• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 9

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2003

TENTANG

RETRIBUSI TANDA DAFTAR KEAGENAN / DISTRIBUTOR BARANG DAN JASA PRODUKSI DALAM DAN LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka Pelaksanaan otonomi Daerah yang luas,nyata dan bertanggung jawab diperlukan peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat yang berdaya guna dan berhasil guna yang dapat dinyatakan dengan pengaturan, pembinaan dan pengawasan yang ada di Daerah;

b. bahwa salah satu kewenangan pemerintah Kota yang perlu dioptimalkan dalam pengelolaanya adalah pengaturan keagenan dan distributor barang dan jasa Produksi;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud a dan b di atas maka Retribusi Izin Pendaftaran Keagenan / distributor barang dan jasa produksi dalam dan luar negeri perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Palu.

Mengingat : 1. Undang–undang Nomor 11 Tahun 1965 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang–undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perubahan Undang–undang Nomor 2 Tahun 1960 tentang Pergudangan (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2759);

2. Undang–undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4214);

3. Undang–undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4214);

(2)

4. Undang–undang Nomor 4 Tahun 1994 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Palu (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3255);

5. Undang–undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587);

6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang–undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

7. Undang–undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

8. Undang–undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negaran Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838); 9. Undang–undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara

Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1977 tentang Pengalihaan Kegiatan Usaha Ansing dalam Bidang Perdagangan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3113); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan

Undang–undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2002 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);

14. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang–undangan dan bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);

(3)

15. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Nomor 15 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3931);

16. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu Nomor 23 Tahun 1998 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu (Lembaran Daerah Kota Palu Nomor 1 Tahun 2000 Seri D Nomor 1);

17. Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 32 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kota Palu (Lembaran Daerah Kota Palu Nomor 32 Tahun 2000 Seri D Nomor 19).

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALU MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PALU RETRIBUSI TANDA DAFTAR KEAGENAN/DISTRIBUTOR BARANG DAN JASA PRODUKSI DALAM DAN LUAR NEGERI

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Palu;

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah;

3. Kepala Daerah adalah Walikota Palu;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD, adalah Badan Legislatif Daerah ;

5. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggara Pemerintah Daerah Otonom oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut Azas Desentrallisasi;

(4)

7. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang didirikan, dan/atau berkedudukan dalam Wilayah Kota Palu dan/atau menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap/terus menerus atau sementara untuk tujuan memperoleh keuntungan;

8. Agen atau distributor termasuk didalamnya Dealer adalah suatu lembaga perdagangan yang berperan dalam mendukung kelancaran arus lalu lintas barang melalui upaya untuk menjamin kontinuitas Supply (Pasokan) dan jaminan purna jual atas barang atau jasa yang dipasarkan oleh prinsipal / produsen dalam negeri; 9. Pengawasan adalah kegiatan untuk melakukan pemantauan terhadap distribusi

barang / komoditi yang beredar / dipasaran dengan tujuan untuk perlindungan konsumen;

10. Barang adalah semua jenis komoditi yang diperdagangkan / distribusikan dipasaran;

11. Penyaluran dan Penjualan adalah rangkaian kegiatan agen atau Distributor dalam menjual dan menyalurkan kepada pedagang dan konsumen ;

12. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian Surat keterangan Asal yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk Kepentingan orang pribadi atau badan;

13. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut Peraturan Perundang–undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu;

14. Retribusi Perizinan tertentu adalah Retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemeberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan Ruang, penggunaan sumber daya alam,barang, prasarana sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan ;

15. Surat Setoran Retribusi Daerah yang dapat disingkat SSRD adalah Surat yang oleh wajib Retribusi di gunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Retribusi yang terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang tetapkan oleh Kepala Daerah ;

16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang dapat di singkat SKRDLB adalah Surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar dari pada Retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang ;

17. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang dapat di singkat STRD adalah Surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan/atau sanksi Administrasi berupa bunga dan atau denda ;

18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang;

(5)

19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang dapat disingkat SKRDKBT adalah Surat Keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah di tetapkan;

20. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan lainnya badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, Koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan yayasan organisasi massa, organsiasi sosial, politik, Non organsisasi yang sejenis lembaga bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya ;

21. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan;

22. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya, dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi Daerah berdasarkan Peraturan Perundang – undangan retribusi;

23. Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah dan Retribusi Daerah dan Retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan Daerah dan Retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya ;

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2

(1) Dengan nama Retribusi Tanda Daftar Keagenan/Distributor barang dan Jasa Produksi Dalam dan Luar Negeri dipungut Retribusi sebagai pembayaran yang wajib dilakukan oleh Pribadi atau badan kepada Daerah atas pemberian Izin Pendaftaran Keagenan/Distributor Dalam melakukan peredaran Barang dan Jasa di Kota Palu; (2) Obyek Retribusi adalah setiap pelayanan kegiatan pemberian izin Pendaftaran

Keagenan/Distributor dalam melakukan Peredaran Barang dan Jasa di Kota Palu; (3) Subyek Retribusi adalah setiap orang atau badan yang memperoleh izin Pendaftaran

Keagenan/Distributor dalam melakukan Peredaran Barang dan Jasa di Kota Palu.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 3

Retribusi Tanda Daftar Keagenan/disrtibutor dan melakukan peredaran barang di Kota Palu digolongkan sebagai Retribusi Perizinan tertentu.

(6)

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 4

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan pada tingkat jenis Produk/barang.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 5

Perinsip penetapan tarif Izin Pendaftaran Keagenan/Distributor dan melakukan peredaran tarif barang berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan jasa yang terdiri dari biaya administrasi, pelayanan, pengaturan , pembinaan, dan pengawasan.

BAB VI

STUKTUR DAN BESARNYA TARIF. Pasal 6

(1) Setiap Agen Distributor dan Dealer dikenakan Retribusi sesuai jenis Produk/barang. (2) Besarnya tarif retribusi sebagaimana ayat (1) adalah sebagai berikut :

a. Produk makanan dan minuman sebesar Rp. 500.000,-

b. Barang perlengkapan Rumah Tangga Kantor sebesar Rp. 1.000.000,- c. Barang Elektronik dan perlengkapan sebesar Rp.1.000.000,-

d. Barang Tekstil dan Pakaian Jadi serta Perlengkapannya sebesar Rp. 1.000.000,- e. Barang perlengkapan pribadi dan alas kaki sebesar Rp. 1.000.000,-

f. Bahan Bangunan dan perlengkapan sebesar Rp.500.000,-

g. Alat peralatan Listrik, Telekomunikasi dan Air sebesar Rp. 500.000 h. Bahan Bakar Minyak, Gas, Cair dan Padat lainya sebesar Rp.1.000.000,- i. Mesin-mesin dan perlengkapan sebesar Rp.1.500.000,-

j. Produk hasil pengelolahan tembakau/Rokok sebesar Rp.2.000.000,-

k. Alat Peralatan/Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan sebesar Rp.1.000.000,-

l. Kendaraan Roda Dua yang menggunakan mesin dan perlengkapannya sebesar Rp.1.500.000,-

m. Kendaraan Roda Dua yang tidak menggunakan mesin dan perlengkapannya sebesar Rp. 500.000,-

n. Kendaraan Roda Empat atau lebih yamg menggunakan mesin dan perlengkapannya sebesar Rp. 3.500.000,-

o. Kendaraan Roda Empat atau lebih yang tidak mengguanakan mesin dan perlengkapannya

Rp.1.000.000,-

(7)

(3) Bagi Agen/Distributor yang menangani lebih dari 1 (satu) jenis Barang maka Retribusinya dikenakan pada tarif yang tertinggal pada jenis barang dimaksud; (4) Tanda daftar Keagenan dan distributor Barang dan Jasa Produksi dalam dan Luar

Negeri berlaku dalam jangka 1 (satu) tahun, dan wajib diperbaharui kembali selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum masa berlakunya berakhir.

Pasal 7

Dikecualikan dari retribusi sebagaimana yang dimaksud pasal 6 ayat(2) adalah barang / Komoditi antara lain:

1. Kebutuhan sembilan bahan pokok;

2. Makanan bayi/Susu dan makanan tambahan dalam upaya peningkatan gizi masyarakat;

3. Obat–obatan;

4. Kebutuhan pertanian seperti pupuk dan bahan kimia lainya; 5. Barang-barang yang tidak melalui distributor dan agen;

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 8

Retribusi yang terutang dipungut diwilayah Daerah

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 9

Masa Retribusi jangka waktu tertentu yang lamanya ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai dasar untuk menghitung besarnya Retribusi.

(8)

BAB IX

PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 10

(1) Berdasarkan SPORD, ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD; (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data baru dan atau data yang

semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terutang maka dikeluarkan SKRDKBT;

(3) Bentuk isi dan tata cara penerbitan SKRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB X

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 11

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SSRD atau dokumen lain yang dipersamakan ;

(2) Hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (2) Peraturan Daerah ini disetor ke Kas Daerah melalui Bendaharawan Khusus Penerima.

BAB XI

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 12

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus;

(2) Tata cara pembayaran, penyetoran tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah;

(9)

BAB XII

TATA CARA PENAGIHAN RETRIBUSI Pasal 13

(1) Surat tagihan/surat peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran;

(2) Sejak jangka waktu 7 ( tujuh ) hari setelah tanggal surat teguran / peringatan yang sejenis disampaikan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang;

(3) Surat teguran / Surat peringatan lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

BAB XIII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 14

(1) Kepala Daerah berdasarkan permohonan wajib retribusi dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi;

(2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB XIV

KADALUWARSA PENAGIHAN Pasal 15

(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangya retribusi, kecuali apabila wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi ;

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan surat teguran, atau

b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung

(10)

BAB XV PENGAWASAN

Pasal 16

Pengawasan untuk pelaksanaan peraturan Daerah ini dilakukan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.

BAB XVI

KETENTUAN PIDANA Pasal 17

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak–banyaknya Rp.5.000.000,-(Lima juta rupiah );

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XVII

KETENTUAN PENYIDIK Pasal 18

(1) Penyidikan atas pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan wilayah Hukum yang ditentukan;

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindakan Pidana Retribusi Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

d. memeriksa buku- buku, catatan–catatan dan dokumen–dokumen lain berkenan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

(11)

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana Retibusi Daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi;

i. memanggil orang untuk di dengar keteranganya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan Penyidikan;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan

dimulainya penyidikannya dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, melalui penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

Hal –hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah;

Pasal 20

(12)

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan Penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Palu.

Ditetapkan di Palu

pada tanggal 4 april 2003 WALIKOTA PALU,

Ttd

H.BASO LAKAMARATE Diundangkan di Palu

pada tanggal 11 April 2003

SEKRETARIS DAERAH KOTA PALU, Ttd

Ir. MAULIDIN LABALO,S.Sos,M.Si PEMBINA UTAMAN MUDA NIP.010 110 453

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 9 Disalin sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA PALU

Ttd

R. NOLLY MUA, SH PEMBINA NIP. 570 006 277

(13)

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2003

TENTANG

RETRIBUSI TANDA DAFTAR KEAGENAN/DISTRIBUTOR BARANG DAN JASA PRODUKSI DALAM DAN LUAR NEGERI

I. PENJELASAN UMUM

Dalam rangka penertiban dan pembinaan Pendaftaran Keagenan / Distributor dan peredaran barang di wilayah Kota Palu serta menopang peningkatan Pendapatan Asli Daerah, maka setiap Agen, Distributor dan melakukan pendaftaran barang di wilayah Kota Palu harus memiliki Izin dan segera mendaftarkan diri.

Hal ini bertujuan untuk memantapkan pelaksanaan otonomi Daerah yang luas,nyata Dinamis dan bertanggung jawab, sangat diperlukan Daerah untuk mencari dan menemukan sumber-sumber Pendaftaran Daerah, dikelola secara optimal dalam rangka membiayai pembangunan Daerah dan pemantapan sumber daya manusia yang ada di Daerah.

Bahwa untuk memberikan kepastian Hukum bagi masyarakat dan Dunia Bisnis khususnya di bidang keagenan, distributor serta peredaran barang, perlu di atur dengan Peraturan Daerah Kota Palu

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 S/d Pasal 20 : cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel leverage, pertumbuhan perusahaan, dan free cash flow terhadap nilai perusahaan pada perusahaan barang konsumsi

Penyimpangan diatas ada dikarenakan sikap etis seorang akuntan yang tidak sesuai dengan prinsip yang berlaku umum. Padahal sudah jelas terdapat kode etik akuntan yang menjelaskan

(website), dan compact disc. 11) Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat. 12) Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan

Literasi numerasi dibutuhkan dalam setiap aspek kegiatan, baik di rumah, sekolah atau lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari saat mengatur waktu,

Jika waktu maturasi tidak cukup, maka akan menyebabkan pencampuran tidak homogen, menyebabkan white spot pada bandela (terdapat butiran-butiran putih yang.. tidak menyatu)

Dengan hormat kami beritahukan, berdasarkan hasil UKA tahun 2012 yang diikuti oleh guru matematika SMP, SMA, dan SMK, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Manajer Investasi memiliki kewenangan untuk membagikan atau tidak membagikan Hasil Investasi Yang Tidak Menjadi Basis Nilai Proteksi (jika ada) yang telah dibukukan ke dalam BATAVIA

Berikut ini adalah lima kemampuan kognitif dasar yang merupakan karakteristik manusia. Manusia memiliki kemampuan untuk mentransformasikan pengalaman-pengalamannya menjadi