i
PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, STATUS
SERTIFIKASI PROFESI, DAN JENIS KELAMIN
Sebuah Survai terhadap Guru-guru di dua SMP Negeri dan tiga SMP Swasta di Kota
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Benydiktus Dwijayanto
NIM: 061334034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
[Ad Maiorem Dei Gloriam]
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
(1).
My LORD Jesus Christ
: Puji syukur atas segala berkat dan anugerah yang
tercurah melimpah dalam hidupku, Engkau menjadikanku Kaya dalam segala hal.
Engkaulah Hikmat, Wahyu, dan Kecerdasanku. Hallelujah,
(2).
Universitas Sanata
Dharma:
Almamaterku, tempatku menaung, bertumbuh, berkembang, dan belajar
dalam mendalami makna keunggulan nilai-nilai akademik dan humanistik yang
berarti,
(3).
Rekan-rekan Prodi Pendidikan Akuntansi
: terimakasih atas
pengalaman, dukungan, informasi dan banyak hal lainnya,
(4).
F.X. Muhadi
: dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan masukkan, dukungan, bantuan, dan
informasi,
(5).
Orang tua [Bernard&Yasinta]:
terimaksih untuk dukungan doa,
semangat, perhatian, cinta, dan juga atas biaya yang telah diberikan selama studi,
(6).
Merry:
terimakasih buat semangat, dukungan, perhatian, cinta, kesabaran, dan
bantuannya; Printer, Editor, Laptop,
(7).
Guru-guru SMP di kota Yogyakarta:
v
“Tuhan Yesus Kristus adalah Guru Sejatiku”
[LORD Jesus Christ is my True Teacher]
“Aku mempunyai Hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan dalam Tuhan
Yesus Kristus”
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari"
viii
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN
PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, STATUS
SERTIFIKASI PROFESI, DAN JENIS KELAMIN
Sebuah survai terhadap Guru-guru di dua SMP Negeri dan tiga SMP Swasta di Kota
Yogyakarta
Benydiktus Dwijayanto
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi
guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status
kepegawaian; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi profesi, dan (3) apakah
ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari jenis kelamin.
Penelitian ini merupakan penelitian survai pada guru-guru di dua SMP negeri
dan tiga SMP swasta di Kota Yogyakarta. Populasi penelitian adalah seluruh guru
SMP Negeri 6, SMP Negeri 9, SMP Maria Immaculata, SMP Stella Duce 2, dan SMP
Kanisius Gayam Kota Yogyakarta yang berjumlah 156 orang. Data dianalisis
berdasarkan sampel sebanyak 105 (
std. error
sebesar 0,0548). Teknik pengumpulan
data penelitian adalah kuesioner. Teknik analisis data penelitian menggunakan
statistik deskriptif,
one way anova
,
chi square
, dan
independent samples t test
dengan
taraf signifikansi 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)
Tidak ada perbedaan persepsi
guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status
kepegawaian (
asymp. sig.
sebesar 0,564 >
α
= 0,05 dan F
hitungsebesar 0,576 < F
tabelsebesar 3,09); (2) Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi profesi (
asymp. sig.
sebesar 0,922 >
α
= 0,05 dan
χ
2hitungsebesar 0,010 <
χ
2tabelsebesar 3,84); (3) Tidak
ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari jenis kelamin (
asymp. sig.
sebesar 0,195 >
α
= 0,05 dan t
hitungix
TEACHER’S PERCEPTION TOWARD TEACHER’S CERTIFIED
PORTOFOLIO ASSESSMENT PERCEIVED FROM OFFICAL STATUS,
PROFESSION CERTIFICATE STATUS, AND GENDER
A survey done on two State and three Private Junior High School Teachers
in Yogyakarta
Benydiktus Dwijayanto
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
The purpose of this research is to know whether there are differences of
teacher’s perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived
from: (1) official status; (2) profession certificate status; (3) gender.
This study is a kind of observation research in two State and three Private
Junior High School teachers in Yogyakarta. The population in this research was 156
public and private Junior High School teachers in Yogyakarta. The population were
156 teachers of 6 State Junior High School in Yogyakarta, 9 State Junior High School
in Yogyakarta, Maria Immaculata Junior High School in Yogyakarta, 2 Stella Duce
Junior High School in Yogyakarta, and Kanisius Gayam Junior High School in
Yogyakarta. The data were analyzed based on 105 samples (
std. error
0,0548). The
technique of collecting data was questionnaire. The data analyzing technique were
descriptive statistics,
one way anova
,
chi square
, and
independent samples t test
with
significance value 0,05.
The result of the research shows that there isn’t any different perception
towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from: (1) official status
(
asymp. sig.
0,564 >
α
= 0,05 and F
count0,576 < F
table3,09); (2) profession certificate
status (
asymp. sig.
0,922 >
α
= 0,05 and
χ
2count0,010 <
χ
2table3,84); (3) gender
x
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena skripsi ini telah selesai
tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai
masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1.
Bapak Drs. Tarsisius. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3.
Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd,. M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4.
Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dengan kesabaran dalam memberikan bimbingan,
pengarahan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
5.
Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
6.
Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT
... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Identifikasi Masalah ... 6
C.
Batasan Masalah ... 7
D.
Rumusan Masalah ... 7
E.
Tujuan Penelitian ... 7
F.
Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9
A.
Tinjauan Teoretik ... 9
xiii
3.
Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 15
4.
Status Kepegawaian Guru ... 24
5.
Sertifikasi Profesi Guru ... 25
6.
Jenis Kelamin ... 28
B.
Kerangka Berfikir ... 29
C.
Paradigma Penelitian ... 33
D.
Perumusan Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
A.
Jenis Penelitian ... 34
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
C.
Populasi dan Sampel ... 35
D.
Variabel Penelitian ... 36
E.
Pengujian Instrumen Penelitian ... 41
1.
Uji Validitas ... 41
2.
Uji Reliabilitas ... 44
F.
Teknik Analisis Data ... 46
1.
Analisis Deskriptif ... 46
2.
Uji Prasyarat Analisis ... 47
3.
Uji Hipotesis Penelitian ... 48
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 55
A.
Deskripsi Data ... 55
1.
Deskripsi Responden Penelitian ... 56
2.
Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan ... 58
xiv
Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Sertifikasi Profesi ... 60
5.
Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 61
B.
Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 62
1.
Uji Normalitas ... 62
2.
Uji Homogenitas ... 64
C.
Pengujian Hipotesis ... 65
1.
Persepsi Guru Terhadap penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 66
2.
Persepsi Guru Terhadap penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Sertifikasi Profesi ... 68
3.
Persepsi Guru Terhadap penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 69
D.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 71
1.
Persepsi Guru Terhadap penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 71
2.
Persepsi Guru Terhadap penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Sertifikasi Profesi ... 73
3.
Persepsi Guru Terhadap penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 75
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 78
A.
Kesimpulan ... 78
B.
Keterbatasanan ... 79
C.
Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
xv
Halaman
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 35
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 35
Tabel 3.3 Komponen Dan Kode Variabel Penelitian ... 37
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian
Portofolio Sertikasi Guru Dalam Jabatan ... 37
Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Untuk Persepsi Guru
Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 42
Tabel 3.6 Koefisien Alpha ... 45
Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas Untuk Persepsi Guru
Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 46
Tabel 3.8 Rumus Unsur Tabel Persiapan
ANOVA
... 49
Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian ... 55
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasrkan Status Kepegawaian 56
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasrkan Status Sertifikasi
Profesi
...
57
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasrkan Jenis Kelamin ... 57
Tabel 4.5 Penilaian Acuan Petokan Tipe II (PAP II) ... 58
Tabel 4.6 Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabaatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 59
Tabel 4.7 Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabaatan Ditinjau Dari Status Sertifikasi Profesi... 60
Tabel 4.8 Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabaatan Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 61
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas ... 62
Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas ... 64
xvi
Kepegawaian
...
67
Tabel 4.13 Hasil Uji
Chi Square
Data Berdasarkan Status Sertifikasi Profesi 68
Tabel 4.14 Hasil Uji
Independent Samples T Test
Data Berdasarkan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetesi, dan sertifikat pendidik. Kualifikasi akademik guru pada semua jenis dan jenjang pendidikan diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat (S1/D-IV). Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam UUGD Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan baik kualifikasi akademik maupun kompetensi.
Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan melalui dua cara, yaitu uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung bagi guru yang memenuhi syarat. Sertifikasi melalui penilaian portofolio didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007. Komponen penilaian portofolio mencakup; (1) Kualifikasi akademik, (2) Pendidikan dan pelatihan, (3) Pengalaman belajar, (4) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) Penilaian dari atasan dan pengawas, (6) Prestasi akademik, (7) Karya pengembangan profesi, (8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
guru yang tersertifikasi tidak memiliki motivasi meningkatkan kualitas pembelajaran melainkan lebih bermotivasi dalam aspek financial (Kedaulatan Rakyat, 16 November 2009).
pendidik pun perlu diingatkan supaya bertanggung jawab terhadap kualifikasi yang sudah diraih. Untuk mengetahui indikasi kecurangan dokumen portofolio itu bergantung kejelian dan ketelitian asesor. Sainil Amral, asesor dari Universitas Batanghari Jambi menyatakan bahwa ia menemukan ada beberapa dokumen yang bentuk maupun penulisannya sama, tetapi dilampirkan untuk bukti penghargaan beberapa bidang yang berbeda. Dari pengalamannya menilai portofolio sejumlah guru, Sainil memprihatinkan kemampuan guru yang masih minim dalam menyusun portofolio seperti yang dipersyaratkan. Hal ini bisa saja merugikan guru yang bersangkutan karena lampiran dokumen yang tidak sesuai urutan (Kompas, 19 Agustus 2007).
perkembangan pengetahuan terbaru. Di samping itu ada pandangan bahwa kompetensi guru tidak cukup dinilai berdasarkan kumpulan dokumen melainkan juga dinilai berdasarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Pelaksanaan sertifikasi guru masih diwarnai dengan adanya kecurangan dalam pelampiran dokumen portofolio. Pemalsuan dokumen portofolio yang menonjol terutama sertifikat keikutsertaan guru dalam forum ilmiah. Dari temuan di lapangan teridentifikasi banyak sertifikat keikutsertaan guru dalam forum ilmiah, seperti seminar, pelatihan, dan workshop, yang diragukan keasliannya. Bentuk kejanggalan yang terbanyak adalah mengenai sertifikat fiktif, tanggal palsu, nama palsu, dan tanda tangan palsu. Unifah Rosyidi, Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Independen mewakili Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Jakarta menyatakan bahwa demi menjamin kualitas sertifikasi guru, setiap kecurangan perlu ditindak tegas. Namun, kenyataan ini jangan sepenuhnya dilimpahkan sebagai kesalahan guru semata. Tim Monev Independen merekomendasikan supaya pada daerah tertentu perlu dipertimbangkan mekanisme penilaian portofolio yang berbeda. Pembedaan itu khususnya pada penilaian komponen keikutsertaan pada forum ilmiah dan karya pengembangan profesi yang sulit dipenuhi guru-guru di daerah tertentu karena kendala geografis dan kesulitan akses untuk mengikuti kegiatan tersebut.
seminar pendidikan, bahkan tidak keberatan mengeluarkan biaya dari uang sendiri. Iwan Hermawan, Sekretaris Jenderal Forum Guru Independen Indonesia menyatakan bahwa kalau yang dikejar hanya sertifikatnya, itu keliru besar. Seharusnya, keikutsertaan dalam pendidikan atau seminar harus berimplikasi pada peningkatan profesionalisme guru. Pemerintah harus meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru secara terus- menerus, jangan hanya karena ada proyek sertifikasi. Sebab, pengembangan profesi guru selama ini belum dilakukan secara maksimal dan terarah untuk perbaikan mutu pendidikan di Tanah Air (Kompas, 9 April 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dimana tema yang diambil ialah mengenai “Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau
dari status kepegawaian, status sertifikasi profesi, dan jenis kelamin”,
dimana peneliti ingin meneliti apakah menurut para guru penilaian portofolio tersebut telah memberikan gambaran tentang kompetensi guru.
B. Identifikasi Masalah
mengajar, (11) tugas tambahan sebagai pendamping kegiatan ekstrakurikuler, (12) status sekolah, dan (13) status sertifikasi profesi.
C. Batasan Masalah
Karena keterbatasan kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian seluruh permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh dominan dalam mempengaruhi persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) status kepegawaian, (2) status sertifikasi profesi, dan (3) jenis kelamin.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian?
2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi profesi? 3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari jenis kelamin?
E. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi profesi.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari jenis kelamin.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan mutu guru.
2. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refleksi dalam hal peningkatkan kualitas dan kinerja guru.
3. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru.
BAB II
TINJAUAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoretik
1. Persepsi
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Salah satu alasan mengapa persepsi demikian penting dalam hal menafsirkan keadaan sekeliling kita adalah bahwa kita masing-masing mempersepsi, tetapi mempersepsi secara berbeda, apa yang dimaksud dengan sebuah situasi ideal. Persepsi merupakan sebuah proses yang hampir bersifat otomatik, dan ia bekerja dengan cara yang hampir serupa pada masing-masing individu, tetapi sekalipun demikian secara tipikal menghasilkan persepsi-persepsi yang berbeda-beda.
gejala yang selanjutnya dilanjutkan oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi. Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna, sedangkan persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Persepsi (perception) merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi (sensation). Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Semuanya inilah yang sering disebut dengan indera. (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/persepsi.html).
Persepsi memiliki beberapa jenis, yaitu (http://id.wikipedia. org/wiki/ Persepsi#Persepsi_penciuman):
berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.
b. Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari indera pendengaran.
c. Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
d. Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
e. Persepsi pengecapan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu (Robbins, 2003). Gilmer (dalam Hapsari, 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.
kelamin, dan hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam mempresepsikan sesuatu. Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (perceiver), obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan (http://www.masbow.com /2009/08/apa-itu-persepsi.html).
2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau Diploma IV (S-1/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.
pemerintah daerah, maupun masyarakat. Guru dalam jabatan adalah guru PNS dan non-PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan bersama.
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat harkat dan martabat guru. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
sebagai berikut: (1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru, (2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak professional, dan (3) Meningkatkan kesejahteraan guru.Sertifikasi guru ada dua jalur, yakni sertifikasi guru prajbatan dan sertifikasi guru dalam jabatan.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam jabatan uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.
3. Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan
a. Pengertian dan Fungsi
komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya guru dalam jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik.
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan atau belum), dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru.
b. Komponen Portofolio
1) Kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun nongelar (D4 atau Post Graduate diploma), baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma.
2) Pendidikan dan Pelatihan merupakan pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat.
tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.
4) Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Bukti fisik dari sub komponen ini berupa dokumen perencanaan pembelajaran (RP/RPP/SP) yang diketahui/disahkan oleh atasan.
5) Penilaian dari atasan dan pengawas merupakan penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek: ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemamampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan Format Penilaian Atasan terlampir.
6) Prestasi akademik merupakan prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen ini meliputi lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan), pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor), dan pembimbingan siswa pada kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.
nasional; artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional; menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN; modul/buku cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakup materi pembelajaran selama 1 (satu) semester; media/alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); dan karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dll). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut.
8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah merupakan partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi nara sumber, dan sertifikat/piagam bagi peserta.
Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI), dan asosiasi profesi kependidikan lainnya. Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT, ketua RW, ketua LMD/BPD, dan pembina kegiatan keagamaan. Mendapat tugas tambahan lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.
10)Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan merupakan penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil), kualitatif (komitmen, etos kerja), dan relevansi (dalam bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.
c. Pengisian Istrumen Portofolio
1) Identitas guru peserta sertifikasi
alamat, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nomor telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru mata pelajaran/guru kelas, dan beban mengajar perminggu. Pangkat dan golongan bagi guru non-PNS mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Halaman identitas ini ditandatangani oleh penyusun dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai disusun.
2) Daftar isi
Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofolio dengan daftar isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam melaksanakan tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan di halaman berapa komponen tersebut disusun. 3) Dokumen portofolio
oleh perguruan tinggi yang mengeluarkannya atau oleh Direkktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk ijazah luar negeri. 4) Penutup
Komponen penutup ini berisi pernyataan dari penyusun dan pemilik dokumen yang memuat tentang jaminan keaslian dan tidak melanggar kode etik dalam membuat dan atau mendapatkannya. Disamping itu, pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di kemudian hari ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.
d. Penyusunan Portofolio
Bukti fisik atau dokumen disusun dengan urutan sebagai berikut; (1) Halaman sampul, (2) Daftar isi, (3) Instrumen portofolio, yang meliputi; identitas peserta dan pengesahan dan komponen portofolio yang telah diisi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan portofolio adalah sebagai berikut; (1) Setiap bukti fisik hanya boleh digunakan untuk satu komponen portofolio, (2) Setiap bukti diberi kode di pojok kanan atas, sesuai dengan pernomoran pada instrumen portofolio, (3) Setiap pergantian komponen portofolio diberi kertas berwarna sebagai pembatas dan (4) Dokumen portofolio dibendel (dijilid) dan dibuat rangkap dua
4. Status Kepegawaian Guru
Secara umum menurut (M.S. Suwondo, 2003:439) status kepegawaian tenaga pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Guru tetap, adalah guru yang telah diangkat menjadi pegawai tetap pada suatu instansi pendidikan yang berkewajiban mengajar 24 jam per minggu dan melaksanakan tugas administrasi lainnya. Guru tetap dapat dapat berstatus pegawai negeri sipil (PNS) atau bukan PNS.
kompetensi guru dan dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kota.
Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa:
a. Guru Tetap adalah guru yang dipekerjakan secara permanen oleh pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan.
b. Guru Tetap Pegawai Negeri Sipil adalah guru tetap yang diangkat sebagai pegawai negeri sipil oleh pemerintah dan/ pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Guru Tetap Non PNS adalah guru tetap yang diangkat oleh BHP,
atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja.
d. Guru Tidak Tetap adalah guru yang diangkat secara sementara oleh pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainya yang menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja. Berarti status kepegawaian guru dapat dibedakan menjadi: 1) Pegawai Negeri Sipil, 2) Guru Tetap Yayasan, 3) Guru Bantu, dan 4) Guru Honorer.
5. Sertifikasi Profesi Guru
penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan sertifikasi profesi guru meliputi peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi. Uji kompetensi dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji kompetensi profesional dan pedagogik dan penilaian kinerja untuk menguji kompetensi sosial dan kepribadian. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebut sertifikat pendidik. Pendidik yang dimaksud disini adalah guru dan dosen. Proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru disebut sertifikasi guru, dan untuk dosen disebut sertifikasi dosen.
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah Pasal 11, ayat (1) menyebutkan bahwa sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 Mei 2007.
Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari semua fihak bahwa sertifikasi adalah sarana untuk menuju kualitas. Kesadaran dan pemahaman ini akan melahirkan aktivitas yang benar, bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai kualitas. Kalau seorang guru kembali masuk kampus untuk meningkatkan kualifikasinya, maka belajar kembali ini bertujuan untuk mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehingga mendapatkan ijazah S-1. Ijazah S-1 bukan tujuan yang harus dicapai dengan segala cara, termasuk cara yang tidak benar melainkan konsekuensi dari telah belajar dan telah mendapatkan tambahan ilmu dan ketrampilan baru.
sebagaimana disyaratkan dalam standar kompetensi guru. Tunjangan profesi adalah konsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang dimaksud. Dengan menyadari hal ini maka guru tidak akan mencari jalan lain guna memperoleh sertifikat profesi kecuali mempersiapkan diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi sertifikasi. Berdasarkan hal tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu meningkatnya kualitas guru. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 14/2005, sertifikasi guru akan terus dilaksanakan sampai Undang-Undang tidak mengamanatkan pelaksanaan sertifikasi guru.
6. Jenis Kelamin
empati yang tinggi, kemampuan yang rendah untuk menggolong-golongkan, kemampuan yang tinggi untuk multitasking, kemampuan yang rendah untuk mengontrol emosi, mempunyai orientasi hubungan (relasional), orientasi kerja yang rendah, kemampuan yang rendah untuk “mengasingkan diri”, kecenderungan untuk berpikir dan merasa terlebih dahulu sebelum bertindak dalam meresponi stress, respon yang berhati-hati terhadap resiko, dan kecenderungan untuk bekerja sama dengan para wanita lain.
Jenis kelamin dalam penelitian ini adalah jenis kelamin antara pria dan wanita. Penggolongan ini berdasarkan pendapat umum bahwa pria dan wanita mempunyai pola perkembangan fisiologis dan psikologis yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan perhatian, kesanggupan, pandangan, dan sikap. Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh dan sifat tradisi terhadap jenis kelamin tersebut. Keadaan fisik dan psikologis inilah yang akhirnya dapat mempengaruhi perbedaan persepsi antara wanita dan pria.
B. Kerangka Berpikir
1. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.
perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya.
Persepsi merupakan sebuah proses yang hampir bersifat otomatik, dan ia bekerja dengan cara yang hampir serupa pada masing-masing individu, tetapi sekalipun demikian secara tipikal menghasilkan persepsi-persepsi yang berbeda-beda. Demikia juga terhadap persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan akan terdapat perbedaan satu dengan yang lainnya.
2. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian.
tetap, guru tetap pegawai negeri sipil, guru tetap non PNS, dan guru tidak tetap.
3. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi profesi.
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru berbeda-beda karena beberapa guru ada yang sudah dan belum memiliki status sertifikasi profesi maka terdapat perbedaan persepsi. Guru yang telah memiliki status sertifikasi profesi cenderung mempunyai persepsi terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif, sebaliknya guru yang belum memiliki status sertifikasi profesi cenderung mempunyai persepsi terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negative dikarenakan mereka belum memiliki pengalaman.
4. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari jenis kelamin.
C. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat disebutkan paradigma penelitian sebagai berikut:
D. Perumusan Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian.
2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi profesi.
3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari jenis kelamin.
Status kepegawaian
Status sertifikasi profesi
Jenis kelamin
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif-komperasi, dimana penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi atau gejala sosial. Dalam hal ini, untuk mendeskripsikan sejauh mana persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, status sertifikasi profesi, dan jenis kelamin. Ditinjau dari rancangannya, penelitian ini merupakan penelitian survai, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi, ekonomi, atau politik dari kelompok ataupun suatu daerah (Hasan, 2004:8).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang dijadikan sasaran dalam peneliti ini adalah guru-guru yang mengajar di dua SMP Negeri dan tiga SMP Swasta di kota Yogyakarta yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Nama Sekolah
Populasi Guru Total
Populasi
Penelitian ini termasuk penelitian populasi yaitu guru-guru yang mengajar di dua SMP Negeri dan tiga SMP Swasta di kota Yogyakarta yang sebanyak 156. Dari 156 responden tersebut yang mengembalikan kuesioner lengkap sebanyak 105 seperti nampak pada tabel 3.2. Dari kuesioner sebanyak 105 tersebut dianalisis sebagai sampel dengan standar error sebesar 0,0548.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Nama Sekolah
Sampel Guru Total
Sampel Guru Laki-laki Perempuan
SMP Negeri 6 7 17 24
SMP Maria Immaculata 6 19 25
SMP Stella Duce 2 5 11 16
SMP Kanisius Gayam 3 7 10
Jumlah 32 73 105
D. Variabel Penelitian
1. Variabel penelitian
a. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
b. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status kepegawaian, status sertifikasi profesi, dan jenis kelamin
2. Pengukuran Variabel a. Variabel terikat
b. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status kepegawaian, status sertifikasi profesi, dan jenis kelamin. Dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Komponen Dan Kode Variabel Penelitian
NO Variabel-variabel penelitian Komponen Kode
1 Status Kepegawaian PNS (Pegawai Negeri Sipil) 0
Guru Yayasan 1
GTT (Guru Tidak Tetap) 2 2 Status Sertifikasi Profesi Belum Sertifikasi 0 Sudah Sertifikasi 1
3 Jenis Kelamin Perempuan 0
Laki-laki 1 Adapun kisi-kisi penyusunan kuesioner persepsi guru
terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, status sertifikasi profesi, dan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
No Komponen-komponen
kuesioner Indikator
Item positif
Item negatif 1 Kualifikasi Akademik 1.1Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan kepemilikan ijazah (akademik) dalam bidang pedagogik.
1.2Kompetensi guru dalam hubungannya dengan kepemilikan ijazah (akademik) dalam bidang professional.
1- 12 -
pendidikan dan pelatihan dalam bidang pedagogik. 2.2Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan pendidikan dan pelatihan dalam bidang profesional.
13-19 -
3 Pengalaman Mengajar 3.1Kompetensi guru dalam hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang pedagogik. 3.2Kompetensi guru dalam
hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang
kepribadian.
3.3Kompetensi guru dalam hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang sosial.
20-22 -
4 Perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran
4.1Kompetensi dalam hubungannya dengan perencanaan dan pelaksanaan dan pembelajaran bidang pedagogik.
4.2Kompetensi dalam hubungannya dengan
5 Penilaian dari Atasan dan Pengawas
5.1Kompetensi guru yang berhubungan dengan peniliaian dari atasan dan pengawas dalam bidang kepribadian.
5.2Kompetensi guru yang berhubungan dengan penilaian dari atasan dan pengawas dalam bidang social
46-53 -
6 Prestasi Akademik 6.1Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang pedagogik.
hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang sosial.
6.3Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang profesional
7 Karya Pengembangan Profesi
7.1Kompetensi guru dalam hubungannya dengan karya pengembangan profesi dalam bidang pedagogik.
7.2Kompetensi guru dalam hubungannya dengan karya pengembangan profesi dalam bidang profesional.
72-78 -
8 Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah
8.1Kompetensi guru dalam hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang pedagogik. 8.2Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang sosial.
8.3 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang profesional
79-84 -
9 Pengalaman menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kepndidikan Dan Sosial
9.1Kompetensi guru dalam hubungannya dengan Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kepndidikan dan sosial dalam bidang kepribadian.
9.2Kompetensi guru dalam hubungannya dengan Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kepndidikan dan dalam bidang sosial.
85-88 -
Relevan dengan Pendidikan
dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan pendidikan dalam bidang pedagogik. 10.2 Kompetensi guru
dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan pendidikan dalam bidang kepribadian. 10.3 Kompetensi guru
dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan pendidikan dalam bidang sosial. 10.4 Kompetensi guru
dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan pendidikan dalam bidang professional.
89-92 -
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Kuesioner ini bersifat terbuka dan tertutup. Dalam kuesioner yang bersifat terbuka, responden mengisi identitas sesuai dengan keadaan dirinya. Sedangkan dalam kuesioner yang bersifat tertutup, responden diminta memberi jawaban sesuai dengan pilihan yang telah disediakan.
setuju (S) diberi skor 3, kurang setuju (KS) diberi skor 2, dan tidak setuju (TS) diberi skor 1 untuk pertanyaan yang bersifat positif. Sedangkan untuk pertanyaan negatif diberi skor 1 untuk jawaban sangat setuju (SS), diberi skor 2 untuk jawaban setuju (S), diberi skor 3 untuk jawaban kurang setuju (KS), dan diberi skor 4 untuk jawaban tidak setuju (TS).
E. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahian suatu instrumen. Insntrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2002:45). Untuk menguji validitas instrument digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
∑
∑
XY = Jumlah hasil perkalian skor butir dan skor total∑
2X = Jumlah kuadrat skor butir
Untuk menentukan apakah item-item pertanyaan instrumen penelitian valid atau tidak, maka digunakan ketentuan sebagai berikut: a. Jika nilai rhitung suatu item pertanyaan ≥ rtabel, maka dapat dikatakan
bahwa item pertanyaan tersebut valid
b. Jika nilai rhitung suatu item pertanyaan ≤ rtabel, maka dapat dikatakan
bahwa item pertanyaan tersebut tidak valid
Pengujian validitas terhadap item-item pertanyaan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 12.0. hasil pengujian terhadap item-item dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
Item No. Corrected Item-Total
Correlation (r hitung) r tabel Status
59 0,416 0,192 Valid 2. Uji Reliabilitas
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:154). Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha cronbach sebagai berikut:
r = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan
Hasil uji coba instrumen kemudian diinterpretasi melalui tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6 Koefisien Alpha
No Koefisien alpha Kriteria penilaian
1 0.80 – 1,00 Sangat tinggi
2 0.60 – 0,79 Tinggi
3 0.40 – 0,59 Cukup
4 0,20 – 0,39 Rendah
5 <0,20 Sangat rendah
Tabel 3.7
Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
Cronbach's Alpha N of Items
0,954 92
Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,954, dimana nilai ini lebih besar dari 0,60 dan diinterpretasikan sangat tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat keterandalan dari instrumen penelitian ini sangat tinggi sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan dapat dikatakan reliabel.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas yang dilakukan adalah dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan bantuan program komputer SPSS versi 12.0. Adapun rumus uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk normalitas sebagai berikut (Sugiyono, 1999:255) yaitu:
D = Max[F0(X1) - Sn(X1)]
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
F0(X1) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn(X1) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara sebagai berikut: jika nilai asymptotic significance (Asymp. Sig.) > taraf signifikansi α = 0,05, maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan
normal. Sebaliknya jika nilai Asymp. Sig. < taraf signifikansi α = 0,05, maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan tidak normal.
b. Uji Homogenitas
dengan bantuan komputer program SPSS versi 12.0. Jika tidak terdapat perbedaan varians diantara kelompok sampel, maka dapat dikatakan sampel tersebut homogen atau sampel tersebut berasal dari populasi yang sama (nilai probabilitas signifikansi > taraf signifikansi α = 0,05). Sedangkan apabila ada perbedaan varians diantara kelompok sampel, maka dapat dikatakan sampel tersebut tidak homogen atau sampel tersebut tidak homogen (nilai probabilitas signifikansi < taraf signifikansi α = 0,05).
Jika uji prasyarat analisis diatas tidak menghasilkan variabel yang berdistribusi normal dan varians antara kelompok sampel yang homogen, maka akan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji non parametrik.
3. Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis pertama mengenai persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Perumusan Hipotesis
Ho1 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian.
Ha1 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio
b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis varians satu arah (one way ANOVA) dengan bantuan komputer program SPSS versi 12.0. Pengujian dengan ANOVA menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh:
1) Taraf signifikansi α = 0,05
2) Derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari: Numerator = k-1
Denumerator = N-k
Berikut ini disajikan rumus unsur tabel persiapan ANOVA: Tabel 3.8
Rumus Unsur Tabel Persiapan ANOVA
Sumber Variasi (SV)
Jumlah Kuadrat (JK)
Keterangan: k
n = Jumlah subyek dalam kelompok K = Banyaknya kelompok
N = Jumlah subyek seluruhnya
(
)
N Xr 2
∑
= Faktor koreksi yang muncul berkali-kaliJKT = Jumlah kuadrat total
JKk = Jumlah kuadrat kelompok
JKd = Jumlah kuadrat dalam
dbk = Derajat kebebasan kelompok
dbd = Derajat kebebasan dalam
dbT = Derajat kebebasan total
MKk = Mean kuadrat kelompok
MKd = Mean kuadrat dalam
c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan Fhitung
dengan Ftabel dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat dikatakan bahwa Ho diterima
dan demikian sebaliknya jika Fhitung ≥ Ftabel, maka dapat
dikatakan bahwa Ho ditolak.
2) Jika nilai probabilitas signifikansi (Asymp. Sig) > taraf signifikansi α = 0,05 maka Ho diterima. Demikian sebaliknya jika nilai probabilitas signifikansi (Asymp. Sig) < taraf signifikansi α = 0,05 maka Ho ditolak.
a. Perumusan Hipotesis
Ho2 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi profesi.
Ha2 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi profesi.
b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian kedua digunakan analisis uji Chi Square dengan bantuan komputer program SPSS versi 12.0. Untuk hipotesis tersebut digunakan rumus dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari nilai chi square (χ2)
f = Frekuensi yang diperoleh dari observasi fh = Frekuensi yang diharapkan dalam sampel
Ketentuan pemakaian rumus chi square (Husein, 1998:153) sebagai berikut:
a) Nilai observasi tidak bernilai nol
c) Untuk derajat bebas lebih dari satu, frekuensi minimum 1 diperkenankan bila frekuensi harapan yang kurang dari 5 maksimum 20 persen saja
2) Mencari Nilai fh
( )( )
Ν = nk ng fe
Keterangan:
nk = Jumlah kategori ng = Jumlah golongan N = Total sampel c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan χ2hitung
dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Mementukan
daerah penolakan dan penerimaan hipotesis dengan menentukan derajat kebebasan. Derajat kebebasan ditentukan dengan rumus:
(
−1)(
−1)
= r k
db
Keterangan:
db = Derajat kebebasan r = Baris
k = Kolom
Berdasarkan tabel χ2 pada taraf signifikan 0,05 serta derajat
kebebasannya, maka akan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, maka dapat dikatakan bahwa Ho
diterima dan demikian sebaliknya jika χ2hitung≥χ2tabel, maka
2) Jika nilai probabilitas signifikansi (Asymp. Sig) > taraf signifikansi α = 0,05 maka Ho diterima. Demikian sebaliknya jika nilai probabilitas signifikansi (Asymp. Sig) < taraf signifikansi α = 0,05 maka Ho ditolak.
Pengujian hipotesis ketiga mengenai persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari jenis kelamin dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perumusan Hipotesis
Ho3 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari jenis kelamin.
Ha3 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari jenis kelamin. b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ketiga digunakan analisis uji Independent Samples T Test dengan bantuan komputer program SPSS versi 12.0. Untuk hipotesis tersebut digunakan uji t (Sudjana, 1975:380) dengan rumus sebagai berikut:
2
1 2 r n r t
− − =
Keterangan:
c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan thitung
dengan ttabel, dengan ketentuan sebagai berikut: Berdasarkan tabel t
pada taraf signifikan 0,05 serta derajat kebebasannya, maka akan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Jika thitung ≤ ttabel, maka dapat dikatakan bahwa Ho diterima dan
demikian sebaliknya jika thitung≥ ttabel, maka Ho ditolak.
2) Jika nilai probabilitas signifikansi (Asymp. Sig) > taraf signifikansi α = 0,05 maka Ho diterima. Demikian sebaliknya jika nilai probabilitas signifikansi (Asymp. Sig) < taraf signifikansi α = 0,05 maka Ho ditolak.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2010. Subjek dari penelitian ini adalah guru-guru di dua SMP Negeri dan tiga SMP Swasta di Kota Yogyakarta. SMP yang menjadi tempat penelitian ini adalah sebagai berikut: SMP Negeri 6 Yogyakarta, SMP Negeri 9 Yogyakarta, SMP Maria Immaculata Yogyakarta, SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, dan SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Kuesioner yang disampaikan kepada guru-guru sebagai responden penelitian ini sebanyak 156 buah. Jumlah kuesioner yang kembali dan diisi lengkap oleh responden sebanyak 105 buah. Dengan demikian response rate pengembalian kuesioner adalah 67,30%. Secara lengkap sebaran responden penelitian disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Sebaran Responden Penelitian
Nama Sekolah
Jumlah Kuesioner Penelitian
1. Deskripsi Responden Penelitian
a. Status Kepegawaian
Berikut ini disajikan distribusi frekuensi responden berdasarkan status kepegawaian.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
NO Status Kepegawaian Frekuensi Persentase (%)
1. PNS 63 60,0
2. Guru Yayasan 35 33,3
3. GTT 7 6,7
Jumlah 105 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki status kepegawaian PNS sebanyak 63 guru atau 60,0%. Jumlah responden yang memiliki status kepegawaian guru yayasan sebanyak 35 guru atau 33,3%. Sedangkan untuk jumlah responden yang jumlah responden yang memiliki status kepegawaian GTT sebanyak 7 guru atau 6,7%. Dengan melihat hasil data diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki status kepegawaian PNS.
b. Status Sertifikasi Profesi
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Sertifikasi Profesi
NO Status Sertifikasi Profesi Frekuensi Persentase (%)
1. Belum sertifikasi 53 50,5
2. Sudah sertifikasi 52 49,5
Jumlah 105 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang belum memiliki status sertifikasi profesi sebanyak 53 guru atau 50,5%. Sedangkan untuk jumlah responden yang sudah memiliki status sertifikasi profesi sebanyak 52 guru atau 49,5%. Dengan melihat hasil data diatas dapat diketahui bahwa responden yang belum dan sudah memiliki status sertifikasi profesi hampir sebanding, dimana guru yang belum memiliki status sertifikasi profesi lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah memiliki status sertifikasi profesi.
c. Jenis Kelamin
Berikut ini disajikan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
NO Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Perempuan 75 71,4
2. Laki-laki 30 28,6
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 75 guru atau 71,4%. Sedangkan untuk jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 guru atau 28,6%. Dengan melihat hasil data diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan.
2. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan dideskripsikan berdasarkan PAP II untuk mengintepretasikan rata-rata skor. Berdasarkan skor terendah yang mungkin dicapai sebesar 85 dan skor tertinggi yang mungkin dicapai sebesar 340 dapat disusun kriteria katagorisasi persepsi sebagai berikut:
Tabel 4.5
Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II)
Kel Perhitungan Tingkat
Kompetensi Rentang
Katagori Kecendrungan
Variabel 1 85 + 81% (340 - 85) = 291,55 340 – 291,55 Sangat tinggi 2 85 + 66% (340 - 85) = 253,30 253,30 – 291,54 Tinggi 3 85 + 56% (340 - 85) = 227,80 227,80 – 253,29 Sedang 4 85 + 46% (340 - 85) = 202,30 202,30 – 227,79 Rendah
5 <46% < 202,29 Sangat rendah
terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan berdasarkan katagori kecendrungan variabel.
3. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian
Hasil analisis data dengan bantuan komputer program SPSS versi 12.0 nampak pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian
N Mean Interval for Mean
Mini
Yayasan 35 237,03 23,338 3,945 229,01 245,05 182 292 GTT 7 230,00 29,603 11,189 202,62 257,38 166 250 Total 105 238,70 27,091 2,644 233,45 243,94 166 311
kepegawaian PNS masuk katagori sedang. Guru yayasan mempunyai rata-rata skor persepsi 237,03 masuk kriteria katagori sedang maka dapat di interpretasikan bahwa persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian guru yayasan masuk katagori sedang. Sedangkan GTT mempunyai rata-rata skor persepsi 230,00 masuk kriteria katagori sedang maka dapat di interpretasikan bahwa persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian GTT masuk katagori sedang.
4. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Sertifikasi Profesi
Hasil analisis data dengan bantuan komputer program SPSS versi 12.0 nampak pada tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Persepsi Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Sertifikasi Profesi
Interval for Mean
Mini
sertifikasi 53 239,64 24,630 3,383 232,85 246,43 182 311 sudah
sertifikasi 52 237,73 29,601 4,105 229,49 245,97 166 288 Total 105 238,70 27,091 2,644 233,45 243,94 166 311