• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Dina Octaviani Putri BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Dina Octaviani Putri BAB II"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Tinjauan Medis

A. Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan merupakan proses fisiologi yang memberikan perubahan pada ibu maupun lingkungannya.Dengan adanya kehamilan maka seluruh system genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim Selama proses kehamilan berlangsung (Hutahean.2013). Kehamilan merupakan proses yang bersinambungan mulai dari konsepsi, pembuahan sampai pertumbuhan dan pembentukan janin hingga usia kehamilan aterm (Manuaba.2013;h.75). Kehamilan adalah proses fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang di lanjutkan dengan proses nidasi atau implantasi (Sarwono.2014;h.213).

Dari berbagai referensi menganai kehamilan dapat di simpulkan bahwa kehamilan merupakan proses fisiologis yang berlangsung dari proses fertilisasi atau penyatuaan hingga usia kehamilan aterm dengan berubahnya seluruh system genetalia wanita.

2. Etiologi

Proses Permulaan Kehamilan menurut (Hutahaean.2013)

(2)

mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian tuba uterina yang menggembung.Di sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah sel mani untuk kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa tadi terjadi pembuahan (konsepsi fertilisasi).

Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak (dengan bantuan rambut getar tuba) menuju ruang rahim.Ovum yang telah dibuahi tadi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya berserang diruang rahim, peristiwa tersebut disebut nidasi (implantasi).Dari pembuahan sampai nidasi, diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari.Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mugidah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta).

Dapat dikatakan bahwa setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan(konsepsi = fertilisasi),nidasi dan plasentasi (Mochtar. 2012)

a. Sel Telur (ovum)

Pembuahan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge. Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah sebagai berikut:

(3)

5) Umur 35-45 tahun : 34.000 6) Masa menopause : semua hilang Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis)

1) Oogonium

2) Oosit pertama (primary obcyte) 3) Primary ovarium follicle

4) Likuor folikularis

5) Pematangan pertama ovum

6) Pematangan kedua ovum pada saat sperma membuahi ovum. b. Sel Mani (spermatozoon)

Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, yang berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah,dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira 10x bagian kepala.

Secara embrional, spermatogoniumberasal dari sel-sel primitif tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas , dibawah pengaruh sel-sel interstisial Leydig, sel-sel spermatogonium tadi mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis.

Urutan pertumbuhan sperma (spermatogonesis): 1) Spermatogonium, membelah dua.

(4)

4) Spermatid, kemuadian tumbuh menjadi spermatozoon (sperma). c. Pembuahan (konsepsi =fertilisasi)

Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dan sek telur di tuba uterina. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum.

Selain itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses tersebut diikuti oleh penyatuan kedua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetik dari wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan : 1) Zigot-XX menurunkan bayi perempuan atau

2) Zigot-XY menurunkan bayi laki-laki

Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot yang terjadi elama 3 hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi tadi tetap digerakan kearah rongga rahim oleh:

1) Arus dan getaran rambut getar (silia), dan 2) Kontraksi tuba

d. Nidasi (Implantasi)

(5)

yang megandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.

Blastula dengan bagian yang berisi masa sel yang dalam (inner-cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.Itulah sebabnya, kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tandahartman). Umumnya, nidasi terjadi pada dinging depan atau belakang rahim (korpus), dekat fundus uteri.Jika nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang eksoselom membentuk entoderm dan kantung kuning telur, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion (kavitas amniotika).Dengan demikian, terbentuklah suatu lempeng embrional (embryonal plate) diantara amnion dan yolk sac (sakus vitelinus-kantong kuning telur). e. Plasentasi dan Mukosa Rahim

Mukosa rahim pada wanita yang tidak hamil terdiri atas stratum kompaktum dan stratum spongiosum.Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas :

1) Desidua basalis : yang terletak diantara hsil konsepsi dan dinding rahim tempat terjadinya plasentasi.

2) Desidua kapsularis : yang meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim, dan lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliteralis dan

(6)

f. Pertumbuhan Mudigah (Embriogenesis)

Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lepeng embrional (embryonal plate), yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tiga unsur lapisan, yaitu :

1) Sel-sel ektodermal 2) Selsel mesodermal, dan 3) Sel-sel entodermal.

Ruang amnion akan bertumbuh pesat mendesak eksoselom sehingga dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas diantara ruang amnion dan mudigah menjadi padat, disebut body stalk kelak menjadi tali pusat. Pada tali pusat ini terdapat :

1) Jelly wharton : jaringan lembek yang berfungsi untuk melindungi pembuluh darah .

2) 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis.

Kedua arteri dan satu vena tadi menghubungkan sistem kerdiovaskuler janin dengan plasenta. Sistem kardiovaskulerakan berbentuk kira-kira pada kehamilan minggu kesepuluh.

3. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan yang dapat diperhatikan menurut (Hutahaean,2013;h.43) ,yaitu :

a. Tanda presumtif/dugaan 1) Amenore

2) Morning sickness 3) Sering BAK

(7)

5) Fitique

6) Perubahan Kulit b. Tanda mungkin

1) Pembesaran abdomen (12 minggu).

2) Tanda piskacek yaitu pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta sehingga bentuk rahim tidak simetris (usia kehimailan 4-6 minggu).

3) Tanda hegar yaitu perubahan pada isthmun uteri yang menybebkan isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak (usia kehimilan 6 minggu).

4) Tanda doogell yaitu pelunakan warna merah tua atau kebiruan pada vagina akibar peningkatan vaskularisasi (usia 6-8 minggu). 5) Tanda Chadwick yaitu warna merah tua atau kebiruan pada

vagina akibat peningkatan vaskularisasai (usia 6-8 minggu). 6) Kontraksi Braxton hick yaitu kontaksi uterus yang datangnya

sewaktu-waktu, tidak beraturan dan tidak mempunyai irama tertentu (ahir trimester pertama)

7) Tes kehamilan positif (usia 7-10 hari setelah kontsepsi) c. Tanda pasti

1) Adanya denyut jantung janin

2) Adanya pergerakan janin (usia 19 minggu) 3) Visualisasi fetus dalam USG (usia 5-6 minggu).

(8)

a. Berat badan

1) Peningkatan berat badan badan sekitar 25% dari sebelum hamil (rata-rata 12,5 kg).

2) Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu.

3) Pengaruh dari petumbuhan janin, pembesaran organ maternal, penyimpanan lemak dan protein, serat peningkatan volume darah dan cairan interstisial pada maternal (Hutahaean,2013;h.43).

b. Sistem Produksi 1) Uterus

(9)

Menurut (Hutahean.2013) Pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus uteri ibu hamil, dapat ditafsirkan secara kasar seperti :

Table 2.1 Pembesaran Uterus Ibu Hamil

Kategori (bulan) Pembesaran

Tidak hamil/normal Telur ayam (± 30 g)

8 minggu Telur bebek

12 minggu Terur angsa

16 minggu Pertengahan simpisis ke

pusar

20 minggu Pinggir bawah pusat

24 minggu Pinggir atas pusat

28 minggu Sepertiga pusat ke xyphoid

32 minggu Pertengahan pusat ke xyphoid

36-42 minggu 3 jari di bawah xyphoid Sumber : Hutahean 2013 (h.24)

2) Serviks

a) Serviks terdapat tanda-tanda Chadwick, goodell, dan mucus plug.

b) Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi dan pelunakan (tanda hegar).

c) Lender serviks meningkat seperti gejala keputihan. (Hutahaean,2013;h.45).

(10)

Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi produksi progesterone dan ekstrogen pada usia kehamilan 16 minggu. Tidak terjadi kematangan ovum selama kehamilan. (Hutahaean,2013;h.45).

4) Payudara

a) Payudara menjadi lebih besar, kenyal dan terasa tegang. b) Aerola mengalami hiperpgmentasi.

c) Glandula montgometri makin tampak. d) Papilla mamae makin membesar/menonjol.

e) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi. (Hutahaean,2013;h.45).

5) Vulva

Vulva mengalami hipervaskularisasi karena pengaruh progesteron dan ekstrogen, berwarna kebiruan (tanda Chadwick. (Hutahaean,2013;h.45).

c. Sistem musculoskeletal

Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul memungkinkan untuk terjadinya lordosis

1) Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan pinggang karena mempertahankan posisi stabil, beban meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrae.

2) Adaptasi musculoskeletal a) Pengaruh hormonal

(11)

(2) Mobilisasi dan pliabilitas (palunakan) meningkat pada sendi sakroiliaka. Sakrokoksigeal dan pelvis untuk persiapan persalinan.

b) Pengaruh mekanik

(1) Peningkatan berat badan karena pembesaran uterus. (2) Perubahan postur

(3) Diastasis rekti

(4) Sindrom carpal tunnel. (Hutahaean,2013;h.45) 3) Sistem endokrin

a) Kelenjar tiroid. b) Kelenjar paratiroid. c) Pancreas.

d) Prolaktin hipofisis. (Hutahaean,2013;h.46) 4) Sistem respirasi

(12)

volume nafas 1 menit disebut hiperventilasi kehamilan yang menyebebkan konsentrasi co2 di alveoli menurun. (Hutahaean,2013;h.47)

Pada kehamilan tahap awal banyak ibu hamil mengeluh lemah dan letih, selanjutnya perasaan diikuti peningkatan kebutuhan tidur.Perasaan lemah dan letih sebagaian besar disebabkan peningkatan aktivitas metabolik. (Hutahaean,2013;h.48)

5) System gastrointestinal

Selama masa kehamilan, nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang, fungsi hati berubah, dan absorsi nutrient meningkat.Aktivitas peristaltic (motilitas) menurun, akibatnya bising usus menghilang, sehingga menyebabkan monstipasi, mual, serta muntah.

Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat, sehingga menyebabkan hemoroid terbentuk pada ahir kehamilan.

a) Mulut

(1) Gusi hiperemesis, berongga, dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar esetrogen yang meningkat.

(2) Tidak ada peningkatan sekresi saliva. b) Gigi

(13)

(2) Nafsu makan

Pada kehamilan trimester 1 sering terjadi penuruna nafsu makan akibat nausea dan vomitus yang merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar HCG dalam darah. Pada trimester 1, nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan meningkat untuk memenuhi kebutuhan janin.(Hutahaean,2013;h.48).

6) System kemih

Rasa yang tidak nayman berhubungan dengan system kebih pasti diarsakan oleh ibu hamil, karena ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam-basa, mengatur volume cairan ekstrasel, mengeluarkan sampah metabolism, dan menyimpan nutrient yang sangat panting. (Hutahaean,2013;h.49).

5. Fisiologis

a. Perubahan anatomis dan fisiologis terhadap ibu hamil trimester I menurut (Hutahaean,2013;h.69)

Kehamilan menyebebkan perubahan secara keseluruhan dalam tubuh, khusunya oada alat genetalia ekstrena maupun interna.Perubahan yang terjadi papa ibu hamil antara lain :

1) Uterus

(14)

besar ukuran janin di dalam kandungan. Berat normal uterus 30 gram, namun pada ahir kehamilan 40 minggu uterus menjadi 1000 garm beratnya dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm.

Pada usia kehamilan awal betuk uterus akan membentuk seperti buah alpukat agak gepeng.

2) Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan trimester pertama mengalami perubahan dikarenakan dipengaruhi oleh kadar hormone ekstrogen. Jika karpus uteri mengandung lebih banyak oto maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanyak 10% jaringan ototnya. Kelenjar pada serviks akan mengeluarkan lebih banyak sekresi sehingaga pada ibu hamil trimester I ibu hamil mengeluarkan banyak cairan hal ini masih termasuk wajar. 3) Vagina dan vulva

Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormone ekstrogen,adanya tanda Chadwick akan mengakibatkan vulava tampak kemerahan.

4) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta di usia kehamilan 16 minggu.korpus luteum graviditid berdiameter 3 cm, kemudian akan mengecil setelah plasenta terbentuk.

5) Payudara

(15)

susu, pada kehamialn 12 minggu ke ats payudara akan mengeluarkan colostrums dari kelenjar asinus yang menyebebkan aerola lebih gelap.

6) Kulit

Pada kulit pada kehamilan akan terjadit deposit pigmen karena pengaruh melanophone stimulating hormone(MSH). Yang terjaid di wajah, abdomen maupun pada kaki.

7) System kardiovaskuler

Sirkulasi darah pada ibu hamil dipengaruhi oleh adanya sirkulasi plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, volume darah bertambah banyak, kira-kira 23% dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan kerja jantung yang meningkat sebanyak 30%. 8) Sisitem respirasi

Ibu hamil pada trimester pertama secara fisiologis tidak akan mengalami gangguan pernapasan, namun seiring bertambahnya usia kehamilan dan semakin besar ukuran janin dengan usia kehamilan memasuki 32 minggu karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.

9) System perkemihan

(16)

b. Perubahan anatomis dan fisiologis pada ibu hamil trimester II menurut (Hutahaean,2013;h.107)

Proses kehamilan merupakan perubahan pada seluruh tubuh ibu, khususnya alat genetalia ekterna dan interna serta payudara (mamae). Dalam hal ini hormone somatomammotropin, estrogen, dan progesterone mempunyai peran penting.

Perubahan yan terdapat pada ibu hamil secara terinci akan dijelaskan sebagi berikut:

1) Uterus

Uterus akan terus membesar seiring dengan bertambahnya janin dalam rahim. Selama pembesaran ini, uterus berkontraksi kekanan.Hal ini disebabkan adanya kolon rektosigmoid di sebelah kiri.Setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan melalui dinding abdomen yang disebut dengan Braxton hicks. (Hutahaean,2013;h.107)

2) Serviks uteri

Pada kehamilan trimester dua ini, serviks akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Terjadi hipervaskularisasi akibat peningkatan hormone estrogen dan progesterone. Serviks juga masih mengalami perlunakan dan pematangan secara bertahap (Hutahaean,2013;h.108).

3) Vagina dan vulva

(17)

progesteron.Hal ini menyebabkan sensivitas meningkat sehingga dapat membangkitkan keingingan hasrat seksual.

Peningkatan relaksasi dinding pembuluh darah dan semakin besarnya uterus dapat menimbulkan edema dan varises pada vulva (Hutahaean,2013;h.108).

4) Ovarium

Bekas pelepasan ovum dalam ovarium disebut korpus liteum.Pada kehamilan trimester kedua ini korpus luteum mulai menghasilkan hormone ekstrogen dan progesterone, namun korpus luteum tergantikan fungsinya setelah plasma terbentuk.Plasenta menjadi sumber dari kedua hormone tersebut. Plasenta membentuk steroid, human chorionic gonadotropin (HCG), humanm plasenta lagtogen (HPL), atau human chorionic somatomammothropin (HCS), dan human chorionic thyrotropin (HCT). Jadi pada masa ini plasenta mulai menggantikan fungsi korpus liteum (Hutahaean,2013;h.108). 5) Mammae

(18)

Selain payudara yang membesar sebagian ibu hamil, setelah memasuki usia kehamilan 12 minggu putting susunya mulai mengeluarkan cairan berwarna putih agak kejernihan yang di sebut colostrums (Hutahaean,2013;h.108).

6) Kulit

Pada trimester kedua ini sudah mulai terdapat striae gravidarum yang tampak pada kulit abdomen, yaitu tanda renggang yang terbentuk akibat serabut-serabut elastis dari lapisan kulit terdalam terpisah dan terputus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal pada perut ibu (Hutahaean,2013;h.108).

7) System kardiovaskuler

Peningkatan volume darah terjadi sekitar 30-50% karena adanya retensi garam dan air yang di sebabkan sekresi aldosteron dari adrenal oleh estrogen.Peningkatan volume dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultrasi.Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar.Irama S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Pada usia kehamilan antara minggu ke-24 dan 20 terjadi peningkatan denyut jantung 10 sampai 15 kali per menit kemudian menetap sampai aterm (Hutahaean,2013;h.108).

8) System respirasi

(19)

trimester ini. Kejadian tersebut dipengaruhi peningkatan hormone progesterone (Hutahaean,2013;h.109).

9) Sisitem pencernaan

Ibu hamil akan mengalami banyak keluahan yang dikarenakan perubahan anatomi dan fisologi system pencernaan di antaranya adalah sebagi berikut :

a) Konstipasi yang di sebabkan oleh hormone estrogen yang semakin meningkat.

b) Perut kembung yang di sebabkan adanya teknan uterus yang membesar dalam rongga perut, sehingga mendesak organ-organ pencernaan kea rah atas dan lateral.

c) Hemoroid yang di sebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus.

d) Panas perut (heart burn) yang terjadi akibat aliran balik asam gastric ke dalam esophagus bagian bawah (Hutahaean,2013;h.109).

10) System perkemihan

Vakularirasi meningkat membuat mucosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah.Pembesaran kandung kemih menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kemih hanya berisi sedikit urine. (Hutahaean,2013;h.109)

11) System musculoskeletal

(20)

bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur sehingga ibu hamil terlihat seperti penderita lordosis. Sering juga ibu hamil mengeluh mengalami kram pada kaki yang terjadi akibat tekanna dari rahim pada pembuluh darah terutama menuju kaki membuat darah mengalir kembali kea rah kaki, menyebabkan terjadinya kram (Hutahaean,2013;h.109).

c. Perubahan anatomis dan fisologis pada ibu hamil trimester III menurut (Hutahaean,2013;h.139)

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae).Dalam hal ini hormone somatomammatropin, estrogen dan progesterone mempunyai peranan penting.

Perubahan yang terdapat pada ibu hamil antara lain terdapat uterus, serviks uteri, vagina dan vulva, ovarium, payudara, serta semua system tubuh.

1) Uterus

(21)

lebih cepat dan meregangkan secara radial, yang jika terjadi bersamaan sengan pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar pelvis akan menyebabkan presentasi janin memulai penurunanya ke dalam pelvis bagian atas. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tinggi fundus yang di sebut dengan lightening, yang mempengaruhi tekanan pada bagian atas abdomen. Peningkatan uterus 1.000 gram dan peningkatan ukuran uterus 30x22,5x20cm. (Hutahaean,2013;h.139).

2) Serviks uteri

Serviks akan mengalami pelunakan atau pematangan secara bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan akn mengalami dilatasi sapai pada kehamilan trimester III. Sebagian dilatasi ostrium sterna dapat di deteksi secara klinis dari usia 24 minggu, dan pada sepertiga primigravida, ostum interna akan terbuka pada minggu ke 32. Enzim kolagenase dan prostaglatin berperan dalam pematangan serviks (Hutahaean,2013;h.140).

3) Vagina dan vulva

(22)

Pada hamil trimester III, terkadang rembesan cairan berwarna kekuningan dari payudara ibu disebut dengan kolostrum.Hal ini tidak berbahaya dan merupakan pertandaan bahwa payudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui bayinya nanti.

Progesterone menyebabkan putih menjadi lebih menonjol dan dapat digerakan (Hutahaean,2013;h.140).

5) Kulit

Perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% ibu hamil.Sebelumnya, terdapat anggapan bahwa hal ini terjadi karena peningkatan hormone penstimulasi melanosit (melanosit stimulating hormone-MSH).Namun demikian, estrogen dan progesterone juga dilaporkan mamiliki efek penstimulasi melanosit dan sekarang menjadi penyebab pigmentasi kulit. Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada wanita berkulit gelap dan terlihat area seperrti aerola, perineum, dan umbikalkus juga area yang cenderung mengalami gesekan seperti aksila dan pada bagian dalam (Hutahaean,2013;h.140).

6) Sisitem kardiovaskuler

(23)

pada trimester pertama hingga 17% pada kehamilan cukup bulan.

Hal ini diwujudkan dalam peningkatan aliran darah maternal ke dasar plasenta kira-kira 500 ml/menit pada kehamilan cukup bulan. Aliran darah ke dalam kapiler membrane mucosa dan kulit juga mengalami peningkatan., terutama pada tangan dan kaki. Hal ini membantu menghilangkan (Hutahaean,2013;h.141). d. Sirkulasi darah janin dan ibu dalam plasenta matur

Menurut (Williams, 2013.h:57.vol 1) plasenta secara fungsional merupakan anyaman kapiler janin yang berkontak dengan darah ibu, anatomi makroskopinya terutama terdiri atas hubungan vaskuler. Permukaan janin di tutupi oleh amnion transparan dibawah amnion tersebut, perjalanan pembuluh korionik. Irisan melintang plasenta akan menunjukkan amnion, korion, vilus korionik dan ruang intervilus, lemperng desidua (basal), dan miometrium. Permukaan maternal plasenta di bgai menjadi lobus-lobus ireguler oleh jalur yang dibentuk oleh septrum, yang terdiri atas jaringan fibrosa disertai pembuluh darah yang jarang.Septrum memiliki alas lebar ini lazim tidak mencapai lempeng korionik sehingga membagi plasenta secara tidak sempurna.

(24)

dalam vilus pembagi, dan ahirnya membentuk jalinan kapiler pada bagian terminal. Darah mengandung oksigen dalam kadar yang jauh lebih tinggi akan kembali ke janin dari plasenta melalui vena umbilikalis tunggal (Williams, 2013.h:57.vol 1).

6. Gizi Pada Ibu Hamil

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup manusia yang akan membuat seseorang bahagia. Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami.Sehat bagi ibu hamil bisa didefinisikan bahwa ibu cukup gizi sebelum dan susudah hamil. Keadaan gizi pada masa konsepsi mempengruhi kesuksesan kehamilan, gizi yang harus terpenuhi pada saat hamil yaitu karbohidrat,protein, mineral,vitamin-vitamin (Hutahaean,2013;h.55).

1) Kebutuhan gizi pada ibu hamil menurut (Hutahaean,2013;h.58-59) yaitu :

a) Karbohidrat atau energy

Kebutuhan energy pada ibu hamil tergantung pada berat badan ibu ha il itu sendiri, karena adanya peningkatan metabolisme dan pertumbuhan janin yang pesat terutama pada trimester II dan III, disarankan oenambahan jumlah kalori sekitar 285-300 kalori.sumber energy dapat didapatkan dari hidrat arang seperti beras, jagung, kentang, ubi-ubian dll.

(25)

Tambahan protein diperlukan untuk pertumbuhan janin, uterus, jaringan payudara, hormone, bertambahnya cairan darah ibu serta persiapan laktasi.Sebaiknya 2/3 dari protein dikonsumsi yang diperlukan selama kehamilan 12 g/hari.Sumber protein terdapat pada daging, ikan, ayam, telur, kerang dan sumber protein nabati terdapat pada kacang-kacangan.

c) Lemak

Lemak beras sekali manfaatnya untuk cadangan tubuh dan agar ibu tidak muidah merasa lemah.Pertumbuhan janin di dalam kandungan mamebutuhkan lemah sebgai sumber kalori utama.

Lemak termasuk sumber tenaga yang vital, dan sebagi pembantu pertumbuhan plasenta. Pada kehamilan normal kadar lemak dalam aliran darah meningkat di ahir trimester III. Jenis-jenis lemak yaitu :

(1) Asam lemak omega 3, yaitu asam lemak linoeat yang terdiri atas asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dekosahektaenoat (DHA).

(2) Asam lemak omega 6, yaitu linoleat (LNA) yang di dalam tubuh dikonversi menjadi asam lemak arakidonat.

d) Vitamin.

(26)

(3) Vitamin C (Asam arkobat). (4) Vitamiin A.

(5) Vitamin D. (6) Vitamin E. (7) Vitamin K. e) Mineral

(1) Kalsium. (2) Fosfor. (3) Zat besi (Fe). (4) Seng (Zn). (5) Flour. (6) Yodium. (7) Natrium.

2) Manfaaf gizi pada ibu hamil menurut (Hutahaean,2013;h.55) yaitu : a) Menyediakan cadangan kalori untuk kesehatan ibu maupun

untuk bayi

b) Menyediakan semua kebutuhan ibu dan janin berupa protein,mineral,karbohidrat,lemak dan vitamin.

(27)

yang masuk kedalam perut ibu. Zat-zat gizi akan mausk kedalam tubuh janin melalui saluran plasenta.

3) Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil menurut (Hutahaean,2013;h.56) :

a) Usia hamil

Ibu hamil dengan usia muda akan lebih membutuhkan banyak energy di bandingkan dengan ibu hamil dengan usia yang produkitif.

b) Berat badan ibu hamil

Berat badan ibu lebih dan kurang dari rata-rata untuk usia tertentu merupakan factor penentu jumlah zat makanan yang harus di penuhi selama kehamilan.

c) Suhu lingkungan

Suhu tubuh dipertahankan pada suku (36,5 -37°C) yang digunakan untuk metabolism optimum. Lebih besar suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih banyak pula energy yang di butuhkan.

d) Pengertahuan ibu hamil dan keluarga mengenai gizi

Pemilihan dan pengolahan makanan pada ibu hamil memiliki peran penting, pemahaman mengenai gizi dipengaruhi oleh kemampuan keluarga mengenai memilih makanan, memahami zat gizi yang terkandung dalam makanan, pandangan keluarga terhadap makanan,

(28)

Perubahan psikologis pada masa kehamilan menurut (Hutahaean,2013;h.52) yaitu Perubahan sikap yang dialami oleh ibu hamil saat hamil sangat mempengaruhi janin yang ada didalam kandungannya, umumnya kahamilan diinginkan di sambut baik oleh ibu dan keluarga dengan sikap gembira, menjaga kesehatan janin dengan mengatur pola makan yang tertur, periksa rutin hamil serta menjaga keaadn tubuh supaya tetap sehat. Pada kehamilan tibul gejala yang lazim yaitu ngidam (keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya).Akan tetapi untuk kehamilan yang tidak diinginkan terbalik sikap ibu terhadap janin yang ada di dalam kandunganya, bisa dikatakan tidak menjaga kehamilannya.

a. Perubahan yang dialami terhadap kehamilan

Antara ibu hamil dengan pasangannya meiliki respon berbeda-beda terhadap menyikapi kehamilannya, tergantung cara dan kondisi psikologis masing-masing.

1) Ambivalen

Dalam keadaan ini respon sorang wanita terhadap kahamilannya bersifat mendua, sifat mendua karena ibu memiliki tanggung jawab terhadap dirinya dan juga bayinya. 2) Pengakuan/penerimaan ibu terhadap kehamilan

(29)

USG sehingga ibu lebih memantapkan diri untuk menyambut kehadiran bayi di dunia.

3) Labilitas emosional

Mood wanita hamil berubah setiap waktunya, karena banyak factor salah satunya perubahan semua yang terjadi karena kehamilan, sehingga wanita hamil sering merasa bahwa dirinya kurang(Hutahaean,2013;h.52).

b. Pengaruh kehamilan pada kehidupan social menurut (Hutahaean,2013;h.52)

Pengaruh kehamialan pada kehidupan sehari-hari seorang wanita sangat bergantung pada dukungan social.Jika kehamilan disertai dengan kesadarn bahwa bayi merupakan dambaan dirinya, suami serta orang taunya maka lingkungan social sangat ideal atau situasi yang diinginkan.

Pengaruh social terhadap kehamilan menurut (Hutahaean,2013;h.52) meliputi :

1) Karir

(30)

tidak dilakukan selama hamil sehingga ibu hamil merasa sering jenuh.

2) Aspek financial

Aspek financial dapat menjadi masalah penting jika kehamilan tidak diduga. Seperti keadaan ekonomi, lingkungan maupun social

3) Hubungan dengan orang alin. 4) Ketakutan dan kecemasan.

5) Reaksi terhadap perubahan jasmani.

Ketidaknyaman yang timbul terhadap ibu hamil sangat signifikan terjadi karena factor utama yang berubah dari psikologis, yang bisa mengakibatkan gangguan psikologis namun jika ibu memiliki jiwa yang tenang ibu akan menerima perubahan nyata pada tubuhnya.

8. Pemeriksaan Pada Ibu Hamil

(31)

Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan 10 T yaitu :

a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. b. Pengukuran tekanan darah.

c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA). d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).

e. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi.

f. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

g. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) .

h. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana).

i. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya) dan

j. Tatalaksana kasus.

B. Persalinan

1. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+ uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (mochtar,2012;h.69).

(32)

cukup bulan yaitu lebih dari 37 minggu tanpa penyulit dan dengan kekuatan sendiri (Johariah,2012;h.1).

Persalinan adalah proses koordinasi antara 3 faktor penting yaitu power (kekuatan), passanger (janin dan plasenta), dan passage (jalan lahir), persalinan dapat berjalan normal jika factor 3p dapat berkoordinasi dengan baik (Manuaba,2013;h.145).

Dari berbagai referensi mengenai pengertian persalinan dapat disimpulkan bahwa persalinan merupakan proses pengeluaran bayi hingga plasenta yang dipengaruhi pleh 3p yaitu power (kekuatan), passanger (janin dan plasenta), dan passage (jalan lahir).

Menurut (Mochtar, 2012; h. 69) istilah yang berhubungan dengan partus : a. Menurut cara persalinan

1) Partus biasa (normal) merupakan partus spontan yaitu proseslahirnya bayi oleh tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umunya berlangsug kurang dari 24 jam.

2) Partus luar biasa (abnormal), ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea.

b. Menurut tua (umur kehamilan)

(33)

2) Partus prematurus adala pesalinan (pengeluaran) hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500 gram.

3) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500 gram.

4) Partus postmatur (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksirkan, janin tersebut postmatur.

5) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung sangat cepat, mungkin dikamar mandi, diatas becak, dan sebagainya. 6) Partus percobaan adalah suatu persalinan kemajuan persalinan

untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi sevalopelvik.

c. Gravida dan Para :

1) Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.

2) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya.

3) Para adalah seorang wanita yanag pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable).

4) Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.

(34)

6) Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali).

7) Grandemultiparanadalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih, hidup ataupun mati.

2. Factor-faktor yang berperan dalam proses persalinan adalah : a. Kekuatan mendorong janin keluar

1) His (kontraksi uterus) 2) Kontraksi otot dinding perut 3) Kontraksi diafragma, dan

4) Ligmentous action, terutama lighrotundum b. Factor janin

c. Factor jalan lahir

Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagina dan dasar panggul. (Mochtar,2012;h,70).

3. Tanda-tanda permulaan persalinan

Sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya beberapa minggu sebelumnya, wanita memasuki “bulan-nya” atau “hari-nya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory of labour). Kala pendahuluan memberikan tanda-tanda sebagi berikut :

a. Lightening atau setting atau dropping kepala turun memasuki pintu atas Panggul terutama pada primigravida.

b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

(35)

d. Perasaan nyeri di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah uterus kadang-kadang disebut “false labor pains” e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah,

mungkin bercampur dengan darah (bloody show) (Mochtar,2012;h,70).

Tanda-tanda persalinan menurut (Mochtar,2012;h,70) yaitu :

a. Rasa nyeri oleh adanya his adanya datang lebih kuat, sering dan teratur.

b. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.

c. Ketuban pecah dengan sendirinys.

d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan telah ada pembukaan.

4. Meknisme Normal Persalinan

Mekanisme persalinan adalah cara penyesuaian bayi dan lewatnya janin melalui panggul ibu sehingga terjadi pengeluaran. Mekanisme bayi secara normal menurut (Hakimi, 2010;h.86) yaitu:

a. Penurunan

(36)

Penurunan disebabkan oleh tekanan kontraksi uterus kebawah, dan pada kala II dibantu oleh daya mengejan dari pasien dan posisi saat ibu melahirkan.

b. Fleksi

Sebelum persalinan mulai sudah terjdi flexi karena sikap alamiah janin dalam uterus.Tahanan terhadap penurunan kepala menyebabkan bertambahnya flexi. Ubun-ubun besar akan lebih rendah dari ubun-ubun kecil dan dagu janin mendekati dadanya. Proses ini terjadi di PAP, tetapi mungkin pula baru sempurna setelah bagian terendah mencapai dasar panggul.Oleh Karena persesuaian antara kepala janin dengan panggul ibu mungkin ketat, segingga terjadi pengurangan 1,5 cm dalam diameter terendah yang membuat bagian terendah mudah keluar.

c. Putar Paksi Dalam

Sebagian besar panggul mempunyai PAP yang berbentuk oval melintang.Sumbu panjang kepala janin harus sesuai dengan sumbu panjang panggul ibu.Karenanya kepala janin yang masuk PAP pada diameter transversa atau obliqua harus berputar ke diameter anteropostrior supaya dapat lahir.Inilah maksud putaran paksi dalam.Kepala janin dapat masuk ke pintu atas panggul berhubungan dengan ukuran kepala janin dan ukuran dasar panggul. Pada persalinan normal kepala janin akan berputar 45° ke kanan (menuju garis tengah).

(37)

Extensi pada dasarnya disebabkan oleh dua kekuatanyaitu : 1) Kontraksi uterus yang menimbulkan tekanan ke bawah, dan 2) Dasar panggul yang memberikan tahanan.

Perlu diperhatikan bahwa dinding depan panggul (pubis) panjangnya hanya 4 sampai 5 cm sedangkan dinding belakang (sacrum) 10 sampai 15 cm. Dengan demikian ubun-ubun kecil harus menempuh jarak yang lebih panjang daripada ubun-ubun besar. Dengan semakin turunnya pintu (Crpwning).Ubun-ubun besar lewat melalui pintu atas panggul pelahan-lahan dan tengkuk menjadi titik putar di angulus subpubicus. Kemudian dengan proses extensi yang cepat ubun-ubun kecil menulurus sepanjang sacrum dan berturut-turut lahirlah dahi, hidung, mulut dan dagu melalui perineum.

e. Restitusi

Pada waktu kepala mencapai dasar panggul maka bahu memasuki panggul. Oleh Karena panggul tetap berada pada diameter obliqua sedangkan kepala berputar ke depan, maka leher ikut berputar.

(38)

f. Putar Paksi Luar

Putar paksi luar kepala merupakan manifestasi putar paksi daripada bahu janin. Pada waktu bahu mencapai dasar panggul bahu depan yang lebih rendah berputar ke depan di bawah symphysis dan diameter obliqua kiri menjadi diameter anteroposterior panggul. Dengan begini maka diameter memanjang bahu dapat sesuai dengan diameter memanjang pintu bawah panggul. Kepala yang telah berputar kembali 45° untuk mengembalikan hubungan normal dengan bahu, sekarang berputar 45° lagi untuk mempertahankannya. 5. Kala persalinan

a. Kala I (kala pembukaan)

Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lender becampur darah (boody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler di sekitar servisis akibat pergeran ketika serviks mendatar dan membuka.

Kala pembukaan di bagi atas 2 faseyaitu :

1) Fase laten : pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm lamanya 7-8 jam.

2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subtase yaitu :

(39)

b) Periode dilatasi maksimal (stesdy), selama 2 jam pembukaan berlangsung sampai menjadi 9 cm.

c) Periode deselerani berlangusng lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap) (Mochtar,2012;h,71). b. Kala II (kala pengeluaran janin)

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul yang memulai lengkung reflek menimbulkan rasa mengedan.Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan adanya tanda anus terbuka.Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his dan mengejan yang terpimpin, akan lehir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung selama 1 ½-2 jam, pada multi 1½-1 jam (Mochtar,2012;h,71).

c. Kala III (kala pengeluaran uri)

(40)

Menurut (Hakimi,2010;h.100) kala III terdiri dari : 1) Lepasnya Plasenta

Beberapa menit setelah bayi lahir maka kontraksi uterus timbul lagi.Oleh Karena janin tidak berada di dalam uterus lagi, retraksi segmen lebih besar di banding pada kala I dan Kala II.Retraksi ini sangat mengurangi daerah pelekatan plasenta sedangkan ukuan plasenta sendiri tdak berkurang.Besarnya plasenta dengan darah perlekatannya terbentuknya celah pada stratum spongiosum decidua, dan dengan cara ini plasenta terlepas dari dinding uterus. Selama proses pelepasan darah menumpuk diantara plasenta dan uterus, jika pelepasa sudah sempurna maka darah dilepaskan dan mengalir keluar melalui vagina. 2) Pengeluaran plasenta

(41)

pada dinding uterus, mekanisme pengeluaran plasenta yang sebenarnya tidak mempunyai arti praktis yang banyak.

3) Kontrol perdarahan

Pembuluh-pembuluh darah yang melewati Miometrium berkelok-kelok dan anguler.Serabut-serabut otot tersusun dalam jaringan yang berselang seling di lalui oleh pembuluh darah.Setelah plasenta di lepaskan, retraksi menyebabkan pemendekan serabut otot uterus yang permanen.Ini menekan, memutar dan menutup arteri dan venulae seperti ikatan yang hidup.

Aliran darah ke tempat plasenta dengan efektif ditutup dan perdarahan dapat berhenti. Apabila kontraksi uterus tidakberjalansebagaimana mestinya setelah pelepasan plasenta maka pembuluh-pembuluh darah tidak tertutup dan mungkin terjadi perdarahan postpartum yang banyak.

d. Kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya persalinan postpartum. Lamanya persalinan pada primi dan multi dapat dilihat pada kotak di atas (Mochtar,2012;h,73).

6. Langkah Asuhan Persalinan Normal (Menurut Shofa Ilmiah, 2016; h. 152-161)

a) Mengenali gejala dan tanda kala dua 1) Mendengar dan melihat tanda kala dua

(42)

(b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina (teknus)

(c) Perineum tampak menonjol (perjol) (d) Vulva dan sfingter ani membuka (vulka) b) Menyiapkan pertolongan persalinan

2) Pastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanaan komplikasi ibu dan BBL.(untuk asfiksia, sediakan tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi) menggelar kain diatasperut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi, siapkan oksitosin 10 unit dan spuit steril sekali pakai didalam partus set.

3) Pakai celemek plastik.

4) Mencuci tanga (sekitar 15 detik) dan keringkan dengan tisu / handuk.

5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk PD.

6) Memasukan oksitosin kedalam spuit (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT / steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi pada spuit).

(43)

7) Membersihkan vulva dan perinium, mengusapkannya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggnakan kapas DTT.

(jika introitus vagina, perinium atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang, buang kapas yang terkontaminasi, dan ganti sarung tangan jika terkontaminasi dan letakkan dalam larutan klorin 0,5 %).

8) Lakukan pemeriksaan dalam (PD) untuk memastika pembukaan lengkap (bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi).

9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% selama10 menit.

10) Periksa DJJ setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit). (mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal, mendokumentasikan hasil PD, DJJ dan semua hasil penilaian serta asuhan lainya pada partograf).

d) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbigan meneran.

(44)

(tunggu hingga timbul rasa ingin mengeran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin serta dokumentasikan hasil temuan, dan jelaskan pda anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar). 12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada

rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).

13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran.

(a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif. (b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki

cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

(c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya, kecuali posisi terlentang dalam waktu lama, anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi.

(d) Anjurkan keluarga memberikan dukungan dan semangat untuk ibu, berikan asupan cairan peroral yang cukup.

(45)

e) Persiapan pertologan kelahiran bayi

15) Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. 16) Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 sebagian dibawah bokong

ibu.

17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

18) Pakai sarung tangan DTT pakai kedua tangan. f) Persiapan pertolongan kelahiran bayi

Lahirnya kepala bayi

19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, dan lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering.

(tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membanu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal)

20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.

21) Tuggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Lahirnya bahu

(46)

dengan muncul di bawah arkus pubis dan kemungkinan gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang).

Lahirnya badan dan tungkai

23) Setelah kedua bahu lahir , geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakkan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki serta pegang masing-masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.

g) Penanganan bayi baru lahir 25) Lakukan penilaian selintas

(a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?

(b) Apakah bayi bergerak aktif?

Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut kelangkah resusitasi pada bayi asfiksia BBL).

26) Keringkan tubuh bayi

(47)

27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).

28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.

29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukkan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).

30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong tali pusat kearah distal (ibu) dan jempit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat

(a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

(b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci dengan sisi lainnya.

(c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.

(48)

diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.

33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.

h) Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga

34) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

35) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisi, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat. 36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah baik

sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso kranial) secra hati-hati (untuk mencegah inversio uteri) (a) Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.

(b) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu. Mengeluarkan plasenta

(49)

(a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta. (b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali

pusat :

(1) Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM

(2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih parah. (3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

(4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.

(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bai lahir atau bila terjadi perdarahan segera lakukan plasenta manual.

38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.

Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT/ steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakkan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan baguan selaput yang tertinggal.

Rangsangan taktil (masase) uterus

(50)

Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase.

i) Menilai perdarahan

40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kedalam kantung plastik dan tempat khusus.

41) Evaluasi kemungkinan laserasi pasa vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan.

j) Melakukan prosedur pasca persalinan

42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

43) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling sedikit 1 jam.

(a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi dini dalam waktu 30 menit- 60 menit.

(b) Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. (c) Bayi cukup menyusu dari satu payudara.

(d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.

(51)

45) Setelah satu jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan anterolateral.

k) Evaluasi

46) Lanjutkan pemantaun kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

(a) 2-3 kali dalam 15 menit pertaman pasca persalinan. (b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan. (c) Setiap 20-30 menit pasca persalinan.

(d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.

47) Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

(a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan.

(b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

(52)

51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi.

52) Buang baha-bahan yang terkontaminasi ketempat yang sesuai. 53) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa

cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

54) Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan.

55) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

56) Celupkan sarung tangun kotor ke dalam larutan klorine 0,5%, balik bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. m) Dokumentasi

58) lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda-tanda vital dan asuhan kala IV.

C. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram (Sondakh,2013;150).

(53)

a. Beratbadanlahirbayiantara 2500-4000 gram. b. Panjangbadanbayi 48-50 cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34 cm. d. Lingkarkepalabayi 33-35 cm.

e. Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian turun sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.

f. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan intercostal, serta rintihan hanya berlaangsung 10-15 menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.

h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik. i. Kuku telah agak panjang dan lemas.

j. Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

k. Refleks hisap, menelan, dan moro telah terbentuk.

l. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket (Sondakh, 2013;150)

2. Asuhan Bayi Baru Lahir

(54)

a. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulitibu, caranya sebagai berikut:

1) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontakan atara kulit bay idengan kulitibu.

2) Ganti handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

3) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.

4) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi. 5) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5 derajat celcius, segera

hangatkan bayi. (Yongky.dkk,2012; hal:51)

b. Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya seseger amungkin, caranya sebagai berikut:

1) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir dan ikatan batin dan pemberian ASI.

2) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tetap siap dengan menunjukkan rooting reflek, jangan paksakan bayi untuk menyusu.

3) Jangan pisahkan bayi sedikitnya stau jam setelah persalinan. (Yongky.dkk,2012; hal:51)

(55)

1) Memeriksa pernafasan dan warna kulitsetiap 5 menit.

2) Jika tidak bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut: keringkan bayi dengan selimut atau handuk hangat, gosoklah punggung bayi dengan lembut.

3) Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi.

4) Bila bayi sianosis/kulitbiru, atau sukar bernafas/frekuensi pernafasan 30>60 kali/menit, berikan oksigen dengan kateter nasal. (Yongky.dkk,2012; hal:52)

d. Merawat mata, caranya sebagai berikut:

1) Berikan eritromicin 0,5% atau tetrasiklin 1%, untuk pencegahan penyakit mata.

2) Berikan tetes mata segera setelah lahir. (Yongky.dkk, 2012; hal:52)

3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Asuhan kebidanan kunjungan neonatal sebanyak tiga kali (dua kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8–28 hari) yaitu pada umur

6-48 jam, umur 3-7 hari, dan umur 8-28 hari. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014; h.110).

Kunjungan neonatus (KN) Dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai usia 28 hari yaitu :

(56)

b. KN 2 dilakukan pada umur 3-7 hari asuhan yang diberikan bidan pada saat kunjungan kepada bayi umur 6 hari adalah beritahu hasil pemeriksaan pada ibu, anjurkan ibu menjaga kehangatan bayi,anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah (Profil Kesehatan Indonesia 2014; h.110).

c. KN 3 dilakukan pada umur 8-28 hari Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ,menganjurkan ibu tetap menjaga kehangatan bayi,menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan, memberikan konseling imunisasi BCG dan polio 1 serta menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi BCG dan polio ( Profil Kesehatan Indonesia, 2014;h.110)

D. Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012;h. 87).

Masa nifas (purperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) (Sarwono, 2014;h.356).

Masa nifas (puperium) adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2013;h.1).

(57)

2. Periode Masa Nifas

Menurut (Mochtar,2012; h. 87) nifas dibagi dalam 3 periode :

a. Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium intermediat, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

c. Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.

Tabel 2.2 tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus Bayi lahir Setinngi pusat 1000 gram Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram 1 minggu Pertenghan pusat

simfisis

500 gram

2 minggu Tidak teraba di atas simfisis

350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram 8 minggu Sebesar normal 30 gram

(58)

3. Perubahan psikologis yang dapat terjadi pada masa nifas menurut (Hanretty,2014.h;350) yaitu :

a. Postpartum „blues‟

Kondisi ini trejadi pada sekitar 50% wanita dalam waktu 4-5 hari setelah melahirkan.Biasanya kondisi ini sembuh sendiri, namun pada kasus yang jarang terjadi, keadaan tersebut dapat berkelanjutan menjadi depresi setelah melahirkan.Biasanya hanya dibutuhkan dukungan mental dari bidan atau doktet.

b. Depresi susudah melahirkan (postnatal depression)

Depresi sesudah melahirkan adalah suatu gangguan yang relative umum dijumpai, dengan awitan antara 1-6 bulan setelah melahirkan serta dapat berlangsung sampai 6 bulan atau lebih.Biasanya ditemukan riwayat keluarga atau penyakit depresi sebelumnya pada pasien.Tatalaksana yang dapat di berikan meliputi dukungan social, kelompok atau komunitas pendukung dan kadang menggunakan obat antidepresi.

c. Psikosis masa nifas

Psikosis terjadi pada 0,2%, ibu dan awita lebih awal dari pada depresi postnatal. Kondisi ini merupakan kondisi yang serius sampai ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.

d. Efek pada hubungan ibu dan anak

(59)

4. Asuhan Kebidanan Masa Nifas

Menurut Sulistyawati (2009;h.6) asuhan masa nifas dibagi menjadi 4 kunjungan, yaitu :

a. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas 4) Pemberian ASI awal

5) Melakukan hubungan antar ibu dengan bayi yang baru lahir. 6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi b. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik da tidak memperhatikan tanda-tanda penyulit.

(60)

c. Kunjungan 3 (2 minggu setelah persalinan)

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik da tidak memperhatikan tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari. d. Kunjungan 4 (6 minggu setelah persalinan)

1) Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ia atau bayinya alami

2) Memberikan konseling KB secara dini.

E. Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana (KB) adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, dengan melakukan promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (Profil Kesehatan, 2014).

(61)

anatar keluarga, dan pemilihan serta menggunaan metode pengendalian kehamilan (Varney, 2007;h.414).

Program keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahuan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Buku Ajar Pelayanan KB, 2010;h.28)

Dari berbagai fererensi mengenai pengertian keluarga berencana (KB) dapat disimpulkan bahwa keluarga berencana adalah progam yang bertujuan untuk pengaturan kehamilan, ajak antar kelarga guna peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

2. Tujuan Keluarga Berenca (KB)

Menurut Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana (KB) tahun 2010 tujuan keluarga berencana (KB) adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk sehingga terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia (SDM) yang bermutu dan peningkatan kesejahteraan keluarga.

3. Sasaran Keluarga Berencana (KB)

Menurut Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana (KB) tahun 2010 sasaran keluarga berencana (KB) dibagi menjadi dua, yaitu :

(62)

Sasaran langsung adalah pangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan memberikan metode kontrasepsi yang berkelanjutan.

b. Sasaran Tidak Langsung

Sasaran tidak langsung adalah pelaksanaan dan pengelolan KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berualitas dan sejahtera.

4. Macam-macam Alat Kontrasepsi a. Metode Amenore Lakktasi (MAL)

Metode amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan meberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makan atau minum apapun lainya (Bkkbn,2014). 1) Yang dapat menggunakan Metode Amenore Lakktasi sebagai

kontrasepsi yaitu :

a) Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif bila pemberian > 8x sehari.

b) Efektif bayi kurang dari 6 bulan.

c) Memakai metode kontrasepsi lain selain metode amenore lakktasi.

2) KeuntunganMetode Amenore Lakktasi MAL a) Keuntungan Sebagai kontrasepsi

(63)

(2) Segera efektif.

(3) Tidak mengganggu senggama.

(4) Tidak ada efek samping secara sistematik. (5) Tidak perlu pengawasan medis.

(6) Tidak perlu obat atau alat (7) Tanpa biaya

(Bkkbn,2014;MK-2)

b) Keuntungan Sebagai Non Kontrasepsi (1) Untuk bayi

(a) Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibody perlindungan lewat ASI.

(b) Sumber asupan gizi terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal.

Terhindar dari keterpaparan terhadap konstaminasi dari luar, susu lain atau formula atau alat minm yang di pakai. (Bkkbn,2014;MK-2).

(2) Untuk ibu

(a) Mengurangi perdarahan pasca persalinan. (b) Mengurangi resiko anemia.

(c) Meningkkan hubungan psikologogik ibu dan bayi (Bkkbn,2014;MK-2)

(3) Keterbatasan Metode Amenore Lakktasi (MAL)

(64)

b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social.

c) Efektif tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.

d) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS (Bkkbn,2014MK-2)

(4) Hal yang harus disampaikan kepada klien sebelum menggunakan metode amenore lakktasi (MAL) yaitu : a) Seberapa sering ibu harus menyusui

b) Waktu antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.

c) Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya.

d) Susui bayi ibu juga pada malam hari karena menyusui waktu malam membantu mempertahankan cakupan pesediaan ASI.

e) Bayi terus di susukan waktu ibu/bayi sedang sakit. f) ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.

g) Haid , ketika ibu mulai dapat haid lagi, itu pertanda. Ibu sudah subur kembali dan harus segera memulai menggunakan metode kontrasepsi KB lainya (Bkkbn,2014;MK-4).

b. Metode keluarga berencana alamiah (KBA)

(65)

pemakaiannya dengan ketentuan ibu harus mengetahui masa subur yang berlangsung.

1) Macam-macam Keluarga Berencana Alamiah (KBA) menurut (Bkkbn,2014) yaitu :

a) Senggama Terputus

Menurut (Bkkbn,2014) Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, di mana pria menggeluarkan alat kelaminya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakuasi.

(1) Keuntungan KontrasepsiSenggama Terputus (a) Efektif jika digunakan secara benar. (b) Tidak menggangu produksi ASI.

(c) Dapat digunakan sebagai pendukung meode KB lainya.

(d) Tidak ada efek samping. (e) Dapat digunakan setiap waktu. (f) Tidak membutuhkan biaya.

(2) Keterbatasan Kontrasepsi Senggama Terputus

(a) Efektivitas sangat tergantung pada kesediaan pasanganuntuk melakukan senggama terputus setiap melaksanaknnya (angka kegaglan 4-27 kelamilan per 100 perempuan pertahun).

(66)

(c) Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual(Bkkbn,2014;MK-16).

(3) Yang dapat menggunakan kontrasepsi senggama terputus menurut (Bkkbn,2014;MK-16)

(a) Suami yang berpartisipasi aktiv dalam keluarga berencana.

(b) Pasangan yang taat bersenggama atau mempunyai alas an filosofi untuk tidak menggunakan metode-metode lain.

(c) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera

(d) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain.

(e) Pasangan yang membutuhkan metode pendukung. (f) Pasnagn yang melakukan hubungan seksual yang

tidak teratur (Bkkbn,2014;MK-16)

(4) Penyampaian kepada klien sebelum penggunaan kontrasepsi Senggama Terputus yaitu :

(67)

(b) Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakuasi sbelumnya.

(c) Apabila merasa akan sejakuasi, pria segera menguluarkan penisnya.

(d) dari vagina pasanganya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.

(e) Senggama tidak diajukan pada masa subur (Bkkbn,2014;MK-16).

2) Manfaat Keluarga

Gambar

Table 2.1 Pembesaran Uterus Ibu Hamil
Tabel 2.2 tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa

Referensi

Dokumen terkait

Ida Bagus Antariksa, selaku Kepala Sekolah SD Tarsisius II, , yang telah dengan baik hati memberikan waktu dan tenaganya serta memberikan kesempatan bagi penulis untuk

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA. UNIT LAYANAN

• Dua korban non-fatal tidak bisa dicocokan jika mereka dilaporkan dalam sumber catatan yang sama (karena pengkodean data dan metode-metode representasi database yang

A normal distribution with zero mean and unit variance is called a unit normal or. standard normal distribution and is denoted as N (O,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang pendidikan; (2)

Yang merupakan Sub Sistem dari Sistem Informasi Manajeman Departemen Dalam Negeri (SIMDAGRI). Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 17 tahun 2000 tentang Sistem

Saya adalah mahasiswi program studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang melakukan penelitian ini