• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBERI PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBERI PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

i

KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBERI PENILAIAN

HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LATAR

BELAKANG PENDIDIKAN DAN

PENGALAMAN MENGAJAR

Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK Tamansiswa Nanggulan

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Francisca Febriyantari Eka Maharani NIM: 041334042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

K E M A M P U A N G U R U D A L A M M E M B E R I P E N I L A I A N B A S I L B E L A J A R S I S W A D I T I N J A U D A R I L A T A R

B E L A K A N G P E N D I D I K A N D A N P E N G A L A M A N M E N G A J A R

S t u d i K a s u s P a d a G u r u - G u r u S M A P a n g u d i L u h u r S e d a y u d a n S M K T a m a n s i s w a N a n g g u l a n

O l e h:

(3)

K E M A M P U A N G U R U D A L A M M E M B E R I P E N I L A I A N B A S I L B E L A J A R S I S W A D I T I N J A U D A R I L A T A R

B E L A K A N G P E N D I D I K A N D A N P E N G A L A M A N M E N G A J A R

S t u d i K a s u s P a d a G u r u - G u r u S M A P a n g u d i L u h u r S e d a y u d a n S M K T a m a n s i s w a N a n g g u l a n

Dip~rs i a pk a n d a n di t ulis o l e h:

F r anc is c a F eb ri y a n t a r i E ka M a h a r a n i N IM: 0 4 13 340 4 2

T e la h d i p e r t a h a nk an di d e p a n P an i t ia P eng u j i p a d a t a n ggal 10 N o v e m b e r 200 8 d a n d i ny a tak an tel a h me m e n U h i s ya r at

T a n d a T a n g a n

~"

'-..

~

...

.

~.~

.

.

~

.

.

9fh!!

.

~

.

Y o g y a k a r t a , 1 0 N o v e m b e r 2 0 0 8

Fa k u l t a s K e g u r u a n d a n I l m u P e n d i d i k a n

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Bapak dan Ibu FX. Sugitar

Kakek dan Nenek

Laurantius Anggita Yudha Harnoko

Rosa Dania Astari

(5)

v

MOTTO

T

uhan menjadikan segalanya indah pada waktunya

K

ekuatan bukan bersumber dari kemenangan,

Perjuanganlah yang melahirkan kekuatan,

Ketika menghadapi kesulitan dan tidak menyerah, itulah kekuatan.

Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu

menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam

pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam

doa”

(Roma 12:11-12)

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;

ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,

menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok,

baginya pintu dibukakan” (Lukas 11:9-10)

(6)

Saya menyatakan dengan sesungguhya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 November 2008

Penulis

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

:

Francisca Febriyantari Eka Maharani

Nomor Mahasiswa

:

041334042

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBERI PENILAIAN HASIL BELAJAR

SISWA DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN

PENGALAMAN MENGAJAR

Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK Tamansiswa Nanggulan

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 24 Februari 2009

Yang menyatakan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakasih atas berkat dan kasihnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini

ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan

berbagai dukungan, masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan

kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini sampai selesai.

5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang

telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan

(9)

viii

6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

8. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

membantu kelancaran proses belajar selama ini.

9. Bapak Drs. Markoes Padmonegoro, selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi

Luhur Sedayu serta para guru yang telah meluangkan waktu dan memberi

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas

bantuan dan ijin yang diberikan.

10.Bapak Ki Mudjiono, B.A., selaku Kepala Sekolah SMK Tamansiswa

Nanggulan serta para guru yang telah meluangkan waktu dan memberi

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas

bantuan dan ijin yang diberikan.

11.Bapak FX. Sugitar dan Ibu M. Suharni tercinta yang telah memberikan

doa, perhatian, kasih sayang, dukungan, dan banyak pengorbanan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi.

12.AdeQ-ku: Yoedha (ingat dah kelas 3 ‘n ma kasih atas pinjeman sepeda

motornya, maaf dah lecet2!!), Ocha (jangan malas ‘n rajin belajar!!).

Thank’s juga buat omelannya…….

13.Maz One-Oneterima kasih atas doa, bantuan, semangat, cinta, juga segala

(10)

ix

14.Simbah Kakung & Simbah Uti yang telah memberi semangat dengan

diiringi doa.

15.Pak De, Bu De, Om, Tante, dan Sepupu2Q. Mz Rian (thx computernya),

Dex Popon (maaf dulu sering ngrusuhi computer & printer).

16.Sobat2’Q: Pasca, Puput, Ika, Nia (ternyata Qta lulus bareng); Rini ‘n Astri

(cie…dah jadi Sarjana juga niech!!); Sella (keep spririt!!); Yanita (thx buat

supportnya); Agung-Beny (ma kasih atas diskusinya selama ini). Thx juga

buat kebersamaan ‘n tumpangan kost-nya. “Persahabatan Bagai Kepompong”.

17.TemenQ Utiex & Nining thank’s dah bersedia nemenin selama penelitian.

18.Mz Anang dan Leo, thank’s atas translatenya. Mz Dwie, terima kasih atas

bantuannya dalam penelitian.

19.Temen-temen seperjuanganku Pendidikan Akuntansi ‘04.

20.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat

diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 10 November 2008

Penulis

(11)

x

ABSTRAK

KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBERI PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA Pangudi Luhur Sedayu

dan SMK Tamansiswa Nanggulan

F. Febriyantari Eka M. Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang pendidikan; (2) ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari pengalaman mengajar.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK Tamansiswa Nanggulan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2008. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK Tamansiswa Nanggulan yaitu sebanyak 57 guru, dan diambil seluruhnya sebagai sampel penelitian. Teknik analisa data menggunakan uji t dengan bantuan program SPSS for windows versi 13.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang pendidikan (thitung = 1,259 < ttabel = 2,004); (2) ada perbedaan

(12)

xi

ABSTRACT

TEACHERS’ CAPABILITY IN EVALUATING THE STUDENTS PERCEIVED FROM TEACHER’S EDUCATIONAL BACKGROUND

AND TEACHING EXPERIENCE

A Case Study on The Teachers Of Pangudi Luhur Sedayu High School and Tamansiswa Nanggulan Vocational School

F. Febriyantari Eka M. Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research aims to identify the differences of teachers’ capability in evaluating the students from (1) educational background; (2) teaching experience.

This research was done in Pangudi Luhur Sedayu High School and Tamansiswa Nanggulan Vocational School from May to August 2008. The methods of collecting data were questionnaire and documentation. The population and samples of this research were 57 teachers of Pangudi Luhur Sedayu High School and Tamansiswa Nanggulan Vocational School. The method of analyzing data was t test with some supports from SPSS for windows version 13 program.

The result of this research shows that: there isn’t any differences on the teachers capability in evaluating the students perceived from (1) educational background (tcount = 1,259 < ttable = 2,004); (2) perceived from the teaching

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… . ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIK ... 7

(14)

xiii

1. Pengertian Kemampuan Guru ... 7

2. Syarat-syarat Menjadi Guru ... 8

3. Kode Etik ... 8

B. Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 9

1. Pengertian Penilaian ... 9

2. Tujuan Penilaian ... 12

3. Penilaian terhadap Hasil Belajar Siswa ... 14

C. Latar Belakang Pendidikan ... 20

D. Pengalaman Mengajar ... 22

E. Kerangka Berfikir ... 24

F. Perumusan Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 27

E. Operasionalisasi Variabel ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 30

1. Uji Validitas ... 30

2. Uji Reliabilitas ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 34

(15)

xiv

2. Pengujian Hipotesis ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 38

A. Sejarah Singkat SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 38

B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 41

C. Guru dan Karyawan SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 42

D. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 43

E. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 43

F. Fasilitas SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 53

G. Sejarah Singkat SMK Tamansiswa Nanggulan ... 54

H. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Tamansiswa Nanggulan ... 57

I. Guru dan Karyawan SMK Tamansiswa Nanggulan ... 59

J. Siswa SMK Tamansiswa Nanggulan ... 61

K. Struktur Organisasi SMK Tamansiswa Nanggulan ... 62

L. Fasilitas SMK Tamansiswa Nanggulan ... 69

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Deskripsi Data ... 70

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 70

a.Responden berdasarkan latar belakang penelitian ... 70

b.Responden berdasarkan pengalaman mengajar ... 71

2. Deskripsi Kemampuan Guru dalam Memberi Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 71

B. Pengujian Normalitas dan Homogenitas ... 75

(16)

xv

2. Uji Homogenitas ... 77

C. Pengujian Hipotesis ... 78

1. Pengujian Hipotesis I (Kemampuan Guru dalam Memberi Penilaian Hasil Belajar Siswa ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan) ... 78

2. Pengujian Hipotesis II (Kemampuan Guru dalam Memberi Penilaian Hasil Belajar Siswa ditinjau dari Pengalaman Mengajar) ... 79

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Keterbatasan ... 84

C. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Skala Pengukuran Model Likert ... 28

Tabel III.2 Kisi-Kisi dan Alokasi Butir Soal ... 29

Tabel III.3 Rangkuman Pengujian Hasil Validitas ... 31

Tabel III.4 Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas ... 34

Tabel V.1 Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 70

Tabel V.2 Responden Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 71

Tabel V.3 Kemampuan Guru dalam Memberi Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 71

Tabel V.4 Kemampuan Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 73

Tabel V.5 Kemampuan Responden Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 74

Tabel V.6 Rangkuman Pengujian Normalitas Latar Belakang Pendidikan ... 75

Tabel V.7 Rangkuman Pengujian Normalitas Pengalaman Mengajar ... 76

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Dasar SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 44

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 90

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas ... 98

Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 101

Lampiran 4 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 111

Lampiran 5 Uji Normalitas dan Homogenitas ... 116

Lampiran 6 Uji t ... 119

Lampiran 7 Tabel r dan Tabel t ... 122

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting untuk menciptakan

sumber daya yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu

bersaing serta dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga negara

Indonesia. Dengan sumber daya yang bermutu, Indonesia diharapkan dapat

menghadapi berbagai perubahan dan tantangan globalisasi yang sedang dan

akan terjadi. Oleh karena itu, program pendidikan hendaknya senantiasa

ditinjau dan diperbaiki.

Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional. Sesuai

dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan

profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang

sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia

yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di

forum regional, nasional maupun internasional .

Upaya Pemerintah dalam peningkatan profesional guru telah dilakukan

dengan melakukan uji kompetensi guru. Sehingga dari uji kompetensi guru

(21)

profesionalismenya dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Adapun

Pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana

tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2005 tentang

Standar Pendidikan Nasional, yaitu:

1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan

peserta didik yang meliputi:

a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

b. pemahaman terhadap peserta didik;

c. pengembangan kurikulum atau silabus;

d. perancangan pembelajaran;

e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

f. evaluasi hasil belajar; dan

g. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang:

a. mantap;

b. stabil;

c. dewasa;

d. arif dan bijaksana;

e. berwibawa;

f. berakhlak mulia;

g. menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

(22)

i. mengembangkan diri secara berkelanjutan.

3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian

dari masyarakat untuk:

a. berkomunikasi lisan dan tulisan;

b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan

d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:

a. konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/

koheren dengan materi ajar;

b. materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;

c. hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;

d. penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan

e. kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional.

Sementara itu Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Direktorat Tenaga Kependidikan, seperti dikutip oleh Hendra Harmain telah

menyatakan bahwa standar kompetensi guru meliputi tiga komponen

kompetensi dan terdiri atas beberapa kemampuan. Secara keseluruhan standar

kompetensi guru terdiri atas 9 (sembilan) kompetensi, yaitu: (1) komponen

(23)

pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi

belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar

peserta didik, pelaksanaan bimbingan belajar peserta didik; (2) komponen

kompetensi pengembangan potensi terdiri atas: pengembangan diri,

pengembangan profesi; (3) komponen kompetensi penguasaan akademik

terdiri atas: pemahaman wawasan kependidikan, penguasaan bahan kajian

akademik.

Berdasarkan uraian di atas maka secara operasional kompetensi guru

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan suatu perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini

tercermin pada kemampuan guru sehubungan dengan tugasnya dalam proses

belajar, yang secara khusus ingin mengungkapkan mengenai penilaian hasil

belajar siswa. Dengan maksud melalui kegiatan penilaian hasil belajar yang

dilakukan guru mampu mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan

kompetensi peserta didik.

Selain itu, kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar

siswa tersebut diduga dipengaruhi beberapa faktor yaitu umur, latar belakang

pendidikan, pengalaman mengajar, gaji guru, jenis kelamin, frekuensi

penataran, dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, peneliti ingin mengetahui

kemampuan guru dalam memberikan penilaian hasil belajar siswa. Sehingga

(24)

Belajar Siswa Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman

Mengajar”.

B. Batasan Masalah

Agar penilaian lebih terarah, mengingat waktu, biaya, pengetahuan dan

tenaga yang terbatas, maka penelitian ini difokuskan pada latar belakang

pendidikan dan pengalaman mengajar dalam kaitannya dengan kemampuan

guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

1. Adakah perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil

belajar siswa ditinjau dari latar belakang pendidikan?

2. Adakah perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil

belajar siswa ditinjau dari pengalaman mengajar?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan guru dalam

memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang

pendidikan.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan guru dalam

(25)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah dan Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah

dan para guru sebagai diagnosis dalam membimbing para peserta didik

dan untuk meningkatkan pencapaian standar kompetensi guru.

2. Bagi Penulis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui secara mendalam

mengenai kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa

ditinjau dari latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar.

Sehingga mampu memberikan bekal bagi penulis sebelum bekerja dalam

dunia pendidikan sebagai tenaga pendidik.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumber acuan bagi penelitian

selanjutnya dan referensi atau tambahan pengetahuan dalam bidang

(26)

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Kemampuan Guru

1. Pengertian Kemampuan Guru

Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta, 1982)

kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan.

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah (UU RI No. 14 tahun 2005).

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu/ norma

tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (UU RI No.14 tahun 2005).

Kinerja guru adalah kemampuan seorang guru untuk melakukan

suatu perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yang

mencakup aspek perencanaan program belajar mengajar, pelaksanaan

proses belajar mengajar, penciptaan dan pemeliharaan kelas yang optimal,

pengendalian kondisi belajar yang optimal, serta penilaian hasil belajar.

Kinerja sangat penting dalam menentukan kualitas kerja seseorang,

termasuk seorang guru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru meliputi faktor

(27)

minat, intelegensi, motivasi, dan kepribadian. Sedangkan faktor eksternal

adalah sarana, prasarana, insentif, suasana kerja dan lingkungan kerja.

2. Syarat-syarat Menjadi Guru

Untuk menjadi seorang guru diperlukan suatu persyaratan, karena

profesi guru adalah suatu pekerjaan yang profesional. Syarat bagi seorang

guru diantaranya sebagai berikut (Hamalik, 2001:118):

a. Harus memiliki bakat sebagai guru

b. Harus memiliki keahlian sebagai guru

c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi

d. Memiliki mental yang sehat dan berbadan sehat

e. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

f. Memiliki jiwa Pancasila dan warga Negara yang baik

3. Kode Etik

Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia terpanggil untuk

menunaikan karyanya dengan berpedoman pada kode etik profesional

guru. Kode etik tersebut berisi sebagai berikut:

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila

b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai

bahan melakukan bimbingan dan pembinaan

d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

(28)

e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung

jawab bersama terhadap pendidikan

f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya

g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan

kesetiakawanan sosial

B. Penilaian Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Penilaian

Nilai adalah harga, angka kepandaian, poten, kadar, mutu.

Sedangkan, penilaian mempunyai arti perbuatan menilai (Purwadarminta,

1982).

Tuckman dalam Burhan Nurgiyantoro (2001:5) mengartikan

penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui (menguji) apakah suatu

kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan

tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.

Dalam Standar Kompetensi Kepala Sekolah (2006:194) penilaian

adalah suatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan informasi,

menganalisis, dan menginterpretasi informasi tersebut untuk membuat

keputusan-keputusan. Dengan kata lain, keputusan-keputusan pendidikan

(29)

terkumpul. Informasi yang dikumpulkan dapat dalam bentuk angka

melalui tes atau deskripsi verbal (melalui observasi).

Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal.

Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain

yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal

dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri

dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian

internal adalah penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada

saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu.

Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru

selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar

peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai

umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan

proses program pembelajaran (Mimin Haryati, 2008:13).

Banyak orang mencampuradukkan pengertian antar evaluasi,

pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal

keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan

identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan

telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk

melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan

keputusan nilai (value judgement). Stufflebeam (Abin Syamsudin

Makmun, 1996) mengemukakan bahwa: educational evaluation is the

(30)

judging decision alternative. Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat

melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi

kepentingan pengambilan keputusan.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com).

Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap

kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau

etos kerja guru.

Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau

usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang

peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan

penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang

sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi

(rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan

tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil

penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata)

dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan

proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada

peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang

memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.

Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian

(31)

mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/ perbaikan

proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian

dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan

pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses

pembelajaran itu sendiri.

2. Tujuan Penilaian

Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam

pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat

penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.

1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau

membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan

peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta

didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu,

fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak

dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan

norma (norm-referenced assessment).

2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara

peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak.

Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh.

Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat

masuk atau tidak di sekolah tertentu.

3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah

(32)

4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil

belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami

dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk

pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk

penjurusan.

5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan

belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa

dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah

seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.

6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik

pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai.

Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi

akademik.

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat

penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan

utama dalam penilaian.

Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara

langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam

keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah

menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu

diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk

(33)

kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and

pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi

secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika

saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil

akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan

kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.

3. Penilaian terhadap Hasil Belajar Siswa

Adapun penilaian terhadap hasil belajar peserta didik mencakup

hal-hal sebagai berikut:

a. Pengumpulan informasi

Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara

penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Untuk itu ada

tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu:

1. Penilaian unjuk kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.

Teknik penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan (1) daftar

cek (ya-tidak), (2) skala rentang.

2. Penilaian sikap

Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait

dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon

(34)

afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau

penilaiannya terhadap sesuatu objek, komponen kognitif adalah

kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek, komponen

konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat

dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Teknik penilaian sikap dapat dilakukan dengan (1) observasi

perilaku, (2) pertanyaan langsung, dan (3) laporan pribadi.

3. Penilaian tertulis

Penilaian tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang

diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Teknik

penilaian tes tertulis, yaitu:

a. soal dengan memilih jawaban

1. Pilihan Ganda

2. Benar – Salah

3. Menjodohkan

b. soal dengan memilih jawaban

1. Isian atau melengkapi

2. Jawaban singkat atau pendek

3. Soal uraian

4. Penilaian proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan terhadap suatu tugas yang

(35)

penilaannya dapat dilakukan mulai dari perencanaan, proses

selama pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek.

5. Penilaian produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam

membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian

produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga

proses pembuatannya. Teknik penilaian dapat dilakukan

menggunakan cara holistik atau analitik.

6. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan

perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode

tertentu.

7. Penilaian diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian,

dimana subjek yang ingin diminta untuk menilai dirinya sendiri

berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi

yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian

diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang

berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Menganalisis hasil penilaian

Menganalisis hasil penilaian, berdasar:

(36)

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam

menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan

dengan benar.

2. Daya pembeda

Taraf diskriminan (daya pembeda) menunjuk pada kemampuan tes

tersebut dalam memisahkan antar peserta didik yang pandai

dengan peserta didik yang kurang pandai.

c. Interpretasi hasil penilaian dalam menetapkan ketuntasan belajar

Untuk mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah

tampil pada diri peserta didik, dilakukan penilaian sewaktu

pembelajaran berlangsung atau setelah pembelajaran. Sebuah indikator

dapat dijaring dengan beberapa soal/ tugas. Selain itu, sebuah tugas

dapat dirancang untuk menjaring informasi tentang ketercapaian

beberapa indikator. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang

telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara

0%-100%.

Dalam menentukan ketuntasan belajar, dapat dilakukan

menggunakan macam-macam acuan penilaian, yaitu:

a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Penilaian yang memperbandingkan prestasi belajar peserta didik

dengan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya, suatu prestasi

yang seharusnya dicapai oleh peserta didik yang dituntut oleh

(37)

b. Penilaian Acuan Norma (PAN)

Penilaian yang memperbandingkan hasil belajar terhadap hasil

belajar peserta didik lain dalam kelompoknya.

c. Penilaian Acuan Kombinasi (PAK)

Penilaian yang memperbandingkan hasil belajar siswa terhadap

suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya di satu pihak dan

prestasi siswa lain dalam kelompoknya di pihak lain.

Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%.

Bagi peserta didik yang belum berhasil mencapai kriteria tersebut

dapat diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan remedial yang

berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar

sendiri, kemudian dilakukan evaluasi dengan cara: menjawab

pertanyaan sesuai dengan topiknya, membuat rangkuman pelajaran,

atau mengerjakan tugas mengumpulkan data.

d. Penggunaan informasi

Pemanfaatan hasil penilaian

1. Bagi peserta didik yang berprestasi kurang (remedial)

Tindakan perbaikan atau remedial dilakukan oleh guru mata

pelajaran yang memiliki kemampuan membimbing anak dan

mengetahui kekurangan peserta didik. Waktu perbaikan diatur

berdasarkan kesepakatan antar peserta didik dan guru yang

bersangkutan. Remedial dilakukan kepada peserta didik yang

(38)

2. Bagi peserta didik yang berprestasi baik dan cepat (pengayaan)

Pengayaan dapat dilakukan dengan bentuk tugas kegiatan,

misalnya membantu peserta didik lainnya yang sangat lemah di

dalam atau di kelas lainnya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan

dapat menambah nilai peserta didik pada mata pelajaran tersebut.

Bagi peserta didik yang mampu mencapai penguasaan kompetensi

dengan cepat, dapat juga diberikan program akselerasi, yaitu

kegiatan tambahan berdasarkan urutan kompetensi yang harus

dicapai dalam seluruh programnya.

3. Bagi guru dalam perbaikan program dan proses pembelajaran

Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian berdasarkan hasil

penilaian informasi kemajuan belajar secara berkelanjutan

sehingga guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk

memberikan bantuan optimal dalam pencapaian kompetensi.

Hakikat pola penilaian yang dikembangkan lebih diarahkan pada

pengukuran yang seimbang pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor,

serta menggunakan prinsip berkesinambungan dan autentik guna

memperoleh gambaran keutuhan prestasi dan kemajuan belajar siswa.

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke

konstruktivistik tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses

pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam melaksanakan

penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian

(39)

menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi

sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam

aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.

Alam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian

pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan

kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti:

perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan

aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak

hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan

segi proses. Kesemuanya itu menuntut adanya perubahan dalam

pendekatan dan teknik penilaian pembelajaran siswa. Untuk itulah,

Depdiknas (2006) meluncurkan rambu-rambu penilaian pembelajaran

siswa, dengan apa yang disebut Penilaian Kelas.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com).

C. Latar Belakang Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan

sumber daya manusia. Antara mendidik dan pendidikan keduanya saling

berkaitan. Menurut Driyarkara (dalam Mardiatmadja, 1986:79) pendidikan

adalah pemanusiaan manusia muda. Agar generasi muda mendatang matang

dan siap, maka hendaknya dibekali ilmu pengetahuan serta keterampilan dan

kemampuan jiwa maupun jasmani untuk melaksanakan tugas dan

(40)

Menurut pendapat Soerjono Soekanto (1986:311), pendidikan telah

memberikan suatu nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka

pikirannya serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana berpikir

secara ilmiah.

Menurut J. Riberu (dalam Mardiatmadja 1986:77) mengatakan

bahwa pendidikan adalah bantuan supaya orang dapat membantu dirinya

sendiri dalam segala bidang hidup.

Pendidikan bukan hanya menyampaikan keterampilan yang sudah

dikenal, akan tetapi dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan

kemahiran yang akan datang, dan sekaligus menemukan cara yang tepat dan

cepat supaya dapat dikuasai oleh anak didik. Berikut ini dikutip dari pendapat

beberapa ahli tentang apa yang disebut pendidikan (Zahara Idris, 1981:9):

a. John Dewey: pendidikan adalah proses pembentukan

kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam

dan sesama manusia.

b. Langeveld: mendidik ialah mempengaruhi anak dalam usaha

membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah

usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja. Pendidikan hanya

terdapat dalam pergaulan yang disengaja antara orang dewasa dengan

anak.

c. Hoogveld: mendidik ialah membantu anak supaya ia cukup cakap

(41)

d. S. A. Branata, dkk.: pendidikan ialah usaha yang disengaja diadakan,

baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk

membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.

e. Rousseau: pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada

pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu

dewasa.

f. Ki Hajar Dewantara: mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat

yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai

anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya.

Wasty Soemanto (1984:21) memberi batasan pendidikan adalah

proses pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah

maupun batiniah.

Djamarah (1997:92) menyatakan bahwa latar belakang pendidikan

diakui mempengaruhi kompetensi seseorang.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas dengan demikian

dapat diperoleh informasi bahwa latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh

seorang guru, mempengaruhi kemampuannya dalam memberi penilaian hasil

belajar siswa.

D. Pengalaman Mengajar

Dalam proses pembelajaran, pengalaman merupakan suatu faktor yang

(42)

modal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran

berikutnya. Misalnya dari hasil evaluasi yang diadakan oleh guru, ternyata

hasil kurang memuaskan dalam arti belum mencapai tujuan yang diharapkan,

maka guru tersebut dapat melihat kembali atau mengkoreksi dirinya sendiri

mengapa tujuan yang diharapkan tersebut tidak tercapai.

Arti kata pengalaman menurut kamus umum Bahasa Indonesia

(Poerwadarminto, 1986:28) adalah barang apa yang telah dirasai, diketahui,

dan dikerjakan yang berasal dari kata ”alam” yang berarti lebih mengetahui

atau tahu benar.

Pengalaman kerja merupakan salah satu faktor yang menunjang dan

menambah kemampuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan.

Pengalaman kerja dapat diperoleh melalui pekerjaan yang dijalani selama

beberapa tahun atau dalam kurun waktu tertentu. Masa kerja sangat

menentukan dalam pembentukan pengalaman kerja, karena semakin lama

seseorang bekerja maka semakin banyak pengalaman dan semakin tinggi

kemampuan yang diperoleh.

Menurut Gerungan (1986) proses terjadinya pengalaman didapatkan

melalui proses dimana rangsangan-rangsangan dari luar seperti cahaya untuk

mata, bau untuk hidung, bunyi untuk telinga, dan lain sebagainya diteruskan

melalui alat-alat tersebut ke otak lalu menafsirkannya menjadi pengalaman.

Cronbach (Suryabrata, 1984:247), menyatakan bahwa belajar yang

sebaik-baiknya adalah dengan cara mengalami dan dengan menggunakan

(43)

sendiri dalam proses pembelajaran, sehingga dapat diperoleh cara mengajar

yang lebih baik dan hasil proses pembelajaran yang lebih baik pula. Dari

uraian pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman mengajar

merupakan hal yang sangat penting bagi guru dalam proses pembelajaran.

Dari berbagai uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pengalaman mengajar mempengaruhi kemampuan guru dalam memberi

penilaian hasil belajar siswa.

E. Kerangka Berfikir

1. Kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau

dari latar belakang pendidikan

Latar belakang pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pendidikan dari lulusan keguruan dan non-keguruan. Bagi lulusan

keguruan dibekali keahlian keguruan dan dipersiapkan untuk menjadi

seorang pendidik yang profesional sesuai bidangnya. Sedangkan, yang

berasal dari lulusan non-keguruan diharapkan menjadi lulusan yang ahli

dalam suatu bidang tertentu (seperti: ekonomi, hukum, matematika dan

sebagainya), dan tidak dibekali keahlian keguruan.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa guru yang berasal

dari latar belakang pendidikan keguruan lebih baik kemampuannya dalam

memberi penilaian hasil belajar siswa. Mengingat mereka telah dibekali

(44)

2. Kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau

dari pengalaman mengajar

Semakin lama guru bertugas, maka semakin banyak pula

pengalaman yang diperolehnya. Dari pengalaman tersebut banyak hal

yang dapat diambil manfaatnya. Tidak terkecuali untuk pengalaman dalam

pembuatan soal sampai pemberian penilaian hasil belajar siswa.

Sehingga dari pengalaman tersebut, guru dapat belajar dari

pengalamannya selama menjadi pendidik, dan kemampuannya akan

semakin meningkat. Berdasarkan pengalaman tersebut, guru dapat

melakukan evaluasi pembelajaran secara konstruktif. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa semakin banyaknya pengalaman mengajar dapat

meningkatkan kemampuan guru, termasuk dalam hal penilaian hasil

belajar siswa.

F. Perumusan Hipotesis

1. Ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar

ditinjau dari latar belakang pendidikan.

2. Ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis penelitian:

1. Deskriptif, yaitu suatu penelitian yang terbatas pada usaha

mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga

hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta.

2. Studi kasus, yaitu jenis penelitian tentang kemampuan guru dalam

memberi penilaian hasil belajar siswa di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan

SMK Tamansiswa Nanggulan, dimana subjek tersebut terbatas. Maka

kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku terbatas pada subjek yang

diteliti.

3. Studi Ex Post Facto, dimana fenomena yang diteliti adalah kejadian yang

telah berlalu atau sedang berlangsung.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK

Tamansiswa Nanggulan.

2. Waktu Penelitian

(46)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Seluruh Guru di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK Tamansiswa

Nanggulan.

2. Objek Penelitian

Latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan kemampuan guru

dalam memberi penilaian hasil belajar siswa.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, yang

akan menjadi populasi adalah seluruh guru pada SMA Pangudi Luhur

Sedayu dan SMK Tamansiswa Nanggulan. Jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah 57 orang, yang terdiri dari 21 guru SMA Pangudi

Luhur Sedayu dan 36 guru SMK Tamansiswa Nanggulan.

2. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut

Suharsimi Arikunto (2002:112) mengatakan bahwa untuk sekedar

ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika

jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau

(47)

E. Operasionalisasi Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:96), variabel adalah objek penelitian,

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Variabel yang diteliti meliputi:

a. Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel akibat atau

variabel yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah kemampuan guru dalam memberi penilaian

hasil belajar siswa, yang dinyatakan (Y).

b. Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang

mempengaruhi atau variabel penyebab. Dalam penelitian ini, yang

menjadi variabel bebas adalah:

1. Latar belakang pendidikan, yang dinyatakan dalam X1

2. Pengalaman mengajar, yang dinyatakan dalam X2

2. Pengukuran Variabel Penelitian

a. Kemampuan Guru dalam Memberi Penilaian Hasil Belajar Siswa

Kemampuan guru dalam memberi penilaian diukur dengan

menggunakan skala sikap dari Likert yang dimodifikasi. Pemberian

skor pada masing-masing pernyataan ditentukan sebagai berikut:

Tabel III.1

Skala Pengukuran Model Likert

Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Selalu (Sl) 4 1

Sering (Sr) 3 2

(48)

b. Latar Belakang Pendidikan

Pengukuran dengan cara membedakan latar belakang pendidikan yang

telah diselesaikan oleh para guru yang bersangkutan, yaitu lulusan

keguruan dan lulusan non-keguruan.

c. Pengalaman Mengajar

Yang dimaksud pengalaman mengajar disini adalah lamanya guru

mengabdi sebagai pendidik, yang dikategorikan sebagai berikut :

1. Baru (kurang dari 5 tahun)

2. Lama (lebih dari 5 tahun)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan 2 teknik yaitu:

1. Teknik Kuesioner

Teknik kuesioner ini digunakan untuk menjaring data semua variabel

penelitian, baik variabel bebas maupun variabel terikatnya. Digunakannya

teknik tersebut untuk menjaring data.

Tabel III.2

Kisi-Kisi dan Alokasi Butir Soal

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan

+ -

Kemampuan guru dalam

Pengumpulan informasi

1.Penilaian unjuk kerja

1,2,3,5,6 4

memberi penilaian

(49)

5.Penilaian produk

29,31 s/d 34 30

6.Penilaian portofolio

35,36,37

7.Penilaian diri 38 s/d 41

Menganalisis informasi

1.Tingkat kesukaran

42,44

2. Daya pembeda 43,45,46

Interpretasi penilaian 1.Menggunakan PAP 47 2. Menggunakan PAN 48

3. Menggunakan

PAK 49 Penggunaan informasi 1.Pemanfaatan informasi 50,51,52

2. Pelaporan

hasil penilaian

53,54

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data yang belum

diperoleh dari teknik kuesioner. Sumber data yang menjadi sasaran adalah

dokumen-dokumen sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK

Tamansiswa Nanggulan tempat penelitian dilaksanakan.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas instrumen adalah taraf sampai dimana suatu instumen

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Uji

validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar

pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel

(50)

butir-butir pertanyaan yang diajukan kepada para guru. Untuk mengujinya,

peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang

dikemukakan oleh Karl Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2002:243):

rxy =

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:

rxy : koefisien korelasi Product Moment

N : banyaknya subjek

∑XY : total perkalian skor yang ada pada butir item

∑X : total skor yang ada pada butir item

∑Y : total skor

Dalam pengujian koefisien ini digunakan taraf signifikansi 5%.

Jika rhitung > rtabel, maka suatu butir instrumen dikatakan valid. Sebaliknya,

jika rhitung < rtabel maka suatu butir instrumen adalah tidak valid atau sahih.

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada

guru-guru SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta dengan jumlah

responden 33 orang. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat

kebebasan sebesar 31 (33 - 2), dengan harga kritik Product Moment tabel

(rtabel) sebesar 0,228 dengan taraf signifikansi 5%. Adapun hasil uji coba

validitas sebagai berikut:

Tabel III.3

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas

Butir rhitung rtabel Keterangan

1 0,618 0,228 Valid

2 0,323 0,228 Valid

3 0,279 0,228 Valid

4 0,633 0,228 Valid

5 0,302 0,228 Valid

6 0,333 0,228 Valid

(51)

8 0,417 0,228 Valid

9 0,339 0,228 Valid

10 0,369 0,228 Valid 11 0,719 0,228 Valid 12 0,407 0,228 Valid 13 0,299 0,228 Valid 14 0,376 0,228 Valid 15 0,316 0,228 Valid 16 0,407 0,228 Valid 17 0,621 0,228 Valid 18 0,485 0,228 Valid 19 0,621 0,228 Valid 20 0,665 0,228 Valid 21 0,702 0,228 Valid 22 0,601 0,228 Valid 23 0,299 0,228 Valid 24 0,345 0,228 Valid 25 0,301 0,228 Valid 26 0,450 0,228 Valid 27 0,332 0,228 Valid 28 0,328 0,228 Valid 29 0,543 0,228 Valid 30 0,474 0,228 Valid 31 0,336 0,228 Valid 32 0,443 0,228 Valid 33 0,277 0,228 Valid 34 0,406 0,228 Valid 35 0,392 0,228 Valid 36 0,399 0,228 Valid 37 0,327 0,228 Valid 38 0,410 0,228 Valid 39 0,515 0,228 Valid 40 0,467 0,228 Valid 41 0,268 0,228 Valid 42 0,271 0,228 Valid 43 0,661 0,228 Valid 44 0,349 0,228 Valid 45 0,391 0,228 Valid 46 0,582 0,228 Valid 47 0,389 0,228 Valid 48 0,294 0,228 Valid 49 0,510 0,228 Valid

50 0,388 0,228 Valid

(52)

52 0,475 0,228 Valid 53 0,510 0,228 Valid 54 0,630 0,228 Valid Sumber : Data Prapenelitian

2. Uji Reliabilitas

Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:72) reliabilitas

(keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden

dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan

yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk

kuesioner.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya. Reliabilitas dinyatakan dengan

angka-angka, biasanya sebagai suatu koefisien yang tinggi menunjang reliabilitas

yang tinggi pula. Untuk pengujian ini digunakan rumus koefisien alpha

cronbach (Suharsimi, 2002:193).

r11 = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡

2

1 2 1 ) 1 ( σ σb k k Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal

2

b

σ = Jumlah varians butir

2 1

σ = Varians total

Jika nilai koefisien alpha cronbach lebih besar dari rtabel dengan

taraf signifikansi 5% maka data kuesioner tersebut adalah reliabel.

Sebaliknya jika koefisien alpha lebih kecil dari rtabel dengan taraf

(53)

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi

13 dengan koefisien rtabel pada n = 33 adalah sebesar 0,228. Adapun hasil

pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel III.4

Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Nilai rhitung Nilai rtabel Status

Kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa

0,929 0,228 Reliabel

Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas yang telah

dilakukan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian

tersebut dianggap sudah memenuhi persyaratan sebagai alat ukur

pengumpulan data.

H. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis

Untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang tepat diperlukan analisis data

yang benar. Sebelum data dianalisis maka terlebih dahulu dilakukan uji

prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk

mengetahui hal tersebut digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov

(54)

D = maksimum[ Sn1 (X) – Sn2 (X) ]

Keterangan :

Sn1 (X) : Distribusi kumulatif yang ditentukan Sn2 (X) : Distribusi kumulatif yang diobservasi

Kriteria penerimaan:

− Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka distribusi data

normal

− Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data

tidak normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians sampel

yang akan dikomparasikan tersebut homogen atau tidak. Varians

adalah standar deviasi yang dikuadratkan. Uji homogenitas varians

digunakan uji F (Sudjana, 2002:250).

F =

terkecil Varians

terbesar Varians

Harga Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel

dengan dk pembilang n - 1 dan dk penyebut n - 1. Dalam hal ini

berlaku ketentuan bila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel

(Fhitung ≤ Ftabel), maka dapat disimpulkan bahwa varians data yang akan

(55)

2. Pengujian Hipotesis

a. Rumusan Hipotesis

1. Rumusan Hipotesis I

Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi

penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang

pendidikan.

Ha : Ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian

hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang pendidikan.

2. Rumusan Hipotesis II

Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi

penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari pengalaman

mengajar.

Ha : Ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian

hasil belajar siswa ditinjau dari pengalaman mengajar.

b. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan

Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua mengenai kemampuan

guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa, akan digunakan uji-t

(Sudjana, 2002:239) dengan rumus sebagai berikut:

t =

2 1

2 1

1 1

n n s

x x

+ −

(56)

s2 =

(

)

(

)

2

1 1

2 1

2 2 2 2 1 1

− +

− + −

n n

s n s n

Kriteria pengambilan keputusan hipotesis yaitu apabila thitung < ttabel

(57)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat SMA Pangudi Luhur Sedayu

SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG

Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama-sama dengan SPG yang

lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25

Februari 1989. Oleh karena itu, visi SMA Pangudi Luhur Sedayu sama dengan

visi SPG Pangudi Luhur Sedayu dengan penyesuaian, karena SMA bukan

lembaga terminal sistem seperti SPG. Visi yang melandasi sekolah adalah

ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di kota Yogyakarta berhubung

kurang mampu dalam hal biaya.

Melihat bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan

sekolah, maka pada tahun 1967 Pastor Paroki Sedayu mendirikan SPG St.

Paulus yang mulai pada tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur

bersama dengan SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur

Kaliduren (Moyudan).

Sejak berdirinya, SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan salah satu

SMA yang masih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Terbukti sampai

sekarang minat siswa masuk ke SMA Pangudi Luhur Sedayu masih tinggi.

1. Data Sekolah

(58)

Alamat : Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu,

Bantul, Yogyakarta 55752

Telepon : (0274) 7494179

Fax. : (0274) 7482229

Nomor Data Sekolah : 3004010011

Tahun Berdiri : 1989 (alih fungsi dari SPG menjadi SMA)

NSS : 302040104005

Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A

No. Keputusan AK : 273 / C.c7/Kep/MN/99

Tanggal Keputusan : 17 September 1999

Waktu Sekolah : Pagi

2. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Pangudi Luhur Sedayu

SMA Pangudi Luhur Sedayu beralamatkan di Jalan Wates km.12

Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Dari jalan raya Wates masih ke

utara 1,2 km. Terletak diantara sawah-sawah penduduk dan tepat di

sebelah selatan rel kereta api, sehingga kadang-kadang kegiatan

belajar-mengajar sedikit terganggu ketika ada kereta api yang melintas. Meskipun

begitu, karena jauh dari rumah penduduk, suasananya sangat sepi, cocok

untuk belajar. Jalan penghubung dari jalan raya Wates adalah jalan aspal

kelas III.

Gedung SMA Pangudi Luhur Sedayu beraturan dan ada sebagian

gedung yang bertingkat. Kondisi bangunannya permanen kokoh dan

(59)

Sirkulasi udaranya sangat baik dan terdapat banyak jendela sehingga

cahaya cukup mendukung proses belajar-mengajar. Terdapat taman di

depan semua kelas sehingga menambah kesejukan, keindahan, dan

kenyamanan lingkungan. Untuk berolahraga telah disediakan lapangan

bagian selatan.

SMA Pangudi Luhur Sedayu dikelilingi pagar permanen terbuat dari

batu bata dan batako, dengan rincian sebagai berikut:

a. Timur : gedung aula sekaligus sebagai pagar

b. Selatan : batako setinggi 2 m

c. Barat : batako setinggi 2 m

d. Utara : batu bata setinggi 1 m dengan 2 buah pintu gerbang dari besi.

Untuk pengamanan, kecuali pagar, maka dibuat pintu-pintu besi yang

menghubungkan halaman luar dengan halaman dalam sebanyak 5

pintu.

Halamannya tergolong sempit namun sungguh indah, yang terbagi

menjadi:

a. bagian dalam: taman dengan kolam ikan; dari petak taman yang satu

dengan petak taman yang lain dibuat jalan penghubung antarkelas

bagian utara dengan bagian selatan.

b. bagian luar: halaman luar dimanfaatkan untuk lapangan olahraga yaitu

lapangan basket permanen, lapangan voli, dan lapangan atletik.

Setiap jenjang kelas memiliki 3 kelas paralel, sehingga jumlah

(60)

B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu

a. Visi

Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan

memliki keterampilan dengan semangat melayani yang miskin dan

berkekurangan. Indikator pencapaian sekolah berupa lulusan yang

dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke

pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun

yang tampak dari sikap dan perilaku teladan.

b. Misi

Misi merupakan penjabaran dari visi seperti butir-butir berikut:

1) Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan profesional.

2) Mengembangkan keterampilan Komputer, Akuntansi, dan Bahasa

Inggris.

3) Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang

berbudi pekerti luhur.

4) Mengembangkan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan

semangat melayani yang miskin dan berkekurangan.

5) Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya.

Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada

usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan

yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup

(61)

C. Guru dan Karyawan SMA Pangudi Luhur Sedayu

SMA Pangudi Luhur Sedayu terdiri dari 9 guru tetap yayasan, 6 guru

honorer, 7 guru negeri yang diperbantukan, dan 7 karyawan. Adapun

kesemuanya itu adalah:

No. Nama NIP. / No. G Jabatan

1. Drs. Markoes Padmonegoro No.G. 11.062 Kepala Sekolah 2. Drs. Paena Andreas NIP. 131885448 Wakasek Ur.

Kurikulum, Guru Matematika 3. Drs. Agustinus Sahid NIP. 130887022 Wakasek Ur. Humas,

Guru Ekonomi 4. Drs. P. Samsuhari NIP. 132128492 Guru PPKn,

Guru Sejarah, Wali Kelas XI IPS2 5. RB. Pirngadi No.G. 9.782 BK

6. Y. Eni Purwaningsih, S.Si. No.G. 11.834 Biologi, KIR, PPKn, Wali Kelas X C 7. Dra. Ch. Sri Purwaningsih NIP. 131615753 Bahasa Indonesia,

Wali Kelas XII IPS1 8. FX. Purwonggo No.G. 11.157 Fisika, Ketr.Elektro,

Wali Kelas X B 9 Ag. Budi Susanto, S.Pd. No.G. 11.835 Bahasa Indonesia,

PPKn, Wali Kelas X A

10. Drs. Y. Purwoko Agus S. NIP. 131885396 Matematika, Teknik Informasi

11. Drs. Y. Bambang Suharyo Bahasa Inggris,Wali Kelas XII IPA 12. Drs. Al. Candra Widyantara No.G. 10.737 Ekonomi, Akuntansi,

Wali Kelas XII IPS2 13. C. Ratna Siwi W., S.Pd. No.G. 11.662 Kimia, KIR, PPKn,

Wali Kelas XI IPA 14. Paula Weni Triana, S.E. Jawa, Sosiologi 15. Drs. Alex Sutaryo Dwidoso NIP. 131885436 Sosiologi, Geografi,

Wali Kelas XI IPS1 16. Drs. Y. Ujang Sukasna No.G. 11.199 Olah Raga, Wakasek

Ur. Kesiswaan 17. Agn. Erna Setyorini, S.Pd. No.G. 11.833 Bahasa Inggris 18. Br. Yohanes Wariso Agama, FIC-an 19. Sr. Elisa HK., S.Pd. BP – Agama,

(62)

20. Drs. P. Suhartana Seni Rupa

21. Alb. Juni Ashadi Teknik Informatika 22. Dra. Agustina Marwati Seni Musik

23. An. Krismastuti No.G. 11.164 Tata Usaha 24. FX. Suradiyo No.G. 10.593 Tata Usaha 25. Kristina Septiasih No.G. 11.701 Pustakawan 26. Ig. Suharjanto No.G. 10.995 Pesuruh/Satpam 27. Petrus Sumarji No.G. 11.165 Pesuruh/Satpam 28. YP. Lasiman No.G. 11.166 Pesuruh/Satpam 29. P. Wawan Setiadi Laboran

D. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu

Secara keseluruhan, siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu berjumlah 281

siswa dengan perincian sebagai berikut:

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

X A 14 18 32

X B 14 18 32

X C 14 18 32

XI IPS 1 18 18 36

XI IPS 2 14 22 36

XI IPA 12 15 27

XII IPS 1 13 23 36

XII IPS 2 14 18 32

XII IPA 4 14 18

Total 112 164 281

E. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur Sedayu

Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada jenis, tingkat dan sifat

sekolah yang bersangkutan. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

kegiatan-kegiatan pendidikan harus diselenggarakan oleh Kepala Sekolah untuk

mencapai tujuan pendidikan di sekolahnya. Koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi kegiatan-kegiatan terarah yang memerlukan pendekatan

Gambar

Gambar 1  Struktur Dasar SMA Pangudi Luhur Sedayu  ................................   44  Gambar 2  Struktur SMK Tamansiswa Nanggulan  .......................................
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

Simulasi turbin diawali dengan membuat model turbin serta mesh yang akan digunakan sebagai domain komputasi di dalam CATIA dan ANSYS ICEM CFD.. Setelah itu simulasi dilanjutkan

The objective of the study is to describe the strange behaviors of the main character (Blanche Dubois) as seen in Tennessee Williams’ A Streetcar Named Desire by searching her

Dengan pengembangan model yang dilakukan yaitu koordinasi rantai pasok desentralisasi untuk lead time yang terkontrol dengan menggunakan mekanisme revenue sharing akan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada anggota PMS (Perkumpulan Masyarakat Surakarta) diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan

Enjin inferens adalah program komputer yang memacu sehingga rumusan atau penyelesaian; dan pada masa yang sama ia menyediakan metodologi perhitungan untuk maklumat tersimpan

dapat mereklasifikasi aset keuangan dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dalam kondisi saat langka dengan ketentuan dan direklasifikasi ke pinjaman

In order to have a clear description of the problem under the study of teaching functional expression for the grade students of MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Kelompok pertama beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah. Kelompok kedua dan yang paling diakui