• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

2. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam

Dalam Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2007 dijelaskan bahwa guru yang lulus uji sertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi setara dengan satu kali gaji pokok. Pada kenyataannya, setiap guru mempunyai golongan jabatan yang berbeda-beda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang masih memiliki golongan jabatan lebih rendah diduga akan memiliki persepsi yang lebih positif karena jika menerima tunjangan profesi tingkat kepuasan yang dimiliki lebih tinggi dibandingkan guru dengan golongan jabatan lebih tinggi. Sedangkan bagi guru yang memiliki golongan jabatan lebih tinggi, hal ini dianggap sudah biasa karena kesejahteraan mereka sudah terjamin sebelum mereka mengikuti program sertifikasi guru dalam jabatan.

3. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan, pelaksanaan sertifikasi dilakukan melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio yang mencakup 10 (sepuluh) komponen, antara lain: kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi,

keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan (2007:12) tampak bahwa guru yang mempunyai masa kerja banyak akan lebih diprioritaskan dibandingkan guru yang memiliki masa kerja sedikit. Jadi, mengingat setiap guru memiliki masa kerja yang berbeda-beda maka diduga kuat mereka akan mempunyai perbedaan persepsi terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang memiliki masa kerja lebih banyak akan lebih diprioritaskan dan akan menyebabkan timbulnya persepsi yang lebih positif. Sebaliknya, guru dengan masa kerja yang sedikit kurang diprioritaskan dan persepsi yang dimiliki kurang positif.

4. Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru

Menurut Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan, usia termasuk dalam penentuan kriteria peserta sertifikasi guru dalam jabatan. Proses rekruitmen peserta sertifikasi dimulai dengan menyusun daftar guru yang memenuhi persyaratan sertifikasi. Setelah itu, Dinas Kabupaten/Kota melakukan ranking calon peserta kualifikasi. Usia guru merupakan kriteria penentuan ranking kedua setelah masa kerja. Dengan adanya mekanisme rekruitmen tersebut, guru yang berusia lebih tua diduga

kuat akan memiliki persepsi lebih positif karena mereka lebih diprioritaskan. Sedangkan guru yang berusia lebih muda akan memiliki persepsi kurang positif karena mereka harus sabar menanti hingga mereka diprioritaskan sebagai peserta sertifikasi.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan penelitian. Berdasarkan kerangka teoretik di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

4. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei. Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Hasan, 2004:8). Menurut Arikunto (2000:312), penelitian survei dimaksudkan untuk mengetahui pendapat masyarakat. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan yang ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan pada SMP Negeri dan SMP Swasta di Kabupaten Sleman, yaitu: SMP Pangudi Luhur Moyudan, SMP Muhammadiyah 1 Minggir, SMP Negeri 3 Sleman, SMP Negeri 2 Sleman, SMP Negeri 2 Moyudan, SMP Negeri 2 Tempel, SMP Muhammadiyah 1 Godean, SMP BOPKRI Godean, SMP Kanisius Kalasan, MTs Negeri Godean, SMP Negeri 3 Godean, SMP Kanisius Sleman, dan SMP Budi Mulia Minggir

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan November 2008.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan bagian yang terlibat dan terkait dalam suatu penelitian. Subyek penelitian ini adalah guru-guru SMP Negeri dan SMP Swasta di Kabupaten Sleman.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi pusat atau titik perhatian dalam suatu penelitian. Obyek penelitian ini adalah persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri dan SMP Swasta di Kabupaten Sleman. Jumlah populasi penelitian adalah 2.616 guru.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Dalam penelitian ini, sampel penelitian yang akan digunakan adalah sebagian guru SMP Negeri dan SMP Swasta di Kabupaten Sleman. Jumlah sampel penelitian adalah 365 guru.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999:78). Teknik ini dilakukan karena mempertimbangkan karakteristik guru yang berasal dari SMP yang berbeda. Mengingat demikian, maka peneliti mengambil sampel guru-guru di 13 SMP (6 SMP Negeri dan 7 SMP Swasta) di Kabupaten Sleman. Pertimbangan dipilihnya 13 sekolah tersebut adalah adanya keterwakilan masing-masing status sekolah tempat guru mengajar.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam

Jabatan

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan adalah suatu tanggapan guru terhadap suatu keyakinan yang ditangkap melalui penglihatan dan pendengaran tentang isu-isu yang berkembang, mengenai program sertifikasi guru dalam jabatan, yang akan membentuk suatu konsep diri dalam menyatakan keinginan yang

kemudian akan terefleksi melalui sikap dan perilaku terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan tersebut. Sertifikasi guru dalam jabatan

mencakup 4 dimensi yaitu: a. kompetensi bidang pedagogik, b. kompetensi bidang kepribadian, c. kompetensi bidang sosial, dan d. kompetensi bidang profesional. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Persepsi terhadap Program Sertifikasi Guru

Dimensi Indikator No. Pernyataan

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

5

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

1, 11

3. Mengembangkan kurikulum

yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

6, 10

4. Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik.

7, 26

5. Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 3, 29 Kompetensi Bidang Pedagogik 6. Memfasilitasi pengembangan

potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian

dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif

untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 8, 30 12 13 14, 27 Kompetensi Bidang Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

2. Menampilkan diri sebagai

pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Menampilkan diri sebagai

pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4. Menunjukkan etos kerja,

tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 16 17 18 19, 31 20

Kompetensi Bidang Sosial

1. Bersifat inklusif, bertindak

objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agam, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas

di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

21 22, 30 23 24, 30 Kompetensi Bidang Profesional

1. Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi

dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

3. Mengembangan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri 2 9 15 28 4

Pengukuran variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan didasarkan pada indikator-indikatornya. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Berikut ini disajikan tabel skoring berdasarkan Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.2

Skoring Berdasarkan Skala Likert Skor Kriteria Jawaban Pernyataan

Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju ( SS ) 4 1 Setuju ( S ) 3 2 Tidak Setuju ( TS ) 2 3

Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1 4

2. Variabel Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh guru. Pemberian skor untuk variabel tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:

a. < D2 Skor 1

b. D2 Skor 2

c. D3 Skor 3

d. D4 / S1 Skor 4

3. Variabel Golongan Jabatan

Golongan jabatan guru adalah kelompok atau jabatan pekerjaan guru dalam suatu organisasi keguruan. Pemberian skor golongan jabatan guru dalam penelitian ini tampak seperti dalam tabel berikut:

a. Pengatur Muda, II/a Skor 1

b. Pengatur Muda Tingkat I, II/b Skor 2

c. Pengatur, II/c Skor 3

d. Pengatur Tingkat I, II/d Skor 4

e. Penata Muda, III/a Skor 5

f. Penata Muda Tingkat I, III/b Skor 6

g. Penata, III/c Skor 7

h. Penata Tingkat I, III/d Skor 8

i. Pembina, IV/a Skor 9

j. Pembina Tingkat I, IV/b Skor 10

k. Pembina Utama Muda, IV/c Skor 11

l. Pembina Utama Madya, IV/d Skor 12

m. Pembina Utama, IV/e Skor 13

4. Variabel Masa Kerja

Masa kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masa guru melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara

pendidikan). Pemberian skor untuk variabel masa kerja adalah sebagai berikut: a. < 2 tahun Skor 1 b. 2-4 tahun Skor 2 c. 5-7 tahun Skor 3 d. 8-10 tahun Skor 4 e. 11-13 tahun Skor 5 f. 14-16 tahun Skor 6 g. 17-19 tahun Skor 7 h. 20-22 tahun Skor 8 i. 23-25 tahun Skor 9 j. > 25 tahun Skor 10

5. Variabel Usia Guru

Usia guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umur seorang guru saat ia masih melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu. Pemberian skor untuk variabel usia guru adalah sebagai berikut: a. < 25 tahun Skor 1 b. 25-35 tahun Skor 2 c. 36-45 tahun Skor 3 d. 46-55tahun Skor 4 e. >55 tahun Skor 5

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan maupun pernyataan yang disusun secara tertulis berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian, peneliti melibatkan responden untuk mengisi dengan jawaban yang sesuai keadaan responden yang sebenarnya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi guru terhadap program sertifikasi guru, tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru.

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan mengumpulkan data dengan cara bertanya langsung kepada narasumber. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah dan data lain yang dapat dipakai sebagai pelengkap.

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Pengujian Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan berdasarkan uji korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus (Arikunto, 2000:225):

∑ ∑

− = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan : N = Total responden Y = Total item

X = Total dari setiap item

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya nilai koefisien korelasi ini dibandingkan dengan nilai r korelasi Product Moment pada tabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikansi 5%. Jika nilai rhitung lebih besar dari pada nilai rtabel, maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan begitu pula sebaliknya.

Uji validitas terhadap item-item pertanyaan variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan pada guru-guru sekolah menengah pertama di luar yang menjadi sampel penelitian ini. Rangkuman uji validitas untuk variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut (lampiran 2 halaman 127):

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Butir No. Corrected

Item-Total Correlation

r

tabel Status

1. 0,313 0,279 Valid 2. 0,487 0,279 Valid 3. 0,430 0,279 Valid 4. 0,350 0,279 Valid 5. 0,568 0,279 Valid 6. 0,620 0,279 Valid 7. 0,712 0,279 Valid 8. 0,586 0,279 Valid 9. 0,725 0,279 Valid 10. 0,549 0,279 Valid 11. 0,637 0,279 Valid 12. 0,734 0,279 Valid 13. 0,717 0,279 Valid 14. 0,733 0,279 Valid 15. 0,738 0,279 Valid 16. 0,607 0,279 Valid 17. 0,724 0,279 Valid 18. 0,682 0,279 Valid 19. 0,552 0,279 Valid 20. 0,619 0,279 Valid 21. 0,707 0,279 Valid 22. 0,732 0,279 Valid 23. 0,586 0,279 Valid 24. 0,665 0,279 Valid 25. 0,586 0,279 Valid 26. 0,730 0,279 Valid 27. 0,599 0,279 Valid 28. 0,645 0,279 Valid 29. 0,536 0,279 Valid 30. 0,372 0,279 Valid 31. 0,665 0,279 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh satu butir pertanyaan adalah

sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan membandingkan nilai- nilai koefisien rhitungmasing-masing butir dengan nilai koefisien rtabel. Dengan jumlah data sebanyak (n) sebanyak 50 responden dan derajat keyakinan 5 % atau 0,05 maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,279 (Hadi, 1984:359). Dari hasil pengujian diperoleh bahwa keseluruhan nilai koefisien rhitung lebih besar dari pada rtabel (rhitung> rtabel = 0,279). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil yang tetap meskipun digunakan kapanpun. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2000:236):

( )

⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − =

2 2 11 1 1 t b k k r

σ

σ

Dimana: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

2

b

σ = jumlah varian butir

2

t

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai koefisien Cronbach Alpha > 0, 60 (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2001:42). Jadi jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari pada 0,60, maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan begitu pula sebaliknya.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan rumus SPSS

15.0 for Windows Evaluation Version. Dari tiga puluh satu butir

pertanyaan pada variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan diperoleh nilai koefisien alpha (r11) sebesar 0,950. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai

koefisien alpha dengan 0,60. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa

nilai koefisien alpha tersebut lebih besar daripada nilai 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan dapat dikatakan reliabel.

H. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan data dari hasil pengumpulan data penelitian lapangan yang meliputi responden, variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia

guru. Maka untuk keperluan deskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel.

2. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Pengujian Normalitas

Untuk mengetahui apakah data masing–masing variabel berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Pengujian normalitas yang digunakan adalah dengan uji Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga Fo (Xi) –

SN terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji

Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

D=MaxFo

( )

XiSN

( )

Xi Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo (Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan SN (Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Pengambilan keputusan :

Jika nilai Asymp. Sig. < taraf nyata (0,05), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan tidak normal.

Jika nilai Asymp. Sig. > taraf nyata (0,05), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian ini digunakan untuk membuktikan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok yang berdistribusi normal. Pengujian

ini dilakukan sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian. Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah Levene

tes (Hair, Joseph F Jr et al, 1998:74) dengan SPSS 15.0 for

Windows Evaluation Version. Jika tidak terdapat perbedaan variansi di antara kelompok sampel, maka dapat dikatakan sampel tersebut homogen (probabilitas > taraf signifikan 5%). Sedangkan apabila ada perbedaan variansi di antara kelompok sampel, maka dapat dikatakan sampel tersebut tidak homogen (probabilitas < taraf signifikan 5%).

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pertama mengenai persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan dilakukan dengan langkah-langkah:

a. Perumusan hipotesis

H01: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

b. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesisnya menggunakan analisis varians satu arah (one way ANOVA). Pengujian dengan

ANOVA menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh:

a) Taraf nyata atau signifikan (α) = 5%

b) Derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari : Numerator = k – 1

Denumerator = N – k

Berikut ini disajikan rumus unsur tabel persiapan ANOVA: Tabel 3.4

Rumus Unsur Tabel Persiapan ANOVA Sumber Variasi (SV) Jumlah Kuadrat (JK) Derajat Kebebasan (db) Mean Kuadrat (MK) F Kelompok (K) JK nX NXT K K K ∑ ∑ = 2 2 ( ) ) ( 1 .b =K d K K K K db JK MK = d K o MK MK F = Dalam (d) JKd =JKTJKK dbd=NK d D D db JK MK = Total (T) N X X JKT =

T

T 2 2 ( ) 1 =N dbT Keterangan:

nk = jumlah subyek dalam kelompok

K = banyaknya kelompok

N = jumlah subyek seluruhnya

N XT

)2

( = faktor koreksi yang muncul berkali-kali

JKT = jumlah kuadrat total

JKk = jumlah kuadrat kelompok

JKd = jumlah kuadrat dalam

dbk = derajat kebebasan kelompok

dbd = derajat kebebasan dalam

MKk = mean kuadrat kelompok

MKd = mean kuadrat dalam

c. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan Fhitung

dengan Ftabel adalah:

• Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima

• Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak

Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu :

• Jika nilai probabilitas (Asymp. Sig.) > taraf nyata (0,05), maka H0 diterima.

• Jika nilai probabilitas (Asymp. Sig.) < taraf nyata (0,05), maka H0 ditolak.

Catatan: Perumusan dan pengujian hipotesis serta pengambilan kesimpulan untuk variabel golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas.

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. SMP Pangudi Luhur Moyudan

1. Visi Sekolah

Meningkatkan prestasi dengan berwawasan iptek dan berdasarkan iman kristiani.

Indikator:

a. Meningkatkan prestasi akademik; b. Meningkatkan bidang komunikas; c. Melestarikan kegiatan kesenian; d. Meningkatkan kegiatan keolahragaan; e. Meningkatkan kegiatan keterampilan; f. Meningkatkan kegiatan keagamaan; g. Membudayakan sikap dan perilaku sopan;

h. Memiliki lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif; i. Meningkatkan kepercayaan dari masyarakat.

2. Misi Sekolah

a. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki peserta didik;

b. Mendorong dan membantu peserta didik untuk mengenali potensi dirinya agar dapat berkomunikasi dengan dengan baik;

c. Melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya bangsa;

d. Menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan untuk berprestasi di bidang olahraga;

e. Mengembangkan budaya kompetitif bagi peserta didik dalam upaya peningkatan prestasi akademik, non akademik;

f. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan memiliki budi pekerti yang luhur;

g. Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, tertib, bersih, indah, kondusif untuk belajar (aman).

3. Tujuan Sekolah

Mengingat visi merupakan tujuan jangka panjang maka tujuan yang akan dicapai selama 5 tahun mendatang adalah:

Pada akhir tahun pelajaran 2009/2010 :

a. Peningkatan skor GSA mata pelajaran dari + 0,1 menjadi + 0,5; b. Meraih juara berkomunikasi dengan bahasa Jawa tingkat

Kabupaten;

c. Meraih kejuaraan lomba berkomunikasi dengan bahasa Inggris tingkat Kabupaten;

d. Menjadi kehuaraan lomba Majalah dinding tingkat Kabupaten;

e. Beberapa siswa terpanggil menjadi biarawan/biarawati, rohaniawan/ rohaniwati;

f. Sembilan puluh lima persen siswa memiliki sikap perilaku yang baik;

g. Memiliki tim Bola basket yang mampu meraih kejuaraan; h. Tim Bola Volly berprerstasi di tingkat Kabupaten;

i. Tim Seni Tari meraih kejuaraan dan atau tampil di tingkat Kabupaten;

j. Tim Vokalia menjadi juara tingkat I Kabupaten dan Propinsi; k. Sembilan puluh persen siswa menguasai keterampilan komputer

Program Windows;

l. Regu Pramuka mampu tampil di tingkat Kabupaten;

m. Sembilan puluh lima persen lingkungan sekolah tertata nyaman dan kondusif untuk belajar;

n. Pemerintah dan masyarakat percaya atas bentuk-bentuk pelayanan sekolah;

o. Memiliki Ruang Multimedia, dan Ruang Keterampilan yang representatif dan memanfaatkan secara optimal;

p. Peningkatan pelayanan Perpustakaan yang optimal dan dapat mempertahankan juara I minat baca tingkat kabupaten dan propinsi.

4. Program Strategis dalam Pencapaian Tujuan Sekolah a. Menjaring siswa tamatan SD yang berkualitas;

b. Meningkatkan dinamika dan kualitas KBM, bimbingan, dan pelatihan;

c. Meningkatkan prestasi siswa baik akademik maupun nonakademik;

d. Meningkatkan layanan bimbingan budi pekerti melalui kegiatan pembiasaan;

e. Mengadakan sarana dan prasarana untuk mewujudkan standar fasilitas;

f. Meningkatkan layanan administrasi kesiswaan, kepegawaian, dan administrasi umum lainnya;

g. Menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah;

h. Meningkatkan layanan informasi kepada masyarakat dan pemerintah;

i. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan, peningkatan pemeliharaan taman dan halaman sekolah, serta kamar mandi dan WC.

5. Strategi Pelaksanaan

a. Memantapkan managemen sekolah; b. Mengembangkan kinerja profesional guru; c. Menumbuhkan inovasi pembelajaran;

d. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar; e. Meningkatkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat. 6. Daftar Guru

No. Kode Nama Guru

1. A Drs. F.A. Budiyono 2. B Drs. Y. Junianto 3. C Y.A. Soemarno

4. D Ag.Y. Dwi Ambarwati, S.Pd. 5. E C.A. Siti Bugiati, S.Pd. 6. F Anton Sarjono, B.A. 7. G F.X. Purwanto, S.Pd. 8. H B. Slamet, S.Pd.

9. I Yakobus Wisnu Utaya, S.Pd. 10. J L. Paryati, S.Pd.

11. K Th. Sri Rahayu, S.Pd. 12. L F.X. Iwan Setya Aji, S.T. 13. M Christina Maryanti, S.Pd. 14. N Chatarina Yeni Farita, S.Pd. 15. O Br. Tarsisius, FIC

B. SMP Muhammadiyah 1 Minggir

1. Visi Sekolah

Mewujudkan lulusan yang kuat imannya, kuat ilmunya dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai makhluk pribadi dan sosial

Dokumen terkait