• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB

3

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA

STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG

CIPTA KARYA

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan

Penataan Ruang

Berpijak pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018 maka upaya pencapaian Visi untuk

mewujudkan “LEBAK MENJADI DAERAH YANG MAJU DAN

RELIGIUS BERBASIS PERDESAAN”,merupakan progres kinerja yang

bersifat kontinyu dan berkesinambungan.

Kesinambungan pelaksanaan pembangunan dapat tercapai jika ada

keterkaitan antara perencanaan di masa datang dan progress/tingkat

keberhasilan yang telah dicapai di masa lalu. Hal ini dapat tercapai melalui

suatu evaluasi terhadap capaian kinerja yang didasarkan kepada informasi

yang objektif.

Sementara, faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perumusan tujuan penataan ruang Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut:

1. Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) sebagai kawasan lindung nasional dalam RTRWN

2. Penetapan beberapa kawasan sesuai dengan arahan dalam RTRW Provinsi Banten, diantaranya:

Penetapan Kota Rangkasbitung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Penatapan Kawasan Bayah dan sekitarnya, Malimping dan sekitarnya serta Kota Kekerabatan Maja sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

(2)

Lebak 2015-2019

Penetapan Kawasan Masyarakat Adat Baduy sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya

Penetapan kawasan Bendungan Karian, Pasir Kopo, Cilawang, Tanjung dan Ciliman sebagai kawasan strategis dari sudut

kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi

Berdasarkan hal-hal tersebut maka dapat dirumuskan bahwa tujuan

penataan ruang di Kabupaten Lebak adalah:

“Mewujudkan Ruang Wilayah Kabupaten Saing Tinggi dan Berkelanjutan Berbasis Pertanian, Perkebunan, Pariwisata dan Pertambangan”.

3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karyya

Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 2 tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 –

2019 mengamanatkan beberapa hal terkait dengan pembangunan infrastruktur

bidang Cipta Karya, antara lain tercapainya pengentasan permukiman kumuh

perkotaan menjadi 0 %, tercapainya 100 % pelayanan air minum bagi seluruh

penduduk Indonesia, serta meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi

layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 %

pada tingkat kebutuhan dasar.

3.1.2. Arahan Penataan Ruang

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan

yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah

Kabupaten Lebak. Sedangkan strategi penataan ruang wilayah kabupaten

merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam

langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Lebak

adalah sebagai berikut :

(3)

1. Peningkatan ketahanan pangan dan agribisnis berbasis kewilayahan.

Dalam mewujudkan kebijakan tersebut, strategi yang dapat dilakukan adalah:

a. Mengembangkan dan meningkatkan kawasan pusat pengembangan agropolitan;

b. Mengembangkan kawasan minapolitan; dan

c. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian.

2. Pengoptimalan kawasan wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan dengan strategi:

a. Mengembangkan kawasan wisata alam;

b. Mengembangkan kawasan wisata budaya;

c. Mengembangkan kawasan wisata buatan;

d. Mengembangkan kawasan wisata alam terpadu di bagian timur;

e. Mengembangkan kawasan objek wisata dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan budaya; dan

f. Mengembangkan dan menguatkan prasarana, sarana dan utilitas pendukung kawasan wisata.

3. Pengembangan potensi pertambangan yang berwawasan lingkungan dengan strategi:

a. Mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan produksi dan kemampuan usaha pertambangan;

b. Meningkatkan kualitas pengelolaan bahan tambang secara efesien dan efektif yang ramah lingkungan;

c. Meningkaatkan pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangan; dan

(4)

Lebak 2015-2019

4. Peningkatan kualitas pemerataan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana wilayah

a. Menetapkan pusat-pusat kegiatan secara berhirarki;

b.Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana sesuai dengan fungsi dan hierarki pusat-pusat pelayanan;

c. Mengembangkan fungsi atau kegiatan baru pada pusat-pusat pelayanan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan;

d. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan perdesaan sebagai penunjang kawasan agropolitan;

e. Menciptakan pemerataan pembangunan wilayah;

f. Mengembangkan dan meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tidak terbarukan; dan

g. Mengembangkan sistem jaringan prasarana dan sarana antar pusat

kegiatan yang memungkinkan terjaganya akses antar pusat kegiatan/pelayanan.

5. Peningkatan fungsi pelestarian kawasan lindung

Dalam mewujudkan kebijakan tersebut, strategi yang dapat dilakukan adalah:

a. Menetapkan kawasan di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi lindung menjadi kawasan lindung;

b. Mempertahankan kawasan lindung yang telah ada agar sesuai dengan fungsi perlindungannya;

c. Meningkatkan kualitas kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan

lindung, yaitu kawasan hutan lindung dan kawasan hutan konservasi; dan

(5)

6. Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan strategis

Dalam mewujudkan kebijakan tersebut, strategi yang dapat dilakukan adalah:

a.Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomi kawasan;

b.Meingkatkan sarana dan prasarana pendukung perkotaan;

c. Membatasi dan mencegah pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi fungsi perlindungan kawasan;

d. Membatasi pengembangan prasana dan sarana di dalam dan di

sekitar kawasan yang ditetapkan untuk fungsi lindung yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;

e. Mengotimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai

ekonomis kawasan lindung melalui pemanfaatan untuk daya tarik wisata, pendidikan berbasis lingkungan;

f. Mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.

3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Beberapa arahan pengembangan untuk pemenuhan sarana dan prasarana terkait pengembangan Kabupaten Lebak diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Arahan pengembangan jaringan jalan nasional, meliputi :

a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan arteri primer di

Provinsi Banten meliputi Merak - Cilegon - Ciwandan - Anyer - Carita

Labuan Panimbang Cigeulis Cibaliung Muarabinuangeun

-Malingping - Simpang - Bayah - Cisolok - Batas Provinsi Jawa Barat

untuk mewujudkan pengembangan jaringan jalan-Selata‘RiProvinsi’g

BantenBaratsebagai perwujudan pengembangan jaringan jalan arteri

lintas Selatan Pulau Jawa.

(6)

Lebak 2015-2019

b. Usulan jalan bebas hambatan prospektif

(bersyarat)/jalan strategis nasional prospektif Kragilan (Kabupaten Serang)

Warunggunung (Kabupaten Lebak) - Panimbang (Kabupaten

Pandeglang) - Bandar Udara Banten Selatan yang

penetapannya disesuaikan dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

2. Arahan pengembangan jaringan jalan provinsi meliputi :

a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan pada ruas Pontang - Ciruas - Warunggunung - Gunung kencana Malingping, ruas Warunggunung - Cipanas, Rangkasbitung –Citeras Tigaraksa untuk

melengkapi perwujudan pengembang Provinsi Banten.

b. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan provinsi dan

kabupaten pada ruas Panimbang - Angsana - Munjul - Cikeusik - Muarabinuangeun, Panimbang - Citeureup – Banyuasih-Cimanggu -

Cigeulis - Wanasalam - Malingping, Citeurep - Cibaliung - Cikeusik - Wanasalam - Malingping, Bayah - Cilograng -Cibareno - Batas

Provinsi Jawa Barat untuk akses penghubung dan sekaligus

pengembangan wilayah Banten Selatan.

3. Pengembangan terminal, yaitu :

a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan terminal penumpang Tipe A meliputi Terminal Kaduagung (Kabupaten Lebak).

b. Pengembangan terminal penumpang Tipe B untuk melayani angkutan

antar kota dalam provinsi dan angkutan kota/pedesaan meliputi

Rangkasbitung (Kabupaten Lebak), Bayah (Kabupaten Lebak),

Malingping (Kabupaten Lebak).

4. Pengembangan prasarana transportasi perkeretaapian, yaitu :

a. Meningkatkan aksesibilitas jaringan prasarana dan jaringan

pelayanan yang melayani kawasan perkotaan jalur kereta api lintas

(7)

b. Mengembangkan jaringan prasarana kereta api regional yang

menghubungkan pada kawasan wisata di wilayah Banten Selatan

antara lain melakukan pembangunan kembali jaringan prasarana ka

yang tidak dioperasikan pada lintas Labuan - Saketi - Malingping -

Bayah, Saketi -Rangkasbitung, dan lintas Ciwandan - Anyer Kidul.

c. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan prasarana kereta api

yang padat melayani transportasi perkotaan antara lain pada lintas

Rangkasbitung - Maja - Serpong - Tanah Abang dan Lintas

Tangerang Duri.

d. Mengembangkan pelayanan angkutan kereta api ekonomi, bisnis

dan eksekutif yang melayani angkutan perkotaan terutama pada lintas Tangerang - Duri, Rangkasbitung - Serpong - Tanah Abang

dan lintas Merak - Cilegon - Serang - Rangkasbitung.

e. Meningkatkan aspek keselamatan transportasi KA dengan

pengembangan penyediaan sarana dan prasarana keselamatan

terutama perlintasan sebidang pada ruas jalan provinsi yang

kepadatan lalu lintas kendaraannya tinggi.

f. Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana Stasiun Merak (Kota

Cilegon), Serang (Kota Serang), Rangkasbitung (Kabupaten Lebak),

Pasar Anyar (Kota Tangerang), Serpong (Kota Tangerang Selatan)

5. Arahan pengembangan transportasi laut, meliputi :

a. Mewujudkan pengembangan dan pengelolaan pelabuhan pengumpan

antara lain Pelabuhan Anyer, Pelabuhan Labuan, Pelabuhan Muarabinuangeun, Pelabuhan Bojonegara Wadas, dan Pelabuhan Bayah.

b. Pengembangan terminal khusus untuk mendukung potensi industri, pariwisata, pertanian dan pertambangan di wilayah Kabupaten Lebak,

Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang.

(8)

Lebak 2015-2019

6. Arahan pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik, meliputi :

a. Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

(SUTET) 500 KV dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150

KV diperlukan untuk menyalurkan energi listrik yang dibangkitkan

oleh pembangkit baru;

b. Pengembangan sistem distribusi 20 KV dan tegangan rendah

diperlukan untuk menyalurkan energi ke kawasan yang ditetapkan

oleh Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta

daerah yang belum berlistrik.

7. Arahan pengembangan sumberdaya air pada lokasi :

a. Bendungan Karian di Kabupaten Lebak untuk memenuhi kebutuhan

air baku di wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.

b. Bendungan Pasir Kopo untuk kebutuhan pertanian.

c. Bendung Ciliman untuk kebutuhan pertanian.

d. Cekungan Air Tanah (CAT) Malimping.

e. Situ/Waduk/Danau/Rawa diarahkan untuk kolam

penyimpanan (retention pond).

3. Pengembangan Kawasan Kekerabatan Maja

Kota Kekerabatan Maja diproyeksikan menjadi salah satu penyangga di

bagian barat Metropolitan Jakarta. Kedudukannya dalam konteks wilayah yang lebih luas, cukup strategis dan terletak di 2 propinsi (Jawa Barat

dan Banten). Beberapa area Bodetabek yang saat ini menjadi penyangga kota Jakarta untuk beberapa tahun yang akan datang akan menjadi sangat padat.

Potensi yang ada disekitar maupun yang dimiliki Maja sangat mendukung

langkah agar Maja menjadi pusat kegiatan baru di bagian barat

Jabodetabek. Tak hanya itu, tidak jauh dari Maja, tepatnya sebelah utara

terdapat kawasan atau Zona Industri Banten (Tangerang), dengan pusat

(9)

Jalan Tol Serpong - Balaraja, yang melewati Ibukota Kabupaten

Tangerang yaitu Tigaraksa. Untuk meningkatkan akses kawasan

Maja terhadap jalan tol ini maka direncanakan pembangunan jalan

kolektor primer. 

Selain Jalan Tol Serpong - Balaraja, untuk meningkatkan aksesibilitas

Kota Kekerabatan Maja diusulkan pula pembangunan ruas tol baru

yang menghubungkan Kota Maja di sebelah Barat (ruas Maja -

Citeras) langsung menuju ke Utara yaitu Rencana Pintu Tol Cikande

(Tol Jakarta - Merak).

Ruas jalan lain (eksisting) yang direncanakan ditingkatkan menjadi

kolektor primer untuk mendukung aksesibilitas Kota Kekerabatan

Maja terhadap Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan

Wilayah Promosi (PKWp) yang berada di luar Kota Maja. Ruas-ruas

jalan tersebut adalah:

1. Maja (PKWp) - Solear - Cisoka - Cangkudu menuju Pintu Tol Balaraja Barat - Balaraja (PKWp)

2. Maja (PKWp) - Citeras - Rangkasbitung (PKW)

3.Maja (PKWp) - Kopo - Jalan Raya Cikande –Rangkasbitung Serang (PKN)

Dalam upaya pengembangan Kota Kekerabatan Maja - Parung

Panjang, akan dikembangkan 2 unit terminal yang akan menghubungkan simpul pergerakan yang berasal dari kereta api dengan daerah-daerah disekitarnya. Pengembangan 2 unit terminal tersebut dilakukan pada : terminal tipe A di Kecamatan Maja dan terminal tipe C di kecamatan Tenjo (Kabupaten Bogor).

Jaringan rel KA direncanakan ditingkatkan kapasitasnya menjadi Jalur

Ganda atau Double Track. Rencana double track hingga 

Stasiun Maja direncanakan selesai pada tahun 2013 dan elektrifikasinya pada

tahun 2014. Elektrifikasi jalur rel KA menuju Maja ini bertujuan agar Kota

Maja turut menjadi salah satu tujuan dalam commuter line system

Jabodetabek.

(10)

Lebak 2015-2019

3.1.4. Arahan Rencana Pembangunan Daerah

Pelaksanaan strategi diatas diarahkan pada pencapaian sasaran antara atau sasaran tahunan dalam periode implementasi RPJMD ini, yaitu sebagai berikut:

1. Tahun pertama (Tahun Pemenuhan Pelayanan Dasar dan Peningkatan Kualitas Kinerja Birokrasi)

Arah kebijakan pada tahun pertama RPJMD Kabupaten Lebak periode 2014-2019 diarahkan untuk memperluas cakupan pemenuhan pelayanan

dasar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui implementasi

kartu sehat, kartu pintar dan kartu sejahtera; penyediaan sarana dan

prasarana pendukung prioritas yang berkualitas; peningkatan akses

masyarakat terhadap penyedia layanan, peningkatan ketahanan pangan

masyarakat, peningkatan kualitas infrastruktur permukiman, penataan

ruang terbuka bagi masyarakat, peningkatan perlindungan sosial serta

mengembangkan kemitraan dan peran serta para pihak dalam

pembangunan.

Upaya tersebut dilaksanakan seiring dengan upaya meningkatkan kualitas

kinerja birokrasi yang menjadi pilar penting pelaksanaan pembangunan di

Kabupaten Lebak melalui upaya pembenahan birokrasi pemerintahan yang

lebih akuntabel dan transparan, peningkatan upaya penyelesaian

masalah-masalah pembangunan serta penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih

baik. Penataan pada seluruh sektor pembangunan juga perlu dilakukan

sebagai persiapan guna menghadapi periode pembangunan ke depan yang

akan berjalan dengan lebih pesat.

2. Tahun kedua(Tahun Peningkatan Kualitas Pelayanan Dasar dan Penguatan Perekonomian Daerah)

Arah kebijakan pada tahun kedua RPJMD Kabupaten Lebak periode 2014-2019 diarahkan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas pelayanan dasar

(11)

mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang

berkualitas, mendorong penyediaan sarana prasarana yang mendukung

terselenggaranya pelayanan dasar yang berkualitas, meningkatkan kualitas

kinerja birokrasi yang bersih, efektif dan efisien, serta menjamin

terciptanya ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Upaya-upaya tersebut dilaksanakan seiring dengan upaya penguatan

perekonomian daerah yang menjadi pendukung penting pencapaian kualitas

pelayanan dasar melalui pengembangan potensi lokal, pemberdayaan

masyarakat, peningkatan akses masayrakat pada kelembagaan keuangan,

serta penguatan peran serta para pihak dalam pembangunan.

3. Tahun ketiga (Tahun Pemantapan Perekonomian Daerah dan Pengembangan sumber daya Manusia)

Arah kebijakan pembangunan pada tahun ketiga RPJPMD Kabupaten

Lebak periode 2014-2019 diarahkan untuk melanjutkan upaya

pembangunan tahun kedua dengan terus memantapkan perekonomian

daerah agar menjadi penopang utama perbaikan kualitas kehidupan

masyarakat. Penyediaan sarana prasarana pendukung upaya pemantapan

perekonomian daerah menjadi fokus pembangunan tahun ketiga terutama

sarana prasarana yang menjadi pendorong bagi masuknya modal pihak

swasta seperti jaringan jalan, jaringan listrik dan ketersediaan air bersih,

dengan didukung oleh peningkatan pelayanan transportasi, serta

perumahan dan pemukiman dengan tetap memperhatikan upaya

pengendalian pemanfaatan ruang.

Upaya tersebut dilaksanakan seiring dengan upaya mewujudkan sumberdaya manusia yang berdaya saing melalui peningkatan kualitas

pendidikan dan kesehatan, peningkatan kapasitas dan produktivitas sumber

daya manusia, dan peningkatan upaya perlindungan social.

(12)

Lebak 2015-2019

4. Tahun Keempat(Tahun Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia dan kualitas pembangunan daerah)

Arah kebijakan pada tahun keempat RPJMD Kabupaten Lebak periode

2014-2019 diarahkan untuk memperkokoh perekonomian Kabupaten Lebak

melalui pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi lokal, dan

peningkatan kualitas pelayanan dasar bagi terwujudnya sumberdaya

manusia yang unggul dan kesejahteraan masyarakat.

Tahun keempat ini juga diarahkan untuk memantapkan capaian

pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya

dengan terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada upaya-upaya

yang dilakukan pemerintah daerah. Pelaksanaan kebijakan, program dan

kegiatan pada tahun keempat diarahkan pada upaya untuk mensinergikan

capaian pembangunan di masing-masing bidang/sektor dan dengan

pengembangan sinergitas pilar-pilar pembangunan daerah melalui

perwujudan pelayanan prima, peningkatan peran serta masyarakat dalam

pembangunan agar terwujud pembangunan daerah yang berkualitas.

5. Tahun kelima (Tahun Evaluasi dan Inovasi)

Arah kebijakan pada tahun kelima atau tahun terakhir RPJMD Kabupaten Lebak periode 2014-2019 diarahkan sebagai tahap konsolidasi untuk

memastikan pencapaian

sasaran pembangunan jangka menengah daerah sesuai dengan target yang ditetapkan.

Arah kebijakan pembangunan tahun kelima difokuskan pada bidang/sektor

yang masih perlu ditingkatkan pencapaian kinerjanya berdasarkan hasil

monitoring dan evaluasi terhadap capaian program prioritas yang telah

dilaksanakan selama 4 tahun terakhir. Fokus pembangunan tersebut

dilaksanakan dengan berbagai inovasi mendasar bagi pencapaian target

kinerja pada sisa waktu yang tersedia. Selain itu, capaian pembangunan

daerah pada tahun kelima menjadi dasar bagi penyusunan rencana dan

(13)

Gambar 3.1

Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

I II III IV V

Tahun Pemenuhan Pelayanan Dasar dan Peningkatan Kualitas Kinerja Birokrasi

Tahun Peningkatan Kualitas Pelayanan Dasar dan Penguatan Perekonomian Daerah

Tahun Pemantapan Perekonomian Daerah

dan Pengembangan sumber daya Manusia

Tahun Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia dan kualitas pembangunan daerah

Tahun Evaluasi dan Inovasi

Selanjutnya, strategi dan arah kebijakan dalam konteks substansi urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab daerah dirumuskan dalam bentuk

matriks di bawah ini guna memberikan gambaran tentang relasinya dengan

sasaran, tujuan, misi, serta visi yang mendasarinya

(14)

Lebak 2015-2019

Tabel 3.1

Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan

VISI

““Menuju Kabupaten Lebak yang Maju dan Berdaya saing melalui Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”

MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH

KEBIJAKAN

1. Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya Meningkatkan Tahun

Kualitas kualitas pelayanan aksesibilitas dan akses dan mutu Pemenuhan

Sumberdaya Dasar kualitas pendidikan layanan Pelayanan

Manusia yang terjangkau dan pendidikan Dasar dan

merata Peningkatan

2. Meningkatnya akses Meningkatkan Kualitas Kinerja

dan kualitas layanan akses dan mutu Birokrasi.

kesehatan yang pelayanan Tahun

terjangkau dan kesehatan yang Pemantapan

2. Membangun sumber merata terjangkau dan Perekonomian

daya manusia yang 3. Meningkatnya daya merata Daerah dan

menguasai IPTEK saing sumber daya Pengembangan

dan kompetitif dengan manusia sumber daya

tetap mempertahan

Meningkatkan Manusia.

ciri masyarakat yang 4. Meningkatnya peran Tahun

kualitas dan

santun berbudaya pemuda dan olahraga Peningkatan

produktifitas

5. Terpelihara dan kualitas

tenaga kerja

termanfaatkannya Sumberdaya

melalui

benda cagar budaya Manusia dan

pelatihan

dan nilai-nilai budaya keterampilan kualitas

lokal dan pembangunan

2. Meningkatkan 3. Meningkatan kualitas 7. Meningkatnya kinerja Meningkatkan Tahun

Tata Kelola penyelenggaraan penyelenggaraan kualitas dan Pemenuhan

Pemerintah pemerintahan yang pemerintahan daerah akuntabilitas Pelayanan

Yang efektif, efisien dan tata Dasar dan

Berorientasi transparan pemerintahan Peningkatan

Pelayanan dan pelayanan Kualitas Kinerja

(15)

VISI

““Menuju Kabupaten Lebak yang Maju dan Berdaya saing melalui Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan

Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”

MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH

KEBIJAKAN

daerah.

Tahun Evaluasi dan Inovasi.

3. Meningkatkan 4. Meningkatkan 8. Meningkatnya Menciptakan Tahun

perekonomian perekonomian yang Kualitas dan Iklim usaha Peningkatan

yang kokoh kokoh berbasis Kuantitas Investasi yang kondusif Kualitas

Berbasis ekonomi kerakyatan 9. Meningkatnya 9. Meningkatkan Pelayanan

Ekonomi Ketahanan pangan Status Dasar dan

Kerakyatan Daerah Ketahanan Penguatan

10. Meningkatny pangan Daerah Perekonomian

a hasil produksi dan Daerah.

perkebunan dan Pengembangan Tahun

4. Meningkatkan 5. Meningkatkan 12. Meningkatnya Meningkatkan Tahun

Pembangunan Ketersediaan dan kinerja penanganan kondisi Peningkatan

Infrastruktur kualitas infrastruktur jalan dan jembatan infrastruktur Kualitas

Strategis jalan guna Pelayanan

Wilayah yang 13. Meningkatnya mendukung Dasar dan

Berkualitas kinerja layanan pelayanan Penguatan

jaringan irigasi dan pergerakan Perekonomian

ketersediaan air baku orang Daerah.

serta partisipasi Meningkatkan Tahun

masyarakat kondisi Peningkatan

infrastruktur Kualitas

14. Meningkatny sumber daya air Sumberdaya

a ketersediaan dan irigasi Manusia dan

infrastruktur dasar untuk Kualitas

masyarakat konservasi, Pembangunan

15. Meningkatny pendayagunaan dae rah.

a Kualitas Perumahan sumber daya air, Tahun Evaluasi

Permukiman serta dan Inovasi.

16. Meningkatny pengendalian

6. Meningkatkan a pemenuhan listrik daya rusak air

Ketersediaan dan masyarakat Meningkatkan

kualitas infrastruktur 17. Meningkatny ketersediaan

Transportasi a kualitas prasarana sarana dan

dan fasilitas LLAJ prasarana dasar

18. Meningkatny masyarakat

a sarana dan Meningkatkan

prasarana kualitas

perhubungan prasarana

perhubungan

5. Menjaga 7. Meningkatkan 19. Meningkatnya Meningkatkan Tahun

Keseimbangan kelestarian rehabilitasi lahan daya dukung Peningkatan

Fungsi lingkungan 20. Meningkatnya dan daya Kualitas

Lingkungan fungsi daerah tampung Sumberdaya

Dan tangkapan air lingkungan Manusia dan

pembangunan 21. Terjaganya Menjaga daerah Kualitas

(16)

Lebak 2015-2019

VISI

““Menuju Kabupaten Lebak yang Maju dan Berdaya saing melalui Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”

MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH

KEBIJAKAN

Yang tingkat cemaran resapan air pembangunan

Berkelanjutan sungai, udara dan sebagai modal daerah.

air tanah di bawah ekonomi daerah Tahun Evaluasi

ambang batas Pengendalian dan Inovasi.

22.Meningkatnya pencemaran dan

kuantitas Perusakan

pengelolaan Lingkungan

8. Meningkatkan sampah dan Hidup

ketangguhan dalam limbah

6. Meningkatkan 9. Meningkatkan 25.Meningkatnya Meningkatkan Tahun

keamanan dan stabilitas ketertiban umum Pemahaman Peningkatan

Ketertiban keamanan dan dan ketentraman Masyarakat kualitas

Wilayah ketertiban di masyarakat tentang politik Sumberdaya

daerah dan toleransi Manusia dan

Kehidupan kualitas

beragama untuk pembangunan

26.Meningkatnya Mewujudkan daerah.

kualitas kehidupan Stabilitas Tahun

beragama di keamanan dan Evaluasi dan

masyarakat Ketertiban Inovasi.

Dalam Masyarakat

3.2. Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.1. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK)

Visi dan Misi Sanitasi kabupaten akan memberikan arahan

pembangunan sanitasi untuk 5 tahun kedepan. Kebijakan umum

sanitasi kabupaten saat ini dan arah ke depan serta tujuan dan

sasaran pembangunan sektor sanitasi yang meliputi sektor air

limbah domestik, sektor persampahan, sektor drainase lingkungan

(17)

Tabel 3.2. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Lebak

Menjadi Daerah manusia KabupatenLebak yang sehatpembangunan melaluidan “Meningkatkualitas pembangunan

(18)

Lebak 2015-2019

3.2.2. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman (RP2KP) Kabupaten

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman

(RP2KP) Kabupaten/Kota merupakan pengembangan dari Strategi

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang merupakan

kajian pembangunan permukiman dan infrastruktur di kawasan perkotaan.

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan

pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial, dan kegiatan ekonomi.

Berdasarkan kajian kebijakan, kawasan perkotaan di Kabupaten Lebak

terdiri dari 4 (empat) kawasan yaitu Kawasan Perkotaan Rangkasbitung,

Kawasan Perkotaan Maja, Kawasan Perkotaan Malingping, dan Kawasan

Perkotaan Bayah. Kawasan perkotaan di Kabupaten Lebak ini diharapkan

sebagai wilayah motor penggerak perekonomian bagi wilayah-wilayah

sekitarnya, serta memiliki kegiatan utama bukan pertanian dengan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Peran

dan fungsi kawasan perkotaan di Kabupaten Lebak adalah:

1. Kawasan perkotaan Rangkasbitung memiliki peran dan fungsi sebagai:

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi untuk melayani

kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota

Wilayah Pengembangan Utama

Kota Rangkasbitung sebagai ibukota Kabupaten Lebak

Kawasan prioritas pengembangan di Kabupaten Lebak sebagai pusat

pelayanan umum.

(19)

3. Kawasan perkotaan Bayah memiliki peran dan fungsi:

Pusat Kegiatan Lokal yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala

kabupaten/kota atau beberapa kecamatan

Wilayah Pengembangan Utama

Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

4. Kawasan perkotaan Malingping, memiliki peran dan fungsi:

Pusat Kegiatan Lokal yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala

kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

Wilayah Pengembangan Utama

Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

3.2.3. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Penataan bangunan dan lingkungan adalah seraikaian kegiatan yang

diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang,

terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik diperkotaan maupun di

pedesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan, gedung dan lingkungan yang layak huni danberjatidiri,sedangkan misinya adalah :

Memberdayakan masyarakat dalam menyelenggarakan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi, selaras

Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan

Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan, antara lain :

1. permasalahan dan tantangan di bidang bangunan gedung :

(20)

Lebak 2015-2019

kurang ditegakannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana

prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian

lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah serta rendahnya kualitas peleyanan publik dan perijinan

2. permasalahan dan tantangan di bidang gedung dan rumah negara :

banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara kurang tertib dan efisien

masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik

3. permasalahan dan tantangan di bidang penataan lingkungan :

masih banyaknya permukiman kumuh secara nasional seluas 47.300 Ha yang terdapat di 10.000 kantong permukiman yang dihuni tidak kurang

dari 17,2 juta jiwa (data 2003)

kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata

terjadinya degradasi kawasan strategis padahal punya potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota

sarana lingkungan hijau (open space/public space), sarana olah raga, dan lain-lain kurang diperhatikan hamper di semua kota, terutama kota

metro dan besar.

4. permasalahan dan tantangan di bidang pemberdayaan masyarakat di perkotaan

jumlah penduduk miskin sebanyak 36,1 juta jiwa (16,6 %) dengan 11,5 juta jiwa di perkotaan dan 24,6 juta jiwa di perdesaan (data 2003)

belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat

(21)

5. tantangan di bidang bangunan dan lingkungan

amanat UU No 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung dan Peraturan pemerintah No 36 tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UUBG,

bahwa semua bangunan gedung harus layak fungsi pada tahun 2010

komitmen terhadapkesepakatan internasional MDGs, bahwa pada tahun 2015 ; 200 kabupaten/kota bebas kawasan kumuh dan pada tahun 2020

semua kabupaten/kota bebas kumuh.

Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum sebagai lembaga pembina

teknis penataan bangunan dan lingkungan mempunyai kewajiban untuk

meningkatkan kemampuan kabupaten/kota agar mampu melaksanakan UU

No 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung. Disamping hal tersebut UU No

4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman menggariskan bahwa

peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu dan bertahap, mengacu kepada rencana tata ruang

wilayah (RTRW).

Selaras dengan pencapaian MDGs, yakni mengurangi sampai

setengahnya sampai tahun 2015 proporsi penduduk miskin tahun 1990

(target I) dan mengurangi sampai setengahnya tahun 2015, penduduk tanpa

akses terhadap air minum dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan, maka

peningkatan kualitas lingkungan permukiman perlu dilakukan lebih intensiv

dengan melibatkan masyarakat setempat, kelompok peduli dan dunia usaha

secara aktif. Penyelenggaraan pengembangan permukiman perlu dilakukan

secara komprehensif dengan berbasis konsep tridaya, melalui proses

pemberdayaan masyarakat sesuai siklus P2KP.

Kebijakan dan program penataan bangunan dan lingkungan,meliputi :

1. Kebijakan, meliputi :

Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah negara

Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan bangunan gedung dan penataan

lingkungan permukiman

(22)

Lebak 2015-2019

Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan dalam penataan lingkungan permukiman

Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jati diri dan produktifitas masyarakat.

Mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota

Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga nasional maupun internasional lainnya di bidang bangunan

gedung dan penataan lingkungan permukiman.

Mewujudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan khasanah arsitektur lokal dan nilai tradisional

Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta keahlian membangun

Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa arsitektur bangunan gedung melalui kerjasama dengan pihak-pihak

yang kompeten.

2. program-program penataan bangunan gedung & lingkungan, meliputi :

Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung, terdiri dari :

- Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan

bangunan dan lingkungan

- Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung

- Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur

- Pelatihan teknis tenaga pendata HSBG dan keselamatan bangunan

- Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara

- Pembinaan teknis pembangunan gedung negara

- Penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran (RISPK)

- Penyusunan Raperda bangunan gedung

- Percontohan pendataan bangunan gedung

- Percontohan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan

- Rehabilitasi bangunan gedung negara

(23)

Kegiatan penataan lingkungan permukiman, terdiri dari :

- penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL)

- bantuan teknis pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

- pembangunan prasarana dan sarana peningkatan lingkungan

permukiman kumuh dan nelayan

- pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan

permukiman tradisional

Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan, terdiri dari :

- Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan

- Penanggulangan kemiskinan terpadu (PAKET) dan replikasi

Permasalahan yang dihadapi antara lain belum tersusunnya dokumen

perencanaan yang lebih detail karena dokumen Revisi RTRW Kabupaten

Lebak baru selesai disusun yang merupakan acuan pedoman perencanaan di

bawahnya.

Dukungan bantuan teknis dalam penataan gedung dan lingkungan masih terbatas sehingga masih terbatas dokumen perencanaan yang merupakan acuan di lapangan , seperti : Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),

bantuan teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau dll

.

Berdasarkan analisa kebijakan, kebutuhan penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Lebak masih dibutuhkan untuk mewujudkan visi dan misi Kota Rangkas Bitung. Dukungan program/kegiatan dalam penataan bangunan dan lingkungan khususnya di kawasan perkotaan masih

sangat dibutuhkan, seperti rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) Kota Rangkas Bitung yang belum ada yang merupakan acuan pedoman dalam pembangunan dan pengendalian ruang, selain itu bantuan teknis sangat dibutuhkan untuk meningkatkan tata bangunan dan lingkungan, seperti Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, Pengelolaan Ruang

Terbuka Hijau dll.

(24)

Lebak 2015-2019

3.2.4. Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Minum

(RISPAM)

Sub bidang air minum Direktorat jenderal Cipta Karya Depertemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan pelayanan air minum di pedesaan maupun perkotaan, khususnya bagi masyarakat miskin di kawasan rawan air selain itu meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi pembangunan PS air minum di perkotaan.

Sasaran program air minum dibuat untuk mengisi kesenjangan kondisi pada permasalahan yang mencuat dalam RPJMN dan kondisi yang diinginkan pada sasarna kebijakan RPJM, selain itu harus menunjang dan memnuhi kebutuhan pembangunan ekonomi kabupaten/kota yang bersangkutan.

Dalam penyusunan RPIJMbidang yang harus diperhatikan antar lain rencana induk pengembangan sistem penyediaan air minum (RI-SPAM), untuk kabupaten/kota yang belum mempunyai RI-SPAM hendaknya melakukan penyusunan RI-SPAM terlebih dahulu untuk jangka waktu sekurang-kurangnya selama 15 tahun.

Kebijakan program dan kegiatan pengembangan sistem penyediaan air minum dan kosntribusi pemerintah daerahdi sektor air minum, adalah sebagai berikut :

Program pembangunan prasarana air minum melalui pendekatan masyarakat di desamiskin dan rawan air, dengan penanganan terhadap

unit air baku, unit produksi, unit transmisi dan distribusi utama di

desa-desa miskin, rawan air, desa-desa di pulau terpencil/pesisir, dan desa-desa yang sudah terbentuk kelompok masyarakat penyelenggara SPAM

Program pengembangan air minum di ibu kota kabupaten/kota pemekaran, dengan penanganan terhadap unit air baku, unit transmisi dan

produksi di ibu kota kabupaten baru hasil pemekaran dan kota/kabupaten pemekaran

Program pengembangan air minum di ibu kota kecamatan (IKK) yang belum mempunyai system dan rawan air, dengan penanganan terhadap

(25)

Program penyediaan air minum bagai kawasan RSH/rusuna, dengan penanganan terhadap unit air baku, unit produksi, unit transmisi dan

distribusi utama di kawasan RSH dan kawasan yang menjadi lokasi pembangunan RSH/rusuna

Program penyehatan PDAM, dengan penanganan berupa ;

- Melakukan studi detail permasalahan PDAM

- Melaksanaan pembinaan teknis penyusunan corporate plan PDAM

- Pembangunan unit transmisi dan distribusi untuk optimalisasi

kapasitas

- Penyusunan program dan pelaksanaan tingkat kehilangan air.

Program pembangunan prasarana dan sarana air minum di perkotaan,

dengan penangan berupa unit air baku, unit produksi, unit transmisi dan

distribusi utama di kawasan kumuh perkotaan yang belum tersedia SPAM

Permasalahan yang dihadapi terkait pemenuhan jumlah kebutuhan air

minum di Kabupaten Lebak ini, secara aspek operasional antara lain:

a. Kegiatan produksi air selalu dihadapkan pada masalah kekeruhan air

baku yang cenderung terus meningkat, terutama di Rangkasbitung

mencapai 2100 NTU sementara sarana penurun tingkat kekeruhan

(prasedimentasi) belum dapat difungsikan dan belum diserahterimakan

dari pusat.

b. Kegiatan distribusi terkendala oleh pemerataan pengaliran (kuantitas

dan tekanan) terutama pada daerah pelayanan dataran tinggi dan hal

ini merupakan efek dari sistem pengaliran menggunakan perpompaan

(baik produksi maupun distribusi).

c. Tingkat kebocoran air masih cukup tinggi, yaitu : kebocoran produksi

18,08% dan kebocoran distribusi 37,35% yang disebabkan oleh

kekeruhan air baku yang meningkat, efektivitas jaringan terpasang

menurun, fleksibiltas fungsi valve (gate valve, venteil, wash out) tidak

akurat, rentan pencurian air dan adanya beberapa kegiatan

pembangunan yang berpengaruh langsung terhadap jaringan PDAM.

(26)

Lebak 2015-2019

Berdasar analisa kebutuhan hal yang diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan air, yaitu proyeksi penduduk, skenario pembangunan kota, adapun

kebutuhan air minum, meliputi :  Kebutuhan domestik  

Kriteria yang dipergunakan (pemakaian air untuk SR 120/ltr/org/hr dan untuk HU 60 ltr/org/hr

Kebutuhan non domestik

Kebutuah industri 0,1-0,3 ltr/Ha/hr  

Kebutuhan niaga 900 ltr/niaga/hr (kecil) 5.000 ltr/niaga/hr  

Kebutuhan fasum 10-15 % dari kebutuhan domestik  

Kriteria pemakaian hari maksimum 1,15 pemakaian hari rata-rata  

Kriteria pemakaian jam puncak 1,5 1,7 pemakaian hari maksimum  

Kebutuhan hotel 3 m³/kamar/hr

Prioritas Sistem prasaranan perpipaan, meliputi :

Pemanfaatan kapasitas produks, berupa perluasan jaringan distribusi, sambungan rumah (SR), dan hidran umum (HU)

Optimalisasi

Pengurangan kebocoran teknis dan non teknis  

Peningkatan kapasitas yang ada  

Pembangunan baru khususnya kota besar/metropolitan perlu dibuatkan staging

Prioritas Pengembangan SPAM Skala Kota berupa rencana

pengembangan kapasitas produksi, jaringan distribusi dan cakupa pelayanan di Kota Rangkasbitung, Cibadak, Warunggunung, Sajira, Cipanas dan

Malingping

Prioritas Pengembangan SPAM Skala IKK berupa rencana

pengembangan sumber air baku, Kapasitas Produksi, Jaringan distribusi dan cakupan pelayanan , dengan Lokasi sebgai berikut :

1. Wanasalam 4. Muncang 7. Cimarga 10. Bojongmanik

2. Cilograng 5. Banjar Sari 8. Sobang

(27)

3.2.5. Matrik Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta

Karya

No. PRODUK RENCANA

STATUS (ADA/TDK)

ARAHAN PEMBANGUNAN

INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN

LOKASI

(28)

Gambar

Gambar 3.1 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lebak
Tabel 3.1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
Tabel 3.2. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Lebak

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan

SISTEM DTMF SEBAGAI PENGENDALI JARAK JAUH PADA RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS ALAT PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK PENGHASIL PUPUK PADAT.. (2016 : xvii + 65halaman + 46gambar

Hubungan Sikap dan Norma Subyektif Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi dengan Intensi Menggunakan Alat Kontrasepsi Setelah Kelahiran Anak Pertama pada Wanita Usia Subur yang

4 Menurut Sanafiah Faisal yang dikutip oleh Spradly mengemukakan bahwa sampel sebagai sumber data atau sumber informasi sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Pada lansia hal yang menjadi sumber stres bisa berupa : kondisi fisik yang semakin menurun sehingga tidak sekuat pada masa muda dulu dan seringkali diikuti dengan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi pendidikan terutama yang menyangkut

Jika informasi mengenai peraturan lainnya yang berlaku belum tersedia di bagian lain dalam lembaran data keselamatan bahan ini, maka hal ini akan dijelaskan dalam bagian ini.

Sales promotion kartu kredit yang memiliki cara pandang optimistis akan memandang suatu penolakkan yang diterima dari calon nasabahnya adalah karena calon nasabahnya