BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kedua fungsi pajak tersebut harus dijalankan secara seimbang dan tepat guna karena akan sangat berpengaruh terhadap keadaan perekonomian. Berdasarkan lembaga pemungutnya, pajak dibedakan menjadi Pajak Negara atau Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang akan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara secara umum. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah seperti provinsi, kabupaten maupun kota yang dipergunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
Pajak Penghasilan dalam APBN mengalami penurunan hingga mencapai 17 triliun Rupiah.
Kepala Pusat Kebijakan APBN Kementerian Keuangan, Askolani (04 Januari 2011) mengatakan bahwa target penerimaan pajak tahun 2010 tidak
dapat dicapai. Realisasi penerimaan Pajak Penghasilan non migas hanya bisa mencapai 97% dari target yang telah ditetapkan dalam APBN-P 2010
tergantung pada tingkat pendapatan perkapita, struktur perekonomian, distribusi pendapatan, keadaan sosial politik dan administrasi pendapatan.
Tabel 1.1. Investasi Indonesia
Pemerintah telah menempuh berbagai cara untuk meningkatkan peran investasi dalam pertumbuhan ekonomi, salah satunya adalah melalui kebijakan fiskal yang ekspansif. Kebijakan fiskal yang ekspansif dinilai dapat mendorong investasi melalui peningkatan permintaan agregat. Pemikiran ini merupakan gagasan J.M Keynes dimana peningkatan permintaan agregat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan investasi dan selanjutnya akan dapat mendorong pertumbuhan pendapatan masyarakat.
untuk fungsi ekonomi. Secara umum peningkatan belanja pemerintah lebih didominasi untuk fungsi pelayanan umum. Anggaran fungsi pelayanan umum tersebut antara lain mencakup: program-program pelayanan umum yang dilakukan oleh kementerian negara/lembaga, pemberian berbagai jenis subsidi, pembayaran bunga utang, program penataan administrasi kependudukan, program pemberdayaan masyarakat, pembangunan daerah, serta program penelitian dan pengembangan iptek. Sementara itu, belanja pada fungsi ekonomi dialokasikan untuk mendukung upaya percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan transportasi, pertanian, infrastruktur, dan energi. Meskipun anggaran belanja untuk fungsi ekonomi menunjukan peningkatan namun jumlah anggaran yang dialokasikan untuk fungsi ini tidak lebih besar daripada belanja fungsi pelayanan umum. Berdasarkan jenis belanja negara, perkembangan belanja pemerintah pusat masih didominasi oleh pengeluaran yang sifatnya wajib daripada pengeluaran yang bersifat tidak mengikat. Pengeluaran yang sifatnya wajib meliputi: belanja pegawai, pembayaran bunga utang, subsidi, dan sebagian belanja barang. Pengeluaran yang tidak mengikat seperti: belanja modal, bantuan sosial, sebagian belanja barang dan belanja lain-lain.
mengatakan bahwa penerimaan PPh untuk tahun pajak 2009 hanya mencapai 90% dari target, yaitu Rp4,5 triliun, padahal target yang dibebankan adalah Rp5 triliun (Sinar Indonesia Baru, 09 Januari 2010). Hal ini menjadi pemikiran karena disisi lain pendapatan perkapita masyarakat, investasi dan pengeluaran pemerintah cenderung mengalami kenaikan sebagaimana digambarkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1.2. Keadaan Inflasi, Pendapatan per Kapita, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah Kota Medan Tahun 2005 - 2008
Tahun Inflasi Investasi
(Miliar Rupiah)
Sumber : BPS Kota Medan
Dilatarbelakangi oleh uraian dan pemikiran-pemikiran tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh inflasi, pengeluaran pemerintah, investasi, sumber penghasilan perusahaan (yang ditunjukkan oleh pendapatan bruto sebelum pajak) dan sumber pendapatan masyarakat (yang ditunjukkan oleh pendapatan perkapita) terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di Kota Medan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah diungkapkan maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah inflasi, pengeluaran pemerintah dan investasi berpengaruh terhadap sumber penghasilan perusahaan (yang ditunjukkan oleh pendapatan bruto sebelum pajak) di Kota Medan.
2. Apakah inflasi, pengeluaran pemerintah dan investasi berpengaruh terhadap sumber pendapatan masyarakat (yang ditunjukkan oleh pendapatan perkapita) di Kota Medan.
3. Apakah inflasi, pengeluaran pemerintah, investasi dan sumber penghasilan perusahaan (yang ditunjukkan oleh pendapatan bruto sebelum pajak) berpengaruh terhadap Pajak Penghasilan di Kota Medan.
4. Apakah inflasi, pengeluaran pemerintah, investasi dan sumber pendapatan masyarakat (yang ditunjukkan oleh pendapatan perkapita) berpengaruh terhadap Pajak Penghasilan di Kota Medan.
perkapita) berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kota Medan.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh inflasi, pengeluaran pemerintah dan investasi terhadap sumber penghasilan perusahaan (yang ditunjukkan oleh besarnya pendapatan bruto perusahaan sebelum pajak) di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui pengaruh inflasi, pengeluaran pemerintah dan investasi terhadap sumber pendapatan masyarakat (yang ditunjukkan oleh besarnya pendapatan perkapita) di Kota Medan.
3. Untuk mengetahui pengaruh inflasi, pengeluaran pemerintah dan investasi terhadap Pajak Penghasilan di Kota Medan melalui sumber penghasilan perusahaan (yang ditunjukkan oleh besarnya pendapatan bruto perusahaan sebelum pajak).
4. Untuk mengetahui pengaruh inflasi, pengeluaran pemerintah dan investasi terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di Kota Medan melalui sumber pendapatan masyarakat (yang ditunjukkan oleh besarnya pendapatan perkapita).
pajak) dan sumber pendapatan masyarakat (yang ditunjukkan oleh pendapatan perkapita).
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal
Pajak yang ada di Kota Medan agar dapat mengetahui pengaruh inflasi, investasi, pengeluaran pemerintah, pendapatan perusahaan dan pendapatan perkapita terhadap penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) di Kota Medan. 2. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal
Pajak yang ada di Kota Medan agar dapat melakukan berbagai langkah – langkah yang dapat meningkatkan penerimaan Pajak Penghasilan sebagai sumber pendapatan negara.