertulis, yang diharapkan rakyat untuk mematuhi dan melaksanakannya.

5) Selain prinsip demokrasi, penting juga mempelajari mengenai prinsip pelaksanaan pemilu sehingga dapat diharapkan kita menjadi rakyat yang baik.

6) Demi terlaksananya pemilu yang demokratis, maka diatur juga asas-asas mengenai pemilu. Sehinga diharapkan pula pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan tujuan sistem demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia.

(14)

DAFTAR RUJUKAN

AL Hakim, S. dkk. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan: Dalam Konteks Indonesia.

Malang: Madani.

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila . Yogyakarta: Paradigma.

Kansil, C.S.T. & Christine S.T.K. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan Di

Perguruan Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.

Kantor Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perecanaan Pembangunan Nasional. Visi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang (PJP)

Tahun 2005-2025. (Online),

http://www.bappenas.go.id/files/1814/2057/0437/RPJP_2005-2025.pdf,

diakses 20 November 2015.

Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,

Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang. Jaringan Dokumentasi dan

Informasi Hukum KPU. (Online),

(http://jdih.kpu.go.id/data/data_tematik/UU%20Nomor%201%20Tahun%2

02015..pdf), diakses 13 November 2015.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis,

Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Winarno. 2014. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Panduan Kuliah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukan bahwa nilai R square adalah 0,222 yang berarti peran variabel Kompensasi Non Finansial (X) dapat menjelaskan variabel Motivasi

Peruntukan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebagai kawasan pengembangan minapolitan perlu adanya upaya evaluasi dalam hal guna untuk memberi penilaian atau tingkat

Ekstraksi dilakukan dengan pelarut air. secara berulang sampai semua zat warna terekstrasi. Pembuatan ekstrak daun jambu biji, dengan cara merebus 1 kg daun jambu biji

Program pengabdian masyarakat ini akan dilaksanakan oleh tim pengabdi ITS bekerjasama dengan Universitas PGRI Ronggolawe untuk memberikan pelatihan dan pendampingan

Dari grafik rata-rata delay seluruh jaringan pada penggunaan perangkat tiga router dan enam router diperoleh bahwa Protocol RIPng yang menggunakan IPv6 sebagai

Oleh karena itu, rumusan kebijakan publik yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat dapat diartikan sebagai suatu sistem kebijakan pemerintah yang terorganisasi dari

Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien

Berdasarkan Review yang telah dilakukan, keempat jurnal penelitian ini memiliki hasil yang dicari, yaitu sesuai dengan tujuan umum dan khusus dari peneliti, tujuan umum yaitu