• Tidak ada hasil yang ditemukan

tembok penahan tanah tpt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "tembok penahan tanah tpt"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Dinding Saluran Irigasi

P en g a m a n T ep i J a la n m ed a n b u k it / leren g

K o n str u k s i P er k e ra sa n J a la n

TEMBOK PENAHAN TANAH (TPT)

I. Pengertian

TPT adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi tanah tertentu pada umumnya dipasang pada daerah tebing yang labil. Jenis konstruksi antara lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batu kosong, beton, kayu dan sebaginya.

II. Fungsi dan Jenis Konstruksi Penahan Tanah

Fungsi utama dari konstruksi penahan tanah adalah menahan tanah yang berada dibelakangnya dari bahaya longsor akibat :

1. Benda-benda yang ada atas tanah (perkerasan & konstruksi jalan, jembatan, kendaraan, dll)

2. Berat tanah

3. Berat air (tanah)

Atau dengan kata lain merupakan pasangan batu yang dilekatkan dengan campuran semen, pasir dan air untuk melindungi tebing dari keruntuhan tanahnya.

Fungsi khusus yang dapat diberikan oleh pasangan batu adalah :

1. Pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan jenis sarana dan prasarana lain

2. Pemeliharaan, penunjang umur dan bagian dari jenis sarana dan prasarana lain, misalnya :

a. Dinding saluran irigasi

b. Prasarana tepi jalan kondisi khusus c. Dan lain-lain

3. Perlindungan tebing Jenis tembok penahan tanah :

1. Batu kali murni & batu kali dengan tulangan (gravity & semi gravity) 2. Tembok yang dibuat dari bahan kayu** (talud kayu)

(2)

III. Kriteria Perencanaan Penahan Tanah

1. Merupakan usulan dari masyarakat yang bersifat swadaya berupa dukungan kemauan dan kemampuan dalam bentuk partisipasi baik pelaksanaan maupun pemeliharaan dan peningkatan.

2. Sedapat mengkin memanfaatkan potensi sumber daya yang ada. 3. Konstruksi sederhana dan dapat dikerjakan oleh masyarakat.

4. Lokasi yang dipilih tepat dan memiliki manfaat yang besar baik sebagai sarana dan prasarana penunjang atau pencegah bahaya longsor, banjir atau erosi.

5. Untuk alasan kemudahan pelaksanaan pembangunan dan efisiensi waktu dan biaya pelaksanaan terhadap kemampuan pekerjaan pada kondisi normal, tinggi maksimal untuk prasarana penahan tanah 4,00 meter

6. Kedalaman minimum prasarana tembok penahan dapat disesuaikan sampai memenuhi kestabilan konstruksi penahan tanah.

7. Ukuran bagian lain dari prasarana tembok penahan memenuhi persyaratan teknis dan memiliki persyaratan keamanan yang memadai.

8. Prasasrana tembok penahan tanah untuk sarana dan prasarana irigasi atau tanggul sedapat mungkin bersifat kedap air selain dari persyaratan teknis dan persyaratan keamanan yang memadai.

IV. Data-Data Kebutuhan dalam Desain Tembok Penahan Tanah

Pembuatan desain penahan tanah bisanya membutuhkan data-data :

1. Potensi sarana dan prasarana yang sudah ada dan potensi sumber daya alamnya.

2. Tanah letak rencana /bentuk lokasi, - Jenis tanah

- Kedalaman tanah keras - Lapisan air tanah

3. Data kondisi lokasi, lingkungan, dan peruntukan konstruksi - Sungai  sebagai saluran irigasi

- Jalan  sebagai pengaman tepi jalan

- Perlindungan tebing  keamanan sarana dan prasarana (jalan, pemukiman, dll) yang ada diatas atau di bawahnya, pencegah gerusan

(3)

V. Persyaratan Teknis Tembok Penahan Tanah

Hal-hal teknis yang harus diperhatikan tembok penahan tanah antara lain

NO Uraian Teknis Konstruksi Pasangan Batu Kali

1. Ukuran/ Dimensi Rumus ancar-ancar dimensi

 Lebar atas (cm)= H (tinggi tembok) dibagi 12

Analisis kestabilan antara lain meliputi :  Analisa terhadap Guling,

 Analisa terhadap Geser,  Daya dukung tanah dasar

 Patah tembok akibat gaya yang diterimanya. 4. Kemiringan indikator tanah yang berpengaruh adalah tanah dalam kondisi biasa (kering udara)

b. Analisis tekanan yang terjadi mencakup tekanan akibat air/lapisan air tanah, dan indikator tanah yang berpengaruh adalah tanah dalan kondisi jenuh**.

c. Analisis tekanan yang terjadi ada pengaruh daya lekat tanah (kohesi).

d. Nilai daya lekat tanah untuk tanah pasir (murni) biasanya kecil atau = 0 dan pengaruh daya

a. Batu kali yang digunakan

b. Semen yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan tembok.

c. Pasir harus bebas dari bahan lain seperti tanah lempung, sampah, dan kotoran lainnya.

7. Kualitas adukan Disesuaikan dengan desain yang terdanai, dapat mengikat batu dengan baik dan kuat, berat volume antara 2,0 – 2,3 t/m3 (PPI 1983)

(4)

** Tanah kondisi jenuh dapat diartikan kondisi tanah yang sudah maksimal dalam menyerap air.

VI. Pemeliharaan dan peningkatan Dinding Penahan Tanah

Dalam hal pemeliharaan dan peningkatan dinding penahan tanah hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Kebersihan lingkungan tepi sekitar dinding dari rumput-rumput atau tumbuhan dengan akar yang dapat merusak dinding

2. Keadaan suling-suling

3. Kondisi saluran air/drainase air 4. Perlindungan terhadap bahan utama

Misalnya :

(5)

Talud : suatu lereng yang curam dan pendek yang terbentuk secara bertahap pada batas lereng bawah dari suatu lahan karena proses deposisi pada hedge, dinding batu, atau penahan yang sama lainnya

Dalam dunia proyek, talud bisa diartikan sebuah pasangan batu belah yang berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak longsor. Pada kesempatan ini akan kami share kan bagaimana cara menghtiung volume pekerjaan talud. Sebagai contoh lihat di bawah ini :

Pada gambar di atas, kita asumsikan panjang talud adalah 1 meter. Maka volume talud tersebut adalah:

Galian tanah

=[0,65 + 0,5] x 1/2 x 1 = 0,575 m3

Urugan tanah kembali

=1/3 x galian tanah = 1/3 x 0,575 = 0,191 m3

Pasangan Batu belah

I. = [0,2 + 0,4] x 1/2 x 0,75 x 1 = 0,225 m3 II. = 0,25 x 0,5 x 1 = 0,125 m3

total volume pasangan batu belah = 0,225 + 0,125 = 0,35 m3

Plesteran

=[0,2 + 0,1 + 0,1] x 1 = 0,4 m2

(6)

PENGERTIAN TURAP

Sebagian besar pekerjaan pembuatan pondasi suatu bangunan meliputi pekerjaan penggalian. Bangunan sementara yang dibuat untuk mencegah kelongsoran tanah di sekitar daerah penggalian maupun terjadinya perembesan air, adalah turap atau bisa juga disebut bendungan elak sementara. Karena bangunan ini bersifat sementara, maka biayanya harus tidak boleh mahal, mudah dipasang dan dipindah-pindahkan.

Yang dimaksud dengan turap adalah konstruksi yang dapat menahan tanah disekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran, dan biasanya terdiri dari dinding turap dan penyangganya, seperti yang diperlihatkan Gambar 1.1. turap yang banyak dipakai adalah turap dengan tiang tegak, papan turap, serta turap yang terdiri dari jajaran tiang-tiang, dan kadang-kadang dipakai turap beton yang dicor di tempat (Cast-in-place) seperti pada konstruksi tembok menerus di bawah tanah.

Macam Turap

Berhubung adanya berbagai cara untuk memasang turap atau bendungan elak sementara, maka perlu dipilih caraa yang paling tepat, yaitu ditinjau dari mutu tanah pondasi, tinggi muka air atau tinggi muka air tanah, keamanan atau manfaat ekonomis yang diperlukan.

Konstruksi turap dapat digolongkan berdasarkan jenis dinding turapnya sebagai berikut :

1. Turap dengan tiang tegak dan papan turap. 2. Turap yang terdiri dari deretan tiang-tiang.

3. Turap dari beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok dibawah tanah.

Turap jenis 1 adalah turap yang menahan tekanan tanah dengan jalan memasang papan turap secara mendatar, diletakan diantara tiang tegak dan profil H dengan jarak yang sama.

Turap semacam ini dalam bentuk sederhana, umumnya berupa pagar kayu. Turap yang terbuat dari deretan tiang-tiang merupakan suatu cara di mana deretan tiang kayu, beton maupun tiang baja.

Ditinjau dari kenyataan bahwa dinding yang terbuat dari deretan tiang baja sangat menonjol dalam sifat rapat airnya, juga kekuatannya, maka tiang baja sering dipakai untuk pekerjaan penggalian yang besar-besar.

(7)

Untuk membangun tembok di bawah tanah, ada dua macam cara, yang pertama adalah dengan membuat tembok menerus, dan yang kedua adalah dengan membuat dinding dari deretan kolom di bawah tanah. Pada tiang beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di bawah tanah, turap ini tidak dapat usah dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan dimanfaatkan sebagai bagian dari konstruksi itu sendiri.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Metode

Karena adanya berbagai cara pemasangan turap, maka sebelum melakukan perencanaan, keadaan lapangan harus benar-benar diperiksa dan diselidiki. Ciri-ciri topografi, kondisi geologi, susunan tanah dilapangan, keadaan bangunan-bangunan yang telah ada, serta besarnya gaya luar seperti tekanan air, juga berpengaruh besar dalam memilih cara yang dipakai, bersama-sama dengan ukuran dan jenis konstruksi, serta syarat-syarat konstruksinya.

Hal-hal tambahan yang perlu diperhatikan adalah :

1. Stabilitas terhadap gaya luar, misalnya tekanan tanah atau tekanan air. 2. Ketahanan dinding halang (cut-off).

3. Ruang yang cukup untuk pembangunan konstruksi yang besar (penggunaan balok penopang yang secukupnya).

4. Kesulitan relatif dalam pembangunan.

5. Kesulitan relatif dalam pemindahan pekerjaan.

6. Pengaruh terhadap daerah sekelilingnya (surutnya muka air tanah, turunnya tanah pondasi).

7. Syarat-syarat pekerjaan pembangunan yang diijinkan. 8. Biaya pekerjaan.

Pada waktu melakukan perencanaan dan pembangunannya, penting sekali

untuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah, dan menjamin kestabilan dalam menahan gaya luar yang berkerja padanya. Untuk keperluan tersebut, berikut ini akan diberikan penjelasannya.

(8)

2. Tanah Pondasi : Perlu ditekankan di sini bahawa dalam melakukan penyelidikan geologi dan penyelidikan tanah untuk bangunan utama yang didirikan, titik berat penyelidikannya sedikit berbeda antara bangunan utama atau bagunan sementara, misalnya untuk turap dan sebagainya. Keterangan tentang tekstur tanah juga perlu diperoleh, dan contoh-contoh tentang konstruksi yang telah ada pada tanah pondasi yang sejenis, juga harus dipelajari. a) Lapisan jelek : Lapisan yang jelek harus cukup aman terhadap kelongsoran selama

penggalian dilakukan. Ditinjau dari segi keamanannya, galian yang dangkal pada tanah pondasi yang kohesif dan lunak, adalah sama artinya dengan galian yang dalam pada tanah pondasi yang kohesif dan keras. Dalamnya galian tak mungkin melampaui kekuatan kohesi tanah yang diijinkan. Sebagai pendekatan pertama, syarat berikut ini harus dipenuhi. Di sini, : Kekuatan geser unconfined dari tanah kohesif (t/)

: Berat total tanah dan air yang lebih tinggi dari dasar galian

b) Tanah pondasi yang berbatu besar : Pada tanah pondasi yang berbatu-batu besar, atau bila didekat permukaan tanah terdapat batuan dasar, maka usaha pemancangan turap akan sia-sia belaka.

c) Tanah pondasi yang tidak kedap air : Bila lubang galian diperkirakan akan digenangi air cukup banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap penahan yang dapat mencegah air memasuki lapisan yang tembus air. Bila ujung turap tidak dapat mencapai tanah yang kedap air karena panjang tiang pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala bahaya akibat rembesan air harus diamati sebelumnya dan cara penanggulangan kejadian ini harus dipelajari sebaik-baiknya.

Prosedur Perencanaan

Pada waktu merencanakan turap, mula-mula harus ditentukan syarat-syarat

perencanaannya berdasarkan data survei di lokasi proyek, misalnya dengan mengadakan

penyelidikan tanah kemudian baru dipilih jenis konstruksi yang cocok.

Setelah itu berturut-turut dihitung beban yang bekerja, diselidiki dalamnya pemancangan,

diperiksa daya “heaving” (pemuaian) dan tegangan-tegangan pada bagian konstruksi harus

dihitung pula.

(9)

Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum aadalah

tekanan air, tekanan tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban

mati dan beban hidup lain- lainnya, bila perlu juga dihitungkan pada waktu melakukan

perencanaan bagian-bagian konstruksi.

Sehubungan dengan pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air sebaiknya

ikut diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan dinding turap, sampai saat ini

masih banyak masalah yang harus dipecahkan. Ada berbagai saran, misalnya dari Terzaghi

dan Peck, atau Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau Institut

Arsitektur Jepang. Setiap saran ini membahas tekanan tanah rencana bagi setiap tanah yang

sesuai dengan jenis tanah tersebut. Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara

dimana tekanan tanah dan tekanan air dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah,

berdasarkan prinsip tegangan efektif, dan suatu cara dimana kedua tekanan tersebut

dihitungkan sebagai tekanan total.

Dengan mempertimbangkan beban yang dipakai untuk perencanaan, dan sifat-sifat

pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi proyek, sulit sekali untuk menentukan

mana yang benar dari semua saran-saran diatas.

Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan suatu saran dimana tekanan

tanah dan tekanan air dihitung sendiri, sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara

dimana kedua tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula akan

diuraikan menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian akan diuraikan pula cara

yang dianut oleh Institut Arsitektur Jepang.

a) Tekanan Tanah

.

Ini adalah pedoman dari Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan sebagai refrensi, tekanan

tanah rencana yang didasarkan pada kriteria perencanaan struktur pondasi arsitektural yang

diajukan oleh Institut Arsitektur Jepang akan diperlihatkan pula disini. Menurut kriteria

(10)

tanah, dianggap akan menambah kedalaman tanah dan koeffisien tekanan lateral dianggap

sesuai, sehubungan dengan tekstur tanah dan tinggi muka air tanah. Selanjutnya, kriteria

mengenai tekanan tanah dapat diganti dengan tekanan tanah seperti yang diperlihatkan

dalam Gambar 1.4 bila menghitung penampang tiang hasil-hasil yang diukur dari tekanan

sel tanah yang dipasang pada semacam dinding turap yang kekuatan dan kekakuannya

menyerupai dinding beton. Penyebaran tekanan tanah seperti yang menunjukan bagaimana

distribusi tekanan tanah yang diperoleh berdasarkan tekanan tanah menurut Terzaghi dan

Peck (Terzaghi dan Peck : Soil Mechanism in Engineering Practice 1960) dan dengan

menyesuaikannya dengan-hasil-hasil di Jepang.

Dengan memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir dan tanah

pondasi yang kohesif, maka sulit membuat perbedaan yang jelas antara kedua jenis tanah

tersebut. Ada beberapa kriteria untuk menentukannya. Salah satu kriteria tersebut

menyebutkan, bila indeks plastis sebesar 10, maka tanah pondasi dianggap kohesif, dan

bila lebih kecil dari batas indeks, dianggap sebagai tanah berpasir. Suatu kriteria lainnya

menetapkan, bila jumlah fraksi tanah liat dan lanau dari pondasi, menurut hasil mekanika tanah adalah

lebih besar dari 40%, maka tanah pondasi dianggap sebagai lempung, dan bila lebih kecil dari 20%,

dianggap sebagai tanah berpasir, dan bila hasilnya menunjukan harga pertengahan antara kedua hal

tersebut, dan kurang begitu jelas, maka penentuan jenis tanah pondasi diambil berdasarkan keadaan

lapangan.

Biasanya tanah pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, dan

jarang sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform). Biasanya lapisan tanah berpasir dan lapisan tanah kohesif tersusun berselang-seling. Kemudian, hasil-hasil

penyelidikan tanah dilapangan harus diperiksa secara mendetail untuk mendapatkan

kesimpulan yang tepat, dan tekanan tanahyang dipakai untuk perencanaan harus

benar-benar diperiksa agar hasilnya tidak terlalu kecil.

Tegangan Satuan Bahan Yang Dijinkan

Tegangan satuan baja biasa, SS 41 yang dipakai untuk turap, ditinjau dari fakta yang

mengabaikan regangan atau tekanan bagian konstruksi sementara, menimbulkan

kelemahan penampangdan terdapat faktor-faktor yang tidak diketahui untuk gaya luar

sehingga tegangan leleh yang diberikan = 2400 tidak dapat dipakai, dan diganti dengan

(11)

Untuk turap baja, tegangan baja yang diijinkan dalam pemakaian harus dikurangi

menurut nilai yang sama seperti baja yang disebutkan diatas. Tegangan ijin ini

diperkirakan atas sebesar 2700 .

Perhitungan Panjang Pemancangan

(a.) Turap : Pertama-tama akan dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian

tiang yang dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu galian

dilakukan. Supaya keadaan ini dapat dicapai, panjang pemancangan tiang harus cukup

supaya tekanan tanah pasif dapat berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan,

perhitungan stabilitas berikut ini harus dilakukan. Perhitungan ini disebut Cara

Kesetimbangan Batas, dimana pemancangan dapat diperoleh dengan menyelidiki

keseimbangan antara momen akibat tekanan tanah aktif dan akibat tekanan tanah pasif ,

diukur dari penopang yang paling bawah pada kedalaman tertentu. keseimbangan

diperoleh pada kedalaman dari dasar penggalian sampai ke kedudukan di mana sama

besarnya dengan

Perhitungan dalamnya keseimbangan harus dilakukan sebelum penopang yang terbawah

dipasang, dan setelah penggalian selesai, kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman

yang terbesar. Panjang pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali dalamnya

keseimbangan. Tekanan tanah yang dipakai untuk mendapatkan dalamnya keseimbangan

diperoleh dari persamaan diatas. Dibawah dasar galian, lebar kerja dari tekanan tanah ke

tiang diperkirakan selebar tiang, baik untuk tekanan tanah aktif maupun tekanan pasif, dan

tahan dinding akibat tanah yang kohesif juga harus ditambahkan pada arah tekanan pasif.

Panjang pemancangan ini minimum 1,5 meter, juga walaupun tanahnya cukup baik.

(b.)Perhitungan yang sama seperti di atas, juga berlaku untuk turap baja. Karena turap baja

dengan tiang tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka biasanya tekanan air

tidak bekerja, tetapi untuk turap baja, akibat tekanan air harus diperhitungkan. Berat

volume tanah pada persamaan yang dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan tanah,

bila muka air rencana lebih rendah, dipakai berat basah, sedang bila sebaliknya, dipakai

berat dengan memperhitungkan daya apungnya.

Dalamnya pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar 1,2 kali dalamnya

keseimbangan, tetapi panjang pemancangan sebaiknya lebih dari 3 meter. Selanjutnya, bila

pemancangan turap baja menjadi lebih dalam dari 1,8 kali dalamnya galian, lebih baik

dipilih tipe struktur yang lain.

(12)

1. Tiang Turap : Penampang tiang direncanakan sedemikian rupa sehingga aman

terhadap lenturan akibat tekanan tanah. Perhitungan penampang ini tidak berkaitan

langsung dengan perhitungan stabilitas sebelumnya, yang dipakai untuk menentukan

dalamnya pemancangan.

Hal-hal yang penting dalam perhitungan penampang tiang turap ini dapat diringkas

sebagai berikut :

Panjang bentang untuk momen lentur dianggap sebagai jarak antara penopang

terbawah setelah penggalian selesai, atau penopang terbawah tepat sebelum pemasangan

dilakukan, dan merupakan titik perkiraan belaka untuk setiap keadaan.

Perhitungan momen lentur dalam beberapa hal juga dapat dilakukan untuk setiap

tahap pelaksanaan, tetapi momen lentur dengan kondisi seperti yang disebutkan diatas

merupakan harga maksimum pada umumnya. Bila jarak penopang sangat besar, panjang

bentang sebaiknya juga diperiksa. Tiang dianggap tertumpu biasa pada kedua tumpuannya,

dan titik tumpuan perkiraan ini dianggap sebagai titik kerja gaya resultante tekanan tanah

pasip. Tahanan dinding tiang pada bagian tekanan tanah pasip bekerja bila dalamnya

keseimbangan telah diperoleh dari perhitungan stabilitas untuk menentukan panjang

pemancangan tiang. Dalam hal ini beban adalah tekanan tanah yang dipakai untuk

menghitung stabilitas seperti yang telah diuraikan di muka.

Titik tumpuan yang diperkirakan, akibat adanya tanah yang baik sehingga

pemancangan tidak menjadi terlalu dalam, dianggap sebesar setengah dari panjang

pemancangan, yakni 75 cm di bawah galian, karena dalam galian minimum untuk

diperkirakan sebesar 1,5 meter.

2. Turap Baja : Perhitungan penampang turap baja prinsipnya sama dengan

perhitungan untuk papan turap seperti yang diuraikan diatas.

Perbedaannya dengan turap dengan tiang tegak dan papan turap adalah bahwa

tekanan air bekerja sebagai beban. Tekanan tanah yang bekerja pada bagian turap baja

yang terpancang di dalam tanah, tidak boleh diabaikan, karena tekanan ini sangat besar.

Juga dalam arah tekanan tanah aktif, tekanan tanah ini, termasuk pada bagian bawah

galian, bekerja sebagai tekanan tanah pada bagian yang terpancang. Untuk arah tekanan

tanah pasip, tekanan tanah seperti yang telah diuraikan dengan persamaan pada (a)

Tekanan Tanah, dianggap bekerja.

Kedudukan di mana penampang turap baja ditentukan, adalah sama dengan

(13)

tumpuan yang diperkirakan merupakan kedudukan kerja dari tekanan tanap pasip bila

dalamnya keseimbangan telah didapat, asalkan titik tumpuan yang diperkirakan yang

dipakai untuk menghitung penampang turap baja ini adalah 5 meter di bawah dasar galian

maksimum, walaupun kedudukan keseimbangan yang diperkirakan sebenarnya lebih

dalam.

Momen inersia luas dan modulus penampang yang dipakai untuk menghitung

tegangan dan lendutan turap baja diperkirakan sebesar 60 % dari harga per meter lebar,

dengan mempertimbangkan kekakuan turap.

Sebagai tambahan, bila ukuran penampang turap baja sudah dianggap benar, namun

harus diperiksa lagi berdasarkan besarnya pergeseran akibat galian, sebab ada suatu batas

besarnya pergeseran untuk mencegah terjadinya longsoran tanah di depan dan di belakang

turap baja, walaupun tegangan turap baja ini sudah memenuhi syarat.

Cara perhitungan tidak diuraikan di sini, tetapi disarankan bila pergeseran menjadi

terlalu besar, tanah pondasi seyogyanya diperbaiki mutunya, atau dipakai turap baja

dengan kekakuan yang lebih besar.

Pemeriksaan “Boiling”

Boiling juga dinamakan “quicksand” atau pasir apung, yang mungkin terjadi pada

penggalian tanah yang berpasir.

Misalkan ada suatu keadaan dimana turap baja telah selesai dipancangkan, dan galian

telah dibuat. Begitu penggalian berjalan, aliran air ke atas dari “seepage” perlahan-lahan

mulai bekerja. Kemudian, setelah tekanan aliran air yang bekerja pada pasir ini sama

beratnya dengan berat pasir di dalam air, butir-butir pasir mulai bergerak dengan hebatnya

dan mengaduk lapisan pasir. Gejala ini disebut “boiling”.

Agar boiling ini tidak terjadi, gradien hidrolisnya tidak boleh melebihi gradien

hidrolis kritis. Dengan perkataan lain :

i < ic

Disini, i : Gradien hidrolis

ic : Gradien-hidrolis kritis

Dalam praktek, dalamnya pemancangan turap baja ditentukan sedemikian rupa sehingga dengan mengambil faktor keamanan tertentu Fs, syarat di atas dapat terpenuhi.

Walaupun dalamnya pemancangan turap baja diperoleh dari analisa stabilitas

seperti yang diuraikan di depan, namun dalam yang sesungguhnya adalah harga terbesar

dari kedua harga yang diperoleh bila dibandingkan dengan hasil pengamatan terhadap

(14)

9 Pemeriksaan Gaya ke Atas (Heaving)

Heaving adalah gejala yang terjadi pada dasar galian yang mengembang akibat berat

tanah di sekeliling tanah pondasi, atau akibat seepage dan lain-lain, bila penggalian

dilakukan pada lapisan tanah yang lembek.

Karena heaving cenderung menimbulkan bencana besar, maka bila timbul pertanyaan

tentang stabilitas heaving ini, dapat dilakukan perhitungan ulang dengan jalan

memperbesar kekuatan tanah pondasi, yaitu dengan mempertinggi mutu tanah tersebut.

Disamping itu, perlu diperhatikan pula adanya gejala yang menyerupai heaving,

yaitu bila terdapat suatu lapisan tanah yang kedap air. Tekanan hidrostatis yang ada

sebelum diadakan penggalian, kini menekan ke atas lapisan berlempung yang menjadi

dasar galian. Umumnya penggalian pada tanah kohensip mudah dilakukan, namun bila hal

ini dilakukan secara sembarangan, dapat terjadi heaving ataupun naiknya air ke permukaan

(piping), dan air akan memancar bersama pasir yang dapat menimbulkan kecelakaan. Untuk tanah seperti ini, ujung turap baja harus benar-benar terpancang sampai ke lapisan

kedap air (impermeable) di bawah lapisan permeable, atau tekanan air pada lapisan permeable dapat dikurangi dengan membuat sumur yang dalam, dan sebagainya.

10 Perhitungan “Waling” dan Penopang

Untuk menghitung waling dan penopang, dipakai tekanan tanah dan tekanan air. Gaya

yang bekerja pada waling dan penopang dianggap sebagai beban yang bekerja di antara

penopang dengan penopang di bawahnya, yang dihitung dengan cara pembagian gaya

dalam arah ke bawah.

Pendekatan ini berdasarkan hasil pengamatan, yang bilamana penopang dibawah telah

dipasang, maka gaya yang bekerja pada penopang di atasnya hampir-hampir tidak berubah.

a. Wailing : Perhitungan penampang waling biasanya berdasarkan anggapan bahwa tekanan

tanah per unit panjang yang diperoleh dari cara pembagian gaya dalam arah ke bawah,

bekerja sebagai beban terbagi rata di atas gelegar yang tertumpu pada penopang.

Bila terdapat penguat sudut, maka panjang (l1 + l2) dianggap sebagai bentangnya. Stabilitas

waling diperiksa dari momen lentur dan gaya geser. Persamaan untuk momen lentur dan

gaya geser waling yang terbuat dari gelegar dengan flens lebar (gelegar H).

Jarak antara dua buah waling dianggap sebesar 6 meter atau lebih, dan jarak vertikalnya

sekitar 3 meter. Pada prinsipnya, waling yang teratas harus dipasang dalam jarak 1 meter

dari bagian atas dinding turap.

(15)

Jarak penopang biasanya diambil 5 meter atau kurang untuk arah mendatar dan sekitar 3

meter untuk arah vertikal. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, akibat perubahan

temperatur dapat ditambahkan gaya aksial sekitar 15 ton pada penopang ini.

Bila penggalian dilakukan secara besar-besaran, maka perlu dipasang tiang-tiang

antara untuk mencegah penopang menjadi tertekuk. Tiang-tiang antara ini juga berfungsi

sebagai pemikul beban dalam arah sepanjang batangnya. Dalam hal ini, perencanaan harus

memperhitungkan gaya aksial vertikal sesuai dengan beban yang disebutkan di atas.

Dinding turap ataupun tiang antara yang tertanam pada lapisan yang jelek, atau

turap dan bendungan elak sementara yang dibangun di bawah air akan mengalami

penurunan (settlement) yang besar, juga pergeseran tempat (displacement). Pada prinsipnya, tiang antara untuk mencegah tertekuknya penopang, tidak menahan beban

vertikal. Bila panjang pemancangannya cukup dan aman terhadap penurunan, maka hal ini

dapat digabungkan untuk kedua keperluan tersebut, tentunya setelah diperhitungkan

(16)

RENCANA KERJA DAN SYARAT

KEGIATAN PRASARANA PNPM MANDIRI PERDESAAN

I. Spesifikasi Teknis TPT (Tembok Penahan Tanah)

No URAIAN PERSYARATAN

A. PERENCANAAN

1 Non Teknis 9. Merupakan usulan dari masyarakat terutama rumah

tangga miskin (RTM)

10. Sedapat mungkin memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.

11. Konstruksi sederhana dan dapat dikerjakan oleh masyarakat.

12. Lokasi yang dipilih tepat dan memiliki manfaat yang besar baik sebagai sarana dan prasarana penunjang atau pencegah bahaya longsor, banjir atau erosi.

13. Untuk alasan kemudahan pelaksanaan pembangunan dan efisiensi waktu dan biaya pelaksanaan terhadap kemampuan pekerjaan pada kondisi normal, tinggi maksimal untuk prasarana penahan tanah 4,00 meter

14. Prasasrana tembok penahan tanah untuk sarana dan prasarana irigasi atau tanggul sedapat mungkin bersifat kedap air selain dari persyaratan teknis dan persyaratan keamanan yang memadai.

2 Beban yang dipakai 1. Berat sendiri tembok penahan

2. Tekanan Tanah

3. Beban pembebanan, untuk kendaraan mobil beban dianggap sebesar 1 ton / m2

4. Beban lainnya, seperti daya apung dan tekanan air

3 Kemantapan tembok penahan 1. Kemantapan terhadap guling

2. Kemantapan terhadap longsor

3. Kemantapan terhadap daya dukung tanah pondasi 4. Kemantapan terhadap sistim termasuk

penanggulangan / pengisian pada bagian belakang dan tanah pondasi sebagai suatu kesatuan

(17)

1 Ukuran/ Dimensi

Tembok Gravitasi

Rumus ancar-ancar dimensi

1. Lebar atas (cm)= A = H (tinggi tembok) dibagi 12

2. (M inimal lebar at as 30 cm)

3. Lebar dasar = B =(0,5 s.d. 0,7) dikalikan H

4. Tebal kaki dan tumit* = D = (1/8 s.d 1/6) dikalikan H

5. Lebar kaki & t umit * = B1 = (0,5 s.d 1) dikalikan D

2 Tembok Kantilever

Rumus ancar-ancar dimensi

1. Lebar atas (cm)= A = H (tinggi tembok) dibagi 12

2. (M inimal lebar at as 20 cm)

3. Lebar bawah = B1 =(1/12 s.d. 1/10) dikalikan H 4. Lebar dasar = B =(0,4 s.d. 0,65) dikalikan H 5. Tebal kaki dan tumit* = D = (1/12) dikalikan H 6. Lebar kaki & t umit * = B1 = (1/ 3) dikalikan D

Penulangan Per meter untuk dinding tembok sesuai kebutuhan kelayakan teknis :

1. Tulangan pokok = (0,003 s.d 0,025) dikalikan 2000 cm2 atau (luas penampang memanjang)

2. Tulangan Bagi = (0,25) dikalikan jumlah t ulangan pokok

Penulangan Per meter untuk lantai tembok sesuai kebutuhan kelayakan teknis :

1. Tulangan pokok = (0,003 s.d 0,025) dikalikan (B dikalikan H/12) atau (luas penampang melintang)

(18)

3 Tembok Kantilever

Penulangan Per meter untuk dinding tembok sesuai kebutuhan kelayakan teknis :

1. Tulangan pokok = (0,003 s.d 0,025) dikalikan 2000 cm2 at au (luas penampang memanjang)

2. Tulangan Bagi = (0,25) dikalikan jumlah t ulangan pokok

Penulangan Per meter untuk lantai tembok sesuai kebutuhan kelayakan teknis :

1. Tulangan pokok = (0,003 s.d 0,025) dikalikan (B dikalikan H/ 12) at au (luas penampang m elint ang)

2. Tulangan Bagi = (0,25) dikalikan jumlah t ulangan pokok

4 Kemiringan dinding Minimal 50 : 1 bat u (Sirt u) yang berfungsi sebagai lapisan drainase

(19)

f. Ada lapisan air tanah/air g. Tanah Lempung

h. Tanah pasir

udara)

2. Analisis tekanan yang terjadi mencakup tekanan akibat air/lapisan air tanah, dan indikator tanah yang berpengaruh adalah tanah dalan kondisi jenuh**.

1. Batu kali yang digunakan minimal ukuran 20 cm 2. Kerekel yang digunakan ukuran 2 cm s.d 5 cm 3. Semen yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi

lingkungan tembok.

4. Pasir harus bebas dari bahan lain seperti tanah lempung, sampah, dan kotoran lainnya. Ukuran butiran 0,006 cm s.d 0,2 cm

9 Kualitas adukan Disesuaikan dengan desain yang terdanai, dapat

mengikat batu dengan baik dan kuat, berat volume antara 2,0 – 2,4 t/m3 (PPI 1983)

C. PEMELIHARAAN

1 TP3 1. M emast ikan sudah dibent uk dan dilat ih

2. Tersedia Sekret ar iat TP3 didesa.

2 Bentuk Pemeliharaan Sudah disosialisasikan pada masyarakat Rencana Kerja dan Sumber Pembiayaan yang sudah dituangkan dalam PERDES/SK KADES 3 Dokumen Pemeliharaan Dokumen Pemeliharaan Harus terarsip dengan baik dikantor Desa. 4 Rencana Kerja Pemeliharaan 5. Kebersihan lingkungan tepi sekitar dinding dari

rumput-rumput atau tumbuhan dengan akar yang dapat merusak dinding

6. Keadaan suling-suling

7. Kondisi saluran air/drainase air 8. Perlindungan terhadap bahan utama

Misalnya :

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis, ditinjau dari kemampuan menahan tegangan yang terjadi, didapatkan bahwa material bambu petung layak dan aman digunakan sebagai material alternatif

Bangunan tembok penahan tanah digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urugan atau tanah asli yang labil akibat kondisi topografinya (Setiawan,

Dinding penahan tanah merupakan suatu struktur buatan manusia untuk menahan gaya dorong tanah lateral yang terjadi akibat perbedaan elevasi permukaan tanah dan juga

S Dengan : TEQ = Gaya geser dasar total pada arah yang ditinjau kN Kh = Koefisen beban gem[a horizontal I = Faktor kepentingan bangunan WT = Berat total struktur yang mengalami

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,