BAB
3
ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA
STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG
CIPTA KARYA
3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan
Penataan Ruang
Berpijak pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018 maka upaya pencapaian Visi untuk
mewujudkan “LEBAK MENJADI DAERAH YANG MAJU DAN
RELIGIUS BERBASIS PERDESAAN”,merupakan progres kinerja yang
bersifat kontinyu dan berkesinambungan.
Kesinambungan pelaksanaan pembangunan dapat tercapai jika ada
keterkaitan antara perencanaan di masa datang dan progress/tingkat
keberhasilan yang telah dicapai di masa lalu. Hal ini dapat tercapai melalui
suatu evaluasi terhadap capaian kinerja yang didasarkan kepada informasi
yang objektif.
Sementara, faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perumusan tujuan penataan ruang Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut:
1. Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) sebagai kawasan lindung nasional dalam RTRWN
2. Penetapan beberapa kawasan sesuai dengan arahan dalam RTRW Provinsi Banten, diantaranya:
Penetapan Kota Rangkasbitung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Penatapan Kawasan Bayah dan sekitarnya, Malimping dan sekitarnya serta Kota Kekerabatan Maja sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
Lebak 2015-2019
Penetapan Kawasan Masyarakat Adat Baduy sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
Penetapan kawasan Bendungan Karian, Pasir Kopo, Cilawang, Tanjung dan Ciliman sebagai kawasan strategis dari sudut
kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi
Berdasarkan hal-hal tersebut maka dapat dirumuskan bahwa tujuan
penataan ruang di Kabupaten Lebak adalah:
“Mewujudkan Ruang Wilayah Kabupaten Saing Tinggi dan Berkelanjutan Berbasis Pertanian, Perkebunan, Pariwisata dan Pertambangan”.
3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karyya
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 2 tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 –
2019 mengamanatkan beberapa hal terkait dengan pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya, antara lain tercapainya pengentasan permukiman kumuh
perkotaan menjadi 0 %, tercapainya 100 % pelayanan air minum bagi seluruh
penduduk Indonesia, serta meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi
layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 %
pada tingkat kebutuhan dasar.
3.1.2. Arahan Penataan Ruang
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan
yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah
Kabupaten Lebak. Sedangkan strategi penataan ruang wilayah kabupaten
merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam
langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Lebak
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan ketahanan pangan dan agribisnis berbasis kewilayahan.
Dalam mewujudkan kebijakan tersebut, strategi yang dapat dilakukan adalah:
a. Mengembangkan dan meningkatkan kawasan pusat pengembangan agropolitan;
b. Mengembangkan kawasan minapolitan; dan
c. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian.
2. Pengoptimalan kawasan wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan dengan strategi:
a. Mengembangkan kawasan wisata alam;
b. Mengembangkan kawasan wisata budaya;
c. Mengembangkan kawasan wisata buatan;
d. Mengembangkan kawasan wisata alam terpadu di bagian timur;
e. Mengembangkan kawasan objek wisata dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan budaya; dan
f. Mengembangkan dan menguatkan prasarana, sarana dan utilitas pendukung kawasan wisata.
3. Pengembangan potensi pertambangan yang berwawasan lingkungan dengan strategi:
a. Mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan produksi dan kemampuan usaha pertambangan;
b. Meningkatkan kualitas pengelolaan bahan tambang secara efesien dan efektif yang ramah lingkungan;
c. Meningkaatkan pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangan; dan
Lebak 2015-2019
4. Peningkatan kualitas pemerataan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana wilayah
a. Menetapkan pusat-pusat kegiatan secara berhirarki;
b.Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana sesuai dengan fungsi dan hierarki pusat-pusat pelayanan;
c. Mengembangkan fungsi atau kegiatan baru pada pusat-pusat pelayanan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan;
d. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan perdesaan sebagai penunjang kawasan agropolitan;
e. Menciptakan pemerataan pembangunan wilayah;
f. Mengembangkan dan meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tidak terbarukan; dan
g. Mengembangkan sistem jaringan prasarana dan sarana antar pusat
kegiatan yang memungkinkan terjaganya akses antar pusat kegiatan/pelayanan.
5. Peningkatan fungsi pelestarian kawasan lindung
Dalam mewujudkan kebijakan tersebut, strategi yang dapat dilakukan adalah:
a. Menetapkan kawasan di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi lindung menjadi kawasan lindung;
b. Mempertahankan kawasan lindung yang telah ada agar sesuai dengan fungsi perlindungannya;
c. Meningkatkan kualitas kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan
lindung, yaitu kawasan hutan lindung dan kawasan hutan konservasi; dan
6. Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan strategis
Dalam mewujudkan kebijakan tersebut, strategi yang dapat dilakukan adalah:
a.Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomi kawasan;
b.Meingkatkan sarana dan prasarana pendukung perkotaan;
c. Membatasi dan mencegah pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi fungsi perlindungan kawasan;
d. Membatasi pengembangan prasana dan sarana di dalam dan di
sekitar kawasan yang ditetapkan untuk fungsi lindung yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;
e. Mengotimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai
ekonomis kawasan lindung melalui pemanfaatan untuk daya tarik wisata, pendidikan berbasis lingkungan;
f. Mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.
3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis
Beberapa arahan pengembangan untuk pemenuhan sarana dan prasarana terkait pengembangan Kabupaten Lebak diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Arahan pengembangan jaringan jalan nasional, meliputi :
a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan arteri primer di
Provinsi Banten meliputi Merak - Cilegon - Ciwandan - Anyer - Carita
Labuan Panimbang Cigeulis Cibaliung Muarabinuangeun
-Malingping - Simpang - Bayah - Cisolok - Batas Provinsi Jawa Barat
untuk mewujudkan pengembangan jaringan jalan-Selata‘RiProvinsi’g
BantenBaratsebagai perwujudan pengembangan jaringan jalan arteri
lintas Selatan Pulau Jawa.
Lebak 2015-2019
b. Usulan jalan bebas hambatan prospektif
(bersyarat)/jalan strategis nasional prospektif Kragilan (Kabupaten Serang)
Warunggunung (Kabupaten Lebak) - Panimbang (Kabupaten
Pandeglang) - Bandar Udara Banten Selatan yang
penetapannya disesuaikan dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
2. Arahan pengembangan jaringan jalan provinsi meliputi :
a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan pada ruas Pontang - Ciruas - Warunggunung - Gunung kencana Malingping, ruas Warunggunung - Cipanas, Rangkasbitung –Citeras Tigaraksa untuk
melengkapi perwujudan pengembang Provinsi Banten.
b. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan provinsi dan
kabupaten pada ruas Panimbang - Angsana - Munjul - Cikeusik - Muarabinuangeun, Panimbang - Citeureup – Banyuasih-Cimanggu -
Cigeulis - Wanasalam - Malingping, Citeurep - Cibaliung - Cikeusik - Wanasalam - Malingping, Bayah - Cilograng -Cibareno - Batas
Provinsi Jawa Barat untuk akses penghubung dan sekaligus
pengembangan wilayah Banten Selatan.
3. Pengembangan terminal, yaitu :
a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan terminal penumpang Tipe A meliputi Terminal Kaduagung (Kabupaten Lebak).
b. Pengembangan terminal penumpang Tipe B untuk melayani angkutan
antar kota dalam provinsi dan angkutan kota/pedesaan meliputi
Rangkasbitung (Kabupaten Lebak), Bayah (Kabupaten Lebak),
Malingping (Kabupaten Lebak).
4. Pengembangan prasarana transportasi perkeretaapian, yaitu :
a. Meningkatkan aksesibilitas jaringan prasarana dan jaringan
pelayanan yang melayani kawasan perkotaan jalur kereta api lintas
b. Mengembangkan jaringan prasarana kereta api regional yang
menghubungkan pada kawasan wisata di wilayah Banten Selatan
antara lain melakukan pembangunan kembali jaringan prasarana ka
yang tidak dioperasikan pada lintas Labuan - Saketi - Malingping -
Bayah, Saketi -Rangkasbitung, dan lintas Ciwandan - Anyer Kidul.
c. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan prasarana kereta api
yang padat melayani transportasi perkotaan antara lain pada lintas
Rangkasbitung - Maja - Serpong - Tanah Abang dan Lintas
Tangerang Duri.
d. Mengembangkan pelayanan angkutan kereta api ekonomi, bisnis
dan eksekutif yang melayani angkutan perkotaan terutama pada lintas Tangerang - Duri, Rangkasbitung - Serpong - Tanah Abang
dan lintas Merak - Cilegon - Serang - Rangkasbitung.
e. Meningkatkan aspek keselamatan transportasi KA dengan
pengembangan penyediaan sarana dan prasarana keselamatan
terutama perlintasan sebidang pada ruas jalan provinsi yang
kepadatan lalu lintas kendaraannya tinggi.
f. Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana Stasiun Merak (Kota
Cilegon), Serang (Kota Serang), Rangkasbitung (Kabupaten Lebak),
Pasar Anyar (Kota Tangerang), Serpong (Kota Tangerang Selatan)
5. Arahan pengembangan transportasi laut, meliputi :
a. Mewujudkan pengembangan dan pengelolaan pelabuhan pengumpan
antara lain Pelabuhan Anyer, Pelabuhan Labuan, Pelabuhan Muarabinuangeun, Pelabuhan Bojonegara Wadas, dan Pelabuhan Bayah.
b. Pengembangan terminal khusus untuk mendukung potensi industri, pariwisata, pertanian dan pertambangan di wilayah Kabupaten Lebak,
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang.
Lebak 2015-2019
6. Arahan pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik, meliputi :
a. Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) 500 KV dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150
KV diperlukan untuk menyalurkan energi listrik yang dibangkitkan
oleh pembangkit baru;
b. Pengembangan sistem distribusi 20 KV dan tegangan rendah
diperlukan untuk menyalurkan energi ke kawasan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta
daerah yang belum berlistrik.
7. Arahan pengembangan sumberdaya air pada lokasi :
a. Bendungan Karian di Kabupaten Lebak untuk memenuhi kebutuhan
air baku di wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
b. Bendungan Pasir Kopo untuk kebutuhan pertanian.
c. Bendung Ciliman untuk kebutuhan pertanian.
d. Cekungan Air Tanah (CAT) Malimping.
e. Situ/Waduk/Danau/Rawa diarahkan untuk kolam
penyimpanan (retention pond).
3. Pengembangan Kawasan Kekerabatan Maja
Kota Kekerabatan Maja diproyeksikan menjadi salah satu penyangga di
bagian barat Metropolitan Jakarta. Kedudukannya dalam konteks wilayah yang lebih luas, cukup strategis dan terletak di 2 propinsi (Jawa Barat
dan Banten). Beberapa area Bodetabek yang saat ini menjadi penyangga kota Jakarta untuk beberapa tahun yang akan datang akan menjadi sangat padat.
Potensi yang ada disekitar maupun yang dimiliki Maja sangat mendukung
langkah agar Maja menjadi pusat kegiatan baru di bagian barat
Jabodetabek. Tak hanya itu, tidak jauh dari Maja, tepatnya sebelah utara
terdapat kawasan atau Zona Industri Banten (Tangerang), dengan pusat
Jalan Tol Serpong - Balaraja, yang melewati Ibukota Kabupaten
Tangerang yaitu Tigaraksa. Untuk meningkatkan akses kawasan
Maja terhadap jalan tol ini maka direncanakan pembangunan jalan
kolektor primer.
Selain Jalan Tol Serpong - Balaraja, untuk meningkatkan aksesibilitas
Kota Kekerabatan Maja diusulkan pula pembangunan ruas tol baru
yang menghubungkan Kota Maja di sebelah Barat (ruas Maja -
Citeras) langsung menuju ke Utara yaitu Rencana Pintu Tol Cikande
(Tol Jakarta - Merak).
Ruas jalan lain (eksisting) yang direncanakan ditingkatkan menjadi
kolektor primer untuk mendukung aksesibilitas Kota Kekerabatan
Maja terhadap Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi (PKWp) yang berada di luar Kota Maja. Ruas-ruas
jalan tersebut adalah:
1. Maja (PKWp) - Solear - Cisoka - Cangkudu menuju Pintu Tol Balaraja Barat - Balaraja (PKWp)
2. Maja (PKWp) - Citeras - Rangkasbitung (PKW)
3.Maja (PKWp) - Kopo - Jalan Raya Cikande –Rangkasbitung Serang (PKN)
Dalam upaya pengembangan Kota Kekerabatan Maja - Parung
Panjang, akan dikembangkan 2 unit terminal yang akan menghubungkan simpul pergerakan yang berasal dari kereta api dengan daerah-daerah disekitarnya. Pengembangan 2 unit terminal tersebut dilakukan pada : terminal tipe A di Kecamatan Maja dan terminal tipe C di kecamatan Tenjo (Kabupaten Bogor).
Jaringan rel KA direncanakan ditingkatkan kapasitasnya menjadi Jalur
Ganda atau Double Track. Rencana double track hingga
Stasiun Maja direncanakan selesai pada tahun 2013 dan elektrifikasinya pada
tahun 2014. Elektrifikasi jalur rel KA menuju Maja ini bertujuan agar Kota
Maja turut menjadi salah satu tujuan dalam commuter line system
Jabodetabek.
Lebak 2015-2019
3.1.4. Arahan Rencana Pembangunan Daerah
Pelaksanaan strategi diatas diarahkan pada pencapaian sasaran antara atau sasaran tahunan dalam periode implementasi RPJMD ini, yaitu sebagai berikut:
1. Tahun pertama (Tahun Pemenuhan Pelayanan Dasar dan Peningkatan Kualitas Kinerja Birokrasi)
Arah kebijakan pada tahun pertama RPJMD Kabupaten Lebak periode 2014-2019 diarahkan untuk memperluas cakupan pemenuhan pelayanan
dasar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui implementasi
kartu sehat, kartu pintar dan kartu sejahtera; penyediaan sarana dan
prasarana pendukung prioritas yang berkualitas; peningkatan akses
masyarakat terhadap penyedia layanan, peningkatan ketahanan pangan
masyarakat, peningkatan kualitas infrastruktur permukiman, penataan
ruang terbuka bagi masyarakat, peningkatan perlindungan sosial serta
mengembangkan kemitraan dan peran serta para pihak dalam
pembangunan.
Upaya tersebut dilaksanakan seiring dengan upaya meningkatkan kualitas
kinerja birokrasi yang menjadi pilar penting pelaksanaan pembangunan di
Kabupaten Lebak melalui upaya pembenahan birokrasi pemerintahan yang
lebih akuntabel dan transparan, peningkatan upaya penyelesaian
masalah-masalah pembangunan serta penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih
baik. Penataan pada seluruh sektor pembangunan juga perlu dilakukan
sebagai persiapan guna menghadapi periode pembangunan ke depan yang
akan berjalan dengan lebih pesat.
2. Tahun kedua(Tahun Peningkatan Kualitas Pelayanan Dasar dan Penguatan Perekonomian Daerah)
Arah kebijakan pada tahun kedua RPJMD Kabupaten Lebak periode 2014-2019 diarahkan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas pelayanan dasar
mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang
berkualitas, mendorong penyediaan sarana prasarana yang mendukung
terselenggaranya pelayanan dasar yang berkualitas, meningkatkan kualitas
kinerja birokrasi yang bersih, efektif dan efisien, serta menjamin
terciptanya ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Upaya-upaya tersebut dilaksanakan seiring dengan upaya penguatan
perekonomian daerah yang menjadi pendukung penting pencapaian kualitas
pelayanan dasar melalui pengembangan potensi lokal, pemberdayaan
masyarakat, peningkatan akses masayrakat pada kelembagaan keuangan,
serta penguatan peran serta para pihak dalam pembangunan.
3. Tahun ketiga (Tahun Pemantapan Perekonomian Daerah dan Pengembangan sumber daya Manusia)
Arah kebijakan pembangunan pada tahun ketiga RPJPMD Kabupaten
Lebak periode 2014-2019 diarahkan untuk melanjutkan upaya
pembangunan tahun kedua dengan terus memantapkan perekonomian
daerah agar menjadi penopang utama perbaikan kualitas kehidupan
masyarakat. Penyediaan sarana prasarana pendukung upaya pemantapan
perekonomian daerah menjadi fokus pembangunan tahun ketiga terutama
sarana prasarana yang menjadi pendorong bagi masuknya modal pihak
swasta seperti jaringan jalan, jaringan listrik dan ketersediaan air bersih,
dengan didukung oleh peningkatan pelayanan transportasi, serta
perumahan dan pemukiman dengan tetap memperhatikan upaya
pengendalian pemanfaatan ruang.
Upaya tersebut dilaksanakan seiring dengan upaya mewujudkan sumberdaya manusia yang berdaya saing melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan, peningkatan kapasitas dan produktivitas sumber
daya manusia, dan peningkatan upaya perlindungan social.
Lebak 2015-2019
4. Tahun Keempat(Tahun Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia dan kualitas pembangunan daerah)
Arah kebijakan pada tahun keempat RPJMD Kabupaten Lebak periode
2014-2019 diarahkan untuk memperkokoh perekonomian Kabupaten Lebak
melalui pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi lokal, dan
peningkatan kualitas pelayanan dasar bagi terwujudnya sumberdaya
manusia yang unggul dan kesejahteraan masyarakat.
Tahun keempat ini juga diarahkan untuk memantapkan capaian
pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya
dengan terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada upaya-upaya
yang dilakukan pemerintah daerah. Pelaksanaan kebijakan, program dan
kegiatan pada tahun keempat diarahkan pada upaya untuk mensinergikan
capaian pembangunan di masing-masing bidang/sektor dan dengan
pengembangan sinergitas pilar-pilar pembangunan daerah melalui
perwujudan pelayanan prima, peningkatan peran serta masyarakat dalam
pembangunan agar terwujud pembangunan daerah yang berkualitas.
5. Tahun kelima (Tahun Evaluasi dan Inovasi)
Arah kebijakan pada tahun kelima atau tahun terakhir RPJMD Kabupaten Lebak periode 2014-2019 diarahkan sebagai tahap konsolidasi untuk
memastikan pencapaian
sasaran pembangunan jangka menengah daerah sesuai dengan target yang ditetapkan.
Arah kebijakan pembangunan tahun kelima difokuskan pada bidang/sektor
yang masih perlu ditingkatkan pencapaian kinerjanya berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi terhadap capaian program prioritas yang telah
dilaksanakan selama 4 tahun terakhir. Fokus pembangunan tersebut
dilaksanakan dengan berbagai inovasi mendasar bagi pencapaian target
kinerja pada sisa waktu yang tersedia. Selain itu, capaian pembangunan
daerah pada tahun kelima menjadi dasar bagi penyusunan rencana dan
Gambar 3.1
Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
Tahun Pemenuhan Pelayanan Dasar dan Peningkatan Kualitas Kinerja Birokrasi
Tahun Peningkatan Kualitas Pelayanan Dasar dan Penguatan Perekonomian Daerah
Tahun Pemantapan Perekonomian Daerah
dan Pengembangan sumber daya Manusia
Tahun Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia dan kualitas pembangunan daerah
Tahun Evaluasi dan Inovasi
Selanjutnya, strategi dan arah kebijakan dalam konteks substansi urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab daerah dirumuskan dalam bentuk
matriks di bawah ini guna memberikan gambaran tentang relasinya dengan
sasaran, tujuan, misi, serta visi yang mendasarinya
Lebak 2015-2019
Tabel 3.1
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
VISI
““Menuju Kabupaten Lebak yang Maju dan Berdaya saing melalui Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”
MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH
KEBIJAKAN
1. Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya Meningkatkan Tahun
Kualitas kualitas pelayanan aksesibilitas dan akses dan mutu Pemenuhan
Sumberdaya Dasar kualitas pendidikan layanan Pelayanan
Manusia yang terjangkau dan pendidikan Dasar dan
merata Peningkatan
2. Meningkatnya akses Meningkatkan Kualitas Kinerja
dan kualitas layanan akses dan mutu Birokrasi.
kesehatan yang pelayanan Tahun
terjangkau dan kesehatan yang Pemantapan
2. Membangun sumber merata terjangkau dan Perekonomian
daya manusia yang 3. Meningkatnya daya merata Daerah dan
menguasai IPTEK saing sumber daya Pengembangan
dan kompetitif dengan manusia sumber daya
tetap mempertahan
Meningkatkan Manusia.
ciri masyarakat yang 4. Meningkatnya peran Tahun
kualitas dan
santun berbudaya pemuda dan olahraga Peningkatan
produktifitas
5. Terpelihara dan kualitas
tenaga kerja
termanfaatkannya Sumberdaya
melalui
benda cagar budaya Manusia dan
pelatihan
dan nilai-nilai budaya keterampilan kualitas
lokal dan pembangunan
2. Meningkatkan 3. Meningkatan kualitas 7. Meningkatnya kinerja Meningkatkan Tahun
Tata Kelola penyelenggaraan penyelenggaraan kualitas dan Pemenuhan
Pemerintah pemerintahan yang pemerintahan daerah akuntabilitas Pelayanan
Yang efektif, efisien dan tata Dasar dan
Berorientasi transparan pemerintahan Peningkatan
Pelayanan dan pelayanan Kualitas Kinerja
VISI
““Menuju Kabupaten Lebak yang Maju dan Berdaya saing melalui Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan
Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”
MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH
KEBIJAKAN
daerah.
Tahun Evaluasi dan Inovasi.
3. Meningkatkan 4. Meningkatkan 8. Meningkatnya Menciptakan Tahun
perekonomian perekonomian yang Kualitas dan Iklim usaha Peningkatan
yang kokoh kokoh berbasis Kuantitas Investasi yang kondusif Kualitas
Berbasis ekonomi kerakyatan 9. Meningkatnya 9. Meningkatkan Pelayanan
Ekonomi Ketahanan pangan Status Dasar dan
Kerakyatan Daerah Ketahanan Penguatan
10. Meningkatny pangan Daerah Perekonomian
a hasil produksi dan Daerah.
perkebunan dan Pengembangan Tahun
4. Meningkatkan 5. Meningkatkan 12. Meningkatnya Meningkatkan Tahun
Pembangunan Ketersediaan dan kinerja penanganan kondisi Peningkatan
Infrastruktur kualitas infrastruktur jalan dan jembatan infrastruktur Kualitas
Strategis jalan guna Pelayanan
Wilayah yang 13. Meningkatnya mendukung Dasar dan
Berkualitas kinerja layanan pelayanan Penguatan
jaringan irigasi dan pergerakan Perekonomian
ketersediaan air baku orang Daerah.
serta partisipasi Meningkatkan Tahun
masyarakat kondisi Peningkatan
infrastruktur Kualitas
14. Meningkatny sumber daya air Sumberdaya
a ketersediaan dan irigasi Manusia dan
infrastruktur dasar untuk Kualitas
masyarakat konservasi, Pembangunan
15. Meningkatny pendayagunaan dae rah.
a Kualitas Perumahan sumber daya air, Tahun Evaluasi
Permukiman serta dan Inovasi.
16. Meningkatny pengendalian
6. Meningkatkan a pemenuhan listrik daya rusak air
Ketersediaan dan masyarakat Meningkatkan
kualitas infrastruktur 17. Meningkatny ketersediaan
Transportasi a kualitas prasarana sarana dan
dan fasilitas LLAJ prasarana dasar
18. Meningkatny masyarakat
a sarana dan Meningkatkan
prasarana kualitas
perhubungan prasarana
perhubungan
5. Menjaga 7. Meningkatkan 19. Meningkatnya Meningkatkan Tahun
Keseimbangan kelestarian rehabilitasi lahan daya dukung Peningkatan
Fungsi lingkungan 20. Meningkatnya dan daya Kualitas
Lingkungan fungsi daerah tampung Sumberdaya
Dan tangkapan air lingkungan Manusia dan
pembangunan 21. Terjaganya Menjaga daerah Kualitas
Lebak 2015-2019
VISI
““Menuju Kabupaten Lebak yang Maju dan Berdaya saing melalui Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”
MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH
KEBIJAKAN
Yang tingkat cemaran resapan air pembangunan
Berkelanjutan sungai, udara dan sebagai modal daerah.
air tanah di bawah ekonomi daerah Tahun Evaluasi
ambang batas Pengendalian dan Inovasi.
22.Meningkatnya pencemaran dan
kuantitas Perusakan
pengelolaan Lingkungan
8. Meningkatkan sampah dan Hidup
ketangguhan dalam limbah
6. Meningkatkan 9. Meningkatkan 25.Meningkatnya Meningkatkan Tahun
keamanan dan stabilitas ketertiban umum Pemahaman Peningkatan
Ketertiban keamanan dan dan ketentraman Masyarakat kualitas
Wilayah ketertiban di masyarakat tentang politik Sumberdaya
daerah dan toleransi Manusia dan
Kehidupan kualitas
beragama untuk pembangunan
26.Meningkatnya Mewujudkan daerah.
kualitas kehidupan Stabilitas Tahun
beragama di keamanan dan Evaluasi dan
masyarakat Ketertiban Inovasi.
Dalam Masyarakat
3.2. Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
3.2.1. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK)
Visi dan Misi Sanitasi kabupaten akan memberikan arahan
pembangunan sanitasi untuk 5 tahun kedepan. Kebijakan umum
sanitasi kabupaten saat ini dan arah ke depan serta tujuan dan
sasaran pembangunan sektor sanitasi yang meliputi sektor air
limbah domestik, sektor persampahan, sektor drainase lingkungan
Tabel 3.2. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Lebak
Menjadi Daerah manusia KabupatenLebak yang sehatpembangunan melaluidan “Meningkatkualitas pembangunan
Lebak 2015-2019
3.2.2. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman (RP2KP) Kabupaten
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
(RP2KP) Kabupaten/Kota merupakan pengembangan dari Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang merupakan
kajian pembangunan permukiman dan infrastruktur di kawasan perkotaan.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
Berdasarkan kajian kebijakan, kawasan perkotaan di Kabupaten Lebak
terdiri dari 4 (empat) kawasan yaitu Kawasan Perkotaan Rangkasbitung,
Kawasan Perkotaan Maja, Kawasan Perkotaan Malingping, dan Kawasan
Perkotaan Bayah. Kawasan perkotaan di Kabupaten Lebak ini diharapkan
sebagai wilayah motor penggerak perekonomian bagi wilayah-wilayah
sekitarnya, serta memiliki kegiatan utama bukan pertanian dengan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Peran
dan fungsi kawasan perkotaan di Kabupaten Lebak adalah:
1. Kawasan perkotaan Rangkasbitung memiliki peran dan fungsi sebagai:
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota
Wilayah Pengembangan Utama
Kota Rangkasbitung sebagai ibukota Kabupaten Lebak
Kawasan prioritas pengembangan di Kabupaten Lebak sebagai pusat
pelayanan umum.
3. Kawasan perkotaan Bayah memiliki peran dan fungsi:
Pusat Kegiatan Lokal yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan
Wilayah Pengembangan Utama
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
4. Kawasan perkotaan Malingping, memiliki peran dan fungsi:
Pusat Kegiatan Lokal yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.
Wilayah Pengembangan Utama
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
3.2.3. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Penataan bangunan dan lingkungan adalah seraikaian kegiatan yang
diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang,
terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik diperkotaan maupun di
pedesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan, gedung dan lingkungan yang layak huni danberjatidiri,sedangkan misinya adalah :
Memberdayakan masyarakat dalam menyelenggarakan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi, selaras
Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan
Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan, antara lain :
1. permasalahan dan tantangan di bidang bangunan gedung :
Lebak 2015-2019
kurang ditegakannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana
prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian
lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah serta rendahnya kualitas peleyanan publik dan perijinan
2. permasalahan dan tantangan di bidang gedung dan rumah negara :
banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara kurang tertib dan efisien
masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik
3. permasalahan dan tantangan di bidang penataan lingkungan :
masih banyaknya permukiman kumuh secara nasional seluas 47.300 Ha yang terdapat di 10.000 kantong permukiman yang dihuni tidak kurang
dari 17,2 juta jiwa (data 2003)
kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata
terjadinya degradasi kawasan strategis padahal punya potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota
sarana lingkungan hijau (open space/public space), sarana olah raga, dan lain-lain kurang diperhatikan hamper di semua kota, terutama kota
metro dan besar.
4. permasalahan dan tantangan di bidang pemberdayaan masyarakat di perkotaan
jumlah penduduk miskin sebanyak 36,1 juta jiwa (16,6 %) dengan 11,5 juta jiwa di perkotaan dan 24,6 juta jiwa di perdesaan (data 2003)
belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat
5. tantangan di bidang bangunan dan lingkungan
amanat UU No 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung dan Peraturan pemerintah No 36 tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UUBG,
bahwa semua bangunan gedung harus layak fungsi pada tahun 2010
komitmen terhadapkesepakatan internasional MDGs, bahwa pada tahun 2015 ; 200 kabupaten/kota bebas kawasan kumuh dan pada tahun 2020
semua kabupaten/kota bebas kumuh.
Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum sebagai lembaga pembina
teknis penataan bangunan dan lingkungan mempunyai kewajiban untuk
meningkatkan kemampuan kabupaten/kota agar mampu melaksanakan UU
No 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung. Disamping hal tersebut UU No
4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman menggariskan bahwa
peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan bertahap, mengacu kepada rencana tata ruang
wilayah (RTRW).
Selaras dengan pencapaian MDGs, yakni mengurangi sampai
setengahnya sampai tahun 2015 proporsi penduduk miskin tahun 1990
(target I) dan mengurangi sampai setengahnya tahun 2015, penduduk tanpa
akses terhadap air minum dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan, maka
peningkatan kualitas lingkungan permukiman perlu dilakukan lebih intensiv
dengan melibatkan masyarakat setempat, kelompok peduli dan dunia usaha
secara aktif. Penyelenggaraan pengembangan permukiman perlu dilakukan
secara komprehensif dengan berbasis konsep tridaya, melalui proses
pemberdayaan masyarakat sesuai siklus P2KP.
Kebijakan dan program penataan bangunan dan lingkungan,meliputi :
1. Kebijakan, meliputi :
Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah negara
Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan bangunan gedung dan penataan
lingkungan permukiman
Lebak 2015-2019
Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan dalam penataan lingkungan permukiman
Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jati diri dan produktifitas masyarakat.
Mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota
Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga nasional maupun internasional lainnya di bidang bangunan
gedung dan penataan lingkungan permukiman.
Mewujudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan khasanah arsitektur lokal dan nilai tradisional
Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta keahlian membangun
Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa arsitektur bangunan gedung melalui kerjasama dengan pihak-pihak
yang kompeten.
2. program-program penataan bangunan gedung & lingkungan, meliputi :
Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung, terdiri dari :
- Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan
bangunan dan lingkungan
- Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung
- Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur
- Pelatihan teknis tenaga pendata HSBG dan keselamatan bangunan
- Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara
- Pembinaan teknis pembangunan gedung negara
- Penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran (RISPK)
- Penyusunan Raperda bangunan gedung
- Percontohan pendataan bangunan gedung
- Percontohan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
- Rehabilitasi bangunan gedung negara
Kegiatan penataan lingkungan permukiman, terdiri dari :
- penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL)
- bantuan teknis pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
- pembangunan prasarana dan sarana peningkatan lingkungan
permukiman kumuh dan nelayan
- pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan
permukiman tradisional
Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan, terdiri dari :
- Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan
- Penanggulangan kemiskinan terpadu (PAKET) dan replikasi
Permasalahan yang dihadapi antara lain belum tersusunnya dokumen
perencanaan yang lebih detail karena dokumen Revisi RTRW Kabupaten
Lebak baru selesai disusun yang merupakan acuan pedoman perencanaan di
bawahnya.
Dukungan bantuan teknis dalam penataan gedung dan lingkungan masih terbatas sehingga masih terbatas dokumen perencanaan yang merupakan acuan di lapangan , seperti : Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),
bantuan teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau dll
.
Berdasarkan analisa kebijakan, kebutuhan penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Lebak masih dibutuhkan untuk mewujudkan visi dan misi Kota Rangkas Bitung. Dukungan program/kegiatan dalam penataan bangunan dan lingkungan khususnya di kawasan perkotaan masih
sangat dibutuhkan, seperti rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) Kota Rangkas Bitung yang belum ada yang merupakan acuan pedoman dalam pembangunan dan pengendalian ruang, selain itu bantuan teknis sangat dibutuhkan untuk meningkatkan tata bangunan dan lingkungan, seperti Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau dll.
Lebak 2015-2019
3.2.4. Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Minum
(RISPAM)
Sub bidang air minum Direktorat jenderal Cipta Karya Depertemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan pelayanan air minum di pedesaan maupun perkotaan, khususnya bagi masyarakat miskin di kawasan rawan air selain itu meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi pembangunan PS air minum di perkotaan.
Sasaran program air minum dibuat untuk mengisi kesenjangan kondisi pada permasalahan yang mencuat dalam RPJMN dan kondisi yang diinginkan pada sasarna kebijakan RPJM, selain itu harus menunjang dan memnuhi kebutuhan pembangunan ekonomi kabupaten/kota yang bersangkutan.
Dalam penyusunan RPIJMbidang yang harus diperhatikan antar lain rencana induk pengembangan sistem penyediaan air minum (RI-SPAM), untuk kabupaten/kota yang belum mempunyai RI-SPAM hendaknya melakukan penyusunan RI-SPAM terlebih dahulu untuk jangka waktu sekurang-kurangnya selama 15 tahun.
Kebijakan program dan kegiatan pengembangan sistem penyediaan air minum dan kosntribusi pemerintah daerahdi sektor air minum, adalah sebagai berikut :
Program pembangunan prasarana air minum melalui pendekatan masyarakat di desamiskin dan rawan air, dengan penanganan terhadap
unit air baku, unit produksi, unit transmisi dan distribusi utama di
desa-desa miskin, rawan air, desa-desa di pulau terpencil/pesisir, dan desa-desa yang sudah terbentuk kelompok masyarakat penyelenggara SPAM
Program pengembangan air minum di ibu kota kabupaten/kota pemekaran, dengan penanganan terhadap unit air baku, unit transmisi dan
produksi di ibu kota kabupaten baru hasil pemekaran dan kota/kabupaten pemekaran
Program pengembangan air minum di ibu kota kecamatan (IKK) yang belum mempunyai system dan rawan air, dengan penanganan terhadap
Program penyediaan air minum bagai kawasan RSH/rusuna, dengan penanganan terhadap unit air baku, unit produksi, unit transmisi dan
distribusi utama di kawasan RSH dan kawasan yang menjadi lokasi pembangunan RSH/rusuna
Program penyehatan PDAM, dengan penanganan berupa ;
- Melakukan studi detail permasalahan PDAM
- Melaksanaan pembinaan teknis penyusunan corporate plan PDAM
- Pembangunan unit transmisi dan distribusi untuk optimalisasi
kapasitas
- Penyusunan program dan pelaksanaan tingkat kehilangan air.
Program pembangunan prasarana dan sarana air minum di perkotaan,
dengan penangan berupa unit air baku, unit produksi, unit transmisi dan
distribusi utama di kawasan kumuh perkotaan yang belum tersedia SPAM
Permasalahan yang dihadapi terkait pemenuhan jumlah kebutuhan air
minum di Kabupaten Lebak ini, secara aspek operasional antara lain:
a. Kegiatan produksi air selalu dihadapkan pada masalah kekeruhan air
baku yang cenderung terus meningkat, terutama di Rangkasbitung
mencapai 2100 NTU sementara sarana penurun tingkat kekeruhan
(prasedimentasi) belum dapat difungsikan dan belum diserahterimakan
dari pusat.
b. Kegiatan distribusi terkendala oleh pemerataan pengaliran (kuantitas
dan tekanan) terutama pada daerah pelayanan dataran tinggi dan hal
ini merupakan efek dari sistem pengaliran menggunakan perpompaan
(baik produksi maupun distribusi).
c. Tingkat kebocoran air masih cukup tinggi, yaitu : kebocoran produksi
18,08% dan kebocoran distribusi 37,35% yang disebabkan oleh
kekeruhan air baku yang meningkat, efektivitas jaringan terpasang
menurun, fleksibiltas fungsi valve (gate valve, venteil, wash out) tidak
akurat, rentan pencurian air dan adanya beberapa kegiatan
pembangunan yang berpengaruh langsung terhadap jaringan PDAM.
Lebak 2015-2019
Berdasar analisa kebutuhan hal yang diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan air, yaitu proyeksi penduduk, skenario pembangunan kota, adapun
kebutuhan air minum, meliputi : Kebutuhan domestik
Kriteria yang dipergunakan (pemakaian air untuk SR 120/ltr/org/hr dan untuk HU 60 ltr/org/hr
Kebutuhan non domestik
Kebutuah industri 0,1-0,3 ltr/Ha/hr
Kebutuhan niaga 900 ltr/niaga/hr (kecil) 5.000 ltr/niaga/hr
Kebutuhan fasum 10-15 % dari kebutuhan domestik
Kriteria pemakaian hari maksimum 1,15 pemakaian hari rata-rata
Kriteria pemakaian jam puncak 1,5 –1,7 pemakaian hari maksimum
Kebutuhan hotel 3 m³/kamar/hr
Prioritas Sistem prasaranan perpipaan, meliputi :
Pemanfaatan kapasitas produks, berupa perluasan jaringan distribusi, sambungan rumah (SR), dan hidran umum (HU)
Optimalisasi
Pengurangan kebocoran teknis dan non teknis
Peningkatan kapasitas yang ada
Pembangunan baru khususnya kota besar/metropolitan perlu dibuatkan staging
Prioritas Pengembangan SPAM Skala Kota berupa rencana
pengembangan kapasitas produksi, jaringan distribusi dan cakupa pelayanan di Kota Rangkasbitung, Cibadak, Warunggunung, Sajira, Cipanas dan
Malingping
Prioritas Pengembangan SPAM Skala IKK berupa rencana
pengembangan sumber air baku, Kapasitas Produksi, Jaringan distribusi dan cakupan pelayanan , dengan Lokasi sebgai berikut :
1. Wanasalam 4. Muncang 7. Cimarga 10. Bojongmanik
2. Cilograng 5. Banjar Sari 8. Sobang
3.2.5. Matrik Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta
Karya
No. PRODUK RENCANA
STATUS (ADA/TDK)
ARAHAN PEMBANGUNAN
INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN
LOKASI