• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kunci keberhasilan setiap negara. Negara yang memerhatikan kualitas dan kuantitas pendidikannya akan lebih maju daripada negara yang kurang memerhatikan sektor pendidikannya. Peran pendidikan dalam hal ini adalah menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya guna bagi bangsa dan negara yang pada akhirnya berdampak positif pada kemajuan negara tersebut di berbagai bidang. Sebagaimana penjelasan arti pendidikan pada UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Tim Kreatif LKM UN, 2011:44), maka artinya bahwa pembangunan pendidikan berpengaruh positif terhadap kemajuan bangsa. Akan tetapi, jika kenyataan berkata sebaliknya maka bisa menjadi kunci kegagalan suatu negara. Realita kegagalan pendidikan ini disebabkan belum dijadikannya pendidikan sebagai prioritas utama agenda pembangunan bangsa.

Ki Hajar Dewantoro seorang tokoh pendidikan Nasional Indonesia serta yang diangkat oleh pemerintah sebagai Bapak pendidikan menyatakan sebagai berikut “ Pendidikan nasional adalah pendidikan yang beralaskan dari garis hidup

bangsanya dan ditujukan untuk perikehidupan yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyat, agar dapat bekerjasama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia di seluh dunia (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:190).

Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan di atas, pendidikan merupakan proses kesinambungan yang dilalui oleh manusia dengan cara bimbingan, latihan dan didikan khusus berkaitan dengan perkembangan intelektual, kerohanian, jasmani, sosial dan etika. Dengan kata lain pendidikan juga dipandang sebagai pewaris kebudayaan dan pengembang petensi pada diri manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berilmu, berakhlak, sehat, berbudaya, berseni, berguna dan bertanggung jawab. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal 10 Ayat (1), pendidikan itu hanya dibagi dua, yaitu

mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan, jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Jadi, pendidikan tidaklah harus dilaksanakan di sekolah (formal) tetapi juga dapat dilaksanakan di luar sekolah (non formal). Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi. Pada Pasal 16 ayat (4) menyatakan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis.

Saat ini, banyak sekali permasalahan dalam seputar pendidikan yang menyebabkan sebagian masyarakat tidak menyelesaikan pendidikannya. Masalah tersebut dapat dipicu dari tingginya angka kemiskinan di Indonesia dan juga rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi mereka. Dengan berbagai masalah tersebut maka pemerintah merancang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Selanjutnya ditulis PKBM). Lahirnya PKBM merupakan respon adanya berbagai permasalahan di Indonesia yang membutuhkan dukungan satuan pendidikan nonformal untuk memecahkannya. Masalah tersebut di antaranya:

1. Masih tingginya angka buta aksara di indonesia yang mencapai 6,4 juta jiwa (BPS: 2012).

3. Angka drop out dan lulus tidak melanjutkan berkisar 1,7 juta anak setiap tahun (PDSP: 2012).

4. Jumlah anak usia 0-6 tahun mencapai 31 juta anak dan baru berkisar 62 % yang terlayani dengan pendidikan anak usia dini.

5. Kesenjangan pembangunan antar propinsi di indonesia masih tinggi.

Adanya satuan pendidikan nonformal di daerah diharapkan menjadi motor penggerak dalam pengentasan buta aksara, kemiskinan dan melayani pendidikan bagi masyarakat yang tidak beruntung (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014:1).

PKBM sebagai satuan pendidikan merupakan lembaga/institusi atau tempat belajar masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal dan informal. PKBM diselenggarakan bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan nonformal sebagai penambah, pengganti dan pelengkap pendidikan formal bagi warga masyarakat yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan kecakapan hidup, mengembangkan sikap dan kepribadian, mengembangkan diri untuk berusaha mandiri, dan atau melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu dalam upaya untuk meningkatkan mutu PKBM harus mengacu pada amanat UU Nomor 20 tahun 2003. PKBM berfungsi melayani masyarakat dengan berbagai program-program pendidikan anak usia dini dan program

untuk memberdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup secara mandiri. Oleh sebab itu prinsip PKBM adalah dari, oleh dan untuk masyarakat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014:3).

PKBM Bustanul Muslimin adalah salah satu lembaga pendidikan yang berada di desa Genting, kecamatan Jambu, kabupaten Semarang. Penulis memilih PKBM Bustanul Muslimin sebagai bahan penelitian dikarenakan PKBM tersebut layak untuk diteliti. Pemilihan PKBM Bustanul Muslimin juga dipertimbangkan dari berbagai aspek yaitu:

1. PKBM Bustanul Muslimin berdiri sejak tahun 2008.

2. PKBM Bustanul Muslimin telah terakreditasi baik dibuktikan dengan SK. MENKUMHAM No. AHU0002039.AH01.07. Tahun 2015.

3. PKBM Bustanul Muslimin tidak hanya mengelola program kesetaraan SLTP dan SLTA, namun juga mengelola PAUD Bhakti Nusa, Kelompok Belajar Usaha (KBU), Bimbingan Latihan Ketrampilan, dan Tempat Baca Masyarakat (TBM).

4. PKBM Bustanul Muslimin tidak hanya menerima masyarakat dari desa Genting saja, namun juga desa sekitarnya.

PKBM Bustanul Muslimin telah meluluskan siswa program kesetaraan sejak tahun 2015. Ini artinya bahwa program ini sangat membantu masyarakat yang putus sekolah maupun tidak melanjutkan sekolah untuk dapat melanjutkan pendidikannya, walaupun tidak melalui sekolah formal. Tidak hanya itu,

masyarakat juga diajarkan untuk belajar usaha dalam Kelompok Belajar Usaha (KBU) yaitu belajar membuat jarum tiram dan jamur kuping.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DALAM MEMBINA MASYARAKAT PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS PKBM BUSTANUL MUSLIMIN DESA GENTING KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah?

2. Apa upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah ?

3. Apa penghambat dan pendorong pelaksanaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam

2. Untuk mengetahui upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah.

3. Untuk mengetahui penghambat dan pendorong pelaksanaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengnai lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). 2. Manfaat Praktis

a. Bagi PKBM dan Tutor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan PKBM dan tutor untuk dapat membina masyarakat putus sekolah.

b. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah sebagai bahan koreksi atau evaluasi dalam pengelolaan di PKBM Bustanul Muslimin sehingga pelaksanaannya bisa lebih baik lagi. c. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini diharapakan memberikan manfaat untuk mengembangkan kemapuan berfikir serta mengetahui lebih dalam tentang peranan PKBM dalam membina masyarakat putus sekolah.

E. Penegasan Istilah

Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari kesalah pahamaan pengertian terhadap judul skripsi yang penulis bahas, maka akan penulis sampaikan batasan- batasan istilah yang terdapat pada judul, yaitu:

1. Peran PKBM

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata “peran” yaitu perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.

PKBM merupakan suatu tempat kegiatan pembelajaran masyarakat yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan aspek-aspek kehidupan lainnya (Tohani, 2009:195).

Jadi Peran PKBM yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang diharapkan mampu untuk memberdayakan masyarakat melalui suatu wadah atau tempat belajar.

Dalam penelitian ini penulis membatasi kegiatan PKBM Bustanul Muslimin yang akan diteliti, yakni:

a. Pendidikan kesetaraan: 1) Paket A Setara SD

b. KBU (Kelompok Belajar Usaha) c. Pendidikan Life Skill

2. Membina Masyarakat Putus Sekolah

Kata “Membina” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan upaya untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa, antara lain mencakupi peningkatan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan berbahasa yang dilakukan misalnya melalui jalur pendidikan dan pemasyarakatan.

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terkait oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2009:115).

Jadi, membina masyarakat putus sekolah yaitu upaya untuk meningkatkan pendidikan dan pengetahuan sekumpulan manusia yang tidak mengentaskan pendidikan formal.

F. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu

Kajian tentang peran PKBM dalam membina masyarakat putus sekolah memang bukan pertama kali oleh para penulis, terutama penelitian jurnal maupun

skripsi. Berikut kajian penelitian yang relevan dengan penelitian yang diangkat oleh penulis sebagai acuan.

Pertama, Penelitian tentang PKBM yang dilakukan oleh Wahyu Endardi mahasiswa fakultas dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2006 yang berjudul “Peran PKBM Mekar dalam Rangka Meningkatkan dan Pendapatan Masyarakat di Desa Ngipak, Kecamatan Karang Mojo, Gunung Kidul”, penelitian ini memfokuskan pada proses pelaksanaan belajar paket B serta pengadaan perpustakaan umum, disamping itu juga penelitian ini memfokuskan kajiannya kepada upaya peningkatan pendapatan masyarakat yaitu dengan mendirikan Kelompok Belajar Usaha (KBU). Penelitian yang dilakukan oleh saudara Wahyu Endardi mempunyai kesamaan dengan penelitian ini yakni membahas tentang PKBM. Namun, terdapat perbedaan dalam fokus penelitianya yakni penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Endardi hanya fokus pada program paket B, perpustakaan umum, dan KBU. Sedangkan program yang menjadi fokus penelitian ini meliputi program kesetaraan (Paket A, B, dan C), KBU, dan pendidikan Life Skill.

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Mirza mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2005 di PKBM Bina Karya desa Srimulyo, Piyungan, Bantul. Dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Melalui PKBM „Bina Karya‟”, penelitian ini memfokuskan pada peran PKBM dalam membangun desa melalui

perbedaannya, yakni pada bidang atau program yang akan dijadikan bahan penelitian.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Tri Rusikawati mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2010 yang berjudul “Efektivitas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Usaha Mulya dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman”. Untuk mengetahui efektivitas PKBM penelitian ini menggunakan komponen-komponen sistem yaitu input, proses dan output. Penilaian input PKBM dilihat dari komponen organisasi dan komponen lingkungan. Untuk komponen proses adalah pada tahap perencanaan dan pelaksanaan dari program yang dilaksanakan oleh PKBM. Kemudian yang menjadi outputnya adalah Efektivitas Pusat Kegiatan belajar Masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Tri Rusikawati memiliki kesamaan yakni sama-sama membahas tentang PKBM. Namun, terdapat perbedaan dalam fokus penelitianya yakni penelitian yang dilakukan oleh Tri Rusikawati hanya terfokus pada program kesetaraan (Paket A, B dan C). Sedangkan dalam penelitian ini tidak hanya fokus pada program kesetaraan saja. G. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode, antara lain:

1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Creswell, riset kualitatif mengandung

pengertian adanya upaya penggalian dan pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai individu atau kelompok, yang berasal dari persoalan sosial atau kemanusiaan (Santana, 2010:1).

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai pengumpul data. Dapat pula digunakan berbagai instrumen sebagai pendukung tugas peneliti namun fungsinya hanya terbatas. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PKBM Bustanul Muslimin, yang beralamatkan di Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. 4. Sumber Data

Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari sumber, di antaranya:

a. Data primer

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari PKBM Bustanul Muslimin, serta narasumber yang diwawancarai. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kepala PKBM Bustanul Muslimin dan tutor PKBM Bustanul Muslimin.

penelitian ini adalah masyarakat putus sekolah dan pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah. Serta dokumen-dokumen yang memperkuat hasil penelitian.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian (Suwartono, 2014:41).

Untuk memperoleh data yang akurat serta memperhatikan relevansi data dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data menggunakan beberapa metode, yaitu:

a. Observasi

Menurut W. Gulo (2002:116) Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui lokasi PKBM Bustanul Muslimin serta ruang dan tempatnya.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewee) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (inteviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186).

Dalam wawancara, peneliti akan menggali sebanyak mungkin data yang terkait dengan pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dan upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah. Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait di dalam PKBM Bustanul Muslimin yang terdiri dari ketua PKBM Bustanul Muslimin, pengelola PKBM Bustanul Muslimin, tutor PKBM Bustanul Muslimin dan warga belajar PKBM Bustanul Muslimin. Untuk mempermudah pelaksanaan wawancara peneliti akan menggunakan instrumen berupa alat rekaman dan instrumen lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh seorang psikologi dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya (Fatoni, 2011:112).

Teknik dokumentasi berarti cara mengumpulkan data yang sudah ada yaitu dengan dipelajari dan dicatat apa yang diperlukan oleh peneliti. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan karena untuk

6. Analisis Data

Analisis data (Bogdan & Biklen dalam Lexy J. Moleong 1989:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikaan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan data temuan. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sebagai pembanding terhadap data data itu (Moleong, 2011: 332).

8. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, tahap-tahap yang ditempuh meliputi: a. Tahap Pra Lapangan

Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian, dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Penulis mulai melakukan pengumpulan bahan yang dijadikan sebagai sumber acuan dari penelitian ini. Penulis mengumpulkan data-data dari pengurus PKBM Bustanul Muslimin. Data tersebut diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis mulai terjun ke lokasi penelitian.

c. Tahap Analisis Data

Meliputi analisis data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi mendalam dengan ketua, para tutor serta masyarakat putus sekolah di PKBM Bustanul Muslimin.

d. Tahap Penulisan Laporan

Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pada pemberian makna data. Setelah itu peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi. Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi teori tentang:

A. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1. Pengertian PKBM

2. Tujuan PKBM

3. Program-program PKBM a. Pendidikan Kesetaraan

b. Kelompok Belajar Usaha (KBU) c. Pendidikan Life Skill

B. Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah

1. Pengertian Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah

2. Langkah dan proses Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah 3. Bentuk pelaksanaan Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah C. Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam Bab ini berisi tentang gambaran umum PKBM Bustanul Muslimin (latar belakang, visi dan misi, struktur organisasi, program-program, penyelenggaraan program-program, dan sumber pendanaan) serta

penyajian data hasil penelitian tentang Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini meliputi adanya pengolahan data (analisis pendahuluan dan analisis lanjutan) yang telah diperoleh dari penelitian lapangan. BAB V : PENUTUP

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1. Pengertian Peran PKBM

Peran adalah seperangkat tingkat yang dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988:667). Adapun makna dari kata peran yaitu suatu penjelasan yang menunjuk pada suatu konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur sosial dalam masyarakat.

PKBM adalah satuan pendidikan nonformal yang diselenggarakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan belajar masyarakat yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat setempat sesuai dengan potensi ekonomi, sosial dan budaya, serta lingkungan alamnya (Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, 2014:12). Pendidikan nonformal merupakan proses yang terjadi secara terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula (Marzuki, 2012:137).

PKBM merupakan salah satu dari beberapa bentuk kegiatan pendidikan luar sekolah. Satuan pendidikan luar sekolah adalah wahana

untuk melaksanakan program-program belajar dalam usaha menciptakan suasana menunjang perkembangan peserta didik dalam kaitannya dengan perluasan wawasan peningkatan ketrampilan dan kesejahteraan keluarga (Joesoef, 1999:63).

Jadi Peran PKBM yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang diharapkan mampu untuk memberdayakan masyarakat melalui suatu wadah atau tempat belajar.

2. Kelembagaan PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah salah satu lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan yang memiliki fungsi untuk mengembangkan potensi diri warga belajar dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Tujuan dari program kesetaraan dalam PKBM sebagai berikut.

a. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak yang kurang beruntung: putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah sekolah, minoritas etnik, dan anak yang bermukim di desa terbelakang, miskin, bermasalah secara sosial, terpencil atau sulit dicapai karena letak geografis dan atau keterbatasan transportasi dalam rangka memberi kontribusi terhadap peningkatan APM dan APK pendidikan

dasar minimal 2%-8% dalam mempercepat suksesnya wajib belajar sembilan tahun.

b. Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua warga masyarakat usia produktif melalui akses yang adil pada program belajar dan kecakapn hidup.

c. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan rata-rata lama pendidikan bagi masyarakat Indonesia minimal sembilan tahun hingga mampu meningkatkan Human Development Index (HDI) dan upaya menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah.

d. Memberikan peluang bagi warga masyarakat yang ingin menuntaskan pendidikan setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.

e. Melayani warga belajar yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup secara fleksibel untuk mengaktualisasikan diri sekaligus meningkatkan mutu kehidupan (Direktorat Pendidikan Kesetaraan, 2010:5-6).

3. Komponen PKBM

Komponen PKBM sesuai dengan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah sebagai berikut:

a. Komunitas Binaan/Sasaran

Setiap PKBM memiliki komunitas yang menjadi tujuan atau sasaran pengembangannya. Komunitas ini dapat dibatasi oleh wilayah geografis tertentu ataupun komunitas dengan permasalahan dan kondisi sosial serta ekonomi tertentu.

b. Peserta Didik

Peserta didik adalah bagian dari komunitas binaan atau dari komunitas lainnya yang dengan kesadaran yang tinggi mengikuti satu atau lebih program pembelajaran yang ada di lembaga.

c. Pendidik atau Tutor atau Narasumber Teknis

Pendidik atau Tutor atau Narasumber Teknis adalah sebagian dari

Dokumen terkait