• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi asam stearat dan trietanolamin pada krim tabir surya ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan metode desain faktorial. - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Optimasi asam stearat dan trietanolamin pada krim tabir surya ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan metode desain faktorial. - USD Repository"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETANOLAMIN PADA KRIM TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

oleh :

Felix Enggar Widianto

NIM : 158114046

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETANOLAMIN PADA KRIM TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

oleh :

Felix Enggar Widianto

NIM : 158114046

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PRAKATA

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Optimasi Asam Stearat dan Trietanolamin pada Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan Metode

Desain Faktorial” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu pada program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Terselesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak,

sehingga penulis bermaksud menyampaikan rasa terimakasih, kepada :

1. Bapak Yohanes Eudes Hardianto dan Ibu Dra. Yolenta Wiwit Tuti Sudarti

(alm) yang selalu memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada

penulis.

2. Bulik Tanti, Bulik Ti, dan Mas Indra yang selalu memberikan doa dan

dukungan kepada penulis.

3. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan banyak pengalaman kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt dan Ibu Dr. Rini Dwi Astuti, M.Sc., Apt

selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk

menjadikan skripsi ini lebih baik.

5. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan arahan selama perkuliahan penulis.

6. Pak Wagiran, Pak Musrifin, Mas Agung, dan Pak Iswandi selaku laboran

yang telah membantu penulis dalam menjalankan penelitian.

7. Komang Ayu Trisna Geriadi dan Keza Meylina selaku teman seperjuangan

yang selalu memberikan support untuk penulis dan menemani penulis. Penulis sangat bersyukur memiliki teman seperti kalian.

8. Teman-teman Burjo PH sebagai tempat mengeluarkan keluh kesah

penulis. Penulis sangat berterimakasih dan bersyukur memiliki teman

(8)

9. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan ilmunya selama perkuliahan.

10.Seluruh teman – teman FSM B 2015 yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

11.Seluruh teman- teman angkatan 2015 yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini sehingga penulis berharap menerima kritik dan saran yang membangun. Akhir

kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk ilmu pengetahuan khususnya dibidang

farmasi.

(9)

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI ... v

Determinasi Tanaman Rosella ... 2

Pembuatan Ekstrak Kelopak Bunga Rosella ... 3

Skrining Fitokimia ... 3

Uji Aktivitas Tabir Surya Ekstrak Kelopak Bunga Rosella ... 4

Pembuatan Sediaan Krim Ekstrak Kelopak Bunga Rosella ... 4

Pengujian Sifat Fisik ... 5

Pengujian Stabilitas ... 5

Analisis Data ... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 6

Determinasi Tanaman Rosella ... 6

Skrining Fitokimia ... 7

(10)

Pembuatan Sediaan Krim Ekstrak Kelopak Bunga Rosella ... 8

Evaluasi Krim ... 8

Desain Faktorial ... 10

Uji Stabilitas Freezethaw ... 16

KESIMPULAN ... 17

SARAN ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 18

LAMPIRAN ... 20

BIOGRAFI PENULIS ... 42

(11)

DAFTAR TABEL

Skrining Fitokimia ... 3

Formula Modifikasi Krim Ekstrak Kelopak Bunga Rosella ... 4

Hasil Skrining Fitokimia ... 7

Uji Organoleptis Krim Tabir Surya Ekstrak Kelopak Bunga Rosella ... 9

Data Respon Viskositas ... 9

Data Respon Daya Sebar ... 9

Data Respon Daya Lekat ... 10

Nilai Efek Respon terhadap Viskositas ... 11

Nilai Efek Respon terhadap Daya Sebar ... 12

Nilai Efek Respon terhadap Daya Lekat ... 14

Hasil validasi dari setiap respon ... 16

(12)

DAFTAR GAMBAR

Daftar Gambar 1. Konsentrasi ekstrak vs Nilai SPF ... 8

Daftar Gambar 2. Hubungan Asam Stearat terhadap viskositas ... 11

Daftar Gambar 3. Hubungan Trietanolamin terhadap viskositas ... 11

Daftar Gambar 4. Contourplot viskositas ... 11

Daftar Gambar 5. Hubungan Asam Stearat terhadap daya sebar ... 13

Daftar Gambar 6. Hubungan Trietanolamin terhadap daya sebar... 13

Daftar Gambar 7. Contourplot Daya Sebar... 13

Daftar Gambar 8. Hubungan Asam Stearat terhadap daya lekat ... 14

Daftar Gambar 9. Hubungan Trietanolamin terhadap daya lekat ... 14

Daftar Gambar 10. Contourplot Daya Lekat... 15

(13)

ABSTRAK

Sinar ultraviolet pada sinar matahari dapat memiliki efek yang buruk bagi kulit, yaitu sinar UVA dan UVB. Tabir surya merupakan salah satu sediaan yang dapat melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet. Kelopak bunga Rosella memiliki kandungan senyawa flavonoid yang berperan sebagai UV absorben sehingga dapat disebut sebagai tabir surya. Formulasi sediaan krim dapat mempermudah dalam penggunaannya secara topikal.

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan senyawa flavonoid yang terdapat pada kelopak bunga Rosella yang berpotensi sebagai tabir surya menjadi sediaan krim tabir surya. Peneliti menggunakan metode remaserasi dalam mengambil senyawa flavonoid yang terdapat pada kelopak bunga Rosella. Skrining fitokimia dilakukan untuk memastikan adanya senyawa flavonoid pada ekstrak. Uji aktivitas tabir surya pada ekstrak kelopak bunga Rosella dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS dengan panjang gelombang 290-400 nm. Optimasi asam stearat dan trietanolamin dilakukan dengan metode desain faktorial 2 faktor yaitu asam stearat dan trietanolamin, 2 level yaitu level maksimum dan minimum dari asam stearat dan trietanolamin. Data yang digunakan dalam desain faktorial yaitu viskositas, daya sebar, dan daya lekat. Hasil yang didapatkan menunjukkan ekstrak kelopak bunga rosella memiliki kandungan senyawa flavonoid yang pada konsentrasi 0,1% memiliki nilai SPF sebesar 55,424. Hasil optimasi yang didapatkan yaitu salah satu komposisi asam stearat sebesar 7,7 mg dan trietanolamin sebesar 2,2 mg. Pada uji stabilitas menggunakan metode freezethaw terjadi penurunan nilai viskositas dan daya lekat, sedangkan nilai daya sebar mengalami peningkatan.

(14)

ABSTRACT

Ultraviolet light from sun have a bad effect for human skin, namely UVA and UVB rays. Sunscreen is one of many dosage form which can protect skin from exposure of ultraviolet light. Rosella petals contain flavonoids which act as UV absorbents so can be called sunscreens. The formulation of cream can make easier to use topically.

The aim of this study is utilize the flavonoid compounds from Rosella petals which potentially as a sunscreen to used as sunscreen cream. Researchers used remaseration method to extract flavonoid compounds from Rosella petals. Phytochemical screening was carried out to ascertain the presence of flavonoids in the extract. The sunscreen activity test on Rosella petal extract was carried out using a UV-VIS spectrophotometer with a wavelength of 290-400 nm. Optimization of stearic acid and triethanolamine was carried out with factorial design methods 2 factor as stearic acid and triethanolamine, 2 levels is maximum and minimum levels of stearic acid and triethanolamine. Data used in factorial designs are viscosity, spreadability, and adhesion. The results showed that rosella petal extract contained flavonoid compounds which at a concentration of 0.1% had an SPF value of 55.424. The optimization results obtained were stearic acid composition of 7.7 mg and triethanolamine of 2.2 mg. The stability test using the freezethaw method there was a decrease in the value of viscosity and adhesion, while the spread value increased.

(15)

PENDAHULUAN

Sinar matahari yang merupakan salah satu sumber kehidupan di bumi

tidak selalu memberikan keuntungan, tetapi juga memberikan kerugian bagi

kesehatan manusia (Zulkarnain dan Hidayatu, 2013). Sinar ultraviolet yang

terdapat pada sinar matahari memiliki efek yang buruk bagi kulit. Kerusakan

lapisan ozon merupakan salah satu penyebab sinar ultraviolet dapat menembus

sampai permukaan bumi. Sinar ultraviolet yang sampai ke permukaan bumi dan

memiliki dampak buruk bagi kulit adalah sinar UVA dan UVB (Shovyana dan

Zulkarnain, 2013). Semakin lama paparan sinar UVA dan UVB mengenai kulit

manusia maka akan semakin banyak penyakit yang dapat dialami oleh manusia,

seperti sunburn, eritema, hiperpigmentasi, penuaan dini, bahkan sampai kanker kulit

Tabir surya merupakan suatu sediaan yang dapat melindungi kulit dari

paparan sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Efektivitas sediaan tabir

surya didasarkan pada penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) yang menunjukkan kemampuan produk tabir surya dalam melindungi kulit dari paparan

sinar UV (Stanfield, 2003). Nilai SPF dipengaruhi oleh banyaknya kandungan

antioksidan di dalam senyawa aktif yang terkandung di dalam sediaan (Rustina

dan Indarto, 2017).

Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki kandungan vitamin, mineral,

dan komponen bioaktif seperti asam organik, phytosterol, polifenol, flavonoid, dan beberapa diantaranya memiliki aktivitas antioksidan (Dwiyanti dan Hati,

2014). Flavonoid berperan menjaga kerusakan sel akibat penyerapan sinar

ultraviolet berlebih (Farida dkk., 2013). Peneliti mengaplikasikan sediaan SPF

dalam bentuk krim dengan bahan optimasi asam stearat dan trietanolamin.

Keuntungan sediaan krim antara lain lebih mudah diaplikasikan, lebih nyaman

digunakan pada wajah tidak lengket dan mudah dicuci dengan air (Sharon dkk,

2013). Trietanolamin yang dikombinasikan bersama asam stearat akan

membentuk krim yang lebih stabil karena asam stearat dan trietanolamin yang

(16)

digunakan desain faktorial sebagai metode optimasi karena memiliki banyak

keuntungan yaitu : 1.) jika tidak ada interaksi, desain faktorial memiliki efisiensi

maksimum dalam memperkirakan efek utama; 2.) jika terjadi interaksi, desain

faktorial diperlukan untuk mengidentifikasi interaksi tersebut; 3.) efek berlaku

untuk berbagai kondisi karena dapat diukur pada berbagai tingkat faktor-faktor

lain (Bolton dan Bon, 2010).

METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini termasuk jenis

penelitian eksperimental murni dengan metode desain faktorial yang bertujuan

untuk melihat level optimum dari bahan yang dioptimasi yang mempengaruhi

sifat fisik dan stabilitas sediaan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi, Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia,

dan Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Alat dan Bahan

Alat yang dipakai adalah Neraca analitik (Nagata), shaker, oven, rotary evaporator, kertas saring Whatman No.1, tabung reaksi, Spektrofotometer UV-Vis, labu ukur, Erlenmeyer, viscometer Brookfield seri DV-1 Prime, alat uji daya sebar, alat uji daya lekat, stopwatch, mortir stamper, waterbath, Freezer (Sharp), dan alat-alat gelas lainnya.

Bahan yang dipakai adalah serbuk kelopak bunga Rosella (Hibiscus

sabdariffa L.) yang diperoleh dari Merapi Farma Herbal Yogyakarta, etanol 96%, reagen Mayer, reagen Waghner, reagen Dragendroff, NaOH 10%, Pereaksi FeCl3,

kloroform, asetat anhidrat, TEA, asam stearat, H2SO4, gliserin, paraffin cair, metil

paraben, propil paraben, HCl 2M, dan aquadest.

Determinasi Tanaman Bunga Rosella

Tanaman bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang digunakan

diperoleh dari Merapi Farma Herbal Yogyakarta. Determinasi tanaman bunga

Rosella dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Fakultas Biologi,

(17)

Pembuatan Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella

Serbuk simplisia kelopak bunga Rosella ditimbang sebanyak 250 g yang

dimasukkan ke dalam gelas beker. Kemudian dilakukan ekstraksi dengan cara

remaserasi menggunakan etanol 96% sebanyak 500 mL, dibiarkan terlindung dari

cahaya sambil dikocok menggunakan shaker, pengocokan dilakukan selama 6 jam

dan didiamkan selama 18 jam, kemudian disaring. Tahap tersebut dilakukan

selama 5 X 24 jam. Setelah itu ekstrak dipekatkan dengan rotary evaporator pada

suhu ±40oC hingga diperoleh ekstrak kental (Hutami et al., 2014).

Penimbangan bobot tetap dilakukan untuk memastikan bahwa ekstrak

yang didapat telah bebas dari pelarut. Menurut Farmakope Indonesia V (2014),

ekstrak dikatakan bebas dari pelarut apabila pada dua kali penimbangan

berturut-turut perbedaan penimbangan tidak lebih dari 0,50 mg tiap gram zat yang

digunakan. Jika masih terjadi perbedaan lebih dari 0,50 mg, maka dilakukan

pengeringan kembali dalam oven hingga didapat bobot tetap.

Skrining Fitokimia

Tabel I. Skrining Fitokimia

Pemeriksaan Pereaksi Hasil (positif)

Flavonoid

(Ikalinus dkk., 2015)

NaOH 10% Warna Jingga

Tanin

(Vinoth et al., 2012)

FeCl3 Coklat kehijauan atau

(18)

Uji Aktivitas Tabir Surya Ekstrak Kelopak Bunga Rosella

Sampel dipreparasi dengan cara membuat variasi konsentrasi (0,06%,

0,07%, 0,08%, 0,09%, 0,1%) ekstrak kelopak bunga rosella. Ekstrak dilarutkan di

dalam sejumlah etanol kemudian uji aktivitas tabir surya dilakukan dengan alat

spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 290 nm – 400 nm dengan menggunakan etanol sebagai blanko. Area di bawah kurva dihitung dari jumlah serapan pada λn dan serapan λn-1 dibagi 2. Kemudian nilai log SPF dihitung dengan cara membagi jumlah seluruh area di bawah kurva dengan selisih panjang

gelombang terkecil dan terbesar kemudian dikali 2. Selanjutnya nilai log SPF diubah menjadi nilai SPF. Rumus untuk menghitung SPF :

Keterangan :

SPF : Faktor proteksi cahaya

AUC : Jumlah serapan pada λn dan serapan λn-1 dibagi 2

λn : 400 nm

λ1 : 290 nm

(Foumeron et al., 1999)

Formulasi Krim Ekstrak Kelopak Bunga Rosella

Tabel II. Formula Modifikasi Krim Ekstrak Kelopak Bunga Rosella

(19)

Metode untuk pembuatan Krim (Ekowati dan Ningsih, 2014) :

1. Asam stearat, setil alkohol, parafin cair, metil paraben, dan minyak zaitun

dilelehkan di atas waterbath untuk fase minyak.

2. Trietanolamin, propil paraben, dan gliserin dihomogenkan pada cawan porselin

terpisah untuk membentuk fase air.

3. Fase air dimasukkan ke dalam fase minyak kemudian diaduk hingga homogen.

4. Campuran dipindahkan ke dalam mortir panas dan ditambahkan aquades diaduk hingga membentuk massa krim.

5. Ekstrak kelopak bunga rosella ditambahkan ke dalam campuran sambil diaduk

hingga homogen.

Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella

Uji sifat fisik krim yaitu dengan uji viskositas, uji daya sebar, dan uji

daya lekat. Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan alat viscometer Rheosys dan software Rheosys micra. Pada uji daya sebar, krim diletakkan diantara dua lempeng kaca yang diberi beban 50 gram. Setiap penambahan beban

ditunggu selama satu menit dan kemudian diukur dan dicatat diameter

penyebarannya (Santanu et al., 2012).

Uji daya lekat dilakukan dengan meletakkan 0,02 gram sediaan krim

diatas kaca objek. Kaca objek yang lain diletakkan diatas krim. Beban 1 kg

diletakkan selama 5 menit. Kemudian kaca objek dipasang pada alat test, dan

dilepaskan beban seberat 50 gram. Waktu yang diperlukan beban untuk

melepaskan kedua kaca objek dicatat (Alfath, 2012).

Uji Stabilitas Krim Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella

Uji stabilitas sediaan dilakukan dengan menyimpan sediaan krim pada

suhu tinggi 60oC dan suhu rendah 4o, masing-masing suhu dalam 1 hari. Siklus

freeze thaw diulang 3 kali (selama 6 hari). Setiap satu siklus selesai lalu diamati

sifat fisik yang berubah yaitu viskositas, daya lekat, dan daya sebar (Yosephine et

(20)

Analisis Hasil

Optimasi pada penelitian ini dilakukan dengan metode desain faktorial.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sifat fisik dan stabilitas fisik.

Analisis data sifat fisik (viskositas, daya sebar, dan daya lekat) menggunakan

Design Expert 11(Free Trial), sehingga didapatkan interaksi dari kedua faktor pada dua level untuk masing-masing respon melalui persamaan dan countour plot.

Area optimum diperoleh dengan cara superimposed countour plot.

Data stabilitas fisik melalui uji freeze thaw berupa pergeseran viskositas,

daya sebar, dan daya lekat. Pada pengolahan data pergeseran viskositas, untuk

menentukan normalitas distribusi data menggunakan Shapiro-Wilk. Jika p-value >

0,05 maka data terdistribusi normal dan jika p-value < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Jika data terdistribusi normal maka dilakukan uji Levene’s

Test dengan taraf kepercayaan 95% dan jika p-value > 0,05 maka data homogen. Jika tidak terdistribusi normal atau tidak homogen, data diuji menggunakan uji

Kruskall Wallis. Untuk data yang terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan menggunakan one way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai p-value < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar formula.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Determinasi Serbuk Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk kelopak Bunga

rosella yang diperoleh dari Merapi Farma Herbal, Yogyakarta, Indonesia.

Sebelumnya, dilakukan determinasi kelopak bunga rosella di Laboratorium

Sistematika Tumbuhan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Berdasarkan hasil, terbukti bahwa tanaman yang diuji adalah bunga Rosella

(Hibiscus sabdariffa L.) sehingga dapat dipastikan bahwa serbuk tersebut

(21)

Hasil Skrining Fitokimia

Hasil skrining fitokimia (lampiran 5) disajikan dalam tabel III.

Tabel III. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Kelopak Bunga Rosella Pemeriksaan Pereaksi Hasil (positif) Hasil

Flavonoid

Terbentuk Busa Tidak terbentuk

busa (negatif)

Merah Keunguan Tidak merah

keunguan

Data hasil skrining fitokimia dari ekstrak kelopak bunga rosella diatas

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Marpaung dkk (2015) dengan hasil

(22)

Uji Aktivitas Tabir Surya

Gambar 1. Konsentrasi ekstrak vs Nilai SPF

Hasil penelitian (lampiran 6) menunjukkan bahwa meningkatnya

konsentrasi yang dipakai, semakin meningkat juga nilai SPF nya. Kriteria nilai

SPF yang dipakai adalah proteksi ultra (Draelos dan Thaman, 2006). Daya

proteksi ini berasal dari senyawa flavonoid yang terdapat di dalam ekstrak

kelopak bunga rosella yang dapat menyerap sinar UV. Sifat dari flavonoid yang

dapat menyerap sinar UV tersebut sangat potensial untuk diformulasikan menjadi

sediaan tabir surya.

Formulasi Sediaan Krim Tabir Surya

Ekstrak dengan konsentrasi 0,1% dipilih karena menghasilkan nilai SPF

yang tinggi yaitu sebesar 55,424 yang termasuk ke dalam proteksi ultra. Formula

yang dibuat dimodifikasi dari formula acuan (Ekowati dan Ningsih, 2014).

Formula terlebih dahulu dibentuk 2 fase yaitu fase minyak (Asam Stearat, Asam

Stearat, metil paraben, dan minyak zaitun) dan fase air (ekstrak kelopak bunga

rosella, trietanolamin, parafin cair, gliserin propil paraben, dan akuades). Lalu

kedua fase dicampurkan kemudian diaduk hingga homogen di dalam satu mortir.

Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Krim Tabir Surya

Evaluasi sifat fisik sediaan krim bertujuan untuk melihat apakah krim

tabir surya memiliki sifat fisik yang baik seperti berbentuk semisolid, tidak berbau

tengik. Evaluasi sifat fisik yang dilakukan meliputi organoleptis, viskositas, daya

sebar, dan daya lekat.

Organoleptis

Uji ini meliputi bentuk, warna, dan bau. Hasil dari keempat formula

memiliki organoleptis yang sama. Hasil pengamatan dari keempat formula

(23)

Tabel IV. Uji Organoleptis Krim Tabir Surya Ekstrak Kelopak Bunga Rosella

Organoleptis F1 FA FB FAB

Bentuk Semisolid Semisolid Semisolid Semisolid Warna Putih Putih Putih Putih

Bau Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau Viskositas

Uji ini bertujuan untuk mengukur kekentalan dari krim tabir surya. Uji

ini menggunakan viscometer Rheosys cone and plate. Data pengujian viskositas (lampiran 7) disajikan dalam tabel V.

Tabel V. Data Respon Viskositas Formula Viskositas (Pa.s)

viskositas yang ditetapkan (4-40 Pa.s), sedangkan formula a berada dibawah range

viskositas yang ditetapkan karena trietanolamin dapat menurunkan viskositas

sediaan (Genatrika, Nurkhikmah, dan Hapsari, 2016).

Daya Sebar

Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah sediaan dapat

menyebar secara merata pada waktu diaplikasikan. Hasil daya sebar (lampiran 7)

disajikan dalam tabel VI.

Tabel VI. Data Respon Daya Sebar Formula Daya Sebar (cm)

± SD 1 5,967 ± 0,058

A 4,733 ± 0,252

B 5,867 ± 0,231

(24)

Berdasarkan dari hasil yang diperoleh, formula 1, b, dan ab masuk dalam

range daya sebar yang ditetapkan (5-7 cm), sedangkan formula a dibawah range

daya sebar yang ditetapkan karena trietanolamin dapat menurunkan respon daya

sebar sediaan (Genatrika, Nurkhikmah, dan Hapsari, 2016).

Daya Lekat

Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan sediaan

krim melekat pada kulit karena semakin lama melekat, semakin optimal aktivitas

ekstrak yang ditimbulkan. Hasil daya lekat (lampiran 7) disajikan dalam tabel VII.

Tabel VII. Data Respon Daya Lekat Formula Daya Lekat (detik)

± SD 1 4,3 ± 0,265

A 1,4 ± 0,208

B 4,5 ± 0,503

AB 4,4 ± 0,529

Berdasarkan hasil yang diperoleh, formula 1, b, dan ab memenuhi syarat

daya lekat yang ditetapkan (> 4 detik), sedangkan formula a berada dibawah

syarat daya lekat yang ditetapkan karena trietanolamin dapat menurunkan respon

daya lekat sediaan (Genatrika, Nurkhikmah, dan Hapsari, 2016).

Desain Faktorial Respon Viskositas

Respon viskositas dihasilkan dari dua faktor yaitu asam stearat dan

trietanolamin, serta interaksinya terhadap respon viskositas diuji menggunakan

software Design Expert 11(Free Trial). Persamaan desain faktorial untuk viskositas adalah

( ) ( ) ( ) ... Persamaan 1 Dengan Y sebagai respon dari viskositas, X1 sebagai Asam Stearat, X2 sebagai

trietanolamin, dan X1X2 sebagai interaksi antara asam stearat dan trietanolamin.

Efek adalah perubahan respon yang disebabkan oleh adanya variasi level faktor

yaitu asam stearat dan trietanolamin. Nilai efek Asam Stearat, Trietanolamin dan

interaksinya dalam menentukan respon viskositas (lampiran 8) dapat dilihat pada

(25)

Tabel VIII. Nilai Efek Asam Stearat, Trietanolamin dan Interaksinya terhadap Viskositas

Faktor Efek p-value p-value

persamaan Asam Stearat 6,56183 <0,0001 <0,0001

Trietanolamin -8,30517 <0,0001

Interaksi -2,4725 <0,0001

Asam Stearat memiliki nilai positif yang berarti asam stearat memiliki

efek menaikkan viskositas sediaan krim ekstrak kelopak bunga Rosella.

Trietanolamin memiliki nilai negatif yang berarti trietanolamin memiliki efek

menurunkan viskositas dari sediaan krim ekstrak kelopak bunga Rosella. Interaksi

asam stearat dan trietanolamin memiliki nilai negatif yang berarti gabungan antara

kedua faktor dapat menurunkan viskositas sediaan ekstrak kelopak bunga Rosella.

Semua faktor memiliki efek dominan dalam respon viskositas karena memiliki p-value <0,0001.

Gambar 2. Interaksi Asam Stearat Gambar 3. Interaksi Trietanolamin

(26)

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa penambahan asam stearat dapat

menaikkan viskositas dari trietanolamin pada level rendah maupun tinggi. Level

tinggi trietanolamin ditunjukkan dengan garis berwarna merah, sedangkan level

rendah trietanolamin ditunjukkan dengan garis warna merah. Pada gambar 3

menunjukkan bahwa penambahan trietanolamin dapat menurunkan viskositas dari

asam stearat pada level rendah dan tinggi. Level tinggi asam stearat ditunjukkan

dengan garis berwarna merah, dan level rendah ditunjukkan dengan garis

berwarna hitam. Gambar 4 menunjukkan respon viskositas meningkat ketika

penggunaan asam stearat tinggi dan trietanolamin rendah. Daerah contour plot biru hingga jingga menunjukkan nilai viskositas dari yang rendah hingga nilai

viskositas yang makin tinggi.

Respon Daya Sebar

Persamaan desain faktorial untuk daya lekat adalah

... Persamaan 2

Dengan Y sebagai respon daya sebar, X1 sebagai asam stearat, X2 sebagai

trietanolamin, dan X1X2 sebagai interaksi antara asam stearat dan trietanolamin.

Efek adalah perubahan respon yang disebabkan adanya variasi level faktor

dari asam stearat dan trietanolamin. Nilai efek dari asam stearat, trietanolamin,

dan interaksinya dalam menentukan respon daya lekat (lampiran 8) dapat dilihat

dari Tabel IX.

Tabel IX. Nilai Efek Asam Stearat, Trietanolamin dan Interaksinya terhadap Daya Sebar

Faktor Efek p-value p-value

persamaan Asam Stearat 0,3 0,0182 <0,0001

Trietanolamin -0,8333 <0,0001

Interaksi 0,4 0,0043

Asam Stearat dan interaksinya memiliki nilai positif yang berarti asam

stearat dan gabungan keduanya memiliki efek menaikkan daya sebar sediaan krim

ekstrak kelopak bunga Rosella. Trietanolamin memiliki nilai negatif yang berarti

(27)

kelopak bunga Rosella. Trietanolamin memiliki efek dominan dalam respon daya

sebar karena p-value <0,0001

Gambar 5. Interaksi Asam Stearat Gambar 6. Interaksi Trietanolamin

Gambar 7. Contourplot Daya Sebar

Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa penambahan asam stearat dapat

menaikkan daya sebar dari trietanolamin pada level tinggi tetapi menurunkan daya

sebar trietanolamin level rendah. Level tinggi trietanolamin ditunjukkan dengan

garis berwarna merah, sedangkan level rendah trietanolamin ditunjukkan dengan

garis warna merah. Pada gambar 6 menunjukkan bahwa penambahan

trietanolamin dapat menurunkan daya sebar dari asam stearat pada level rendah

dan tinggi. Level tinggi asam stearat ditunjukkan dengan garis berwarna merah,

dan level rendah ditunjukkan dengan garis berwarna hitam. Gambar 7

menunjukkan respon daya sebar meningkat ketika penggunaan asam stearat tinggi

dan trietanolamin rendah. Daerah contour plot biru hingga jingga menunjukkan nilai viskositas dari yang rendah hingga nilai viskositas yang makin tinggi.

Respon Daya Lekat

Persamaan desain faktorial untuk daya lekat adalah

(28)

Dengan Y sebagai respon daya lekat, X1 sebagai asam stearat, X2 sebagai

trietanolamin, dan X1X2 sebagai interaksi antara asam stearat dan trietanolamin.

Efek adalah perubahan respon yang disebabkan adanya variasi level faktor

dari asam stearat dan trietanolamin. Nilai efek dari asam stearat, trietanolamin,

dan interaksinya dalam menentukan respon daya lekat (lampiran 8) dapat dilihat

dari Tabel X.

Tabel X. Nilai Efek Asam Stearat, Trietanolamin dan Interaksinya terhadap Daya Lekat

Faktor Efek p-value p-value

persamaan Asam Stearat 1,56667 0,0001 <0,0001

Trietanolamin -1,46667 0,0002

Interaksi 1,4 0,0003

Asam Stearat dan interaksinya memiliki nilai positif yang berarti asam

stearat dan gabungan keduanya memiliki efek menaikkan daya lekat sediaan krim

ekstrak kelopak bunga Rosella. Trietanolamin memiliki nilai negatif yang berarti

trietanolamin memiliki efek menurunkan daya lekat dari sediaan krim ekstrak

kelopak bunga Rosella. Asam stearat, trietanolamin tidak memiliki efek dominan

dalam respon daya lekat karena p-value tidak <0,0001.

(29)

Gambar 10. Contourplot Daya Lekat

Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa penambahan asam stearat dapat

menaikkan daya lekat dari trietanolamin pada level rendah maupun tinggi. Level

tinggi trietanolamin ditunjukkan dengan garis berwarna merah, sedangkan level

rendah trietanolamin ditunjukkan dengan garis warna merah. Pada gambar 9

menunjukkan bahwa penambahan trietanolamin dapat menurunkan daya lekat dari

asam stearat pad level rendah dan tinggi. Level tinggi asam stearat ditunjukkan

dengan garis berwarna merah, dan level rendah ditunjukkan dengan garis

berwarna hitam. Gambar 10 menunjukkan respon daya lekat meningkat ketika

penggunaan asam stearat tinggi dan trietanolamin rendah. Daerah contour plot biru hingga jingga menunjukkan nilai daya lekat dari yang rendah hingga nilai

viskositas yang makin tinggi.

Contour Plot Superimposed

Contour plot superimposed merupakan gabungan antara grafik viskositas, daya sebar dan daya lekat untuk memperoleh komposisi optimum.

(30)

Rentang viskositas, daya sebar, dan daya lekat yang dipakai dalam

penentuan are komposisi optimum yaitu 4-40 Pa.s, 5-7 cm, dan > 4 detik. Pada

gambar 11 area komposisi optimum ditunjukkan dengan area berwarna kuning.

Validasi Respon pada Area Optimum

Setelah didapatkan area optimum, diambil satu titik untuk diuji

validitasnya. Titik yang diambil yaitu pada komposisi asam stearat sebesar 7,7 g

dan trietanolamin sebesar 2,2 g. Hasil validasi (lampiran 9) kemudian dianalisis

menggunakan independent sample T test untuk menguji validitas antara teoritis

dan hasil penelitian dilihat dari p-valuenya. Jika p-value >0,05 berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara teoritis dan hasil penelitian. Tabel XI.

menunjukkan validasi dari setiap respon.

Tabel XI. Hasil validasi dari setiap respon

Parameter Teoritis Hasil Penelitian p-value

Viskositas 11,840 12,411±0,165 0,097

Daya Sebar 5,820 5,767±0,252 0,871

Daya Lekat 4,240 4,467±0,473 0,718

Hasil uji statistik menyatakan bahwa uji validitas semua respon berbeda

tidak signifikan antara teoritis dan hasil penelitian. Dengan demikian, persamaan

untuk memprediksi komposisi optimum dinyatakan valid.

Uji Stabilitas Sediaan dengan Metode Freeze-Thaw

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah sediaan tetap stabil dalam

penyimpanan dengan suhu ekstrim. Uji stabilitas sediaan dilakukan dengan

menyimpan sediaan krim pada suhu 5±2oC selama 24 jam, lalu dipindahkan ke

dalam oven yang bersuhu 40±2oC juga selama 24 jam. Perlakuan ini terhitung 1

siklus dan dilakukan sebanyak 3 siklus (6 hari) (Wihelmina, 2011).. Kemudian

dilihat perubahan organoleptis, viskositas, daya sebar, dan daya lekat. Setelah

siklus terakhir yaitu siklus ke 3, tidak terjadi perubahan organoleptis pada semua

(31)

Tabel XII. Hasil Uji Stabilitas Krim Tabir Surya Komposisi Optimum

Respon Siklus 0 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Viskositas 12,411 12,367 12,363 12,333 Daya Sebar 5,767 5,900 6,033 6,067 Daya Lekat 4,467 4,433 4,300 4,133

Berdasarkan data pada tabel XII. Dapat dilihat bahwa terjadi penurunan

viskositas dan daya lekat, sedangkan terjadi peningkatan pada respon daya sebar.

Kemudian dilakukan uji dengan oneway ANOVA dan didapatkan hasil penurunan viskositas dengan p value 0,837 yang menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan, peningkatan daya sebar memiliki p value sebesar 0,309 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan dan penurunan daya lekat memiliki p value 0,523 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan (lampiran 10).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang didapatkan diatas, dapat disimpulkan bahwa

kelopak bunga rosella mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai

tabir surya. Hal ini didukung dengan data nilai SPF sebesar 55,424 dalam

konsentrasi 0,1% yang diukur menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Salah satu

komposisi optimum yang didapatkan yaitu asam stearat sebesar 7,7 g dan

trietanolamin sebesar 2,2 g dengan asam stearat dominan pada respon viskositas

dan trietanolamin dominan pada respon viskositas dan daya sebar.

SARAN

Perlu dilakukan uji aktivitas krim ekstrak kelopak bunga rosella untuk

mengetahui apakah ada perubahan nilai SPF ketika dalam bentuk ekstrak dan

krim. Perlu ditambahkan fregrance agar memiliki bau yang lebih menarik. Pemilihan komposisi optimum dilakukan dengan memilih komposisi terendah dari

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Aulton, 2002. Pharmaceutical the Science of Dosage Form Design, Charchuil Living stone, London, 406.

Dwiyanti, G. dan Hati, N., 2014. Aktivitas Antioksidan Teh Rosella (Hibiscus

sabdariffa) Selama Penyimpan dan Pada Suhu Ruang. Seminar :

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains.

Ekowati, D., dan Ningsih, D., 2014. Formulasi Krim Ekstrak Buah Mengkudu (

Morinda citrifolia L.) sebagai Antioksidan. Jurnal Farmasi Indonesia. 11(1). 46-53.

Farida, A., Ferawati., dan Risma, A., 2013. Ekstrak Zat Warna Dari Kelopak Bunga Rosella (Study Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Dan Asam Sitrat), Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Foumeron, J.D., et al., 1999. Sur la measure in vitro de la protection solaire de

crèmes cosmetiques. C.R.Acad.Sci.II. Paris. 2:421-427.

Hutami, R., A., P., Djajadisastra, J., dan Mun’im, A., 2014. Pemanfaatan Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai Pewarna dan Antioksidan Alami dalam Formulasi Lipstik dan Sediaan Oles Bibir. Depok: Universitas Indonesia.

Ikalinus, R., Widyastuti, S. K., dan Setiasih N. L. E., 2015. Skrining Fitokimia

Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor (Moringa oleifera). Indonesia Medicus Veterinus. 4(1). 73-74.

Marliana, D., S., Suryanti, V., Suyono, 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis

Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labbu Siam (Sechium

edule Jacq.Swartz.) dalam Ekstrak Etanol., Biofarmasi, 3(1).

Shovyana, H.H., Zulkarnain, A.K. 2013. Physical Stability and Activity of Cream

W/O Etanolic Fruit Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpha

(scheff.) Boerl,) as A a Sunscreen. Traditional Medicine Journal., 18(2).

(33)

Vinoth, B., Manivasagaperumal, R., dan Balamurugan, S., 2012. Phytochemical

Analysis And Antibacterial Activity Of Moringa Oleifera Lam.. International Journal of Research in Biological Science. 2(3). 99-100. Zulkarnain, A.K dan Hidayatu H.S. 2013. Stabilitas fisik dan aktivitas krim w/o

ekstrak etanolik buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpha(scheff.)

(34)
(35)
(36)

Lampiran 3. Dokumentasi Pembuatan Ekstrak

Proses penggojokan selama 6 jam

kemudian didiamkan selama 18 jam.

Hasil penggojokan kemudian

dikondensasi dengan rotary evaporator.

Hasil kondensasi dari rotary evaporator

siuapkan kemmudian dilakukan

(37)
(38)

Cawan 3

Jam Bobot Selisih

09.20 46,260 -

14.30 37,003 9,257

15.30 36,988 0,015

09.30 36,973 0,015

10.34 36,964 0,009

11.30 36,954 0,01

12.30 36,951 0,003

Cawan 4

Jam Bobot Selisih

09.20 54,130 -

14.30 36,846 17,284

15.30 36,750 0,096

09.30 36,646 0,104

10.34 36,611 0,035

11.30 36,593 0,018

12.30 36,580 0,013

13.35 36,560 0,020

14.35 36,552 0,008

15.40 36,541 0,011

(39)

Cawan 5

Jam Bobot Selisih

09.20 51,411 -

14.30 33,492 17,919

15.30 33,392 0,100

09.30 33,301 0,091

10.34 33,280 0,021

11.30 33,267 0,013

12.30 33,252 0,015

13.35 33,242 0,010

(40)

Lampiran 5. Skrining Fitokimia Ekstrak Kelopak Bunga Rosella

Flavonoid NaOH 10% Jingga Positif

(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)

Grafik nilai SPF vs Konsentrasi

Lampiran 7. Hasil Uji Viskositas, Uji Daya Sebar dan Uji Daya Lekat 1. Viskositas (Pa.S)

F1 FA FB FAB

Replikasi 1 8,099 1,91 17,543 6,124 Replikasi 2 7,734 2,052 16,847 6,028 Replikasi 3 7,591 1,964 16,137 6,042

± SD 7,808±0,262 1,975±0,072 16,842±0,703 6,065±0,052

2. Daya Sebar (cm)

F1 FA FB FAB

Replikasi 1 6 4,5 6 5,5

Replikasi 2 5,9 5 6 5,4

Replikasi 3 6 4,7 5,6 5,4

± SD 5,967±0,058 4,733±0,252 5,867±0,058 5,433±0,058

3. Daya Lekat (detik)

F1 FA FB FAB

Replikasi 1 4,4 1,2 4,4 4 Replikasi 2 4,5 1,6 4 5

Replikasi 3 4 1,5 5 4,2

± SD 4,3±0,265 1,433±0,208 4,467±0,503 4,4±0,529

(47)

a. Efek asam stearat dan trietanolamin terhadap viskositas

b. Uji anova dan persamaan respon

(48)

d. Interaksi Trietanolamin terhadap Asam Stearat

2. Daya Sebar

a. Efek Asam Stearat dan Trietanolamin terhadap daya sebar

b. Uji anova dan persamaan respon

(49)

d. Interaksi Trietanolamin terhadap Asam Stearat

3. Daya Lekat

a. Efek Asam Stearat dan Trietanolamin terhadap daya lekat

(50)

c. Interaksi Asam Stearat terhadap Trietanolamin

d. Interaksi Trietanolamin terhadap Asam Stearat

Lampiran 9. Validasi formula optimal 1. Viskositas (Pa.S)

(51)

Replikasi 2 12,414 Replikasi 3 12,247

± SD 12,411±0,165 P value 0,097

2. Daya Sebar (Cm)

Teoritis 5,820 Replikasi 1 5,5 Replikasi 2 5,8 Replikasi 3 6

(52)

3. Daya Lekat

Teoritis 4,240 Replikasi 1 4,1 Replikasi 2 5 Replikasi 3 4,3

± SD 4,467±0,473 P value 0,718

Lampiran 10. Uji Stabilitas 1. Viskositas (Pa.S)

Siklus 0 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Replikasi 1 12,573 12,435 12,49 12,399 Replikasi 2 12,414 12,35 12,28 12,25 Replikasi 3 12,247 12,315 12,32 12,351

(53)

2. Daya Sebar (cm)

Siklus 0 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Replikasi 1 5,5 5,9 5,9 5,8 Replikasi 2 5,8 5,8 6 6,3 Replikasi 3 6 6 6,2 6,1

(54)

3. Daya Lekat (detik)

Siklus 0 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Replikasi 1 4,1 4,3 4,5 4,3 Replikasi 2 5 4,4 4,4 4,1 Replikasi 3 4,3 4,6 4 4

(55)
(56)

Lampiran 11. Dokumentasi

Uji daya sebar tanpa beban Sediaan sebelum di evaluasi

(57)

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Optimasi Asam Stearat dan Trietanolamin pada Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol Kelopak

Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan Metode Desain Faktorial” bernama lengkap Felix Enggar Widianto lahir di Lubuklinggau, 25 Oktober 1997, merupakan anak tunggal dari

pasangan Yohanes Eudes Hardianto dan Yolenta Wiwit Tuti

Sudarti (alm). Penulis menempuh pendidikan formal di TK Xaverius

Lubuklinggau (2001-2003), SD Xaverius Lubuklinggau (2003-2009), SMP

Xaverius Lubuklinggau (2009-2012) dan SMA Xaverius Lubuklinggau

(2012-2015). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma pada tahun 2015. Selama masa perkuliahan, penulis aktif

mengikuti organisasi dan kegiatan kemahasiswaan. Organisasi yang diikuti

penulis yaitu Keluarga Mahasiswa Pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan

(KMPKS) dengan jabatan anggota divisi Minat dan Bakat (2016-2017) dan

Koordinator Hubungan Masyarakat (2017-2018). Kegiatan kemahasiswaan yang

pernah diikui penulis seperti divisi keamanan Pharmacy Performance Road to School (2015 dan 2016), Wakil Ketua Pharmacy Performance (2017). Kegiatan pengabdian masyarakat yang pernah diikuti penulis seperti sie perlengkapan pada

Bakti Sosial KMPKS (2016). Penulis juga pernah menjadi Asisten Dosen

Gambar

Tabel I. Skrining Fitokimia
Tabel II. Formula Modifikasi Krim Ekstrak Kelopak Bunga Rosella
Tabel III. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Kelopak Bunga Rosella
Gambar 1. Konsentrasi ekstrak vs Nilai SPF
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode observasi atau pengamatan ini merupakan salah satu metode pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dengan cara melakukan

TJI dapat dikatakan telah melaksanakan program perbaikan kualitas dengan efektif dan efisien, namun biaya kualitas yang dapat diidentifikasi pada perusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Batasan Variabel Operasional ... Tempat dan Waktu Penelitian ... Alat dan Bahan... Alat yang digunakan ... Bahan yang digunakan ...

menyimpang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum maka auditor mungkin dapat dengan cepat menyelesaikan tugasnya dan kemudian mengeluarkan opini audit yang sesuai dengan

Menyatakan Pasal 16 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005, Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara

Dalam proses pengolahan data audit energi gedung diperlukan suatu perangkat lunak perhitungan untuk memudahkan dalam mengolah data sehingga dapat menghemat waktu dan

Keberhasilan di berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja (Inarchi, 2012). Penelitian tentang analisis perilaku kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama , terdapat perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang