• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teosofi ; jurnal tasawuf dan pemikiran islam - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Teosofi ; jurnal tasawuf dan pemikiran islam - Raden Intan Repository"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

VoLUME 4, NoMoR 2, DESEMBER 20I4

1

I rssN 20a&7957

AbO Nasr at-SarrAj dan Wacana Sufistik Lintas Disiptin Keitmuan

Abdul

Kadir

Riyadi

Kontestasi Tasawuf Sunnidan Tasawu

f

Fatsafidi Nusantara lAuhammad

Afif

Anshori

lntegrasi Tasawuf dalam Tradisi Kejawen pada Persaudaraan Setia Hati Terate Sutoyo

Perspektif Historis Konsep dan Distingsi rasawuf AbO at-Hasan at-shddhiti Saifulah

Titik

Temu Transpersonal Psychology dan Tasawuf

Khodijah

Genealogi dan Pengaruh ldeologi Jihadisme Negara Istam lraq dan suriah (NllS) Di lndonesia

Masdor

Hilmy

Terorisme Kontemporer Dunia lstam Sokhi Huda

Radikalisme sebagai Blocking Factor bagi Perkembangan peradaban lslam

di

Era Modern Hammis Syafoq

Dimensi Profetisme Pengembangan llmu Sosiat datam lslam Syamsul

Arifin

Eco-Philosophy sebagai Cetak Biru Filsafat Ramah Lingkungan Supian

(2)

T*gF_gil

V()Lt,-\rt {, :.ir)M()R 2, l)tSLATBFR.!0 l.{

Ketua Penyunting

Nluktafi

Wakil Ketua Penyunting

Nlukhamma d

Ztnzami

Nur Hidayat \Yakhid Udin

Penl.unting

Ahli

Abdul Nluhaya QIIN Walisongo Semarang)

Abdullah Khozin Afandi

(JIN

Sunan Ampel Surabaya) Ahrr,'an Nlukarram ([JIN Sunan Ampel Surabaya) Alwan Khoiri

pIN

Sunan IQlijaga Yogvakarta) Asmaran As

(IAIN

Antasari Banjarmasin)

Budhy N{unawar-Rachman (Universitas Paramadina Jakarta) Fauzan Saleh (STAIN Idediri)

Kautsar Azhat Noer (LJIN Syarif HidavatullahJakarta)

N{uchtar Solihin (LTIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Penyunting Pelaksana .\I. Si'amsul Hudr

Hammis S),afaq N{oh. Helmi Umam Ghozi

Desain Cover

(3)

DAITTAIT

1SI

ARTIIGL

Abi

Nagr al-Sarrdi dan lWacana Sufistik Lintas Disiplin Keilmuan Ab d s I Ka di r N1 a di--28 5 -308

Kontestasi Tasawuf Sunri danTasawuf Fa ttoli d, Nusantara

M n lt am m ad

Aff

An s b o n---309 -327

Integrasi Tasawuf dalam

Tradisi

Keiawen Persaudaraan Setia

Hati Terate

Satoy-328-352

Distingsi dan Diaspora Tasawuf Abri al-Hasan al-Sh6dhili Saifalah-353-381

Titik

Temu T ra n sp e rs o n a t P sjt c b o logy dan Ta s awuf

Khadlab-382-403

Genealogi dan Pengaruh Ideologi Jihadisme Negara Islam Iraq

dan Suriah G\TIIS) di Indonesia

MasdarHilmy-404-428

Tetorisme Kontempotet Dunia Islam

Sokhi Huda-429-450

Radikalisme sebagai

Blocking

Faaor

bagi

Perkembangan

Peradaban Islam di Era Modem Hammis Sjtafaq-451,

fi6

Dimensi

Profetisme Pengembangao

Ilmu

Sosial dalam Islam Perspektif Kuntowiiol,o

SlanwlArffx-477-5O7

(4)

ABO NASRAL-SARRA'

DAN WACANA SUFISTIK I.INTAS DISIPLIN

K[tLMUAN

Abdul

Kadir Riyadi

Universitas Islam Negeri Sr.rnan Ampel Surabaya, lndonesia E-mail' q4dir@,ahoo.com

Abstract: This paper traces back the origin of tasawuf to ti.re eariy period of Islam by investigating the ideas propagatecl b_v

one of its best scholars named Abff Nasr al-Sarrdi. The paper tries

to

find

the

link

benveen his thought and that

of

the

eariier sufis on the one hand, and his response to the social and epistemological conte\ts that shape

it

on

the orher. In

doing so,

it

discusses

first

the

debate and

the

so-callecl drnamic tension in rvhich the sufis and their opponents v,ere invoh'ecl. The paper shorvs that the development

of

tasarvuf

cannot be sepatated from this tension as rvell as from what the

sociologists

of

knos,ledge har.e taught us to call falsification. Tasarvuf was dubbed the distorted version

of

Islam and nas

faisified

in

such a wal' that many sufis ended

up

in

being

alleged apostate. Horvever, having succeeded in going through

this

phase

of

history

made tasaw.rf

an

objective and

paradigmatic kind

of

knowledge. The thought

of

ai-sarrij-the paper 21s11s5-i5 reminiscent of this form

of

knov.ledge. His is a kind of thought tirat brings tbrth not onll,

n.*.

16.u, and concepts, but also strategies

of

sr-rn-ival and method c_,i

thinking quite nerv

for its

context; method

that

mav be deemcd mulridisciplinan' in its fornr and objective.

Keyrvords: tasar.r.uf, fiqh, hadith, reconciliation of paradigms.

Pendahuluan

Perselisihan ant^ra al-HArith al-MuhAsibi (s,: 857) dan Ahmad b.

Ifanbal

(ur 855) )'ang pernah terjadi pada masa sebelum

Abrj

Nasr al-sarraj benar-benar membawa dampak yang sangat ruas ticlak hanya bagi arah pengembangan ilmu tasawuf tapi juga bagi kehidupan pribadi paia sufi.

Tasawuf, dan bukan han1.a

ilmu

kalam, jelas menjadi salah satu
(5)

As

I

TAsAwuF

suNNi neN

TASAWU

F

rersarf

Dr

NUSANTARA.

Muhammad

Afif

Anshori

,:.:..r.{gama Islam Negeri Raden Intan Larnpung, Indonesia E-mail: afif-amel@,ahoo.co.id

Abstract:

This

article scrutinizes

the

historv

of

Islamic

jer-elopment

in

Nusantara betrveen 15th

to

1Sth centuries, '.-;h,ich has been colored from theological mt'sticism thought. L niqueiv,

the

discussion about

the

Islamic thought had influenced poliucal perspective and

led

to

the

tragedv

of

*ibnah (inquisition). As a result, some figures

"vere killed and a number

of

trcasured books were burned and destroyed. In Jar-a, such controversy involr.ed Shaykh Siti Jenat versus \\'ali.songo. In Sumatera, the dispute occurred between Shaykh

Hamzah Fansuri

and

Nurudin

al-Raniri.

Instead

of

emphasizing on substantial matters, the disagreement among

these figures rvas,

in

fact, caused by the political situation at that timc. The writer finds that there are, at least, three main

triggering factors 'r'hich lead

to

ideoiogical dispute and

contestation betrveen Hamzah \iersus al-Raniri and Siti Jenar

versus \Yalisongo. Theological aspect

is

the flrst

causing

factor. The second factor is political interest, rvhtle the third

factor is genealogical similariw.

Keywords: sunni sufism, philosophy sufism, wahdat al-wajild.

Pendahuluan

Tasawuf sebagai bagian yang

tidak

terpisahkan

dari

pemikiran

Islam

telah dikenal masvarakat Indonesia seiak berabad-abad r,ang

lampau, paralel dengan perkembangan Islam di akhir abad 1,2. Kendati berbagai teori dimunculkan untuk menetapkan awal kedatangan Islam,

namun akhir

abad

12

dapat dijadikan tonggak arval perkembangan

tasawuf

di

Nusantara.

Azyr:mardi Azra

mengemukakan bairrva

penetrasi Islam nampaknva lebih dilakukan para guru pengembara sufl

(6)

..i-,j

sijrk

akhir abad ke-12 datang ciaiam jumlah vang semakin banl'2k .-: \usantara.l

Para se]arau.an telah mengemukakan bahrva inilah -r'ang mcmbuat

isl*r-r menrrik bagi

orang

Asia

Tenggara. Perkembangan tasalvuf

:r;rupakan salah satu faktor yang men)Iebabkan Proscs Islamisasi Asia Tei:qqara dapat berlangsung. Ajaran-ajaran kosmologis dan metafisis

r.srrs-uf

Ibn

'Arabi (u'.

1240

ID

dapat dengan

mudah

dipadukan oengan ide-ide sufistik

India

dan ide-ide sufistik pribumi 1'ang dianut nrsr-arakat setempat.2 Oleh para ulama selaniutnya, gagasan

Ibn

'Arabi

rersebut dikembangkan lagi menj acli pemikiran-pemikiran tasarvuf ,vang bercorak spesifik Nusantara, seperti Siti Jenar dan Hamzah Fansuri'

Beqltu pula, ajaran-aiann 'I'asax'uf el-Ghazdli (rv. 1111

N!

pun dengan cepat diterilna mas\:arakat Asia Tensgara, melalui para

Eluru-guru

sufi

dan tarekat.

Di

Jarva aiarao al-Ghaz'ili clikembangkan oleir

\\'alisongo,

sebagaimana

hasil

pelacakan sumber

oleh

Alwi

Shihab,

lang

lnengungkaokan bahrva tiada sesuatu dari peninggaian Walisongo \-eng n)'ata, dan lebjh berharga daripada Printlsan, karl'a "1-5"rrid

al-'Arif

bi

r\llih

Ibrihim

densan gelar Sunan Bonang vxng memuat hakikat

pemikiran

dan

mazhab

yang rlianut

Walisongo dalam aspeli-aspek

:rqidah, shari'ah, dan tasawuf.r Dalam Pintbon tersebut tercakup aiarun-r]ar-an Sunan Bonang ';ang seiuruhnya sesuai dengan aliran

r\hl

al-Sunnah s-a al-jami'ah, 1,ang di b,idang tasau'uf mengacu pada a]aran al-Gl-razili. Selairr Walisongo di Jau.a,

di

Sumatera pemikiran tasau,'uf al-Ghazili dikembangkan oleh Shavkh Nurucldin al-Raniri'

Xlerninjam istitah a7-Taft6.zdoi, tasas.uf vang dikembanskan

Ibn

'-\rabi

clikenal sebagai tasas,uf r[a/safi, dan seba]iknr-a aiaran al-Ghazili

clisebut rasarvuf strwi.o N{enurut

Abdui Aziz

Dahlan, tasawrrf falsaJi berarti suatu paham tasawuf vang a]aranriya sudah bersifht leblh falsafi"

karena meluas ke masalah metafisika, yai<ni proses bersatunr.a manusia

denqan Tuhan dan sekaligus membahas manusia dan Tuhan'

i .\zr.umardi Az.rl', Jainun {JLtna 'l-intur Tengah dan KEulauan Nastintara Altad

XI4I

itn Xl'1il (I}andung: NIizan, i99'+), 17.

:

]lrrtin

van Bruinessen, Kitab Kunirlg, Peuntre4 dat 7"arckat: Tradii-trudbi Islan

li

it:,ini:t.iia (Bandung: N'Iizan, 1995), 188.

: ,\hli

S1ri1rab, l:ian

.ffiiik:

Is/aru Pertanta dan Perlqantltnya ltin.qqa

kni

di Indonesia

Brnclunq: I{izan, 2001), 18.

- -1'cr eL-\\'afa' al-Ghanimi al-Tattazani, lladkbal ila a/-Tashatttt,uf allslani, tctj. Al-rmrrd L,:l: 'L rsmani (Bandung: Pustaka, 1985), 187.

(7)

.l

Pada

perkembangan

berikutnya,

tasarvuf

fa/safi

mengalami

:.1ruran

dengan tasawuf sanni, sehingqa melahirkan

justifikasi

dan

'-i.im kafir,

zindik,

mulhid,

dan

predikat negatif

lainn,va yang

-..--1amatkan kepada pengikut tasawuf -fokof, terlebih ketika pengikut

l,sawuf

sunni memperoleh dukungan dari penguasa seternpat.

Tulisan

ini

mencoba menelusuri

pokok-pokok pikiran

tasawuf

':.:afi

tersebut serta sang;ahan terhadap konsep

dan

aiarunnya oleh

::ngikut

tasawuf sunni

di

Nusantata.

Namun,

di

sini

hanya

akan

t

batasi pada kontestasi dua arus pemikiran, Hamzah Fansuri versus

\uruddin

al-Raniri

di

Sumatera

serta Shaykh

Siti

Jenar

versus

.,{'alisongo

diJawa.

Tasawuf Falsafrshaykh SitiJenar

dan

Hamzah Fansuri

.

Shavkh Siti Jenar.

Mcngenai siapa sesungguhn).a Shaykh

Siti

Jenar

itu

sampai ':karang masih menjadi misteri; sebagian mengan&.ap

tokoh

tersebut

.-rnva

fiktif

belaka, dan sebagian lainnya menyatakan memang ada. Hal

-r

terjadi

lantaran

tidak

tersedianya

bukti-bukti akurat

tentang

.;ebetadaannya. Ketika orang mengkaii Siti Jenar, hanya ada beberapa

:rjukan,

di

antaranyz Snlak Sba$h Siti Jenar yang

dituiis

oleh Raden Sesrawidjaias dan Suluk lValisango serta beberapa tulisan babad.6 Adapun :rengenai r.riukan vang dikaitkan langsung dengan karya

Siti

Jenar,

--ahkan terhadap \Walisongo sendiripun tidak ada.

Di

dalam

Ktab

Valirongo dtkatakan bahrva nama

lain

Siti Jenar

,:au

Shaykh

Lemah Abang,

bernama

asli

Ali

Ansar,

sebagaimana

,ersebut pada Pupuh Asmarudana:

...pan w'ontcn sahat sawitos, saking tanab Siti Jenar, narua Pail 5'an 'Ali Ansar, katelalt dunangipun, pinastan Seh l-,eruah Bang ...7

(tersebudah ada seorang sahabat, berasal dari daerah SitiJenar bernama San 'Ali Ansar yang terkenal keberadaannva dengan nama Seh Lemah

Abang).

Diceritakan dalam lanittan ptrpah

di

atas, bahu'a ia adalah seorang

.rli

sihir

yang berkali-kali meminta meniadi

murid

Sunan

Giri,

tapi

i Raden Sasrawidjaja, Slekh Siti Jmar piogdiaiakrta: Keluu'arga Bratakesarva, 1958), r'lampirkan dalam Abdul Munir N{ulkhan, Ajaratt lan Kenatiatt Slekh Siti Jmar 1'ogyakarta: Kreasi Wacaoa, 2001).

: Silak Walisaaga, dikeluarkan oleh R. Tanoyo (Surakarta: R. Tanovo, 1954). -

Widji Sakson o, Me ngislan kan Tanalt J awa (Bandung: lhzen, i 996), 48.

Teosofi-Volume 4, Nomor 2, Desember 2014 311

iI

di

(8)

Peiarna, a)eran reflrang

Tuhan

(teologi). N{enurut

Siti

Jenar,

persepsinva rentang

Tuhan

adalah sama dengan pandangan Jabariah

dan Qadariyah. Tuhan mempunyai sifat 20, yakni wt11fid, qidaru, ltaqi',

n*hilrtfatult

li

al-bawddith,

qilirtalt

bi

nafsilt, wahddnilalt, qadrab, irddah,

'i|ru,

ha1dlt, .rarud', basar,

kalit;

qidir, ruaid,'d/im,

lpqy1, sarui', basir, ruutakallitn.

I(edua

puluh

sifat

itu

berada pada

\fujud

Mutlak

1,ang disebut

Dzat,

tak ada ujung pangkalnya, tidak ada asal serta tujuannva.

Ia

juga menganggap bahu,a Tuhan sebagai wujud yang tidak tampak, tak terlihat oleh mata. Disebutkan daiam Papah Dandangr/a:

Atli/a ruang,,Qya

flas

nlarda

kalahir

(J'iti Jenar), wruabnya

teka

ro

jabailab. kadaij,ah ntangsuk g,ase, andalu datullab, budi eling lan angiep gasti, pangeruning ttanungso, sittipal rung pu/uh, ruafiwd kidam baka,

rn a ka lafa lt li I katya di s r11, u /a1, a n i, gt nt e / anry a b a rang a n1 ar.

Kodrat iradat iuntenury ngi/rui, /ta;'at sdruak basar lan kadiran, rnuridatt ngalintan kibe, kalih dasa gint/ung, runtaket ing budi hstai, tegese uu1'ad ruailak, clar!1a dad ronipun, lau wi,,itan tan aukasan, ttora sangkan nora parufi, ngenallclrtip ing tekat sfuatirllah.ll

Bagi Siti Jenar,

jika

ada seseorang )rang meflanlakan

di

mana nrmah Tuhan, jawabnr.a tidaklah sulit.

Allah

berada pada

Dzat

yang tempatnya udak jauh, r,aitu bersemarram

di

cialam tubuh. Tetapi hanya

orang yang terpihh I'ang bisa melihatnya, lraitu oranE vang suci.

Kedaa, aiaran tenrang Jiri,a. Bagi Siti Jenar, i.ang disebut jiwa itu

adalah suara hati nurani \.ang merupakan ungkapan dari Dzat Tuhan yang harus ditaati dan dtturuti perintahnva. Ia membedakan

^rrtua

apa i.ang disebut dengan jirva dan akal. Jirva, selain merupakan ungkapan

kehenclak

Tuhan, i.rg^

merupakan penjelmaan

dari

Hr,ang

Widi

lTuhan) yang berada dalam jirva, sehingga badan raga dianglap sebagai rvajah Tuhan. Sementara

itu,

akai adalah kehendak, angan-angan dan

ingatan ),ang kebenatalny^

tidak

sepenuhnya dapat dipercava karena

selalu berubah-ubah. Berbeda sekali dari akal, jiu,a yang berasal dari

Tuhan

itu

mempunyai sifat kekal atau langgeng sesudah manusia mati

vang

melepaskan

did

dari

belenggu badan manusia. Sebagaimana

dikatakan:

Badi pikir angefl-angen e/ing tinglal uujad ngakal kening edan, rusah bingang lali sare, budi kih norajtyar, rina uengi mangayh drengki,

nih

ajane pribadya,

r- Dikutip dari Ibid., 57-58.

(9)

Perlarna, ajaran tentang

Tuhan

(teoiogi).

Nfenurut Siu

Jenar, persepsinr.a tentang

Tuhan

adalah sama dengan pandangan Jabadah

dan Qadariyah. Tuhan mempun),ai sifat 20, yakni wry'fid, rlidatz, baqd',

ru*hi/afatub

li

al-ltau,irlith, qiyinalL

bi

nafsih, wahddnfiiah, qadruh, irddab,

'i/ru, hEtih,

saxtd', basar, kaldru;

qidir,

nuid,'ilint,

l1aSg,, santi'. basir, ruutakallint.

I(edua

puluh

sifat

itu

berada pada \X'ujud

Mutlak

1,ang disebut Dzat, tak ada ujung pangkalnva, tidak ada asal serta tujuannya.

Ia

juga menganggap bahu,a Tuhan sebagai wuiud yang tidak tampak, tak terlihat oleh mata. Disebutkan daiam Pupab Dandanpgrla:

L'lila

ntangkga

jas

nlarda

kalahir

(Siti Jenar), anabrrya

teka

ro jabarilali. kadarilah mangsak Jase, andalu datul/alL, budi eling lan ang;ep gasti, pangeraning ruanrrngsa, sinipat rung pnlah, marfud kidam baka,

tt u ka /afo h li I katt a di s nj tr /q;, a d, gt ru e I anry a b a ra ng a n1 ar.

Kodrat iradat"iutneneng ngelrui, /taS,as sorrrp banr lan kadiran, rnuidan ngaliruan kihe, kalih dasa ginulung, nrruaket ing budi lestari, tegese wajad rnatiak, cladla dad ranipan, tan u,it,itan talt tyekdsdn, nora ungkan noru paran, ngenalykin ing tekat sipattllah."

Bagi Siti Jenar,

jika

ada seseorang )ranq menanyakan

di

mana rumah Tuhan, jawabnva udaklah sulit.

Allah

berada pada

Dzat

l.ang tempatn\,'a udak jauh, yaitu bersemavam

di

dalam tubuh. Tetapi hanya

orang )rang terpilih yang bisa melihatnva, \'aitu orang I'ang suci.

Kedua, aizran tentaflg Jiri,a. Baei Siti Jenar, vang disebut jiwa itu

adalah suara hati nurani yang merupakan ungkapan dari

f)zat

Tuhan

r.ang harus ditaati dan dituruti perintahn),a. Ia membedakan anta:o apa .,'ang disebut dengan jiwa dan akal. Jirva, selain merupakan ungkapan

kehenclak

Tuhan,

jrlg^

merupakan penielmaan

dari

H,vang Widi

(Iuhan)

l,ang berada dalam iirva, sehingga badan raga dianggap sebagai u,ajah Tuhan. Sementara

itu,

akal adalal-r kehendak, angan-angan dan ingatan vang kebenarannya

tidak

sepenuhnya dapat dipercaya karena

seialu berubah-ubah. Berbeda sekali dari akal, jiu'a yang berasal dari

Tuhan

itu

mempunyai sifat kekal atau lanpgeng sesudah manusia mati

vang

melepaskan

did

dari

belenggu badan manusia. Sebagaimana

dikatakan:

Bndi pikir angen-altgelt eling tingyl urllad ngakal kening edan, susah bingatg lali sare, ltudi kih nora jt/ur, ina n mgi /?/angErxl/; drengki, ntrilt ajane pibafua,

;- Dikutip dari Ibid., 57-58.

(10)

/d ,

'a

p

1,

-\C'

-b \-a

,LU ln

,""

'idi

-.i

i..

-J , t, r:tt

'::;, i.':

ruillkifig l1ang sukar, srii paksa nrak dnjana, tar gunangtutg al?luk len/al) fibing nistip, ngalani vandanira.

"I(ehendak angan-angan serta ingatan, suatu bentuk akal 1'ang bisa gila, susah Llingung membuat iupa tidur, akal kebanyakan tidak juiur, siang malam membuat ked.engkian, demi kesenangan pribadi, sedangkan terhadap kehancuran o{ang lain, bersifat dengki, memaksa, melanggar

aturan, lagi pula suka disanjung, sombong, yang akhirnya membuat

manusia tidak berharga sekali, menodai penampiiannva".ls

Ketigtt, pandangan tentang alam semesta (kosrnologi). Siti Jenar memandang

alam

semesta (makrokosmos/1agad gede) sama dengan

manusia (mikrokosm,rs/jagd cilik), minimal kedua hal

itu

merupakan

barang

baru

ciptaan

Tuhan

.yang

sama-sama

akan

mengalami

kerusakan, tidak kekal dan

tidak

abadi. Nlanusia

terdiri

dari iiu,a dan

raga yang intin1,2

ialair iirva

sebagai penjelmaan

dart

Dzat

Tuhan. Sedangkan

r^g^

adalah

bentuk

luar

dari

jiwa

yang

dilengkapi :ancaindera, berbagai organ

tubuh

seperti daging,

otot,

darah, dan

-;lang. Semua aspek keragaan atau ketubuhan adalah barang piniaman

',''lng suatlr saat setelah manusia tedepas dari kematian di dunia

ini

akan .:embali berubah meniadi tanah serta kembali kepada pemilik-Nya.

Gagasan

Siti

Jenar ),ang

mencakup

bidang

ketuhanan,

.::manusiaan

dan

keiirvaan serta

alam

semesta

itu

bersumber dari

,:

rsep

bahrva manusia adalah jelmaan

Dzat

Tuhan. Hubungan jirva

:.ri

Tuhan) dan raga berakhit sesudah manusia menemui aial atau

.:natian duniawi. Inilah vang menurut Siti Jenar sebagai ketertrepasan

-'..rusia dari b,elenggu atram kematian

di

dunia. Sesudah

itu,

manusia :.- flafilrtlgttl dengan

Tuhan

dalam keabadian. Pada saat

itu

semua

:::rk

badan audagttau ketubuhan jasrnaniah ditinggai karena barang

.^

l:au.,idit/t) yang dikenai kerusakan dan scmacam barang prnjaman -

-

rarus dikembaiikan pada yang punya, yaitu Tuhan sendiri.i'

Keentpm, pandangan tefltang fungsi akal. Dalam pandangan Siti

i-.:.

aungsi akal banvak dikaitkan dengan intuisi. Pandangannya ini . ,-:. Siog2t berpengaruh besar terhadap fungsi atr;ran fcrrmal shari'ah,

-:

jsnla

tentang

"lima rukun

Isiarl".

Dalam

beberapa pupa/s,

r'r.:.:-ir-ir Siu jenar sering menggunakan istilah yanq sama, t.etapi kata

-

*:eigunakan

untuk

menunjuk

aru

:'ang

tampak

saling
(11)

Deiieir.:1n-qan.

Iiata

akai yang juga diartikan

sebragai

"budi

eling", mis:ln.,-a,

di

satu pihak dikatakan sebagai pegangan hidup, tapi

di

sisi

i:irn luga clipakai

untuk

maksud kehendak, angan-angan, dan ingatan.

Berbeda dengan akal dalam

arti

pertama, akal dalam

arti

kedua

ini

droanciang kebenarannya tak dapat dipetcaya.

Ia

bahkan meflganggap

'cahs-a akal selaiu berubah dan dapat mendorong manusia melakukan

perbuatan jahat. Dalam Suluk Walisang,a dtkatakan:

llamta

ztangkla ltasira kalair, nganakaken tekad kEabarilah, kadailah

dilrut \aJ€, angaken Data'llalnr, badi eling den ang4E Gusti, Parz.geraning

t??ailurgsd, sintpat rong puluh, ntawulud kidam /an baka, ntukalaJbh /ilkau,adis

n1, awe ia ni, gu rn lam ya sipat arryar.

"N{aka tercetusla}r di dalam hatinva, bertekad membuat ajaran seperri

Jabariyah, Qadaril.2fi maksud hatin1,2, mengaku sebagai

Dzat

AJlah/ akal dianggap sebagai

Gusti (Iuhan),

sesembahan manusia, r.ang memiliki sifat dua puiuh, yaitu berupa qidan dan ltaqd', xtakhila;t'ah li a/-l1awidith berbeda/ dengan sesuatu vang baru".

Pada pupth yang iain dikatakan:

Salat linang taaktu ptyi dikir, prastatuing las karcanla piltadla, bener luput lanpa dewe, udarba gatry tertantu, badan ahrs kang nunah karti, ngendi ana Hlang Suksrua, kyeba murry ingsan... hthur langit iapta hani durung ruangtlt,

ntidrya dhat kang mil1a.2o

"Salat lima waktu dengan memuli dan berzii,-ir, memiliki pandangan r.ang iernih adalah kehendak pribadi, benar salah tanpa dirinr,a sendiri, dan dengan semangat l,.ang besar, badan halusiah i'ang mendorong

untuk melakukannya, di mana terdapat Hvanq Suk-sma {uhan), selain harva pada diriku sendiri"....",

di

atas langit dan

di

kedalaman bumi

belum ditemukan, ujudnva Dzat Yans NIuLa".

Relittta, aiann tentang perbuaran manusia

(afi/

al-'ibi$.

Dalanl bertragai pupult, nampak ielas bahwa pandangan Siti Jenar menglenai

perbuatan rnanusia

sebasai

kehendak

Tuhan seperti

pandangan

Jabarivah. Tuhan adalah

Dzat

yang mendasari adanya manusia, hervan,

tum'buh-tumbuhan dan segala yangada, vang adanya ter€lantung adanya

Dzat

itu.

Tanpa adan\,a

Dzat

tersebut mustahil barang sesuatu yang

n.ujud

itu

acia. Dalam aiaran Siti Jenar, Dzat Tuhan selain sebagai sebab

dari

segala sesuatu, sekaligus merupakan asas yang menjiwai segala

sesuatu vang rnawjiid. Pandangan

ini

dapat dilihat dari ucapannya bahwa ciirin-,,a adalah pribadi yang terbenruk arau terjadi sebagai penjelmaan

:0 Ibid., 76.

(12)

II

1i

n

1

J

)

:1

n

1,

10

-5 Ib

-la

Ia 1n

Hyang

Widi,

serupa dan secitra dengan dirinya.

Ia

memiliki sifat-sifat

sebagaimana sifat-sifat yang dimiliki Hyang W'idi.2l

Keenant, ajaran tentang fuIanunryaling Kawala

Custi.

Aiaran

ini

terdapat dalam Serat Wl/a/isana Pupuh Asruarariana, terbitan

Tan

trdhoen

Swie,

Kediri tahun

L932,

sebagaimana

dikutip oleh

Zoetmuider22,

sebagai berikut.

...Seh ltntah Ahang rgandika, Ea na kakgan tet//t/, iy,a ingsrn iku Allah. I\1ata ingsun kang sEati,jryahrk Prabtt Satntala, lan ana itlan jaline, ingkang arun bangsa A//ah, Llo/ana Magib tn$ar, ika jisint araniputr, Seh l.enahltang aryandika. Kawula aruedar ngdlrui, angraosi katung4alan, riedeli:irt sadangane,

ma/>an

jisin

nlra nand, dene kang kawicara, ruapan sEalt ning nge/ntt, sami atilyak ),,araild.

(Seh Lemah Abang (Siti Jenar) berkata, "N{arilah kita berbicara dengan terus terang.

Aku

ini

Aliah. Akulah yang sebenarnl-a disebut Prabu Satmata (H1ang llanon, Yang N{aha Tahu), tak ada lain 1,xng bernama

ilahi. N{aulana Maghrib berkata: "Tetapi (vang kau tunjukkan) itu

disebut badan". Sha,vkh Lemah Abang berkata: "Sava menyampaikan

ilmu

(tertinggi) yang membahas ketunggalan.

Ini

bukan badan,

seiaman,va bukan, karena badan tidak ada. Yang kita bicarakan ialah

ilmu

seiati dan

untuk

semua orang

kita

membuka

tabir

(artin.,,a membuka rahasia yang paling tersembunvi)".

Ungkapan

Siti

Jenar

di

atas

tidak

bisa dipahami secara litetal

belaka, melainkan harus dikaitkan dengan pengalaman tasaurrf sufi

lainnya

yang

sejenis, semisal

Ab0

Yazid

al-tsistAmi ataupun Abri

)[ansrir

al-HallAj.

Abri Yazid

dianggap seorang

sufi

pertama yang

mempunyai paham ittil)dd (kebersatuan hamba dengan Tuhan), karena

dalam keadaan

fati

dan baqi'-nya

itu

menunjukkan keadaan bersatu dengan A1lah.23

Dari

sini

kemudian

Abfi

Yazid

menganslap dirinva relah bersatu dengan Tuhan, padahal karena ke-fand-annva

itu

ia tidak mempunyai kesadaran lagi, seolah-olah bersatu dengan nama Tuhan. Seperti dalam ucapannya ketika ia selesai saiat Subuh: "Sesungguhny,a

:: Ibid., 89-90.

::

P.J.Zoetmulder, h{anangga/ing Kayala Gu.eti: Pentheisme dan lvloilsnte Dalant Sa:tra

'rhk Jaaa ([akarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991), 358.

:'

Harun Nasution, Falv;fah dan hliiisisnrc dalam Islan $akarta: Bulan Bintang, 19i3i,
(13)

-{,<; adalah

ruhan,

trada Tuhan selain

Aku

dan katena

itu

sembahlah ,1li'J

.-Selalan dengan

itu,

ai-Halldj

pun

mengungkapkan pengalamzn

bersatunva dengan Tuhan melalui syairnya:

Jyrt ,LIr

ir!\

d

K.r-r,

3

,!-y

.>-y

"Jr-

Fe

ul c-;t li!,

G-

;,; et-i

rip 'Jirr,'amu disar.rkan dengan iiwaku sebagaimana aflggur disatukan dengan air suci. Bila ada sesuatu yang menyentuh-N{u ia menventuhku pula, maka ketika itu dalam sedap hal Engkau adalah aku,,.

Apabila

Abfi

Yazid

menganut

paham

ittihid

dan

al-Halldj

berpandangan Hulil/, maka Siti Jenar mengajarkan paham h{anangaling

Kayula Cusli, vang ketiganya memiliki makna yang hampir sama, yakni kebersatuan hamba dengan Tuhan. Selanjutnya dipertegas lagi dengan ungkapan:

Yekt n'us aneng ntaniru, ncra pisah ina wengi, narullltg ing ruengko kewa/a, ana araa kawula gusti, suuene ingtrn ntali, herying

ltut

ittgsan irlttp, sima gasti kawala, ruang

kai

aip pibadi, langeng rueneng aneng anane pi1)nga.26

"(I{a*'ula dan gusti itu) sudah ada dalam diriku, siang dan maram tidak

pisah dari diriku, tetapi hanva unruk saat

ini

nama ka*,,ura-gusti itu beriaku, 1'akni selama saya mati, nanti kalau sa1'a sudah hidup lagi, gusti

dan kav'ula lenvap, yang hidup hanr.a diriku sendiri, keienteraman langgeng dalam dalam Ada sendtnf,.

sebenarnya ungkapan

di

atas merr.ipakan sikap protes Siti Jenar atas pemanggilan dirinr-a oleh Deu,an Walisongo unruk menglarifikasi

alarannya.

Ia

menganggap, bahrva siapapun

tidak

berhak mengatur

dirin1.a, termasuk raja sekalipun, karena dia hidup dari dirinva

,..rdiri,

dan tidak merasa menerima peaghidupan dari sultan Demak. Bagr

siti

Jenar, pengabdian

dan

kepatuhan sepenuhnya hanya kepada

AIrh,

bukan kepada sesama manusia. Dikatakan selanjutnya:

Jaine wali narendra, pada hae laa,an raarui, neng doryra asl2;at ,owa, besuk basok awor siii, rnu/ane san tan @li, ineh sama ing tnmawuls, lan manih kawrahana, kang aran kawa/a gasti, s@aline dada uwa ning nanungra.2l

=

I-rhat AJ.Arberrv, l,'Iaslint Saints antj Mlnics, terj. Anas Mahl.,ddin @andung: Pustaka Salman, 1983), 132.

:: Ibrihim Basini, Nesh'at al-Tasaa,ataf a/-I.r/,?mi (Kairo: Dir al-X{a.Ari

i,

1967),262. :r Zoetmulder

, fulanunggaling Kapala Guni, 362.

- _t::d.

(14)

i

.l

j

n

"(Sebenarnlraparawals,danraja, sama saja dengan sava, di dunia ini kita merupakan mayat-mayat, nantinya akan busuk bercampur tanah, oleh karena

itu

saya

tidak

sudi, diperintah oleh sesama makhluk, dan ketahuilah

itgu,

).ang disebut kag'ula-gusti, sesungguhnva tidak

berkaitan dengan seorang manusia biasa seperti yang lain-lain)".

Dari ungkapan-ungkapan seperti itulah, Siti Jenar dianggap sudah

menl,impang

dari

ajarun

Islam

yang benar (heretis), sehingga Dewan Walisongo pedu memberikan hukuman mati.

2.

HamzahFansuri

Sebagaimana

Siti

Jenar,

bagi para peneliti pemikitan

Islam Indonesia, nama Harnzah Fansuri merupakan suatu

misteri,

karena

ridak adanya data akurat )rang mengungkapkan secara utuh biografinva. Hal

ini

akibat nasib tragis yang menimpaflya, ketika berhadapan dengan kekuasaan waktu

itu,

di

mana

p^r

pengikutn,va

dibunuh

dan buku-bukunya dibakar. Beruntung, masih ada karya tulisnya berupa prosa Can puisi vang dapat diselamatkan, dan sampai sekarang menalik untuli

Cikaji.

Dari

sinilah sosok Hamzah dikenal. I(arya prosanya yaitu Zinat :l-Muwahhidin atau disebut juga Shardtt al-Ashiqin,

Asrir

at-Ariyn

dan

),[untabi. Sedangkan karya puisinya terdiri atas .f1air Peraha, Sl,air Dagang,

:in

SlairBarungPingai.2s'

Melalui svairnya diketahui bahwa ia berasal dari Fansur, sebuah

:-r:npung di daerah Barus, Sibolga, Sumatera Uta:a

Hamqah

nin

asalrya Fansnri, mendopat wujad

di

tanab Sltabruau,i.

B e ro le b k hi lafat i ln a

y

rry' a /i, d arip ad a Ab d a l-Qa di r J i la n i.ze

Ia

diperkirakan

hidup

pada masa kekuasaan Sultan

'Ala

al-Din

:-

-.'.'at

Siah

a1-I\{ukammil (1571-1607),

-ymg memerintah

di

Aceh

::

1586-1604.10 Kepastian Hamzah hidup pada masa al-Mukammil

'

.::iihat pada sy2i1n,va yang berjudul trkatan-ikatan 'Ilw al-Nisa:

'',::.-karya Hamzah ini dapat dilihat pada: Johan Doorenbos, Dr Gevhri;t'ten uan

-:-::..;). Pansoeri (-eiden: NV.\rh. Batteljee dan Tempstra, 1,933); Syed Naquib

a1---

',

l-lr llystitisn of HarnTah Fansai (Kr-rala Lumpur: University of Mala1,2 p165s,

-

. -i,:dul Hadi \\'1\{, Tanwufs'angTerbesar: Kajiart Herutenetttik lerhadap Kanta-,kat)c

::

- .;';:tri.{akarta: Patamadina, 2001).

: '

- Diet.es Can L.F. tsrakel, 'I'lte Paetzs of Ilan4alt Fanytri (-eiden: KITLY,

'

-

ll,rrenbos, De Ceschiften,l0T-108.

:--:i.-

'a:.grimana pemerintahan al-X{ukarnmil lihat },{ohammad S:rid. ,,lrelr

Teosofi-\/olume,1, Nomor 2. Desember 201.{ 119

rr si

1r

:i, :ti

(15)

ifenba nengikat

tair

ini, di bawab Hadltarat radja jang wali, karania Allah akot Toehan karui. Sjah Akm Radjalang adil, Radja Qoetoeb jang sempoerna kirutl, ll:'ali Al/alt .rarupoerila wdsil, Rarla

aif

lagi fu[akawrnil. Beftarubah daulat Slah

Alan,

rtakota pada sekalian alam, karoenia llahi Rabb

al-'alartina, rteryadi rarla kedoea a/aru.31

llenurut

al-Attas, syair ini merupakan pesanan sultan, atau paling

tidak, Hamzah yang mempersembahkannya keoada Suitan.32 Adapun

Rala Yang Wali, yang dimaksud adalah Sultan 'Aia al-Din fu'ayat Syah, rang dikenal sebagai Syah Alam, dan bergelar Salyid al-Nlukammil.33

Dari

sini dapat ditegaskan, bahwa Hamzah

hidup

semasa Svah

Alam berkuasa pada 997-101,1,

H/

1509-1602

I\{

atau pada akhir abad

ke-16

sampai arval

abad ke-17.

Ia

diperkirakan

wafat

sebelum

1.016 /1.607 .34

Dari

seluruh konsepsi pemrlitran

Hamzah,

nampak

adanya

kontinuitas dengan

Ibn

'Arabi, al Qunaw{, JalAl al-Din al-Rrimi. Dalam

s-vair-svairnya, ia banvak memperoleh

ilham

dari karya al-AttAr, Manliq al-T'a11ir, kar1,2

'IrAqi lttrua'at, dan

karya

Janti', I-awd;l.

Namun,

menurut

Abdul

Hadi \\/N{.,

karena Hamzah

lebih

banvak mengutip I-ana'at, karya

Iraqi

(rv. 1289), hal

itu

memperlihatkan adanya pertalian istimewa

^nt^r

pandangannva dengan pandangan lraqi.3s

Dalam kan'a-kan'anya, beberapa kali ia menyebutkan nama

Ibn

'Arabi, yang menunjukkan adanva pengaruh sang shavkh terhadapnya. .N{enurut

Ahvi

Shihab,

para peneliti pada

umumnya

bahkan menganggap

Ibn'Arabi

sangat berpengaruh dalam pemikiran Hamzah, sehing;a dinilai orang sebagai orang vang pertama menjelaskan paham yahdat al-wlyid

lbn

'Arabi untuk

kawasan

Asia

Tenggara.3t' Itulah

31 Doorenbos, D e Gescbi;t'ten,

69 -7 0.

32 S)-ed Naquib Al--{ttas, Ilanii and y6, 1{tryildt1ah of

llh

Centary Acbelt

lSiingaporc: MBRAS,1966),44.

i3

Lihat

R.

Hoesein Djaiadiningrat, Kesaltanan Aceb: Smta Penbabatan Tentang

kybanan ,4cel:t Berdasarkan Baban-bahan Yang Terdapat Dalan Karya hlelayt, ter1. Tertktt Hamid @anda Aceh: Depdikbud, Proyek Pengembangan Permesiuman Daerah Istimev'a Aceh, 1982), 213.

ra Lihat Al-Attas, Tlte l['.rticivt, 3-13; A. Hasvmy, kbadalaan Auls Dalan S'/arah Qakarta'. Beuna, 1,983), 195-197 .

r'

Abdul Hadi WN{., HamryiL Farstti: Hsalah Tananf dan Puisi-puitirya @andung: \Iizan, 1995), 21.

16 Shihab, lslan Su.finik, 125.

(16)

I I

a n

ia

1,

P ,n )n '4.

ltl

h,

m ah

)re:

tdng

uku :rah

sebabnya,

al-Raniri

menyebut

Hamzalt

sebagai

penyebar

aiann ,^ t^ r 17

t'///tldt),a0.

Mengenai konsepsinya

tefltang

Tuhan,

sebagaimana tersebut

dalam

Asrir

al-Aifr,

Hamzah membedaka.n znt^r^ pandangan uiama

Svariat dengan altl al-.rulik tentang.,vujud Aliah.r8 Ia menoiak pendapat

ulama Shari'ah l,ang mernbuat pemisahan antara

Zat Allah

.len[an

..r'ujud rUlah,

vang

diibaratkan matahari dengan

sinarnya

matahari

:dalah

sesuatu,

dan

sinar

sesuaru vang

lain.

Baginva,

hal

tersebut :nenunjukkan

Tuhan

bersifat transenden atau imanen dengan alam;

cadahal

Zat

,\llah

dengan Wujud-N_va merupakan satu kesaruan.

Ibn

-\rabi

menjelaskan

hal

sepertr

ini

dengan

taniih

dan tashbih. Tanry"l:

rerarti

keterasingan, pengagungan, pengakuan akan sifat transendensi Tuhan. Lar.van kata

ini

adalah tashbi/t, ),akni perbandingan, penyamaan,

;rengakuan atas simbolisme

Tuhan

atau imanensi Tuhan.3e Dengan Jemikian,

Wujud Allah

dengan

wujud

alam

pun

merupakan sesuatu r ang

tidak

dapat dipisahkan, karena alam

tidak

akan

temujud

tanpa

'fi'ujud Allah.

Dalam

masalah metafisika penciptaan,

Hamzah

memulai

:embahasan penciptaan dari hakikat Dzat Allah atau

Kunhi Dzat,yang

lisebut

I-6

Ta'E5,un,

yakni

keadaan hakikat vang

tidak

mempunvai :anda, tanpa

n

m^ dan sifat. Jadi, daiam keadaan yang masih belum ada -retentuan (entitas), belum terdeskripsikan. Menurut Hamzah, artt I-d Ta'E1an

itu "tidak

flyata".4''' Kemudian, terjadilah ketentuan-ketentuan

lmulai.

Selanjutnya,

ZatYang

N{aha Suci tersebut menentukan

diri

:a'ajyan) melalui "pengaliran

keluat"

atau

"rurun"

(tana7ryufi, dengan

relalui

lima martabat (fase).

Nlartabat pertanta, membentuk sifat-sifat, yang

terdiri

atas 'I/rn,

i''tyiild, J'buhiid, dan

I'iilr.

Sifat

ini

adalah aspek lahiriah (eksternal) dari

7at

Yang N{aha Suci. Karena

sifat

'Iha, maka

Zat

Yang Mudak itu

'- Lihat antara lain Nuruddin al-Raniri, "N{a' al-Hayit

li

Ah1 al-N{amit: Tibyin fi I'lr'rifat al-AdyAn" dalam Ahmad Daudr,, Slekh liuruddin ar-Raniri Sakarta: Bulan 3rnrang, 1978),44.

'i rl-Attas, Tlte N!ilicisn,242^

'

Lihat Titus Burckhardt, An Introdrctiort to Snf Dotine, terj. D.M. Matheson (Lahore:

:r.

Nluhammad Ashraf, 1973;), 154; Sahib Khaja l{han, Studies in Ta.raa,aj' ,,]Delhi:

- j:rah-I Adabivat-I Delli, 1978), 233.

l-rhat Al-Attas, The Llysticitn, 31, 5.

ung:

(17)

nenjacil

',4/int. Selanjutnl.a, pada martabat kedua, karcna

'Alim

maka

adt

)Ia'/int-nr,,a yang disebut

ajdn

tb,ibitah

(wujud

potensial), yang

kadang disebut

itga

snwar al-'ilrufi,at, lrnqiqnt al-ash16', dan

rfih

idnfi. )Iartabat ketiga, rmb

i{ldf

keluar seperti gelombang laut yang menguap ke udara, disertai perkataan: Kun

fay

kfr n berbagai-ba g^7" .o' Selanjutnya,

uap-uap

itu

membentuk awan, yang kemudian terpencar jatuh menjadi air hujan. Yang ciisebut terakhir

ini

merupakan tamsil dari roh manusia,

binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Ini

hanvalah suatu ilusi dari

kemung-kinan asal terjadinya sesuatu (isti'dlC aslfi, yang betada pada ma*abat

aJin

thibitah,yang mencerus keluar menjadi realitas-realiras atau benda-benda aiam yang beraneka ragam bentuknya. Reaiitas-realitas yang sudah keluar ini disebut ajnn kltnri;t1ah.

Rfrb

idAf

yang menjadi rul-r manusia, binatang

dan

rumbuh-tumbuhan

itu

adalah

nur

atau

cahaya

Tuhan yang

tidak

dapat

memisahkan

diri

dari semua la'a11un-Nva. Ta'a1yan Tuhan sebenarnva

tidak terhingga (rud ld niltE,ah /ah), namut vang dibicarakan Hamzah di

sini

hanva

ltma

martabat saja

di

mana martabat keempat dan kelirna

adalah berupa alam semesta.

I&jian

Hamzah berikutnya vang menimbulkan polemik adalah

mengenai kemakhlukan al-Qur'dn, kebersatuan wuiud, al-insin al-kimil, dan keb,ersatuan hamba-Tuhan.o2 Polemik rersebut dimuncuikan oleh al-Raniri vang hidup di Aceh ant^ra tahun

!637

sampai 1644

M

serrrasa pemerintahan Sultan lskandar Tsani. Ia mengdtik dengan keras ajaran

Il,amzah

,yang disebutnva

dengan

wajildtltah,

yang

secara umum

Cian.ryiapnva sesat bahkan ateis.

Melalui

pengaruhnva

di

israna, ia

mengusulkan kepada Sultan untuk menghukum para pengikut paham 11,ujid/tab

dan

membakar seluruh buku-buku karangan Hamzah dan Svamsuddrn.

C. Sanggahan terhadap Tasawuf Falsafi

jika

dikaji

secara mendalam, sebenarnya

tidak

ada perbedaan

lang

tajam antara pemikiran tasawuf falsafi dan tasaw-uf sunni, karena keduanya

masih

berada

dalam bingkai

aqidah

Islam.

Justifikasi

penvimpangan dengan pemberian berbagai predikat seperti zindik,

kuf,

=1 tbid., 317.

+r

lI.

Afif Anshori, Tanwaf Sjekh Falufi Ham4zb

Fansui ffogvakarta: Gelombang Pasarg, 2004),

(18)

.

: ir/. dan sebagainya adalah tidak tepat, karena kerangka

pikir

yang -

.;nakan

adalah berbeda antaratasatvuf

falsaf dengan sunni,mesldpun

:.:-gkalnya adalah sama.

Penentangan terhadap ajarun tasawuf falsafilebih didasarkan pada rvatiran terjadinya pembiasan pemahaman pemikiran, terutama

--r

kalangan awam yang pola berpikirnya masih sederhana dan tingkat

- -.dahnya belum mantap.

Hal

ini

terlihat dari pernvaraan Sunan Giri,

sesungguhny^

^pa

yang

diucapkan

Siti

Jenar

di

atas dapat

ri

oleh

para

\X/alisongo,

di

mana ketika

Siti

_|enar datang

-

;:nenuhi

undangan

Dewan

Walisongo

untuk

berdiskusi tentang

-

.ririrr

Silfi,

ia

menjelaskan

doktrin

kesatuan makhiuk, ,r,aitu dalam

ian

akhir

hanya

Aliah

yang ada

dan tidak

ada

perbedaan

!s yang nyata )ang bisa digambarkan antara Allah, manusia dan ciptaan lunnya. Sunan

Giri

mengatakan bahwa doktrin

itu

benar, ::-..Di ia meminta jangan diajarkan karena bisa membuat kosong masjid

:.:

oranpl mengabaikan shari'ah.a3

Sebaliknya pada kasus Hamzah adalah cukup mengherankan jika

.--Raniri

memandang sesat,

zindik,

nuQid,

dan

kufr

pada

ajaran

'

,;id$alt*,

sebab ternyata al-Raniri

tidak

menolak ajaran

Ibn

.Arabi

-:',1m masalah tajalli Tuhan

di

alam semesta. Sebagaimana dinyatakan

Daudv bahwa, konsepsi

Ibn

'Arabi dalam masalah ketuhanan

mendominasi ajaran

dan

filsafat

tasawuf

di

Aceh,

terurama

:-.,:nuf

Hamzah dan Syamsuddin dan juga pengaruhnya yang sangat

-.:.'esan pada pemikiran al-Raniri.as Apalagi, sebagaimana dikatakan al---

.;s.

"pada

dasarnya aiaran

al-Raniri

identik

dengan

apa

__yang

- .'-rrkan secara

lebih

jelas

oleh

Hamzah. Semua

itu

menunjukkan

":::d2

kita, tokoh ai-Raniri

ini

berada dalam keadaan yang sulit, yaitu:

,: -,rang ulama yang bertindak sebagai

natakallin dan

sufi

sekaligus.

--.rirnya,

al-Raniri

keliru

dalam

pendapatnya".a6

Steenbrink

pun

--rqakui

bahu'a meskipun

al-Raniri

menentang rasawuf Harnzah,

l'i-rrk R. l7oodrvard,

lskn

in Jaaa: l{orrnatiue and Mlsticisn

in

tlte Sultanate of

; .;iafta, terj. Hairus Salim HS (fog1'akarta: LKiS, 1999), 149.

-_-...at Ahmad Daud1,, "1\{i'al-Hayit ii Ahl al-Mamit", DialogEdisi Maret 1978,

79-'

-..t Ahmad Daudy, Allalt

dan Llanaia Dalan Konvpsi slLayiklt Naraddin ar-R-ati5 .. =;:.r: Rajawali, 1983), 74-115.

'

-- \ttas, Ranii,42.

(19)

tetapi secara

pribadi

(atau karena alasan politis) juga menitikberatkan unsur

tasas,'r.rf.a-Oleh

karena

itu

agak mengherankan, apabiia

misi

al-Raniri di

Aceh hanya semata

ingin

menentang tasawuf Falsaf, padahal sebelum

tahun

1637

ia

sudah pernah berkuniung

ke

Aceh,

yang rvaktu

itu

dipimpin

Sultan Iskandar

Muda.

l)i

bawah perlindungan Iskandar

N{uda

ini, doktrin

tasawuf falsafl wryildtlah yang diajarkan Hamzah dan

Svamsuddin

mengalami

masa

kejayaan.

Baru

kemudian

setelah

Svamsuddin dan Iskandar Muda war,at, al-Raniri datang ke Aceh pada 6 N{uharram 1047 /31,

Mei

1,637

di

masa Sultan Iskandar Tsani, dan ia ditunjuk menjadi Shavkh al-Islam.a8

Dengan kedudukannya yang

tinggi dan

strategis

ini,

ia

mulai melancarkan "pembanran Islam" di Aceh. Nlenurut pendapatnya, Islam

vdavah

ini

telah dikacaukan

oleh

kesalahpahaman atas

doktrin

sufi.

Selama

tujuh

tahun

di

Aceh

ia

mencurahkan

waktunva

untuk

menentang

doktrin

a.,ryiidfiab.

Dia

bahkan melangka-h demikian iauh

dengan mengeluarkan fatwa vang mengarah par)a semacam perburuan terhadap "orang-orang sesat; membunuh orang-orang vang menolak melepaskan keyakinan dan meninggalkan praktik-praktik sesar mereka,

dan membakar hingga menjadi abu seluruh buku mereka".ae

Al-Raniri

baru menemui sialnr,'a saat dikalahkan

oleh

Syaif

al-Rijal,

seorang lrzarga Nlinangkabau,

dalam suatu

debat

terbuka

mengenai ajaran aryiidg'alt, dan karena kekuatan argumentasinl'a itu,

sang pemenang memperoleh periakuan terhormat dari Sultanah Safiat

al-Din, pengganti Iskandar Tsani.

Catatan

Akhir

Dari kedua kasus pertentangan ideologis antata Hamzah Fansuri r'ersus

Nuruddin

al-Raniri serta Siti Jenarn ersus l7alisongo terdapat beberapa

faktor

kesamaan. Pertanta,

faktor

teologis. Kendati al-Raniri

dan

Walisongo

merepresentasikan

tasawuf

sunni,

namun

ketika

rnengritik

tasawuf

-foltd,

mereka menggunakan paradigma teologis,

sehingga

muncul

klaim

dan

justifikasi kafr, zindik,

dan

rnalbid.

r- I(arel A. Steenbrink, llenrui'I'uban dengan Kacanata Barat: KQian Kitis lvlengenai

Agana di Indonesia ffogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988), 177.

a8 Azra,

Jaingan Ulana TitnarTengah,lT6. .' Ibid.. 177.

(20)

an

Hendaknya,

ketika mengritik

tasawuf harus menggunakan kacamata tasarvuf pula, karena

titik

pandangnya berbeda.

kdua,

faktor

politis.

di

Ftrarus diakui bahwa al-Raniri dan Walisongo memegang posisi

politik

lm

tertinggi, al-Raniri sebagai

Sha$h

al-Isldn

di

I(esultanan

Aceh

dan

iru

\X/alisongo

menjadi

penasehat ag

m

Kesultanan

Demak,

y^ng

dx

menghendaki "penyeragaman

keyakinan",

tapi

mereka

harus

lan

berhadapan dengan komunitas masyarakat pinggiran yang memiliki

:lah

paham berbeda. Krtigo,

faktor

kesamaan genealogis.

Jika

ditelusuri,

la

6

rerflyata

^ntar

Walisongo dan al-Raniri memiliki garis genealogis yang

r

ia

sama, yakni dari Hadramaut yang berpangkal pada Imam

Ahmad

al-\IuhAjir.

Sebaliknya,

Hamzah

dan

Syarnsuddin

serta

Siti

Jenar

.ulai

:nerepresentasikan mas\,arakat pribumi.

lam

Kendati begitu sengitn,va kontestasi ideologis yang berakhir pada

sufi.

:erburuan

massal

dan

membawa

korban

tersebut,

tetapi

telah

rruk

nemberikan

sumbangan

yang

sangat

signifikan

bagr

l<hazanah

iauh

,;eilmuan

Islam

di

Nusantara,

apalagS

bagi

perkembangan Islam

ftran

,elanjutnya.

rolak

reka,

Daftar

Rujukan

-{-Attas,

S,ved Naquib.

Ranii

and tlte lYaliidfiab of

l7n

Centary Acheb.

ii

al-

Singapore: A,{BRAS, 1966.

buka

----. The L[.lsticisn of Hamryh Fansuri. Kuala

Lumpur:

IJniversity

of

r

itu,

Malaya Press, 1970.

Safiat

, -Raniri, Nuruddin. "N{a' al-Haydt

li Aht

al-MamAt Tibydn

fi

N{a'rifat

al-AdvAn", dalam

Ahmad Daudy.

Slekh l{aruddin

ar-Raaii.

Jakarta: Bulan Bintang, 1978.

'-ishori, M.

Afif.

Tasawuf Slekh Falsafi HanTah Fansui. Yogyakarta:

rnsuri

Gelombang Pasang, 2004.

:dapat

-:berry, AJ. Nlailim Saints and l\L1stics, terj. Anas Mahyuddin. Bandung:

Ranir:

Pustaka Salman, 1983.

retik=

-::,

Azl.umardi. Jaringan (Jlama TiruarTengalt dan KEulaaan Nasantara

:logis.

AbadXWIdanXWII.Bandung:Mi2an,1.994.

,ryttlhi; ..:ri,

IbtAhim.

llash'at

al-Tasawwaf al-Islimi.

Kairo:

D6.r al-Ma'Arit-,

..,_18 /:.

1967.

--:--iessen,

l\{artin

van. Kitab Kuning Pesantren, dan Tarekat:

Tradisi-tradisi Islatn di Indonesia. Bandung: Mizan,1,995.

(21)

Burckhardt, Titus.

An

Introduction to safi Doctine, terj.

D.M.

Nlatheson. Lahore: Sh. Muhammad Ashraf, 1973.

Daudy, Ahrnad.

"Md'

al-HayAt

li

Ahl

al-Mamdt,,, Dialog Edisi Maret

1978.

---.

Allah

dan hfanusia Dalam Konsepsi

sbalikb

Nuruddin ar-Raniry,

J akata: Rajawali, 1 983.

De

Craaf,

HJ.,

dan

Pigeaud,

T.H.

Keralaan-kerQaan Islaru

di

Jawa.

Jakarta: PT. Grafiti Press, 1985.

Diajadiningrat,

R.

Hoesein. ksultanan Aceh: saatu pembaltasan Tentang

Kesultanan Acelt Berdasarkan Bahan-baban

yang

Terclapat

Datai

Karya

MelEa, teti. Teuku Hamid.

Banda

Aceh:

Depdikbud,

Proyek Pengembangan Permesiuman Daerah Istimewa Aceh,

1982.

Doorenbos, Johan. De Gucbriften uan Haru7ah pansoeri. Leiden: Nv.-vrh. Batteljee dan Temps tra, 1.933.

Drer,ves,

G.!VJ.

dan Brakel,

L.F.

Tl;e poerus aJ Han(ab Fanrui. Leiclen:

KITLV,

1986.

Hadi

wx{,

Abdul.

Tasa;auf

lang

Terbesar: KEian Herntenetttik terbadap Ka ry a - ka ry a H a ru qa b F an s u

i.

J akarta: paramadina, 2007 .

Hamqah Fansuri: Nsalah rasatuuf dan paisi-paisinla. Bandung:

N[t2an,1995.

Hasl'mv, A. Kebadcyaan Aceh Dalam Selarah.lakarta: Beuna, 19g3. Khan, Sahib l(haja. studies iru TasawnJ Delhi: Idarah-I Adabiyat-I Delli,

1978.

x'{ulkhan,

Abdul

Munir.

A1araru

dan

Keruatian

syekh

Siti

Jenar.

Yogyakarta: Kreasi W acana, 2001,.

---. Jjekb Siti Jenar: Pergaruulan Islaru-Jana. yog'akarta: Bentang, 2001. Nasution,

Harun.

Falsafab dan Mistisisnte dararu Islaru. Jakarta: Bulan

Bintang, 1973.

Poesponegoro,

MJ.,

dan

Notosusanro,

Nugroho.

Selarab l\asiona, Indonesia. Jakafia: Balai Pustak a, 1,990.

said, Mohamrnad. Aceb sEaryang Ahad. lvfedan:

pr.

percetakan dan Penerbitan Waspada, 1 981.

Saksono, $7idji. Mengislarukan Tanah Jawa. Bandung: N{tzan, i.996.

sasrawidjaja,

Raden.

slekh

siti

Jenar.

DjogJjajakrta:

I(eluw-arga

Bratakesawa, 1958.

(22)

1

+lwi.

Islan sufstik: Islarn Pertama dan penga*rbnja hirrga Kini di

I n do n uia. Bandung: Nltzan, 2001.

!:eenbrink, Karel

A.

Mencari Tahan denga* Kacaruata Barat: Kajian Kritis Mengenai Agama

di

Indonesia. yogl'akarta:

IAIN

Srrr^r, Karijaga

Press, i988.

-i:-lendraningrat, Rahman. s(aralt Hidup lyalisongo. t.t.:

Kuci,g,

19g3.

- ,:tazani (al),

Abu

al-wafa'

al-Ghanimi. ivladkltal

ila

al-Ta-shawu,a|' al-Islami, terj. Ahmad Rofi''LItsmani. Bandung: pustaka, 19g5. 'q'apanitra

-

Babad ranah Jawa: Kisah Kraton Blanbangan tlan pEang.

Semarang: Dahara

Pize,

199 6.

lward, Mark R. Islan in Jaaa: Normative and L[1:iicisn in tbe sultanate ofYogakarta, terj. Hairus Salim HS. yog,akarta:

LI(iS,

1999.

ulder,

PJ.

A4anwngaling Kau,ula Gasti: pantbeisrue dan L4onisrue

Dlhm

,fastra Sulak Jaa.,a. Jakarta: PT. Gramedia pustaka Utama, 199t.
(23)

LEMBAR

HASIL PENILAIAN

SEJAWAT SEBIDAI\G ATAU PEER REWEW

KARYA

ILMIAH

: JURNAL

ILMIAH

Kontestasi Tasa,vuf Sunn, Oon Tasawuf Falsafi Di Nusantara.

Judul Jurnal

Penulis

Jurnal

: Identitas

Jurnal

:

Kategori Publikasi Ilmiah :

Dr.

H.

M.

Afif

Anshori, M.

a. Nama Jumal b. Nomor/ISSN

c. Edisi (Bulan/Th) d. Penerbit

e. Jumlah halaman

Teosofi

2088-7957

Vol: 4 No: 2 Desember 2014

Prog. Studi Fils. FU UIN Sunan Ampel Surabaya 532 halaman

Ag.

E

Jurnal Ilmiah Internasional

E

JurnalllmiahNasionalTerakreditasi

X

Jui.nal Ilmiah Nasional tidak Terakreditasi Hasil Penilai Peer Review

Nilai Maksimal

Buku:

25 Komponen

Yang

Dinilai

79

"h

Nasional Tdk Terakreditasi

a.

Kelengkapan unsur isi buku (10%

b.

Ruang lingkup dan kedalaman pembahasan (30%)

c.

Kecukupan dan kemutahiran data/informasi dan

d.

Kelengkapan unsur dan

kualitas

penerbit (30%)

Bandar

Lampung,

Februari 2016

Riviewer 2

1_

\/fr-Prof. Dr. H. Nasor,

M.

Si.

Jabatan :

Guru Besar/Fak. Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Raden Intan

Lampung

Bidang

Ilrnu

:

Ilmu Komunikasi

Asal

Instansi

:

IAIN Raden Intan Lampung

Nilai akhir

(24)

LEMBAR

HASIL PEI\'ILAIAN

SEJAWAT SEBIDAI\G ATAU PEER REWEW

KAIYA ILMIAII

:

JI]R}[AL

ILMIAII

Judul Jurnal

Ilmiah

:

Kontestasi Tasm,vuf Sunni Dan Tasotttuf Falsafi Di Nusantara.

Penulis Jurnal

Identitas Jurnal

Kategori Publikasi Ilmiah

Dr.

H.

M.

Afif

Anshori,

a. Nama Jurnal b. NomorASSN c. Edisi (Bulan/Th) d. Penerbit

e. Jumlah halaman

tr

E

tl

M.Ag.

Jumal Ilmiah Internasional

Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi

Bandar Lampung, Riviewer 1

Prof.

Dr.

Jabatan

Bidang Ilmu Asal Instansi

Teosofi

2088-7957

Vol: 4 No: 2 Desember 2014

Prog. Studi Fils. FU

IIIN

Sunan Ampel

532 halaman

Surabaya

Pebruari 2016

.

Guru BesarlFakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Raden Intan Lampung

:

Tasanuf

:

IAIN Raden Intan Lampung

Jurnal Ilmiah Nasional tidak Terakreditasi

Nilai Maksimal

Buku:

25 Komponen

Yang

Dinilai

76

"h

Nasional

erakreditas

Nasional Tdk Terakreditasi

a.

Kelengkapan unsur isi buku (10%)

b.

Ruang lingkup dan kedalaman pembahasan (30%)

c.

Kecukupan dan kemutahiran data/informasi dan

metodologi (30%)

d.

Kelengkapan unsur dan

kualitas

penerbit (30%)

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen Contoh

Gambaran pendugaan pola penyabaran sumber lumpur bawah permukaan tanah dari hasil pengolahan data menggunakan software Res2DInv untuk lintasan 1, 2, dan 3 adalah

Dapat dilihat pada Gambar 4 grafik hubungan laju udara terhadap putaran mesin menunjukkan bahwa semakin besar putaran mesin maka laju udara yang dibutuhkan untuk

Hasil dari penelitian Manajemen Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam Mengatasi Problem Rumah Tangga ialah bahwa masyarakat Sumber Jaya

Jika melihat praktik di lapangan, menurut penyusun terdapat penyimpangan terhadap hukum Islam dalam jual beli makanan yang terjadi di tempat wisata Pantai Kartini.. Pada

Semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian tugas akhir. Akhir kata, besar harapan penulis agar tugas akhir ini dapat

Analisis dan interpretasi dilakukan dengan menganalisa hasil dari simulasi kondisi sistem eksisting dan hasil dari penerapan alternatif skenario kebijakan untuk pengelolaan

Terdapat beberapa kelebihan pada pertemuan pertama siklus II, yaitu anak semakin lebih bertanggung jawab atas tugas menggambarnya, anak lebih sangat antusias dalam