HALAMAN MOTTO
“Berusaha untuk selalu berpikir positif dan optimis dalam semua kesulitan, jangan terobsesi pada pengalaman masa lalu atau masa depan, tetapi tataplah masa kini. Masa lalu sudah lewat tak akan kembali lagi, masa depan belum terjadi maka kita tak tahu apa yang terjadi dan akhirnya hanya berharap sesuatu. Dimasa kinilah kita harus menentukan dan membuat keputusan yang baik terhadap diri kita.”
“Jangan mengukur kebijaksanaan seseorang hanya karena kepandaiannya berkata-kata, tetapi juga perlu dinilai dari buah pikiran serta tingkah lakunya.”
“Education is an ornament in prosperity and a refuge in
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus, terima kasih ya Bapa, Engkau menjadi penuntun dan
penolongku disaat ku putus asa dan disaat ku membutuhkan-Mu, Kau selalu
ada dan menemaniku.
Papa dan Mamaku tersayang (Heru Bambang Budiartha dan Agustina Dewi
Listyarini) yang sangat menyayangiku dengan tulus, membimbingku, dan
selalu memberi dukungan, yang bekerja keras tuk mencukupi kebutuhanku
selama ini, kasih kalian tak terhingga sepanjang masa.
Adikku yang tercantik dan terceriwis Aprilia Artha Kusumadewi, makasih ya
dek selalu menemaniku dan memberi warna dalam hidupku.
My prince, terimakasih yang tak terhingga atas semua pengorbanan yang telah
kamu lakukan buat aku. Semoga semua yang kita cita-citakan bersama dapat
terwujud.
Sahabat – sahabatku Maria, Rinda kecil, Rayi, Mbak Ellen, n Mbak Ayoe
trimakasih tuk dukungan dan waktu kalian selama kita bersama. Terutama tuk
pengalaman hidup yang membuat aku jadi dewasa dan doa kalian yang selalu
menguatkan aku.
Teman – teman Manajemen ’08, makasih atas kebersamaannya.
Terakhir buat semua orang yang tidak bisa ku sebutkan satu per satu yang
selalu tulus menyayangi dan mendukung aku terimakasih. Tuhan memberkati
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kesehatan
Bank Perkreditan Rakyat : Studi Kasus Pada PT. BPR Shinta Daya”. Skripsi ini
ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A., selaku Dosen Pembimbing I, yang
telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.
4. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dosen Pembimbing II,
yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini
menjadi lebih sempurna.
5. Bapak Y. Sumartono, selaku Direktur Utama PT. BPR Shinta Daya yang
telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.
6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
7. Segenap karyawan PT. BPR Shinta Daya yang selalu memberi keramahan
dan membantu penulis.
8. Kedua orang tuaku tersayang dengan penuh kasih dan kesabaran selalu
memberikan motivasi dan doa pada penulis selama menempuh studi.
9. Adikku tersayang yang selalu mendoakan dan membantu selama
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
HALAMAN ABSTRAK ... xv
ABSTRACT ... xvi
CURRICULLUM VITAE ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Obyek Penelitian ... 27
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 28
D. Variabel Penelitian ... 28
E. Sumber Data ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ... 31
G. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 35
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Deskripsi Data dan Analisis ... 45
B. Pembahasan ... 78
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBTASAN PENELITIAN ... 87
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
II.1 Kriteria Penetapan Tingkat Komponen Camel ... 22
II.2 Bobot Prosentase Komponen Camel ... 23
II.3 Rangkuman Hasil Penelitian Peringkat Komposit pada PT. BNI (Persero) Tbk ... 25
II.4 Rangkuman Hasil Penelitian Peringkat Komposit pada PT. Bank Bukopin (Persero) Tbk ... 25
IV.1 Komposisi Tingkat Pendidikan ... 39
IV.2 Rincian Sumber Daya Manusia PT. BPR Shinta Daya ... 40
V.1 Neraca PT. BPR Shinta Daya per 31 Desember tahun 2008-2010 ... 45
V.2 Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta Daya per 31 Desember tahun 2008-2010 ... 47
V.3 Laporan Penyediaan Modal Minimum PT. BPR Shinta Daya tahun 2008 ... 48
V.4 Laporan Prosentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PT. BPR Shinta Daya tahun 2008 ... 49
V.5 Aktiva Produktif Diklasifikasikan PT. BPR Shinta Daya tahun 2008 . 50 V.6 Laporan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk PT. BPR Shinta Daya tahun 2008 ... 50
V.7 Penilaian Manajemen PT. BPR Shinta Daya tahun 2008 ... 51
V.8 Laporan Penyediaan Modal Minimum PT. BPR Shinta Daya tahun 2009 ... 51
V.9 Laporan Prosentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PT. BPR Shinta Daya tahun 2009 ... 53
V.12 Penilaian Manajemen PT. BPR Shinta Daya tahun 2009 ... 54
V.13 Laporan Penyediaan Modal Minimum PT. BPR Shinta Daya tahun 2010
... 55
V.14 Laporan Prosentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PT. BPR Shinta Daya
tahun 2010 ... 56
V.15 Aktiva Produktif Diklasifikasikan PT. BPR Shinta Daya tahun 2010 . 57
V.16 Laporan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk PT.
BPR Shinta Daya tahun 2010 ... 57
V.17 Penilaian Manajemen PT. BPR Shinta Daya tahun 2008 ... 58
V.18 Nilai Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Analisis CAMEL
tahun 2008-2010 ... 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
II.5 Kerangka Konseptual Analisis Kesehatan Bank ... 26
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
ANALISIS KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT Studi Kasus Pada PT BPR Shinta Daya
Yuanita Artha Kusumadewi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan bank dan faktor –
faktor dominan yang mempengaruhi kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya
dengan menggunakan analisis CAMEL yang meliputi Capital (permodalan), Asset
(kualitas aktiva produktif), Management (manajemen umum dan risiko), Earning
(rentabilitas), Liquidity (likuiditas).
Data-data yang diolah merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari Bank,
dan berdasarkan perhitungan data tersebut menggunakan analisis CAMEL didapat
hasil kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya pada tahun 2008, 2009, 2010
adalah sebesar 97,86; 97,73; 98,4. Dengan hasil demikian maka BPR Shinta Daya
tergolong bank yang sehat, sedangkan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi
penilaian kesehatan BPR Shinta Daya adalah faktor permodalan dan kualitas aktiva
produktif karena memiliki bobot nilai kredit paling besar.
ABSTRACT
AN ANALYSIS ON FINANCIAL BANK SOUNDNESS A Case Study At PT BPR Shinta Daya
Yuanita Artha Kusumadewi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
This study is aimed at identifying the financial soundness of the bank and the
dominant factors influencing the soundness of Shinta Daya Public Credit Bank, using
the CAMEL analysis consisting of Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity.
All of the data used were quantitative data obtained from the Bank, and the
result based on the calculation of those datas using CAMEL analysis was that the
credit value of the years 2008, 2009, 2010 were 97,86; 97,73; 98,4. Therefore, Shinta
Daya Public Credit Bank was classified as a sound bank, whereas the dominant
factors influencing the scoring of Shinta Daya Public Credit Bank’s health were the
Capital and the Asset because they have the biggest credit values.
CURRICULLUM VITAE
1. Nama
: Yuanita Artha Kusumadewi
2. Tempat dan Tanggal Lahir
: Tangerang, 4 Juni 1990
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Katholik Roma
5. Pekerjaan Orang Tua
: Wiraswasta
6. Alamat Asal : Kebonan, Jebresan RT 02/ RW 20 Kalitirto Berbah Sleman Yogyakarta
7. Riwayat Pendidikan
a. SD
: SD Mutiara Kasih, Tangerang, 2002
b. SMP
: SMP Negeri 1 Kalasan, Yogyakarta, 2005
c. SMA
: SMA Stella Duce 1, Yogyakarta, 2008
8. Hobby : Membaca, menyanyi, mengoleksi novel, berwisata alam, menonton film action.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok
pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi
katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis sejak terjadinya
krisis ekonomi tahun 1998. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga
sangat membantu upaya mengurangi pengangguran.
Sejalan dengan itu, perhatian pemerintah baik pemerintah pusat
maupun daerah terhadapsektor UMKM pun dari waktu ke waktu semakin
besar. Karena ada beberapa permasalahan umum yang dihadapi oleh UMKM
khususnya dalam hal keterbatasan permodalan, maka pemerintah membuat
program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan ekonomi mikro
dan kecil, yang berawal dari Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Kebijakan Percepatan Pengembang Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah bernama KUR (Kredit Usaha Rakyat), yang juga
merupakan upaya pemerintah dalam mendorong perbankan nasional dan
Dari sisi perbankan, UMKM dipandang sebagai sektor yang
menguntungkan untuk dibiayai, terbukti dari semakin meningkatnya
pertumbuhan kredit UMKM.Dapat dikatakan demikian karena ada beberapa
faktor penyebabnya. Pertama, tingkat kemacetan relatif kecil. Kedua,
mendorong terjadinya penyebaran resiko , jumlah pinjaman dengan nilai
nominal kecil memungkinkan bank memperbanyak nasabah, sehingga dana
tidak terkonsentrasi pada satu kelompok sektor usaha. Ketiga, suku bunga
pada tingkat bunga pasar bukan merupakan masalah pokok bagi UMKM,
tetapi tersedianya dana pada saat, jumlah dan sasaran yang tepat serta
prosedur yang sederhana lebih penting dari subsidi bunga.Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) sebagai lembaga keuangan yang memiliki segmen pasar
utamanya sektor UMKM akan menghadapi situasi persaingan yang semakin
ketat dalam dimensi yang semakin luas.
Ketatnya persaingan usaha yang berimbas pada sisi permodalan akan
menjadi perhatian utama dunia perbankan.Persaingan tersebut dapat berakibat
pada sistem permodalan. Persaingan juga mendorong munculnya
kompleksitas resiko, dan hanya bisa dipertahankan jika permodalan suatu
bank mencukupi.Karakteristik BPR yang memiliki kemudahan dalam
penyaluran kredit serta memberikan keuntungan simpanan dibandingkan
dengan bank konvensional lain menjadi daya tarik tersendiri sehingga BPR
Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam
perekonomian suatu negara. Fungsi tersebut adalah fungsi intermediasi
keuangan, artinya bank sebagai lembaga perantara dalam penghimpunan dana
masyarakat dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana ke masyarakat
dalam bentuk pinjaman/kredit.Menurut Undang-Undang RI No. 7 tahun 1992
yang telah disempurnakan dengan Undang-Undang RI. No. 10 tahun 1998
bank dibedakan menjadi dua kategori yaitu Bank Umum danBank Perkreditan
Rakyat (BPR).
Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap produk investasi
sekarang ini, seperti saham, reksadana, maupun Obligasi Ritel Indonesia
(ORI) yang memberikan keuntungan besar, akan mendorong pemilik dana
keluar dari perbankan. Selain itu, perebutan debitor juga akan semakin
menggila.Cepat atau lambat, globalisasi ekonomi akan kita hadapi bersama.
Bertaburannya investor asing ke beberapa bank belakangan ini, setidaknya
akan menstimulasi bank-bank ini untuk menjadi pionir di dalam memasuki
pasar bebas ini. Berakibat, perbankan nasional bisa menjadi tamu di
negaranya sendiri akibat kalah bersaing dengan bank milik asing, yang saat ini
sudah terlihat gejala dominasinya.
Pentingnya tindakan penilaian tingkat kesehatan ini telah ditegaskan
oleh pemerintah dalam Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan
yang kemudian mengalami perubahan dengan dikeluarkannya
bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas dan
aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, sesuai dengan prinsip
kehati-hatian. Untuk mengetahui tingkat kesehatan bank dapat juga dilihat
dari laporan keuangan yang dibuat secara periodik oleh bank tersebut.
Segmentasi pasar BPR Shinta Daya yang memasarkan produknya
kepada masyarakat kecil serta UMKM diperkirakan menjadi alasan utama
kenapa BPR tersebut bisa bertahan hingga saat ini. Secara kelembagaan dalam
lima tahun terakhir jumlah BPR rata bertambah 1,2% setahun, aset
rata-rata pertahun tumbuh 23,7% atau rata-rata - rata-rata tumbuh 2,5% perbulan.
BPR saat ini harus bersaing dengan unit pembiayaan lainnya seperti
dengan bank umum, koperasi dan pegadaian.Adapun kendala yang harus di
hadapi BPR.Kendala tersebut seperti relatif tingginya tingkat bunga yang di
tawarkan oleh BPR, tingginya cost of fund, biaya provisi dan biaya
operasional yang juga tinggi, belum tersosialisasinya keberadaa BPR ditengah
masyarakat, Keengganan pengusaha itu sendiri berhubungan dengan BPR,
yang seharusnya dapat menjadi nasabah potensial BPR. Hingga tingginya
tingkat persaingan BPR dalam pembiayaan UMKM baik bersaing dengan
sesama BPR maupun dengan lembaga keuangan dan non keuangan lainnya.
Prospek BPR untuk pembiayaan UMKM dimasa datang masih sangat
besar. Hal ini sejalan dengan prediksi yang menunjukkan terus
sebagai tulang punggung perekonomian yang bisa diandalkan, khususnya
membantu masyarakat kalangan menengah kebawah.
Selain itu diperlukan juga faktor “kepercayaan” dari masyarakat,
karena banyaknya bank yang dilikuidasi membuat masyarakat harus cermat
dalam memilih bank yang akan dijadikan tempat untuk menyimpan uang
karena tingkat kesehatan bank merupakan faktor utama para nasabah.
Setelah mengamati fenomenatersebut diatas, maka saya tertarik
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, secara sederhana dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya ?
2. Faktor – faktor dominan apa saja yang mempengaruhi kesehatan bank
pada Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya ?
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya meneliti kondisi kesehatan dan faktor – faktor
yang mempengaruhi kesehatan pada Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya
dengan menggunakan analisis CAMEL yang meliputi Capital, Asset,
Management, Earning, Liquidity sehingga dari penelitian tersebut dapat
diketahui kondisi kesehatan bank tersebut.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kondisi kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Shinta
Daya.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor dominan yang mempengaruhi
kesehatan bank pada Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya.
3. Untuk menghasilkan rekomendasi yang tepat mengenai kesehatan Bank
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wacana
pembanding tentang ilmu yang diberikan pada masa kuliah dengan
realitas yang ada pada masyarakat.
2. Bagi pimpinan Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi referensi untuk menentukan arah kebijakan
dalam upaya meningkatkan profitabilitas dan produktivitas bank.
3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
informasi tambahan dalam hubungannya menggunakan jasa bank.
4. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-
fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana
memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana
tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva
dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah
aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan
sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva-aktiva tersebut. Untuk
membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan dapat
memenuhinya dari sumber yang berasal dari luar perusahaan dan dapat
juga yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dari luar perusahaan
berasal dari pasar modal, yaitu pertemuan antara pihak membutuhkan
dana dan pihak yang dapat menyediakan dana. Dana yang berasal dari
pasar modal ini dapat berbentuk hutang (obligasi) atau modal sendiri
(saham).Sumber dari dalam perusahaan berasal dari penyisihan laba
Setelah dana diperoleh, dana tersebut harus digunakan untuk
membelanjai operasi perusahaan. Dana akan tertanam pada berbagai
kekayaan riil perusahaan.
2. Fungsi – Fungsi Manajemen Keuangan
Dalam manajemen keuangan tidak bias terlepas dari laporan keuangan.
Ada beberapa fungsi manajemen keuangan menurut Sutrisno ( 2003 : 3 ),
antara lain :
a. Keputusan investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan
harus mengalokasikan dana kedalam bentuk – bentuk investasi yang
akan mendatangkan keuntungan di masa yang akan dating. Bentuk,
macam, dan komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan
menunjang tingkat keuntungan di masa depan.
b. Keputusan pendanaan
Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur
modal. Pada keputusan ini manajer dituntut untuk mempertimbangkan
dan menganalisis kombinasi dari sumber – sumber dana yang
ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan – kebutuhan
investasi serta kegiatan usahanya.
Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk
menentukan besarnya prosentase laba yang dibagikan kepada para
pemegang saham dalam bentuk cash dividend , stabilitas dividen yang
dibagikan, dividen saham ( stock dividend ), pemecahan saham ( stock
split ), serta penarikan kembali saham yang beredar yang semuanya
ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.
Maka penerapan proses manajemen dalam bidang keuangan tentunya
disertai dengan tujuan tertentu, yaitu agar berbagai aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan sebaik – baiknya.
3. Laporan keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi :
¾ Neraca
Neraca yaitu laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari
perusahaan pada suatu saat tertentu.
Aktiva, dibagi menjadi dua yaitu :
‐ Jangka pendek, yaitu jangka waktu 1 tahun atau kurang dari 1 tahun.
Hutang dapat diklasifikasikan menjadi :
‐ Dijamin penuh, kreditor yang diberi jaminan sama atau lebih dari besarnya hutang.
‐ Dijamin sebagian, kreditor yang diberi jaminan kurang dari besarnya hutang.
‐ Kreditur tidak dijamin, kreditor yang tidak diberi jaminan dalam bentuk barang-barang tertentu.
¾ Laporan laba rugi
Laporan laba rugi yaitu laporan mengenai penghasilan, biaya,
laba-rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
¾ Laporan laba ditahan
Laporan laba ditahan yaitu daftar kumulatif laba yang berasal dari
tahun-tahun sebelumnya dan tahun berjalan yang tidak dibagikan
sebagai deviden.
¾ Laporan arus kas atau laporan arus dana
Laporan arus kas yang menunjukkan operasi perusahaan, investasi,
4. Pengertian Bank
Secara umum bank adalah suatu badan usaha yang memiliki wewenang
dan fungsi untuk untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk
disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut. Berikut di bawah ini
adalah macam-macam dan jenis-jenis bank yang ada di Indonesia beserta
arti definisi / pengertian masing-masing bank.
Jenis-Jenis Bank :
¾ Dilihat dari Segi Fungsinya dalam Undang-Undang Pokok Perbankan
Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya
Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998, maka jenis perbankan terdiri dari
dua jenis bank yaitu:
1) Bank Umum
Pengertian bank umum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lampu lalu lintas pembayaran.
Bank umum sering disebut juga bank komersil (commercial bank).
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Pengertian BPR menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
¾ Dilihat dari Segi Kepemilikannya
1) Bank milik pemerintah
Dimana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula. Contohnya antara lain: Bank Negara Indonesia
46 (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara
(BTN), Bank Mandiri.
2) Bank milik swasta nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki
oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh
swasta, begitu pula pembagian keuntungan diambil oleh swasta
pula. Contonya antara lain: Bank Bumi Putera, Bank Bukopin,
Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia,
Bank Lippo, Bank Muamalat dan bank swasta lainnya.
3) Bank milik asing
Merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik
swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara. Contohnya
antara lain: ABN AMRO Bank, American Express Bank, Bank of
America, Bangkok Bank, Bank of Tokyo, City Bank, Chase
Manhattan Bank, Deutsche Bank, European Asian Bank,
Hongkong Bank, Standard Chartered Bank, Bank Asing lainnya.
Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak
asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya
secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.
Contohnya antara lain: Bank finconesia, Bank Merincorp, Bank
PDFCI, Bank Sakura Swadarma dan Bank Campuran lainnya.
¾ Dilihat dari Segi Statusnya
1) Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri
atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar
negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of
Credit (L/C), dan transaksi luar negeri lainnya.
2) Bank non devisa
Merupakan bank yang belum mempunyaiizin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperti halnya bank devisa.
¾ Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga
baik harga jual maupun harga beli terbagi menjadi dua kelompok,
yaitu:
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya bank yang berdasarkan prinsip konvensional
menggunakan dua metode, yaitu:
a. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk
simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian
pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga
ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan
harga ini dikenal dengan istilah spread based.
b. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam
nominal atau presentase tertentu seperti biaya administrasi
biaya provisi, sewa, iuran dan biaya-biaya lainnya. System ini
dikenal dengan istilah fee based.
2) Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik
dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau
kegiatan perbankan lainnya. Penentuan harga atau mencari
keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah
dengan cara:
b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah)
c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah)
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan (ijarah)
e. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bankoleh pihak lain (ijarah wa
iqtina).
Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan
harga produknya dengan bunga tertentu.
5. Penilaian kesehatan bank
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang cara penilaian tingkat kesehatan Bank Umum, pasal 2 dijelaskan bahwa :
¾ Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan
perkembangan suatu bank.
¾ Pendekatan kualitatif sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan
penilaian terhadap faktor-faktor seperti; permodalan, kualitas aktiva,
Faktor-faktor yang dinilai seperti yang dijelaskan di atas dikenal dengan
istilah CAMEL ( capital, asset, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas )
adalah sebagai berikut :
a. Capital (Permodalan)
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan
yang di dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum
bank.Penilaian tersebut di dasarkan kepada CAR (Capital Adequacy
Ratio). Bisa dihitung dengan menggunakan rumus (Dendawijaya
2000:144) :
Permodalan =
100%
Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio
modal terhadap Aktiva Terimbang Menurut Resiko (ATMR).
Sedangkan penilaian terhadap Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM) bank ditetapkan sebagai berikut :
‐ Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat “sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0, 1% dari pemenuhan
KPMM sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal 100.
‐ Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap
penurunan 0, 1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7, 9% nilai
b. Asset (Kualitas Aset)
Asset (aktiva) suatu bank akan dinilai berdasarkan kualitas
aktiva produktif (KAP) yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif,
baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan
penghasilan atau menimbulkan kerugian. Menurut Peraturan Bank
Indonesia No. 4/6/PBI Tahun 2002, kualitas aktiva produktif bisa
dihitung dengan cara :
KAP =
100%
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki
bank. Penilaian terhadap KAP didasarkan atas rasio aktiva produktif
yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif sebesar 15,5% atau
lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap penurunan 0,15% mulai
dari 15,5% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100.
c. Management (Manajemen)
Menurut SK DIR Bank Indonesia No 30/12/KEP/DIR
penilaian kuantitatif terhadap manajemen mencakup beberapa
komponen yaitu manajemen umum yang meliputi strategi, struktur,
kepemimpinan dan manajemen risiko yang meliputi risiko likuidasi,
pengurus.Perhitungan nilai kredit didasarkan pada hasil penilaian
jawaban atas pertanyaan dari komponen manajemen bank.
Manajemen yang baik akan mempengaruhi faktor dan
komponen yang akan dinilai dalam penilaian kesehatan bank. Untuk
itu agar mencapai hasil yang terbaik dalam penilaian komponen
manajemen diperlukan adanya manajer lapisan bawah, menengah,
maupun puncak yang mampu bertindak sebagai perencana,
pengorganisasi, pemimpin, dan pengendali organisasi.
‐ Manajemen Umum
Manajemen umum merupakan bagian yang sangat penting dalam
pengelolaan bank. Penghimpunan dana oleh bank sangat
dipengaruhi oleh persepsi bank tentang peranan kegiatan
pemasaran, cara dan pelayanan bank kepada nasabah, strategi atau
sasaran yang sudah direncanakan, struktur organisasi yang ada,
perancangan system yang terjadi, dan kepemimpinan. Jadi
keberhasilan pada manajemen umum akan mendukung
keberhasilan bank.
‐ Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk
mengatur atau mengatasi risiko yang muncul.Menurut pandangan
modern, risiko yang muncul tidak boleh dihindari melainkan harus
bisa diselesaikan. Risiko yang muncul dalam suatu usaha biasanya
akan mendewasakan perusahaan tersebut. Bank Perkreditan Rakyat
perlu mengetahui dan mempelajari serta melaksanakannya dalam
kegiatan sehari-hari.Pemberian kredit adalah salah satu risiko dari
sekian banyak risiko yang dialami BPR. Pengaturan risiko yang
baik akan membuat kredit yang diberikan oleh BPR terhindar dari
kredit macet.
d. Earning (Rentabilitas)
Penggunaan rentabilitas sebagai criteria penilaian hasil operasi
perusahaan mempunyai tujuan pokok dan dapat dipakai sebagai
(Harnanto, 1984:353) :
‐ Suatu indicator tentang efektifitas manajemen
Sebagian besar, tinggi rendahnya rentabilitas yang dihasilkan oleh
perusahaan tergantung pada kapabilitasnya, kelihaian, dan
motivasi manajemen.Rentabilitas merupakan salah satu factor
yang mampu menggambarkan criteria yang sangat diperlukan
untuk menilai suksesnya suatu perusahaan sebagai manifestasi dari
efektifitas dan kualitas manajemen.
‐ Suatu alat untuk membuat proyeksi laba perusahaan
Dikatakan demikian karena rentabilitas menggambarkan korelasi
membantu dalam membuat proyeksi laba pada berbagai tingkat
modal yang ditanamkan pada jenis usaha yang bersangkutan.
‐ Suatu alat pengendali bagi manajemen
Bagi pihak intern khususnya manajemen, rentabilitas dapat dipakai
sebagai alat pengendali.Rentabilitas dapat dipakai sebagai alat
untuk menyusun rencana, koordinasi, evaluasi hasil pelaksanaan
operasi perusahaan, criteria penilaian alternative dan dasar
pengambilan keputusan penanaman modal.
Rentabilitas sebagai salah satu bagian dalam tahapan
penentuan tingkat kesehatan bank, dan bisa dihitung dengan cara :
a. ROA=
100%
b.
BOPO =100%
Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian terhadap
faktor rentabilitas didasarkan pada 2 (dua) rasio, yaitu :
‐ Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama.
e. Liquidity (Likuiditas)
Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CAMEL
ini adalah rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR).
Penilaian likuiditas didasarkan pada rasio antara kredit
terhadap dana yang diterima oleh bank.Dihitung dengan rumus
(Dendawijaya 2000:171) :
LDR =
x 100%
dan menggunakan rasio alat likuid terhadap hutang lancar, dengan
rumus =
x 100%
Atas dasar faktor-faktor yang dinilai, diperoleh nilai
gabungan.Nilai gabungan setelah dikurangi dengan nilai kredit diperoleh
hasil penilaian tingkat kesehatan. Sedangkan tingkat kesehatan ditetapkan
dalam 4 (empat) golongan predikat sebagaiberikut :
Nomor Nilai kredit Predikat
01 81 < Kr < 100 Sehat
02 66 < Kr < 81 Cukup Sehat
03 51 < Kr < 66 Kurang Sehat
04 Kr < 51 Tidak Sehat
Untuk lebih jelasnya faktor dan komponen pada penjelasan di atas
diberikanbobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat yang diatur dalam surat edaran Bank Indonesia No
30/3/UPPB Tahun 1997 dengan metode CAMEL, seperti pada tabel berikut :
Nomor urut Faktor yang dinilai Komponen Bobot
01 Permodalan Rasio modal terhadap aktiva
terimbang menurut rasio 30 %
02 Kualitas Aktiva Produktif
Rasio aktiva produktif yang
diklasifikasikan terhadap
aktiva produktif.
30 %
03 Manajemen a.Manajemen umum
b.Manajemen risiko 20 %
04 Rentabilitas
a. Rasio laba terhadap
rata-rata volume usaha dan
b. Rasio biaya operasional
terhadap pendapatan
operasional
10 %
05 Likuiditas
a.Rasio kredit terhadap dana
yang diterima dari pihak ke3
b.Rasio alat likuid terhadap
hutang lancer
10 %
Total 100 %
B. Penelitian Sebelumnya ¾ Judul skripsi :
Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank
Dengan Menggunakan Metode Camel ”(Studi Kasus Pada Pt. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk Dan Pt. Bank Bukopin Tbk Periode
2006-2008)
Ringkasan kesimpulan :
Faktor Keterangan
Capital (Permodalan) Selama periode 2006-2008, rasio
CAR berada diantara peringkat 1 dan 2.Secara keseluruhan, berarti
permodalannya sehat.
Asset (Aktiva) Rasio KAP pada periode 2006-2008
berada pada peringkat 3 secara keseluruhan, kualitas aktivanya cukup sehat.
Management (Manajemen) Pada tahun 2006 rasio NPM berada
diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 berada pada peringkat 3. hal ini secara keseluruhan menunjukan kualitas manajemennya baik.
Earning (Rentabilitas) Pada tahun 2006 rasio ROA berada
diantara peringkat 1 dan 2,sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 rasio ROA berada pada peringkat 3 yang berarti perolehan laba cukup tinggi. Sedangkan BOPO periode 2006-2008 berada diantara peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan berarti rentabilitasnya baik
Liquidity (Likuiditas) Pada tahun 2006 rasio LDR berada
Tabel II.3 Rangkuman Hasil Penelitian Peringkat Komposit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Faktor Keterangan
Capital (Permodalan) Selama tahun 2006 dan 2007, rasio
CAR berada diantara peringkat 4 dan 5, sedangkan pada tahun 2008 berada diantara peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan, berarti permodalannya tidak sehat.
Asset (Aktiva) Rasio KAP pada tahun 2006 dan 2007
berada diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2008 berada pada peringkat 3. Secara keseluruhan, kualitas aktivanya sehat.
Management (Manajemen) Pada periode 2006-2008 rasio NPM
berada diantara peringkat 1 dan 2. hal ini secara keseluruhan menunjukan kualitas manajemennya baik
Earning (Rentabilitas) Pada periode 2006-2008 rasio ROA
berada diantara peringkat 1 dan 2. Sedangkan rasio BOPO periode 2006-2008 berada diantara peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan berarti rentabilitasnya baik
Liquidity (Likuiditas) Pada tahun 2006 dan 2007 rasio LDR
berada pada peringkat 1, sedangkan pada tahun 2008 rasio LDR berada pada peringkat 2. Berarti secara keseluruhan likuiditasnya baik.
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini
yang merupakan strategi analisis:
Bagan II.5 Kerangka Konseptual Analisis Kesehatan Bank
Kerangka pemikiran ini merupakan modifikasi dari ( strategic management
1994 ) dari Fred R David, dan Pearce Robinson yang disesuaikan dengan
strategi kesehatan bank.
D. Hipotesis
Kondisi kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya baik. BPR Shinta Daya
Analisis
Penentuan alternative strategi
Penetapan tujuan jangka panjang Pengembangan dan pemilihan strategi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Untuk mengetahui kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya
Yogyakarta, maka dalam penelitian ini akan menggunakan data kuantitatif,
yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Dalam penelitian
ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna
data. Data sekunder berupa laporan - laporan keuangan Bank Perkreditan
Rakyat Shinta Daya yaitu berupa : Neraca, Laporan Rugi/ Laba, Laporan
Kualitas Aktiva Produktif, Laporan Prosentase Tingkat Kolektibilitas Kredit
dan Laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.
Penelitian ini akan mencoba menganalisis kondisi dan faktor – faktor
kesehatan bank perkreditan rakyat dengan menggunakan pengamatan fakta
lapangan dan data – data. Dari hasil tersebut akan memberikan pandangan
berdasarkan fakta dan data yang telah dianalisis dengan teori dan rumus
CAMEL.
B. Obyek Penelitian
Objek penelitian yang akan diteliti pada penelitian ini adalah PT. Bank
tersebut, karena menurut penulis bank tersebut sudah lebih inovatif dan kreatif
dalam mengembangkan produk dan jasa yang diberikan kepada masyarakat
dibandingkan dengan bank perkreditan rakyat lainnya dan nasabah di bank
tersebut tergolong banyak yaitu 19.774 nasabah, serta data yang diperoleh
penulis lebih mudah dan lebih lengkap dibandingkan dengan bank yang
lainnya.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
¾ Waktu pelaksanaan : Bulan Oktober tahun 2011
¾ Lokasi penelitian : PT. Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya
Bogem Kalasan Sleman Yogyakarta
D. Variabel Penelitian
Alat analisis yang digunakan dalam menganalisis tingkat kesehatan
bank tersebut diatas yaitu dengan menggunakan suatu teknik yang disebut
dengan teknik analisa CAMEL. Melakukan penilaian hanya berdasarkan
pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan terbatasnya data yang diperoleh.
Adapun aspek-aspek yang di analisis hanya dilihat dari aspek C
(Capital), A (Asset), M (Managemen), E (Earning) , dan L (Liquidity).
Adapun penilaian dari masing-masing aspek tersebut meliputi :
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di
dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.Penilaian
tersebut di dasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio). Bisa dihitung
dengan menggunakan rumus (Dendawijaya 2000:144) :
Permodalan =
100%
2. Asset (Aktiva)
Asset (aktiva) suatu bank akan dinilai berdasarkan kualitas aktiva
produktif (KAP) yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif, baik yang
sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan
atau menimbulkan kerugian. Menurut Peraturan Bank Indonesia No.
4/6/PBI Tahun 2002, kualitas aktiva produktif bisa dihitung dengan cara :
KAP =
100%
3. Management (Manajemen)
Penilaian didasarkan pada dua aspek manajemen yaitu :
a. Manajemen umum, meliputi :
‐ Strategi/sasaran
‐ Struktur
‐ Sistem
‐ Kepemimpinan
‐ Risiko likuiditas
‐ Risiko kredit
‐ Risiko operasional
‐ Risiko hukum
‐ Risiko pemilik dan pengurus
Untuk mencapai hasil yang terbaik dalam penilaian komponen
manajemen diperlukan adanya manajer lapisan bawah, menengah,
maupun puncak yang mampu bertindak sebagai perencana,
pengorganisasi, pemimpin, dan pengendali organisasi atau ada
perangkapan jabatan dalam kepemimpinan manajer puncak.
4. Earning (Rentabilitas)
Rentabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi
besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA),
dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional bank
(BOPO).
a. ROA = Laba Sebelum Pajak x 100 %
Total Aktiva
b. BOPO = Biaya Operasional x 100 %
5. Liquidity (Likuiditas)
Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CAMEL ini
adalah rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) dan rasio alat likuid
terhadap hutang lancar.
LDR = x 100% dan Alat likuid
Hutang lancarx 100%
E. Sumber Data
Sumber data yaitu dari Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya
Bogem Kalasan Sleman Yogyakarta dan referensi dari media internet
melalui situs resmi Bank yang bersangkutan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan data primer dan
sekunder dalam upaya pengumpulan data dan penulis memperoleh data
dari berbagai sumber, diantaranya adalah :
1. Dari literatur yang berkaitan dengan penulisan ilmiah ini.
2. Data yang bersumber dari media internet melalui situs resmi Bank
yang bersangkutan dan terdiri dari :
a. Data kuantitatif
¾ Yaitu data yang dinyatakan dengan angka-angka yang berasal dari
PT. Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya Bogem Kalasan Sleman
Yogyakarta.
Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam
menganalisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode
CAMEL.
b. Data kualitatif
Yaitu data yang tidak dinyatakan dengan angka tetapi berupa
keterangan yang dapat memberikan gambaran yang berkaitan dengan
penulisan ilmiah ini diantaranya adalah sejarah singkat, visi misi
perusahaan, dan struktur organisasi.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan alat analisis
kuantitatif,yaitu:
1. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap
Aktiva Terimbang Menurut Resiko (ATMR) dan penilaian terhadap
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank ditetapkan sebagai
berikut, jika pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat “sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0, 1% dari pemenuhan KPMM
2. Assets
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Penilaian
terhadap KAP didasarkan atas rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan
terhadap aktiva produktif sebesar 15,5% atau lebih diberi nilai kredit 0, dan
untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,5% nilai kredit ditambah 1
dengan maksimal 100.
3. Management
Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam
bekerja.Dalam aspek ini, yang dinilai adalah Manajemen umum, meliputi
:Strategi/sasaran, Struktur, Sistem, Kepemimpinan, dan Manajemen Risiko,
meliputi : Risiko likuiditas, Risiko kredit, Risiko operasional, Risiko hokum,
Risiko pemilik dan pengurus.
4. Earnings
Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan
suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian terhadap faktor rentabilitas
didasarkan pada 2 (dua) rasio, yaitu :
¾ Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata
volume usaha dalam periode yang sama.
¾ Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap
5. Liquidity / Likuiditas
Penilaian likuiditas didasarkan kepada rasio antara kredit terhadap dana yang
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBJEK PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. BPR Shinta Daya berdiri 40 tahun yang lalu, tepatnya didirikan
secara resmi tahun 1970, di Kalasan Sleman Yogyakarta, selama 40 tahun
telah menjadi bagian dinamika perekonomian di Wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta, melalui beragam produk layanan yang kompetitif, mudah, dan
inovatif serta didukung dengan infrastruktur yang memadai, yang kini makin
tumbuh dan berkembang dalam pelayanan jasa perbankan, dan mendorong
pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Awal berdirinya didasarkan pada ijin pemerintah dengan nama “Bank
Madya Shinta Daja”, dengan akte pendirian No 6 tanggal 5 Juni 1970
berdasarkan akte Notaris Moh Jachja Purwodidjojo, dalam perkembangannya
berubah menjadi PT Bank Desa Shinta Daya, dengan akte No. Y.A.5/76/25
tanggal 12 Maret 1974, selanjutnya PT Bank Desa Shinta Daya berubah
menjadi PT Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya dengan akte No. 13 tanggal
15 Desember 1989. Bank Perkreditan Rakyat ini dinamakan Shinta Daya,
karena memiliki arti atau lambang kesucian dan ketulusan Dewi Shinta yang
diambil sebagai semangat dan daya dorong dalam pengabdian pelayanan jasa
PT BPR Shinta Daya berada di wilayah Kalasan dan Prambanan
karena dari sisi ekonomi sangat strategis, dekat dengan Pasar Prambanan yang
merupakan pasar transit yang mempunyai potensi ekonomi tinggi, dekat
dengan Candi Prambanan dan Candi Kalasan yang merupakan kawasan wisata
domestic dan asing, yang berimplikasi mendorong pertumbuhan ekonomi
masyarakat disekitarnya, letak bank juga berada dipinggir Jalan Yogya-Solo
yang merupakan jalan akses provinsi sebagai jalur distribusi ekonomi antar
daerah. Potensi inilah yang ditangkap oleh BPR Shinta Daya dalam
membangun layanan perbankan yang sehat, terpercaya, mudah, aman, dan
saling menguntungkan bagi masyarakat. Dan dengan kemudahan dan
kepercayaan dapat mengembangkan BPR Shinta Daya dalam meningkatkan
tatanan perekonomian yang lebih maju terkhusus bagi usaha mikro kecil dan
menengah.
B. Visi dan Misi perusahaan
Visi Bank Perkreditan Shinta Daya adalah Menjadi Bank terbaik dan
terpercaya dalam memberdayakan ekonomi masyarakat.
Misi Bank Perkreditan Shinta Daya meliputi :
o Memberi pelayanan terbaik, mudah, cepat, tepat guna untuk para pemakai jasa perbankan.
C. Perijinan yang dimiliki BPR Shinta Daya
PT Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya beroperasi berdasarkan :
1. Ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia – Direktorat Jenderal
Moneter No.5, Ket.039/DJM/III/1974, tanggal 24 Januari 1974 serta Surat
dari Bank Indonesia No. 6/82/UPPS/PPTR tertanggal 20 Februari 1974.
2. Disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia :
a. No. Y.A.5/76/25, tanggal 12 Maret 1974
b. No. Y.A.5/304/21, tanggal 5 Juni 1980
c. No. C2-451-HT-01-04.Th-84 tanggal 19 Januari 1984
d. No. C2683.HT.01.04.TH.90 tanggal 14 Mei 1990
e. No. C-11522.HT.01.04.TH.99 tanggal 22 Juni 1999
f. No. C-23821HT.01-04-TH 2000 dan No. C-19857 HT.01.04.TH.2002
tanggal 14 Oktober 2002
g. No. C-18427 HT.01.04.TH.2004 tanggal 22 Juli 2004
h. No. C-19265 HT.01.04.TH.2006 tanggal 3 Juli 2006
kesemuanya melalui persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
3. Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.33 tanggal 23April 1973,
dan No.71 tanggal 4 September 1981, No. 43 tanggal 29 Mei 1984, dan
D. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Susunan pengurus PT. BPR Shinta Daya sesuai dengan Akte
Pernyataan Keputusan Rapat No.3 tanggal 9 September 2009 dengan Notaris
Dwi Noor Yudisatmoko, S.H., dan Surat Keputusan Direksi
No.525/SK.Dir.BSD/10/2009 adalah sebagai berikut :
1. Pengurus dan Manajemen
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : RY. Suwondo
Komisaris : Alex Sukono, S.E.
Dewan Direksi
Direktur Utama :Y. Sumartono CRBD (Certified Rural Bank Director)
Direktur :Awan Setiawan CRBD (Certified Rural Bank Director)
Pimpinan cabang wonosari : A. Wargunanto, B.A.
SPI : Nur Cahyo, S.E.,M.M.,CRBD
Kabag Kredit : Tri Widodo
Kabag Administrasi dan Keuangan : Yuni Suryani, S.E.
Kabag Administrasi Kredit : Ir. W. Margono
Kabag Dana : B. Ari Santi Handayani, S.E., M.M.
Kabag Personalia : C. Sri Yuspinah, S.E.
Kepala kantor pelayanan kas Ngemplak : JB. Heri Mahadi
Kepala kantor pelayanan kas Berbah : Joko Prastowo
Kepala kantor pelayanan kas Ngaglik : Y. Suroto, S.E.
Sampai saat ini PT BPR Shinta Daya memiliki 85 orang sumber daya
manusia yang berkualitas, selalu menjunjung tinggi kejujuran, tanggung
jawab, memiliki kompetensi secara professional dan selalu bekerja
memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pengguna jasa perbankan.
Selain memiliki latar pendidikan formal yang sesuai bidangnya, secara
periodic diikutkan program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan
baik oleh internal BPR Shinta Daya maupun lembaga pengembangan SDM,
supaya SDM lebih kompeten, memberikan kinerja yang tinggi dan pelayanan
yang lebih baik kepada nasabah.
TABEL IV.1
Komposisi Tingkat Pendidikan
No. Jenjang Pendidikan Jumlah SDM
1. Strata 2 ( S2 )
2 orang 2. Strata 1 ( S1 )
42 orang 3. Sarjana Muda ( DIII )
16 orang 4. SLTA
23 orang 5. SLTP
1 orang
TABEL IV.2
Rincian Sumber Daya Manusia PT. BPR Shinta Daya Jabatan Jumlah ( orang )
Dewan Komisaris 2
Direksi 2
Satuan Pengawas Intern 1
Pimpinan Cabang 1
Kepala Bagian 5
Kasubbag Kredit 1
Kepala Kelompok ( Unit ) 4
Kepala Seksi 10
Staff Administrasi Kelompok 4
Account Officer 22
Staff Marketing Funding 8
Staff Administrasi 15
Staff Logistic 3
Satpam 7
BAGAN IV.1
STRUKTUR ORGANISASI PT. BPR SHINTA DAYA
A
B
C
D
F E
G H
I J
K L M N O
V W
Keterangan :
A. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
B. Dewan Komisaris
C. Direktur Utama
D. Direktur
E. Satuan Pengawas Intern ( SPI )
F. Satuan Manajemen Risiko
G. Pimpinan Kepala Bagian Kredit
H. Pimpinan Cabang
I. Staff kepala bagian
J. Wakil pimpinan cabang
K. Kepala bagian kredit
L. Kepala bagian Administrasi kelompok
M. Kepala bagian dana
N. Kepala bagian administrasi dan keuangan
O. Kepala bagian persediaan dan logistic
P. Kepala seksi kredit
Q. Kepala seksi administrasi kelompok
R. Kepala seksi dana
S. Kepala seksi administrasi dan keuangan
U. Kepala seksi logistic
V. Kepala seksi marketing
W. Kepala seksi administrasi umum
E. Wilayah Layanan dan Nasabah
PT. BPR Shinta Daya memberikan pelayanan jasa perbankan di
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sesuai dengan visi misi dan
hakekat berdirinya sebagai lembaga keuangan mikro, BPR Shinta Daya
memberi perhatian lebih terhadap masyarakat usaha mikro, kecil, dan
menengah ( UMKM ) guna memberdayakan potensi ekonomi dan
memperkuat ketahanannya.
Nasabah BPR Shinta Daya banyak tersebar diberbagai lapisan
masyarakat seperti petani, pedagang, nelayan, home industry, pegawai
maupun pensiunan. Saat ini nasabah PT BPR Shinta Daya berjumlah 19.744
nasabah, terdiri dari 10.850 nasabah penabung, 2.622 nasabah deposan, dan
6.302 nasabah peminjam.
F. Produk dan Layanan 1. Tabungan
Produk tabungan di BPR Shinta Daya telah dirancang agar memberi nilai
bunga yang menarik dan fleksibel dalam pelayanan penyetoran dan
penarikannya, dengan sistem jemput bola dan sistem online disetiap kantor
pelayanan kas dan kantor cabang, dana tabungan juga terjaga keamanannya
karena dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)
2. Deposito
Produk tabungan berjangka atau deposito pada BPR Shinta Daya memiliki
system yang sangat menarik karena menyesuaikan dengan rencana
penggunaan dana nasabah dengan mendapatkan layanan yang prima
dengan hasil investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan,
dana juga dijamin oleh LPS dengan berbagai variasi jangka waktu
menyesuaikan rencana pengguna dana nasabah. Pilihan jangka waktunya 3
bulan, 6 bulan, dan 12 bulan atau otomatis perpanjangan.
3. Kredit
Kredit merupakan produk andalan dari BPR Shinta Daya sebagai sarana
memberikan solusi permodalan bagi masyarakat, dikemas dengan fleksibel,
mudah, cepat dalam pelayanan serta didukung dengan suku bunga yang
kompetitif guna mengembangkan ekonomi atau usaha masyarakat dan
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data dan Analisis 1. Deskripsi Data
Data – data yang akan digunakan dalam analisis penelitian ini adalah data –
data mengenai nilai Capital Adequacy Ratio, nilai Asset Quality, nilai Management,
nilai Earning, dan nilai Liquidity atau disingkat dengan istilah CAMEL. Data – data
CAMEL tersebut diperoleh dari data – data sekunder yang diolah oleh BPR Shinta
Daya. Data – data sekunder tersebut merupakan data dari tahun 2008-2010 dan dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL V.1
NERACA PT. BPR SHINTA DAYA PER 31 DESEMBER 2008-2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
No. Pos – Pos 2008 2009 2010
AKTIVA
1 Kas 1,140,009 1,503,944 1,852,213
2 Antar Bank Aktiva 4,908,386 8,585,542 14,115,488
3 Kredit yang Diberikan 70,688,326 79,808,631 97,309,575
4 Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (2,331,575) (2,957,035) (3,374,918)
a. Tanah dan Gedung 1,187,925 1,187,925 1,667,075
b. Akum.penyusutan
gedung 128,314 209,548 294,775
c. Inventaris 1,327,710 1,852,242 2,104,594
d. Akum.penyusutan
inventaris 791,176 916,014 1,155,356
6 Aktiva Lain-lain 2,613,550 2,547,098 2,483,724
Jumlah Aktiva 78,614,841 91,402,785 114,707,620
PASIVA
1 Kewajiban yang segera dapat
dibayar 742,371 95,687 102,958
2 Tabungan 22,236,867 23,436,046 29,216,097
3 Deposito 33,848,988 39,698,696 44,401,147
4 Antar Bank Pasiva 11,352,536 14,121,348 26,175,559
5 Pinjaman yang Diterima 1,625,000 2,750,000 1,750,000
6 Pasiva Lain-lain 1,746,148 2,627,937 3,546,317
7 Modal
a. Modal dasar 5,000,000 5,000,000 5,000,000
b. Modal belum disetor (1,149,000) 0 0
c. Agio 20,000 20,000 20,000
d. Modal sumbangan 7,455 7,455 7,455
8 Cadangan Umum 1,879,521 1,951,255 2,544,282
9 Laba yang Ditahan 0 0 0
10 Saldo Laba (Rugi) tahun
berjalan 1,304,955 1,694,361 1,943,805
Jumlah Pasiva 78,614,841 91,402,785 114,707,620
TABEL V.2
LAPORAN LABA RUGI
PT. BPR SHINTA DAYA PER 31 DESEMBER 2008-2010 ( Dalam Ribuan Rupiah )
No. Pos-pos 2008 2009 2010
A Pendapatan
1 Bunga 14,039,647 16,843,804 19,335,467
2 Provisi dan komisi 1,377,105 1,498,195 596,726
3 Pendapatan lainnya 101,191 32,556 515,041
Jumlah pendapatan
operasional 15,517,943 18,374,555 20,447,234
B Beban
1 Beban bunga 6,168,882 7,596,860 8,899,972
2 Beban administrasi dan umum 971,467 1,130,517 1,417,736
3 Beban personalia 4,932,675 5,174,595 5,825,574
4 Penyisihan aktiva produktif 449,358 644,312 405,884
5 Beban operasional lainnya 1,219,946 1,643,642 1,109,775
Jumlah beban operasional 13,742,328 16,189,926 17,658,941 C Laba/Rugi Operasional
a. Laba operasional ( A-B ) 1,775,615 2,184,629 2,788,293 b. Rugi operasional ( B-A ) 0 0 0
D Pendapatan non operasional 141,996 195,476 232,288 E Beban non operasional 0 0 308,502 F Laba/Rugi non Operasional
a. Laba non operasional ( D-E ) 141,996 195,476 0
G Laba/Rugi tahun berjalan
a. Laba tahun berjalan 1,917,611 2,380,105 2,712,079
b. Rugi tahun berjalan 0 0 0
H Taksiran PPh 612,656 685,744 768,274
I LABA/RUGI
a. Laba 1,304,955 1,694,361 1,943,805
b. Rugi 0 0 0
Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2008-2010
TABEL V.3
LAPORAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2008
( Dalam Ribuan Rupiah )
No. Keterangan NOMINAL
Bobot
Kredit kepada usaha mikro dan
kecil 68,770,634 85% 58,455,039
c Kredit kepada usaha menengah 0 4 Aktiva tetap dan inventaris 1,595,569 100% 1,595,569 5 Aktiva lainnya 2,606,802 100% 2,606,802
Jumlah ATMR 63,638,126
No. Komponen Modal JUMLAH
Penyisihan aktiva produktif
umum 339,469 Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2008
TABEL V.4
LAPORAN PROSENTASE TINGKAT KOLEKTIBILITAS KREDIT PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2008
( Dalam Ribuan Rupiah ) KOLEKTIBILITAS JUMLAH
KREDIT
Lancar 72,699,962 Kurang Lancar 379,761
Diragukan 279,458 Macet 2,135,308 Jumlah kredit 75,494,489
Antar Bank Aktiva 4,908,386 Total aktiva produktif 80,402,875
TABEL V.5
AKTIVA PRODUKTIF DIKLASIFIKASIKAN PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2008
( Dalam Ribuan Rupiah )
KOLEKTIBILITAS JUMLAH
KREDIT PENETAPAN
Aktiva Produktif diklasifikasikan
Kurang lancer 379,761 50% 189,881
Diragukan 279,458 75% 209,594 Macet 2,135,308 100% 2,135,308
TOTAL 2,794,527 2,534,782
Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2008
TABEL V.6
LAPORAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF WAJIB DIBENTUK PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2008
( Dalam Ribuan Rupiah )
KOLEKTIBILITAS JUMLAH
KREDIT PENETAPAN PPAPW
Lancar + ABA 77,608,348 0.5% 388,042 Kurang lancer 379,761 10.0% 37,976
TABEL V.7 PENILAIAN MANAJEMEN PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2008
Aspek-aspek yang dinilai Jumlah Ya tidak Nilai kredit
I.Manajemen Umum
A. Risiko likuiditas B. Risiko kredit C. Risiko operasional D. Risiko hukum E. Risiko kepemilikan
dan pengawasan
Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2008
TABEL V.8
LAPORAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2009
( Dalam Ribuan Rupiah )
No. Keterangan NOMINAL
Bobot
rasio ATMR
1 Kas 1,503,944 0% 0
2 Aktiva antar bank 8,099,181 20% 1,619,836
3 Kredit 0
a Kredit kepada pegawai/pensiunan 2,994,523 50% 1,497,262
b
Kredit kepada usaha mikro dan
c Kredit kepada usaha menengah 0 4 Aktiva tetap dan inventaris 1,914,604 100% 1,914,604 5 Aktiva lainnya 2,539,501 100% 2,539,501
Jumlah ATMR 72,863,195
Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2009
No. Komponen Modal JUMLAH
1 Modal Inti
A Modal disetor 5,000,000
b Agio 20,000
c Modal sumbangan 7,455 d Cadangan umum 1,951,255 e 50% dari laba bersih 860,559 Jumlah modal inti 7,839,269
2 Modal Pelengkap
Penyisihan aktiva produktif
umum 381,032 (maximum 1,25% dari ATMR )
Jumlah modal pelengkap 381,032
3 JUMLAH MODAL (1+2) 8,220,301
KPMM = 8% X ATMR 5,829,056
TABEL V.9
LAPORAN PROSENTASE TINGKAT KOLEKTIBILITAS KREDIT PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2009
( Dalam Ribuan Rupiah )
KOLEKTIBILITAS
JUMLAH KREDIT
Lancar 84,229,049 Kurang Lancar 1,115,219
Diragukan 361,806 Macet 2,213,099 Jumlah kredit 87,919,173
Antar Bank Aktiva 8,585,542 Total aktiva produktif 96,504,715
Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2009
TABEL V.10
AKTIVA PRODUKTIF DIKLASIFIKASIKAN PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2009
( Dalam Ribuan Rupiah )
KOLEKTIBILITAS JUMLAH
KREDIT PENETAPAN
Aktiva Produktif diklasifikasikan
Kurang lancar 1,115,219 50% 557,610
Diragukan 361,806 75% 271,355
Macet 2,213,099 100% 2,213,099 TOTAL 3,690,124 3,042,063
TABEL V.11
LAPORAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF WAJIB DIBENTUK PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2009
( Dalam Ribuan Rupiah )
KOLEKTIBILITAS JUMLAH
KREDIT PENETAPAN PPAPW
Lancar + ABA 92,814,591 0.5% 464,073 Kurang lancer 1,115,219 10.0% 111,522
Diragukan 361,806 50.0% 180,903 Macet 2,213,099 100.0% 2,213,099 TOTAL 96,504,715 2,969,597 Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2009
TABEL V.12 PENILAIAN MANAJEMEN PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2009
Aspek-aspek yang dinilai Jumlah ya tidak Nilai kredit
I.Manajemen Umum
A. Risiko likuiditas B. Risiko kredit C. Risiko operasional D. Risiko hukum E. Risiko kepemilikan
Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2009
TABEL V.13
LAPORAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2010
( Dalam Ribuan Rupiah )
No. Keterangan NOMINAL Bobot
rasio ATMR
pegawai/pensiunan 5,966,515 50% 2,983,258
b
Kredit kepada usaha mikro dan
kecil 88,232,396 85% 74,997,537
c Kredit kepada usaha menengah 640,000 100% 640,000 4 Aktiva tetap dan inventaris 2,321,538 100% 2,321,538 5 Aktiva lainnya 2,483,724 100% 2,483,724
Jumlah ATMR 86,042,799
Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2010
No. Komponen Modal JUMLAH
1 Modal Inti
Penyisihan aktiva produktif
Jumlah modal pelengkap 838,836
3 JUMLAH MODAL (1+2) 9,382,476
KPMM = 8% X ATMR 6,883,424
Kelebihan Modal 2,499,052 Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2010
TABEL V.14
LAPORAN PROSENTASE TINGKAT KOLEKTIBILITAS KREDIT PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2010
( Dalam Ribuan Rupiah )
KOLEKTIBILITAS
JUMLAH KREDIT
Lancar 105,076,726 Kurang Lancar 1,780,060
Diragukan 624,537 Macet 2,911,963 Jumlah kredit 110,393,286
Antar Bank Aktiva 14,115,488 Total aktiva produktif 124,508,774
TABEL V.15
AKTIVA PRODUKTIF DIKLASIFIKASIKAN PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2010
( Dalam Ribuan Rupiah )
KOLEKTIBILITAS JUMLAH
KREDIT PENETAPAN
Aktiva Produktif diklasifikasikan
Kurang lancer 1,780,060 50% 890,030
Diragukan 624,537 75% 468,403
Macet 2,911,963 100% 2,911,963
TOTAL 5,316,560 4,270,396
Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2010
TABEL V.16
LAPORAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF WAJIB DIBENTUK PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2010
( Dalam Ribuan Rupiah )
KOLEKTIBILITAS
JUMLAH
KREDIT PENETAPAN PPAPW
Lancar + ABA 119,192,214 0.5% 595,961 Kurang lancer 1,780,060 10.0% 178,006
Diragukan 624,537 50.0% 312,269 Macet 2,911,963 100.0% 2,911,963 TOTAL 124,508,774 3,998,199
TABEL V.17 PENILAIAN MANAJEMEN PT. BPR SHINTA DAYA TAHUN 2010
Aspek-aspek yang dinilai Jumlah ya tidak Nilai kredit
I.Manajemen Umum
A. Risiko likuiditas B. Risiko kredit C. Risiko operasional D. Risiko hukum E. Risiko kepemilikan
dan pengawasan
Sumber : Data sekunder PT. BPR Shinta Daya tahun 2010
Data CAR, Asset Quality, Management, Earning Ability, Liquidity tersebut
diatas merupakan data hasil penelitian untuk tahun 2008 sampai 2010. Kelima data