• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOMOR : XXX/Pdt.G/2011/PA.Ktb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOMOR : XXX/Pdt.G/2011/PA.Ktb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan atas perkara cerai talak antara:

Pemohon, umur 29 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan honorer, tempat tinggal di Kabupaten Lampung Utara;

MELAWAN

Termohon, umur 24 tahun, agama Islam, pendidikan SMEA, pekerjaan honorer, tempat tinggal di Kabupaten Lampung Utara;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca dan memeriksa berkas perkara;

Telah mendengar keterangan Pemohon, Termohon, dan memeriksa alat-alat bukti di persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 3 Nopember 2011 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Kotabumi dengan Nomor: XXX/Pdt.G/2011/PA.Ktb tanggal 3 Nopember 2011 telah mengajukan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa Pemohon adalah suami sah Termohon yang akad nikahnya berlangsung di Kabupaten Lampung Utara pada tanggal 20 Februari 2009, berdasarkan Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kabupaten Lampung Utara, Nomor 45/19/II/2009 tertanggal 23 Februari 2009;

(2)

2. Bahwa sewaktu menikah Pemohon berstatus perjaka dan Termohon berstatus perawan dan dilaksanakan suka sama suka;

3. Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal di rumah orangtua Termohon di Kabupaten Lampung Utara selama 1 tahun 9 bulan, kemudian setelah itu Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal Pemohon tinggal di rumah teman Pemohon sedangkan Termohon tetap tinggal di rumah orang tua Termohon, sampai dengan sekarang sudah berjalan selama 2,5 bulan;

4. Bahwa antara Pemohon dan Termohon telah melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami isteri dan telah dikaruniai 1 orang anak bernama MCW bin Pemohon umur 1 tahun 1 bulan;

5. Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon berjalan rukun dan harmonis selama 1 tahun, kemudian setelah itu rumah tangga Pemohon dan Termohon mulai goyah, selalu diwarnai perselisihan dan pertengkaran terus-menerus. Adapun yang menjadi penyebabnya adalah Termohon tidak patuh apa yang dikatakan oleh Pemohon, Termohon selalu dipengaruhi oleh orang tua Termohon jadi selalu melawan kepada Pemohon, dan Termohon sering menuduh bahwa Pemohon memiliki hubungan dengan orang ketiga;

6. Bahwa setiap kali terjadi pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon, Termohon sering mengatakan kata-kata yang menyakitkan hati Pemohon, bahkan Termohon pernah pula menyatakan minta dicerai dari Pemohon;

7. Bahwa puncak ketidakharmonisan rumah tangga antara Pemohon dan Termohon terjadi pada bulan September tahun 2011, Setelah kejadian tersebut Pemohon pergi meninggalkan Termohon karena ada ancaman dari keluarga Termohon. Selama itu sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin dan Pemohon sudah tidak lagi memberi nafkah kepada Termohon;

(3)

9. Bahwa dengan adanya hal-hal tersebut di atas, maka Pemohon merasa sulit untuk mempertahankan ikatan pernikahan seperti ini sehingga pula tujuan pernikahan dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah tidak akan terwujud, oleh karenanya Pemohon telah berketetapan hati untuk menceraikan Termohon ke Pengadilan Agama Kotabumi;

Bahwa berdasarkan penjelasan dan alasan tersebut di atas, Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Kotabumi atau Majelis Hakim yang menyidangkan perkara ini agar dapat menjatuhkan putusan sebagai berikut;

PRIMER:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Menetapkan, memberi izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon dimuka sidang Pengadilan Agama Kotabumi;

3. Membebankan biaya perkara menurut Undang-undang; SUBSIDER:

Mohon putusan yang seadil-adilnya;

Menimbang, bahwa pada jadwal sidang yang telah ditetapkan Pemohon dan Termohon menghadap sendiri di persidangan;

Menimbang, bahwa terhadap perkara ini telah dilakukan mediasi dengan hakim mediator Asep Irpan Helmi, S.H, M.H namun tidak berhasil, Majelis Hakim telah pula berupaya mendamaikan Pemohon dan Termohon agar rukun kembali, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa Pemohon telah membacakan surat permohonannya yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon dengan memberikan keterangan atas pertanyaan Majelis Hakim sebagai berikut:

 Bahwa contoh sikap Termohon yang tidak patuh kepada Pemohon antara lain: Termohon tetap keluar pada malam hari meski dilarang oleh Pemohon, Termohon

(4)

terlalu banyak mencampuri urusan Pemohon di Yayasan, meski dilarang oleh Pemohon, bahkan Termohon suka menjelek-jelekan Yayasan Pemohon;

 Bahwa Pemohon bekerja sebagai honorer di Kabupaten Lampung Utara;

 Bahwa contoh kata-kata Termohon yang menyakitkan hati Pemohon adalah “Ingat, kita ini berasal dari orang yang gak bener,” “Mau ketemu dia aja kok cari-cari alasan lain;”

 Bahwa pada September 2011 terjadi pertengkaran antara Pemohon dan Termohon karena keluarga Termohon minta agar Pemohon pulang tepat waktu, tetapi Pemohon tidak bisa karena ada kalanya Pemohon pulang sampai sore kalau Pemohon lagi banyak kerjaan di Yayasan;

 Bahwa Pemohon pergi terlebih dahulu meninggalkan tempat tinggal bersama;  Bahwa Pemohon pergi karena tidak tahan dengan ucapan kasar Termohon dan

keluarga Termohon bahkan paman Termohon pernah mengancam Pemohon, termasuk pak Lurah dengan mengatakan:”Kami bisa bikin kamu tidak betah untuk tinggal di sini lagi;”

 Bahwa selama ini anak diasuh oleh Termohon;

 Bahwa selama pisah, Pemohon masih memberi nafkah untuk anak sebesar Rp. 250.000,- (Dua ratus lima puluh ribu rupiah);

 Bahwa Pemohon memiliki penghasilan sebulan Rp. 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah) sampai Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

 Bahwa Pemohon sanggup memberikan nafkah anak sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) per bulan;

Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon, Termohon memberikan jawaban yang pada pokoknya membenarkan permohonan Pemohon dengan memberikan penjelasan sebagai berikut:

(5)

 Bahwa Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Termohon selama 2 tahun 7 bulan, dan berpisah selama 2 bulan;

 Bahwa campur tangan orang tua Termohon demi kebaikan rumah tangga, karena Pemohon sering pulang sampai larut malam dan Pemohon baru pulang setelah Pemohon ditelpon;

 Bahwa Pemohon memiliki hubungan dengan anak perempuan pemilik Yayasan tempat Pemohon bekerja, yang bernama WIL, seorang gadis, kelahiran 1985, yang juga bekerja di Yayasan Swasta;

 Bahwa Termohon mengetahui hubungan Pemohon dengan WIL, karena Pemohon tidak suka kalau Termohon mengangkat telpon dari WIL, Termohon sering membaca isi sms antara Pemhon dengan WIL dengan menggunakan kata-kata panggilan “abi, ami, dan zaujati dan Pemohon menyatakan tidak bisa jauh dari WIL, Termohon mendapat cerita dari istri wakil kepala Yayasan Swasta yang bernama ibu YNN bahwa ia pernah melihat Pemohon dengan WIL duduk berpangkuan di Lab, bahkan Pemohon dan WIL pernah makan sepiring berdua dan minum segelas berdua;

 Bahwa tidak ada ancaman dari keluarga Termohon (paman), yang ada hanya ketegasan dari keluarga Termohon bagaimana agar rumah tangga Pemohon dan Termohon kembali harmonis;

 Bahwa selama pisah, Pemohon hanya memberi nafkah anak sebesar Rp. 60.000,- (enam puluh ribu rupiah);

 Bahwa Termohon tidak mau bercerai dengan Pemohon karena usia perkawinan Pemohon dan Termohon masih muda dan anak Pemohon dan Termohon masih kecil;

 Bahwa jika Pemohon tetap ingin menceraikan Termohon, Termohon bersedia dengan syarat Pemohon mau memenuhi tuntutan Termohon berupa:

(6)

1. Nafkah lampau selama 7 bulan dari bulan Mei 2011 sampai November 2011, per bulan sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah);

2. Mengganti biaya aqiqah anak sebesar Rp. 1.400.000,- (satu juta empat ratus ribu rupiah);

3. Nafkah anak sebulan Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa;

4. Nafkah ‘iddah untuk 3 bulan, per bulan Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon, Pemohon memberikan replik yang menerima sebagian jawaban Termohon, dan menyanggah sebagian yang lain sebagai berikut:

 Bahwa tidak benar Pemohon sering pulang larut malam, Pemohon pulang sampai larut malam karena ada kemalingan di Yayasan sehingga Pemohon bersama murid piket jaga malam dan Pemohon tidur di mushalla bersama murid-murid Yayasan;

 Bahwa tidak benar Pemohon berselingkuh dengan WIL, karena Pemohon dengan WIL hanya teman kerja di YAYASAN SWASTA, dan kedekatan Pemohon dengan WIL dikarenakan tuntutan kerja satu tim;

 Bahwa Pemohon tidak pernah duduk berpangkuan dengan WIL di Lab;

 Bahwa tidak benar jika keluarga Termohon tidak pernah mengancam Pemohon, karena paman Termohon pernah meminta agar Pemohon segera mengurus perceraian dengan Termohon dan pak Lurah pernah mengatakan” Kami bisa membuat kamu tidak bisa hidup di Lampung;”

 Bahwa terhadap tuntutan Termohon, Pemohon bersedia memenuhi, tetapi untuk nafkah lampau Termohon, Pemohon sanggup memberikan sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) per bulan;

(7)

Menimbang, bahwa terhadap replik Pemohon, Termohon memberikan duplik yang tetap pada jawaban Termohon dengan penjelasan mengenai tuntutan nafkah lampau sebagai berikut:

 Bahwa Termohon keberatan dengan jumlah nafkah lampau yang disanggupi Pemohon sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) per bulan, dan Termohon meminta sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) per bulan; Menimbang, bahwa terhadap duplik Termohon, Pemohon memberikan replik yang tetap pada replik Pemohon dengan menyanggupi tuntutan nafkah lampau Termohon sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) per bulan;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonan, Pemohon mengajukan bukti surat-surat sebagai berikut:

1. Fotokopi Surat Keterangan Berdomisili atas nama Pemohon Nomor: XXX/470/DM/SO/VI/2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Desa Kabupaten Lampung Utara tanggal 30 Juni 2011, yang telah dibubuhi meterai secukupnya dan dicap pos, setelah dicocokkan dengan aslinya oleh Majelis, ternyata sama, lalu diberi kode P.1;

2. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor: 27/27/I/2010 atas nama Pemohon dan Termohon, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kabupaten Lampung Utara tanggal 21 Januari 2010, yang telah dibubuhi meterai secukupnya dan dicap pos, setelah dicocokkan dengan aslinya oleh Majelis, ternyata sama, lalu diberi kode P.2;

Menimbang, bahwa Termohon tidak keberatan dengan bukti-bukti surat yang diajukan Pemohon, dan Termohon tidak akan mengajukan bukti-bukti surat;

Menimbang, bahwa di samping bukti surat-surat, Pemohon mengajukan saksi-saksi sebagai berikut:

1. SAKSI I, umur 47 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat tinggal di Kabupaten Lampung Utara;

(8)

Di dalam persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada intinya sebagai berikut:

 Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon;

 Bahwa saksi adalah mertua Pemohon dan ayah kandung Termohon;  Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami istri;

 Bahwa Pemohon dan Termohon telah memiliki 1 orang anak;

 Bahwa setelah menikah, Pemohon dan Termohon tinggal bersama di dekat rumah saksi di Kabupaten Lampung Utara;

 Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon pada awalnya rukun sekitar 1 tahun, setelah itu terjadi perselisihan ;

 Bahwa saksi pernah melihat Pemohon dan Termohon bertengkar 1 kali, antara Pemohon dan Termohon tidak saling tegur sapa, dan Termohon sudah 2 kali pulang malam-malam ke rumah saksi dengan menangis;

 Bahwa sebab perselisihan antara Pemohon dan Termohon adalah karena Pemohon tidak memberi nafkah lahir kepada Termohon, namun masih memberi untuk anak;  Bahwa menurut cerita tetangga-tetangga saksi yang juga teman-teman mengajar Pemohon, Pemohon berselingkuh dengan anak perempuan pemilik yayasan tempat Pemohon mengajar;

 Bahwa Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal kurang lebih 2 bulan;

 Bahwa selama berpisah tempat tinggal, Pemohon pernah bertemu Termohon sebanyak 2 kali dan pernah memberi uang sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) kepada Termohon dan jajan untuk anak;

 Bahwa saksi, kepala desa, dan kepala Yayasan tempat Pemohon mengajar, pernah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon tetapi tidak berhasil;

(9)

Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi pertama, Pemohon dan Termohon menyatakan menerima dan tidak keberatan;

2. SAKSI II, umur 51 tahun, agama Islam, pekerjaan pembantu rumah tangga, tempat tinggal di Kabupaten Lampung Utara;

Di dalam persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada intinya sebagai berikut:

 Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon;

 Bahwa saksi adalah tetangga Pemohon dengan jarak rumah 50 meter;  Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami istri;

 Bahwa Pemohon dan Termohon telah memiliki 1 orang anak;

 Bahwa setelah menikah, Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Termohon;

 Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon awalnya rukun sekitar 1 tahun, tetapi kemudian tidak harmonis;

 Bahwa Pemohon sering pulang terlambat dan lama-lama tidak pernah pulang, Termohon pernah mengeluh karena Pemohon selalu tidak memiliki uang jika Termohon minta;

 Bahwa Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat tinggal kurang lebih 3 bulan;  Bahwa selama berpisah tempat tinggal, Pemohon masih menjenguk anak;

 Bahwa Lurah dan keluarga Pemohon dan Termohon sudah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon, tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi kedua di atas, Pemohon dan Termohon menyatakan menerima dan tidak keberatan;

Menimbang, bahwa Pemohon dalam kesimpulannya menyatakan tidak akan mengajukan apapun lagi dan tetap ingin bercerai dengan Termohon;

(10)

Menimbang, bahwa Termohon dalam kesimpulannya menyatakan tetap pada jawaban dan duplik Termohon;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka ditunjuk segala hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA Dalam Konvensi:

Menimbang, bahwa maksud permohonan Pemohon Konvensi adalah sebagaimana tersebut di atas;

Menimbang, bahwa terhadap perkara ini telah dilakukan mediasi dengan hakim mediator Asep Irpan Helmi, S.H, M.H, namun tidak berhasil, dan selama dalam proses pemeriksaan perkara Majelis Hakim telah pula berupaya mendamaikan Pemohon Konvensi dengan Termohon Konvensi, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi berdomisili di wilayah hukum Kabupaten Lampung Utara dan berdasarkan relaas nomor: XXX/Pdt.G/2011/PA.Ktb tanggal 9 November 2011 telah terbukti bahwa Termohon Konvensi berdomisili di wilayah hukum Kabupaten Lampung Utara, sehingga merupakan kewenangan relatif Pengadilan Agama Kotabumi untuk memeriksa dan mengadili permohonan Pemohon Konvensi;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.2 telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi adalah suami isteri yang sah;

Menimbang, bahwa permohonan Pemohon Konvensi didasarkan pada dalil-dalil yang pada pokoknya adalah:

 Bahwa setelah 1 tahun perkawinan, rumah tangga Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi selalu diwarnai perselisihan dan pertengkaran terus-menerus yang disebabkan Termohon Konvensi tetap keluar pada malam hari meski dilarang

(11)

oleh Pemohon Konvensi, Termohon Konvensi terlalu banyak mencampuri urusan Pemohon Konvensi di Yayasan, bahkan Termohon Konvensi suka menjelek-jelekan Yayasan Pemohon Konvensi, Termohon Konvensi selalu dipengaruhi oleh orang tua Termohon Konvensi jadi selalu melawan kepada Pemohon Konvensi, dan Termohon Konvensi sering menuduh bahwa Pemohon Konvensi memiliki hubungan dengan orang ketiga;

 Bahwa setiap kali terjadi pertengkaran antara Pemohon Konvensi dengan Termohon Konvensi, Termohon Konvensi sering mengatakan kata-kata yang menyakitkan hati Pemohon Konvensi seperti “Ingat, kita ini berasal dari orang yang gak bener,” “Mau ketemu dia aja kok cari-cari alasan lain;” bahkan Termohon Konvensi pernah pula menyatakan minta dicerai dari Pemohon Konvensi;

 Bahwa pada September 2011, Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi bertengkar karena keluarga Termohon Konvensi minta agar Pemohon Konvensi pulang tepat waktu, tetapi Pemohon Konvensi tidak bisa karena ada kalanya Pemohon Konvensi pulang sampai sore kalau Pemohon Konvensi lagi banyak kerjaan di Yayasan. Setelah kejadian tersebut Pemohon Konvensi pergi meninggalkan Termohon Konvensi karena ada ancaman dari keluarga Termohon Konvensi. Selama itu sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin dan Pemohon Konvensi sudah tidak lagi memberi nafkah kepada Termohon Konvensi;  Bahwa selama ini anak diasuh oleh Termohon Konvensi;

 Bahwa selama pisah, Pemohon Konvensi masih memberi nafkah untuk anak sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah);

 Bahwa Pemohon Konvensi memiliki penghasilan sebulan Rp. 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah) sampai Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

 Bahwa Pemohon Konvensi sanggup memberikan nafkah anak sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) per bulan;

(12)

Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon Konvensi, Termohon Konvensi memberikan jawaban sebagai berikut:

 Bahwa campur tangan orang tua Termohon Konvensi demi kebaikan rumah tangga, karena Pemohon Konvensi sering pulang sampai larut malam dan Pemohon Konvensi baru pulang setelah Pemohon Konvensi ditelpon;

 Bahwa Pemohon Konvensi memiliki hubungan dengan anak perempuan pemilik Yayasan tempat Pemohon Konvensi bekerja, yang bernama WIL, seorang gadis, kelahiran 1985, yang juga bekerja di Yayasan Swasta;

 Bahwa Termohon Konvensi mengetahui hubungan Pemohon Konvensi dengan WIL, karena Pemohon Konvensi tidak suka kalau Termohon Konvensi mengangkat telpon dari WIL, Termohon Konvensi sering membaca isi sms antara Pemhon dengan WIL dengan menggunakan kata-kata panggilan “abi, ami, dan zaujati dan Pemohon Konvensi menyatakan tidak bisa jauh dari WIL, Termohon Konvensi mendapat cerita dari istri wakil kepala Yayasan Swasta yang bernama ibu YNN bahwa ia pernah melihat Pemohon Konvensi dengan WIL duduk berpangkuan di Lab, bahkan Pemohon Konvensi dan WIL pernah makan sepiring berdua dan minum segelas berdua;

 Bahwa tidak ada ancaman dari keluarga Termohon Konvensi (paman), yang ada hanya ketegasan dari keluarga Termohon Konvensi bagaimana agar rumah tangga Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi kembali harmonis;

 Bahwa selama pisah, Pemohon Konvensi hanya memberi nafkah anak sebesar Rp. 60.000,- (enam puluh ribu rupiah);

 Bahwa Termohon Konvensi tidak mau bercerai dengan Pemohon Konvensi karena usia perkawinan Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi masih muda dan anak Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi masih kecil;

(13)

 Bahwa Pemohon Konvensi tidak sering pulang larut malam, Pemohon Konvensi pulang sampai larut malam karena ada kemalingan di Yayasan sehingga Pemohon Konvensi bersama murid-murid piket jaga malam dan Pemohon Konvensi tidur di mushalla bersama murid-murid Yayasan;

 Bahwa tidak benar Pemohon Konvensi berselingkuh dengan WIL, karena Pemohon Konvensi dengan WIL hanya teman kerja di YAYASAN SWASTA, dan kedekatan Pemohon Konvensi dengan WIL dikarenakan tuntutan kerja satu tim;

 Bahwa Pemohon Konvensi tidak pernah duduk berpangkuan dengan WIL di Lab;  Bahwa tidak benar jika keluarga Termohon Konvensi tidak pernah mengancam

Pemohon Konvensi, karena paman Termohon Konvensi pernah meminta agar Pemohon Konvensi segera mengurus perceraian dengan Termohon Konvensi dan pak Lurah pernah mengatakan” Kami bisa membuat kamu tidak bisa hidup di Lampung;”

Menimbang, bahwa terhadap replik Pemohon Konvensi, Termohon Konvensi memberikan duplik yang tetap mempertahankan jawabannya;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon Konvensi, Termohon Konvensi, dan saksi-saksi telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut:

 Bahwa Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi adalah suami istri;

 Bahwa Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi telah memiliki 1 orang anak, yang saat ini diasuh oleh Termohon Konvensi;

 Bahwa setelah menikah, Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi tinggal bersama di dekat rumah orang tua Termohon Konvensi di Kabupaten Lampung Utara;

 Bahwa rumah tangga Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi pada awalnya rukun selama 1 tahun, kemudian sering terjadi perelisihan dan pertengkaran,

(14)

antara Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi tidak saling tegur sapa, dan Termohon Konvensi sudah 2 kali pulang malam-malam ke rumah orang tua Termohon Konvensi dengan menangis;

 Bahwa sebab perselisihan antara Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi adalah karena Pemohon Konvensi tidak memberi nafkah lahir kepada Termohon Konvensi, Pemohon Konvensi sering terlambat pulang kerja, dan Pemohon Konvensi berselingkuh dengan anak perempuan pemilik yayasan tempat Pemohon Konvensi mengajar;

 Bahwa Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi telah berpisah tempat tinggal kurang lebih 2 bulan;

 Bahwa selama berpisah tempat tinggal, Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi tidak pernah berkumpul kembali, namun Pemohon Konvensi masih memberi nafkah untuk anak;

 Bahwa Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi sudah pernah didamaikan dengan melibatkan keluarga, kepala desa, dan kepala Yayasan tempat Pemohon Konvensi bekerja, tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dimaksud Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21 dan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas dihubungkan dengan tujuan perkawinan, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi telah pecah dan sulit diharapkan untuk dapat hidup rukun dalam sebuah rumah tangga yang bahagia, sehingga tujuan perkawinan terbukti tidak dapat terwujud;

(15)

Menimbang, bahwa dalam hal ini Majelis Hakim lebih menekankan pada fakta rumah tangga Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi yang sudah pecah dan tidak mungkin lagi dapat dipertahankan, tanpa melihat siapa penyebabnya, karena keutuhan sebuah rumah tangga menuntut komitmen bersama antara suami dan isteri untuk membentuk keluarga yang kekal dan bahagia, dan komitmen seperti itu sudah tidak mungkin lagi dibangun oleh Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa alasan permohonan Pemohon Konvensi telah memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f ) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu dengan memperhatikan pasal 70 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, permohonan Pemohon Konvensi dapat dikabulkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 70 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, sidang penyaksian ikrar talak akan ditentukan kemudian setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap;

Dalam Rekonvensi:

Menimbang, bahwa Termohon Konvensi dalam jawaban dan duplik menyatakan bahwa jika Pemohon Konvensi tetap ingin menceraikan Termohon Konvensi, Termohon Konvensi mengajukan tuntutan kepada Pemohon Konvensi berupa:

a. Nafkah lampau selama 7 bulan dari bulan Mei 2011 sampai November 2011, per bulan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

b. Mengganti biaya aqiqah anak sebesar Rp. 1.400.000,- (satu juta empat ratus ribu rupiah);

c. Nafkah anak sebulan Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa;

(16)

Menimbang, bahwa tuntutan Termohon Konvensi tersebut diajukan bersama-sama dengan jawaban Termohon Konvensi dan berhubungan dengan permohonan Pemohon Konvensi, oleh karena itu Majelis menilai tuntutan Termohon Konvensi sebagai gugatan rekonvensi sesuai dengan Pasal 158 R.Bg ayat 1, sehingga perlu dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa dalam gugatan rekonvensi yang diajukan Termohon Konvensi, Termohon Konvensi disebut sebagai Penggugat Rekonvensi, sedangkan Pemohon Konvensi disebut sebagai Tergugat Rekonvensi;

Menimbang, bahwa Tergugat Rekonvensi dalam repliknya menyatakan sanggup memenuhi semua tuntutan Penggugat Rekonvensi;

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan Penggugat Rekonvensi untuk mengganti biaya aqiqah anak sebesar Rp. 1.400.000,- (satu juta empat ratus ribu rupiah), Majelis Hakim menilai tuntutan tersebut tidak memiliki relevansi dengan hukum perkawinan, sehingga patut untuk ditolak;

Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat Rekonvensi terkait nafkah lampau, nafkah anak, dan nafkah ‘iddah sesuai dengan ketentuan Pasal 80 ayat 4 huruf a dan b, Pasal 149 huruf d, dan Pasal 149 huruf b Kompilasi Hukum Islam, serta Tergugat Rekonvensi telah bersedia untuk memenuhi, maka patut untuk dikabulkan;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi;

Mengingat dan memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta ketentuan hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I Dalam Konvensi:

(17)

1. Mengabulkan permohonan Pemohon Konvensi;

2. Memberi ijin kepada Pemohon Konvensi (Pemohon) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon Konvensi (Termohon) di depan sidang Pengadilan Agama Kotabumi;

Dalam Rekonvensi:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi untuk sebagian;

2. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi: a. Nafkah lampau selama 7 bulan, per bulan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah), jumlah seluruhnya sebesar Rp. 3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah);

b. Nafkah anak yang bernama Muhammad Chandra Wiguna bin David Arlen Triadi per bulan sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa di luar biaya pendidikan dan kesehatan;

c. Nafkah ‘iddah selama 3 bulan, per bulan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah), jumlah seluruhnya sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);

3. Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi untuk selain dan selebihnya; Dalam Konvensi dan Rekonvensi:

Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 241.000,- (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Selasa, tanggal 13 Desember 2011 bertepatan dengan tanggal 17 Muharram 1433 H, oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Kotabumi yang terdiri dari AWAY AWALUDIN, S.Ag, M.Hum sebagai Ketua Majelis, JASMANI, S.H dan MUHAMAD ISNA WAHYUDI, S.HI, M.SI, masing-masing sebagai hakim anggota, putusan mana oleh Ketua Majelis tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dengan dibantu oleh AGUS

(18)

DIANNINGSIH, S.H sebagai Panitera Sidang yang dihadiri oleh Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi;

KETUA MAJELIS Dto

AWAY AWALUDIN, S.Ag, M.Hum

HAKIM ANGGOTA 1 HAKIM ANGGOTA 2

Dto Dto

JASMANI, S.H M. ISNA WAHYUDI, SHI, MSI

PANITERA SIDANG Dto

AGUS DIANNINGSIH, S.H

Perincian biaya perkara:

Biaya pendaftaran : Rp. 30.000,- Biaya ATK : Rp. 50.000,- Biaya panggilan : Rp. 150.000,- Biaya redaksi : Rp. 5.000,- Biaya materai : Rp. 6.000,- Jumlah : Rp. 241.000,- Kotabumi, 13 Desember 2011 M 17 Muharram 1432 H SALINAN PUTUSAN INI SESUAI DENGAN ASLINYA PANITERA,

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan hasil dari perancangan aplikasi dilakukan dengan uji coba. Uji coba aplikasi membutuhkan data kapal untuk menjalankan perhitungan, data-data tersebut

Investasi pada modal bank, entitas keuangan dan asuransi diluar cakupan konsolidasi secara ketentuan, net posisi short yang diperkenankan, dimana Bank tidak memiliki lebih dari

kabupaten/kota tidak memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, pelaksanaan Uji Berkala dilakukan oleh Unit

Sebagai warga negara Indonesia kita juga berkewajiban untuk ikut membantu tugas mempertahankan NKRI dalam kehidupan sehari-hari antara lain dapat dilakukan dengan cara:

Untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara Long Term Debt to Equity Ratio secara parsial terhadap Return On Asset , maka dalam penelitian ini

a) Menerima tugas dari Manager Marketing ataupun dari Customer Service dan melakukan koordinasi pekerjaan. b) Mengkoordinasikan order dari customer agar semua proses

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampaui Walikota atau Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

siswa.Kegiatan ekstrakurikuler adalah bagian dari pendidikan karakter yang disediakan sekolah selain kegiatan intrakurikuler.SMA Negeri 6 Banjarmasin banyak menyediakan program