• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERIZINAN KHUSUSNYA TENTANG IZIN ASURANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERIZINAN KHUSUSNYA TENTANG IZIN ASURANSI"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERIZINAN KHUSUSNYA TENTANG IZIN ASURANSI

A. Pengertian Perizinan

Izin adalah suatu keputusan adminstrasi negara yang memperkenankan suatu perbuatan yang pada umumnya dilarang, tetapi diperkenankan dan bersifat konkrit.

N.M Spelt dan J.B.J.M ten Berge membagi pengertian izin dalam arti luas dan sempit, yaitu sebagai berikut:

Izin merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi. Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para warga.

Izin ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundangan.

Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang. Ini menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya (paparan luas dari pengertian izin).

Izin (dalam arti sempit) adalah pengikatan-pengikatan pada suatu peraturan, izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau menghalangi keadaan-keadaan

(2)

yang buruk. Tujuannya ialah mengatur tindakan-tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela namun diamana yang menginginkan dapat melakukan pengawasan sekadarnya.

Hal yang pokok pada izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang berkaitan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus. Disisi lain bila dilihat dari keputusan tata usaha negara itu sendiri, izin memiliki sifat-sifat keputusan tersebut, yaitu bahwa izin bersifat konkrit. Artinya objek yang diputuskan dalam tata usaha negara itu tidak abstrak melainkan berwujud,

tertentu,dan ditentukan.14

Adalah penetapan yang bersifat deklaratoir, menyatakan bahwa suatu perundang-undangan tidak berlaku bagi kasus sebagaimana diajukan oleh seorang pemohon. Dispensasi ialah keputusan administrasi Negara yang membebaskan suatu perbuatan dari kekuasaan peraturan yang menolak perbuatan tersebut.

Izin memiliki sifat individual, artinya bahwa dalam izin itu harus disebutkan dengan jelas siapa yang diberikan izin.

Dalam perizinan ada istilah beberapa istilah lain yang sedikit banyak memiliki kesejajaran dengan izin dimana hal ini sering dikenal dengan izin khusus yang artinya yaitu persetujuan terlihat adanya kombinasi antara hukum publik

dengan hukum prifat, dengan kata lain izin khusus adalah penyimpangan dari

sesuatu yang dilarang. Izin yang dimaksud yaitu : 1. Dispensasi

14

N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge disunting Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, (Surabaya : Yuridika, 1993), hal 2

(3)

W.F Prins mengatakan bahwa dispensasi adalah tindakan pemerintahan yang menyebabkan suatu peraturan undang–undang menjadi tidak berlaku bagi sesuatau hal yang istimewa. Menurut Ateng Syafrudin, dispensasi bertujuan untuk menembus rintangan yang sebetulnya secara normal tidak diizinkan, jadi dispensasi berarti menyisihkan pelarangan dalam hal yang khusus.

2. Lisensi

Adalah suatu izin yang memberikan hak untuk menyelenggarakan suatu

perusahaan. Lisesnsi digunakan untuk menyatakan suatu izin yang

memperkenankan seseorang untuk menjalanankan suatu perusahaan. Linsesi merupakan izin untuk melakukan suatu yang bersifat komersial serta mendatangkan laba dan keuntungan

3. Konsesi

Adalah suatu penetapan administrasi negara yang secara yuridis dan kompleks, oleh karena merupakan seperangkat dispensasi-dispensasi, jiin-ijin, serta lisensi-lisensi disertai dengan pemberian semacam wewenang pemerintah terbatas pada konsensionaris. Konsesi tidak mudah diberikan oleh karena banyak bahaya penyelundupan, kekayaan bumi dan bersangkutan. Wewenang pemerintah diberikan kepada konsensionaris walupun terbatas dapat menimbulkan masalah pilitik dan sosial yang cukup rumit, oleh karena perusahaan pemegang konsesi tersebut dapat memindahkan kampung, dapat membuat jaringan jalan, listrik dan telepon, membentuk barisan keamanan, mendirikan rumah sakit dan segala sarana lainnya.

(4)

Istilah konsesi yang merupakan suatu izin yang berhubungan dengan pekerjaan besar dimana kepentingan umum terlibat erat sekali sehingga sebenarnya pekerjaan itu menjadi tugas dari pemerintah, tetapi oleh pemerintah diberi hak penyelenggaraannya kepada konsesionaris (pemegang izin) yang bukan pejabat pemerintah. Bentuknya dapat berupa kombinasi antara lisensi dengan pemberian status tertentu dengan hak atau kewajiban serta syarat – syarat tertentu.

Izin dapat dikatakan sebagai keputusan tata usaha negara karena dikeluarkan oleh pejabat tata usaha negara, yaitu pemerintah atas permohonan yang diajukan oleh badan hukum perdata atau perorangan. Pemerintah merupakan pejabat tata usaha negara, karena melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bersifat final, dimana dengan izin seseoarang telah mempunyai hak untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum sesuai dengan isinya yang secara definitif

dapat menimbulkan akibat hukum tertentu.15

Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi sertifikasi, penentuan kuota dan izin untuk melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau Adapaun pengertian perizinaan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.

15

Adrian Sutedi. Hukum Perizinan Dalam Pelayanan Publik .Jakarta ,Sinar Grafika,2011, hlm 168

(5)

diperoleh suatu organisasi perusahan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan.

Dengan memberi izin, pengusaha memperkenankan orang yang memohon untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang demi memperhatikan kepentingan umum yang mengharuskan adanya pengawasan. Hal pokok pada izin, bahwa sesuatu tindakan dilarang kecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dilakukan dengan cara-cara tertentu.

Fungsi lain dari Izin adalah :

Izin merupakan Instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkannya guna mencapai suatu tujuan konkret. Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi selaku ujung tombak instrument hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Hal ini berarti lewat izin dapat diketahui bagaimana gambaran masyarakat adil dan makmur itu terwujud.

Surat izin yang diberikan bagi para pengusaha baik yang kecil, menengah dan besar ini tentu memiliki fungsi yang sangat penting demi berlangsungnya usaha yang kita akan jalani. Berikut beberapa fungsinya:

a. Surat yang menyatakan usaha kita telah sah di mata hukum negara Indonesia b. Kedepannya tidak akan tersandung hukum terkecuali kita berbuat salah seperti berlaku curang

c. Mudah diurus bila ingin mendaftarkannya sebagai franchise

(6)

lolos dan dimyatakan baik di mata hukum

e. Surat pernyataan bahwa kita diperbolehkan membuka usaha sesuai apa yang telah kita daftarkan

Izin usaha sangat penting diperlukan guna mendukung berjalannya suatu kegiatan usaha. Baik untuk izin usaha suatu perusahaan maupun untuk usaha-usaha lainnya yang memerlukan izin Memiliki izin usaha artinya mempunyai identitas bagi

suatu usaha, sehingga usaha yang dijalankan merupakan legal dan sah sebab

mempunyai lisensi atau izin dari instansi pemerintah yang berwewenang.

Fungsi lain dari izin ialah untuk memberikan kepastian hukum bagi pemohon dan masyarakat, sebagai tindakan preventif untuk menghadapi pihak-pihak yang mengganggu, dan sebagai pengaman secara hukum.

Ketentuan tentang perizinan mempunyai fungsi yaitu sebagai fungsi penertib dan pengatur. Sebagai fungsi penertib dimaksudkan agar izin atau setiap izin ataw tempat-tempat usaha, bangunan dan bentuk kegiatan masyarakat lainnya bertentangan satu sama lain, sehingga ketertiban dalam setiap segi kehidupan masyarakat dapat terwujud.

Sebagai fungsi mengatur dimaksudkan agar perizinan yag ada dapat dilaksanakan sesuai dengan peruntukannya, sehingga terdapat penyalahgunaan izin yang telah diberikan, dengan kata lain, fungsi pengaturan ini dapat disebut juga sebagai

fungsi yang dimiliki oleh pemerintah.16

16

(7)

B. Perizinan Sebagai Instrumen Pengendalian

Hukum perizinan merupakan kajian hukum administrasi negara yakni hukum publik yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah dipusat maupun di daerah sebagai aparatur penyelenggaraan negara mengingat hukum perizinan ini berkaitan dengan pemerintah, maka mekanisme dapat dikatakan bahwa hukum perizinan termasuk disiplin ilmu hukum administrasi negara atau hukum tata pemerintahan seperti yang kita ketahui pemerintah adalah sebagai pembinaan dan pengendalian dari masyarakat dan salah satu fungsi pemerintah dibidang pembinaan dan pengendalian izin adalah pemberian izin kepada masyarakat dan organisasi tertentu yang merupakan mekanisme pengendalian administratif yang harus dilakukan didalam praktek pemerintahan.

Instrumen pengendalian merupakan bagian dari upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa “Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.” Hal yang serupa juga diatur dalam pasal selanjutnya yaitu dalam Pasal 4 yang menyatakan bahwa Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:

(8)

b.Pemanfaatan; c.Pengendalian; d.Pemeliharaan; e.Pengawasan; dan f.Penegakan hukum. 17 c. Pemulihan.

Dari kedua ketentuan tersebut diketahui bahwa upaya pengendalian merupakan bagian dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Berdasarkan Pasal 13 Pengendalian pencemaran da /atau kerusakan lingkungan hidup meliputi:

a. Pencegahan;

b. Penanggulangan; dan 18

e.Amdal f.UKL-UPL

Selanjutnya sesuai dengan Pasal 14 instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas:

a.KLHS b.Tata ruang

c.Baku mutu lingkungan hidup

d.Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

17

Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 4

18

(9)

g.Perizinan

h.Instrumen ekonomi lingkungan hidup

i.Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup j..Anggaran berbasis lingkungan hidup

k.Analisis risiko lingkungan hidup l.Audit lingkungan hidup dan

m.Instrumen lain sesuai dengan kebutuhandan/atau perkembangan film

pengetahuan.19

Dalam setiap rencana kegiatan, penanggung jawab kegiatan dan atau usaha akan selalu dibebani oleh suatu instrumen perlindungan yang disebut izin dalam

rangka menata ketertiban sebagai instrument preventif.

Di antara ke tiga belas instrumen pencegahan tersebut perizinan merupakan instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai ujung tombak dalam mengendalikan aktivitas rakyatnya. Esensi dari tindakan hukum pemerintah berupa perizinan adalah melarang seseorang atau suatu badan hukum tertentu melakukan suatu kegiatan dan/atau usaha tanpa mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari badan atau pejabat tata usaha Negara yang berwenang. Sehingga setiap usaha dan/atau kegiatan baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan izin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang.

20

19

Ibid, pasal 14 20

(10)

Siti Rangkuti menyatakan bahwa perizinan merupakan instrument yang

sangat penting dalam rangka pengendalian lingkungan.21

Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Spelt dan ten Berge, dalam izin dapat dipahami bahwa suatu pihak tidak dapat melakukan sesuatu kecuali diizinkan. Artinya kemungkinan untuk seseorang atau suatu pihak tertutup kecuali diizinkan oleh pemerintah. Dengan demikian, pemerintah mengikatkan perannya dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang atau pihak yang bersangkutan.

N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, izin merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan (izin dalam arti sempit)

22

Pemerintah dalam menggunakan wewenang publik wajib mengikuti aturan-aturan hukum administrasi negara agar tidak terjadi penyalahgunaan Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuota dan izin untukmelakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan.

Hal di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa penetapan perizinan sebagai salah satu instrument hukum dari pemerintah ialah untuk mengendalikan kehidupan masyarakat agar tidak menyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku, serta membatasi aktifitas masyarakat agar tidak merugikan orang lain.

21

Siti Sundari Rangkuti, Hukum lingkungan dan Kebijakan Publik, (Surabaya : Airlangg University Press, 2010), hal 3

22

(11)

wewenang. Keputusan-keputusan tersebut terikat pada tiga asas hukum, yakni:

1. Asas yuridikitas (rechtmatiheid), artinya keputusan pemerintahan maupun

administratif tidak boleh melanggar hukum;

2. Asas legalitas (wetmatigheid), artinya keputusan harus diambil berdasarkan

suatu kesatuan undang-undang;

3. Asas diskresi (discretie, freies ermessen), artinya pejabat penguasa tidak boleh

menolak mengambil keputusan dengan alasan ‘tidak ada peraturannya’. Oleh karena itu, diberi kebebasan untuk mengambil keputusan menurut pedapatnya sendiri asalkan tidak melanggar asas yuridiksi dan asas legalitas. Penggunaan kewenangan yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya untuk mengatur, tetapi juga untuk menetapkan. Dalam hal penetapan yang ditujukan kepada individu, kewenangan pemerintah harus dilaksanakan melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan.

Hal di atas berdasarkan pada hukum yang jelas sehingga dapat di

pertanggungjawabkan. Salah satu penetapan yang banyak dikeluarkan pemerintah

adalah izin.23

Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang demi memperhatikan kepentingan umum yang mengharuskan adanya pengawasan.

23

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=71267Asaz Hukum diakses tanggal 9 maret 2016

(12)

Hal pokok pada izin, bahwa sesuatu tindakan dilarang kecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dilakukan dengan cara-cara tertentu. Penolakan izin terjadi bila kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh penguasa tidak dipenuhi.

Perizinan merupakan instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai ujung tombak dalam mengendalikan aktivitas rakyatnya. Esensi dari tindakan hukum pemerintah berupa perizinan adalah melarang seseorang atau suatu badan hukum tertentu melakukan suatu kegiatan dan/atau usaha tanpa mendapatkan persetujuan/perkenan terlebih dahulu dari badan atau pejabat tata usaha negara yang berwenang. Sehingga setiap usaha dan/atau kegiatan baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan izin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang.

Dalam setiap rencana kegiatan, penanggung jawab kegiatan dan atau usaha akan selalu dibebani oleh suatu instrument perlindungan yang disebut izin dalam rangka menata ketertiban sebagai instrument preventif.

menyatakan bahwa perizinan merupakan instrument yang sangat penting dalam rangka pengendalian lingkungan.

Izin merupakan wewenang yang bersifat hukum publik, wewenang

tersebut dapat berupa wewenang ketatanegaraan (staasrechtelijk bevoehdheid),

bisa juga berupa wewenang administrasi (administratiefrechtelijk bevoehdheid).

Dengan wewenang tersebut penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan menggunakan sarana izin sebagai sarana yuridis untuk mengatur tingkah laku masyarakat. Dengan memberi izin pemerintah memperkenankan pemohon

(13)

melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya dilarang. Dengan kata lain melalui perizinan diberikan perkenan untuk melakukan sesuatu yang diliarang, berarti esensi dari perizinan adalah dilarangnya suatu tindakan, kecuali diperkenankan dengan izin.

Perizinan dengan karakteristik yuridisnya sebagai perbuatan hukum bersegi satu dapat membebankan kewajiban-kewajiban tertentu secara sepihak

kepada masyarakat.24

24

Asep Warlan Yusuf dalam I Made Arya Utama, 2007, Hukum Lingkungan, SistemHukum erizinan Berwawasan Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan, (Bandung:Pustaka Sutra) hlm 56

Oleh karena itu instrumen perizinan merupakan salah satu wujud keputusan pemerintah yang paling banyak dipergunakan dalam Hukum Administrasi untuk mempengaruhi dan mengendalikan tindakan masyarakat agarmau mengikuti cara yang dianjurkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan karakteristik yang demikian pemerintah dapat mempersyaratkan setiap rencana kegiatan dan/atau usaha yang memiliki dampak terhadap lingkungan hidup agar dilakukan atas persetujuan Pemerintah dalam bentuk perizinan berwawasan lingkungan hidup.

Izin sebagai sarana yuridis dari pemerintah, pada hakekatnya ditetapkan untuk mengkonkritisasikan wewenangnya dengan beberapa tujuan (motif) tertentu. Menurut Spelt dan Ten Berge, tujuan (motif) menggunakan sistem perizinan dapat berupa:

a.Kegiatan mengarahkan (mengendalikan–‘sturen’) akivitas-aktivitas tertentu

(14)

b. Mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan);

c. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin tebang, izin membongkar pada monumen-monumen);

d. Hendak membagi benda-benda yang sedikit (izin penghuni di daerah padat penduduk);

e. Pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas (izin

berdasarkan “Drank-en Horecawet, dimana pengurus harus memenuhi

syarat-syarat tertentu). 25

Dengan kata lain, setiap tindakan hukum pemerintah baik dalam menjalankan fungsi pengaturan maupun fungsi pelayanan harus didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang–undangan yang berlaku. Untuk dapat melaksanakan dan menegakkan ketentuan hukum positif perlu wewenang. Tanpa wewenang tidak dapat dibuat keputusan yuridis yang bersifat

Dalam kaitannya dengan izin yang diperlukan dalam perolehan izin asuransi, maka adapun motif yang terkandung di dalamnya adalah motif untuk mengarahkan/mengendalikan. Motif untuk mengarahkan/ mengendalikan adalah untuk mengarahkan agar aktivitas yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan peraturan undangan. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan disini adalah dimaksudkan agar usaha yang dijalankan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan usaha yang akan diselenggarakan, untuk proses perizinan terkait usaha tersebut perlu memperhatikan beberapa peraturan peraturan perundang-undangan khususnya.

25

(15)

konkret. Pembuatan dan penerbitan ketetapan izin merupakan tindakan hukum pemerintahan, sebagai tindakan hukum maka harus ada wewenang yang diberikan

oleh peraturan perundang-undangan atau harus berdasarkan pada asas legalitas.

Tanpa dasar wewenang, tindakan hukum itu menjadi tidak sah, oleh karena itu dalam hal membuat dan menerbitkan izin haruslah didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena tanpa adanya dasar wewenang tersebut ketetapan izin tersebut menjadi tidak sah. Pada umumnya pemerintah memperoleh wewenang untuk mengeluarkan izin itu ditentukan secara tegas dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar perizinan itu. Akan tetapi, dalam penerapannya, menurut Marcus Lukman, kewenangan pemerintah dalam bidang izin itu bersifat berupa kewenangan bebas, dalam arti kepada pemerintah diberi kewenangan untuk mempertimbangkan atas dasar inisiatif sendiri hal – hal yang berkaitan dengan izin, misalnya pertimbangan tentang:

2). Kondisi-kondisi apa yang memungkinkan suatu izin dapat diberikan kepada pemohon.

2). Bagaimana mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut.

3). Konsekuensi yuridis yang mungkin timbul akibat pemberian atau penolakan izin dikaitkan dengan pembatasan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4). Prosedur apa yang harus diikuti atau dipersiapkan pada saat dan sesudah keputusan diberikan baik penerimaan maupun penolakan pemberian izin.

(16)

Organ pemerintah adalah organ yang menjalankan urusan pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Menurut Sjahran Basah, dari penelusuran berbagai ketentuan penyelenggaraan pemerintahan dapat

diketahui, bahwa mulai dari administrasi tertinggi ( Presiden ) sampai dengan administrasi terendah (Lurah) dapat memberikan izin, yang didasarkan pada

jabatan yang dijabatnya baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Telepas dari beragamnya organ pemerintah atau administrasi negara yang mengeluarkan izin, yang pasti adalah bahwa izin hanya boleh dikeluarkan oleh organ pemerintahan. Beragamnya organ pemerintahan yang berwenang

memberikan izin, dapat menyebabkan tujuan dari kegiatan yang membutuhkan izin tertentu menjadi terhambat, bahkan tidak mencapai sasaran yang hendak dicapai. Artinya campur tangan pemerintah dalam bentuk regulasi perizinan dapat menimbulkan kejenuhan bagi pelaku kegiatan yang membutuhkan izin, apalagi bagi kegiatan usaha yang menghendaki kecepatan pelayanan dan menuntut efisiensi.

6. Peristiwa kongkrit

Izin merupakan instrument yuridis yang berbentuk ketetapan yang digunakan oleh pemerintah dalam menghadapi peristiwa kongkret dan individual.

Peristiwa kongkret artinya peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang tertentu , tempat tertentu dan fakta hukum tertentu. Karena peristiwa konkret ini beragam, sejalan dengan keragaman perkembangan masyarakat, maka izin pun memiliki berbagai keragaman. Izin yang jenisnya beragam tersebut dibuat dalam proses yang cara prosedurnya tergantung dari kewenangan pemberi izin,

(17)

macam izin dan struktur organisasi instansi yang menerbitkannya. 7. Prosedur dan persyaratan

Pada umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin. Selain itu pemohon juga harus memenuhi persyaratan – persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atau pemberi izin. Prosedur dan persyaratan perizinan itu berbeda – beda tergantung jenis izin, tujuan izin, dan instansi pemberi izin. Menurut Soehino, syarat-syarat dalam izin itu bersifat konstitutif dan kondisional. Konstitutif karena ditentukan suatu perbuatan atau tingkah laku tertentu yang harus (terlebih dahulu) dipenuhi. Sedangkan kondisional karena penilaian tersebut baru ada dan dapat dilihat serta dapat dinilai setelah perbuatan atau tingkah laku yang disyaratkan itu terjadi. Penentuan prosedur dan persyaratan perizinan ini dilakukan secara sepihak oleh pemerintah, meskipun demikian tidak boleh membuat atau menentukan prosedur dan persyaratan menurut kehendaknya sendiri secara sewenang-wenang, tetapi harus sejalan dengan peraturan perundang – undangan yang menjadi dasar dan perizinan tersebut. Dengan kata lain, tidak boleh menentukan persyaratan yang melampaui batas tujuan yang hendak dicapai oleh peraturan hukum yang menjadi dasar perizinan yang bersangkutan. 26

(18)

C. Pengertian Asuransi dan Perjanjian Asuransi 1. Pengertian Asuransi

Asuransi dalam undang-undang nomor. 2 tahun 1992 Asuransi tentang Usaha Perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan, ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif,

dan keuntungan.27

27

Ibid, pasal 1 ayat 1

Dalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2014 tentang Usaha perasuransian Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:

(19)

a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti ,atau

b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang

besarnya telah ditetapkan dan/ atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.28

Secara umum istilah asuransi atau pertanggungan dapat mempunyai berbagai arti dan batasan, sesuai dengan siapa yang memberikannya dan dipergunakan untuk sasaran apa. Asuransi atau pertanggungan dapat ditelaah dan diberi batasan dari bidang-bidang ekonomi, hukum, bisnis, matematika atau sosial. Dalam hal ini istilah asuransi, maupun pertanggungan dipergunakan secara bersamaan dan ditelaah dari dua dua sisi yang sama . Asuransi atau pertanggungan dilihat dan ditelaah dari sisi dan kedudukannya sebagai suatu lembaga atau institusi, ternyata lembaga tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang sebenarnya masuk dalam sisi kedua dari asuransi atau pertanggungan itu sendiri. Kedua asuransi atau pertanggungan dapat dilihat sebagai suatu kegiatan, sedangkan kegiatan yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagai suatu perjanjian yang tidak lain adalah perjanjian asuransi. Perjanjian-perjanjian asuransi tersebut, dilakukan oleh lembaga dengan banyak pihak dengan frekuensi relatif tinggi 2. Perjanjian Asuransi

28

(20)

dalam jangka waktu yang juga relatif panjang sesuai dengan batas usia lembaga itu sendiri.

Perusahaan asuransi dengan mengadakan perjanjian-perjanjian asuransi dan nanti pada suatu saat perusahaan asuransi melaksanakan kewajibannya sesuai dengan perjanjian. Dalam hal ini perusahaan berfungsi sebagai lembaga penerima dan pengambil risiko pihak lain. Pembayaran sejumlah uang yang disebut premi merupakan penerimaan dan pengambilalihan risiko oleh perusahaan asuransi. Kumpulan dana yang relatif menjadi sangat besar dari pembayaran premi yang diterima perusahaan dapat dimanfaatkan untuk operasional perusahaan. Suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskan dari kerugian karena kehilangan, kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan yang akan dapat diderita olehnya, karena suatu kejadian yang belum pasti. Perjanjian asuransi atau pertanggungan itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a). Perjanjian asuransi merupakan suatu perjanjian penggantian kerugian

(shcadeverzekering atau indemniteits contract). Penanggung mengikatkan diri untuk menggantikan kerugian karena pihak tertanggung menderita kerugian dan yang diganti itu adalah seimbang dengan kerugian yang

sungguh-sungguh diderita (prinsipin demnitas).

b). Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian bersyarat. c). Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian timbal balik. Kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang tidak tertentu atas mana diadakan pertanggungan. Untuk menyatakan kapan perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung itu terjadi dan mengikat

(21)

kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua) teori perjanjian tersebut:

1.Teori tawar-menawar (bargaining thoery)

Menurut teori ini, setiap perjanjian hanya akan terjadi antara kedua belah

pihak apabila penawaran (offer) dari pihak yang satu dihadapkan dengan

penerimaan (acceptance) oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya. Keunggulan

toeri tawar-menawar adalah kepastian hukum yang diciptakan berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh kedua Pihak dalam asuransi antara tertanggung dan penanggung.

2.Teori penerimaan (acceptance theory).

Dalam hukum Belanda, teori ini disebut ontvangst theorie mengenai saat

kapan perjanjian asuransi terjadi dan mengikat tertanggung dan penanggung, tidak ada ketentuan umum dalam undang-undang perasuransian, yang ada hanya persetujuan kehendak antara pihak-pihak .

Menurut teori penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan mengikat pihak-pihak pada saat penawaran sungguh-sungguh diterima oleh tertanggung. Atas nota persetujuan ini kemudian dibuatkan akta perjanjian asuransi oleh penanggung yang disebut polis asuransi. Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis. Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi telah terjadi. Untuk mengatasi kesulitan jika terjadi sesuatu setelah perjanjian namun belum sempat dibuatkan polisnya atau walaupun sudah dibuatkan atau belum ditandatangi atau

(22)

sudah di tandatangi tetapi belum diserahkan kepada tertanggung kemudian terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian tertanggung.

Perjanjian asuransi, pada dasarnya merupakan suatu perjanjian yang mempunyai karakteristik yang dengan jelas akan memberikan suatu ciri khusus, apabila dibandingkan dengan jenis perjanjian yang lain. Hal ini secara jelas dibahas dalam buku-buku Anglo Saxon yang secara umum diberikan adalah:

Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang bersifat aletair (aleatary),

merupakan perjanjian, yang prestasi penanggung masih harus digantungkan pada peristiwa yang belum pasti, sedangkan prestasi tertanggung sudah pasti. Dan meskipun tertanggung sudah memenuhi prestasinya dengan sempurna, pihak penanggung belum pasti berprestasi dengan nyata.

Perjanjian asuransi adalah perjajian bersyarat (Conditional), merupakan

suatu perjanjian yang prestasi penanggung hanya akan terlaksana apabila syarat-syarat yang ditentukan dalam perjanjian dipenuhi.

Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang bersifat sepihak (unilateral),

hanya satu pihak saja yang memberikan janji yaitu pihak penanggung. Penanggung memberikan janji akan mengganti suatu kerugian, apabila pihak tertanggung sudah membayar premi dan polis sudah berjalan, sebaliknya tertanggung tidak menjanjikan suatuapapun.

Perjanjian asuransi adalah perjajian yang bersifat pribadi (personal),

kerugian yang timbul harus merupakan kerugian orang perorangan, secara pribadi, bukan kerugian kolektif ataupun kerugian masyarakat luas.

(23)

Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang melekat pada syarat

penanggung (adhesion), karena di dalam perjanjian asuransi pada hakikatnya

syarat dan kondisi perjanjian hampir seluruhnya ditentukan diciptakan oleh penanggung/perusahaan asuransi sendiri, dan bukan karena adanya kata sepakat yang murni atau menawar.

Perjanjian asuransi adalah perjanjian dengan syarat iktikad baik yang sempurna, perjanjian asuransi merupakan perjanjian dengan keadaan bahwa kata sepakat dapat tercapai/negoisasi dengan posisi masing-masing mempunyai pengetahuan yang sama mengenai fakta, dengan penilaian sama penelaahannya untuk menperoleh fakta yang sama pula, sehingga dapat bebas dari cacat-cacat

tersembunyi.29

Izin sebagai instrument yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkannya guna mencapai tujuan konkret. Sebagai suatu instrument, izin berfungsi selaku ujung D. Tujuan Perizinan Asuransi

Upaya merealisasi Negara berdasarkan hukum dan mewujudkan kehidupan bernegara maka hukum menjadi pengarah, perekayasa, dan perancang bagaimana bentuk masyarakat hukum untuk mencapai keadilan. Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya pembentukan peraturan dimana harus disesuaikan dengan perkembangan masyarakat serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(24)

tombak instrument hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Dapat dikatakan bahwa izin difungsikan sebagai instrument pengendali atau instumen untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Adapun mengenai tujuan perizinan, hal ini tergantung pada kenyataan konkret yang dihadapi. Keragaman peristiwa konkret menyebabkan pula dari tujuan izin ini,berdasarkan yang secara umum dapat disebutkan sebagai berikut : 1. Keinginan mengarahkan aktivitas-aktivitas tertentu (misalnya izin bagunan). 2. Izin mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan).

3. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin terbang, izin membongkar pada monument-monumen)

4. Izin hendak membagi benda-benda yang sedikit (izin penghuni di daerah padat penduduk).

5. Izin memberikan pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-

aktivitas izin berdasarkan “drank en horecawet” dimana pengurus harus

memenuhi syarat-syarat tertentu.

Tujuan dari perizinan asuransi itu sendiri ialah bisa kita lihat pada tujuan perizian secara umumnya, dan perusahaan asuransi itu sendiri merupakan lembaga dari pemerintah pada sisi pemerintah tujuan dari perizinan itu ialah : a.Untuk melaksanakan peraturan

Apakah ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai dengan kenyataan dalam praktiknya atau tidak sekaligus untuk mengatur

(25)

ketertiban. Jadi dengan adanya perizinan dari perusahaan asuransi itu sendiri maka pada praktiknya sudah mengatur ketertiban pada peraturan pemerintah. b. Sebagai sumber pendapatan daerah

Dengan adanya permintaan permohonan izin, maka secara langsung pendapatan pemerintah akan bertambah karena setiap izin yang dikeluarkan pemohon haus membayar retribusi terlebih dahulu. Semakin banyak pula pendapatan di bidang retribusi tujuan akhirnya, yaitu untuk membiayai pembangunan.

Jadi pada pemberian perizinan pada asuransi itu bertujuan untuk : a. Untuk adanya kepastian hukum

b .Untuk adanya kepastian hak

c. Untuk memudahkan mendapatkan fasilitas. Apabila perusahaan asuransi yang

didirikan telah mempunyai izin akan lebih mudah mendapatkan fasilitas.30

(1) Setiap pihak yang melakuka

Perizinan usaha asuransi pada Undang-Undang nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Pasal 9 bahwa :

dari Menteri, kecuali bagi perusahaan yang menyelenggarakan Program Asuransi Sosial.

(2) Untuk mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus dipenuhi persyaratan mengenai:

a. Anggaran dasar b.Susunan organisasi

30

(26)

c.Permodaland.Kepemilikan d.Keahlian di bidang perasuransian e.Kelayakan rencana kerja

f.Hal-hal lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan

31

31

Undang-undang no 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian pasal 9 ayat( 1)

Khusus bagi Badan Usaha Milik Negara yang menyelenggarakan Program Asuransi Sosial, fungsi dan tugas sebagai penyelenggara program tersebut dituangkan dalam Peraturan Pemerintah. Hal ini berarti bahwa Pemerintah memang menugaskan Badan Usaha Milik Negara yang bersangkutan untuk melaksanakan suatu Program Asuransi Sosial yang telah diputuskan untuk dilaksanakan oleh Pemerintah. Dengan demikian bagi Badan Usaha Milik Negara termaksud tidak diperlukan adanya izin usaha dari Menteri.

Untuk mendukung suatu kegiatan usaha perasuransian yang bertanggung-jawab, perlu adanya anggaran dasar, susunan organisasi yang baik, Jumlah modal yang memadai, status kepemilikan yang jelas, tenaga ahli asuransi yang diperlukan sesuai dengan bidangnya, rencana kerja yang layak sesuai dengan kondisi, dan hal-hal lain yang dikemudian hari diperkirakan dapat mendukung pertumbuhan usaha perasuransian secara sehat. Yang dimaksud dengan keahlian di bidang perasuransian dalam ketentuan ini mencakup antara lain keahlian di bidang aktuaria, underwriting, manajemen risiko. penilai kerugian asuransi, dan sebagainya, sesuai dengan kegiatan usaha perasuransian yang dijalankan.

(27)

Tujuan Asuransi itu sendiri adalah :

1). Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak.

2). Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.

3). Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yan timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.

4). Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.

5). Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.

6) Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia

tidak dapat berfungsi (bekerja). 32

Dasar hukum usaha perasuransiandalam Undang- Undang Usaha Perasuransian Saat ini terdapat peraturan perundang-undangan yang mengatur ketentuan usaha atau bisnis perasuransian. Undang-undang dimaksud adalah UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang diundangkan dalam Lembaran Negara Nomor 13 Tahun 1992 tanggal 11 Februari 1992.

(28)

Undang- undang ini mengutamakan pengaturan dari segi bisnis dan publik administratif. Pengaturan dari segi bisnis artinya menjalankan usaha perasuransian harus sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Dari segi publik administratif artinya kepentingan masyarakat dan Negara tidak boleh dirugikan. Jika hal ini dilanggar maka pelanggaran tersebut diancam sanksi pidana dan sanksi administratif menurut undang-undang perasuransian. Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992

tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.33

3.Perusahaan Reasuransi.

Pengaturan usaha perasuransian dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 terdiri dari 13 (tiga belas) bab dan 28 (dua puluh delapan) pasal dengan rincian substansi sebagai berikut:

Bidang usaha perasuransian meliputi kegiatan: 1.Usaha asuransi, dan

2.Usaha penunjang asuransi.

Jenis usaha perasuransian sebagai meliputi:

1.Usaha asuransi terdiri dari: asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi. 2.Usaha penunjang asuransi terdiri dari: pialang asuransi, pialang reasuransi,

penilai kerugian asuransi, konsultan aktuaria, dan agen asuransi. Perusahaan Perasuransian meliputi:

1.Perusahaan Asuransi Kerugian. 2Perusahaan Asuransi Jiwa.

diakses

(29)

4.Perusahaan Pialang Asuransi. 5.Perusahaan Pialang Reasuransi.

6.Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi. 7.Perusahaan Konsultan Aktuaria. 8.Perusahaan Agen Asuransi.

Bentuk hukum usaha perasuransian terdiri dari: 1.Perusahaan Perseroan (Persero).

2.Koperasi.

3.Perseroan Terbatas. 4.Usaha Bersama (mutual).

Kepemilikan Perusahaan Perasuransian oleh:

1.Warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia.

2.Warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia bersama dengan perusahaan perasuransian yang tunduk pada hukum asing.

Perizinan usaha perasuransian oleh Menteri Keuangan.

Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha perasuransian oleh Menteri Keuangan mengenai:

1.Kesehatan keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian, Perusahaan Asuransi Jiwa, dan Perusahaan Reasuransi.

2.Penyelenggaraan usaha perasuransian dan modal usaha.

Kepailitan dan likuidasi Perusahaan Asuransi melalui keputusan Pengadilan Niaga.

(30)

1.Sanksi pidana karena kejahatan: menjalankan usaha perasuransian tanpa izin, menggelapkan premi asuransi, menggelapkan kekayaan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, menerima atau menadah atau membeli kekayaan Perusahaan Asuransi hasil penggelapan, pemalsuan dokumen Perusahaan Asuransi, Reasuransi.

2.Sanksi administratif berupa: ganti kerugian, denda administratif, peringatan,

pembatasan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha perusahaan.34

34

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 , tentang Usaha Perasuransian

Undang-Undang Asuransi Sosial

Asuransi sosial di Indonesia pada umumnya meliputi bidang jaminan keselamatan angkutan umum, keselamatan kerja, dan pemeliharaan kesehatan. Program asuransi sosial diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992. Perundang-undangan yang mengatur asuransi sosial adalah sebagai berikut:

Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang (Jasa Raharja):

1.Undang- Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. Peraturan pelaksanaannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965.

2.Undang- Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Peraturan pelaksanaannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965.

(31)

Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek):

1. Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).

2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1990 tentang Penyelenggaraan Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977).

3. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI).

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai

Negeri Sipil (ASPNS). 35

35

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengetahui produk simpanan valas yang dilayani oleh bank rakyat indonesia yang diaplikasikan dalam bentuk tabungan britama valas

Salah satu sumber daya yang paling penting adalah sumber daya manusia ( staff ). Agar diperoleh efektivitas pelaksanaan suatu program tidak hanya mengandalkan tugas dan

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan melakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana program studi Ilmu Administrasi negara Fakultas Ilmu Sosial UNIMA

Penelitian yang telah dilakukan dengan penggunaan roti tawar sebagai pengganti jagung terhadap penampilan produksi itik hibrida menunjukkan bahwa roti tawar

Skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Modal dan Luas Lahan terhadap Pendapatan Petani Penggarap (Studi Kasus Praktik Maro pada Masyarakat Desa Kaligading Kecamatan

Untuk mengetahui tingkat return yang pa- ling besar atau paling menguntungkan dari capi- tal gain antara perusahaan pertambangan dan perusahaan pertambangan di BEI

Persembahan mantap mahasiswa Universiti Malaysia Pahang (UMP) dalam pementasan teater 'Jalan Yang Kalsom Sebuah Muzikal' (JYKSM) yang dijayakan seramai 60 orang tenaga produksi

Siswa mengerjakan semua soal yang ada di media, namun dari semua pengerjaan, belum ada siswa yang mendapatkan nilai sempurna, hal ini ditunjukkan dari nilai emas