• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru : survei guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru : survei guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman."

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN,

GOLONGAN JABATAN, MASA KERJA, DAN USIA GURU Survei : Guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta

Kabupaten Sleman

Natalia Niken Krisnawati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja; (4) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.

Penelitian ini merupakan penelitian survei pada guru-guru SMP negeri dan swasta di Kabupaten Sleman. Populasi penelitian adalah seluruh guru SMP negeri dan swasta di Kabupaten Sleman yang berjumlah 2.616 orang. Sampel penelitian adalah guru-guru SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2 Sleman, SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP Muhammadiyah 1 Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisisus Kalasan, MTs Negeri Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius Sleman, dan SMP Budi Mulia Minggir yang berjumlah 365 orang. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan one way Anova.

(2)

ix

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS THE FUNCTION OF TEACHER CERTIFICATE PROGRAM PERCEIVED FROM LEVEL OF

EDUCATION, OFFICIAL STRATIFICATION, PERIOD OF WORKING, AND AGE OF TEACHER

A Survey done on Public and Private Junior High School Teachers in Sleman Regency

Natalia Niken Krisnawati Sanata Dharma University

2009

The purpose of this research is to know whether there is the differences of teacher’s perseption towards the function of teacher certificate program perceived from: (1) level of education; (2) official stratification; (3) period of working; (4) age of teacher.

This study is a kind of an observation research to public and private Junior High School teachers in Sleman Regency. The sources of population in his research are 2.616 public and private Junior High School teachers in Sleman Regency. The samples were 365 teachers of Pangudi Luhur Junior High School in Moyudan, Muhammadiyah Junior High School 1 in Minggir, Public Junior High School 3 in Sleman, Public Junior High School 2 in Sleman, Public Junior High School 2 in Moyudan, Public Junior High School 2 in Tempel, Muhammadiyah Junior High School 1 in Godean, BOPKRI Junior High School in Godean, Kanisisus Junior High School in Kalasan, MTs Public Junior High School in Godean, Public Junior High School 3 in Godean, Kanisius Junior High School in Sleman, and Budi Mulia Junior High School in Minggir. The samples were chosen by applying purposive sampling technique. The techniques of collecting data are questionnaire and interview. The data analyzing technique for the research was descriptive statistics and one way Anova.

(3)

PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN,

GOLONGAN JABATAN, MASA KERJA, DAN USIA GURU Survei : Guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta

Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

NATALIA NIKEN KRISNAWATI NIM: 051334029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN,

GOLONGAN JABATAN, MASA KERJA, DAN USIA GURU Survei : Guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta

Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

NATALIA NIKEN KRISNAWATI NIM: 051334029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Yesus Kristus dan Bunda Maria

Bapak tercinta Ignatius Mulyono di surga

Ibu tercinta Anastasia Painten

Saudaraku tersayang Mbak Watik, Mas Budi, Mas Anton, Mbak

Handa, dan Nita

(8)

v MOTO

Aku bisa jika aku yakin aku bisa

Pengharapan dan usaha yang keras ‘kan membawa pada impian yang nyata

Lakukan yang terbaik dan buatlah orang-orang yang kamu sayangi tersenyum bahagia

Syukuri stiap hal yang ada, smua adalah anugrah

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Natalia Niken Krisnwati

Nomor Mahasiswa : 051334029

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM

JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN

JABATAN, MASA KERJA, DAN USIA GURU

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet

atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogayakarta

(11)

viii ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN,

GOLONGAN JABATAN, MASA KERJA, DAN USIA GURU Survei : Guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta

Kabupaten Sleman

Natalia Niken Krisnawati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja; (4) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.

Penelitian ini merupakan penelitian survei pada guru-guru SMP negeri dan swasta di Kabupaten Sleman. Populasi penelitian adalah seluruh guru SMP negeri dan swasta di Kabupaten Sleman yang berjumlah 2.616 orang. Sampel penelitian adalah guru-guru SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2 Sleman, SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP Muhammadiyah 1 Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisisus Kalasan, MTs Negeri Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius Sleman, dan SMP Budi Mulia Minggir yang berjumlah 365 orang. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan one way Anova.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan (asymp. sig. sebesar 0,536 > α = 0,05 dan Fhitung sebesar 0,785 < Ftabel

sebesar 2,40); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan (asymp. sig. sebesar 0,862 > α = 0,05 dan Fhitung sebesar 0,380 < Ftabel sebesar 2,25); (3) tidak ada perbedaan

persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja (asymp. sig. sebesar 0,404 > α = 0,05 dan Fhitung sebesar 1,045 < Ftabel sebesar

(12)

ix

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS THE FUNCTION OF TEACHER CERTIFICATE PROGRAM PERCEIVED FROM LEVEL OF

EDUCATION, OFFICIAL STRATIFICATION, PERIOD OF WORKING, AND AGE OF TEACHER

A Survey done on Public and Private Junior High School Teachers in Sleman Regency

Natalia Niken Krisnawati Sanata Dharma University

2009

The purpose of this research is to know whether there is the differences of teacher’s perseption towards the function of teacher certificate program perceived from: (1) level of education; (2) official stratification; (3) period of working; (4) age of teacher.

This study is a kind of an observation research to public and private Junior High School teachers in Sleman Regency. The sources of population in his research are 2.616 public and private Junior High School teachers in Sleman Regency. The samples were 365 teachers of Pangudi Luhur Junior High School in Moyudan, Muhammadiyah Junior High School 1 in Minggir, Public Junior High School 3 in Sleman, Public Junior High School 2 in Sleman, Public Junior High School 2 in Moyudan, Public Junior High School 2 in Tempel, Muhammadiyah Junior High School 1 in Godean, BOPKRI Junior High School in Godean, Kanisisus Junior High School in Kalasan, MTs Public Junior High School in Godean, Public Junior High School 3 in Godean, Kanisius Junior High School in Sleman, and Budi Mulia Junior High School in Minggir. The samples were chosen by applying purposive sampling technique. The techniques of collecting data are questionnaire and interview. The data analyzing technique for the research was descriptive statistics and one way Anova.

The results of the research show that there isn’t any different perception towards the function of teacher sertificate program perceived from: (1) level of education (asymp. sig. 0,536 > α = 0,05 and Fcount 0,785 < Ftable 2,40); (2) official

status (asymp. sig 0,862 > α = 0,05 and Fcount 0,380 < Ftable 2,25); (3) period of

working (asymp. sig. 0,404 > α = 0,05 and Fcount 1,045 < Ftable 1,91); and (4) age

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERSEPSI GURU

TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN, MASA

KERJA, DAN USIA GURU.”

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini

tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama, dan dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis di Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus

selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam

memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan

skripsi ini;

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan

kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan

saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

(14)

xi

8. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

membantu kelancaran proses belajar selama ini;

9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP

Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2 Sleman,

SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP Muhammadiyah 1

Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisisus Kalasan, MTs Negeri

Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius Sleman, dan SMP Budi

Mulia Minggir yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian;

10. Staf pengajar dan tenaga administrasi SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP

Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2 Sleman,

SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP Muhammadiyah 1

Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisisus Kalasan, MTs Negeri

Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius Sleman, dan SMP Budi

Mulia Minggir yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian;

11. Bapakku tercinta Ignatius Mulyono (Alm.), Simbok Chatarina Tukiyem

(Alm.), dan Simbah Mardi (Alm.) yang selalu mendoakanku dari surga;

12. Ibuku tercinta Anastasia Painten yang selalu memberiku kasih sayang,

kesabaran, kepercayaan, nasihat, dan dukungan doa dan materi;

13. Saudara-saudaraku tersayang: Mbak Watik, Mas Budi, Mas Anton, dan

Mbak Handa, dan Nita yang selalu memberiku kasih sayang, kesabaran,

kepercayaan, nasihat, dan dukungan doa dan materi;

14. Mas Filipus Cukup Santoso yang menjadi motivasiku untuk menyelesaikan

skripsi ini. Terima kasih atas kasih sayang yang tulus, kesabaran, perhatian,

segala bantuan, dan dukungan doanya (cepet lulus juga ya Mas....);

15. Keponakanku yang lucu: Vian dan Alvin ”Pinyo-pinyo” yang selalu

membuatku ceria dan kembali bersemangat;

16. Keluarga Bapak/Ibu Matheus Sujadi di Kaliwungu yang telah memberikan

dukungan doa selama menyusun skripsi;

17. Pak Kriswandi di Jakarta yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dan

(15)

xii

18. Romo Hiro yang telah memberikan motivasi, nasihat, dan dukungan doanya;

19. Mbak Kur, Pipi, Tithe, Candra, Leni, Asih, Agnez ”Cempe”, Bangkit, Iwak,

Ertyn, Mas Eka, Mas Kris, Riri, Heni, Ima, Singgih, Feri, Wulan, Tri, Indah,

Yuni, Tosu, Lisa ”Pakem”, Eka Fransiska, Katarina, Tya, Whilda, dan semua

teman angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

terimakasih untuk kebersamaan selama kurang lebih empat tahun di kampus

tercinta, Universitas Sanata Dharma. Hadiah terindah yang penulis terima

saat berkenalan, berteman, bersahabat, berbagi, dan memperoleh kenangan

indah bersama kalian;

20. Riska, Sindu, Andre, Bram, Galuh, Ansyel, dan Nanil yang telah

memberikan dukungan doa, terima kasih juga untuk persahabatan kita;

21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Penulis,

(16)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Persepsi Guru terhadap Sertifikasi Guru... 7

1. Persepsi ... 7

2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 10

B. Tingkat Pendidikan ... 15

C. Golongan Jabatan ... 18

(17)

xiv

E. Usia Guru ... 20

F. Kerangka Teoretik... 21

1. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan... 21

2. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan... 22

3. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja... 22

4. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru... 23

G. Hipotesis... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A. Jenis Penelitian... 25

3. Teknik Penarikan Sampel ... 27

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 27

1. Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan...27

2. Variabel Tingkat Pendidikan... 31

3. Variabel Golongan Jabatan ... 32

4. Variabel Masa Kerja ... 32

5. Variabel Usia Guru ... 33

(18)

xv

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 34

1. Pengujian Validitas ... 34

2. Pengujian Reliabilitas ... 37

H. Teknik Analisis Data... 38

1. Statistik Deskriptif ... 38

2.Pengujian Prasyarat Analisis... 39

a. Pengujian Normalitas ... 39

b. Uji Homogenitas ... 39

3. Pengujian Hipotesis... 40

a. Perumusan Hipotesis... 40

b. Pengujian Hipotesis... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 43

A. SMP Pangudi Luhur Moyudan ... 43

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Deskripsi Data... 74

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 75

(19)

xvi

B. Analisis Data ... 87

1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 87

a. Pengujian Normalitas ... 87

b. Pengujian Homogenitas ... 91

2. Pengujian Hipotesis ... 93

a. Hipotesis 1... 93

b. Hipotesis 2... 94

c. Hipotesis 3... 95

d. Hipotesis 4... 96

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

1. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan... 97

2. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan... 100

3. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja... 103

4. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru... 106

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 110

A. Kesimpulan ... 110

B. Keterbatasan... 111

C. Saran... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113

(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Persepsi terhadap Program

Sertifikasi Guru ... 28

Tabel 3.2. Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 31

Tabel 3.3. Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Guru terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 36

Tabel 3.4. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anova ... 41

Tabel 5.1. Sebaran Responden Penelitian ... 74

Tabel 5.2. Tingkat Pendidikan Responden ... 75

Tabel 5.3. Golongan Jabatan Responden ... 76

Tabel 5.4. Masa Kerja Responden ... 77

Tabel 5.5. Usia Responden... 78

Tabel 5.6. Interpretasi Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan... 78

Tabel 5.7. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan ... 79

Tabel 5.8. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan... 81

Tabel 5.9. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja... 83

Tabel 5.10. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru... 86

Tabel 5.11. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan ... 87

(21)

xviii

Tabel 5.13. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi

Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Ditinjau dari Masa Kerja... 89

Tabel 5.14. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru... 90

Tabel 5.15. Tabel Hasil Pengujian Homogenitas... 91

Tabel 5.16. Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 93

Tabel 5.17. Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Golongan Jabatan... 94

Tabel 5.18. Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Masa Kerja... 95

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 116

Lampiran 2. Data Validitas dan Reliabilitas... 123

Lampiran 3. Data Induk Penelitian... 129

Lampiran 4. Analisis Data ... 146

(23)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

mengamanatkan bahwa guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan

yang strategis dalam pembangunan nasional di bidang pendidikan. Atas

dasar amanat ini profesi guru perlu dikembangkan sebagai profesi yang

bermartabat. Sebagai tenaga profesional, guru dituntut mampu

melaksanakan sistem dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan

nasional yang dimaksud adalah mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dalam pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru

mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini

pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga

profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuktikan dengan

dimilikinya sertifikat pendidik oleh guru. Sejalan dengan hal ini,

(24)

telah merencanakan program antara lain pelaksanaan sertifikasi guru,

peningkatan kualifikasi, peningkatan kompetensi guru, pendidikan di

daerah terpencil, dan maslahat tambahan (penghargaan akhir masa bakti

bagi guru dan beasiswa bagi putra-putri guru berprestasi/berdedikasi).

Kenyataannya, program sertifikasi guru dalam jabatan masih

menimbulkan kontroversi. Pihak yang setuju dengan program sertifikasi

guru dalam jabatan berpendapat bahwa melalui program ini kesejahteraan

guru dapat ditingkatkan karena pemerintah akan memberikan tunjangan

profesi setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru. Sedangkan pihak yang

tidak setuju berpendapat bahwa untuk mendapatkan tunjangan profesi

seorang guru tidak harus memiliki sertifikat pendidik. Hal ini disebabkan

untuk memiliki sertifikat, seorang guru cukup memiliki jam terbang tinggi

dan pandai mengarsipkan dokumen sehingga memenuhi ketentuan skor

minimal dokumen portofolio.

Pandangan para guru terhadap program sertifikasi guru dalam

jabatan diduga disebabkan oleh latar belakang guru yang berbeda seperti

dalam hal tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia.

Tidak semua guru mempunyai latar belakang pendidikan yang sama.

Perbedaan tingkat pendidikan guru ini akan menimbulkan cara pandang

guru atau persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan

yang berbeda pula. Guru dengan tingkat pendidikan D4/S1 diduga akan

memiliki persepsi yang lebih positif dibandingkan guru dengan tingkat

(25)

sebagaimana disebutkan dalam Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Tahun 2007.

Selain perbedaan latar belakang pendidikan, setiap guru memiliki

golongan jabatan yang berbeda pula. Sebagaimana diungkapkan dalam

Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan bahwa guru yang lulus uji

sertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji

pokok. Hal ini akan mempengaruhi persepsi guru terhadap program

sertifikasi guru dalam jabatan. Guru dengan golongan jabatan lebih rendah

diduga akan memiliki persepsi yang lebih positif karena jika menerima

tunjangan profesi tingkat kepuasan yang dimiliki lebih tinggi

dibandingkan guru dengan golongan jabatan lebih tinggi.

Guru yang memiliki banyak pengalaman karena sudah

bertahun-tahun menjadi guru akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk lulus

uji sertifikasi dibandingkan dengan guru yang baru saja merintis kariernya.

Mereka akan lebih mampu untuk memenuhi persyaratan portofolio.

Berdasarkan Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru

dalam Jabatan Tahun 2007, masa kerja termasuk dalam kriteria

penyusunan ranking yang menjadi dasar urutan prioritas peserta sertifikasi

guru dalam jabatan. Dengan demikian, guru dengan masa kerja guru yang

berbeda dalam menjalani profesi maka diduga akan berbeda pula

(26)

Guru yang memiliki usia lebih tua secara umum memiliki persepsi

yang lebih baik daripada guru muda. Guru yang memiliki usia lebih tua

pada umumnya memiliki pengalaman mengajar lebih banyak. Dengan

demikian, seorang guru memilki kemampuan, pengetahuan, dan

pengalaman yang lebih terasah. Menurut Pedoman Penetapan Peserta dan

Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2007, usia termasuk

dalam kriteria penyusunan ranking yang menjadi dasar urutan prioritas

peserta sertifikasi guru dalam jabatan. Hal ini tentu saja akan

menimbulkan ‘kecemburuan’ bagi guru muda kepada guru yang lebih tua.

Hal ini menguatkan dugaan bahwa ada perbedaan persepsi terhadap

program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk

menyelidiki persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan.

Secara lebih spesifik penelitian ini mengambil judul penelitian “Persepsi

Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari

Tingkat Pendidikan, Golongan Jabatan, Masa Kerja, dan Usia Guru.”

Penelitian ini merupakan survei pada guru-guru Sekolah Menengah

Pertama Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman.

B. Batasan Masalah

Ada berbagai faktor yang berhubungan dengan persepsi guru

terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan. Penelitian ini akan

(27)

masa kerja, dan usia guru. Sedangkan cakupan dalam sertifikasi guru

dalam jabatan mencakup 4 komponen yaitu kemampuan bidang

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari masa kerja?

4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari usia guru?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap

program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap

(28)

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap

program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap

program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru

setelah melakukan sertifikasi dan juga menjadi informasi bagi guru

yang belum mengikuti sertifikasi.

2. Bagi Dinas Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pelaksanaan dan evaluasi mengenai kebijakan

pemerintah akan program sertifikasi guru dalam jabatan.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah

dengan penyediaan tenaga pendidik yang profesional.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu literatur atau

referensi penelitian sejenis. Di samping itu dapat menjadi referensi

ilmiah sebagai hasil kajian empiris tentang persepsi guru terhadap

program sertifikasi guru dalam jabatan.

(29)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi Guru terhadap Sertifikasi Guru 1. Persepsi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Salim,

1991:1146), persepsi diartikan sebagai pandangan dari seorang atau

banyak orang akan hal atau peristiwa yang didapat atau diterima.

Davidoff (1988:232) menyatakan definisi persepsi lebih mendalam

yakni sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan

data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa

sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri

sendiri. Pendapat ini sejalan dengan Thoha (1983:141) yang

menyatakan persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh

setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik

lewat penginderaan, penglihatan, penghayatan, perasaan, dan

penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan

bahwa persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi.

Sementara dalam Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa

Indonesia (http://id.Wikipedia.org/wiki/Persepsi), persepsi diartikan

sebagai proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu

informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses

(30)

antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Menurut Chaplin

(2001) dalam Persepsi Guru Terhadap Rencana Tes Ulang Kompetensi

Keguruan di Kota Banda Aceh & Aceh Besar (http://www

acehinstitute.org/ringkasanpenelitianpersepsiguruthdrencanates.htm),

persepsi juga merupakan kesadaran intuitif mengenai kebenaran

langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu. Dari

berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

proses pemahaman, pengorganisasian, dan pandangan seseorang akan

suatu hal tertentu yang serta merta melalui panca indera.

Menurut Thoha (1983:145), persepsi memiliki subproses

sebagai berikut:

1. Stimulus

Pada tahap ini, individu memperoleh rangsangan dari suatu sumber. Rangsangan ini mungkin ditangkap oleh penginderaan individu tersebut.

2. Registrasi

Pada tahap ini, seseorang akan terpengaruh atas apa yang diinderakannya. Pada tahap registrasi, seseorang akan menerima informasi yang diinderakannya, kemudian mendata dan mendaftar semua informasi tersebut.

3. Interpretasi

Interpretasi merupakan penyebab utama dari perbedaan persepsi antar individu. Interpretasi dipengaruhi oleh cara pendalaman (learning), motivasi, dan kepribadian seseorang. Interpretasi merupakan subproses dari persepsi yang sangat penting.

4. Umpan balik (feedback)

(31)

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi

seseorang. Menurut Pareek (1984) dalam Arisandy

(http://www.journal-psyche.com), ada empat faktor utama yang

menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu:

1. Perhatian

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.

2. Kebutuhan

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.

3. Kesediaan

Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.

4. Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

Siagian (1989:100) juga menyatakan bahwa ada tiga faktor

yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:

1. Diri orang yang bersangkutan sendiri

Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman, dan harapannya.

2. Sasaran persepsi tersebut

Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya.

3. Faktor situasi

(32)

Menurut Thoha (1983:147) faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang adalah:

1. Psikologi

Keadaan psikologi setiap individu akan mempengaruhi persepsi individu tersebut.

2. Famili

Pengaruh yang paling besar terhadap seseorang adalah keluarganya, mengingat keluarga adalah lingkungan pertama yang membentuk karakter setiap individu.

3. Kebudayaan

Kebudayaan yang berlaku di tempat seorang individu tinggal akan membentuk dan mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.

Menurut Sears (1994) dalam Sutaat (http://www.depsos.go.id/

Balatbang/Puslitbang%20UKS/2005/Sutaat.htm), ada tiga dimensi

dasar yang terkait dengan persepsi, yaitu evaluasi (baik-buruk), potensi

(kuat-lemah), dan aktivitas (aktif-pasif). Evaluasi merupakan dimensi

utama yang mendasari persepsi, di samping potensi dan aktivitas.

2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Dalam Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi

Guru dalam Jabatan (2007:3), sertifikasi guru diartikan proses

pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar

kompetensi guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk: (1) menentukan

kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran

dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) meningkatkan proses

dan mutu hasil pendidikan, (3) meningkatkan martabat guru, (4)

meningkatkan profesionalitas guru, (5) meningkatkan kesejahteraan

(33)

Dalam Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi

Guru dalam Jabatan (2007:12) dijelaskan bahwa penentuan guru calon

peserta sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan sistem ranking

bukan berdasarkan seleksi melalui tes. Kriteria penyusunan ranking

(setelah memenuhi syarat kualifikasi akademik S1/D4) adalah: masa

kerja/pengalaman mengajar, usia, pangkat/golongan (bagi PNS), beban

mengajar, jabatan/tugas tambahan, dan prestasi kerja. Kriteria

penyusunan ranking yang menjadi dasar urutan prioritas dijelaskan

sebagai berikut:

a. Masa kerja/pengalaman mengajar

Masa kerja dihitung sejak yang bersangkutan bekerja sebagai guru baik sebagai PNS maupun non PNS.

b. Usia

Usia yang dihitung adalah usia kronologis, diperinci sampai dengan bulan supaya dapat terlihat perbedaannya.

c. Pangkat/Golongan

Kriteria ini khusus untuk guru PNS saja. Pangkat/golongan adalah pangkat/golongan yang sedang diduduki guru saat ini.

d. Beban mengajar

Beban mengajar adalah jumlah jam mengajar per minggu yang dilakukan oleh guru saat didaftarkan sebagai peserta sertifikasi guru.

e. Jabatan atau tugas tambahan

Jabatan atau tugas tambahan adalah jabatan atau tugas tambahan yang disandang oleh guru saat yang bersangkutan diusulkan mengikuti sertifikasi guru. Tugas tambahan tersebut adalah sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua program/jurusan, kepala bengkel, dan lain-lain.

f. Prestasi kerja

(34)

Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan oleh Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi dan

ditetapkan pemerintah. Pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan

ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor 18

tahun 2007, yakni dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk

memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan

dalam bentuk penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas

pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap

kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.

Sebagaimana dinyatakan dalam Pedoman Penyusunan Portofolio

Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2007 (2007:3), kompetensi guru

tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan

profesional yang tertuang dalam 10 komponen penilaian portofolio

berikut ini: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3)

pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,

(5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7)

karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah,

(9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10)

penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Kompetensi

pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik,

pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi

(35)

pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen

kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik.

Guru yang memiliki nilai portofolio di atas batas minimal

dinyatakan lulus penilaian portofolio dan berhak menerima sertifikat

pendidik. Namun, guru yang hasil penilaian portofolionya memperoleh

nilai kurang sedikit dari batas minimal diberi kesempatan untuk

melengkapi portofolio. Setelah lengkap guru dinyatakan lulus dan

berhak menerima sertifikat pendidik. Bagi guru yang memperoleh nilai

jauh di bawah batas minimal lulus wajib mengikuti pendidikan dan

pelatihan (diklat) profesi guru yang akan dilaksanakan oleh perguruan

tinggi yang ditetapkan oleh menteri pendidikan nasional. Pada akhir

diklat profesi guru, dilakukan ujian dengan materi uji mencakup

4(empat) kompetensi guru yang mencakup bidang pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional. Bagi guru yang lulus ujian berhak

menerima sertifikat pendidik, dan guru yang belum lulus diberi

kesempatan untuk mengulang materi diklat yang belum lulus sebanyak

2 (dua) kali kesempatan.

Dalam Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi

Guru dalam Jabatan (2007:4) dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan

sertifikasi guru dalam jabatan dianut beberapa prinsip, yaitu:

a. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel

(36)

proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.

b. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru

Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (non PNS/swasta). Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

c. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

d. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis

Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan efesien harus direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Kompetensi guru mencakup empat kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, sedangkan standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan menjadi kompetensi guru TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran. Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru, perlu dilakukan uji kompetensi melalui penilaian portofolio.

e. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah

(37)

Sebagaimana dinyatakan dalam Pedoman Sertifikasi Guru

dalam Jabatan (2007:1), sertifikasi guru dalam jabatan sebagai upaya

peningkatan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan

guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu

pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan

kesejahteraan guru berupa pemberian tunjangan profesi sebesar satu

kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan

tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil

(PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil

(swasta).

B. Tingkat Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Mulyono, 1990:204),

pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Siagian (1984:175) menyatakan

definisi pendidikan sebagai keseluruhan proses, teknik, dan metoda

belajar-mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari

seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan dapat dibagi

(38)

a. Pendidikan Formal

Yaitu jalur pendidikan yang dilaksanakan secara terencana dan

terorganisir yang mengarahkan pembelajaran anak untuk memperoleh

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang

menunjang perkembangan. Jenjang pendidikan formal antara lain:

1) Pendidikan Dasar

Yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan

menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah

(MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan

(MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang

(39)

b. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,

penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka

mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal

berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan

pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta

pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Misalnya berbentuk

kursus-kursus.

c. Pendidikan Informal

Kegiatan pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas

dan sistematis yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan,

berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

LPTK mempunyai empat macam program pendidikan guru

(Sahertian, 1994:68), yaitu:

1. Program non-gelar (program Diploma) dengan rincian sebagai

berikut:

a. Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun.

b. Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun.

c. Program Diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun.

2. Program Gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1), dengan lama studi

(40)

3. Program Pasca Sarjana (S2), dengan lama studi 6-9 tahun.

4. Program Doktor (S3), dengan lama studi 8-11 tahun.

C. Golongan Jabatan

Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Salim, 1991:482),

golongan adalah kelompok dan jabatan adalah pekerjaan/kedudukan dalam

suatu organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah

kelompok pekerjaan/kedudukan dalam suatu organisasi. Sedangkan

Samana (1994:80) menyatakan bahwa jabatan guru adalah jabatan

fungsional, yang perkembangan kariernya lebih didasarkan pada disiplin

kerja serta prestasi kerja. Berikut ini merupakan matriks perjenjangan

jabatan, pangkat, dan golongan ruang dari profesi guru, yang sekaligus

menjadi arah perkembangan karier guru.

NO. JABATAN GURU PANGKAT DAN GOLONGAN RUANG

Guru Pratama Tingkat I

Guru Muda

Guru Muda Tingkat I

Guru Madya

Guru Madya Tingkat I

Guru Dewasa

Guru Dewasa Tingkat I

Guru Pembina

Guru Pembina Tingkat I

Guru Utama Muda

Pengatur Muda, II/a

Pengatur Muda Tingkat I, II/b

Pengatur, II/c

Pengatur Tingkat I, II/d

Penata Muda, III/a

Penata Muda Tingkat I, III/b

Penata, III/c

Penata Tingkat I, III/d

Pembina, IV/a

Pembina Tingkat I, IV/b

(41)

12.

13.

Guru Utama Madya

Guru Utama

Pembina Utama Madya, IV/d

Pembina Utama, IV/e

Pasal 11 ayat (4) Peraturan Menteri No. 11 Tahun 2002 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 2000 Pengadaan

Pegawai Negeri Sipil menetapkan golongan ruang bagi Pegawai Negeri

Sipil (PNS), yaitu:

a. Golongan ruang I/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Dasar atau yang setingkat;

b. Golongan ruang I/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang setingkat;

c. Golongan ruang II/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Diploma I, atau yang setingkat;

d. Golongan ruang II/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II;

e. Golongan ruang II/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III;

f. Golongan ruang III/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV;

g. Golongan ruang III/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara,

h. Golongan ruang III/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Doktor (S3).

D. Masa Kerja

Masa kerja adalah masa guru melaksanakan tugas sebagai pendidik

pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga

yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok masyarakat

(42)

tentang sertifikasi guru (2007:11), masa kerja dihitung selama seseorang

menjadi guru. Bagi guru PNS masa kerja dihitung mulai dari

diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasarkan SK

CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar

yang dibuktikan dengan surat keputusan dari sekolah berdasarkan surat

pengangkatan dari yayasan.

E. Usia Guru

Usia adalah masa antara kelahiran dan tanggal sekarang, umur

(Salim, 1991:696). Menurut Wikipedia Indonesia (http://id.wikipwedia.

org/wiki/Umur), umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu

keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang

mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia

lahir hingga waktu umur itu dihitung. Usia guru adalah umur seorang guru

saat ia masih melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan

tertentu.

Menurut Hidayat (http://nursyifa.hypermart.net/kisah%20kisah/

untukapamanusiadiberiumur.htm), ada 3 (tiga) macam umur yaitu:

a. Umur yang bersifat kronologis. Umur ini dihitung berapa banyak kalender dihabiskan. Umur yang bersifat kronologis tidak mengenal kata surut, progres terus. Tidak akan kembali waktu yang sudah berlalu.

b. Umur berdimensi intelektual psikologis. Yaitu bisa saja seseorang secara kronologis sudah tua, tapi pendidikannya rendah, tidak berkembang emosinya, maka seperti anak-anak.

(43)

E. Kerangka Teoretik

1. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan

Pandangan guru terhadap program sertifikasi guru dalam

jabatan diduga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.

Pandangan guru diduga akan berbeda pada latar belakang pendidikan

formal guru yang berbeda. Secara umum, pendidikan formal seseorang

dapat diklasifikasi dalam berbagai jenjang yaitu SD, SMP, SMA, dan

Perguruan Tinggi.

Berdasarkan Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun

2007, untuk dapat mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan, pendidikan

formal minimal yang harus dimiliki seorang guru adalah D4/S1.

Seorang guru dengan latar pendidikan formal D4/S1 karenanya diduga

kuat akan memiliki persepsi lebih positif terhadap program sertifikasi

guru dalam jabatan jika dibandingkan dengan guru yang berlatar

pendidikan D3, D2, maupun di bawah D2. Hal ini disebabkan karena

guru yang masih berpendidikan formal D3, D2, maupun di bawah D2

harus menempuh pendidikan lebih lanjut untuk memperoleh gelar

akademik jenjang D4/S1 apabila menginginkan dapat mengikuti

program sertifikasi. Guru yang berlatar belakang pendidikan D3, D2,

maupun di bawah D2 akan memiliki persepsi yang kurang positif

karena mereka belum dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan dalam

(44)

2. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan

Dalam Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2007

dijelaskan bahwa guru yang lulus uji sertifikasi akan mendapatkan

tunjangan profesi setara dengan satu kali gaji pokok. Pada

kenyataannya, setiap guru mempunyai golongan jabatan yang

berbeda-beda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi guru terhadap program

sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang masih memiliki golongan

jabatan lebih rendah diduga akan memiliki persepsi yang lebih positif

karena jika menerima tunjangan profesi tingkat kepuasan yang dimiliki

lebih tinggi dibandingkan guru dengan golongan jabatan lebih tinggi.

Sedangkan bagi guru yang memiliki golongan jabatan lebih tinggi, hal

ini dianggap sudah biasa karena kesejahteraan mereka sudah terjamin

sebelum mereka mengikuti program sertifikasi guru dalam jabatan.

3. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18

Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan, pelaksanaan

sertifikasi dilakukan melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian

portofolio yang mencakup 10 (sepuluh) komponen, antara lain:

kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan

(45)

keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang

kependidikan dan sosial, dan penghargaan yang relevan dengan bidang

pendidikan. Berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam

Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam

Jabatan (2007:12) tampak bahwa guru yang mempunyai masa kerja

banyak akan lebih diprioritaskan dibandingkan guru yang memiliki

masa kerja sedikit. Jadi, mengingat setiap guru memiliki masa kerja

yang berbeda-beda maka diduga kuat mereka akan mempunyai

perbedaan persepsi terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan.

Guru yang memiliki masa kerja lebih banyak akan lebih diprioritaskan

dan akan menyebabkan timbulnya persepsi yang lebih positif.

Sebaliknya, guru dengan masa kerja yang sedikit kurang diprioritaskan

dan persepsi yang dimiliki kurang positif.

4. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru

Menurut Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan

Sertifikasi Guru dalam Jabatan, usia termasuk dalam penentuan kriteria

peserta sertifikasi guru dalam jabatan. Proses rekruitmen peserta

sertifikasi dimulai dengan menyusun daftar guru yang memenuhi

persyaratan sertifikasi. Setelah itu, Dinas Kabupaten/Kota melakukan

ranking calon peserta kualifikasi. Usia guru merupakan kriteria

penentuan ranking kedua setelah masa kerja. Dengan adanya

(46)

kuat akan memiliki persepsi lebih positif karena mereka lebih

diprioritaskan. Sedangkan guru yang berusia lebih muda akan memiliki

persepsi kurang positif karena mereka harus sabar menanti hingga

mereka diprioritaskan sebagai peserta sertifikasi.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap

pertanyaan penelitian. Berdasarkan kerangka teoretik di atas, maka

dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam

jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam

jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam

jabatan ditinjau dari masa kerja.

4. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam

(47)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei. Penelitian survei adalah

penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala

yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang

institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu

daerah (Hasan, 2004:8). Menurut Arikunto (2000:312), penelitian survei

dimaksudkan untuk mengetahui pendapat masyarakat. Dalam penelitian

ini dimaksudkan untuk menyelidiki persepsi guru terhadap program

sertifikasi guru dalam jabatan yang ditinjau dari tingkat pendidikan,

golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan pada SMP Negeri dan SMP Swasta di

Kabupaten Sleman, yaitu: SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP

Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2

Sleman, SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP

Muhammadiyah 1 Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisius

Kalasan, MTs Negeri Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius

(48)

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

bulan November 2008.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan bagian yang terlibat dan terkait dalam

suatu penelitian. Subyek penelitian ini adalah guru-guru SMP Negeri

dan SMP Swasta di Kabupaten Sleman.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi pusat atau titik

perhatian dalam suatu penelitian. Obyek penelitian ini adalah persepsi

guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat

pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri dan SMP

Swasta di Kabupaten Sleman. Jumlah populasi penelitian adalah 2.616

(49)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2006:131). Dalam penelitian ini, sampel penelitian yang akan

digunakan adalah sebagian guru SMP Negeri dan SMP Swasta di

Kabupaten Sleman. Jumlah sampel penelitian adalah 365 guru.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 1999:78). Teknik ini dilakukan karena

mempertimbangkan karakteristik guru yang berasal dari SMP yang

berbeda. Mengingat demikian, maka peneliti mengambil sampel

guru-guru di 13 SMP (6 SMP Negeri dan 7 SMP Swasta) di Kabupaten

Sleman. Pertimbangan dipilihnya 13 sekolah tersebut adalah adanya

keterwakilan masing-masing status sekolah tempat guru mengajar.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam

Jabatan

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan adalah

suatu tanggapan guru terhadap suatu keyakinan yang ditangkap

melalui penglihatan dan pendengaran tentang isu-isu yang

berkembang, mengenai program sertifikasi guru dalam jabatan, yang

(50)

kemudian akan terefleksi melalui sikap dan perilaku terhadap program

sertifikasi guru dalam jabatan tersebut. Sertifikasi guru dalam jabatan

mencakup 4 dimensi yaitu: a. kompetensi bidang pedagogik,

b. kompetensi bidang kepribadian, c. kompetensi bidang sosial, dan

d. kompetensi bidang profesional. Berikut ini disajikan tabel

operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi

guru dalam jabatan:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Persepsi terhadap Program Sertifikasi Guru

Dimensi Indikator No. Pernyataan

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

5

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

1, 11

3. Mengembangkan kurikulum

yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

6, 10

4. Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik.

7, 26

5. Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

3, 29 Kompetensi

Bidang Pedagogik

6. Memfasilitasi pengembangan

potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

(51)

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif

untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

2. Menampilkan diri sebagai

pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Menampilkan diri sebagai

pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4. Menunjukkan etos kerja,

tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

(52)

Kompetensi Bidang Sosial

1. Bersifat inklusif, bertindak

objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agam, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas

di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

21

1. Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi

dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

3. Mengembangan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi

(53)

Pengukuran variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi

guru dalam jabatan didasarkan pada indikator-indikatornya. Skala

pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Berikut ini disajikan tabel

skoring berdasarkan Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.2

Skoring Berdasarkan Skala Likert Skor Kriteria Jawaban Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif

Sangat Setuju ( SS ) 4 1

Setuju ( S ) 3 2

Tidak Setuju ( TS ) 2 3

Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1 4

2. Variabel Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan

formal terakhir yang diselesaikan oleh guru. Pemberian skor untuk

variabel tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:

a. < D2 Skor 1

b. D2 Skor 2

c. D3 Skor 3

d. D4 / S1 Skor 4

(54)

3. Variabel Golongan Jabatan

Golongan jabatan guru adalah kelompok atau jabatan pekerjaan guru

dalam suatu organisasi keguruan. Pemberian skor golongan jabatan

guru dalam penelitian ini tampak seperti dalam tabel berikut:

a. Pengatur Muda, II/a Skor 1

b. Pengatur Muda Tingkat I, II/b Skor 2

c. Pengatur, II/c Skor 3

d. Pengatur Tingkat I, II/d Skor 4

e. Penata Muda, III/a Skor 5

f. Penata Muda Tingkat I, III/b Skor 6

g. Penata, III/c Skor 7

h. Penata Tingkat I, III/d Skor 8

i. Pembina, IV/a Skor 9

j. Pembina Tingkat I, IV/b Skor 10

k. Pembina Utama Muda, IV/c Skor 11

l. Pembina Utama Madya, IV/d Skor 12

m. Pembina Utama, IV/e Skor 13

4. Variabel Masa Kerja

Masa kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masa guru

melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu

sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari

(55)

pendidikan). Pemberian skor untuk variabel masa kerja adalah sebagai

berikut:

a. < 2 tahun Skor 1

b. 2-4 tahun Skor 2

c. 5-7 tahun Skor 3

d. 8-10 tahun Skor 4

e. 11-13 tahun Skor 5

f. 14-16 tahun Skor 6

g. 17-19 tahun Skor 7

h. 20-22 tahun Skor 8

i. 23-25 tahun Skor 9

j. > 25 tahun Skor 10

5. Variabel Usia Guru

Usia guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umur seorang

guru saat ia masih melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan

pendidikan tertentu. Pemberian skor untuk variabel usia guru adalah

sebagai berikut:

a. < 25 tahun Skor 1

b. 25-35 tahun Skor 2

c. 36-45 tahun Skor 3

d. 46-55tahun Skor 4

(56)

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan

sejumlah daftar pertanyaan maupun pernyataan yang disusun secara

tertulis berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam

penelitian, peneliti melibatkan responden untuk mengisi dengan

jawaban yang sesuai keadaan responden yang sebenarnya. Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi guru

terhadap program sertifikasi guru, tingkat pendidikan, golongan

jabatan, masa kerja, dan usia guru.

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan mengumpulkan data dengan cara bertanya

langsung kepada narasumber. Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah dan data lain

yang dapat dipakai sebagai pelengkap.

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Pengujian Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan

berdasarkan uji korelasi product moment dari Karl Pearson dengan

(57)

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan

menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang

diukur. Selanjutnya nilai koefisien korelasi ini dibandingkan dengan

nilai r korelasi Product Moment pada tabel dengan dk = n-2 dan taraf

signifikansi 5%. Jika nilai rhitung lebih besar dari pada nilai rtabel, maka

butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan begitu pula

sebaliknya.

Uji validitas terhadap item-item pertanyaan variabel persepsi

guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan pada

guru-guru sekolah menengah pertama di luar yang menjadi sampel

penelitian ini. Rangkuman uji validitas untuk variabel persepsi guru

terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut

(58)

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Butir No. Corrected

Item-Total Correlation

r

tabel Status

1. 0,313 0,279 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada

variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan

(59)

sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan membandingkan

nilai- nilai koefisien rhitungmasing-masing butir dengan nilai koefisien

rtabel. Dengan jumlah data sebanyak (n) sebanyak 50 responden dan

derajat keyakinan 5 % atau 0,05 maka diperoleh nilai rtabel sebesar

0,279 (Hadi, 1984:359). Dari hasil pengujian diperoleh bahwa

keseluruhan nilai koefisien rhitung lebih besar dari pada rtabel (rhitung>

rtabel = 0,279). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan

butir pertanyaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan

adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Alat ukur

dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil

yang tetap meskipun digunakan kapanpun. Untuk mengetahui

koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha

Gambar

Tabel 5.13. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi terhadap Program Sertifikasi
Tabel 3.2 Skoring Berdasarkan Skala Likert
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Guru Terhadap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa rapat Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Jalur Intake DIII universitas Anda-las tanggal 12 Juni 2017,

Dengan pengembangan model yang dilakukan yaitu koordinasi rantai pasok desentralisasi untuk lead time yang terkontrol dengan menggunakan mekanisme revenue sharing akan

[r]

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat, dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang

mengkaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya merupakan mata uang negara partner dagang yang utama

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ethical leadership berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi di panti asuhan yang berada di bawah Dinas Sosial

Model YPR ini pada prinsipnya adalah suatu model keadaan tetap (steady state model), yaitu, model yang menggambarkan keadaan stok dan hasil tangkapan dimana.. pola

Nilai p-value dari wilks lambda yang didapatkan kurang dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa variabel durasi dan nilai kontrak mempunyai pengaruh signifikan terhadap model