HIU
MURAH
SENYUM
Cover Depan
Daftar Isi
Kata Pengantar
“Hiu Murah Senyum”
Media Perancangan
Chapter 1 | Characters
Chapter 2 | Making Of
Detail Acara
Media Pendukung
Kesimpulan Tugas Akhir
Cover Belakang
1
2
3
4
5
16
17
18
19
20
2
daftar
isi
Dongeng adalah salah satu produk budaya yang telah mengalami berbagai macam perubahan. Perubahan ini
dipengaruhi oleh perkembangan media yang semakin canggih. Dari tradisi mendongeng, kemudian beralih pada buku cerita dongeng, hingga akhirnya penciptaan audio visual.
Namun, perubahan-perubahan tersebut menyebabkan dongeng memasuki fase “jenuh”. Hal ini terutama disebabkan oleh hilangnya salah satu faktor penting dari dongeng, yaitu ekspresi. Ekspresi adalah salah satu elemen terpenting dari pertunjukkan mendongeng karena melalui ekspresi inilah seorang pendongeng mampu menguasai audiens dengan baik. Melihat kekurangan dan kelebihan dari masing-masing media, penulis memberikan alternatif baru dalam mendongeng yaitu dengan memadukan media konservatif, dalam hal ini
pendongeng, dan media modern yaitu projection mapping. Materi yang akan dipakai dalam projection mapping ini akan berupa animasi pendek dari dongeng “Hiu Murah Senyum”. Dengan adanya perancangan ini, penulis berharap dapat memperkaya proses bercerita dari dongeng itu sendiri.
kata
pengantar
Dongeng Hiu Murah Senyum adalah sebuah dongeng untuk anak-anak karangan Ruth Galloway yang telah memenangkan “Portsmouth Book Award 2004” dan “Children’s Book Award 2005”. Dalam dongeng “Hiu Murah Senyum” ini, ada 2 pesan moral penting yang ingin disampaikan.
Pesan yang pertama adalah bagaimana anak-anak diajarkan untuk saling membantu. Hal ini ditunjukkan oleh si Hiu murah senyum dengan menyelamatkan teman-teman ikannya walau ia sempat dikucilkan. Pesan kedua adalah mengenai persahabatan, bagaimana anak-anak harus menyayangi temannya tanpa
memandang suku maupun ras.
hiu
murah
senyum
“
“
4
Meet The Characters
CHAPTER ONE
HIU
MURAH
SENYUM
Seekor Hiu yang gendut dan ramah. Periang dan suka tersenyum, tidak membuat hiu memiliki teman yang banyak. Bahkan ikan-ikan lari ketakukan ketika melihat hiu yang tersenyum dengan giginya yang tajam. Desain karakter dari Hiu mengalami perubahan secara visual yang cukup drastis dari dongeng aslinya. Dalam animasi ini, tokoh Hiu digambarkan menyerupai manusia (antromorphic). Hal ini dilakukan untuk memperkuat kesan ramah dan lucu.
Eksplorasi akting dari Hiu murah senyum
COLOR PALLETE
C = 85, Y = 73, M = 58, K = 73C = 88, Y = 74, M = 53, K = 61C = 00, Y = 00, M = 00, K = 00
Desain karakter dari Hiu Murah Senyum.
Penulis mencoba untuk mebuat sang Hiu terlihat selucu mungkin untuk memikat audiensnya.
ikan
bidadari
Ikan Bidadari, adalah seekor ikan kecil yang penakut. Memiliki belang warna kuning dan ungu,
mencerminkan karakternya yg periang namun
penakut. Ketika ia tidak sengaja menabrak sang Hiu, ia malah lari ketakutan setelah disapa oleh Hiu murah senyum. Desain karakter dari Ikan Bidadari ini
mengadaptasi dari dongeng aslinya. Namun karena tidak diberikan karakter yang jelas, penulis berusaha memberikan personalita baru pada karakter ini.
Eksplorasi akting dari Ikan Bidadari
COLOR PALLETE
C = 84, Y = 91, M = 46, K = 58C = 08, Y = 30, M = 83, K = 00C = 60, Y = 18, M = 10, K = 00
Desain karakter Ikan Bidadari.
Karena tidak dijelaskan karakternya di dongeng aslinya, maka penulis memberikan personalita baru.
Ikan
buntal
Ikan buntal adalah seekor ikan yang periang dan senang bermain tiup gelembung. Ketika dihampiri oleh Hiu, ia terkejut hingga menggelembung dan menyerempet hidung hiu yang besar. Ikan ini adalah salah satu desain karakter yang sulit terutama dalam realisasi 3D nya. Penulis memanfaatkan displacement maps dari zbrush untuk menunjukkan duri-duri dari karakter ikan buntal ini.
Eksplorasi akting dari Ikan Buntal
COLOR PALLETE
C = 37, Y = 51, M = 99, K = 18C = 13, Y = 32, M = 91, K = 00C = 02, Y = 18, M = 68, K = 00
Desain karakter Ikan Buntal.
Salah satu karakter yang sulit dibuat dalam 3D, makadari itu penulis mencoba memberikan bentuk yang simple.
Bintang
laut
Bintang Laut adalah salah satu karakter yang paling menyenangkan untuk dibuat. Berangkat dari adegan yang dimiliki dalam dongeng “Hiu Murah Senyum”, penulis mencoba untuk menghidupkan karakter ini dengan memberikan sifat ‘let it flow’. Karena hobinya yang unik (menggelinding), Bintang laut pun menarik perhatian sang hiu setelah mengalami penolakan dari ikan-ikan kecil lainnya.
Eksplorasi akting dari Bintang Laut
COLOR PALLETE
C = 26, Y = 98, M = 98, K = 24C = 20, Y = 79, M = 64, K = 06C = 19, Y = 78, M = 99, K = 08
Cumi
Cumi
Cumi- cumi adalah tokoh figuran dalam dongeng “Hiu Murah Senyum”. Peran dalam dongeng tersebut adalah bermain bersama Ikan Bidadari. Sama-sama penakut, ketika Ikan Bidadari tidak sengaja menabrak sang hiu, ia dengan cepat bersembunyi agar tidak terlihat oleh sang hiu. Desain karakter dari cumi-cumi ini mengalami perubahan yang cukup drastis juga. Selain dari bentuk badannya, penulis juga menambahkan ‘chibi’ pada bawah mata untuk memperkuat kesan imut.
Eksplorasi akting dari Cumi- Cumi
COLOR PALLETE
C = 97, Y = 75, M = 45, K = 44C = 63, Y = 25, M = 16, K = 00C = 33, Y = 00, M = 04, K = 00
ubur-ubur
Ubur- ubur adalah sebuah tokoh figuran dalam dongeng”Hiu Murah Senyum”. Desain karakter nya dibuat semenarik mungkin untuk memancing daya tarik audiens. Namun desain karakter ini tidak tembus sampai final movie karena keterbatasan waktu dan tenaga untuk melakukan animasi gerakan ubur-ubur yang baik.
Eksplorasi akting dari Ubur- ubur
COLOR PALLETE
C = 25, Y = 92, M = 17, K = 00C = 00, Y = 46, M = 38, K = 00C = 00, Y = 37, M = 42, K = 00
UNUSED
ikan
kecil
Ikan-ikan kecil ini berfungsi sebagai penghias animasi. Fungsi utama nya adalah meciptakan suasana bawah laut yang berisi kehidupan, bukan sekedar latar bawah laut.
Eksplorasi karakter dari ikan-ikan kecil
The Making of
CHAPTER two
Dalam sebuah produksi film animasi, storyboard memiliki peran yang sangat penting. Hal ini dikarenakan aktor dari film animasi berupa gambar bergerak, entah itu 2D maupun 3D, sehingga memerlukan kejelasan alur sebelum dilakukan animasi karakter. Sedikit berbeda dari storyboard untuk produksi film lainnya, storyboard untuk animasi dibuat spesifik untuk dilihat secara sequential, atau animated.
story
board
Setelah menunjukkan proses mapping, penulis kemudian menunjukkan bagaimana memunculkan latar cerita ke dalam projection. Dalam final artwork, dilakukan sedikit perubahan, yaitu obyek latar tidak lagi keluar satu per satu, namun
langsung diperlihatkan sebagai aquarium dalam dinding di ruang teater UK. Petra.
Bagian pertama dari storyboard menunjukkan permainan projection mapping sebagai awal mula pertunjukkan. Setelah melalui beberapa uji coba, penulis kemudian melakukan perubahan
pendekatan secara visual untuk projection
mappingnya, sehingga tidak mengikuti storyboard yang telah dibuat.
1
ENVIRONMENT
CONCEPT
Konsep latar film diadaptasi dari visual buku cerita dongeng “Hiu Murah Senyum”. Namun untuk memberikan unsur depth of field, penulis melakukan setting ulang untuk meng-guide mata audiens sehingga lebih terlihat perspektif dari latar.
Sketsa background awal
3D
Modelling
3D Modelling, UV Wrapping, serta Texturing dilakukan melalui software Zbrush 4R7. Hal ini dilakukan untuk mempersingkat waktu
pembuatan 3D model yang dinamis. Color Maps
AO Base Final Render
User Interface Rig
3D Modelling
PROJECTION
MAPPING
Setelah menyelesaikan animasi final, penulis melakukan mapping di ruang teater untuk memberikan efek kedalaman. Efek yang ingin dibuat oleh penulis adalah akuarium, dimana audiens dapat merasakan bahwa mereka melihat dunia baru melalui sebuah akuarium virtual
Ruang Teater Perpus
Final artwork dari perancangan ini berupa pengaplikasian di ruang teater perpustakaan UK. Petra melalui acara mendongeng
bersama Kak Nitnit. Hal ini dilakukan untuk melihat respon dari audiens, keberhasilan mapping serta dampak dari perancangan ini terhadap cara mendongeng.
FINAL
ARTWORK
Produser Sutradara Penata Artistik Concept Artist
Visual Development Artist Modeller dan Rigger Animator
Compositor Penata Audio
Brian Nathaniel Lesiangi Brian Nathaniel Lesiangi Brian Nathaniel Lesiangi Brian Nathaniel Lesiangi Brian Nathaniel Lesiangi Brian Nathaniel Lesiangi Brian Nathaniel Lesiangi Brian Nathaniel Lesiangi Brian Nathaniel Lesiangi
crews
Concept Art
Visual Development 3D Modelling dan Rigging Animating
Compositing Biaya Teknis Biaya Lain
Biaya Tak Terduga
Total 16.200.000 5.000.000 14.560.000 28.000.000 7.280.000 14.900.000 1.000.000 500.000 87.440.000
budget
1
media
1
Perancangan animasi dari dongeng “Hiu Murah
Senyum” dalam bentuk projection mapping merupakan sebuah alternatif baru dalam mendongeng yang
mampu memberikan pendongeng bantuan secara visual tanpa menggantikan peran dari pendongeng itu sendiri sehingga memaksimalkan penyampaian pesan moral dongeng terhadap audiens. Materi animasi ini dirancang dengan menyesuaikan selera target audiens akan karakter yang lucu, serta eksagerasi yang
menonjol.
Tidak hanya pengalaman merancang animasi 3D yang baik, perancangan projection mapping ini juga
mengajarkan banyak hal mulai dari pembuatan konsep karakter, storyboard, digital sculpting, 3D modelling, rigging, rendering, compositing, hingga pengaturan projection mapping.
Dari acara yang telah penulis adakan di ruang teater perpustakaan UK. Petra, penulis mendapatkan bahwa perancangan animasi dongeng “Hiu Murah Senyum” ini berhasil merevitalisasi proses mendongeng. Hal ini ditunjukkan dari antusiasme audiens yang menonton serta kehadiran dari kru SBO TV yang datang meliput kegiatan ini.
kesimpulan
tugas
akhir
Perancangan animasi dari dongeng “Hiu Murah
Senyum” dalam bentuk projection mapping merupakan sebuah alternatif baru dalam mendongeng yang
mampu memberikan pendongeng bantuan secara visual tanpa menggantikan peran dari pendongeng itu sendiri sehingga memaksimalkan penyampaian pesan moral dongeng terhadap audiens. Materi animasi ini dirancang dengan menyesuaikan selera target audiens akan karakter yang lucu, serta eksagerasi yang
menonjol.
Tidak hanya pengalaman merancang animasi 3D yang baik, perancangan projection mapping ini juga
mengajarkan banyak hal mulai dari pembuatan konsep karakter, storyboard, digital sculpting, 3D modelling, rigging, rendering, compositing, hingga pengaturan projection mapping.
Dari acara yang telah penulis adakan di ruang teater perpustakaan UK. Petra, penulis mendapatkan bahwa perancangan animasi dongeng “Hiu Murah Senyum” ini berhasil merevitalisasi proses mendongeng. Hal ini ditunjukkan dari antusiasme audiens yang menonton serta kehadiran dari kru SBO TV yang datang meliput kegiatan ini.
upper
word
by Brian Nathaniel