• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan : studi kasus pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan : studi kasus pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta."

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Studi Kasus Pada Guru SD di Kecamatan Kalibawang

Kabupaten Kulon Progo

Adi Priyono 051334081

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan guru dalam program sertifikasi; (2) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan gur u dalam sosialisasi program sertifikasi; (3) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian guru.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kalibawang Kulon Progo. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD se Kecamatan Kalibawang. Teknik pengumpulan data yang digunakan kuesioner. Teknik analisis data penelitian digunakan uji Chi-Square.

(2)

ix

ABSTRACT

TEACHERS’ UNDERSTANDING TOWARDS PORTFOLIO ASSESSMENT

OF TEACHERS’ PROFESSIONAL CERTIFICATION

A Case Study on Elementary School Teachers in Kalibawang District Kulon Progo Regency

Adi Priyono 051334081

Sanata Dharma University Yogyakarta

2010

This study is aims to find out teachers’ understanding towards the assessment of teachers’ professiona l certification perceived from: (1) their participation on certification program; (2) their participation on the socialization of certification program; (3) their status as civil servants.

This study was conducted in Kalibawang District, Kulon Progo Regenc y. Population for this study was the elementary teachers covered in Kalibawang District. Data gathering technique was questionnaire. Data analyzing technique was Chi-Square Test.

(3)

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Studi Kasus Pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

oleh: ADI PRIYONO

051334081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Studi Kasus Pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

oleh: ADI PRIYONO

051334081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya

2. Bunda Maria

3. Ibu saya tercinta

4. Kakak-kakakku

5. Sanak- saudara yang telah membantu perjuangan ini

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Adi Priyono Nomor Mahasiswa : 051334081

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, menditribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebaagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 26 Agustus 2010

Yang menyatakan

Adi priyono

 

 

(10)

v

M OT T O

Dan ket ahuil ah, Aku menyer t ai kamu sampai senant iasa sampai kepada

akhir zaman

( M at eus 27; 20)

T ak ada kat a gagal sel ama kit a bel um mencobanya, kar ena kegagal an

(11)

viii

ABSTRAK

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Studi Kasus Pada Guru SD di Kecamatan Kalibawang

Kabupaten Kulon Progo

Adi Priyono 051334081

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan guru dalam program sertifikasi; (2) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan gur u dalam sosialisasi program sertifikasi; (3) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian guru.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kalibawang Kulon Progo. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD se Kecamatan Kalibawang. Teknik pengumpulan data yang digunakan kuesioner. Teknik analisis data penelitian digunakan uji Chi-Square.

(12)

ix

ABSTRACT

TEACHERS’ UNDERSTANDING TOWARDS PORTFOLIO ASSESSMENT

OF TEACHERS’ PROFESSIONAL CERTIFICATION

A Case Study on Elementary School Teachers in Kalibawang District Kulon Progo Regency

Adi Priyono 051334081

Sanata Dharma University Yogyakarta

2010

This study is aims to find out teachers’ understanding towards the assessment of teachers’ professiona l certification perceived from: (1) their participation on certification program; (2) their participation on the socialization of certification program; (3) their status as civil servants.

This study was conducted in Kalibawang District, Kulon Progo Regenc y. Population for this study was the elementary teachers covered in Kalibawang District. Data gathering technique was questionnaire. Data analyzing technique was Chi-Square Test.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PEMAHAMAN

GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU

DALAM JABATAN ”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang

merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran,

masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.d Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si.. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Akuntansi, sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar

(14)

xi

semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk

semuanya.

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan

memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih

untuk semuanya.

5. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Penguji

yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan

memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih

untuk semuanya.

6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis

selama kuliah.

7. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala

keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

8. Ibuku tercinta, Mas Jiang, Mbak Yul, Mbak Nopin, Mas Supri, Mbak Lusi

dan Alfa, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan

baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah

Bapa selalu beserta kalian semua.

9. Buat Seseorang yang belum bisa disebut namanya karena penulis belum

menemukan.

10. Seluruh keluarga Hadi Siswoyo terima kasih atas dukungan, saran dan

(15)

xii

11. Buat “Komandan” Fx Eka W.W.,S.Pd dan Mas Dwi “PAK 01” terima kasih

atas dukungan dan bantuannya selama ini.

12. Angkatan 2005 “Budiman, Febran, Krismanto, Copi, Marboim, Asih, Ertyn,

Singgih, Bangkit, Lilik, Yansen, Arnon, Villa,Yanto, Itok. Terima kasih atas

bantuannya selama ini.

13. Buat teman-teman seperjuangan di ndondong dan sekitarnya; Mas Hendri

Jangkrik, Asih” Jonet”, Nanang, Budi” kluk-kluk”, Mang Yulfan, Mbah

Naruto, Fitri, Mas Bambang“ Kutuk”, Dewol, Disa, Karno, Agus, Arip”

Blend”. Terima kasih atas bantuan dan dukunganya selama ini.

14. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2005.

15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi

perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 26 Agustus 2010

(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….. vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

(17)

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 7

1. Pengertian Sertifikasi ... 7

2. Penjelasan Komponen Portofolio ... 9

3. Ketentuan Kelulusan ……….. 14

4. Tujuan Sertifikasi ………... 15

5. Manfaat Sertifikasi ………. 15

6. Program Sertifikasi Guru ………... 16

B. Guru ... 18

C. Status Kepegawaian Guru ... 19

D. Kerangka Berpikir ... 20

E. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 24

D. Populasi Penelitian ... 25

E. Operasionalisasi Variabel ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data... 28

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 29

H. Teknik Analisis Data ... 34

(18)

xv

B. Uji Prasyarat Analisis ... 49

C. Pengujian Hipotesis ... 52

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan ... 72

C. Saran ... 72

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Pemetaan Komponen Portofolio ……….………… 9

3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Pemahaman Guru …….…….………… 26

3.2 Tabel Skor Operasionalisasi Variabel Pemahaman Guru ……..………... 27

3.3 Tabel Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Sertifikasi .. 28

3.4 Tabel Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Sosialisasi .. 28

3.5 Tabel Operasionalisasi Variabel Status Kepegawaian Guru ………. 28

3.6 Tabel Rangkuman Uji Validitas Untuk Pemahaman Guru terhadap …… 30

3.7 Tabel Rangkuman Hasil Uji Releabilitas Instrumen Penelitian ………… 33

4.1 Tabel Sebaran Responden Penelitian ………. 40

4.2 Tabel Deskripsi Responden Terhadap Keikutsertaan Guru dalam

Sertifikasi Guru dalam Jabatan ……….. 41

4.3 Tabel Deskripsi Responden Terhadap Keikutsertaan Guru dalam

Sosialisasi Program Sertifikasi ………... 42

4.4 Tabel Deskripsi Responden Menurut Status Guru ………. 43

4.5 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ……… 45

4.6 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari

Keikutsertaan Guru dalam Program Sertifikasi ………. 46

4.7 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari

Keikutsertaan Guru dalam Sosialisasi Program Sertifikasi ………... 47

4.8 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari

Status Kepegawaian Guru ……….. 48

4.9 Tabel Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian ………….. 49

4.10 Tabel Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian ………. 51

4.11 Tabel Pengujian Perbedaan Pemahaman Guru Terhadap Penilaian

Portofolio Sertifikasi Guru ditinjau dari Keikutsertaan Guru dalam

Program sertifikasi ………. 52

4.12 Tabel Pengujian Perbedaan Pemahaman Guru Terhadap Penilaian

(20)

xvii

Sosialisasi Program sertifikasi ………... 55

4.13 Tabel Pengujian Perbedaan Pemahaman Guru Terhadap Penilaian

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 75

Lampiran 2 Output Realibilitas dan Validitas ... 85

Lampiran 3 Penilaian Acuan Patokan PAP tipe II ... 87

Lampiran 4 Rata-rata dan Standar Deviasi ... 89

Lampiran 5 Data Induk ... 91

Lampiran 6 Input data Validitas dan Reabilitas ... 103

Lampiran 7 Output Normalitas dan Homogenitas... 105

Lampiran 8 Output uji Hipotesis ... 110

Lampiran 9 Rubrik Penilaian Portofolio ... 112

Lampiran 10 Tabel Nilai- nilai r Product Moment dan Chi Kuadrat ... 120

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan umum pembangunan bangsa Indonesia adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan di Indonesia merupakan

kebutuhan yang penting bagi peningkatan sumber daya manusia. Banyak

faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia. Mutu pend idikan

yang rendah di Indonesia membuat pembangunan bangsa menjadi terganggu.

Agar dapat mencapai hal tersebut perlu penyempurnaan sistem pendidikan

yang mencakup peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru,

kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang

memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan

pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Untuk mewujudkan tujuan ini,

pemerintah melakukan berbagai perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan

adalah serangkaian suatu proses berkelanjutan yang mengarahkan anak

dengan metode- metode tertentu sehingga anak memperoleh pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang kesemuanya menunjang

perkembangan anak (Winkel, 2004:29).

Guru memiliki andil yang besar pada berhasil dan tidaknya suatu

pendidikan. Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan

berada di titik sentral dalam setiap usaha reformasi pendidikan ke arah

perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif. Setiap upaya peningkatan

(23)

melalui pembaruan kurikulum, pengembangan model pembelajaran,

penyediaan fasilitas pendidikan, dan hal- hal yang sejenisnya hanya akan

berarti jika melalui keterlibatan guru dan juga kreatifitas guru tersebut. Dalam

upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang

pendidikan, perlu dikembangkan sebagai tenaga pendidik yang berpotensi dan

ahli dalam bidangnya. Guru yang berpotensi berarti guru yang bersangkutan

mampu menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dalam

rangka mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Tidak

hanya itu saja, tanggung jawab perlu lebih ditekankan dan dikedepankan

karena pada saat ini banyak lulusan pendidikan yang cerdas dan terampil,

tetapi tidak memiliki tanggung jawab dala m menyumbangkan ilmu dan

keterampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu seringkali menimbulkan

masalah bagi masyarakat dan bangsa. Dalam kerangka inilah dirasakan

perlunya standar kompetensi dan sertifikasi guru, agar guru-guru memenuhi

standar dan lisensi sesuai dengan profesinya.

Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi bagi

guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh

sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian

portofolio. Uji kompetensi merupakan pengakuan atas pengalaman profesional

guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang

mencerminkan kompetensi guru. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang

menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam

(24)

Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2)

pendidik dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi

akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum

ilmiah (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10)

penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (Departemen Pendidikan

Nasional,2007:1).

Uji sertifikasi pendidik merupakan kontrol kualitas calon pendidik,

sehingga setiap orang yang memiliki sertifikat pendidik telah dinilai dan

diyakini mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajar dan melatih peserta

didik. Sertifikasi ini akan menimbulkan dampak yang positif terhadap profesi

guru di tanah air. Selain meningkatkan kualitas guru, sertifikasi menunjukkan

pengakuan dari pemerintah terhadap profesi guru. Sertifikasi mengajar ini

sangat penting dimiliki oleh para pendidik, karena berdasarkan sertifikasi ini

guru dan dosen bisa mendapatkan berbagai fasilitas terutama yang

berhubungan dengan tunjangan yang akan diperoleh. Dengan demikian guru

akan lebih termotivasi dalam kerja yang berkembang, dan produktif karena

kesejahteraan mereka meningkat. Namun sekarang ini ada perbedaan dalam

pemahaman terhadap program sertifikasi, terlebih- lebih dalam penyusunan

porfolio. Oleh sebab itu muncul dan berkembang pemahaman yang berbeda

terhadap sertifikasi guru dalam jabatan. Hal ini disebabkan adanya

(25)

Penelitian ini akan memfokuskan identifikasi berdasarkan tingkat pemahaman

guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.

Di Kabupaten Kulon Progo, khususnya di Kecamatan Kalibawang,

banyak guru masih kurang memahami penilaian portofolio sertifikasi guru

dalam jabatan. Program sertifikasi ini telah disosialisasikan kepada guru-guru,

terutama yang akan mengikuti sertifikasi. Tetapi dengan adanya

komponen-komponen portofolio yang cukup banyak, hal itu menyebabkan guru lebih

fokus dalam menyusun/mempersiapkan komponen-komponen tersebut.

Dengan kata lain, sosialisasi program sertifikasi tidak begitu diperhatikan. Hal

inilah yang menyebabkan banyak guru kurang memahami bagaimana

penilaian portofolio dan mereka tidak paham berapa skor yang harus dicapai

untuk dapat lulus dalam penilaian portofolio.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pemahaman Guru Terhadap

Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan”, Penelitian

merupakan studi kasus pada guru Sekolah Dasar di Kecamatan Kalibawang,

Kabupaten Kulon Progo.

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi pemahaman guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Penelitian ini memfokuskan pada

(26)

dalam program sertifikasi, keikutsertaan guru dalam sosialisasi program

sertifikasi, dan status kepegawaian guru.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam

program sertifikasi?

2. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam

sosialisasi program sertifikasi?

3. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian guru?

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari

keikutsertaan guru dalam program sertifikasi.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari

(27)

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap

penilaian portofo lio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian

guru.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Pemerintah

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan

kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, untuk meningkatkan

sumber daya manusia yang berkualitas.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk

memperbaiki citra guru dan memberikan dukungan yang positif untuk

menjadi guru yang profesional.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk

penelitian-penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan

pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

4. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan sekolah akan semakin

meningkatkan kualitas dengan menyediakan guru yang berkompetensi

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

1. Pengertian Sertifiaksi

Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu

implementasi dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen. Agar sertifikasi guru dapat direalisasikan dengan

baik perlu pemahaman bersama antara berbagai unsur yang terlibat, baik

di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi

dan sinkronisasi pelaksanaan sertifikasi guru agar pesan

Undang-Undang tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan.

Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah

rekrutmen dan penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan

sebuah pedoman yang dapat menjadi acua n bagi dinas pendidikan

provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan (LPMP), kepala sekolah, guru, guru yang diangkat dalam

jabatan pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru

dalam jabatan tahun 2009.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses

pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat

pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada

(29)

guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian

tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian

pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk

melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu,

setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga

sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi

yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang

sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007

menyatakan bahwa sertifikasi dalam jabatan dilaksanakan melalui uji

kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut

dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik

(dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang

dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagi guru dalam interval waktu

tertentu. Komponen portofolio mencakup (1) kualifikasi akademik, (2)

pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6)

prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan

dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan

dan sosial, (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Setiap komponen portofolio dapat memberikan gambaran satu atau lebih

kompetensi guru peserta sertifikasi, dan secara akumulatif dari

(30)

keempat kompetensi guru yang bersangkutan. Pemetaan kesepuluh

komponen portofolio dalam konteks kompetensi guru disajikan dalam

Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pemetaan Komponen Portofolio

Kompetensi Guru No. Komponen Portofolio

(Sesuai Permendiknas No. 18 2007) Ped. Kepr. Sos. Prof. 1. Kualifikasi Akademik V V

2. Pendidikan dan Pelatihan V V

3. Pengalaman Mengajar V V V

4. Perencanaan dan Pelaksanaan

Pembelajaran V V

5. Penilaian dari Atasan dan Pengawas V V

6. Prestasi Akademik V V V

7. Karya Pengembangan Profesi V V

8. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah V V V

9. Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial

V V

10. Penghargaan yang Relevan dengan

Bidang Pendidikan V V V V

2. Penjelasan Komponen Portofolio

Penjelasan komponen portofolio ini dikutip dari buku Pedoman

Penyusunan Portofolio (Depdiknas 2010; 5), sebagai berikut:

1. Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang

(31)

50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a.

2. Pendidikan dan Pelatihan adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi selama melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Workshop/lokakarya yang sekurang-kurangnya dilaksanakan 8 jam dan menghasilkan karya dapat dikategorikan ke dalam komponen ini. Bukti fisik komponen pendidikan dan pelatihan ini berupa sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara. Bukti fisik untuk workshop/lokakarya berupa sertifikat/ piagam disertai hasil karya. Apabila sertifikat workshop/lokakarya tidak mencantumkan lama waktu pelaksanaan dan hasil karya dikategorikan sebagai forum ilmiah. Komponen pendidikan dan pelatihan hanyadinilai untuk kategori relevan (R) dan kurang relevan (KR), sedangkan yang tidak relevan (TR) tidak dinilai. Relevan apabila materi diklat secara langsung meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional; contoh guru matematika mengikuti diklat KTSP. Kurang relevan apabila materi diklat mendukung kinerja profesional guru; contoh guru matematika mengikuti diklat ESQ. Tidak relevan apabila materi diklat tidak mendukung kinerja profesional guru; contoh guru matematika mengikuti diklat tata rias pengantin dan menjahit.

3. Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari komponen pengalaman mengajar ini berupa surat keputusan, surat tugas, atau surat keterangan dari lembaga yang berwenang (pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan).

4. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

(32)

dokumen ini berupa program pelayanan bimbingan dan konseling (PPBK) yang akan dilaksanakan. Program pelayanan bimbingan dan konseling ini memuat: nama program, lingkup bidang (pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia/ budi pekerti), yang di dalamnya berisi tujuan, materi kegiatan, strategi, instrumen dan media, waktu kegiatan, biaya, rencana evaluasi dan tindak lanjut. Bukti fisik program pelayanan bimbingan dan konseling berupa dokumen program pelayanan bimbingan pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial, dan akhlak mulia/budi pekerti yang dibuat oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor yang bersangkutan. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format yang tercantum dalam Bagian II.

Pelaksanaan pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaraKinerja guru tersebut meliputi tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik pelaksanaan pembelajaran berupa dokume n hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas terhadap kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Penilaian tersebut menggunakan format yang tercantum dalam Bagian II. Khusus untuk guru bimbingan dan konseling atau konselor, komponen pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam mengelola dan mengevaluasi pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi bidang pelayanan bimbingan pendidikan/ belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia/budi pekerti. Jenis dokumen yang dilaporkan berupa: agenda kerja guru bimbingan dan konseling, daftar konseli (siswa), data kebutuhan dan permasalahan konseli, laporan bulanan, laporan semesteran/tahunan, aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling (pemahaman, pelayanan langsung, pelayanan tidak langsung) dan laporan hasil evaluasi program bimbingan dan konseling. Bukti fisik pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling berupa fotokopi rekaman/dokumen laporan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang dibuat oleh guru yang bersangkutan. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format penilaian yang tercantum dalam Bagian II.

(33)

menerima kritik dan saran, (9) kemampuan berkomunikasi, dan (10) kemampua n bekerjasama. Penilaian dilakukan dengan Format Penilaian Atasan yang tercantum pada Bagian II.

6. Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik dan agen pembelajaran yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baiktingkat . Komponen ini meliputi sebagai berikut.

a. Lomba karya akademik, yaitu juara lomba akademik atau karya akademik (juara I, II, atau III) yang relevan dengan bidang studi/ bidang keahlian, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional.

b. Karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan adalah karya guru yang bersifat inovatif (belum ada sebelumnya) dan bermanfaat bagi masyarakat (minimal tingkat kabupaten/kota). c. Sertifikat keahlian/keterampilan tertentu pada guru SMK dan guru

olahraga, dan capaian skor TOEFL.

d. Pembimbingan teman sejawat, yaitu guru yang melaksanakan tugas sebagai instruktur, guru inti, tutor, pembimbingan guru yunior, dan pamong PPL calon guru.

e. Pembimbingan siswa sampai mencapai juara (juara I, II, atau III) atau tidak mencapai juara sesuai dengan bidang studi/keahliannya. Bukti fisik kompone n ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan disertai bukti relevan yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.

7. Karya pengembangan profesi adalah hasil karya dan/atau aktivitas guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi. Komponen ini meliputi hal- hal sebagai berikut.

a. Buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional;

b. Artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional;

c. Reviewer buku, penyunting buku, penyunting jurnal, penulis soal EBTANAS/UN/UASDA;

d. Modul/diktat cetak local yang minimal mencakup materi pembelajaran selama 1 (satu) semester;

e. Media/alat pembelajaran dalam bidangnya;

f. Laporan penelitian di bidang pendidikan (individu/kelompok); dan

(34)

Bukti fisik karya pengembangan profesi berupa sertifikat/piagam/surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang disertai dengan bukti fisik yang dapat berupa buku, artikel, deskripsi dan/atau foto hasil karya, laporan penelitian, dan bukti fisik lain yang relevan.

.

8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah adalah partisipasi guru dalam ilmiah (seminar, semiloka, simposium, sarasehan, dikusi panel, dan jenis forum ilmiah lainnya) pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai nara sumber/ pemakalah maupun peserta. Komponen dibedakan ke dalam kategori relevan (R) dan tidak relevan (TR). Relevan apabila tema/ materi forum ilmiah mendukung kinerja profesional guru; contoh guru mengikuti seminar pengembangan profesional guru. Tidak relevan apabila tema/ materi forum ilmiah tidak mendukung kinerja profesional guru; contoh guru bidang studi Bahasa Indonesia mengikuti seminar ketahanan pangan di Indonesia. Bukti fisik keikutsertaan dalam forum ilmiah berupa makalah dan sertifikat/ piagam bagi nara sumber/ pemakalah, dan sertifikat/ piagam bagi pesreta.

9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial adalah keikutsertaan guru menjadi pengurus organisasi kependidikan atau organisasi sosial pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/ kota, propinsi, nasional, atau internasional, dan/atau mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain: pengurus Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS), Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonensia (ISMaPI), Asosiasi Pendidikan Khusus Indonesia (APKHIN), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT, ketua RW, ketua LMD/BPD, dan pembina kegiatan keagamaan (takmir masjid, pembina gereja, dll yang sejenis). Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala urusan, ketua jurusan, ketua program keahlian, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio, kepala klinik rehabilitasi, wali kelas (guru kelas SD/TK), dan kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR, dll), tidak termasuk kepanitiaan. Bukti fisik komponen ini adalah foto kopi surat keputusan atau surat keterangan.

(35)

hasil, lokasi/ geografis), dan kualitatif (komitme n, etos kerja), baik pada tingkat satuan pendidikan, desa atau kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Contoh penghargaan yang dapat dinilai antara lain tingkat nasional: Satyalencana Karya Satya 10 Tahun, 20 Tahun, dan 30 Tahun; tingkat propinsi/kabupaten/kota/kecamatan/kelurahan/satuan pendidikan: penghargaan guru favorit/guru inovatif, dan penghargaan lain sesuai dengan kekhasan daerah/penyelenggara. Contoh penghargaan yang tidak dinilai antara lain penghargaan panitia pemilu (KPPS), penghargaan dari partai, penghargaan KB lestari. Bukti fisik komponen ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

3. Ketentuan Kelulusan

Batas minimal kelulusan (passing grade) adalah 850, dengan

mengikuti ketentuan pengelompokan sepuluh komponen portofolio

ke dalam unsur A, B, dan C sebagai berikut :

a. Unsur Kualifikasi dan Tugas Pokok

Unsur kualifikasi dan tugas pokok terdiri atas tiga komponen, yaitu: 1. Kualifikasi akademik

2. Pengalaman mengajar

3. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Total skor unsur A minimal 340, semua komponen pada unsur ini tidak boleh kosong, dan skor komponen perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (A.3) minimal 120.

b. Unsur Pengembangan Profesi

Unsur pengembangan profesi terdiri atas empat komponen, yaitu: 1. Pendidikan dan pelatihan

2. Penilaian dari atasan dan pengawas 3. Prestasi akademik

4. Karya pengembangan profesi

Total skor unsur B minimal 300, khusus untuk guru yang

ditugaskan pada daerah khusus minimal 200, dan skor komponen penilaian dari atasan dan pengawas (B.2) minimal 35.

c. Unsur Pendukung Profesi

Unsur pendukung profesi terdiri atas tiga komponen, yaitu : 1. Keikutsertaan dalam forum ilmiah

(36)

4. Tujuan Sertifikasi

Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2006:35), mengungkapakan bahwa

sertifikasi bertujuan untuk hal- hal sebagai berikut:

a. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Membantu dan melindungi lembaga penyenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan intrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.

d. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

e. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Manfaat Sertifikasi

Adapun manfaat ujian sertifikasi guru yang dikemukakan oleh Wibowo

dalam Mulyasa (2006:35), yaitu:

a. Pengawasan Mutu

1) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.

2) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan. 3) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada

waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier selanjutnya.

4) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme.

b. Penjamin Mutu

1) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan, khususnya para pelanggan/pengguna akan makin menghargai organisasi profesi dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para pelanggan/pengguna. 2) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para

(37)

6. Program Sertifikasi Guru

Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

menyatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional mengandung arti

bahwa pekerjaan guru hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang

mempunyai kualifikasi akademik dan kopentensi sesuai dengan

persyaratan kegiatan pembelajaran jenjang pendidikan tertentu dan

sertifikasi guru.

Program sertifikasi guru atau pendidik, berisi kompetensi

pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Secara umum menurut

Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP), kompetensi pedagogik

lebih menyangkut pada kemampuan guru dalam mengajar dan

memahami siswa, mampu memahami penguasaan kelas dengan baik,

menyampaikan bahan kepada siswa, dan bagaimana siswa dapat aktif

belajar sehingga menguasai bahan dan dapat mengembangkan potensi

yang dimiliki siswa. Kemampuan kepribadian merupakan kemampuan

guru dalam mencerminkan kebribadian yang mantap, bertaqwa,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, sehingga dengan lulusujian

kopetensi ini, seorang guru menjadi teladan bagi siswa dan menjadikan

siswa berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru

dalam penguasaan materi pembelajaran bidang studi yang dipegangnya,

maksudnya menguasai bahan ajar dan juga latar belakang bahan itu

(38)

menyangkut kemampuan guru untuk berkomunikasi dengan sis wa, guru

yang lain, kepala sekolah, masyarakat dan orang tua wali

Guru yang mempunyai kualifikasi pendidikan D4 dan S1 harus

mengikuti ujian sertifikasi. Begitu pula bagi guru yang belum memenuhi

kualifikasi akademik S-1/D-IV sesuai ketentuan Peralihan Pasal 66 PP

74 Tahun 2008. Tentang ujian sertifikasi ini diperjelas dengan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 yang menyatakan

bahwa sertifikasi bagi guru dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk

memperoleh sertifikat pendidik. Ujian kompetensi itu dilakukan dalam

bentuk portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman

profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen

yang mencerminkan kompetensi guru.

Ujian sertifikasi berupa empat standar kompetensi yaitu

kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Komptensi

pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik,

pendidikan, dan pelatihan, penglaman mengajar, perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi

sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan

pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen

kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, dan

(39)

Guru yang sudah mengikuti ujian sertifikasi berhak mendapat

sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai

pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.

Sertifikat ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh tunjangan

profesi. Sertifikat kompetensi adalah pengakuan terhadap penguasaan

kompetensi pada bidang pekerjaaan tertentu, yang diberikan oleh satuan

pendidikan kedinasan yang berakreditasi atau lembaga sertifikasi profesi

yang diakreditasi.

Penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dilakukan oleh LPTK

penyelenggara sertifikasi guru dalam bentuk Rayon yang terdiri dari

LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan oleh Konsorium

Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas LPTK Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Peningkatan Mutu.

B. Guru

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur

sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru

dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

(40)

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional

adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan

khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang

yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru

mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.

C. Status Kepegawaian Guru

Guru meliputi semua orang di sekolah-sekolah yang bertanggung jawab

dalam pendidikan para murid. Status (kedudukan) yang dipergunakan dalam

hubungannya dengan guru- guru berarti martabat atau penghargaan yang

diberikan kepada mereka, sebagai tingkat pengakuan atas pentingnya fungsi

mereka serta atas kemampuan mereka dalam melakukannya dan persyaratan

kerja, penggajian serta keuntungan-keuntungan materi lainnya yang diberikan

kepada mereka dibandingkan dengan golongan- golongan karya la innya.

Yang dimaksud dengan status guru adalah kedudukan guru dilihat dari

prototipenya dalam suatu sistem sosial. Menurut (Sahertian,1994:10), di

dalam pendidikan, status guru itu terdiri atas :

(41)

2. Guru swasta adalah guru yang diangkat oleh suatu yayasan tertentu dan digaji oleh yayasan atau lembaga tersebut. Guru swasta masih dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok seperti :

a. Guru Honorer adalah guru yang bekerja karena diangkat oleh yayasan atau lembaga tertentu dan digaji oleh yayasan tersebut tetapi belum mengajar penuh atau dapat dikatakan sebagai guru bantu.

b. Guru Yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan dan sudah berstatus sebagai guru tetap dari yayasan.

c. Guru Tidak Tetap Yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan tetapi statusnya belum tetap.

d. Guru bantu adalah salah satu status guru yang harus disandang sejumlah pengajar, di luar status lain seperti guru PNS, guru CPNS, atau guru wiyata bakti. Guru bantu bukan guru CPNS, apalagi guru PNS.

D. Kerangka Berpikir

1. Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam

Jabatan Ditinjau dari Keikutsertaan dalam Program Sertifikasi

Salah satu komponen dalam portofolio yang digunakan untuk

menilai sertifikasi guru dalam jabatan adalah kualifikasi akademik.

Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai

sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar maupun

non gelar baik di dalam maupun di luar negeri. Guru yang satu dengan

guru yang lain ada kemungkinan mempunyai tingkat pendidikan formal

yang berbeda-beda. Jenjang pendidikan formal guru merupakan jenjang

pendidikan yang telah ditempuh oleh guru. Pada umumnya guru ditingkat

pendidikan SD sudah menempuh pendidikan D2 PGSD, tetapi sudah

banyak juga guru yang sudah menempuh jenjang pendidikan S-1 atau

(42)

Jenjang pendidikan guru yang berbeda diduga akan menimbulkan

pemahaman dalam penilaian portofolio yang berbeda pula. Perbedaan itu

menyangkut tentang ketelitian dan kejelian dalam memahami penilaian

portofolio. Guru yang berijazah S-1 tentu saja berbeda dengan guru yang

berijazah SPG, D-II, dan D-III dalam memahami penilaian portofolio.

Diduga kuat bahwa guru yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih jeli

dan teliti serta lebih mudah mengerti di dalam point-point penilaian

portofolio, sehingga mereka dapat memperkirakan capaian skor portofolio

mereka.

2. Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam

Jabatan Ditinjau dari Keikutsertaan dalam Sosialisasi Program Sertifikasi.

Semua guru yang sudah ditetapkan sebagai peserta uji sertifikasi

harus mengikuti sosialisasi program sertifikasi guru dalam jabatan. Tujuan

dari sosialisasi tersebut agar guru lebih jelas tentang program sertifikasi itu

sendiri, memahami prosedur-prosedur penyusunan portofolio, dan dapat

melakukan penilaian portofolio. Bagi guru yang sudah mengikuti

sosialisasi akan lebih mudah dalam penyusunan portofolio dan dapat

mengetahui hasil penilaiannya. Berbeda dengan guru yang belum/tidak

mengikuti sosialisasi, mereka akan merasa kebingungan dan juga kurang

paham mengenai penilaian portofolionya.

3. Pemahaman guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari

(43)

Guru yang bekerja dalam suatu instansi tertentu akan mempunyai

pemahaman yang berbeda-beda terhadap uji serifikasi. Hal ini disebabkan

guru yang bekerja di suatu instansi atau sekolah baik negeri maupun

swasta mempunyai status yang berbeda-beda. Ada guru swasta yang

berstatus sebagai guru tetap suatu yayasan, tetapi ada juga yang berstatus

belum tetap oleh yayasan. Demikian juga guru-guru yang bekerja di

sekolah negeri, ada yang sudah menjadi guru PNS dan ada juga yang

masih menjadi guru tidak tetap atau honorer.

Status guru merupakan status dimana guru adalah guru tetap yang

berstatus PNS maupun guru tetap yang berstatus non-PNS. Perbedaan

status kepegawaian guru akan menimbulkan pemahaman yang berbeda

terhadap penilaian portofolio. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan

dalam mendapatkan kuota dalam program sertifikasi. Sebagai guru swasta

dalam memahami penilaian portofolio kurang begitu sungguh-sungguh,

karena kesempatan untuk menjadi peserta uji sertifikasi sangat kecil,

lebih-lebih untuk para guru swasta yang berstatus tidak tetap. Berbeda dengan

guru negeri (PNS) yang tinggal menunggu giliran untuk menjadi peserta

program sertifikasi, oleh sebab itu mereka lebih sungguh-sungguh

mempersiapkan komponen-komponen yang harus dipersiapkan, termasuk

dalam penilaian portofolio. Jadi para guru negeri (PNS) lebih memahami

(44)

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian

yang diteliti. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka perumusan

hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi

guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan dalam program sertifikasi.

2. Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi

guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan dalam sosialisasi program

sertifikasi.

3. Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang berupa studi

kasus, yaitu suatu penelitian yang terinci mengenai suatu subjek atau objek

tertentu selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa

lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh (Umar, 2005:23).

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini hanya berlaku terbatas pada

subjek atau objek yang diteliti. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pada

guru- guru SD, di Kabupaten Kulon Progo.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri dan SD Swasta di Kabupaten

Kulon Progo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret-April 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru-guru SD, di Kabupaten Kulon Progo.

2. Objek Penelitian

(46)

Objek penelitian adalah pemahaman guru terhadap penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan.

D. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa

ciri atau karakter yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh guru SD, di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo.

Jumlah populasi penelitian adalah kurang lebih 214 guru.

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ini adalah keikutsertaan guru dalam program

sertifikasi, keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi, dan status

kepegawaian guru sebagai variabel bebas, dan pemahaman guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan sebagai variabel terikat.

Dalam penelitian ini akan difokuskan pada kemampuan guru dalam

melakukan penilaian portofolio. Berikut ini disajikan operasional variabel

penelitian:

1. Variabel Pemahaman Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam

Jabatan

Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian

sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan melalui uji kompetensi dalam

bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang

(47)

menjalankan tugas dalam interval waktu tertentu. Dalam peraturan Menteri

Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam

jabatan, disebutkan komponen portofolio meliputi: (a) kualifikasi

akademik; (b) pendid ikan dan pelatihan; (c) pengalaman mengajar; (d)

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; (e) penilaian dari atasan dan

pengawas; (f) prestasi akademik; (g) karya pengembangan profesi; (h)

keikutsertaan dalam forum ilmiah; (i) pengalaman organisasi di bidang

ilmiah; dan (j) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Ke-10 komponen portofolio tersebut, merupakan penjabaran dari kompetensi

guru yang harus dipenuhi guru dengan cara mengumpulkan dokumen dan

disusun dengan sistematika sebagaimana diatur dalam surat Ditjen

Pendidikan Tinggi Depdiknas tentang pedoman penyusunan portofolio.

Secara umum dimensi program sertifikasi guru dalam jabatan mencakup

empat kompetensi pokok guru, yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi

pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Berikut ini

disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap program

sertifikasi guru dalam jabatan:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Pe mahaman Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Dimensi Komponen Portofolio Petanyaan

a. Aspek

kompetensi

pedagogik

1. Kualifikasi Akademik

2. Pendidikan dan Pelatihan

3. Pengalaman mengajar

4. Perencanaan dan Pelaksanaan

pembelajaran

1,2,3

4,5,6

7,8,9

(48)

b. Aspek

kompetensi

kepribadian

5. Penilaian dari Atasan dan

Pengawas

6. Prestasi Akademi

13,14

7. Karya pengembangan profesi

8. Keikutsertaan dalam forum

ilmiah

9. Pengalaman menjadi pengurus

organisasi di bidang

kependidikan dan sosial.

10. Penghargaan yang relevan

dengan bidang pendidikan

19,20,21

22,23,24

25,26,27,28

29

Komponen-komponen tersebut dituangkan dalam bentuk pertanyaan dan

masing- masing item pertanyaan diukur dengan memberikan skor sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Skor Operasionalisasi Variabel Pemahaman Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Jawaban Skor

Benar 1 Salah 0

2. Variabel keikutsertaan dalam program sertifikasi

Keikutsertaan guru dalam program sertifikasi adalah keikutsertaan

guru dalam mengikuti uji sertifikasi, baik yang belum/tidak lulus dan yang

(49)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Program Sertifikasi

Keterangan Skor Sudah mengikuti 1

Belum mengikuti 0

3. Variabel keikutsertaan dalam sosialisasi program sertifikasi

Keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi adalah

keikutsertaan guru dalam mengikuti sosialisasi program sertifikasi yang

diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan.

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Sosialisasi Program Sertifikasi

Keterangan Skor

Sudah mengikuti 1

Belum mengikuti 0

4. Variabel Status Kepegawaian Guru

Status guru adalah kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam

suatu sistem sosial sekolah. Pemberian peringkat dalam variabel ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Operasionalisasi Variabel Status Kepegawaian Guru

No Status Skor

1. Guru Negeri (PNS) 3 2. Guru Swasta Tetap Yayasan 2 3. Guru Tidak Tetap atau Honorer

(50)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat ditempuh

untuk memperoleh data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dalam

penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui

(Arikunto, 2002:128). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data

tentang pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam

jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam progaram sertifikasi,

keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi, dan status

kepegawaian guru.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk

mengungkapkan data sesuai dengan yang hendak diungkapkannya. Uji

validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Untuk pengujian

validitas butir instrumen, dalam penelitian ini menggunakan rumus

korelasi product moment dari Pearson (Arikunto, 2002:146) yaitu :

(51)

Keterangan :

Rxy = koefisien korelasi X dan Y dengan taraf signifikan (a) = 5% N = jumlah subyek

SX = jumlah nilai (skor) maksimum pernyataan responden SY = total nilai (skor) pernyataan responden

SX2 = jumlah skor kuadrat variabel X SY2 = jumlah skor kuadrat variabel Y

Berdasarkan hasil penelitian koefisien nilai rxy, jika rhitung lebih besar dari

pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya

maka butir soal tersebut tidak valid.

Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan terhadap item- item pertanyaan variabel

pemahaman guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru dalam

jabtan. Uji validitas ini dilakukan pada tiga puluh dua (32) butir

pertanyaan variabel pemahaman guru terhadap penilaian portotofolio

sertifikasi guru dalam jabatan. Rangkuman uji validitas untuk pemahaman

guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas Untuk Pemahaman Guru terhadap

Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru

Butir

No.

Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,361 0,880 Valid

2 0,361 0,845 Valid

(52)

4 0,361 0,872 Valid

5 0,361 0,842 Valid

6 0,361 0,842 Valid

7 0,361 0,842 Valid

8 0,361 0,857 Valid

9 0,361 0,867 Valid

10 0,361 0,867 Valid

11 0,361 0,878 Valid

12 0,361 0,842 Valid

13 0,361 0,842 Valid

14 0,361 0,842 Valid

15 0,361 0,873 Valid

16 0,361 0,857 Valid

17 0,361 0,842 Valid

18 0,361 0,845 Valid

19 0,361 0,855 Valid

20 0,361 0,864 Valid

21 0,361 0,842 Valid

22 0,361 0,840 Valid

23 0,361 0,843 Valid

24 0,361 0,857 Valid

25 0,361 0,842 Valid

26 0,361 0,869 Valid

27 0,361 0,840 Valid

28 0,361 0,840 Valid

29 0,361 0,840 Valid

30 0,361 0,845 Valid

31 0,361 0,861 Valid

(53)

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada pemahaman

guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru dalam jabatan

menunjukkan bahwa dari ke tiga puluh dua item pertanyaan tersebut

adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan jumlah data (n)

sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (a) = 5% atau 0,05, maka

diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa

semua nilai r hitung semuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari

dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa semua butir pertanyaan variabel pemahaman guru terhadap

penilaian portotofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan guru

dalam progaram sertifikasi adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen dikatakan reliabel jika

instrumen tersebut mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila

datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali

diambil, hasilnyapun tetap akan sama. Untuk mengetahui koefisien

reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2002 :171)

(54)

(

)

úúû

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan atau butir soal Ssb2 = jumlah varians butir

s12 = varians total

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Jika nilai koefisien alpha > 0,60 maka instrumen penelitian

tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika nilai koefisien alpha

<0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel Nunnaly (1978)

dalam Iman Gozhali (2001).

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.7

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status

Variabel pemahaman guru terhadap penilaian portofilio sertifikasi guru

(55)

Dari tiga puluh dua pertanyaan pada variabel terhadap penilaian

portofilio sertifikasi guru ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,857.

Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai

rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan

derajat keyakinan (a) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel

sebesar 0,60. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar

dari pada rtabel (0,857 > 0,60). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan

pada variabel terhadap penilaian portofilio sertifikasi guru dapat

dikatakan andal.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan

menyajikan data dari variabel keikutsertaan guru dalam program

sertifikasi, keikutsertaan guru dalam sosialisasi sertifikasi, dan status

kepegawaian guru, dalam bentuk tabel. Pendeskripsian data dilakukan

dengan menghitung nilai mean, median, modus dan standar deviasi.

2. Pengujian Normalitas

a. Pengjian Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala- gejala yang diteliti

apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Adapun

(56)

( )

X S

( )

X

F0 (X) = Fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan

Sn (X) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Bila nilai probabilitas (?) yang diperoleh melalui perhitungan >

taraf signifikan 5% berarti sebaran data variabel normal. Sedangkan

apabila nilai probalitias (?) yang diperoleh melalui perhitungan taraf

signifikan 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.

b. Pengujian Homogenitas

Sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian, maka harus

terlebih dahulu dipastikan bahwa kelompok-kelompok berasal dari

populasi yang sama. Kesamaan karakterisme dibuktikan dengan

adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok tersebut. Jika ternyata

tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok berarti

kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa

kelompok-kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama. Untuk pengujian

komparatif digunakan Analisis Varian Satu Jalan (Sugiyono,

1991:198-200). Dalam rangka pengujian dengan ANOVA, maka dicari

varians data dengan rumus sebagai berikut berikut:

(57)

Selanjutnya penggujian homogenitas varians diuji dengan uji F

Terkecil Varians

Terbesar Varians

F

... ... =

Nilai F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel,

dengan dk pembilang ?a- 1 dan dk penyebut ?c-1. Apabila Fhitung <

Ftabel (0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), maka dapat disimpulkan bahwa

varians data yang akan dianalisis homogen, dan apabila Fhitung = Ftabel

(0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), menunjukkan varians data yang akan

dianalisis tidak homogen sehingga perhitungan ANOVA tidak dapat

dilanjutkan.

3. Pengujian Hipotesis

a. Rumusan Hipotesis

Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis yang dibuat dari

variabel-variabel berikut ini:

1) Hipotesis 1

Ho1: Tidak ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari

keikutsertaan guru program sertifikasi.

Ha1: Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari

keikutsertaan guru program sertifikasi.

(58)

Ho2 : Tidak ada perbedaan pemahaman guru penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari

keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi.

Ha2 : Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari

keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi.

3) Hipotesis 3

Ho3 : Tidak ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian

guru.

Ha3 : Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawain

guru.

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

uji Chi-Square, yaitu uji independen antara dua faktor. Cara pengujian

nilai c2, dilakukan sebagai berikut (Sudjana, 2002:279):

1) Mengelompokkan data berdasarkan kategori.

2) Menghitung frekuensi teoritik atau banyak gejala yang diharapkan

terjadi yang disini akan dinyatakan dengan Xij. Rumus yang

digunakan adalah:

Eij =(nio x noj)/n

Gambar

Tabel 2.1 Pemetaan Komponen Portofolio
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Pe mahaman Guru terhadap Penilaian
Tabel 3.2 Skor Operasionalisasi Variabel Pemahaman Guru terhadap
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Sosialisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian dan (2) perbedaan persepsi

Sertifikasi guru ditinjau dari segi penilaian portofolio tidak relevan sebagai program pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari pengalaman mengajar; (2) perbedaan persepsi guru terhadap uji

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian dan (2) perbedaan persepsi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) apakah

18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) apakah

Pengisian Format A1 berpedoman pada Panduan Pengisian Formulir Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2008 (Lampiran 2). Peserta menunggu hasil penilaian