• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DALAM MEMBINA MASYARAKAT PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS PKBM BUSTANUL MUSLIMIN DESA GENTING KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DALAM MEMBINA MASYARAKAT PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS PKBM BUSTANUL MUSLIMIN DESA GENTING KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017 - Test Repository"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)

DALAM MEMBINA MASYARAKAT PUTUS SEKOLAH (STUDI

KASUS PKBM BUSTANUL MUSLIMIN DESA GENTING

KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh:

SITI ARIYANTI

NIM: 111 13 055

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

ِِِ}

٦

:يارشولإا{

ا ًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ

Artinya: “Sesungguhnya bersama kesulitan

ada kemudahan”. (Al Insyirah: 06)

PERSEMBAHAN

Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT

Penulis persembahkan skripsi ini, teruntuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Nurchodin dan Ibu Isbiasih atas segala doa, restu dan pengorbanannya yang tak putus sampai akhir masa, serta yang tercinta suamiku Mas Indro Sulistiyo yang telah memberikan motivasi dan semangat saat mulai rapuh dengan secercah senyum dan lantunan doa, putraku tersayang

Muhammad Adelard Rafardhan Athallah yang menjadi alasan untuk selalu tersenyum dan dukungan dari teman-teman

seperjuanganku di pondok pesantren Al-Falah, IAIN Salatiga serta teman-teman PAI angkatan 2013 terimakasih atas

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis lantunkan dalam lisan dan hati atas segala

nikmat dzohir dan batin yang telah Allah berikan. Shalawat serta salam penulis

sanjungkan kepada manusia sempurna dan penyempurna segala kejahiliyahan Nabi

Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Peran Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah (Studi

Kasus PKBM Bustanul Muslimin Desa Genting tahun 2017) dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan ini, penulis menyadari banyak berbagai pihak yang turut

serta membantu kelancaran proses pembuatan skripsi, baik secara material, maupun

spiritual. Selanjutnya penullis haturkan ucapan terimakasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.ag. Ketua Jurusan Program Studi PAI.

4. Bapak Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa

memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

5. Seluruh Dosen IAIN Salatiga dan para stafnya yang telah memberikan Ilmu

(9)

6. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Ibu Hj. Nyai Latifah

dan Bapak KH. M. Zoemri RWS beserta keluarga yang telah membina,

mendidik, selama menuntut Ilmu di pesantren dan telah memberikan izin

untuk penelitian.

7. Bapakku Nurchodin dan Ibuku tercinta Isbiasih serta kedua mertuaku, yang

telah berkorban dalam segala hal demi kebahagiaan anak-anaknya serta

terimakasih atas ridho, do‟a dan kasih sayangnya sehingga anakmu bisa

menyeleseikan studi S1.

8. Suamiku tercinta Indro Sulistiyo, yang selalu memberikan dukungan,

motivasi, waktu, dan tenaganya dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Putraku tersayang Muhammad Adelard Rafardhan Athallah.

10.Sahabat-sahabatku santri PPTI Al-Falah terimakasih atas segala pengalaman

hidup kalian, penulis belajar memahami kehidupan dari kalian.

11.Teman-temanku seluruh PAI angkatan 2013

12.Semua pihak yang serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan

skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan

untuk perbaikan skripsi ini.

Salatiga, 11 September 2017

(10)

ABSTRAK

Ariyanti Siti. 2017. Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah (Studi Kasus PKBM Bustanul Muslimin Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang) Tahun 2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Sa‟adi, M. Ag.

Kata Kunci : PKBM, Masyarakat Putus Sekolah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah (Studi Kasus PKBM Bustanul Muslimin Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang) Tahun 2017. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah? (2) Apa upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah? (3) Apa penghambat dan pendorong PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif maka data dari penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menggunakan triangulasi sumber sebagai instrumen untuk mengecek validitas data. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni hasil wawancara ketua PKBM Bustanul Muslimin, Pengurus, koordinator program, serta warga belajar, dan sumber data sekunder yaitu berupa foto-foto kegiatan terkait PKBM Bustanul Muslimin.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

DEKLARASI ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTARLAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusa Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Penegasan Istilah ... 8

F. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu ... 9

(12)

H. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ... 19

B. Membina Masyarakat Putus Sekolah ... 32

C. Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah ... 38

BAB III PAPARAN DATA DA TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data ... 39

B. Temuan Penelitian ... 49

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengelolaan PKBM Bustanul Muslimnin ... 58

B. Upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam Membina

Masyarakat Putus Sekolah ... 67

C. Penghambat dan pendorong pelaksanaan PKBM Bustanul

Muslimin dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah ... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Nama- nama Tutor PKBM Bustanul Muslimin ... 43

Tabel 3.2. Bantuan yang pernah diperoleh dua tahun terkhir ... 46

Tabel 3.3. Instansi/ Lembaga/ Organisasi sebagai mitra kerja ... 47

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 3 Daftar Nilai SKK

Lampiran 4 Surat Pembimbing dan Asisten Pembimbing Skripsi

Lampiran 5 Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 6 Pedoman Wawancara

Lampiran 7 Transkrip Wawancara

Lampiran 8 Surat Keterangan Bukti Penelitian

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kunci keberhasilan setiap negara. Negara yang

memerhatikan kualitas dan kuantitas pendidikannya akan lebih maju daripada

negara yang kurang memerhatikan sektor pendidikannya. Peran pendidikan

dalam hal ini adalah menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya guna bagi

bangsa dan negara yang pada akhirnya berdampak positif pada kemajuan negara

tersebut di berbagai bidang. Sebagaimana penjelasan arti pendidikan pada UU

Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, “pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara (Tim Kreatif LKM UN, 2011:44), maka artinya bahwa

pembangunan pendidikan berpengaruh positif terhadap kemajuan bangsa. Akan

tetapi, jika kenyataan berkata sebaliknya maka bisa menjadi kunci kegagalan

suatu negara. Realita kegagalan pendidikan ini disebabkan belum dijadikannya

pendidikan sebagai prioritas utama agenda pembangunan bangsa.

Ki Hajar Dewantoro seorang tokoh pendidikan Nasional Indonesia serta

yang diangkat oleh pemerintah sebagai Bapak pendidikan menyatakan sebagai

(16)

bangsanya dan ditujukan untuk perikehidupan yang dapat mengangkat derajat

negara dan rakyat, agar dapat bekerjasama dengan lain-lain bangsa untuk

kemuliaan segenap manusia di seluh dunia (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:190).

Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha dan perbuatan

dari generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan

ketrampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan

fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan di atas, pendidikan

merupakan proses kesinambungan yang dilalui oleh manusia dengan cara

bimbingan, latihan dan didikan khusus berkaitan dengan perkembangan

intelektual, kerohanian, jasmani, sosial dan etika. Dengan kata lain pendidikan

juga dipandang sebagai pewaris kebudayaan dan pengembang petensi pada diri

manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berilmu, berakhlak,

sehat, berbudaya, berseni, berguna dan bertanggung jawab. Pendidikan bagi

kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi

sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera

dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang Sistem

(17)

mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan, jalur pendidikan

luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui

kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.

Jadi, pendidikan tidaklah harus dilaksanakan di sekolah (formal) tetapi juga dapat

dilaksanakan di luar sekolah (non formal). Undang-undang nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri

atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi.

Pada Pasal 16 ayat (4) menyatakan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri

atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar

masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis.

Saat ini, banyak sekali permasalahan dalam seputar pendidikan yang

menyebabkan sebagian masyarakat tidak menyelesaikan pendidikannya. Masalah

tersebut dapat dipicu dari tingginya angka kemiskinan di Indonesia dan juga

rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi mereka.

Dengan berbagai masalah tersebut maka pemerintah merancang Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (Selanjutnya ditulis PKBM). Lahirnya PKBM merupakan

respon adanya berbagai permasalahan di Indonesia yang membutuhkan

dukungan satuan pendidikan nonformal untuk memecahkannya. Masalah tersebut

di antaranya:

1. Masih tingginya angka buta aksara di indonesia yang mencapai 6,4 juta jiwa

(BPS: 2012).

(18)

3. Angka drop out dan lulus tidak melanjutkan berkisar 1,7 juta anak setiap

tahun (PDSP: 2012).

4. Jumlah anak usia 0-6 tahun mencapai 31 juta anak dan baru berkisar 62 %

yang terlayani dengan pendidikan anak usia dini.

5. Kesenjangan pembangunan antar propinsi di indonesia masih tinggi.

Adanya satuan pendidikan nonformal di daerah diharapkan menjadi

motor penggerak dalam pengentasan buta aksara, kemiskinan dan melayani

pendidikan bagi masyarakat yang tidak beruntung (Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2014:1).

PKBM sebagai satuan pendidikan merupakan lembaga/institusi atau

tempat belajar masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan anak usia dini

dan pendidikan nonformal dan informal. PKBM diselenggarakan bertujuan untuk

memberikan layanan pendidikan nonformal sebagai penambah, pengganti dan

pelengkap pendidikan formal bagi warga masyarakat yang membutuhkan

pengetahuan, keterampilan kecakapan hidup, mengembangkan sikap dan

kepribadian, mengembangkan diri untuk berusaha mandiri, dan atau melanjutkan

pendidikan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

Oleh karena itu dalam upaya untuk meningkatkan mutu PKBM harus mengacu

pada amanat UU Nomor 20 tahun 2003. PKBM berfungsi melayani masyarakat

(19)

untuk memberdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup

secara mandiri. Oleh sebab itu prinsip PKBM adalah dari, oleh dan untuk

masyarakat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014:3).

PKBM Bustanul Muslimin adalah salah satu lembaga pendidikan yang

berada di desa Genting, kecamatan Jambu, kabupaten Semarang. Penulis

memilih PKBM Bustanul Muslimin sebagai bahan penelitian dikarenakan PKBM

tersebut layak untuk diteliti. Pemilihan PKBM Bustanul Muslimin juga

dipertimbangkan dari berbagai aspek yaitu:

1. PKBM Bustanul Muslimin berdiri sejak tahun 2008.

2. PKBM Bustanul Muslimin telah terakreditasi baik dibuktikan dengan SK.

MENKUMHAM No. AHU0002039.AH01.07. Tahun 2015.

3. PKBM Bustanul Muslimin tidak hanya mengelola program kesetaraan SLTP

dan SLTA, namun juga mengelola PAUD Bhakti Nusa, Kelompok Belajar

Usaha (KBU), Bimbingan Latihan Ketrampilan, dan Tempat Baca

Masyarakat (TBM).

4. PKBM Bustanul Muslimin tidak hanya menerima masyarakat dari desa

Genting saja, namun juga desa sekitarnya.

PKBM Bustanul Muslimin telah meluluskan siswa program kesetaraan

sejak tahun 2015. Ini artinya bahwa program ini sangat membantu masyarakat

yang putus sekolah maupun tidak melanjutkan sekolah untuk dapat melanjutkan

(20)

masyarakat juga diajarkan untuk belajar usaha dalam Kelompok Belajar Usaha

(KBU) yaitu belajar membuat jarum tiram dan jamur kuping.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

bermaksud melakukan penelitian dengan judul “PERAN PUSAT KEGIATAN

BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DALAM MEMBINA MASYARAKAT

PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS PKBM BUSTANUL MUSLIMIN DESA

GENTING KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN

2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina

masyarakat putus sekolah?

2. Apa upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus

sekolah ?

3. Apa penghambat dan pendorong pelaksanaan PKBM Bustanul Muslimin

dalam membina masyarakat putus sekolah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

(21)

2. Untuk mengetahui upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina

masyarakat putus sekolah.

3. Untuk mengetahui penghambat dan pendorong pelaksanaan PKBM

Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan

khususnya mengnai lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi PKBM dan Tutor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan PKBM dan tutor untuk dapat membina masyarakat putus

sekolah.

b. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah

sebagai bahan koreksi atau evaluasi dalam pengelolaan di PKBM

Bustanul Muslimin sehingga pelaksanaannya bisa lebih baik lagi.

c. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini diharapakan memberikan manfaat untuk

mengembangkan kemapuan berfikir serta mengetahui lebih dalam

(22)

E. Penegasan Istilah

Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari kesalah pahamaan

pengertian terhadap judul skripsi yang penulis bahas, maka akan penulis

sampaikan batasan- batasan istilah yang terdapat pada judul, yaitu:

1. Peran PKBM

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata “peran” yaitu

perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

dalam masyarakat.

PKBM merupakan suatu tempat kegiatan pembelajaran masyarakat

yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan yang

sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai

kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan aspek-aspek kehidupan

lainnya (Tohani, 2009:195).

Jadi Peran PKBM yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang diharapkan

mampu untuk memberdayakan masyarakat melalui suatu wadah atau tempat

belajar.

Dalam penelitian ini penulis membatasi kegiatan PKBM Bustanul

Muslimin yang akan diteliti, yakni:

a. Pendidikan kesetaraan:

(23)

b. KBU (Kelompok Belajar Usaha)

c. Pendidikan Life Skill

2. Membina Masyarakat Putus Sekolah

Kata “Membina” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan

upaya untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa, antara lain mencakupi

peningkatan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan berbahasa yang dilakukan

misalnya melalui jalur pendidikan dan pemasyarakatan.

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal

dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari

kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah

ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai

prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain,

masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terkait oleh

suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2009:115).

Jadi, membina masyarakat putus sekolah yaitu upaya untuk

meningkatkan pendidikan dan pengetahuan sekumpulan manusia yang tidak

mengentaskan pendidikan formal.

F. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu

Kajian tentang peran PKBM dalam membina masyarakat putus sekolah

(24)

skripsi. Berikut kajian penelitian yang relevan dengan penelitian yang diangkat

oleh penulis sebagai acuan.

Pertama, Penelitian tentang PKBM yang dilakukan oleh Wahyu Endardi

mahasiswa fakultas dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2006 yang

berjudul “Peran PKBM Mekar dalam Rangka Meningkatkan dan Pendapatan

Masyarakat di Desa Ngipak, Kecamatan Karang Mojo, Gunung Kidul”,

penelitian ini memfokuskan pada proses pelaksanaan belajar paket B serta

pengadaan perpustakaan umum, disamping itu juga penelitian ini memfokuskan

kajiannya kepada upaya peningkatan pendapatan masyarakat yaitu dengan

mendirikan Kelompok Belajar Usaha (KBU). Penelitian yang dilakukan oleh

saudara Wahyu Endardi mempunyai kesamaan dengan penelitian ini yakni

membahas tentang PKBM. Namun, terdapat perbedaan dalam fokus penelitianya

yakni penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Endardi hanya fokus pada program

paket B, perpustakaan umum, dan KBU. Sedangkan program yang menjadi fokus

penelitian ini meliputi program kesetaraan (Paket A, B, dan C), KBU, dan

pendidikan Life Skill.

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Mirza mahasiswa UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta tahun 2005 di PKBM Bina Karya desa Srimulyo, Piyungan,

Bantul. Dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Melalui PKBM „Bina Karya‟”,

(25)

perbedaannya, yakni pada bidang atau program yang akan dijadikan bahan

penelitian.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Tri Rusikawati mahasiswa

Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2010 yang berjudul “Efektivitas Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Usaha Mulya dalam Meningkatkan

Pendidikan Masyarakat Di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman”. Untuk

mengetahui efektivitas PKBM penelitian ini menggunakan komponen-komponen

sistem yaitu input, proses dan output. Penilaian input PKBM dilihat dari

komponen organisasi dan komponen lingkungan. Untuk komponen proses adalah

pada tahap perencanaan dan pelaksanaan dari program yang dilaksanakan oleh

PKBM. Kemudian yang menjadi outputnya adalah Efektivitas Pusat Kegiatan

belajar Masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Tri Rusikawati

memiliki kesamaan yakni sama-sama membahas tentang PKBM. Namun,

terdapat perbedaan dalam fokus penelitianya yakni penelitian yang dilakukan

oleh Tri Rusikawati hanya terfokus pada program kesetaraan (Paket A, B dan C).

Sedangkan dalam penelitian ini tidak hanya fokus pada program kesetaraan saja.

G. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

metode, antara lain:

1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

(26)

pengertian adanya upaya penggalian dan pemahaman pemaknaan terhadap

apa yang terjadi pada berbagai individu atau kelompok, yang berasal dari

persoalan sosial atau kemanusiaan (Santana, 2010:1).

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai pengumpul

data. Dapat pula digunakan berbagai instrumen sebagai pendukung tugas

peneliti namun fungsinya hanya terbatas. Oleh karena itu, kehadiran peneliti

di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PKBM Bustanul Muslimin, yang

beralamatkan di Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

4. Sumber Data

Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari

sumber, di antaranya:

a. Data primer

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari PKBM

Bustanul Muslimin, serta narasumber yang diwawancarai. Dalam

penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kepala PKBM

Bustanul Muslimin dan tutor PKBM Bustanul Muslimin.

(27)

penelitian ini adalah masyarakat putus sekolah dan pengelolaan PKBM

Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah. Serta

dokumen-dokumen yang memperkuat hasil penelitian.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data,

menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian (Suwartono,

2014:41).

Untuk memperoleh data yang akurat serta memperhatikan relevansi

data dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data

menggunakan beberapa metode, yaitu:

a. Observasi

Menurut W. Gulo (2002:116) Pengamatan (observasi) adalah metode

pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi

sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap

peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan,

yang kemudian dicatat seobyektif mungkin.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui lokasi PKBM Bustanul

Muslimin serta ruang dan tempatnya.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

(28)

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (inteviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186).

Dalam wawancara, peneliti akan menggali sebanyak mungkin data

yang terkait dengan pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dan upaya

PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah.

Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang

terkait di dalam PKBM Bustanul Muslimin yang terdiri dari ketua PKBM

Bustanul Muslimin, pengelola PKBM Bustanul Muslimin, tutor PKBM

Bustanul Muslimin dan warga belajar PKBM Bustanul Muslimin. Untuk

mempermudah pelaksanaan wawancara peneliti akan menggunakan

instrumen berupa alat rekaman dan instrumen lain yang dapat membantu

pelaksanaan wawancara.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan

mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang

dilakukan oleh seorang psikologi dalam meneliti perkembangan seorang

klien melalui catatan pribadinya (Fatoni, 2011:112).

Teknik dokumentasi berarti cara mengumpulkan data yang sudah ada

yaitu dengan dipelajari dan dicatat apa yang diperlukan oleh peneliti.

(29)

6. Analisis Data

Analisis data (Bogdan & Biklen dalam Lexy J. Moleong 1989:248)

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikaan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan data temuan.

Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik

triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sebagai pembanding terhadap

data data itu (Moleong, 2011: 332).

8. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, tahap-tahap yang ditempuh meliputi:

a. Tahap Pra Lapangan

Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok

pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing

dalam penyusunan proposal penelitian, dilanjutkan penyelesaian perijinan

(30)

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Penulis mulai melakukan pengumpulan bahan yang dijadikan sebagai

sumber acuan dari penelitian ini. Penulis mengumpulkan data-data dari

pengurus PKBM Bustanul Muslimin. Data tersebut diperoleh melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis

mulai terjun ke lokasi penelitian.

c. Tahap Analisis Data

Meliputi analisis data yang diperoleh melalui wawancara, observasi,

dan dokumentasi mendalam dengan ketua, para tutor serta masyarakat

putus sekolah di PKBM Bustanul Muslimin.

d. Tahap Penulisan Laporan

Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian

kegiatan pengumpulan data sampai pada pemberian makna data. Setelah itu

peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk

mendapatkan perbaikan dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi.

Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk

ujian skripsi.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan skripsi ini penulis

(31)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode

penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi teori tentang:

A. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

1. Pengertian PKBM

2. Tujuan PKBM

3. Program-program PKBM

a. Pendidikan Kesetaraan

b. Kelompok Belajar Usaha (KBU)

c. Pendidikan Life Skill

B. Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah

1. Pengertian Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah

2. Langkah dan proses Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah

3. Bentuk pelaksanaan Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah

C. Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam Bab ini berisi tentang gambaran umum PKBM Bustanul

Muslimin (latar belakang, visi dan misi, struktur organisasi,

(32)

penyajian data hasil penelitian tentang Peran PKBM dalam Membina

Masyarakat Putus Sekolah.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini meliputi adanya pengolahan data (analisis pendahuluan dan

analisis lanjutan) yang telah diperoleh dari penelitian lapangan.

BAB V : PENUTUP

(33)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

1. Pengertian Peran PKBM

Peran adalah seperangkat tingkat yang dimiliki oleh orang yang

berkedudukan dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

1988:667). Adapun makna dari kata peran yaitu suatu penjelasan yang

menunjuk pada suatu konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai

suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu

karakteristik (posisi) dalam struktur sosial dalam masyarakat.

PKBM adalah satuan pendidikan nonformal yang diselenggarakan

untuk memenuhi berbagai kebutuhan belajar masyarakat yang didirikan

dan dikelola oleh masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat

setempat sesuai dengan potensi ekonomi, sosial dan budaya, serta

lingkungan alamnya (Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat,

2014:12). Pendidikan nonformal merupakan proses yang terjadi secara

terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik

dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu

kegiatan yang lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik

tertentu dan belajarnya tertentu pula (Marzuki, 2012:137).

PKBM merupakan salah satu dari beberapa bentuk kegiatan

(34)

untuk melaksanakan program-program belajar dalam usaha menciptakan

suasana menunjang perkembangan peserta didik dalam kaitannya dengan

perluasan wawasan peningkatan ketrampilan dan kesejahteraan keluarga

(Joesoef, 1999:63).

Jadi Peran PKBM yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang diharapkan

mampu untuk memberdayakan masyarakat melalui suatu wadah atau

tempat belajar.

2. Kelembagaan PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah salah satu

lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan yang memiliki fungsi untuk

mengembangkan potensi diri warga belajar dengan penekanan pada

penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta

pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Tujuan dari program

kesetaraan dalam PKBM sebagai berikut.

a. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak

yang kurang beruntung: putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah

sekolah, minoritas etnik, dan anak yang bermukim di desa terbelakang,

miskin, bermasalah secara sosial, terpencil atau sulit dicapai karena

letak geografis dan atau keterbatasan transportasi dalam rangka

(35)

dasar minimal 2%-8% dalam mempercepat suksesnya wajib belajar

sembilan tahun.

b. Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua warga

masyarakat usia produktif melalui akses yang adil pada program

belajar dan kecakapn hidup.

c. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan rata-rata lama

pendidikan bagi masyarakat Indonesia minimal sembilan tahun hingga

mampu meningkatkan Human Development Index (HDI) dan upaya

menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan

menengah.

d. Memberikan peluang bagi warga masyarakat yang ingin menuntaskan

pendidikan setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.

e. Melayani warga belajar yang memerlukan pendidikan akademik dan

kecakapan hidup secara fleksibel untuk mengaktualisasikan diri

sekaligus meningkatkan mutu kehidupan (Direktorat Pendidikan

Kesetaraan, 2010:5-6).

3. Komponen PKBM

Komponen PKBM sesuai dengan Standar dan Prosedur

Penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah

(36)

a. Komunitas Binaan/Sasaran

Setiap PKBM memiliki komunitas yang menjadi tujuan atau sasaran

pengembangannya. Komunitas ini dapat dibatasi oleh wilayah

geografis tertentu ataupun komunitas dengan permasalahan dan

kondisi sosial serta ekonomi tertentu.

b. Peserta Didik

Peserta didik adalah bagian dari komunitas binaan atau dari komunitas

lainnya yang dengan kesadaran yang tinggi mengikuti satu atau lebih

program pembelajaran yang ada di lembaga.

c. Pendidik atau Tutor atau Narasumber Teknis

Pendidik atau Tutor atau Narasumber Teknis adalah sebagian dari

warga komunitas tersebut ataupun dari luar yang bertanggung jawab

langsung atas proses pembelajaran atau pemberdayaan masyarakat di

lembaga.

d. Penyelenggara dan Pengelola

Penyelenggara PKBM adalah sekelompok warga masyarakat setempat

yang dipilih oleh komunitas yang mempunyai tanggung jawab atas

perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan program di PKBM serta

bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan program dan harta

(37)

yang ditunjuk melaksanakan kegiatan teknis/operasional program

tertentu yang ada di PKBM.

e. Mitra PKBM

Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun

lembaga-lembaga yang memiliki agen atau perwakilan atau aktivitas

atau kepentingan atau kegiatan dalam komunitas tersebut yang dengan

suatu kesadaran dan kerelaan telah turut berpartisipasi dan

berkontribusi bagi keberlangsungan dan pengembangan suatu PKBM.

(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2012)

4. Fungsi PKBM

PKBM merupakan suatu tempat kegiatan pembelajaran masyarakat

yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan yang

sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai

kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan aspek-aspek kehidupan

lainnya. Hal ini mencerminkan PKBM berfungsi sebagai:

a. Melakukan kegiatan pembelajaran.

b. Melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi masyarakat.

c. Menyajikan informasi.

d. Ajang pertukaran informasi dan pengetahuan.

e. Menjadi tempat untuk upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan,

sikap dan nilai-niai tertentu bagi warga masyarakat yang

(38)

Dari beberapa fungsi PKBM di atas, dalam jangka panjang PKBM

diharapkan mampu memberdayakan warga masyarrakat menjadi individu

atau kelompok yang kompeten (berdaya). Sebagaimana Kindervatter

(dalam Tohani, 2009:196) menjelaskan bahwa terjadi peningkatan posisi

masyarakat ditandai dengan dimilikinya:

a. Akses dan peluang mendapat sumber daya.

b. Daya tawar kolektif yang tinggi.

c. Kemampuan memilih berbagai pilihan.

d. Status citra diri dan perasaaan positif terhadap identitas dirinya.

e. Kemampuan kritis dan mampu menggunakan pegalaman untuk menilai

potensi yang memberikan keuntungan.

f. Legitimasi dalam kebutuhan masyarakat dipertimbangkan sebagai

sesuatu yang logis dan adil.

g. Mampu menemukan sendiri standar pekerjaan yang dilakukan besama

orang lain.

h. Mempunyai persepsi yang kreatif yaitu mempunyai pandangan yang

lebih positif terhadap hubungan dirinya dan lingkungannya.

5. Program-program PKBM

a. Pendidikan Kesetaraan

(39)

(SMP), dan Program Paket C Setara Sekolah Menegah Atas (SMA).

Program ini ditujukan bagi peserta didik yang berasal dari masyarakat

yang kurang beruntung, tidak sekolah, putus sekolah dan putus lanjut,

serta usia produktif yang ingin meningkatkan pengetahuan dan

kecakapan hidup, dan warga masyarakat lain yang memerlukan layanan

khusus dalam memenuhi kebutuhan belajarnnya (Tohani, 2009:198).

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwasanya mencari ilmu

tidak hanya di lembaga pendidikan formal saja, namun juga bisa di

lembaga pendidikan nonformal. Hal ini menunjukkan betapa

pentingnya mencari ilmu, seperti firman Allah dalam Surat Al

"Hai orang-orang yang beriman, bila diminta kepadamu,"Berilah tempat di majelis,” berilah keluasan kepadanya, Allah pasti akan memberimu keluasa. Dan bila kamu diminta, “Bangkitlah,” maka bangkitlah dari tempat dudukmu. Allah pasti akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berpengetahuan di antaramu beberapa tingkat

lebih tinggi. Allah maha mengetahui segala yang kamu lakukan”(Al Qur‟an dan Terjemahnya, 2010:987).

Firman Allah Surat At Taubah ayat 122:

ِف أوُهّقَفَ تَ يِل ًةَفِئاَط ْمُهْ نِم ٍةَقِرَف ِّلُك ْنِمَرَفَ نَلاْوَلَ ف ًةّفاَك ُرِفْنَ يِل َنْوُ نِمْؤُمْلا َنِم َنا َك اَمَو ْمِهْيَلِا ْوُعَجَر أذِا ْمُهُمْوَ ق اْوُرِذْنُ يِلَو ِنْيّدلا

(40)

Artinya:

“Tidak semestinya semua orang mukmin pergi berperang. Alangkah baiknya bila ada segolongan yang merantau.untuk memperdalam agama. Kemudian mengajar kaumnya bila telah kembali ke lingkungannya supaya masing-masing dapat menjaga diri”(Al Qur‟an

dan Terjemahnya, 2010:363).

Dari Al Qur‟an surat Al Mujadalah ayat 11 tersebut, maka jelaslah

bahwa menuntut ilmu adalah merupakan perintah lansung dari Allah.

Karena orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah.

Sedangkan Al Qur‟an surat At Taubah ayat 12 menjelaskan bahwa

diwajibkan untuk menuntut ilmu agama dan kedudukan orang yang

menuntut ilmu harus mampu menjadi pengingat bagi orang yang tidak

mengetahui masalah agama serta mampu menjaga diri dari hal-hal yang

bisa menjerumuskan kedalam lembah kenistaan. Rasulllah SAW

bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

م لسو ويلع الله ىلص الله لْوُسَر َلاَق َلَق ٍكِلاَم ُنْبِا ٍسَنَا ْنْع ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata,

mutiara, atau emas”.(Yahya, 2010:459).

Dari hadits tersebut diatas mengandung pengertian, bahwa

mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, kewajiban itu berlaku bagi

(41)

oleh settiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara

peribadatan kepada Allah SWT. Sedangkan ibadah tanpa ilmu akan

mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan ibadah yang salah tidak akan

dapat diterima oleh Allah. Sedangkan orang yang mengajarkan ilmu

kepada orang yang tidak mengetahui atau tidak paham maka akan

sia-sia. Maksudnya, ilmu itu harus disampaikan sesuai dengan taraf berfikir

si penerima ilmu, memberikan ilmu secara tidak tepat diibaratkan

mengalungkan perhiasan pada babi, meskipun babi diberikan perhiasan

kalung emas maka babi tetap kotor dan menjijikkan.

Dari beberapa Ayat Al Qur‟an dan Hadist di atas dapat diketahui

bahwasanya mencari adalah kewajiban setiap manusia. Orang

mempunyai ilmu akan memiliki derajat yang tinggi di hadapan Allaah

maupun di hadapan sesama. Serta memperoleh pahala dari Allah,

karena mengamalkan perintah Nya dan menjalankan Sunnah Nabi

Muhammad SAW.

b. Kelompok Belajar Usaha (KBU)

Menurut Kamil (dalam Novita NP, 2015:15) Kelompok Belajar

Usaha (KBU) yaitu usaha kegiatan membelajarkan warga masyarakat

untuk mengejar ketinggalan di bidang usaha, dengan cara bekerja,

belajar dan berusaha, untuk memperoleh mata pencaharian sebagai

(42)

pendidikan masyarakat yang di dalamnya ada kegiatan belajar dan

berusaha.

Melalui KBU, ditumbuhkan dan dikembangkan pengetahuan,

ketrampilan dan sikap berusaha dari warga belajar sehingga memiliki

mata pencaharian sebagai sumber penghasilan, demikian pula KBU

akan memberikan pegaruh terhadap pertumbuhan mata pencaharian

masyarakat di sekitarnya, dengan kata lain KBU dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan membelajarkan warga masyarakat untuk mengejar

ketinggalan di bidang usaha dengan cara bekerja, belajar, dan berusaha

guna memperoleh mata pencaharian sebagai sumber penghasilan yang

layak.

Dalam Islam manusia diperintahkan untuk berusaha mencari

bekal untuk hidupnya dengan hasilnya sendiri, sebagaimana Hadis Nabi

Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Al Bukhori:

َأ اَم : َلاَق َمَلَسَو ِوْيَلَع ُالله ىَّلَص بينلا نَع ُوْنَع ُالله َيِضَر َبِرْكَيِدْعَم ِنْب ِماَدْقِمْلا ْنَع ada makanan yang lebih baik dari seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabi Allah, Daud AS.

makan dari hasil keringatnya sendiri”(Yahya, 2010:517).

(43)

kemampuan asal jalan yang ditempuh itu halal. Penjelasan hadits di atas

bahwasanya nabi Daud AS. di samping sebagai Nabi dan Rasul, juga

seorang raja. Diceritakan dalam hadits nabi SAW, bahwa apa yang

dimakan oleh nabi Daud adalah jerih payahnya sendiri dengan bekerja

yang menghasilkan sesuatu sehingga dapat memperoleh uang untuk

keperluan hidupnya sehari-hari.

Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan agar manusia dapat

menyeimbangkan antara urusan dunia dan urusan akhiratnya,

sebagaimana Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ad Dailamy

“Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: bukankah orang yang paling baik di antara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan

akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain” (Yahya, 2010:517).

Hadits yang kedua, berkaitan dengan keseimbangan hidup di

dunia dan akhirat. Kehidupan yang baik ialah kehidupan seseorang yang

mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya dengan

menyadari bahwa kehidupan di dunia tidak abadi, dan bekal hidup di

akhirat hanyalah amal shaleh yang dikerjakan selama hidup di dunia,

(44)

berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan

kemampuannya sendiri, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu

Asakir, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup untuk selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati

besok”.

Dalam Al Qur‟an juga diperintahkan agar manusia berusaha untuk kepentingan dunia, di samping mempersiapkan untuk hari akhir nanti. Seperti Firman Allah dalam Surat Al Jumu‟ah ayat 10:

.َنوُحِلْفُ ت ْمُكَّلَعَّل اًيِْثَك ََّللَّا اوُرُكْذاَو َِّللَّا ِلْضَف نِم اوُغَ تْ باَو ِض ْرَْلْا ِفِ اوُرِشَتناَف ُة َلاَّصلا ِتَيِضُق اَذِإَف Artinya:

“Apabila telah dittunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka

bumi ini, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”(Al Qu‟an dan Terjemah, 2010:1007).

Dari beberapa ayat dan hadist di atas telah jelas bahwasanya Allah

memerintahkan umat manusia untuk berusaha mencari bekal untuk hidup

di dunia dan di akhir, misalnya dengan cara berwirauaha.

c. Pendidikan Life Skill

Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang

untuk mau dan berani menghadapi problem hidup dan kehidupan secara

wajar tanpa merasakan tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif

mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu

mengatasinnya. Pendapat lain life skill didefinisikan sebagai suatu

interaksi dari berbagai pengetahun dan kecakapan yng sangat penting

(45)

Dalam Islam diperintahkan untuk melakukan suatu pekerjaan

atau „amaliyah sesuai dengan ilmunya, agar pekerjaan yang dilakukannya dapat berjalan dengan baik dan sesuai. Nabi Muhammad

SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Muslim:

َةَيَِاَعُم ُُبَأ اَىَث َّدَح

Telah menceritakan kepada kami Abu Mu‟awiyah dari A‟masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah bahwasannya Rosulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah menudahkan baginya jalan menuju surga”(Yahya, 2010:459).

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

seseorang untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih

baik, karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran

dan meninggalkan kebodohan. Seseorang harus memulai dengan ilmu

sebelum beramal. Maksud dari beramal adalah melakukan kegiatan atau

melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan pekerjaan manusia

dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan

(46)

B. Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah

1. Pengertian

Kata “Membina” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan

upaya untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa, antara lain

mencakupi peningkatan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan berbahasa

yang dilakukan misalnya melalui jalur pendidikan dan pemasyarakatan.

Masyarakat berasal dari Bahasa Arab yaitu syrk yang artinya

sekelompok manusia saling bergaul di suatu tempat dengan berbagai

kesamaan, dan dalam Bahasa Inggris disebut society yang artinya

sekumpulan manusia yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu

dengan berbagai kesamaan satu sama lainnya (Hariyadi dkk, 2009:25).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 635) masyarkat diartikan

sebagai sekumpulan orang dalam arti seluas-luasnya terkait dalam

kebudayaan yang dianggap sama, misalnya terpelajar, cendekiawan,

pedagang, pegawai, pengusaha, petani, nelayan, dan lain-lain.

Menurut Ralph Linton (dalam Soekanto, 2006:22) masyarakat

merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama

cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap

diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang

(47)

bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur

yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:

a. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama

b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama

c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan

d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama

Menurut Emile Durkheim (dalam Muhni, 1994:29-31) keseluruhan

ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada prinsip-prinsip

fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial. Kenyataan sosial

diartikan sebagai gejala kekuatan sosial didalam bermasyarakat.

Masyarakat sebagai wadah yang paling sempurna bagi kehidupan bersama

antar manusia. Hukum adat memandang masyarakat sebagai suatu jenis

hidup bersama dimana manusia memandang sesamanya manusia sebagai

tujuan bersama.

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan masyarakat

memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi. Bisa dikatakan bahwa

masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu

hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan

identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan

(48)

Putus sekolah adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari

suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar. Artinya adalah terlantarnya

anak dari sebuah lembaga pendidikan formal, yang disebabkan oleh

berbagai faktor, salah satunya kondisi ekonomi keluarga yang tidak

memadai (Musfiqon, 2007:19). Siswono Yudo Usodo (dalam Singgih,

2004:43) mengemukakan bahwa anak merupakan generasi penerus bagi

kelangsungan hidup keluarga, bangsa dan negara di masa mendatang. Oleh

karena itu memberikan jaminan bagi generasi penerus untuk dapat tumbuh

dan berkembang dengan baik merupakan investasi sosial masa depan yang

tidak murah dan harus dipikul oleh, keluarga, masyarakat dan negara. Dari

teori tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan orang tua dan anak

sangat penting artinya bagi perkembangan kepribadian anak dan bagi

seorang anak.

Dalam agama islam, anak merupakan amanah dari Allah SWT,

seseorang anak dilahirkan dalam keadaan fitrah tanpa noda dan dosa,

laksana sehelai kain putih yang belum mempunyai motif dan warna. Oleh

karena itu, orang tualah yang akan memberikan warna terhadap kain putih

tersebut; hitam, biru, hijau dahkan bercampur banyak warna. Suatu daerah

tidak akan hancur akibat geografisnya perbedaan budaya, tradisi, keyakinan

(49)

pendidikan anak berarti kita telah berpartisipasi pada pembangunan bangsa

terutama membangun manusianya (Munir, 2002:27).

Asumsi tersebut menunjukan bahwa peranan orang tua sangat

signifikan terhadap pendidikan anak. Pada masa-masa perkembangan

seorang anak menuju kedewasaannya bisa saja dipengaruhi oleh faktor

yang bersifat positif maupun negatif. Faktor yang memberikan pengaruh

positif seperti pemberian nutrisi yang baik dan seimbang, pemeliharaan

kesehatan yang baik, pola pengasuhan yang baik, serta kondisi lingkungan

yang bersih dan sehat, dan lain-lain. Sedangkan faktor yang memberikan

pengaruh negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak seperti

kemiskinan, keterlantaran, ketunasusilaan, layanan kesehatan yang jelek

dan lain-lain. Olehnya tanggung jawab orang tua untuk mengusahakan agar

anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga di kelak

kemudian hari akan menjadi individu orang dewasa yang sehat, baik secara

jasmani, rohani dan sosialnya, sehingga mereka bisa menjadi generasi

penerus bangsa yang tangguh.

Putus sekolah bukan merupakan persoalan baru dalam sejarah

pendidikan. Faktor ekonomi menjadi alasan penting terjadinya putus

sekolah. Persoalan ini telah berakar dan sulit untuk di pecahkan, sebab

ketika membicarakan solusi maka tidak ada pilihan lain kecuali

memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Ketika membicarakan

(50)

daya manusianya. Sementara semua solusi yang diinginkan tidak akan

lepas dari kondisi ekonomi nasional secara menyeluruh, sehingga

kebijakan pemerintah berperan penting dalam mengatasi segala

permasalahan termasuk perbaikan kondisi masyarakat (Gunawan A. H,

2000: 27).

Demikian kompleksya faktor penyebab putus sekolah di bumi pertiwi

ini, membuat siapa saja merasa terpanggil untuk harus berbuat. Dalam

Negara kesatuan RI, adanya Undang-undang Dasar 1945 yang menjamin

hak-hak setiap warga negara untuk memperoleh pengajaran yang layak.

Dalam hal ini kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar yang layak

adalah merupakan hak setiap warga negara, tanpa kecuali. Olehnya latar

belakang sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya bukanlah penghalang

bagi anak-anak usia sekolah untuk mengenyam pendidikan. Jadi, tanggung

jawab pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tapi

tanggung jawab seluruh seluruh komponen bangsa utamanya para orang

tua. Karena orang tualah orang pertama dan utama dalam mendidik anak.

2. Faktor Penyebab Putus Sekolah

Burhannudin (dalam Dewi dkk, 2014) menyatakan bahwa setidaknya

ada enam fakor penyebab terjadinya putus sekolah khususnya pada jenjang

(51)

c. perhatian orang tua yang kurang.

d. fasilitas belajar kurang mendukung.

e. faktor budaya.

f. Faktor lokasi atau letak sekolah.

Pendapat lain dikemukaan oleh Imron dalam (siti fatimah, 2015:

34) menjelaskan sebab-sebab peserta didik drop out dan tidak

menyelesaikan pendidikannya,yaitu:

a. Rendahnyya kemampuan yang dimiliki, menjadikan peserta didik

merasa berat untuk meyelesaian pendidikannya.

b. Tidak mempunyai biaya untuk sekolah.

c. Sakit yang tidak tahu kapan sembuhnya, ini menjadikan

penyebab-penyebab siswa tidak sekolah sampai dengan batas waktu yang dia

sendiri tidak tahu.

d. Karena bekerja.

e. Harus membantu orang tua.

f. Di drop out oleh sekolah.

g. Peserta didik tidak mau sekolah.

h. Terkena kasus pidana dengan ketentuan hukum yang sudah p asti.

i. Sekolah dianggap sudah tidak menarik bagi peserta didik.

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat diketahui, bahwasanyya

(52)

dari motivasi anak itu sendiri tapi juga karena faktor ekonomi keluarga,

lingkungan bermain anak, dan juga faktor aksebilitas wilayah.

C. Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah

Menyekolahkan kembali masyarakat merupakan gerakan bersama

tidak sekedar mengajarkan wawasan dan ketrampilan tetapi memberikan

kepercayan kepada masyarakat untuk membangun pilar-pilar pembelajaran

dalam dirirnya. Sudah saatnya mengubah cara pandang perencana

pembangunan, pemerintah, pendidik dan pelatih bahwa masyarkat memiliki

potensi yang besar untuk memperbaiki kehidupannya dengan caara-cara yang

dimilikinya. Medidik masyarakat dalam peningkatan kapasitas dikembangkan

melalui berbagai cara didasarkan kebutuhan masyarakat (Sumpeno,

2009:45-46).

PKBM merupakan suatu lembaga yang bertujuan untuk mengentaskan

masyarakat putus sekolah agar dapat lulus dan mendapatkan ijazah. Tidak

hanya itu berbagai keahlianpun diajarkan di PKBM. Lingkup pendidikan

PKBM meliputi program keaksaraan (paket A, B, dan C), program kelompok

belajar usaha (KBU) yang merupakan pendidikan kecakapan hidup, dan

(53)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Sejarah Berdirinya PKBM Bustanul Muslimin

Kondisi masyarakat desa Genting sebagian besar bermata

pencaharian petani dan buruh. Desa Genting berjarak 7 Km dari kota

kecamatan dan 38 km dari kota kabupaten. Luas wilayah Desa Genting

kurang lebih 840 Ha yang terdiri atas 36 Rt, 11 RW dan 13 Dusun. 13

dusun di dalamnya yaitu dusun Genting (Krajan), Kalidukuh, Plimbungan,

Sedono, Kalipucung, Gintungan, Worawari, Sodong, Tompak, Gedek,

Kalitangi, Dlimas dan Ngrawan. Jumlah penduduk Desa Genting 4784

jiwa yang terdiri dari 2379 perempuan dan 2405 laki-laki. Seperti

kebanyakan desa-desa di Provinsi Jawa Tengah.

Kondisi pendidikan masyarakat Desa Genting, Badan Pusat

Setatistik Kabupaten Semarang tahun 2016 usia 5 tahun ke atas: Tidak

tamat SD L: 391 P: 391= 783, Tamat SD L: 1070 P: 1072= 2142, Tamat

SLTP: L 456 P: 385= 841, Tamat SLTA L: 116 P: 83= 199, Tamat SMK

L: 23 P:10= 33, Tamat DI/DII L:6 P: 6= 12, Tamat DIII L: 2 P: 6= 8,

Tamat DIV L:15 P: 16= 31. Jumlah 4050 yang terdiri dari laki-laki : 2081

perempuan : 1969 (Badan Pusat Setatistik Kabupaten Semarang tahun

(54)

Kondisi pendidikan di atas mempengaruhi kemampuan sosial dan

ekonomi bagi masyarakat setempat. Dalam rangka meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, pendidikan merupakan cara paling efektif untuk

mewujudkannya. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses untuk

membawa perubahan pada diri manusia terutama dalam segi kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

Berkaitan dengan usaha di atas, maka penyelenggara tergerak untuk

mendirikan suatu lembaga pembelajaran untuk masyarakat, yaitu: Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang diberi nama “PKBM Bustanul

Muslimin” yang secara resmi berdiri pada tanggal 7 Juli 2008. Pada

dasarnya PKBM merupakan suatu wadah pembelajaran masyarakat yang

merupakan tempat untuk menggerakkan segala potensi masyarakat agar

mereka dapat menjadi masyarakat yang cerdas, terampil, dan mandiri.

Jadi PKBM Bustanul Muslimin didirikan untuk memberikan

pelayanan pendidikan di jalur luar sekolah kepada mereka yang tidak

tertampung di jalur sekolah. Hal ini dilaksanakan dengan amanat UU No.

2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang sekarang

diperbaharui dengan UU No. 20 Tahun 2003, bahwa Pendidikan Nasional

itu dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan

(55)

2. Letak Geografis

PKBM Bustanul Muslimin terletak di Jl. Ki Joko Deres 105 RT 01

RW 09 Dusun Kalitangi Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten

Provinsi Jawa Tengah (Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin, 2017).

3. Visi dan Misi

a. Visi

Mewujudkan PKBM yang profesional, Belajar seumur hidup,

Beriman, Bertaqwa, Berprestasi, dan Bermanfaat untuk semuanya

menuju kemandirian.

b. Misi

1) Melaksanakan pendidikan Non Formal, pendidikan Life Skill,

Pendidikan berbasis masyarakat serta bentuk kegiatan lain yang

bertujuan untuk meningkatkan harkat hidup masyarakat.

2) Terciptanya sumber daya manusia yang kompeten.

3) Terwujudnya sistem kerja yang kondusif dan proporsional.

4) Terwujudnya jaringan kemitraan dengan steakholder dan dunia

usaha.

5) Terciptanya Sumber Usaha Mandiri (Pusat Data PKBM Bustanul

Muslimin, 2017).

4. Struktur Organisasi

Susunan struktur organisasi PKBM Bustanul Muslimin dilindungi oleh

(56)

ketua, sekretaris, bendahara, dan koordinator bidang. Koordinator bidang

di sini bertugas sebagai penyusun program keuangan, mengelola jadwal

atau kalender pendidikan bersama tutor, menyusun laporan perkembangan

dan laporan tahunan pada masing-masing bidang, dan bertanggungjawab

pada seluruh kegiatan pada bidang masing-masing. Berikut susunan

organisasi PKBM Bustanul Musslimin:

Pelindung : Camat Jambu

Penanggungjawab : Kepala Desa Genting

Pembina : Kepala UPTD Pendidikan Kec. Jambu

Pembina Teknis : Penilik

Ketua : H.M. Haryono A.Ma

Sekretaris : Ariva Rakhmawati, S.Pd

Bendahara : Muhlasin

Koordinator Program

a. PAUD : Sutiah

b. Paket A : Eka Wiryani, S.Pd

c. Paket B : Yunita Mas‟udah

d. Paket C : Neli Mulin, S.Pd

e. KBU : Roikin Huda

(57)

i. Keagamaan : Partiman

Sumber: Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin.

5. Keadaan Tutor

Tutor di PKBM Bustanul Muslimin ada 11 orang. Adapun nama-nama

tutor di PKBM Bustanul Muslimin dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 3. 1

Nama-nama Tutor PKBM Bustanul Muslimin

No Nama

S1 Sosiologi & Seni

(58)

8 Neli Mulinnikmaah,

S.Pd

S1 Ketrampilaan

Fungsional

9 Yunita Mas‟udah, S.Pd S1 Bahasa Indonesia

10 Siti Isikasari, S.Pd S1 Sejarah

11 Siti Nur Hidayah, S.Pd S1 Operator

Sumber: Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin.

6. Keadaan Peserta Didik

Keadaan peserta didik di PKBM Bustanul Muslimin mengalami

pasang surut pada tiap tahunnya. Di tahun 2017 ini pada program paket A

tidak ada peserta didiknya, sedangkan pada program paket C terdapat 89

peserta didik. Di mana kelas 1a terdapat 27 siswa, 1b terdapat 36 peserta

didik, dan kelas 2 terdapat 26 peserta didik. (HR/14-08-2017/09.30)

7. Program Pendidikan

Program-program pendidikan yang ada di PKBM Bustanul Muslimin

yaitu:

a. Program Kesetaraan

Tujuan pembelajaran keaksaraan (paket A, B, dan C) adalah untuk

membantu masyarakat yang tidak berkesempatan mendapat

(59)

setara dengan lulusan SD, SMP, dan SMA untuk melanjutkan ke

jenjang pendidikan berikutnya dan atau ketrampilan yang memadai

untuk mandiri dan siap kerja.

b. Program Life Skill

Maksud dan tujuan penyelenggaraan kursus adalah untuk memperluas

pemerataan pendidikan guna memberikan bekal kepada warga belajar

yang ingin mengembangkan diri, memperluas wawasan, menambah

pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan untuk bekerja

mengembangkan profesi atau berwira usaha.

c. Program Kelompok Belajar Usaha (KBU)

Kelompok Belajar Usaha merupakan program yang

dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada,

meliputi potensi alam, peluang pasar, serta sarana dan prasarana

usaha. Warga belajar yang dilibatkan dalam program ini harus

memenuhi kriteria yang telah ditentukan dan menunjukkan

kesungguhan. Sehingga tiap calon warga belajar akan diseleksi dan

akan dipilih berdasarkan prioritas dari sasaran dikmas dengan

kriteria yang telah ditentukan oleh dikmas.

Adapun warga belajar yang menjadi peserta dari program ini ada

beberapa kelompok yang dipimpin oleh seorang warga belajar. Warga

belajar yang mengikuti program ini akan dilatih ketrampilan yang

(60)

1) Pengetahuan tentang alat dan bahan produksi

2) Cara memasarkan jasa dan produksi

3) Cara menyelenggarakan administrasi usaha

4) Cara mengelola dana belajar usaha

5) Cara mengembangkan usaha

6) Cara membiasakan diri melakukan kebiasaan berusaha (Pusat Data

PKBM Bustanul Muslimin, 2017).

8. Kemitraan

Dalam melaksanakan program-program yang ada, PKBM Mandiri

menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak, baik instansi

pemerintah, lembaga swasta maupun dengan perorangan yang dapat

menunjang terlaksananya program di PKBM Mandiri. Adapun mitra kerja

dan bentuk dukungan yang telah dilaksanakan seperti pada tabel berikut

ini.

Tabel 3. 2

Bantuan yang pernah diperoleh dua tahun terakhir

(61)

2

Bantuan

Penguatan

Lembaga

APBD I 2016 Barang 25.000.000

Sumber: Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin.

Tabel 3. 3

Instansi/ Lembaga/ Organisasi sebagai mitra kerja

No

Sumber: Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin.

9. Sarana dan Prasana

PKBM Bustanul Muslimin dibangun di atas lahan yang luasnya 344

dengan bangunan seluas 193 . Berikut ini rincian sarana dan

pprasarana yang dimiliki oleh PKBM Bustanul Muslimin:

Tabel 3. 4

(62)

a. Rincian

 Komputer atau laptop

(63)

 3 unit

d. Sarana

Ketrampilann

Alat Ketrampilan 10 set

Sumber: Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin.

B. Temuan Penelitian

1. Pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin

Dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan, tentunya banyak

sekali yang harus dipersiapkan sebagai penunjang terlaksannya program

yang ada di lembaga tersebut. PKBM Bustanul Muslimin adalah lembaga

pendidikan yang bergerak di bidang pendidikan non formal membawahi

beberapa program pendidikan, di antaranya pendidikan kesetaraan (paket

A, B, dan C), program Life Skill, dan program Kelompok Belajar Usaha

(KBU). Pendidikan kesetaraan adalah jalur pendidikan non formal yang

disediakan untuk warga yang putus sekolah dan ingin melanjutkan

pendidikannya melalui program pendidikan kesetaraan. Sedangkan

program Life Skill mengajarkan peserta didik untuk berwirausaha. Program

Kelompok Belajar Usaha (KBU) ini diajarkan untuk memanfaatkan potensi

lingkungan yang ada. Dalam hal ini perlu adanya pengelolaan yang

matang. Oleh karena itu, dalam pengelolaan pembelajaran PKBM Bustanul

(64)

implementasi proses pembelajaran (pelaksanaan), dan evaluasi

pembelajaran, seperti ungkapan dari bapak ketua PKBM Bustanul

Muslimin:

“Pengelolaan itu meliputi tiga langkah mbak, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.”(HR/14-08-2017/09.30 WIB)

Senada dengan yang diungkapkan oleh EW seseorang koordinator tutor

kesetaraan:

“pengelolaannya itu ada 3 langkah mbak,, perencanaan,

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran.”(EW/14-08-2017/13.00 WIB)

Hal senada juga diungkapkan oleh RH seorang koordinator program KBU:

“Setahu saya ada tiga langkah mbak, perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi.”(RH/14-08-207/14.00 WIB)

AR seorang sekretaris menambahkan:

“Ya pertama harus merencanakan pembelajarannya dulu mbak,

kemudian melaksanakan apa yang telah direncanakan, baru yang terakhir di evaluasi mbak, adakah kekurangannya, apa hambatannya, sudah berhasil apa belum dan lain sebagainya

mbak.”(AR/14-08-2017/13.00 WIB)

Dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwasanya dalam

pengelolaan itu terdapat tiga langkah, yaitu perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Langkah-langkah

Gambar

Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
Tabel 3. 3

Referensi

Dokumen terkait