viii ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN,
GOLONGAN JABATAN, MASA KERJA, DAN USIA GURU Survei : Guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta
Kabupaten Sleman
Natalia Niken Krisnawati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja; (4) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.
Penelitian ini merupakan penelitian survei pada guru-guru SMP negeri dan swasta di Kabupaten Sleman. Populasi penelitian adalah seluruh guru SMP negeri dan swasta di Kabupaten Sleman yang berjumlah 2.616 orang. Sampel penelitian adalah guru-guru SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2 Sleman, SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP Muhammadiyah 1 Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisisus Kalasan, MTs Negeri Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius Sleman, dan SMP Budi Mulia Minggir yang berjumlah 365 orang. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan one way Anova.
ix
ABSTRACT
TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS THE FUNCTION OF TEACHER CERTIFICATE PROGRAM PERCEIVED FROM LEVEL OF
EDUCATION, OFFICIAL STRATIFICATION, PERIOD OF WORKING, AND AGE OF TEACHER
A Survey done on Public and Private Junior High School Teachers in Sleman Regency
Natalia Niken Krisnawati Sanata Dharma University
2009
The purpose of this research is to know whether there is the differences of teacher’s perseption towards the function of teacher certificate program perceived from: (1) level of education; (2) official stratification; (3) period of working; (4) age of teacher.
This study is a kind of an observation research to public and private Junior High School teachers in Sleman Regency. The sources of population in his research are 2.616 public and private Junior High School teachers in Sleman Regency. The samples were 365 teachers of Pangudi Luhur Junior High School in Moyudan, Muhammadiyah Junior High School 1 in Minggir, Public Junior High School 3 in Sleman, Public Junior High School 2 in Sleman, Public Junior High School 2 in Moyudan, Public Junior High School 2 in Tempel, Muhammadiyah Junior High School 1 in Godean, BOPKRI Junior High School in Godean, Kanisisus Junior High School in Kalasan, MTs Public Junior High School in Godean, Public Junior High School 3 in Godean, Kanisius Junior High School in Sleman, and Budi Mulia Junior High School in Minggir. The samples were chosen by applying purposive sampling technique. The techniques of collecting data are questionnaire and interview. The data analyzing technique for the research was descriptive statistics and one way Anova.
PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN,
GOLONGAN JABATAN, MASA KERJA, DAN USIA GURU Survei : Guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta
Kabupaten Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
NATALIA NIKEN KRISNAWATI NIM: 051334029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN,
GOLONGAN JABATAN, MASA KERJA, DAN USIA GURU Survei : Guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta
Kabupaten Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
NATALIA NIKEN KRISNAWATI NIM: 051334029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bapak tercinta Ignatius Mulyono di surga
Ibu tercinta Anastasia Painten
Saudaraku tersayang Mbak Watik, Mas Budi, Mas Anton, Mbak
Handa, dan Nita
v MOTO
Aku bisa jika aku yakin aku bisa
Pengharapan dan usaha yang keras ‘kan membawa pada impian yang nyata
Lakukan yang terbaik dan buatlah orang-orang yang kamu sayangi tersenyum bahagia
Syukuri stiap hal yang ada, smua adalah anugrah
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Natalia Niken Krisnwati
Nomor Mahasiswa : 051334029
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM
JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN
JABATAN, MASA KERJA, DAN USIA GURU
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogayakarta
viii ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN,
GOLONGAN JABATAN, MASA KERJA, DAN USIA GURU Survei : Guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta
Kabupaten Sleman
Natalia Niken Krisnawati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja; (4) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.
Penelitian ini merupakan penelitian survei pada guru-guru SMP negeri dan swasta di Kabupaten Sleman. Populasi penelitian adalah seluruh guru SMP negeri dan swasta di Kabupaten Sleman yang berjumlah 2.616 orang. Sampel penelitian adalah guru-guru SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2 Sleman, SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP Muhammadiyah 1 Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisisus Kalasan, MTs Negeri Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius Sleman, dan SMP Budi Mulia Minggir yang berjumlah 365 orang. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan one way Anova.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan (asymp. sig. sebesar 0,536 > α = 0,05 dan Fhitung sebesar 0,785 < Ftabel
sebesar 2,40); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan (asymp. sig. sebesar 0,862 > α = 0,05 dan Fhitung sebesar 0,380 < Ftabel sebesar 2,25); (3) tidak ada perbedaan
persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja (asymp. sig. sebesar 0,404 > α = 0,05 dan Fhitung sebesar 1,045 < Ftabel sebesar
ix
ABSTRACT
TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS THE FUNCTION OF TEACHER CERTIFICATE PROGRAM PERCEIVED FROM LEVEL OF
EDUCATION, OFFICIAL STRATIFICATION, PERIOD OF WORKING, AND AGE OF TEACHER
A Survey done on Public and Private Junior High School Teachers in Sleman Regency
Natalia Niken Krisnawati Sanata Dharma University
2009
The purpose of this research is to know whether there is the differences of teacher’s perseption towards the function of teacher certificate program perceived from: (1) level of education; (2) official stratification; (3) period of working; (4) age of teacher.
This study is a kind of an observation research to public and private Junior High School teachers in Sleman Regency. The sources of population in his research are 2.616 public and private Junior High School teachers in Sleman Regency. The samples were 365 teachers of Pangudi Luhur Junior High School in Moyudan, Muhammadiyah Junior High School 1 in Minggir, Public Junior High School 3 in Sleman, Public Junior High School 2 in Sleman, Public Junior High School 2 in Moyudan, Public Junior High School 2 in Tempel, Muhammadiyah Junior High School 1 in Godean, BOPKRI Junior High School in Godean, Kanisisus Junior High School in Kalasan, MTs Public Junior High School in Godean, Public Junior High School 3 in Godean, Kanisius Junior High School in Sleman, and Budi Mulia Junior High School in Minggir. The samples were chosen by applying purposive sampling technique. The techniques of collecting data are questionnaire and interview. The data analyzing technique for the research was descriptive statistics and one way Anova.
The results of the research show that there isn’t any different perception towards the function of teacher sertificate program perceived from: (1) level of education (asymp. sig. 0,536 > α = 0,05 and Fcount 0,785 < Ftable 2,40); (2) official
status (asymp. sig 0,862 > α = 0,05 and Fcount 0,380 < Ftable 2,25); (3) period of
working (asymp. sig. 0,404 > α = 0,05 and Fcount 1,045 < Ftable 1,91); and (4) age
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERSEPSI GURU
TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN, MASA
KERJA, DAN USIA GURU.”
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini
tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama, dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis di Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus
selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam
memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan
skripsi ini;
5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
6. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan
saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
xi
8. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membantu kelancaran proses belajar selama ini;
9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP
Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2 Sleman,
SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP Muhammadiyah 1
Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisisus Kalasan, MTs Negeri
Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius Sleman, dan SMP Budi
Mulia Minggir yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian;
10. Staf pengajar dan tenaga administrasi SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP
Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2 Sleman,
SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP Muhammadiyah 1
Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisisus Kalasan, MTs Negeri
Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius Sleman, dan SMP Budi
Mulia Minggir yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian;
11. Bapakku tercinta Ignatius Mulyono (Alm.), Simbok Chatarina Tukiyem
(Alm.), dan Simbah Mardi (Alm.) yang selalu mendoakanku dari surga;
12. Ibuku tercinta Anastasia Painten yang selalu memberiku kasih sayang,
kesabaran, kepercayaan, nasihat, dan dukungan doa dan materi;
13. Saudara-saudaraku tersayang: Mbak Watik, Mas Budi, Mas Anton, dan
Mbak Handa, dan Nita yang selalu memberiku kasih sayang, kesabaran,
kepercayaan, nasihat, dan dukungan doa dan materi;
14. Mas Filipus Cukup Santoso yang menjadi motivasiku untuk menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih atas kasih sayang yang tulus, kesabaran, perhatian,
segala bantuan, dan dukungan doanya (cepet lulus juga ya Mas....);
15. Keponakanku yang lucu: Vian dan Alvin ”Pinyo-pinyo” yang selalu
membuatku ceria dan kembali bersemangat;
16. Keluarga Bapak/Ibu Matheus Sujadi di Kaliwungu yang telah memberikan
dukungan doa selama menyusun skripsi;
17. Pak Kriswandi di Jakarta yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dan
xii
18. Romo Hiro yang telah memberikan motivasi, nasihat, dan dukungan doanya;
19. Mbak Kur, Pipi, Tithe, Candra, Leni, Asih, Agnez ”Cempe”, Bangkit, Iwak,
Ertyn, Mas Eka, Mas Kris, Riri, Heni, Ima, Singgih, Feri, Wulan, Tri, Indah,
Yuni, Tosu, Lisa ”Pakem”, Eka Fransiska, Katarina, Tya, Whilda, dan semua
teman angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terimakasih untuk kebersamaan selama kurang lebih empat tahun di kampus
tercinta, Universitas Sanata Dharma. Hadiah terindah yang penulis terima
saat berkenalan, berteman, bersahabat, berbagi, dan memperoleh kenangan
indah bersama kalian;
20. Riska, Sindu, Andre, Bram, Galuh, Ansyel, dan Nanil yang telah
memberikan dukungan doa, terima kasih juga untuk persahabatan kita;
21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak yang berkepentingan.
Penulis,
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
PERSEMBAHAN ... iv
MOTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL... xvii
DAFTAR LAMPIRAN... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Persepsi Guru terhadap Sertifikasi Guru... 7
1. Persepsi ... 7
2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 10
B. Tingkat Pendidikan ... 15
C. Golongan Jabatan ... 18
xiv
E. Usia Guru ... 20
F. Kerangka Teoretik... 21
1. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan... 21
2. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan... 22
3. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja... 22
4. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru... 23
G. Hipotesis... 24
BAB III METODE PENELITIAN... 25
A. Jenis Penelitian... 25
3. Teknik Penarikan Sampel ... 27
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 27
1. Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan...27
2. Variabel Tingkat Pendidikan... 31
3. Variabel Golongan Jabatan ... 32
4. Variabel Masa Kerja ... 32
5. Variabel Usia Guru ... 33
xv
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 34
1. Pengujian Validitas ... 34
2. Pengujian Reliabilitas ... 37
H. Teknik Analisis Data... 38
1. Statistik Deskriptif ... 38
2.Pengujian Prasyarat Analisis... 39
a. Pengujian Normalitas ... 39
b. Uji Homogenitas ... 39
3. Pengujian Hipotesis... 40
a. Perumusan Hipotesis... 40
b. Pengujian Hipotesis... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 43
A. SMP Pangudi Luhur Moyudan ... 43
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 74
A. Deskripsi Data... 74
1. Deskripsi Responden Penelitian ... 75
xvi
B. Analisis Data ... 87
1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 87
a. Pengujian Normalitas ... 87
b. Pengujian Homogenitas ... 91
2. Pengujian Hipotesis ... 93
a. Hipotesis 1... 93
b. Hipotesis 2... 94
c. Hipotesis 3... 95
d. Hipotesis 4... 96
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97
1. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan... 97
2. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan... 100
3. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja... 103
4. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru... 106
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 110
A. Kesimpulan ... 110
B. Keterbatasan... 111
C. Saran... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 113
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Persepsi terhadap Program
Sertifikasi Guru ... 28
Tabel 3.2. Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 31
Tabel 3.3. Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Guru terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 36
Tabel 3.4. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anova ... 41
Tabel 5.1. Sebaran Responden Penelitian ... 74
Tabel 5.2. Tingkat Pendidikan Responden ... 75
Tabel 5.3. Golongan Jabatan Responden ... 76
Tabel 5.4. Masa Kerja Responden ... 77
Tabel 5.5. Usia Responden... 78
Tabel 5.6. Interpretasi Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan... 78
Tabel 5.7. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan ... 79
Tabel 5.8. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan... 81
Tabel 5.9. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja... 83
Tabel 5.10. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru... 86
Tabel 5.11. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan ... 87
xviii
Tabel 5.13. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi
Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Ditinjau dari Masa Kerja... 89
Tabel 5.14. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru... 90
Tabel 5.15. Tabel Hasil Pengujian Homogenitas... 91
Tabel 5.16. Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 93
Tabel 5.17. Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Golongan Jabatan... 94
Tabel 5.18. Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Masa Kerja... 95
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 116
Lampiran 2. Data Validitas dan Reliabilitas... 123
Lampiran 3. Data Induk Penelitian... 129
Lampiran 4. Analisis Data ... 146
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan bahwa guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan
yang strategis dalam pembangunan nasional di bidang pendidikan. Atas
dasar amanat ini profesi guru perlu dikembangkan sebagai profesi yang
bermartabat. Sebagai tenaga profesional, guru dituntut mampu
melaksanakan sistem dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan
nasional yang dimaksud adalah mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dalam pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga
profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuktikan dengan
dimilikinya sertifikat pendidik oleh guru. Sejalan dengan hal ini,
telah merencanakan program antara lain pelaksanaan sertifikasi guru,
peningkatan kualifikasi, peningkatan kompetensi guru, pendidikan di
daerah terpencil, dan maslahat tambahan (penghargaan akhir masa bakti
bagi guru dan beasiswa bagi putra-putri guru berprestasi/berdedikasi).
Kenyataannya, program sertifikasi guru dalam jabatan masih
menimbulkan kontroversi. Pihak yang setuju dengan program sertifikasi
guru dalam jabatan berpendapat bahwa melalui program ini kesejahteraan
guru dapat ditingkatkan karena pemerintah akan memberikan tunjangan
profesi setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru. Sedangkan pihak yang
tidak setuju berpendapat bahwa untuk mendapatkan tunjangan profesi
seorang guru tidak harus memiliki sertifikat pendidik. Hal ini disebabkan
untuk memiliki sertifikat, seorang guru cukup memiliki jam terbang tinggi
dan pandai mengarsipkan dokumen sehingga memenuhi ketentuan skor
minimal dokumen portofolio.
Pandangan para guru terhadap program sertifikasi guru dalam
jabatan diduga disebabkan oleh latar belakang guru yang berbeda seperti
dalam hal tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia.
Tidak semua guru mempunyai latar belakang pendidikan yang sama.
Perbedaan tingkat pendidikan guru ini akan menimbulkan cara pandang
guru atau persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan
yang berbeda pula. Guru dengan tingkat pendidikan D4/S1 diduga akan
memiliki persepsi yang lebih positif dibandingkan guru dengan tingkat
sebagaimana disebutkan dalam Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Tahun 2007.
Selain perbedaan latar belakang pendidikan, setiap guru memiliki
golongan jabatan yang berbeda pula. Sebagaimana diungkapkan dalam
Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan bahwa guru yang lulus uji
sertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji
pokok. Hal ini akan mempengaruhi persepsi guru terhadap program
sertifikasi guru dalam jabatan. Guru dengan golongan jabatan lebih rendah
diduga akan memiliki persepsi yang lebih positif karena jika menerima
tunjangan profesi tingkat kepuasan yang dimiliki lebih tinggi
dibandingkan guru dengan golongan jabatan lebih tinggi.
Guru yang memiliki banyak pengalaman karena sudah
bertahun-tahun menjadi guru akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk lulus
uji sertifikasi dibandingkan dengan guru yang baru saja merintis kariernya.
Mereka akan lebih mampu untuk memenuhi persyaratan portofolio.
Berdasarkan Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru
dalam Jabatan Tahun 2007, masa kerja termasuk dalam kriteria
penyusunan ranking yang menjadi dasar urutan prioritas peserta sertifikasi
guru dalam jabatan. Dengan demikian, guru dengan masa kerja guru yang
berbeda dalam menjalani profesi maka diduga akan berbeda pula
Guru yang memiliki usia lebih tua secara umum memiliki persepsi
yang lebih baik daripada guru muda. Guru yang memiliki usia lebih tua
pada umumnya memiliki pengalaman mengajar lebih banyak. Dengan
demikian, seorang guru memilki kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman yang lebih terasah. Menurut Pedoman Penetapan Peserta dan
Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2007, usia termasuk
dalam kriteria penyusunan ranking yang menjadi dasar urutan prioritas
peserta sertifikasi guru dalam jabatan. Hal ini tentu saja akan
menimbulkan ‘kecemburuan’ bagi guru muda kepada guru yang lebih tua.
Hal ini menguatkan dugaan bahwa ada perbedaan persepsi terhadap
program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk
menyelidiki persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan.
Secara lebih spesifik penelitian ini mengambil judul penelitian “Persepsi
Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari
Tingkat Pendidikan, Golongan Jabatan, Masa Kerja, dan Usia Guru.”
Penelitian ini merupakan survei pada guru-guru Sekolah Menengah
Pertama Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman.
B. Batasan Masalah
Ada berbagai faktor yang berhubungan dengan persepsi guru
terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan. Penelitian ini akan
masa kerja, dan usia guru. Sedangkan cakupan dalam sertifikasi guru
dalam jabatan mencakup 4 komponen yaitu kemampuan bidang
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru
dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan?
2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru
dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan?
3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru
dalam jabatan ditinjau dari masa kerja?
4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru
dalam jabatan ditinjau dari usia guru?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap
program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap
program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap
program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru
setelah melakukan sertifikasi dan juga menjadi informasi bagi guru
yang belum mengikuti sertifikasi.
2. Bagi Dinas Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pelaksanaan dan evaluasi mengenai kebijakan
pemerintah akan program sertifikasi guru dalam jabatan.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah
dengan penyediaan tenaga pendidik yang profesional.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu literatur atau
referensi penelitian sejenis. Di samping itu dapat menjadi referensi
ilmiah sebagai hasil kajian empiris tentang persepsi guru terhadap
program sertifikasi guru dalam jabatan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi Guru terhadap Sertifikasi Guru 1. Persepsi
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Salim,
1991:1146), persepsi diartikan sebagai pandangan dari seorang atau
banyak orang akan hal atau peristiwa yang didapat atau diterima.
Davidoff (1988:232) menyatakan definisi persepsi lebih mendalam
yakni sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan
data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa
sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri
sendiri. Pendapat ini sejalan dengan Thoha (1983:141) yang
menyatakan persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh
setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik
lewat penginderaan, penglihatan, penghayatan, perasaan, dan
penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan
bahwa persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi.
Sementara dalam Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa
Indonesia (http://id.Wikipedia.org/wiki/Persepsi), persepsi diartikan
sebagai proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu
informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses
antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Menurut Chaplin
(2001) dalam Persepsi Guru Terhadap Rencana Tes Ulang Kompetensi
Keguruan di Kota Banda Aceh & Aceh Besar (http://www
acehinstitute.org/ringkasanpenelitianpersepsiguruthdrencanates.htm),
persepsi juga merupakan kesadaran intuitif mengenai kebenaran
langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu. Dari
berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
proses pemahaman, pengorganisasian, dan pandangan seseorang akan
suatu hal tertentu yang serta merta melalui panca indera.
Menurut Thoha (1983:145), persepsi memiliki subproses
sebagai berikut:
1. Stimulus
Pada tahap ini, individu memperoleh rangsangan dari suatu sumber. Rangsangan ini mungkin ditangkap oleh penginderaan individu tersebut.
2. Registrasi
Pada tahap ini, seseorang akan terpengaruh atas apa yang diinderakannya. Pada tahap registrasi, seseorang akan menerima informasi yang diinderakannya, kemudian mendata dan mendaftar semua informasi tersebut.
3. Interpretasi
Interpretasi merupakan penyebab utama dari perbedaan persepsi antar individu. Interpretasi dipengaruhi oleh cara pendalaman (learning), motivasi, dan kepribadian seseorang. Interpretasi merupakan subproses dari persepsi yang sangat penting.
4. Umpan balik (feedback)
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi
seseorang. Menurut Pareek (1984) dalam Arisandy
(http://www.journal-psyche.com), ada empat faktor utama yang
menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu:
1. Perhatian
Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.
2. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.
3. Kesediaan
Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.
4. Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.
Siagian (1989:100) juga menyatakan bahwa ada tiga faktor
yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:
1. Diri orang yang bersangkutan sendiri
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman, dan harapannya.
2. Sasaran persepsi tersebut
Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya.
3. Faktor situasi
Menurut Thoha (1983:147) faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang adalah:
1. Psikologi
Keadaan psikologi setiap individu akan mempengaruhi persepsi individu tersebut.
2. Famili
Pengaruh yang paling besar terhadap seseorang adalah keluarganya, mengingat keluarga adalah lingkungan pertama yang membentuk karakter setiap individu.
3. Kebudayaan
Kebudayaan yang berlaku di tempat seorang individu tinggal akan membentuk dan mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.
Menurut Sears (1994) dalam Sutaat (http://www.depsos.go.id/
Balatbang/Puslitbang%20UKS/2005/Sutaat.htm), ada tiga dimensi
dasar yang terkait dengan persepsi, yaitu evaluasi (baik-buruk), potensi
(kuat-lemah), dan aktivitas (aktif-pasif). Evaluasi merupakan dimensi
utama yang mendasari persepsi, di samping potensi dan aktivitas.
2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Dalam Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi
Guru dalam Jabatan (2007:3), sertifikasi guru diartikan proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar
kompetensi guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk: (1) menentukan
kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) meningkatkan proses
dan mutu hasil pendidikan, (3) meningkatkan martabat guru, (4)
meningkatkan profesionalitas guru, (5) meningkatkan kesejahteraan
Dalam Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi
Guru dalam Jabatan (2007:12) dijelaskan bahwa penentuan guru calon
peserta sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan sistem ranking
bukan berdasarkan seleksi melalui tes. Kriteria penyusunan ranking
(setelah memenuhi syarat kualifikasi akademik S1/D4) adalah: masa
kerja/pengalaman mengajar, usia, pangkat/golongan (bagi PNS), beban
mengajar, jabatan/tugas tambahan, dan prestasi kerja. Kriteria
penyusunan ranking yang menjadi dasar urutan prioritas dijelaskan
sebagai berikut:
a. Masa kerja/pengalaman mengajar
Masa kerja dihitung sejak yang bersangkutan bekerja sebagai guru baik sebagai PNS maupun non PNS.
b. Usia
Usia yang dihitung adalah usia kronologis, diperinci sampai dengan bulan supaya dapat terlihat perbedaannya.
c. Pangkat/Golongan
Kriteria ini khusus untuk guru PNS saja. Pangkat/golongan adalah pangkat/golongan yang sedang diduduki guru saat ini.
d. Beban mengajar
Beban mengajar adalah jumlah jam mengajar per minggu yang dilakukan oleh guru saat didaftarkan sebagai peserta sertifikasi guru.
e. Jabatan atau tugas tambahan
Jabatan atau tugas tambahan adalah jabatan atau tugas tambahan yang disandang oleh guru saat yang bersangkutan diusulkan mengikuti sertifikasi guru. Tugas tambahan tersebut adalah sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua program/jurusan, kepala bengkel, dan lain-lain.
f. Prestasi kerja
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan oleh Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi dan
ditetapkan pemerintah. Pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan
ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor 18
tahun 2007, yakni dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk
memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan
dalam bentuk penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas
pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap
kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.
Sebagaimana dinyatakan dalam Pedoman Penyusunan Portofolio
Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2007 (2007:3), kompetensi guru
tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional yang tertuang dalam 10 komponen penilaian portofolio
berikut ini: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3)
pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
(5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7)
karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah,
(9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10)
penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Kompetensi
pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik,
pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi
pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen
kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik.
Guru yang memiliki nilai portofolio di atas batas minimal
dinyatakan lulus penilaian portofolio dan berhak menerima sertifikat
pendidik. Namun, guru yang hasil penilaian portofolionya memperoleh
nilai kurang sedikit dari batas minimal diberi kesempatan untuk
melengkapi portofolio. Setelah lengkap guru dinyatakan lulus dan
berhak menerima sertifikat pendidik. Bagi guru yang memperoleh nilai
jauh di bawah batas minimal lulus wajib mengikuti pendidikan dan
pelatihan (diklat) profesi guru yang akan dilaksanakan oleh perguruan
tinggi yang ditetapkan oleh menteri pendidikan nasional. Pada akhir
diklat profesi guru, dilakukan ujian dengan materi uji mencakup
4(empat) kompetensi guru yang mencakup bidang pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Bagi guru yang lulus ujian berhak
menerima sertifikat pendidik, dan guru yang belum lulus diberi
kesempatan untuk mengulang materi diklat yang belum lulus sebanyak
2 (dua) kali kesempatan.
Dalam Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi
Guru dalam Jabatan (2007:4) dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan
sertifikasi guru dalam jabatan dianut beberapa prinsip, yaitu:
a. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel
proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.
b. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru
Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (non PNS/swasta). Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
c. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis
Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan efesien harus direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Kompetensi guru mencakup empat kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, sedangkan standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan menjadi kompetensi guru TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran. Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru, perlu dilakukan uji kompetensi melalui penilaian portofolio.
e. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah
Sebagaimana dinyatakan dalam Pedoman Sertifikasi Guru
dalam Jabatan (2007:1), sertifikasi guru dalam jabatan sebagai upaya
peningkatan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan
guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu
pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan
kesejahteraan guru berupa pemberian tunjangan profesi sebesar satu
kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan
tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil
(PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil
(swasta).
B. Tingkat Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Mulyono, 1990:204),
pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Siagian (1984:175) menyatakan
definisi pendidikan sebagai keseluruhan proses, teknik, dan metoda
belajar-mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari
seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan dapat dibagi
a. Pendidikan Formal
Yaitu jalur pendidikan yang dilaksanakan secara terencana dan
terorganisir yang mengarahkan pembelajaran anak untuk memperoleh
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang
menunjang perkembangan. Jenjang pendidikan formal antara lain:
1) Pendidikan Dasar
Yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
3) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
b. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan
pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Misalnya berbentuk
kursus-kursus.
c. Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas
dan sistematis yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan,
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
LPTK mempunyai empat macam program pendidikan guru
(Sahertian, 1994:68), yaitu:
1. Program non-gelar (program Diploma) dengan rincian sebagai
berikut:
a. Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun.
b. Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun.
c. Program Diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun.
2. Program Gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1), dengan lama studi
3. Program Pasca Sarjana (S2), dengan lama studi 6-9 tahun.
4. Program Doktor (S3), dengan lama studi 8-11 tahun.
C. Golongan Jabatan
Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Salim, 1991:482),
golongan adalah kelompok dan jabatan adalah pekerjaan/kedudukan dalam
suatu organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah
kelompok pekerjaan/kedudukan dalam suatu organisasi. Sedangkan
Samana (1994:80) menyatakan bahwa jabatan guru adalah jabatan
fungsional, yang perkembangan kariernya lebih didasarkan pada disiplin
kerja serta prestasi kerja. Berikut ini merupakan matriks perjenjangan
jabatan, pangkat, dan golongan ruang dari profesi guru, yang sekaligus
menjadi arah perkembangan karier guru.
NO. JABATAN GURU PANGKAT DAN GOLONGAN RUANG
Guru Pratama Tingkat I
Guru Muda
Guru Muda Tingkat I
Guru Madya
Guru Madya Tingkat I
Guru Dewasa
Guru Dewasa Tingkat I
Guru Pembina
Guru Pembina Tingkat I
Guru Utama Muda
Pengatur Muda, II/a
Pengatur Muda Tingkat I, II/b
Pengatur, II/c
Pengatur Tingkat I, II/d
Penata Muda, III/a
Penata Muda Tingkat I, III/b
Penata, III/c
Penata Tingkat I, III/d
Pembina, IV/a
Pembina Tingkat I, IV/b
12.
13.
Guru Utama Madya
Guru Utama
Pembina Utama Madya, IV/d
Pembina Utama, IV/e
Pasal 11 ayat (4) Peraturan Menteri No. 11 Tahun 2002 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 2000 Pengadaan
Pegawai Negeri Sipil menetapkan golongan ruang bagi Pegawai Negeri
Sipil (PNS), yaitu:
a. Golongan ruang I/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Dasar atau yang setingkat;
b. Golongan ruang I/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang setingkat;
c. Golongan ruang II/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Diploma I, atau yang setingkat;
d. Golongan ruang II/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II;
e. Golongan ruang II/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III;
f. Golongan ruang III/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV;
g. Golongan ruang III/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara,
h. Golongan ruang III/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Doktor (S3).
D. Masa Kerja
Masa kerja adalah masa guru melaksanakan tugas sebagai pendidik
pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga
yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok masyarakat
tentang sertifikasi guru (2007:11), masa kerja dihitung selama seseorang
menjadi guru. Bagi guru PNS masa kerja dihitung mulai dari
diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasarkan SK
CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar
yang dibuktikan dengan surat keputusan dari sekolah berdasarkan surat
pengangkatan dari yayasan.
E. Usia Guru
Usia adalah masa antara kelahiran dan tanggal sekarang, umur
(Salim, 1991:696). Menurut Wikipedia Indonesia (http://id.wikipwedia.
org/wiki/Umur), umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu
keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang
mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia
lahir hingga waktu umur itu dihitung. Usia guru adalah umur seorang guru
saat ia masih melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan
tertentu.
Menurut Hidayat (http://nursyifa.hypermart.net/kisah%20kisah/
untukapamanusiadiberiumur.htm), ada 3 (tiga) macam umur yaitu:
a. Umur yang bersifat kronologis. Umur ini dihitung berapa banyak kalender dihabiskan. Umur yang bersifat kronologis tidak mengenal kata surut, progres terus. Tidak akan kembali waktu yang sudah berlalu.
b. Umur berdimensi intelektual psikologis. Yaitu bisa saja seseorang secara kronologis sudah tua, tapi pendidikannya rendah, tidak berkembang emosinya, maka seperti anak-anak.
E. Kerangka Teoretik
1. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Pandangan guru terhadap program sertifikasi guru dalam
jabatan diduga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.
Pandangan guru diduga akan berbeda pada latar belakang pendidikan
formal guru yang berbeda. Secara umum, pendidikan formal seseorang
dapat diklasifikasi dalam berbagai jenjang yaitu SD, SMP, SMA, dan
Perguruan Tinggi.
Berdasarkan Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun
2007, untuk dapat mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan, pendidikan
formal minimal yang harus dimiliki seorang guru adalah D4/S1.
Seorang guru dengan latar pendidikan formal D4/S1 karenanya diduga
kuat akan memiliki persepsi lebih positif terhadap program sertifikasi
guru dalam jabatan jika dibandingkan dengan guru yang berlatar
pendidikan D3, D2, maupun di bawah D2. Hal ini disebabkan karena
guru yang masih berpendidikan formal D3, D2, maupun di bawah D2
harus menempuh pendidikan lebih lanjut untuk memperoleh gelar
akademik jenjang D4/S1 apabila menginginkan dapat mengikuti
program sertifikasi. Guru yang berlatar belakang pendidikan D3, D2,
maupun di bawah D2 akan memiliki persepsi yang kurang positif
karena mereka belum dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan dalam
2. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan
Dalam Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2007
dijelaskan bahwa guru yang lulus uji sertifikasi akan mendapatkan
tunjangan profesi setara dengan satu kali gaji pokok. Pada
kenyataannya, setiap guru mempunyai golongan jabatan yang
berbeda-beda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi guru terhadap program
sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang masih memiliki golongan
jabatan lebih rendah diduga akan memiliki persepsi yang lebih positif
karena jika menerima tunjangan profesi tingkat kepuasan yang dimiliki
lebih tinggi dibandingkan guru dengan golongan jabatan lebih tinggi.
Sedangkan bagi guru yang memiliki golongan jabatan lebih tinggi, hal
ini dianggap sudah biasa karena kesejahteraan mereka sudah terjamin
sebelum mereka mengikuti program sertifikasi guru dalam jabatan.
3. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18
Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan, pelaksanaan
sertifikasi dilakukan melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian
portofolio yang mencakup 10 (sepuluh) komponen, antara lain:
kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan
keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang
kependidikan dan sosial, dan penghargaan yang relevan dengan bidang
pendidikan. Berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam
Jabatan (2007:12) tampak bahwa guru yang mempunyai masa kerja
banyak akan lebih diprioritaskan dibandingkan guru yang memiliki
masa kerja sedikit. Jadi, mengingat setiap guru memiliki masa kerja
yang berbeda-beda maka diduga kuat mereka akan mempunyai
perbedaan persepsi terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan.
Guru yang memiliki masa kerja lebih banyak akan lebih diprioritaskan
dan akan menyebabkan timbulnya persepsi yang lebih positif.
Sebaliknya, guru dengan masa kerja yang sedikit kurang diprioritaskan
dan persepsi yang dimiliki kurang positif.
4. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru
Menurut Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan
Sertifikasi Guru dalam Jabatan, usia termasuk dalam penentuan kriteria
peserta sertifikasi guru dalam jabatan. Proses rekruitmen peserta
sertifikasi dimulai dengan menyusun daftar guru yang memenuhi
persyaratan sertifikasi. Setelah itu, Dinas Kabupaten/Kota melakukan
ranking calon peserta kualifikasi. Usia guru merupakan kriteria
penentuan ranking kedua setelah masa kerja. Dengan adanya
kuat akan memiliki persepsi lebih positif karena mereka lebih
diprioritaskan. Sedangkan guru yang berusia lebih muda akan memiliki
persepsi kurang positif karena mereka harus sabar menanti hingga
mereka diprioritaskan sebagai peserta sertifikasi.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap
pertanyaan penelitian. Berdasarkan kerangka teoretik di atas, maka
dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.
2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari golongan jabatan.
3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari masa kerja.
4. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam
25 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei. Penelitian survei adalah
penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala
yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu
daerah (Hasan, 2004:8). Menurut Arikunto (2000:312), penelitian survei
dimaksudkan untuk mengetahui pendapat masyarakat. Dalam penelitian
ini dimaksudkan untuk menyelidiki persepsi guru terhadap program
sertifikasi guru dalam jabatan yang ditinjau dari tingkat pendidikan,
golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan pada SMP Negeri dan SMP Swasta di
Kabupaten Sleman, yaitu: SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP
Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2
Sleman, SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP
Muhammadiyah 1 Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisius
Kalasan, MTs Negeri Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan
bulan November 2008.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan bagian yang terlibat dan terkait dalam
suatu penelitian. Subyek penelitian ini adalah guru-guru SMP Negeri
dan SMP Swasta di Kabupaten Sleman.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi pusat atau titik
perhatian dalam suatu penelitian. Obyek penelitian ini adalah persepsi
guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat
pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri dan SMP
Swasta di Kabupaten Sleman. Jumlah populasi penelitian adalah 2.616
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:131). Dalam penelitian ini, sampel penelitian yang akan
digunakan adalah sebagian guru SMP Negeri dan SMP Swasta di
Kabupaten Sleman. Jumlah sampel penelitian adalah 365 guru.
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 1999:78). Teknik ini dilakukan karena
mempertimbangkan karakteristik guru yang berasal dari SMP yang
berbeda. Mengingat demikian, maka peneliti mengambil sampel
guru-guru di 13 SMP (6 SMP Negeri dan 7 SMP Swasta) di Kabupaten
Sleman. Pertimbangan dipilihnya 13 sekolah tersebut adalah adanya
keterwakilan masing-masing status sekolah tempat guru mengajar.
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam
Jabatan
Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan adalah
suatu tanggapan guru terhadap suatu keyakinan yang ditangkap
melalui penglihatan dan pendengaran tentang isu-isu yang
berkembang, mengenai program sertifikasi guru dalam jabatan, yang
kemudian akan terefleksi melalui sikap dan perilaku terhadap program
sertifikasi guru dalam jabatan tersebut. Sertifikasi guru dalam jabatan
mencakup 4 dimensi yaitu: a. kompetensi bidang pedagogik,
b. kompetensi bidang kepribadian, c. kompetensi bidang sosial, dan
d. kompetensi bidang profesional. Berikut ini disajikan tabel
operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi
guru dalam jabatan:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Persepsi terhadap Program Sertifikasi Guru
Dimensi Indikator No. Pernyataan
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
5
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
1, 11
3. Mengembangkan kurikulum
yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
6, 10
4. Menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik.
7, 26
5. Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
3, 29 Kompetensi
Bidang Pedagogik
6. Memfasilitasi pengembangan
potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
2. Menampilkan diri sebagai
pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Menampilkan diri sebagai
pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4. Menunjukkan etos kerja,
tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
Kompetensi Bidang Sosial
1. Bersifat inklusif, bertindak
objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agam, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas
di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
21
1. Menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi
dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
3. Mengembangan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi
Pengukuran variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi
guru dalam jabatan didasarkan pada indikator-indikatornya. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Berikut ini disajikan tabel
skoring berdasarkan Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.2
Skoring Berdasarkan Skala Likert Skor Kriteria Jawaban Pernyataan
Positif
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju ( SS ) 4 1
Setuju ( S ) 3 2
Tidak Setuju ( TS ) 2 3
Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1 4
2. Variabel Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan
formal terakhir yang diselesaikan oleh guru. Pemberian skor untuk
variabel tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:
a. < D2 Skor 1
b. D2 Skor 2
c. D3 Skor 3
d. D4 / S1 Skor 4
3. Variabel Golongan Jabatan
Golongan jabatan guru adalah kelompok atau jabatan pekerjaan guru
dalam suatu organisasi keguruan. Pemberian skor golongan jabatan
guru dalam penelitian ini tampak seperti dalam tabel berikut:
a. Pengatur Muda, II/a Skor 1
b. Pengatur Muda Tingkat I, II/b Skor 2
c. Pengatur, II/c Skor 3
d. Pengatur Tingkat I, II/d Skor 4
e. Penata Muda, III/a Skor 5
f. Penata Muda Tingkat I, III/b Skor 6
g. Penata, III/c Skor 7
h. Penata Tingkat I, III/d Skor 8
i. Pembina, IV/a Skor 9
j. Pembina Tingkat I, IV/b Skor 10
k. Pembina Utama Muda, IV/c Skor 11
l. Pembina Utama Madya, IV/d Skor 12
m. Pembina Utama, IV/e Skor 13
4. Variabel Masa Kerja
Masa kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masa guru
melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu
sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari
pendidikan). Pemberian skor untuk variabel masa kerja adalah sebagai
berikut:
a. < 2 tahun Skor 1
b. 2-4 tahun Skor 2
c. 5-7 tahun Skor 3
d. 8-10 tahun Skor 4
e. 11-13 tahun Skor 5
f. 14-16 tahun Skor 6
g. 17-19 tahun Skor 7
h. 20-22 tahun Skor 8
i. 23-25 tahun Skor 9
j. > 25 tahun Skor 10
5. Variabel Usia Guru
Usia guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umur seorang
guru saat ia masih melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan
pendidikan tertentu. Pemberian skor untuk variabel usia guru adalah
sebagai berikut:
a. < 25 tahun Skor 1
b. 25-35 tahun Skor 2
c. 36-45 tahun Skor 3
d. 46-55tahun Skor 4
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan
sejumlah daftar pertanyaan maupun pernyataan yang disusun secara
tertulis berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam
penelitian, peneliti melibatkan responden untuk mengisi dengan
jawaban yang sesuai keadaan responden yang sebenarnya. Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi guru
terhadap program sertifikasi guru, tingkat pendidikan, golongan
jabatan, masa kerja, dan usia guru.
2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan mengumpulkan data dengan cara bertanya
langsung kepada narasumber. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah dan data lain
yang dapat dipakai sebagai pelengkap.
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Pengujian Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan
berdasarkan uji korelasi product moment dari Karl Pearson dengan
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan
menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang
diukur. Selanjutnya nilai koefisien korelasi ini dibandingkan dengan
nilai r korelasi Product Moment pada tabel dengan dk = n-2 dan taraf
signifikansi 5%. Jika nilai rhitung lebih besar dari pada nilai rtabel, maka
butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan begitu pula
sebaliknya.
Uji validitas terhadap item-item pertanyaan variabel persepsi
guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan pada
guru-guru sekolah menengah pertama di luar yang menjadi sampel
penelitian ini. Rangkuman uji validitas untuk variabel persepsi guru
terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut
Tabel 3.3
Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
Butir No. Corrected
Item-Total Correlation
r
tabel Status1. 0,313 0,279 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada
variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan
sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan membandingkan
nilai- nilai koefisien rhitungmasing-masing butir dengan nilai koefisien
rtabel. Dengan jumlah data sebanyak (n) sebanyak 50 responden dan
derajat keyakinan 5 % atau 0,05 maka diperoleh nilai rtabel sebesar
0,279 (Hadi, 1984:359). Dari hasil pengujian diperoleh bahwa
keseluruhan nilai koefisien rhitung lebih besar dari pada rtabel (rhitung>
rtabel = 0,279). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
butir pertanyaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan
adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Alat ukur
dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil
yang tetap meskipun digunakan kapanpun. Untuk mengetahui
koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha