• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Pokok Penjumlahan Dan Pengurangan. Aceng Jaelani, Sumadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Pokok Penjumlahan Dan Pengurangan. Aceng Jaelani, Sumadi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Pokok Penjumlahan Dan

Pengurangan Aceng Jaelani, Sumadi

Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jalan Perjuangan By Pass Cirebon 451432, Indonesia,

Telepon: +62 231 481264

Permasalahan yang timbul dari penggunaan metode tradisional adalah kurangnya intraksi siswa dan guru. Guru lebih dominan sehingga kreaktifitas anak tidak muncul. Anak cenderung hanya mencoba mendengarkan apa yang disampaikan guru. Hal ini yang menyebabkan siswa enggan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas. Akibatnya nilai anak boleh dikatakan rendah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan prestasi belajar matematika pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan.Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka harus menggunakan metode yang tepat yaitu : Metode Quantum Teaching. Metode Quantum Teaching adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika, karena metode mengajar merupakan komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Analisis data merupakan suatu upaya yang dilakukan guru untuk merangkum secara akurat data yang telah diperoleh dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar adanya. Dalam kegiatan dengan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Subyek penelitian tindakan pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 36 anak yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Dalam penelitian ini yang bertindak selaku guru adalah peneliti sendiri dan untuk memperoleh hasil yang akurat dan transparan, peneliti dibantu dan diawasi oleh kepala sekolah dan rekan-rekan guru pengajar SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. Dari penelitian ini dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil penggunaan metode quantum teaching pada pelajaran matematika dikelas III SD Negeri Kapringan III membuahkan hasil yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari siklus I perolehan nilai 58,33 % dan untuk meningkatkan prestasai siswa memperoleh hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari siklus II perolehan nilai 75 % serta untuk meningkatkan prestasi siswa mengalami kemajuan dan peningkatan hasil belajar yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari siklus III perolehan nilai sebesar 80,13 %.

Kata Kunci :

Pendidikan merupakan suatu proses yang melibatkan unsur-unsur yang diharapkan meningkatkan pendidikan yang berkualitas. Guru sebagi unsur pokok penanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan proses belajar mengajar, diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan transformasi ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi tersebut, maka diperlukan adanya

(2)

diharapkan. Kemudian Hamalik ( 1994 : 3 ) “ Menyatakan bahwa unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar terdiri dari : motivasi siswa belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan kondisi subjek yang belajar”. Dari beberapa komponen utama kegiatan belajar Rifai ( 2001 : 1 ) “ Mengungkapkan bahwa dalam metodologi ada dua aspek yang paling menonjol metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Kenyataannya, siswa secara sendirian lebih-lebih siswa SD yang masih lugu tidak dapat berbuat banyak tanpa campur tangan guru. Sebaliknya guru pun tidak dapat berbuat banyak untuk keberhasilan pembelajaran tanpa mendapatkan kerja sama yang baik dari siswa. Oleh karena itu antara guru dan siswa harus terjalin kerja sama yang kompak dan ada rasa “kesaling bergantungan” demi terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan secara optimal. Dengan demikian tidak berlebihan jika dikatakan bahwa di antara faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan faktor terpenting. Kedua pihak merupakan pelaku dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada SD Negeri Kapringan III dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut : (1) Masih rendahnya daya serap peserta didik, (2) Masih mengunakan metode tradisional (monoton), (3) Kurangya perhatian siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Dari permasalahan ini mempengaruhi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, selain itu perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak juga kurang, dengan bukti saat guru memberikan informasi tentang prestasi belajar anaknya yang sangat menurun, banyak orang tua bersikap masa bodoh ini yang menyebabkan penurunan prestasi belajar. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran di SD Negeri Kapringan III tidak kondusif, sehingga menyebabkan penurunan nilai mata pelajaran matematika pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan. Adapun nilai mata pelajaran yang diperoleh siswa SD Negeri Kapringan III tersebut pada tahun ajaran 2009/2010 dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dengan nilai rata-rata 53,05 sedangkan nilai KKM pelajaran matematika yaitu 64, maka dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanan proses belajar mengajar kurang optimal.

Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara optimal adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model pembelajaran ini merupakan model percepatan belajar dengan metode belajar Quantum Teaching. Quantum teaching adalah : mengubah bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar lingkungan belajar, sehingga proses belajar mengajar akan lebih hidup dan menarik

(3)

( Deporter, 2000 : 5 ).Model pembelajaran ini menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi manusia secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu: mudah, menyenangkan, dan memberdayakan. Setiap anggota komunitas belajar dikondisikan untuk saling mempercayai dan saling mendukung. Siswa dan guru berlatih dan bekerja sebagai pemain tim guna mencapai kesuksesan bersama. Dalam konteks ini, sukses guru adalah sukses siswa, dan sukses siswa berarti sukses guru. Penyajian dalam pembelajaran QuantumTeaching merupakan model pembelajaran yang ideal, karena menekankan kerja sama antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini juga efektif karena memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan, oleh karena itu model ini perlu dilaksanakan di sekolah-sekolah. Adapun Pertanyaan Penelitian dalam penelitian ini yaitu :

a.

Bagaimanakah prestasi belajar

siswa sebelum menggunakan metode quantum teaching pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan ?

b.

Bagaimana aktivitas siswa dengan

menggunakan metode quantum teaching dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan ?

c.

Bagaimana prestasi belajar siswa

dengan penerapan metode quantum teaching pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan ?

d.

Apakah ada pengaruh penerapan

metode Quantum Teaching terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan ?

Sedangkan Tujuan Penelitian dari penelitian ini adalah:

a.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum menggunakan metode quantum teaching pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan

b.

Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan metode quantum teaching dalam meningkatkan prestasi belajar pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan

c.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dengan penerapan metode quantum teaching pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan

d.

Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode

Quantum Teaching terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan

(4)

MATERI DAN METODE

Objek Penelitian. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kelas III SDN Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu dengan jumlah siswa 36 orang (siswa laki-laki 17 orang dan perempuan 19 orang). Mereka tercatat disekolah tersebut pada tahun pelajaran 2009/2010. Pemilihan objek penelitian berdasarkan pertimbangan : 1). Siswa kelas III belum menguasai secara luas mendapatkan materi tentang penjumlahan dan pengurangan. 2). Ditemukan permasalahan pada siswa kelas III dalam penguasaan penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk soal cerita. Penelitian Tindakan Kelas. Metode penelitian yang digunaka berdasarkan permasalahan yang ditemukan dikelas adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), menurut Hopkins (1993) menurutnya PTK adalah “suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah”. Dari penjelasan Penelitian Tindakan Kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui evaluasi siswa yang sesuai permasalahan yang dihadapi peneliti. Untuk melakukan penelitian terhadap kondisi siswa pada saat pembelajaran berdasarkan permasalahan yang telah di paparkan di atas, Penelitian Tindakan Kelas dengan penelitian kualitatif ini digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas III SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indaramayu.

HASIL

Data Siklus I. Pada hasil pengamatan atau observasi siklus I serta wawancara dengan mengunakan metode Quantum teaching menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat, terlihat dengan semangat dan senangnya siswa dalam melakukan kegiatan tersebut, adanya keberanian siswa menanyakan sesuatu yang belum jelas dalam petunjuk cara menyelesaikan soal pada LKS. Selain untuk mengetahui hasil belajar siswa, penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I masih tergolong cukup. Hal ini dikarenakan refleksi pada siklus I ini siswa terlihat masih belum bisa memahami materi matematika disebabkan siswa belum menguasai penjumlahan dan pengurangan, sehingga pembelajaran masih belum tersampaikan.

(5)

Data Siklus II. Aktifitas siswa pada pembelajaran siklus II sudah tergolong baik. Hal ini di karenakan siswa sudah merasa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode quantum teaching, hanya saja masih ada saja siswa yang belum memahami materi walaupun dengan menggunakkan metode quantum teaching. Dari refleksi yang telah dilaksanakan bersama teman sejawat, dapat di simpulkan siswa yang masih bingung dalam memahami materi dikarenakan siswa masih belum bisa menguasai materi penjumlahan dan pengurangan.

Data Siklus III. Dari refleksi yang telah dilaksanakan bersama teman sejawat, dapat disimpulan pembelajarn matematika dengan memanfatkan metode quantum teaching terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

Menganalisis Data

Analisis Data Awal . Dari hasil observasi mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru sebelum tindakan dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan kurang berhasil. Kinerja guru masih belum optimal melakukan aktivitasnya dengan melakasanakan 4 aspek yang diamati atau 40 %. Sedangkan siswa melakukan aktivitasnya dengan melaksanakan 2 aspek yang diamati atau 20 %. Hal ini diperkuat dengan test awal ( pretest ) yang dicapai siswa.

Data tindakan. Dari hasil dasar awal tadi yaitu kurang optimalnya kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran mendorong diterapkannya suatu pembelajaran baru guna memperbaiki proses dan hasil belajar, yaitu degan memanfaatkan metode quantum teaching pada mata pelajaran matematika kelas III SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. Tindakan yang dilaksanakan terdiri dari 3 ( tiga ) siklus sampai pembelajaran tercapai secara optimal. Secara garis besar proses pembelajaran yang dilakukan pada setiap pertemuannya meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Adapun data secara rincinya adalah sebagai berikut :

Data hasil pelaksanaan siklus I. Dari data hasil observasi mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus I dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan mengalami peningkatan 60 %. Guru sudah optimal melakukan kinerjanya dengan melaksanakan seluruh aspek yang diamati atau 100 %. Sedangkan siswa melakukan aktivitasnya dengan melaksanakan 7 aspek yang diamati atau 70 % setelah mengalami

(6)

peningkatan sebesar 50 %. Selain itu peningkatan pembelajaran juga dapat melihat dari wawancara antara guru dan siswa yang menunjukan hasil persentase jawaban bukan 70 %, tetapi seharusnya 80 %. Hasil persentase dari tabel wawancara tersebut menunjukan siswa sudah mulai termotivasi untuk belajar matematika, yang dulu dianggap sulit, sekarang sudah tidak nampak seperti itu lagi. Siswa sudah mulai memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Hasil pembelajaran siklus I yaitu memahami dan menguasai penjumlahan dan pengurangan, sudah ada peningkatan dari test awal yang sebelumnya telah dilaksanakan. Terlihat dari tabel bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I ini, rata-rata nilai yang diperoleh siswa mencapai 58,33 % dengan tingkat penguasaan tertinggi mencapai nilai 80 dan tingkat penguasan terendah mencapai nilai 40. Dari tabel juga dapat terlihat bahwa ada 19 siswa yang dinyatakan tuntas dalam pembelajaran dengan persentase 52,78 % dan 17 siswa yang dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran dengan persentase 47,22 %. Ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kelas tersebut masih belum dapat dinyatakan tuntas belajar belum mencapai 80 % dari jumlah siswa yang dinyatakan tuntas belajar dan mencapai nilai > 64 %. Hal ini memerlukan adanya pembelajaran yang lebih optimal dalam pembelajaran berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penggunaan metode

quantum teaching pada pembelajaran Matematika belum optimal, oleh karena itu di tindak lanjuti dalam pelaksanaan siklus II.

Data Hasil Pelaksanan Siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan selama guru memberikan materi matematika pada pelaksanaan siklus II dengan perencanan baru ini, sampai pada saat untuk dikerjakan secara individu yang dilakukan oleh teman sejawat, maka dapat di peroleh data sebagai berikut : Dari data hasil observasi mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus II dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan masih tetap. Guru sudah optimal melakukan kinerjanya dengan melaksanakan seluruh aspek yang diamati atau 100 %. Sedangkan siswa melakukan aktivitasnya dengan melaksanakan 8 aspek yang diamati atau 80 % setelah mengalami peningkatan sebesar 10 %. Siswa sudah mulai aktif dan termotivasi dalam pembelajaran. Peningkatan pembelajaran juga dapat dilihat dari wawancara antara guru dan siswa yang menunjukan hasil persentase jawaban tidak lebih dari 70 % tetapi mengalami peningkatan menjadi 80 % dari persentase awal 80 %. Jika persentase hasil yang diperoleh dari jawaban tidak lebih dari 70 %, maka siswa sudah dianggap memahami dan menyukai pembelajaran matematika dengan menggunakan metode quantum teaching agar lebih memperkuat dapat dilihat dari hasil wawancara antara guru dan siswa pada siklus II ini terlihat

(7)

seperti dibawah ini : Hasil pembelajaran siklus II yaitu memahami dan menguasai penjumlahan dan pengurangan, selalu meningkat mulai dari test awal, test siklus I dan siklus II ini. Terlihat dari tabel bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus II, rata-rata nilai yang diperoleh siswa mencapai 68,61 % dengan tingkat penguasaan tertinggi mencapai nilai 85 dan tingkat penguasan terendah mencapai nilai 50. Dari tabel juga dapat terlihat bahwa ada 27 siswa yang dinyatakan tuntas dalam pembelajaran dengan persentase 75 % dan 9 siswa yang dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran dengan persentase 25 %. Ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kelas tersebut masih belum dapat dinyatakan tuntas belajar belum mencapai 80 % dari jumlah siswa yang dinyatakan tuntas belajar dan mencapai nilai > 64 %. Hal ini memerlukan adanya pembelajaran yang lebih optimal dalam pembelajaran berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penggunaan metode quantum teaching pada pembelajaran Matematika belum optimal, oleh karena itu ditindak lanjuti dalam pelaksanaan siklus III.

Data Hasil Pelaksanan Siklus III. Berdasarkan hasil pengamatan siklus III maka dapat diperoleh data sebagai berikut : Dari data hasil observasi mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus III dapat dikatakan pembeljaran masih tetap. Guru sudah optimal melakukan kinerjanya dengan melaksanakan seluruh aspek yang diamati atau 100 %. Begitu juga dengan siswa yang sudah optimal melakukan aktivitasnya dengan melaksanakan 10 aspek yang diamati atau 100 % setelah mengalami peningkatan sebesar 20 %. Selain itu peningkatan pembelajaran juga dapat dilihat dari wawancra antara guru dan siswa yang menunjukan hasil persentase jawaban tidak lebih besar dari 70 % yaitu 100 % dari persentase awal 80 %. Hasil pretest, jumlah siswa yang lulus ada 11 siswa atau sekitar 30,5 %, sedangkan jumlah siswa yang tidak lulus ada 25 siswa dan pada siklus I, jumlah siswa yang lulus ada 19 siswa atau sekitar 52,77 % dan untuk siswa yang tidak lulus ada 17 siswa. Sedangkan jumlah siswa yang lulus pada siklus II ada 27 siswa atau sekitar 75 %. Dari perolehan nilai tersebut, dapat dinyatakan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan hasil belajar sebesar 22,23 %. Walupun nilai yang didapat siswa masih banyak yang mendapatkan nilai 65. sedangkan pada siklus III, jumlah siswa yang lulus sebanyak 36 siswa atau seluruh siswa dapat dinyatakan lulus dengan nilai diatas KKM.

(8)

Pada hasil pengamatan atau observasi dengan penggunaan metode

quantum teaching pada pembelajaran matematika menunjukan bahwa pada pembelajaran awal bias dikatakan pembelajaran yang dilakukan kurang berhasil, kinerja guru masih belum optimal dalam melaksankan aktivitasnyadan hanya sekitar 40 %, sedangkan siswa hanya sekitar 20 %, sedangkan pada siklus I guru sudah optimal melakukan kinerjanya dan melaksanakan seluruh aspek yang diamati atau 100 %, dan siswa sekitar 70 %, untuk tabel wawancara menunjukan siswa sudah mulai termotivasi dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika, untuk nilai dapat terlihat bahwa 19 siswa dinyatakan tuntas dalam belajar, dengan persentase 52,77 %, sedangkan siswa yang dinyatakan belum tuntas dalam belajar semuanya ada 17 %, dan rata-rata nilai yang terkecil 40 dan nilai yang tertingi 80.

Untuk siklus II dapat dikatakan pula pembelajaran yang dilakukan masih tetap, dalam data hasil observasi siklus II untuk guru dalam melaksanakan seluruh aspek yang diamati sekitar 100 %, dan 80 %, setelah mengalami peningkatan 20 %, dan untuk penilaianpun juga ada kenaikan, untuk siswa yang tuntas dalam belajar ada 27 siswa ( 75 % ), dan yang belum tuntas belajarnya ada 9 siswa ( 25 % ), nilai tertinggi 85 dan terendah 50.

Dan untuk sisklus III pembelajaran yang dilakukan terus meningkat. Dalam data hasil observasi dan wawancara baik guru maupun siswa setiap aspek yang diamati telah mencapai 100 %, dan untuk penilaian bagi siswa semuanya telah tercapai nilai diatas KKM atau sekitar 80,13 %, hal ini terjadi karena dalam proses pembelajaran yang berlangsung tidak pasif melainkan aktif, sehingga adanya intraksi antara siswa dan guru, ditambah lagi dengan menggunakan metode quantum teaching yang membuat siswa tidak merasa takut dan bosan lagi dengan pelajaran matematika melainkan siswa merasa senang dengan metode yang digunakan sehingga siswa tertarik untuk mempelajri pelajaran yang sedang diajarkan. Dengan digunakan metode quantum teaching dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

KESIMPULAN

Penerapan pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) untuk prestasi dalam pembelajaran matematika dikelas III SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu, merupakan salah satu tindakan yang disengaja atau upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran sekaligus meningkatkan prestasi belajar. Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

(9)

1.

Berdasarkan hasil penggunaan metode

quantum teaching pada pelajaran matematika dikelas III SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu membuahkan hasil yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari siklus I perolehan nilai 58,33 %.

2.

Berdasarkan hasil proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode quantum teaching untuk meningkatkan prestasai siswa dikelas III SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu memperoleh hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari siklus II perolehan nilai 75 %.

3.

Bedasarkan penggunaan metode quantum

teaching untuk meningkatkan prestasi siswa pada pembelajaran matematika dikelas III SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu mengalami kemajuan dan peningkatan hasil belajar yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari siklus III perolehan nilai sebesar 80,13 %.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu, (1997) “Strategi Belajar Mengajar”, Semarang : Pustaka Setia. Abdulhak Ishak, (2009) “Jurnal Pendidikan Dasar”,Bandung : UPI Press. Abdullah Ali, (2007) Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

STAIN Cirebon Press.

Ali Mohammad,(1983) ”Guru dalam Proses Belajar Mengajar”Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Arikunto Suharsimi, (1987) “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”, Jakarta : Bina Aksara.

Aqib Zainal, (2006). “Penelitian Tindakan Kelas”,Bandung :Yrama Widaya. Cirebon STAIN ( 2007 ). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : Stain

Cirebon Press.

Dewi Islami Kania, (2008) “Penelitian Tindakan Kelas”, Bandung : Tinta Emas.

Fajariyah Nur, (2008). “Buku Pedoman Guru Sekolah Dasar : Matematika”. Jakarta : Grahadi.

Hamalik Oemar, (1994) “Kurikulum dan Pembelajaran”, Jakarta : Bumi Aksara.

Hamalik Oemar, (2001) “Proses Belajar Mengajar”, Jakarta : Bumi Aksara. Kunandar, (2007) “Guru Profesional”, Jakarta : Rajawali pers.

Porter De Bobbi, (2000). “Quantum Teaching”, Bandumg : Kaita.

Ruseffendi, (1991). “Didaktif Metodologi Pengajaran Marematika”, Jakarta : Bina Aksara.

(10)

Sa’ud Saefuddin Udin, dkk (2008). “Pembelajaran Terpadu”, Bandung : UPI Press.

Subandi, (2006) “Strategi Belajar Mengajar”, Indramayu.

Sudjana Nana, (1987) “Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar”, Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sukirman Dadang, dkk (2007). “Perencanaan Pembelajaran” Bandung : UPI Press.

Suwangsih Erna, ( 2006 ) “Model Pembelajaran Matematika”, Bandung : UPI Press

WWW.Google. Go. id

Yuniarto, ( 2002 ) “Buku Pedoman Guru Sekolah Dasar : Matematika”.Bogor : Regina.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam memahami kebutuhan dan keberadaan konsumen atau pelanggan tersebut, maka perusahaan dapat melakukan pendekatan kepada pelanggan dan juga mempengaruhi konsumen atau

Kothek lesung merupakan salah satu jenis kesenian tradisional dengan instrumen lesung dan alu yang terbuat dari batang pohon kelapa (glugu) sebagai

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul (Lembaran

Sayaseorang yang Ramah, PekerjaKeras, BertanggungJawabdancepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. KritisdanBerpikirLogis, Disiplin,

Dari beberapa ungkapan kebahasaan yang penulis ulas dalam makalah ini dapat disimpulkan beberapa hal, bahwa (1) Secara bentukan bahasa, ungkapan-ungkapan

“Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Jasa Lapangan Futsal (Studi Kasus Pada IFI Futsal Bandung)”. Bandung: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Namun pada perkembangannya saat ini, tidak hanya berkomunikasi dengan sebuah program yang telah dirancang dapat memberikan hiburan pada seseorang. Akan tetapi dapat digunakan