i
KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBERI PENILAIAN
HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN DAN
PENGALAMAN MENGAJAR
Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK Tamansiswa Nanggulan
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Francisca Febriyantari Eka Maharani NIM: 041334042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
K E M A M P U A N G U R U D A L A M M E M B E R I P E N I L A I A N B A S I L B E L A J A R S I S W A D I T I N J A U D A R I L A T A R
B E L A K A N G P E N D I D I K A N D A N P E N G A L A M A N M E N G A J A R
S t u d i K a s u s P a d a G u r u - G u r u S M A P a n g u d i L u h u r S e d a y u d a n S M K T a m a n s i s w a N a n g g u l a n
O l e h:
K E M A M P U A N G U R U D A L A M M E M B E R I P E N I L A I A N B A S I L B E L A J A R S I S W A D I T I N J A U D A R I L A T A R
B E L A K A N G P E N D I D I K A N D A N P E N G A L A M A N M E N G A J A R
S t u d i K a s u s P a d a G u r u - G u r u S M A P a n g u d i L u h u r S e d a y u d a n S M K T a m a n s i s w a N a n g g u l a n
Dip~rs i a pk a n d a n di t ulis o l e h:
F r anc is c a F eb ri y a n t a r i E ka M a h a r a n i N IM: 0 4 13 340 4 2
T e la h d i p e r t a h a nk an di d e p a n P an i t ia P eng u j i p a d a t a n ggal 10 N o v e m b e r 200 8 d a n d i ny a tak an tel a h me m e n U h i s ya r at
T a n d a T a n g a n
~"
'-..
~...
.
~.~.
.
~.
.
9fh!!
.
~
.
Y o g y a k a r t a , 1 0 N o v e m b e r 2 0 0 8
Fa k u l t a s K e g u r u a n d a n I l m u P e n d i d i k a n
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
♥
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
♥
Bapak dan Ibu FX. Sugitar
♥
Kakek dan Nenek
♥
Laurantius Anggita Yudha Harnoko
♥
Rosa Dania Astari
v
MOTTO
T
uhan menjadikan segalanya indah pada waktunya
K
ekuatan bukan bersumber dari kemenangan,
Perjuanganlah yang melahirkan kekuatan,
Ketika menghadapi kesulitan dan tidak menyerah, itulah kekuatan.
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu
menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam
pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam
doa”
(Roma 12:11-12)
“
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok,
baginya pintu dibukakan” (Lukas 11:9-10)
Saya menyatakan dengan sesungguhya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 November 2008
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
:
Francisca Febriyantari Eka MaharaniNomor Mahasiswa
:
041334042Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBERI PENILAIAN HASIL BELAJAR
SISWA DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN
PENGALAMAN MENGAJAR
Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK Tamansiswa Nanggulan
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 24 Februari 2009
Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakasih atas berkat dan kasihnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini
ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan
berbagai dukungan, masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini sampai selesai.
5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang
telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan
viii
6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
8. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membantu kelancaran proses belajar selama ini.
9. Bapak Drs. Markoes Padmonegoro, selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi
Luhur Sedayu serta para guru yang telah meluangkan waktu dan memberi
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas
bantuan dan ijin yang diberikan.
10.Bapak Ki Mudjiono, B.A., selaku Kepala Sekolah SMK Tamansiswa
Nanggulan serta para guru yang telah meluangkan waktu dan memberi
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas
bantuan dan ijin yang diberikan.
11.Bapak FX. Sugitar dan Ibu M. Suharni tercinta yang telah memberikan
doa, perhatian, kasih sayang, dukungan, dan banyak pengorbanan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi.
12.AdeQ-ku: Yoedha (ingat dah kelas 3 ‘n ma kasih atas pinjeman sepeda
motornya, maaf dah lecet2!!), Ocha (jangan malas ‘n rajin belajar!!).
Thank’s juga buat omelannya…….
13.Maz One-Oneterima kasih atas doa, bantuan, semangat, cinta, juga segala
ix
14.Simbah Kakung & Simbah Uti yang telah memberi semangat dengan
diiringi doa.
15.Pak De, Bu De, Om, Tante, dan Sepupu2Q. Mz Rian (thx computernya),
Dex Popon (maaf dulu sering ngrusuhi computer & printer).
16.Sobat2’Q: Pasca, Puput, Ika, Nia (ternyata Qta lulus bareng); Rini ‘n Astri
(cie…dah jadi Sarjana juga niech!!); Sella (keep spririt!!); Yanita (thx buat
supportnya); Agung-Beny (ma kasih atas diskusinya selama ini). Thx juga
buat kebersamaan ‘n tumpangan kost-nya. “Persahabatan Bagai Kepompong”.
17.TemenQ Utiex & Nining thank’s dah bersedia nemenin selama penelitian.
18.Mz Anang dan Leo, thank’s atas translatenya. Mz Dwie, terima kasih atas
bantuannya dalam penelitian.
19.Temen-temen seperjuanganku Pendidikan Akuntansi ‘04.
20.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat
diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 10 November 2008
Penulis
x
ABSTRAK
KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBERI PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA Pangudi Luhur Sedayu
dan SMK Tamansiswa Nanggulan
F. Febriyantari Eka M. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang pendidikan; (2) ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari pengalaman mengajar.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK Tamansiswa Nanggulan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2008. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK Tamansiswa Nanggulan yaitu sebanyak 57 guru, dan diambil seluruhnya sebagai sampel penelitian. Teknik analisa data menggunakan uji t dengan bantuan program SPSS for windows versi 13.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang pendidikan (thitung = 1,259 < ttabel = 2,004); (2) ada perbedaan
xi
ABSTRACT
TEACHERS’ CAPABILITY IN EVALUATING THE STUDENTS PERCEIVED FROM TEACHER’S EDUCATIONAL BACKGROUND
AND TEACHING EXPERIENCE
A Case Study on The Teachers Of Pangudi Luhur Sedayu High School and Tamansiswa Nanggulan Vocational School
F. Febriyantari Eka M. Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to identify the differences of teachers’ capability in evaluating the students from (1) educational background; (2) teaching experience.
This research was done in Pangudi Luhur Sedayu High School and Tamansiswa Nanggulan Vocational School from May to August 2008. The methods of collecting data were questionnaire and documentation. The population and samples of this research were 57 teachers of Pangudi Luhur Sedayu High School and Tamansiswa Nanggulan Vocational School. The method of analyzing data was t test with some supports from SPSS for windows version 13 program.
The result of this research shows that: there isn’t any differences on the teachers capability in evaluating the students perceived from (1) educational background (tcount = 1,259 < ttable = 2,004); (2) perceived from the teaching
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… . ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN TEORITIK ... 7
xiii
1. Pengertian Kemampuan Guru ... 7
2. Syarat-syarat Menjadi Guru ... 8
3. Kode Etik ... 8
B. Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 9
1. Pengertian Penilaian ... 9
2. Tujuan Penilaian ... 12
3. Penilaian terhadap Hasil Belajar Siswa ... 14
C. Latar Belakang Pendidikan ... 20
D. Pengalaman Mengajar ... 22
E. Kerangka Berfikir ... 24
F. Perumusan Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 27
D. Populasi dan Sampel ... 27
E. Operasionalisasi Variabel ... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ... 29
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 30
1. Uji Validitas ... 30
2. Uji Reliabilitas ... 33
H. Teknik Analisis Data ... 34
xiv
2. Pengujian Hipotesis ... 36
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 38
A. Sejarah Singkat SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 38
B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 41
C. Guru dan Karyawan SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 42
D. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 43
E. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 43
F. Fasilitas SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 53
G. Sejarah Singkat SMK Tamansiswa Nanggulan ... 54
H. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Tamansiswa Nanggulan ... 57
I. Guru dan Karyawan SMK Tamansiswa Nanggulan ... 59
J. Siswa SMK Tamansiswa Nanggulan ... 61
K. Struktur Organisasi SMK Tamansiswa Nanggulan ... 62
L. Fasilitas SMK Tamansiswa Nanggulan ... 69
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 70
A. Deskripsi Data ... 70
1. Deskripsi Responden Penelitian ... 70
a.Responden berdasarkan latar belakang penelitian ... 70
b.Responden berdasarkan pengalaman mengajar ... 71
2. Deskripsi Kemampuan Guru dalam Memberi Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 71
B. Pengujian Normalitas dan Homogenitas ... 75
xv
2. Uji Homogenitas ... 77
C. Pengujian Hipotesis ... 78
1. Pengujian Hipotesis I (Kemampuan Guru dalam Memberi Penilaian Hasil Belajar Siswa ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan) ... 78
2. Pengujian Hipotesis II (Kemampuan Guru dalam Memberi Penilaian Hasil Belajar Siswa ditinjau dari Pengalaman Mengajar) ... 79
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 84
A. Kesimpulan ... 84
B. Keterbatasan ... 84
C. Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 87
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Skala Pengukuran Model Likert ... 28
Tabel III.2 Kisi-Kisi dan Alokasi Butir Soal ... 29
Tabel III.3 Rangkuman Pengujian Hasil Validitas ... 31
Tabel III.4 Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas ... 34
Tabel V.1 Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 70
Tabel V.2 Responden Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 71
Tabel V.3 Kemampuan Guru dalam Memberi Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 71
Tabel V.4 Kemampuan Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 73
Tabel V.5 Kemampuan Responden Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 74
Tabel V.6 Rangkuman Pengujian Normalitas Latar Belakang Pendidikan ... 75
Tabel V.7 Rangkuman Pengujian Normalitas Pengalaman Mengajar ... 76
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Dasar SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 44
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ... 90
Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas ... 98
Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 101
Lampiran 4 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 111
Lampiran 5 Uji Normalitas dan Homogenitas ... 116
Lampiran 6 Uji t ... 119
Lampiran 7 Tabel r dan Tabel t ... 122
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting untuk menciptakan
sumber daya yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu
bersaing serta dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga negara
Indonesia. Dengan sumber daya yang bermutu, Indonesia diharapkan dapat
menghadapi berbagai perubahan dan tantangan globalisasi yang sedang dan
akan terjadi. Oleh karena itu, program pendidikan hendaknya senantiasa
ditinjau dan diperbaiki.
Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional. Sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan
profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang
sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia
yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di
forum regional, nasional maupun internasional .
Upaya Pemerintah dalam peningkatan profesional guru telah dilakukan
dengan melakukan uji kompetensi guru. Sehingga dari uji kompetensi guru
profesionalismenya dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Adapun
Pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana
tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional, yaitu:
1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan
peserta didik yang meliputi:
a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
b. pemahaman terhadap peserta didik;
c. pengembangan kurikulum atau silabus;
d. perancangan pembelajaran;
e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
f. evaluasi hasil belajar; dan
g. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang:
a. mantap;
b. stabil;
c. dewasa;
d. arif dan bijaksana;
e. berwibawa;
f. berakhlak mulia;
g. menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
i. mengembangkan diri secara berkelanjutan.
3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk:
a. berkomunikasi lisan dan tulisan;
b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan
d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
a. konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/
koheren dengan materi ajar;
b. materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
c. hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
d. penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan
e. kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
Sementara itu Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Tenaga Kependidikan, seperti dikutip oleh Hendra Harmain telah
menyatakan bahwa standar kompetensi guru meliputi tiga komponen
kompetensi dan terdiri atas beberapa kemampuan. Secara keseluruhan standar
kompetensi guru terdiri atas 9 (sembilan) kompetensi, yaitu: (1) komponen
pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi
belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar
peserta didik, pelaksanaan bimbingan belajar peserta didik; (2) komponen
kompetensi pengembangan potensi terdiri atas: pengembangan diri,
pengembangan profesi; (3) komponen kompetensi penguasaan akademik
terdiri atas: pemahaman wawasan kependidikan, penguasaan bahan kajian
akademik.
Berdasarkan uraian di atas maka secara operasional kompetensi guru
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
tercermin pada kemampuan guru sehubungan dengan tugasnya dalam proses
belajar, yang secara khusus ingin mengungkapkan mengenai penilaian hasil
belajar siswa. Dengan maksud melalui kegiatan penilaian hasil belajar yang
dilakukan guru mampu mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan
kompetensi peserta didik.
Selain itu, kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar
siswa tersebut diduga dipengaruhi beberapa faktor yaitu umur, latar belakang
pendidikan, pengalaman mengajar, gaji guru, jenis kelamin, frekuensi
penataran, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, peneliti ingin mengetahui
kemampuan guru dalam memberikan penilaian hasil belajar siswa. Sehingga
Belajar Siswa Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman
Mengajar”.
B. Batasan Masalah
Agar penilaian lebih terarah, mengingat waktu, biaya, pengetahuan dan
tenaga yang terbatas, maka penelitian ini difokuskan pada latar belakang
pendidikan dan pengalaman mengajar dalam kaitannya dengan kemampuan
guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
1. Adakah perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil
belajar siswa ditinjau dari latar belakang pendidikan?
2. Adakah perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil
belajar siswa ditinjau dari pengalaman mengajar?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan guru dalam
memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang
pendidikan.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan guru dalam
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah dan Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah
dan para guru sebagai diagnosis dalam membimbing para peserta didik
dan untuk meningkatkan pencapaian standar kompetensi guru.
2. Bagi Penulis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui secara mendalam
mengenai kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa
ditinjau dari latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar.
Sehingga mampu memberikan bekal bagi penulis sebelum bekerja dalam
dunia pendidikan sebagai tenaga pendidik.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumber acuan bagi penelitian
selanjutnya dan referensi atau tambahan pengetahuan dalam bidang
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
A. Kemampuan Guru
1. Pengertian Kemampuan Guru
Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta, 1982)
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan.
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah (UU RI No. 14 tahun 2005).
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu/ norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (UU RI No.14 tahun 2005).
Kinerja guru adalah kemampuan seorang guru untuk melakukan
suatu perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yang
mencakup aspek perencanaan program belajar mengajar, pelaksanaan
proses belajar mengajar, penciptaan dan pemeliharaan kelas yang optimal,
pengendalian kondisi belajar yang optimal, serta penilaian hasil belajar.
Kinerja sangat penting dalam menentukan kualitas kerja seseorang,
termasuk seorang guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru meliputi faktor
minat, intelegensi, motivasi, dan kepribadian. Sedangkan faktor eksternal
adalah sarana, prasarana, insentif, suasana kerja dan lingkungan kerja.
2. Syarat-syarat Menjadi Guru
Untuk menjadi seorang guru diperlukan suatu persyaratan, karena
profesi guru adalah suatu pekerjaan yang profesional. Syarat bagi seorang
guru diantaranya sebagai berikut (Hamalik, 2001:118):
a. Harus memiliki bakat sebagai guru
b. Harus memiliki keahlian sebagai guru
c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
d. Memiliki mental yang sehat dan berbadan sehat
e. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
f. Memiliki jiwa Pancasila dan warga Negara yang baik
3. Kode Etik
Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia terpanggil untuk
menunaikan karyanya dengan berpedoman pada kode etik profesional
guru. Kode etik tersebut berisi sebagai berikut:
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung
jawab bersama terhadap pendidikan
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya
g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial
B. Penilaian Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Penilaian
Nilai adalah harga, angka kepandaian, poten, kadar, mutu.
Sedangkan, penilaian mempunyai arti perbuatan menilai (Purwadarminta,
1982).
Tuckman dalam Burhan Nurgiyantoro (2001:5) mengartikan
penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui (menguji) apakah suatu
kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan
tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.
Dalam Standar Kompetensi Kepala Sekolah (2006:194) penilaian
adalah suatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan informasi,
menganalisis, dan menginterpretasi informasi tersebut untuk membuat
keputusan-keputusan. Dengan kata lain, keputusan-keputusan pendidikan
terkumpul. Informasi yang dikumpulkan dapat dalam bentuk angka
melalui tes atau deskripsi verbal (melalui observasi).
Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal.
Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain
yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal
dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri
dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian
internal adalah penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada
saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu.
Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru
selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar
peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai
umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan
proses program pembelajaran (Mimin Haryati, 2008:13).
Banyak orang mencampuradukkan pengertian antar evaluasi,
pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal
keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan
telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk
melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan
keputusan nilai (value judgement). Stufflebeam (Abin Syamsudin
Makmun, 1996) mengemukakan bahwa: educational evaluation is the
judging decision alternative. Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat
melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi
kepentingan pengambilan keputusan.
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com).
Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap
kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau
etos kerja guru.
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau
usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang
peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan
tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil
penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata)
dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan
proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada
peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang
memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian
mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/ perbaikan
proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian
dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses
pembelajaran itu sendiri.
2. Tujuan Penilaian
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam
pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau
membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan
peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta
didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu,
fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak
dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan
norma (norm-referenced assessment).
2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara
peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak.
Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh.
Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat
masuk atau tidak di sekolah tertentu.
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah
4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil
belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami
dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk
penjurusan.
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan
belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah
seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.
6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik
pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai.
Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi
akademik.
Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat
penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan
utama dalam penilaian.
Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara
langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam
keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah
menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu
diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk
kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and
pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi
secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika
saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil
akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.
3. Penilaian terhadap Hasil Belajar Siswa
Adapun penilaian terhadap hasil belajar peserta didik mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a. Pengumpulan informasi
Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara
penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Untuk itu ada
tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu:
1. Penilaian unjuk kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Teknik penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan (1) daftar
cek (ya-tidak), (2) skala rentang.
2. Penilaian sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait
dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon
afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau
penilaiannya terhadap sesuatu objek, komponen kognitif adalah
kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek, komponen
konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat
dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Teknik penilaian sikap dapat dilakukan dengan (1) observasi
perilaku, (2) pertanyaan langsung, dan (3) laporan pribadi.
3. Penilaian tertulis
Penilaian tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Teknik
penilaian tes tertulis, yaitu:
a. soal dengan memilih jawaban
1. Pilihan Ganda
2. Benar – Salah
3. Menjodohkan
b. soal dengan memilih jawaban
1. Isian atau melengkapi
2. Jawaban singkat atau pendek
3. Soal uraian
4. Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan terhadap suatu tugas yang
penilaannya dapat dilakukan mulai dari perencanaan, proses
selama pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek.
5. Penilaian produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam
membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian
produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga
proses pembuatannya. Teknik penilaian dapat dilakukan
menggunakan cara holistik atau analitik.
6. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu.
7. Penilaian diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian,
dimana subjek yang ingin diminta untuk menilai dirinya sendiri
berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi
yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian
diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang
berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Menganalisis hasil penilaian
Menganalisis hasil penilaian, berdasar:
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam
menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan
dengan benar.
2. Daya pembeda
Taraf diskriminan (daya pembeda) menunjuk pada kemampuan tes
tersebut dalam memisahkan antar peserta didik yang pandai
dengan peserta didik yang kurang pandai.
c. Interpretasi hasil penilaian dalam menetapkan ketuntasan belajar
Untuk mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah
tampil pada diri peserta didik, dilakukan penilaian sewaktu
pembelajaran berlangsung atau setelah pembelajaran. Sebuah indikator
dapat dijaring dengan beberapa soal/ tugas. Selain itu, sebuah tugas
dapat dirancang untuk menjaring informasi tentang ketercapaian
beberapa indikator. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang
telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara
0%-100%.
Dalam menentukan ketuntasan belajar, dapat dilakukan
menggunakan macam-macam acuan penilaian, yaitu:
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian yang memperbandingkan prestasi belajar peserta didik
dengan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya, suatu prestasi
yang seharusnya dicapai oleh peserta didik yang dituntut oleh
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian yang memperbandingkan hasil belajar terhadap hasil
belajar peserta didik lain dalam kelompoknya.
c. Penilaian Acuan Kombinasi (PAK)
Penilaian yang memperbandingkan hasil belajar siswa terhadap
suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya di satu pihak dan
prestasi siswa lain dalam kelompoknya di pihak lain.
Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%.
Bagi peserta didik yang belum berhasil mencapai kriteria tersebut
dapat diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan remedial yang
berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar
sendiri, kemudian dilakukan evaluasi dengan cara: menjawab
pertanyaan sesuai dengan topiknya, membuat rangkuman pelajaran,
atau mengerjakan tugas mengumpulkan data.
d. Penggunaan informasi
Pemanfaatan hasil penilaian
1. Bagi peserta didik yang berprestasi kurang (remedial)
Tindakan perbaikan atau remedial dilakukan oleh guru mata
pelajaran yang memiliki kemampuan membimbing anak dan
mengetahui kekurangan peserta didik. Waktu perbaikan diatur
berdasarkan kesepakatan antar peserta didik dan guru yang
bersangkutan. Remedial dilakukan kepada peserta didik yang
2. Bagi peserta didik yang berprestasi baik dan cepat (pengayaan)
Pengayaan dapat dilakukan dengan bentuk tugas kegiatan,
misalnya membantu peserta didik lainnya yang sangat lemah di
dalam atau di kelas lainnya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan
dapat menambah nilai peserta didik pada mata pelajaran tersebut.
Bagi peserta didik yang mampu mencapai penguasaan kompetensi
dengan cepat, dapat juga diberikan program akselerasi, yaitu
kegiatan tambahan berdasarkan urutan kompetensi yang harus
dicapai dalam seluruh programnya.
3. Bagi guru dalam perbaikan program dan proses pembelajaran
Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian berdasarkan hasil
penilaian informasi kemajuan belajar secara berkelanjutan
sehingga guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk
memberikan bantuan optimal dalam pencapaian kompetensi.
Hakikat pola penilaian yang dikembangkan lebih diarahkan pada
pengukuran yang seimbang pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor,
serta menggunakan prinsip berkesinambungan dan autentik guna
memperoleh gambaran keutuhan prestasi dan kemajuan belajar siswa.
Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke
konstruktivistik tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses
pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam melaksanakan
penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian
menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi
sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam
aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.
Alam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian
pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan
kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti:
perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan
aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak
hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan
segi proses. Kesemuanya itu menuntut adanya perubahan dalam
pendekatan dan teknik penilaian pembelajaran siswa. Untuk itulah,
Depdiknas (2006) meluncurkan rambu-rambu penilaian pembelajaran
siswa, dengan apa yang disebut Penilaian Kelas.
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com).
C. Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan
sumber daya manusia. Antara mendidik dan pendidikan keduanya saling
berkaitan. Menurut Driyarkara (dalam Mardiatmadja, 1986:79) pendidikan
adalah pemanusiaan manusia muda. Agar generasi muda mendatang matang
dan siap, maka hendaknya dibekali ilmu pengetahuan serta keterampilan dan
kemampuan jiwa maupun jasmani untuk melaksanakan tugas dan
Menurut pendapat Soerjono Soekanto (1986:311), pendidikan telah
memberikan suatu nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka
pikirannya serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana berpikir
secara ilmiah.
Menurut J. Riberu (dalam Mardiatmadja 1986:77) mengatakan
bahwa pendidikan adalah bantuan supaya orang dapat membantu dirinya
sendiri dalam segala bidang hidup.
Pendidikan bukan hanya menyampaikan keterampilan yang sudah
dikenal, akan tetapi dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan
kemahiran yang akan datang, dan sekaligus menemukan cara yang tepat dan
cepat supaya dapat dikuasai oleh anak didik. Berikut ini dikutip dari pendapat
beberapa ahli tentang apa yang disebut pendidikan (Zahara Idris, 1981:9):
a. John Dewey: pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam
dan sesama manusia.
b. Langeveld: mendidik ialah mempengaruhi anak dalam usaha
membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah
usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja. Pendidikan hanya
terdapat dalam pergaulan yang disengaja antara orang dewasa dengan
anak.
c. Hoogveld: mendidik ialah membantu anak supaya ia cukup cakap
d. S. A. Branata, dkk.: pendidikan ialah usaha yang disengaja diadakan,
baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk
membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
e. Rousseau: pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada
pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu
dewasa.
f. Ki Hajar Dewantara: mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
Wasty Soemanto (1984:21) memberi batasan pendidikan adalah
proses pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah
maupun batiniah.
Djamarah (1997:92) menyatakan bahwa latar belakang pendidikan
diakui mempengaruhi kompetensi seseorang.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas dengan demikian
dapat diperoleh informasi bahwa latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh
seorang guru, mempengaruhi kemampuannya dalam memberi penilaian hasil
belajar siswa.
D. Pengalaman Mengajar
Dalam proses pembelajaran, pengalaman merupakan suatu faktor yang
modal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran
berikutnya. Misalnya dari hasil evaluasi yang diadakan oleh guru, ternyata
hasil kurang memuaskan dalam arti belum mencapai tujuan yang diharapkan,
maka guru tersebut dapat melihat kembali atau mengkoreksi dirinya sendiri
mengapa tujuan yang diharapkan tersebut tidak tercapai.
Arti kata pengalaman menurut kamus umum Bahasa Indonesia
(Poerwadarminto, 1986:28) adalah barang apa yang telah dirasai, diketahui,
dan dikerjakan yang berasal dari kata ”alam” yang berarti lebih mengetahui
atau tahu benar.
Pengalaman kerja merupakan salah satu faktor yang menunjang dan
menambah kemampuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan.
Pengalaman kerja dapat diperoleh melalui pekerjaan yang dijalani selama
beberapa tahun atau dalam kurun waktu tertentu. Masa kerja sangat
menentukan dalam pembentukan pengalaman kerja, karena semakin lama
seseorang bekerja maka semakin banyak pengalaman dan semakin tinggi
kemampuan yang diperoleh.
Menurut Gerungan (1986) proses terjadinya pengalaman didapatkan
melalui proses dimana rangsangan-rangsangan dari luar seperti cahaya untuk
mata, bau untuk hidung, bunyi untuk telinga, dan lain sebagainya diteruskan
melalui alat-alat tersebut ke otak lalu menafsirkannya menjadi pengalaman.
Cronbach (Suryabrata, 1984:247), menyatakan bahwa belajar yang
sebaik-baiknya adalah dengan cara mengalami dan dengan menggunakan
sendiri dalam proses pembelajaran, sehingga dapat diperoleh cara mengajar
yang lebih baik dan hasil proses pembelajaran yang lebih baik pula. Dari
uraian pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman mengajar
merupakan hal yang sangat penting bagi guru dalam proses pembelajaran.
Dari berbagai uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengalaman mengajar mempengaruhi kemampuan guru dalam memberi
penilaian hasil belajar siswa.
E. Kerangka Berfikir
1. Kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau
dari latar belakang pendidikan
Latar belakang pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pendidikan dari lulusan keguruan dan non-keguruan. Bagi lulusan
keguruan dibekali keahlian keguruan dan dipersiapkan untuk menjadi
seorang pendidik yang profesional sesuai bidangnya. Sedangkan, yang
berasal dari lulusan non-keguruan diharapkan menjadi lulusan yang ahli
dalam suatu bidang tertentu (seperti: ekonomi, hukum, matematika dan
sebagainya), dan tidak dibekali keahlian keguruan.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa guru yang berasal
dari latar belakang pendidikan keguruan lebih baik kemampuannya dalam
memberi penilaian hasil belajar siswa. Mengingat mereka telah dibekali
2. Kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa ditinjau
dari pengalaman mengajar
Semakin lama guru bertugas, maka semakin banyak pula
pengalaman yang diperolehnya. Dari pengalaman tersebut banyak hal
yang dapat diambil manfaatnya. Tidak terkecuali untuk pengalaman dalam
pembuatan soal sampai pemberian penilaian hasil belajar siswa.
Sehingga dari pengalaman tersebut, guru dapat belajar dari
pengalamannya selama menjadi pendidik, dan kemampuannya akan
semakin meningkat. Berdasarkan pengalaman tersebut, guru dapat
melakukan evaluasi pembelajaran secara konstruktif. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa semakin banyaknya pengalaman mengajar dapat
meningkatkan kemampuan guru, termasuk dalam hal penilaian hasil
belajar siswa.
F. Perumusan Hipotesis
1. Ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar
ditinjau dari latar belakang pendidikan.
2. Ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis penelitian:
1. Deskriptif, yaitu suatu penelitian yang terbatas pada usaha
mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga
hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta.
2. Studi kasus, yaitu jenis penelitian tentang kemampuan guru dalam
memberi penilaian hasil belajar siswa di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan
SMK Tamansiswa Nanggulan, dimana subjek tersebut terbatas. Maka
kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku terbatas pada subjek yang
diteliti.
3. Studi Ex Post Facto, dimana fenomena yang diteliti adalah kejadian yang
telah berlalu atau sedang berlangsung.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK
Tamansiswa Nanggulan.
2. Waktu Penelitian
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Seluruh Guru di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK Tamansiswa
Nanggulan.
2. Objek Penelitian
Latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan kemampuan guru
dalam memberi penilaian hasil belajar siswa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, yang
akan menjadi populasi adalah seluruh guru pada SMA Pangudi Luhur
Sedayu dan SMK Tamansiswa Nanggulan. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 57 orang, yang terdiri dari 21 guru SMA Pangudi
Luhur Sedayu dan 36 guru SMK Tamansiswa Nanggulan.
2. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut
Suharsimi Arikunto (2002:112) mengatakan bahwa untuk sekedar
ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
E. Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:96), variabel adalah objek penelitian,
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Variabel yang diteliti meliputi:
a. Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel akibat atau
variabel yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah kemampuan guru dalam memberi penilaian
hasil belajar siswa, yang dinyatakan (Y).
b. Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang
mempengaruhi atau variabel penyebab. Dalam penelitian ini, yang
menjadi variabel bebas adalah:
1. Latar belakang pendidikan, yang dinyatakan dalam X1
2. Pengalaman mengajar, yang dinyatakan dalam X2
2. Pengukuran Variabel Penelitian
a. Kemampuan Guru dalam Memberi Penilaian Hasil Belajar Siswa
Kemampuan guru dalam memberi penilaian diukur dengan
menggunakan skala sikap dari Likert yang dimodifikasi. Pemberian
skor pada masing-masing pernyataan ditentukan sebagai berikut:
Tabel III.1
Skala Pengukuran Model Likert
Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Selalu (Sl) 4 1
Sering (Sr) 3 2
b. Latar Belakang Pendidikan
Pengukuran dengan cara membedakan latar belakang pendidikan yang
telah diselesaikan oleh para guru yang bersangkutan, yaitu lulusan
keguruan dan lulusan non-keguruan.
c. Pengalaman Mengajar
Yang dimaksud pengalaman mengajar disini adalah lamanya guru
mengabdi sebagai pendidik, yang dikategorikan sebagai berikut :
1. Baru (kurang dari 5 tahun)
2. Lama (lebih dari 5 tahun)
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan 2 teknik yaitu:
1. Teknik Kuesioner
Teknik kuesioner ini digunakan untuk menjaring data semua variabel
penelitian, baik variabel bebas maupun variabel terikatnya. Digunakannya
teknik tersebut untuk menjaring data.
Tabel III.2
Kisi-Kisi dan Alokasi Butir Soal
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan
+ -
Kemampuan guru dalam
Pengumpulan informasi
1.Penilaian unjuk kerja
1,2,3,5,6 4
memberi penilaian
5.Penilaian produk
29,31 s/d 34 30
6.Penilaian portofolio
35,36,37
7.Penilaian diri 38 s/d 41
Menganalisis informasi
1.Tingkat kesukaran
42,44
2. Daya pembeda 43,45,46
Interpretasi penilaian 1.Menggunakan PAP 47 2. Menggunakan PAN 48
3. Menggunakan
PAK 49 Penggunaan informasi 1.Pemanfaatan informasi 50,51,52
2. Pelaporan
hasil penilaian
53,54
2. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data yang belum
diperoleh dari teknik kuesioner. Sumber data yang menjadi sasaran adalah
dokumen-dokumen sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMK
Tamansiswa Nanggulan tempat penelitian dilaksanakan.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas instrumen adalah taraf sampai dimana suatu instumen
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Uji
validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar
pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel
butir-butir pertanyaan yang diajukan kepada para guru. Untuk mengujinya,
peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang
dikemukakan oleh Karl Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2002:243):
rxy =
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:rxy : koefisien korelasi Product Moment
N : banyaknya subjek
∑XY : total perkalian skor yang ada pada butir item
∑X : total skor yang ada pada butir item
∑Y : total skor
Dalam pengujian koefisien ini digunakan taraf signifikansi 5%.
Jika rhitung > rtabel, maka suatu butir instrumen dikatakan valid. Sebaliknya,
jika rhitung < rtabel maka suatu butir instrumen adalah tidak valid atau sahih.
Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada
guru-guru SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta dengan jumlah
responden 33 orang. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat
kebebasan sebesar 31 (33 - 2), dengan harga kritik Product Moment tabel
(rtabel) sebesar 0,228 dengan taraf signifikansi 5%. Adapun hasil uji coba
validitas sebagai berikut:
Tabel III.3
Rangkuman Hasil Pengujian Validitas
Butir rhitung rtabel Keterangan
1 0,618 0,228 Valid
2 0,323 0,228 Valid
3 0,279 0,228 Valid
4 0,633 0,228 Valid
5 0,302 0,228 Valid
6 0,333 0,228 Valid
8 0,417 0,228 Valid
9 0,339 0,228 Valid
10 0,369 0,228 Valid 11 0,719 0,228 Valid 12 0,407 0,228 Valid 13 0,299 0,228 Valid 14 0,376 0,228 Valid 15 0,316 0,228 Valid 16 0,407 0,228 Valid 17 0,621 0,228 Valid 18 0,485 0,228 Valid 19 0,621 0,228 Valid 20 0,665 0,228 Valid 21 0,702 0,228 Valid 22 0,601 0,228 Valid 23 0,299 0,228 Valid 24 0,345 0,228 Valid 25 0,301 0,228 Valid 26 0,450 0,228 Valid 27 0,332 0,228 Valid 28 0,328 0,228 Valid 29 0,543 0,228 Valid 30 0,474 0,228 Valid 31 0,336 0,228 Valid 32 0,443 0,228 Valid 33 0,277 0,228 Valid 34 0,406 0,228 Valid 35 0,392 0,228 Valid 36 0,399 0,228 Valid 37 0,327 0,228 Valid 38 0,410 0,228 Valid 39 0,515 0,228 Valid 40 0,467 0,228 Valid 41 0,268 0,228 Valid 42 0,271 0,228 Valid 43 0,661 0,228 Valid 44 0,349 0,228 Valid 45 0,391 0,228 Valid 46 0,582 0,228 Valid 47 0,389 0,228 Valid 48 0,294 0,228 Valid 49 0,510 0,228 Valid
50 0,388 0,228 Valid
52 0,475 0,228 Valid 53 0,510 0,228 Valid 54 0,630 0,228 Valid Sumber : Data Prapenelitian
2. Uji Reliabilitas
Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:72) reliabilitas
(keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan
yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk
kuesioner.
Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya. Reliabilitas dinyatakan dengan
angka-angka, biasanya sebagai suatu koefisien yang tinggi menunjang reliabilitas
yang tinggi pula. Untuk pengujian ini digunakan rumus koefisien alpha
cronbach (Suharsimi, 2002:193).
r11 = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡
−
∑
21 2 1 ) 1 ( σ σb k k Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal
∑
2b
σ = Jumlah varians butir
2 1
σ = Varians total
Jika nilai koefisien alpha cronbach lebih besar dari rtabel dengan
taraf signifikansi 5% maka data kuesioner tersebut adalah reliabel.
Sebaliknya jika koefisien alpha lebih kecil dari rtabel dengan taraf
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi
13 dengan koefisien rtabel pada n = 33 adalah sebesar 0,228. Adapun hasil
pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel III.4
Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Nilai rhitung Nilai rtabel Status
Kemampuan guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa
0,929 0,228 Reliabel
Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas yang telah
dilakukan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian
tersebut dianggap sudah memenuhi persyaratan sebagai alat ukur
pengumpulan data.
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis
Untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang tepat diperlukan analisis data
yang benar. Sebelum data dianalisis maka terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk
mengetahui hal tersebut digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov
D = maksimum[ Sn1 (X) – Sn2 (X) ]
Keterangan :
Sn1 (X) : Distribusi kumulatif yang ditentukan Sn2 (X) : Distribusi kumulatif yang diobservasi
Kriteria penerimaan:
− Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka distribusi data
normal
− Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data
tidak normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians sampel
yang akan dikomparasikan tersebut homogen atau tidak. Varians
adalah standar deviasi yang dikuadratkan. Uji homogenitas varians
digunakan uji F (Sudjana, 2002:250).
F =
terkecil Varians
terbesar Varians
Harga Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel
dengan dk pembilang n - 1 dan dk penyebut n - 1. Dalam hal ini
berlaku ketentuan bila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel
(Fhitung ≤ Ftabel), maka dapat disimpulkan bahwa varians data yang akan
2. Pengujian Hipotesis
a. Rumusan Hipotesis
1. Rumusan Hipotesis I
Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi
penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang
pendidikan.
Ha : Ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian
hasil belajar siswa ditinjau dari latar belakang pendidikan.
2. Rumusan Hipotesis II
Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi
penilaian hasil belajar siswa ditinjau dari pengalaman
mengajar.
Ha : Ada perbedaan kemampuan guru dalam memberi penilaian
hasil belajar siswa ditinjau dari pengalaman mengajar.
b. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan
Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua mengenai kemampuan
guru dalam memberi penilaian hasil belajar siswa, akan digunakan uji-t
(Sudjana, 2002:239) dengan rumus sebagai berikut:
t =
2 1
2 1
1 1
n n s
x x
+ −
s2 =
(
)
(
)
21 1
2 1
2 2 2 2 1 1
− +
− + −
n n
s n s n
Kriteria pengambilan keputusan hipotesis yaitu apabila thitung < ttabel
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat SMA Pangudi Luhur Sedayu
SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG
Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama-sama dengan SPG yang
lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25
Februari 1989. Oleh karena itu, visi SMA Pangudi Luhur Sedayu sama dengan
visi SPG Pangudi Luhur Sedayu dengan penyesuaian, karena SMA bukan
lembaga terminal sistem seperti SPG. Visi yang melandasi sekolah adalah
ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di kota Yogyakarta berhubung
kurang mampu dalam hal biaya.
Melihat bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan
sekolah, maka pada tahun 1967 Pastor Paroki Sedayu mendirikan SPG St.
Paulus yang mulai pada tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur
bersama dengan SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur
Kaliduren (Moyudan).
Sejak berdirinya, SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan salah satu
SMA yang masih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Terbukti sampai
sekarang minat siswa masuk ke SMA Pangudi Luhur Sedayu masih tinggi.
1. Data Sekolah
Alamat : Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu,
Bantul, Yogyakarta 55752
Telepon : (0274) 7494179
Fax. : (0274) 7482229
Nomor Data Sekolah : 3004010011
Tahun Berdiri : 1989 (alih fungsi dari SPG menjadi SMA)
NSS : 302040104005
Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A
No. Keputusan AK : 273 / C.c7/Kep/MN/99
Tanggal Keputusan : 17 September 1999
Waktu Sekolah : Pagi
2. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Pangudi Luhur Sedayu
SMA Pangudi Luhur Sedayu beralamatkan di Jalan Wates km.12
Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Dari jalan raya Wates masih ke
utara 1,2 km. Terletak diantara sawah-sawah penduduk dan tepat di
sebelah selatan rel kereta api, sehingga kadang-kadang kegiatan
belajar-mengajar sedikit terganggu ketika ada kereta api yang melintas. Meskipun
begitu, karena jauh dari rumah penduduk, suasananya sangat sepi, cocok
untuk belajar. Jalan penghubung dari jalan raya Wates adalah jalan aspal
kelas III.
Gedung SMA Pangudi Luhur Sedayu beraturan dan ada sebagian
gedung yang bertingkat. Kondisi bangunannya permanen kokoh dan
Sirkulasi udaranya sangat baik dan terdapat banyak jendela sehingga
cahaya cukup mendukung proses belajar-mengajar. Terdapat taman di
depan semua kelas sehingga menambah kesejukan, keindahan, dan
kenyamanan lingkungan. Untuk berolahraga telah disediakan lapangan
bagian selatan.
SMA Pangudi Luhur Sedayu dikelilingi pagar permanen terbuat dari
batu bata dan batako, dengan rincian sebagai berikut:
a. Timur : gedung aula sekaligus sebagai pagar
b. Selatan : batako setinggi 2 m
c. Barat : batako setinggi 2 m
d. Utara : batu bata setinggi 1 m dengan 2 buah pintu gerbang dari besi.
Untuk pengamanan, kecuali pagar, maka dibuat pintu-pintu besi yang
menghubungkan halaman luar dengan halaman dalam sebanyak 5
pintu.
Halamannya tergolong sempit namun sungguh indah, yang terbagi
menjadi:
a. bagian dalam: taman dengan kolam ikan; dari petak taman yang satu
dengan petak taman yang lain dibuat jalan penghubung antarkelas
bagian utara dengan bagian selatan.
b. bagian luar: halaman luar dimanfaatkan untuk lapangan olahraga yaitu
lapangan basket permanen, lapangan voli, dan lapangan atletik.
Setiap jenjang kelas memiliki 3 kelas paralel, sehingga jumlah
B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu
a. Visi
Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan
memliki keterampilan dengan semangat melayani yang miskin dan
berkekurangan. Indikator pencapaian sekolah berupa lulusan yang
dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke
pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun
yang tampak dari sikap dan perilaku teladan.
b. Misi
Misi merupakan penjabaran dari visi seperti butir-butir berikut:
1) Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan profesional.
2) Mengembangkan keterampilan Komputer, Akuntansi, dan Bahasa
Inggris.
3) Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang
berbudi pekerti luhur.
4) Mengembangkan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan
semangat melayani yang miskin dan berkekurangan.
5) Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya.
Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada
usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan
yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup
C. Guru dan Karyawan SMA Pangudi Luhur Sedayu
SMA Pangudi Luhur Sedayu terdiri dari 9 guru tetap yayasan, 6 guru
honorer, 7 guru negeri yang diperbantukan, dan 7 karyawan. Adapun
kesemuanya itu adalah:
No. Nama NIP. / No. G Jabatan
1. Drs. Markoes Padmonegoro No.G. 11.062 Kepala Sekolah 2. Drs. Paena Andreas NIP. 131885448 Wakasek Ur.
Kurikulum, Guru Matematika 3. Drs. Agustinus Sahid NIP. 130887022 Wakasek Ur. Humas,
Guru Ekonomi 4. Drs. P. Samsuhari NIP. 132128492 Guru PPKn,
Guru Sejarah, Wali Kelas XI IPS2 5. RB. Pirngadi No.G. 9.782 BK
6. Y. Eni Purwaningsih, S.Si. No.G. 11.834 Biologi, KIR, PPKn, Wali Kelas X C 7. Dra. Ch. Sri Purwaningsih NIP. 131615753 Bahasa Indonesia,
Wali Kelas XII IPS1 8. FX. Purwonggo No.G. 11.157 Fisika, Ketr.Elektro,
Wali Kelas X B 9 Ag. Budi Susanto, S.Pd. No.G. 11.835 Bahasa Indonesia,
PPKn, Wali Kelas X A
10. Drs. Y. Purwoko Agus S. NIP. 131885396 Matematika, Teknik Informasi
11. Drs. Y. Bambang Suharyo Bahasa Inggris,Wali Kelas XII IPA 12. Drs. Al. Candra Widyantara No.G. 10.737 Ekonomi, Akuntansi,
Wali Kelas XII IPS2 13. C. Ratna Siwi W., S.Pd. No.G. 11.662 Kimia, KIR, PPKn,
Wali Kelas XI IPA 14. Paula Weni Triana, S.E. Jawa, Sosiologi 15. Drs. Alex Sutaryo Dwidoso NIP. 131885436 Sosiologi, Geografi,
Wali Kelas XI IPS1 16. Drs. Y. Ujang Sukasna No.G. 11.199 Olah Raga, Wakasek
Ur. Kesiswaan 17. Agn. Erna Setyorini, S.Pd. No.G. 11.833 Bahasa Inggris 18. Br. Yohanes Wariso Agama, FIC-an 19. Sr. Elisa HK., S.Pd. BP – Agama,
20. Drs. P. Suhartana Seni Rupa
21. Alb. Juni Ashadi Teknik Informatika 22. Dra. Agustina Marwati Seni Musik
23. An. Krismastuti No.G. 11.164 Tata Usaha 24. FX. Suradiyo No.G. 10.593 Tata Usaha 25. Kristina Septiasih No.G. 11.701 Pustakawan 26. Ig. Suharjanto No.G. 10.995 Pesuruh/Satpam 27. Petrus Sumarji No.G. 11.165 Pesuruh/Satpam 28. YP. Lasiman No.G. 11.166 Pesuruh/Satpam 29. P. Wawan Setiadi Laboran
D. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu
Secara keseluruhan, siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu berjumlah 281
siswa dengan perincian sebagai berikut:
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
X A 14 18 32
X B 14 18 32
X C 14 18 32
XI IPS 1 18 18 36
XI IPS 2 14 22 36
XI IPA 12 15 27
XII IPS 1 13 23 36
XII IPS 2 14 18 32
XII IPA 4 14 18
Total 112 164 281
E. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur Sedayu
Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada jenis, tingkat dan sifat
sekolah yang bersangkutan. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
kegiatan-kegiatan pendidikan harus diselenggarakan oleh Kepala Sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan di sekolahnya. Koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi kegiatan-kegiatan terarah yang memerlukan pendekatan