viii
ABSTRAK
PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
Studi Kasus Pada Guru SD di Kecamatan Kalibawang
Kabupaten Kulon Progo
Adi Priyono 051334081
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan guru dalam program sertifikasi; (2) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan gur u dalam sosialisasi program sertifikasi; (3) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian guru.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kalibawang Kulon Progo. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD se Kecamatan Kalibawang. Teknik pengumpulan data yang digunakan kuesioner. Teknik analisis data penelitian digunakan uji Chi-Square.
ix
ABSTRACT
TEACHERS’ UNDERSTANDING TOWARDS PORTFOLIO ASSESSMENT
OF TEACHERS’ PROFESSIONAL CERTIFICATION
A Case Study on Elementary School Teachers in Kalibawang District Kulon Progo Regency
Adi Priyono 051334081
Sanata Dharma University Yogyakarta
2010
This study is aims to find out teachers’ understanding towards the assessment of teachers’ professiona l certification perceived from: (1) their participation on certification program; (2) their participation on the socialization of certification program; (3) their status as civil servants.
This study was conducted in Kalibawang District, Kulon Progo Regenc y. Population for this study was the elementary teachers covered in Kalibawang District. Data gathering technique was questionnaire. Data analyzing technique was Chi-Square Test.
PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
Studi Kasus Pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
oleh: ADI PRIYONO
051334081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
Studi Kasus Pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
oleh: ADI PRIYONO
051334081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya
2. Bunda Maria
3. Ibu saya tercinta
4. Kakak-kakakku
5. Sanak- saudara yang telah membantu perjuangan ini
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Adi Priyono Nomor Mahasiswa : 051334081
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, menditribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebaagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 26 Agustus 2010
Yang menyatakan
Adi priyono
v
M OT T O
Dan ket ahuil ah, Aku menyer t ai kamu sampai senant iasa sampai kepada
akhir zaman
( M at eus 27; 20)
T ak ada kat a gagal sel ama kit a bel um mencobanya, kar ena kegagal an
viii
ABSTRAK
PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
Studi Kasus Pada Guru SD di Kecamatan Kalibawang
Kabupaten Kulon Progo
Adi Priyono 051334081
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan guru dalam program sertifikasi; (2) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan gur u dalam sosialisasi program sertifikasi; (3) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian guru.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kalibawang Kulon Progo. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD se Kecamatan Kalibawang. Teknik pengumpulan data yang digunakan kuesioner. Teknik analisis data penelitian digunakan uji Chi-Square.
ix
ABSTRACT
TEACHERS’ UNDERSTANDING TOWARDS PORTFOLIO ASSESSMENT
OF TEACHERS’ PROFESSIONAL CERTIFICATION
A Case Study on Elementary School Teachers in Kalibawang District Kulon Progo Regency
Adi Priyono 051334081
Sanata Dharma University Yogyakarta
2010
This study is aims to find out teachers’ understanding towards the assessment of teachers’ professiona l certification perceived from: (1) their participation on certification program; (2) their participation on the socialization of certification program; (3) their status as civil servants.
This study was conducted in Kalibawang District, Kulon Progo Regenc y. Population for this study was the elementary teachers covered in Kalibawang District. Data gathering technique was questionnaire. Data analyzing technique was Chi-Square Test.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PEMAHAMAN
GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU
DALAM JABATAN ”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang
merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran,
masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.d Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si.. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Akuntansi, sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar
xi
semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk
semuanya.
4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan
memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih
untuk semuanya.
5. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Penguji
yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan
memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih
untuk semuanya.
6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis
selama kuliah.
7. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala
keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
8. Ibuku tercinta, Mas Jiang, Mbak Yul, Mbak Nopin, Mas Supri, Mbak Lusi
dan Alfa, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan
baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah
Bapa selalu beserta kalian semua.
9. Buat Seseorang yang belum bisa disebut namanya karena penulis belum
menemukan.
10. Seluruh keluarga Hadi Siswoyo terima kasih atas dukungan, saran dan
xii
11. Buat “Komandan” Fx Eka W.W.,S.Pd dan Mas Dwi “PAK 01” terima kasih
atas dukungan dan bantuannya selama ini.
12. Angkatan 2005 “Budiman, Febran, Krismanto, Copi, Marboim, Asih, Ertyn,
Singgih, Bangkit, Lilik, Yansen, Arnon, Villa,Yanto, Itok. Terima kasih atas
bantuannya selama ini.
13. Buat teman-teman seperjuangan di ndondong dan sekitarnya; Mas Hendri
Jangkrik, Asih” Jonet”, Nanang, Budi” kluk-kluk”, Mang Yulfan, Mbah
Naruto, Fitri, Mas Bambang“ Kutuk”, Dewol, Disa, Karno, Agus, Arip”
Blend”. Terima kasih atas bantuan dan dukunganya selama ini.
14. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2005.
15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi
perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 26 Agustus 2010
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….. vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 7
1. Pengertian Sertifikasi ... 7
2. Penjelasan Komponen Portofolio ... 9
3. Ketentuan Kelulusan ……….. 14
4. Tujuan Sertifikasi ………... 15
5. Manfaat Sertifikasi ………. 15
6. Program Sertifikasi Guru ………... 16
B. Guru ... 18
C. Status Kepegawaian Guru ... 19
D. Kerangka Berpikir ... 20
E. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 24
D. Populasi Penelitian ... 25
E. Operasionalisasi Variabel ... 25
F. Teknik Pengumpulan Data... 28
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 29
H. Teknik Analisis Data ... 34
xv
B. Uji Prasyarat Analisis ... 49
C. Pengujian Hipotesis ... 52
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ... 71
B. Keterbatasan ... 72
C. Saran ... 72
xvi
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Pemetaan Komponen Portofolio ……….………… 9
3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Pemahaman Guru …….…….………… 26
3.2 Tabel Skor Operasionalisasi Variabel Pemahaman Guru ……..………... 27
3.3 Tabel Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Sertifikasi .. 28
3.4 Tabel Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Sosialisasi .. 28
3.5 Tabel Operasionalisasi Variabel Status Kepegawaian Guru ………. 28
3.6 Tabel Rangkuman Uji Validitas Untuk Pemahaman Guru terhadap …… 30
3.7 Tabel Rangkuman Hasil Uji Releabilitas Instrumen Penelitian ………… 33
4.1 Tabel Sebaran Responden Penelitian ………. 40
4.2 Tabel Deskripsi Responden Terhadap Keikutsertaan Guru dalam
Sertifikasi Guru dalam Jabatan ……….. 41
4.3 Tabel Deskripsi Responden Terhadap Keikutsertaan Guru dalam
Sosialisasi Program Sertifikasi ………... 42
4.4 Tabel Deskripsi Responden Menurut Status Guru ………. 43
4.5 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ……… 45
4.6 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari
Keikutsertaan Guru dalam Program Sertifikasi ………. 46
4.7 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari
Keikutsertaan Guru dalam Sosialisasi Program Sertifikasi ………... 47
4.8 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari
Status Kepegawaian Guru ……….. 48
4.9 Tabel Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian ………….. 49
4.10 Tabel Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian ………. 51
4.11 Tabel Pengujian Perbedaan Pemahaman Guru Terhadap Penilaian
Portofolio Sertifikasi Guru ditinjau dari Keikutsertaan Guru dalam
Program sertifikasi ………. 52
4.12 Tabel Pengujian Perbedaan Pemahaman Guru Terhadap Penilaian
xvii
Sosialisasi Program sertifikasi ………... 55
4.13 Tabel Pengujian Perbedaan Pemahaman Guru Terhadap Penilaian
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ... 75
Lampiran 2 Output Realibilitas dan Validitas ... 85
Lampiran 3 Penilaian Acuan Patokan PAP tipe II ... 87
Lampiran 4 Rata-rata dan Standar Deviasi ... 89
Lampiran 5 Data Induk ... 91
Lampiran 6 Input data Validitas dan Reabilitas ... 103
Lampiran 7 Output Normalitas dan Homogenitas... 105
Lampiran 8 Output uji Hipotesis ... 110
Lampiran 9 Rubrik Penilaian Portofolio ... 112
Lampiran 10 Tabel Nilai- nilai r Product Moment dan Chi Kuadrat ... 120
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan umum pembangunan bangsa Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan di Indonesia merupakan
kebutuhan yang penting bagi peningkatan sumber daya manusia. Banyak
faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia. Mutu pend idikan
yang rendah di Indonesia membuat pembangunan bangsa menjadi terganggu.
Agar dapat mencapai hal tersebut perlu penyempurnaan sistem pendidikan
yang mencakup peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru,
kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang
memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan
pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Untuk mewujudkan tujuan ini,
pemerintah melakukan berbagai perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan
adalah serangkaian suatu proses berkelanjutan yang mengarahkan anak
dengan metode- metode tertentu sehingga anak memperoleh pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang kesemuanya menunjang
perkembangan anak (Winkel, 2004:29).
Guru memiliki andil yang besar pada berhasil dan tidaknya suatu
pendidikan. Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan
berada di titik sentral dalam setiap usaha reformasi pendidikan ke arah
perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif. Setiap upaya peningkatan
melalui pembaruan kurikulum, pengembangan model pembelajaran,
penyediaan fasilitas pendidikan, dan hal- hal yang sejenisnya hanya akan
berarti jika melalui keterlibatan guru dan juga kreatifitas guru tersebut. Dalam
upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang
pendidikan, perlu dikembangkan sebagai tenaga pendidik yang berpotensi dan
ahli dalam bidangnya. Guru yang berpotensi berarti guru yang bersangkutan
mampu menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dalam
rangka mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Tidak
hanya itu saja, tanggung jawab perlu lebih ditekankan dan dikedepankan
karena pada saat ini banyak lulusan pendidikan yang cerdas dan terampil,
tetapi tidak memiliki tanggung jawab dala m menyumbangkan ilmu dan
keterampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu seringkali menimbulkan
masalah bagi masyarakat dan bangsa. Dalam kerangka inilah dirasakan
perlunya standar kompetensi dan sertifikasi guru, agar guru-guru memenuhi
standar dan lisensi sesuai dengan profesinya.
Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi bagi
guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh
sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian
portofolio. Uji kompetensi merupakan pengakuan atas pengalaman profesional
guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang
mencerminkan kompetensi guru. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang
menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam
Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2)
pendidik dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi
akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum
ilmiah (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10)
penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (Departemen Pendidikan
Nasional,2007:1).
Uji sertifikasi pendidik merupakan kontrol kualitas calon pendidik,
sehingga setiap orang yang memiliki sertifikat pendidik telah dinilai dan
diyakini mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajar dan melatih peserta
didik. Sertifikasi ini akan menimbulkan dampak yang positif terhadap profesi
guru di tanah air. Selain meningkatkan kualitas guru, sertifikasi menunjukkan
pengakuan dari pemerintah terhadap profesi guru. Sertifikasi mengajar ini
sangat penting dimiliki oleh para pendidik, karena berdasarkan sertifikasi ini
guru dan dosen bisa mendapatkan berbagai fasilitas terutama yang
berhubungan dengan tunjangan yang akan diperoleh. Dengan demikian guru
akan lebih termotivasi dalam kerja yang berkembang, dan produktif karena
kesejahteraan mereka meningkat. Namun sekarang ini ada perbedaan dalam
pemahaman terhadap program sertifikasi, terlebih- lebih dalam penyusunan
porfolio. Oleh sebab itu muncul dan berkembang pemahaman yang berbeda
terhadap sertifikasi guru dalam jabatan. Hal ini disebabkan adanya
Penelitian ini akan memfokuskan identifikasi berdasarkan tingkat pemahaman
guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.
Di Kabupaten Kulon Progo, khususnya di Kecamatan Kalibawang,
banyak guru masih kurang memahami penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan. Program sertifikasi ini telah disosialisasikan kepada guru-guru,
terutama yang akan mengikuti sertifikasi. Tetapi dengan adanya
komponen-komponen portofolio yang cukup banyak, hal itu menyebabkan guru lebih
fokus dalam menyusun/mempersiapkan komponen-komponen tersebut.
Dengan kata lain, sosialisasi program sertifikasi tidak begitu diperhatikan. Hal
inilah yang menyebabkan banyak guru kurang memahami bagaimana
penilaian portofolio dan mereka tidak paham berapa skor yang harus dicapai
untuk dapat lulus dalam penilaian portofolio.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pemahaman Guru Terhadap
Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan”, Penelitian
merupakan studi kasus pada guru Sekolah Dasar di Kecamatan Kalibawang,
Kabupaten Kulon Progo.
B. Batasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi pemahaman guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Penelitian ini memfokuskan pada
dalam program sertifikasi, keikutsertaan guru dalam sosialisasi program
sertifikasi, dan status kepegawaian guru.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam
program sertifikasi?
2. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam
sosialisasi program sertifikasi?
3. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian guru?
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari
keikutsertaan guru dalam program sertifikasi.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap
penilaian portofo lio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian
guru.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Pemerintah
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan
kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, untuk meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk
memperbaiki citra guru dan memberikan dukungan yang positif untuk
menjadi guru yang profesional.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk
penelitian-penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan
pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.
4. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan sekolah akan semakin
meningkatkan kualitas dengan menyediakan guru yang berkompetensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
1. Pengertian Sertifiaksi
Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu
implementasi dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Agar sertifikasi guru dapat direalisasikan dengan
baik perlu pemahaman bersama antara berbagai unsur yang terlibat, baik
di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi
dan sinkronisasi pelaksanaan sertifikasi guru agar pesan
Undang-Undang tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan.
Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah
rekrutmen dan penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan
sebuah pedoman yang dapat menjadi acua n bagi dinas pendidikan
provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP), kepala sekolah, guru, guru yang diangkat dalam
jabatan pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru
dalam jabatan tahun 2009.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian
tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian
pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu,
setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga
sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi
yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang
sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007
menyatakan bahwa sertifikasi dalam jabatan dilaksanakan melalui uji
kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut
dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik
(dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang
dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagi guru dalam interval waktu
tertentu. Komponen portofolio mencakup (1) kualifikasi akademik, (2)
pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6)
prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan
dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan
dan sosial, (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Setiap komponen portofolio dapat memberikan gambaran satu atau lebih
kompetensi guru peserta sertifikasi, dan secara akumulatif dari
keempat kompetensi guru yang bersangkutan. Pemetaan kesepuluh
komponen portofolio dalam konteks kompetensi guru disajikan dalam
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Pemetaan Komponen Portofolio
Kompetensi Guru No. Komponen Portofolio
(Sesuai Permendiknas No. 18 2007) Ped. Kepr. Sos. Prof. 1. Kualifikasi Akademik V V
2. Pendidikan dan Pelatihan V V
3. Pengalaman Mengajar V V V
4. Perencanaan dan Pelaksanaan
Pembelajaran V V
5. Penilaian dari Atasan dan Pengawas V V
6. Prestasi Akademik V V V
7. Karya Pengembangan Profesi V V
8. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah V V V
9. Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial
V V
10. Penghargaan yang Relevan dengan
Bidang Pendidikan V V V V
2. Penjelasan Komponen Portofolio
Penjelasan komponen portofolio ini dikutip dari buku Pedoman
Penyusunan Portofolio (Depdiknas 2010; 5), sebagai berikut:
1. Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang
50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a.
2. Pendidikan dan Pelatihan adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi selama melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Workshop/lokakarya yang sekurang-kurangnya dilaksanakan 8 jam dan menghasilkan karya dapat dikategorikan ke dalam komponen ini. Bukti fisik komponen pendidikan dan pelatihan ini berupa sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara. Bukti fisik untuk workshop/lokakarya berupa sertifikat/ piagam disertai hasil karya. Apabila sertifikat workshop/lokakarya tidak mencantumkan lama waktu pelaksanaan dan hasil karya dikategorikan sebagai forum ilmiah. Komponen pendidikan dan pelatihan hanyadinilai untuk kategori relevan (R) dan kurang relevan (KR), sedangkan yang tidak relevan (TR) tidak dinilai. Relevan apabila materi diklat secara langsung meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional; contoh guru matematika mengikuti diklat KTSP. Kurang relevan apabila materi diklat mendukung kinerja profesional guru; contoh guru matematika mengikuti diklat ESQ. Tidak relevan apabila materi diklat tidak mendukung kinerja profesional guru; contoh guru matematika mengikuti diklat tata rias pengantin dan menjahit.
3. Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari komponen pengalaman mengajar ini berupa surat keputusan, surat tugas, atau surat keterangan dari lembaga yang berwenang (pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan).
4. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
dokumen ini berupa program pelayanan bimbingan dan konseling (PPBK) yang akan dilaksanakan. Program pelayanan bimbingan dan konseling ini memuat: nama program, lingkup bidang (pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia/ budi pekerti), yang di dalamnya berisi tujuan, materi kegiatan, strategi, instrumen dan media, waktu kegiatan, biaya, rencana evaluasi dan tindak lanjut. Bukti fisik program pelayanan bimbingan dan konseling berupa dokumen program pelayanan bimbingan pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial, dan akhlak mulia/budi pekerti yang dibuat oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor yang bersangkutan. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format yang tercantum dalam Bagian II.
Pelaksanaan pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaraKinerja guru tersebut meliputi tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik pelaksanaan pembelajaran berupa dokume n hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas terhadap kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Penilaian tersebut menggunakan format yang tercantum dalam Bagian II. Khusus untuk guru bimbingan dan konseling atau konselor, komponen pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam mengelola dan mengevaluasi pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi bidang pelayanan bimbingan pendidikan/ belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia/budi pekerti. Jenis dokumen yang dilaporkan berupa: agenda kerja guru bimbingan dan konseling, daftar konseli (siswa), data kebutuhan dan permasalahan konseli, laporan bulanan, laporan semesteran/tahunan, aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling (pemahaman, pelayanan langsung, pelayanan tidak langsung) dan laporan hasil evaluasi program bimbingan dan konseling. Bukti fisik pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling berupa fotokopi rekaman/dokumen laporan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang dibuat oleh guru yang bersangkutan. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format penilaian yang tercantum dalam Bagian II.
menerima kritik dan saran, (9) kemampuan berkomunikasi, dan (10) kemampua n bekerjasama. Penilaian dilakukan dengan Format Penilaian Atasan yang tercantum pada Bagian II.
6. Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik dan agen pembelajaran yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baiktingkat . Komponen ini meliputi sebagai berikut.
a. Lomba karya akademik, yaitu juara lomba akademik atau karya akademik (juara I, II, atau III) yang relevan dengan bidang studi/ bidang keahlian, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional.
b. Karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan adalah karya guru yang bersifat inovatif (belum ada sebelumnya) dan bermanfaat bagi masyarakat (minimal tingkat kabupaten/kota). c. Sertifikat keahlian/keterampilan tertentu pada guru SMK dan guru
olahraga, dan capaian skor TOEFL.
d. Pembimbingan teman sejawat, yaitu guru yang melaksanakan tugas sebagai instruktur, guru inti, tutor, pembimbingan guru yunior, dan pamong PPL calon guru.
e. Pembimbingan siswa sampai mencapai juara (juara I, II, atau III) atau tidak mencapai juara sesuai dengan bidang studi/keahliannya. Bukti fisik kompone n ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan disertai bukti relevan yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.
7. Karya pengembangan profesi adalah hasil karya dan/atau aktivitas guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi. Komponen ini meliputi hal- hal sebagai berikut.
a. Buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional;
b. Artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional;
c. Reviewer buku, penyunting buku, penyunting jurnal, penulis soal EBTANAS/UN/UASDA;
d. Modul/diktat cetak local yang minimal mencakup materi pembelajaran selama 1 (satu) semester;
e. Media/alat pembelajaran dalam bidangnya;
f. Laporan penelitian di bidang pendidikan (individu/kelompok); dan
Bukti fisik karya pengembangan profesi berupa sertifikat/piagam/surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang disertai dengan bukti fisik yang dapat berupa buku, artikel, deskripsi dan/atau foto hasil karya, laporan penelitian, dan bukti fisik lain yang relevan.
.
8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah adalah partisipasi guru dalam ilmiah (seminar, semiloka, simposium, sarasehan, dikusi panel, dan jenis forum ilmiah lainnya) pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai nara sumber/ pemakalah maupun peserta. Komponen dibedakan ke dalam kategori relevan (R) dan tidak relevan (TR). Relevan apabila tema/ materi forum ilmiah mendukung kinerja profesional guru; contoh guru mengikuti seminar pengembangan profesional guru. Tidak relevan apabila tema/ materi forum ilmiah tidak mendukung kinerja profesional guru; contoh guru bidang studi Bahasa Indonesia mengikuti seminar ketahanan pangan di Indonesia. Bukti fisik keikutsertaan dalam forum ilmiah berupa makalah dan sertifikat/ piagam bagi nara sumber/ pemakalah, dan sertifikat/ piagam bagi pesreta.
9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial adalah keikutsertaan guru menjadi pengurus organisasi kependidikan atau organisasi sosial pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/ kota, propinsi, nasional, atau internasional, dan/atau mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain: pengurus Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS), Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonensia (ISMaPI), Asosiasi Pendidikan Khusus Indonesia (APKHIN), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT, ketua RW, ketua LMD/BPD, dan pembina kegiatan keagamaan (takmir masjid, pembina gereja, dll yang sejenis). Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala urusan, ketua jurusan, ketua program keahlian, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio, kepala klinik rehabilitasi, wali kelas (guru kelas SD/TK), dan kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR, dll), tidak termasuk kepanitiaan. Bukti fisik komponen ini adalah foto kopi surat keputusan atau surat keterangan.
hasil, lokasi/ geografis), dan kualitatif (komitme n, etos kerja), baik pada tingkat satuan pendidikan, desa atau kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Contoh penghargaan yang dapat dinilai antara lain tingkat nasional: Satyalencana Karya Satya 10 Tahun, 20 Tahun, dan 30 Tahun; tingkat propinsi/kabupaten/kota/kecamatan/kelurahan/satuan pendidikan: penghargaan guru favorit/guru inovatif, dan penghargaan lain sesuai dengan kekhasan daerah/penyelenggara. Contoh penghargaan yang tidak dinilai antara lain penghargaan panitia pemilu (KPPS), penghargaan dari partai, penghargaan KB lestari. Bukti fisik komponen ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
3. Ketentuan Kelulusan
Batas minimal kelulusan (passing grade) adalah 850, dengan
mengikuti ketentuan pengelompokan sepuluh komponen portofolio
ke dalam unsur A, B, dan C sebagai berikut :
a. Unsur Kualifikasi dan Tugas Pokok
Unsur kualifikasi dan tugas pokok terdiri atas tiga komponen, yaitu: 1. Kualifikasi akademik
2. Pengalaman mengajar
3. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
Total skor unsur A minimal 340, semua komponen pada unsur ini tidak boleh kosong, dan skor komponen perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (A.3) minimal 120.
b. Unsur Pengembangan Profesi
Unsur pengembangan profesi terdiri atas empat komponen, yaitu: 1. Pendidikan dan pelatihan
2. Penilaian dari atasan dan pengawas 3. Prestasi akademik
4. Karya pengembangan profesi
Total skor unsur B minimal 300, khusus untuk guru yang
ditugaskan pada daerah khusus minimal 200, dan skor komponen penilaian dari atasan dan pengawas (B.2) minimal 35.
c. Unsur Pendukung Profesi
Unsur pendukung profesi terdiri atas tiga komponen, yaitu : 1. Keikutsertaan dalam forum ilmiah
4. Tujuan Sertifikasi
Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2006:35), mengungkapakan bahwa
sertifikasi bertujuan untuk hal- hal sebagai berikut:
a. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Membantu dan melindungi lembaga penyenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan intrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.
d. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
e. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Manfaat Sertifikasi
Adapun manfaat ujian sertifikasi guru yang dikemukakan oleh Wibowo
dalam Mulyasa (2006:35), yaitu:
a. Pengawasan Mutu
1) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.
2) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan. 3) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada
waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier selanjutnya.
4) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme.
b. Penjamin Mutu
1) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan, khususnya para pelanggan/pengguna akan makin menghargai organisasi profesi dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para pelanggan/pengguna. 2) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para
6. Program Sertifikasi Guru
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
menyatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional mengandung arti
bahwa pekerjaan guru hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang
mempunyai kualifikasi akademik dan kopentensi sesuai dengan
persyaratan kegiatan pembelajaran jenjang pendidikan tertentu dan
sertifikasi guru.
Program sertifikasi guru atau pendidik, berisi kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Secara umum menurut
Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP), kompetensi pedagogik
lebih menyangkut pada kemampuan guru dalam mengajar dan
memahami siswa, mampu memahami penguasaan kelas dengan baik,
menyampaikan bahan kepada siswa, dan bagaimana siswa dapat aktif
belajar sehingga menguasai bahan dan dapat mengembangkan potensi
yang dimiliki siswa. Kemampuan kepribadian merupakan kemampuan
guru dalam mencerminkan kebribadian yang mantap, bertaqwa,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, sehingga dengan lulusujian
kopetensi ini, seorang guru menjadi teladan bagi siswa dan menjadikan
siswa berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru
dalam penguasaan materi pembelajaran bidang studi yang dipegangnya,
maksudnya menguasai bahan ajar dan juga latar belakang bahan itu
menyangkut kemampuan guru untuk berkomunikasi dengan sis wa, guru
yang lain, kepala sekolah, masyarakat dan orang tua wali
Guru yang mempunyai kualifikasi pendidikan D4 dan S1 harus
mengikuti ujian sertifikasi. Begitu pula bagi guru yang belum memenuhi
kualifikasi akademik S-1/D-IV sesuai ketentuan Peralihan Pasal 66 PP
74 Tahun 2008. Tentang ujian sertifikasi ini diperjelas dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 yang menyatakan
bahwa sertifikasi bagi guru dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk
memperoleh sertifikat pendidik. Ujian kompetensi itu dilakukan dalam
bentuk portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman
profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen
yang mencerminkan kompetensi guru.
Ujian sertifikasi berupa empat standar kompetensi yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Komptensi
pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik,
pendidikan, dan pelatihan, penglaman mengajar, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi
sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan
pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen
kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, dan
Guru yang sudah mengikuti ujian sertifikasi berhak mendapat
sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.
Sertifikat ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh tunjangan
profesi. Sertifikat kompetensi adalah pengakuan terhadap penguasaan
kompetensi pada bidang pekerjaaan tertentu, yang diberikan oleh satuan
pendidikan kedinasan yang berakreditasi atau lembaga sertifikasi profesi
yang diakreditasi.
Penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dilakukan oleh LPTK
penyelenggara sertifikasi guru dalam bentuk Rayon yang terdiri dari
LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan oleh Konsorium
Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas LPTK Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Peningkatan Mutu.
B. Guru
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur
sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional
adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan
khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang
yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru
mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.
C. Status Kepegawaian Guru
Guru meliputi semua orang di sekolah-sekolah yang bertanggung jawab
dalam pendidikan para murid. Status (kedudukan) yang dipergunakan dalam
hubungannya dengan guru- guru berarti martabat atau penghargaan yang
diberikan kepada mereka, sebagai tingkat pengakuan atas pentingnya fungsi
mereka serta atas kemampuan mereka dalam melakukannya dan persyaratan
kerja, penggajian serta keuntungan-keuntungan materi lainnya yang diberikan
kepada mereka dibandingkan dengan golongan- golongan karya la innya.
Yang dimaksud dengan status guru adalah kedudukan guru dilihat dari
prototipenya dalam suatu sistem sosial. Menurut (Sahertian,1994:10), di
dalam pendidikan, status guru itu terdiri atas :
2. Guru swasta adalah guru yang diangkat oleh suatu yayasan tertentu dan digaji oleh yayasan atau lembaga tersebut. Guru swasta masih dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok seperti :
a. Guru Honorer adalah guru yang bekerja karena diangkat oleh yayasan atau lembaga tertentu dan digaji oleh yayasan tersebut tetapi belum mengajar penuh atau dapat dikatakan sebagai guru bantu.
b. Guru Yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan dan sudah berstatus sebagai guru tetap dari yayasan.
c. Guru Tidak Tetap Yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan tetapi statusnya belum tetap.
d. Guru bantu adalah salah satu status guru yang harus disandang sejumlah pengajar, di luar status lain seperti guru PNS, guru CPNS, atau guru wiyata bakti. Guru bantu bukan guru CPNS, apalagi guru PNS.
D. Kerangka Berpikir
1. Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan Ditinjau dari Keikutsertaan dalam Program Sertifikasi
Salah satu komponen dalam portofolio yang digunakan untuk
menilai sertifikasi guru dalam jabatan adalah kualifikasi akademik.
Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai
sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar maupun
non gelar baik di dalam maupun di luar negeri. Guru yang satu dengan
guru yang lain ada kemungkinan mempunyai tingkat pendidikan formal
yang berbeda-beda. Jenjang pendidikan formal guru merupakan jenjang
pendidikan yang telah ditempuh oleh guru. Pada umumnya guru ditingkat
pendidikan SD sudah menempuh pendidikan D2 PGSD, tetapi sudah
banyak juga guru yang sudah menempuh jenjang pendidikan S-1 atau
Jenjang pendidikan guru yang berbeda diduga akan menimbulkan
pemahaman dalam penilaian portofolio yang berbeda pula. Perbedaan itu
menyangkut tentang ketelitian dan kejelian dalam memahami penilaian
portofolio. Guru yang berijazah S-1 tentu saja berbeda dengan guru yang
berijazah SPG, D-II, dan D-III dalam memahami penilaian portofolio.
Diduga kuat bahwa guru yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih jeli
dan teliti serta lebih mudah mengerti di dalam point-point penilaian
portofolio, sehingga mereka dapat memperkirakan capaian skor portofolio
mereka.
2. Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam
Jabatan Ditinjau dari Keikutsertaan dalam Sosialisasi Program Sertifikasi.
Semua guru yang sudah ditetapkan sebagai peserta uji sertifikasi
harus mengikuti sosialisasi program sertifikasi guru dalam jabatan. Tujuan
dari sosialisasi tersebut agar guru lebih jelas tentang program sertifikasi itu
sendiri, memahami prosedur-prosedur penyusunan portofolio, dan dapat
melakukan penilaian portofolio. Bagi guru yang sudah mengikuti
sosialisasi akan lebih mudah dalam penyusunan portofolio dan dapat
mengetahui hasil penilaiannya. Berbeda dengan guru yang belum/tidak
mengikuti sosialisasi, mereka akan merasa kebingungan dan juga kurang
paham mengenai penilaian portofolionya.
3. Pemahaman guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari
Guru yang bekerja dalam suatu instansi tertentu akan mempunyai
pemahaman yang berbeda-beda terhadap uji serifikasi. Hal ini disebabkan
guru yang bekerja di suatu instansi atau sekolah baik negeri maupun
swasta mempunyai status yang berbeda-beda. Ada guru swasta yang
berstatus sebagai guru tetap suatu yayasan, tetapi ada juga yang berstatus
belum tetap oleh yayasan. Demikian juga guru-guru yang bekerja di
sekolah negeri, ada yang sudah menjadi guru PNS dan ada juga yang
masih menjadi guru tidak tetap atau honorer.
Status guru merupakan status dimana guru adalah guru tetap yang
berstatus PNS maupun guru tetap yang berstatus non-PNS. Perbedaan
status kepegawaian guru akan menimbulkan pemahaman yang berbeda
terhadap penilaian portofolio. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
dalam mendapatkan kuota dalam program sertifikasi. Sebagai guru swasta
dalam memahami penilaian portofolio kurang begitu sungguh-sungguh,
karena kesempatan untuk menjadi peserta uji sertifikasi sangat kecil,
lebih-lebih untuk para guru swasta yang berstatus tidak tetap. Berbeda dengan
guru negeri (PNS) yang tinggal menunggu giliran untuk menjadi peserta
program sertifikasi, oleh sebab itu mereka lebih sungguh-sungguh
mempersiapkan komponen-komponen yang harus dipersiapkan, termasuk
dalam penilaian portofolio. Jadi para guru negeri (PNS) lebih memahami
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian
yang diteliti. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka perumusan
hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan dalam program sertifikasi.
2. Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan dalam sosialisasi program
sertifikasi.
3. Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang berupa studi
kasus, yaitu suatu penelitian yang terinci mengenai suatu subjek atau objek
tertentu selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa
lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh (Umar, 2005:23).
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini hanya berlaku terbatas pada
subjek atau objek yang diteliti. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pada
guru- guru SD, di Kabupaten Kulon Progo.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri dan SD Swasta di Kabupaten
Kulon Progo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret-April 2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru-guru SD, di Kabupaten Kulon Progo.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah pemahaman guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan.
D. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa
ciri atau karakter yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh guru SD, di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo.
Jumlah populasi penelitian adalah kurang lebih 214 guru.
E. Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian ini adalah keikutsertaan guru dalam program
sertifikasi, keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi, dan status
kepegawaian guru sebagai variabel bebas, dan pemahaman guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan sebagai variabel terikat.
Dalam penelitian ini akan difokuskan pada kemampuan guru dalam
melakukan penilaian portofolio. Berikut ini disajikan operasional variabel
penelitian:
1. Variabel Pemahaman Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam
Jabatan
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian
sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan melalui uji kompetensi dalam
bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang
menjalankan tugas dalam interval waktu tertentu. Dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam
jabatan, disebutkan komponen portofolio meliputi: (a) kualifikasi
akademik; (b) pendid ikan dan pelatihan; (c) pengalaman mengajar; (d)
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; (e) penilaian dari atasan dan
pengawas; (f) prestasi akademik; (g) karya pengembangan profesi; (h)
keikutsertaan dalam forum ilmiah; (i) pengalaman organisasi di bidang
ilmiah; dan (j) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Ke-10 komponen portofolio tersebut, merupakan penjabaran dari kompetensi
guru yang harus dipenuhi guru dengan cara mengumpulkan dokumen dan
disusun dengan sistematika sebagaimana diatur dalam surat Ditjen
Pendidikan Tinggi Depdiknas tentang pedoman penyusunan portofolio.
Secara umum dimensi program sertifikasi guru dalam jabatan mencakup
empat kompetensi pokok guru, yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Berikut ini
disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap program
sertifikasi guru dalam jabatan:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Pe mahaman Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Dimensi Komponen Portofolio Petanyaan
a. Aspek
kompetensi
pedagogik
1. Kualifikasi Akademik
2. Pendidikan dan Pelatihan
3. Pengalaman mengajar
4. Perencanaan dan Pelaksanaan
pembelajaran
1,2,3
4,5,6
7,8,9
b. Aspek
kompetensi
kepribadian
5. Penilaian dari Atasan dan
Pengawas
6. Prestasi Akademi
13,14
7. Karya pengembangan profesi
8. Keikutsertaan dalam forum
ilmiah
9. Pengalaman menjadi pengurus
organisasi di bidang
kependidikan dan sosial.
10. Penghargaan yang relevan
dengan bidang pendidikan
19,20,21
22,23,24
25,26,27,28
29
Komponen-komponen tersebut dituangkan dalam bentuk pertanyaan dan
masing- masing item pertanyaan diukur dengan memberikan skor sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Skor Operasionalisasi Variabel Pemahaman Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Jawaban Skor
Benar 1 Salah 0
2. Variabel keikutsertaan dalam program sertifikasi
Keikutsertaan guru dalam program sertifikasi adalah keikutsertaan
guru dalam mengikuti uji sertifikasi, baik yang belum/tidak lulus dan yang
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Program Sertifikasi
Keterangan Skor Sudah mengikuti 1
Belum mengikuti 0
3. Variabel keikutsertaan dalam sosialisasi program sertifikasi
Keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi adalah
keikutsertaan guru dalam mengikuti sosialisasi program sertifikasi yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan.
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Sosialisasi Program Sertifikasi
Keterangan Skor
Sudah mengikuti 1
Belum mengikuti 0
4. Variabel Status Kepegawaian Guru
Status guru adalah kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam
suatu sistem sosial sekolah. Pemberian peringkat dalam variabel ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Operasionalisasi Variabel Status Kepegawaian Guru
No Status Skor
1. Guru Negeri (PNS) 3 2. Guru Swasta Tetap Yayasan 2 3. Guru Tidak Tetap atau Honorer
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat ditempuh
untuk memperoleh data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui
(Arikunto, 2002:128). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data
tentang pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam progaram sertifikasi,
keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi, dan status
kepegawaian guru.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk
mengungkapkan data sesuai dengan yang hendak diungkapkannya. Uji
validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Untuk pengujian
validitas butir instrumen, dalam penelitian ini menggunakan rumus
korelasi product moment dari Pearson (Arikunto, 2002:146) yaitu :
Keterangan :
Rxy = koefisien korelasi X dan Y dengan taraf signifikan (a) = 5% N = jumlah subyek
SX = jumlah nilai (skor) maksimum pernyataan responden SY = total nilai (skor) pernyataan responden
SX2 = jumlah skor kuadrat variabel X SY2 = jumlah skor kuadrat variabel Y
Berdasarkan hasil penelitian koefisien nilai rxy, jika rhitung lebih besar dari
pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya
maka butir soal tersebut tidak valid.
Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas dilakukan terhadap item- item pertanyaan variabel
pemahaman guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru dalam
jabtan. Uji validitas ini dilakukan pada tiga puluh dua (32) butir
pertanyaan variabel pemahaman guru terhadap penilaian portotofolio
sertifikasi guru dalam jabatan. Rangkuman uji validitas untuk pemahaman
guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.6
Rangkuman Uji Validitas Untuk Pemahaman Guru terhadap
Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Butir
No.
Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,361 0,880 Valid
2 0,361 0,845 Valid
4 0,361 0,872 Valid
5 0,361 0,842 Valid
6 0,361 0,842 Valid
7 0,361 0,842 Valid
8 0,361 0,857 Valid
9 0,361 0,867 Valid
10 0,361 0,867 Valid
11 0,361 0,878 Valid
12 0,361 0,842 Valid
13 0,361 0,842 Valid
14 0,361 0,842 Valid
15 0,361 0,873 Valid
16 0,361 0,857 Valid
17 0,361 0,842 Valid
18 0,361 0,845 Valid
19 0,361 0,855 Valid
20 0,361 0,864 Valid
21 0,361 0,842 Valid
22 0,361 0,840 Valid
23 0,361 0,843 Valid
24 0,361 0,857 Valid
25 0,361 0,842 Valid
26 0,361 0,869 Valid
27 0,361 0,840 Valid
28 0,361 0,840 Valid
29 0,361 0,840 Valid
30 0,361 0,845 Valid
31 0,361 0,861 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada pemahaman
guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru dalam jabatan
menunjukkan bahwa dari ke tiga puluh dua item pertanyaan tersebut
adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan jumlah data (n)
sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (a) = 5% atau 0,05, maka
diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa
semua nilai r hitung semuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari
dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa semua butir pertanyaan variabel pemahaman guru terhadap
penilaian portotofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan guru
dalam progaram sertifikasi adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen dikatakan reliabel jika
instrumen tersebut mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila
datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali
diambil, hasilnyapun tetap akan sama. Untuk mengetahui koefisien
reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2002 :171)
(
)
úúûr11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pernyataan atau butir soal Ssb2 = jumlah varians butir
s12 = varians total
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha
Cronbach. Jika nilai koefisien alpha > 0,60 maka instrumen penelitian
tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika nilai koefisien alpha
<0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel Nunnaly (1978)
dalam Iman Gozhali (2001).
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.7
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status
Variabel pemahaman guru terhadap penilaian portofilio sertifikasi guru
Dari tiga puluh dua pertanyaan pada variabel terhadap penilaian
portofilio sertifikasi guru ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,857.
Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai
rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan
derajat keyakinan (a) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel
sebesar 0,60. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar
dari pada rtabel (0,857 > 0,60). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan
pada variabel terhadap penilaian portofilio sertifikasi guru dapat
dikatakan andal.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan
menyajikan data dari variabel keikutsertaan guru dalam program
sertifikasi, keikutsertaan guru dalam sosialisasi sertifikasi, dan status
kepegawaian guru, dalam bentuk tabel. Pendeskripsian data dilakukan
dengan menghitung nilai mean, median, modus dan standar deviasi.
2. Pengujian Normalitas
a. Pengjian Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala- gejala yang diteliti
apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Adapun
( )
X S( )
XF0 (X) = Fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan
Sn (X) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Bila nilai probabilitas (?) yang diperoleh melalui perhitungan >
taraf signifikan 5% berarti sebaran data variabel normal. Sedangkan
apabila nilai probalitias (?) yang diperoleh melalui perhitungan taraf
signifikan 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.
b. Pengujian Homogenitas
Sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian, maka harus
terlebih dahulu dipastikan bahwa kelompok-kelompok berasal dari
populasi yang sama. Kesamaan karakterisme dibuktikan dengan
adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok tersebut. Jika ternyata
tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok berarti
kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa
kelompok-kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama. Untuk pengujian
komparatif digunakan Analisis Varian Satu Jalan (Sugiyono,
1991:198-200). Dalam rangka pengujian dengan ANOVA, maka dicari
varians data dengan rumus sebagai berikut berikut:
Selanjutnya penggujian homogenitas varians diuji dengan uji F
Terkecil Varians
Terbesar Varians
F
... ... =
Nilai F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel,
dengan dk pembilang ?a- 1 dan dk penyebut ?c-1. Apabila Fhitung <
Ftabel (0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), maka dapat disimpulkan bahwa
varians data yang akan dianalisis homogen, dan apabila Fhitung = Ftabel
(0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), menunjukkan varians data yang akan
dianalisis tidak homogen sehingga perhitungan ANOVA tidak dapat
dilanjutkan.
3. Pengujian Hipotesis
a. Rumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis yang dibuat dari
variabel-variabel berikut ini:
1) Hipotesis 1
Ho1: Tidak ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari
keikutsertaan guru program sertifikasi.
Ha1: Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari
keikutsertaan guru program sertifikasi.
Ho2 : Tidak ada perbedaan pemahaman guru penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari
keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi.
Ha2 : Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari
keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi.
3) Hipotesis 3
Ho3 : Tidak ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian
guru.
Ha3 : Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawain
guru.
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
uji Chi-Square, yaitu uji independen antara dua faktor. Cara pengujian
nilai c2, dilakukan sebagai berikut (Sudjana, 2002:279):
1) Mengelompokkan data berdasarkan kategori.
2) Menghitung frekuensi teoritik atau banyak gejala yang diharapkan
terjadi yang disini akan dinyatakan dengan Xij. Rumus yang
digunakan adalah:
Eij =(nio x noj)/n