1
BUPATI SUKAMARA
PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008
TENTANG
RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SUKAMARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA
Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 47 Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukamara, perlu ditetapkan Rincian Tugas Pokok dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sukamara;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sukamara tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sukamara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Murung raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah ( Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4180 );
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional;
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ;
2 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ) ;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741 ) ;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008 nomor 6);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukamara (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008 Nomor 8);
3
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SUKAMARA
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Sukamara 2. Kabupaten adalah Kabupaten Sukamara.
3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.
4. Pemerintah Daerah adalah Bupati Sukamara beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan di Daerah.
5. Bupati adalah Bupati Sukamara.
6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Sukamara. 7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Sukamara.
8. Dinas adalah Dinas Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sukamara.
9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sukamara.
10. Sekretaris Dinas adalah Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sukamara yang selanjutnya disebut Sekretaris.
11. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas yang selanjutnya di sebut UPTD, adalah unsur pelaksanaan Teknis pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sukamara.
BAB II PENETAPAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Bupati ini ditetapkan Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sukamara.
BAB III
SUSUNAN ORGANISASI Pasal 3
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, terdiri dari : 1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, terdiri dari :
4 b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Penyusunan Program. 3. Bidang, terdiri dari :
1) Bidang Pendidikan, terdiri dari :
a. Seksi Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar; b. Seksi Sekolah Menengah Pertama;
c. Seksi Sekolah Menengah Alas dan Sekolah Menengah Kejuruan. 2) Bidang Pendidikan Non Formal, terdiri dari :
a. Seksi Pendidikan Kesetaraan; b. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini;
c. Seksi Pendidikan Masyarakat (Dikmas) dan Gender. 3) Bidang Pemuda dan Olahraga, terdiri dari :
a. Seksi Pembinaan dan Pemberdayaan Pemuda; b. Seksi Pengembangan Olahraga Prestasi; c. Seksi Olahraga Tradisional.
4. Unit Pelaksana Teknis (UPT); 5. Kelompok Jabatan Fungsional;
Pasal 4
Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Sukamara sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.
BAB IV
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN KEWENANGAN Bagian Ke satu
Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olah Raga Pasal 5
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dan tugas dekonsentrasi di bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.
Pasal 6
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 5, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan prasarana dan sarana pendidikan, pemuda dan olahraga;
3. Pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan non formal;
4. Pembinaan dan pemberdayaan pemuda;
5. Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi;
6. Pembinaan, pelestarian dan pengembangan olahraga tradisional;
7. Pembinaan, perencanaan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan pendidikan, pemuda dan olahraga;
8. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan Dinas; 9. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.
5
Pasal 7
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada pasal 6,Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olah Raga mempunyai kewenangan sebagai berikut :
(1) Bidang pendidikan
1. Penetapan kebijakan operasional pendidikan skala kabupaten sesuai dengan kebijakan tingkat provinsi dan nasional;
2. Perencanaan operasional program pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai dengan perencanaan strategic tingkat provinsi dan nasional; 3. Sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan di tingkat
kabupaten;
4. Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal. 5. Pemberian izin pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan
dasar, satuan pendidikan menengah dan satuan/penyelenggaraan pendidikan nonformal.
6. Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional;
7. Pemberian izin pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan dasar dan menengah berbasis keunggulan lokal;
8. Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan berbasis keunggulan lokal pada pendidikan dasar dan menengah;
9. Pemberian dukungan cumber daya terhadap penyelenggaraan perguruan tinggi;
10. Pemantauan dan evaluasi satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional;
11. Peremajaan data dalam sistem informasi manajemen pendidikan nasional skala kabupaten;
12. Penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai kewenangan;
13. Pembiayaan penjaminan mutu satuan pendidikan sesuai kewenangan;
14. Koordinasi dan supervise pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan dasar;
15. Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah;
16. Sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan pendidikan dasar;
17. Sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar; 18. Pengawasan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada
pendidikan dasar;
19. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal;
20. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan;
21. Pengawasan penggunaan buku pelajaran pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; 22. Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai kewenangan;
23. Pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai kewenangan;
6 kabupaten;
25. Peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; 26. Pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
pendidikan anak usia pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai kewenangan;
27. pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonfornial selain karena alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan;
28. Membantu pelaksanaan ujian nasional pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan non formal;
29. Koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian sekolah skala kabupaten;
30. Penyediaan biaya penyelenggaraan ujian sekolah skala kabupaten; 31. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan, satuan, jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan non formal skala kabupaten; 32. Membantu pemerintah dalam akreditasi pendidikan nonformal;
33. Supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan; 34. Supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan bertaraf internasional
dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar internasional; 35. Supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal
dalam penjaminan mutu;
36. Evaluasi pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu satuan pendidikan skala kabupaten;
(2) Bidang Pemuda
1. Penetapan kebijakan di bidang kepemudaan skala kabupaten, yang meliputi :
a) Pengembangan keserasian kebijakan dan pemberdayaan.
b) Pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan.
c) Peningkatan peran serta secara lintas bidang dan sektoral. d) Pengembangan manajemen, wawasan dan kreativitas. e) Kemitraan dan kewirausahaan;
f) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan keimanan ketaqwaan (IMTAQ).
g) Peningkatan profesionalisme, kepemimpinan dan kepeloporan; h) Pengaturan sistem penganugerahan prestasi.
i) Peningkatan prasarana dan sarana.
j) Pengembangan jaringan dan sistem informasi; k) Kriteria dan standarisasi lembaga kepemudaan;
l) Pembangunan kapasitas dan kompetensi lembaga kepemudaan; m) Pencegahan dan perlindungan bahaya distruktif.
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kepemudaan skala kabupaten, yang meliputi :
a) Aktivitas kepemudaan yang berskala kabupaten, provinsi, nasional dan internasional.
b) Fasilitasi dan dukungan aktivitas kepemudaan lintas kecamatan skala kabupaten.
c) Pembangunan pusat pemberdayaan pemuda;
d) Pendidikan dan pelatihan kepemudaan tingkat kabupaten.
7 dan internasional.
3. Koordinasi bidang kepemudaan skala kabupaten, yang meliputi a) Koordinasi antar dengan instansi terkait :
b) Koordinasi dengan lembaga non pemerintah. c) Koordinasi antar kecamatan skala kabupaten.
4. Pembinaan dan pengawasan di bidang kepemudaan skala kabupaten, yang meliputi
a) Pembinaan terhadap organisasi dan kegiatan kepemudaan; b) Pembinaan koordinasi pemerintahan antar susunan
pemerintahan di bidang kepemudaan.
c) Pembinaan, penyusunan, pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan.
d) Pembinaan, pemberian bimbingan, supervise dan konsultasi urusan pemerintahan di bidang kepemudaan;
e) Pembinaan pendidikan dan pelatihan di bidang kepemudaan; f) Pembinaan perencanaan, penelitian, pengembangan,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan.
g) Pengaturan pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan standar di bidang kepemudaan.
(3) Bidang Olahraga
1. Penetapan kebijakan di bidang keolahragaan skala kabupaten, yang meliputi
a) Pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga; b) Penyelenggaraan keolahragaan;
c) Pembinaan dan pengembangan keolahragaan; d) Pengelolaan keolahragaan;
e) Penyelenggaraan pekan dan kejuaraan olahraga;
f) Pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana olahraga; g) Pendidikan dan pelatihan keolahragaan;
h) Pendanaan keolahragaan;
i) Pengembangan IPTEK keolahragaan;
j) Pengembangan kerjasama dan informasi keolahragaan;
k) Pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan olahraga;
l) Peningkatan peranserta secara lintas bidang dan sektoral serta masyarakat.
m) Pengembangan manajemen olahraga;
n) Kemitraan industri dan kewirausahaan olahraga;
o) Peningkatan profesionalisme atlit, pelatih, manager dan pembina olahraga;
p) Pembangunan dan pengembangan industri olahraga;
q) Pengaturan sistem penganugerahan, penghargaan, dan kesejahteraan pelaku olahraga;
r) Pengaturan pelaksanaan standarisasi, akreditasi, dan sertifikasi keolahragaan;
s) Pengembangan jaringan dan sistem informasi keolahragaan; t) Kriteria lembaga keolahragaan;
u) Pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga serta peningkatan kebugaran jasmani masyarakat;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang keolahragaan skala kabupaten, yang meliputi
a) Aktivitas keolahragaan skala kabupaten, provinsi, nasional dan internasional;
b) Fasilitasi dan dukungan aktivitas keolahragaan lintas kecamatan dalam kabupaten.
c) Kerjasama antar kecamatan dalam kabupaten, provinsi, nasional dan internasional;
8 d) Pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana
keolahragaan;
e) Pendanaan keolahragaan;
f) Pendidikan dan pelatihan keolahragaan;
g) Pembangunan sentra pembinaan prestasi olahraga;
3. Koordinasi bidang keolahragaan skala kabupaten, yang meliputi a) Koordinasi antar dinas/instansi terkait;
b) Koordinasi dengan lembaga non pemerintah dan masyarakat; c) Koordinasi antara kabupaten dan kecamatan;
4. Pembinaan dan pengawasan di bidang keolahragaan skala kabupaten, yang meliputi
a) Pembinaan terhadap organisasi dan kegiatan keolahragaan; b) Pembinaan pengelolaan olahraga dan tenaga keolahragaan;
c) Pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga termasuk olahraga unggulan;
d). Pembinaan koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan di kabupaten;
e) Pembinaan perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang keolahragaan;
f) Pengaturan pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan standar di bidang keolahragaan;
g) pengawasan terhadap penyelenggaraan olahraga dan pelaksanaan anggaran/dana.
Bagian Kedua Kepala Dinas
Pasal 8
Kepala Dinas bertugas memimpin, membina, mengkoordinasikan, merencanakan serta mdnetapkan program kerja, tata kerja dan mengembangkan semua kegiatan, serta bertanggungjawab atas terlaksananya tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.
Pasal 9
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 8, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan, penetapan, pelaksanaan, dan pengawasan pelaksanaan kebijakan strategis bidang pendidikan, pemuda dan olahraga sesuai kewenangannya.
2. Perumusan, penetapan, pelaksanaan, dan pengawasan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
3. Pengkoordinasian atas pelaksanaan kebijakan strategis di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga sesuai kewenangannya.
4. Pengkoordinasian atas pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.
5. Perencanaan dan pengelolaan prasarana dan sarana pendidikan, pemuda dan olahraga.
6. Pembinaan atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, kepemudaan dan olahraga.
7. Pembinaan atas penyelenggaraan urusan kesekretariatan Dinas.
8. Pembinaan atas pengelolaan dan penyelenggaraan Unit Pelaksana Teknis Dinas.
9
Bagian Ketiga Sekretariat
Pasal 10
Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga selaku kepala sekretariat mempunyai tugas merencanakan, menyusun, melaksanakan tugas-tugas pelayanan administratif, perlengkapan, penyusunan program, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, kearsipan, protokoler, kehumasan, rumah tangga, organisasi dan tatalaksana, analisis jabatan, dokumentasi peraturan perundang-undangan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu serta melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan kesekretariatan kepada Kepala Dinas.
Pasal 11
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 10, Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan fungsi :
1. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana program dan kegiatan pada sekretariat.
2. pelaksanaan urusan perlengkapan.
3. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana program dan kegiatan pada semua bidang;
4. pelaksanaan penatausahaan keuangan;
5. pelaksanaan penatausahaan kepegawaian dan analisis jabatan; 6. pelaksanaan urusan ketatausahaan umum;
7. pelaksanaan urusan organisasi dan tatalaksana;
8. pelaksanaan urusan protokoler, humas, dan rumah tangga;
9. pelaksanaan pendokumentasian peraturan perundang-undangan;
10. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan pada Sekretariat.
Pasal 12
Sekretaris, membawahkan : a. Sub Bagian Perencanaan b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Umum, Perlengkapan Dan Kepegawaian
Paragraf 1
Sub Bagian Perencanaan Pasal 13
Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas mengkompilasi rencana program dan kegiatan, melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan, serta mengumpulkan dan mengolah data yang relevan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.
Pasal 14
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 13, Kepala Sub Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
1. pengumpulan, pengolahan dan pendokumentasian data yang relevan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas.
2. pengkompilasian dan pengolahan usulan rencana program dan kegiatan semua bidang untuk dijadikan usulan rencana program dan kegiatan
10 dinas.
3. pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang sedang berjalan serta mengolahnya menjadi laporan dinas. 4. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan pada sub
bagian perencanaan serta melaporkannya kepada Sekretaris;
Paragraf 2
Sub Bagian Keuangan Pasal 15
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola dan melaksanakan penatausahaan keuangan serta melaporkan realisasi pelaksanaan anggaran pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.
pasal 16
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 15, Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :
1. pengelolaan dan pelaksanaan penatausahaan keuangan.
2. pendokumentasian dan pengamanan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.
3. penyusunan laporan realisasi pelaksanaan anggaran sebagai bahan laporan dinas.
4. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan pada sub bagian keuangan serta melaporkannya kepada Sekretaris;
Paragraf 3
Sub Bagian Umum, Perlengkapan Dan Kepegawaian Pasal 17
Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian mempunyai tugas mengkoordinasikan urusan ketatausahaan umum, humas dan protokoler, menyusun rencana kebutuhan dan penatausahaan barang dan perlengkapan kantor/rumah tangga, menyusun rencana kebutuhan dan penatausahaan pegawai, menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan pada Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian.
Pasal 18
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 17, Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
1. pengelolaan dan pelaksanaan ketatausahaan umum, humas dan protokoler.
2. penyusunan rencana kebutuhan dan penatausahaan barang dan perlengkapan kantor/rumah tangga.
3. penginventarisasian dan pengamanan terhadap asset dinas serta bukti-bukti pendukungnya sebagai bahan laporan dinas.
4. penyusunan rencana kebutuhan dan penatausahaan pegawai.
5. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan pada sub bagian umum, perlengkapan dan kepegawaian serta melaporkannya kepada Sekretaris;
11
Bagian Keempat Bidang Pendidikan
Pasal 19
Kepala Bidang Pendidikan mempunyai tugas menyusun, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan di TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan yang sederajat; melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan;perencanaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan;melaksanakan, mengevaluasi serta melaorkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan dibidang pendidikan formal kepada Kepala Dinas.
Pasal 20
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 19, Kepala Bidang Pendidikan menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rumusan kebijakan operasional pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan yang sejenis skala kabupaten sesuai dengan kebijakan tingkat provinsi dan nasional;
2. Perencanaan operasional program pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan yang sederajat sesuai dengan perencanaan strategic tingkat provinsi dan nasional;
3. Penyelenggaraan sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan yang sederajat di tingkat kabupaten;
4. Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan yang sederajat.
5. Pemberian izin pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan yang sederajat;
6. Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional;
7. Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan berbasis keunggulan lokal pada SD, SMP, SMA/SMK, dan yang sederajat;
8. Pemberian dukungan cumber daya terhadap penyelenggaraan perguruan tinggi;
9. Pemantauan dan evaluasi satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional;
10. Peremajaan data pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan yang sejenis dalam sistem informasi manajemen pendidikan nasional skala kabupaten;
11. Penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan yang sejenis sesuai kewenangan;
12. Pembiayaan penjaminan mutu satuan pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan yang sejenis sesuai kewenangan;
13. Pelaksanaan koordinasi dan supervise pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada SD, SMP dan yang sederajat;
14. Penyelenggaraan sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan yang sederajat;
15. Penyelenggaraan sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan SD/MI, SMP/MTs, dan yang sederajat;
16. Penyelenggaraan sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada TK, SD, SMP, dan yang sederajat;
17. Pengawasan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada SD, SMP, dan yang sederaj at;
18. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan
12 yang sejenis;
19. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan yang sederajat;
20. Pengawasan penggunaan buku pelajaran pendidikan TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan yang sederajat;
21. Perencanaan kebutuhan, pengusulan pengangkatan dan penempatan, pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan satuan pendidikan TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan yang sederajat sesuai kewenangan;
22. Pengusulan mutasi pendidik dan tenaga kependidikan PNS skala kabupaten;
23. Penyusunan pedoman pemberian dan atau peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan pada TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan yang sederajad;
24. Pengusulan pemberhentian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan yang sederajat selain karena alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan; 25. Pemberian bantuan pelaksanaan ujian nasional pendidikan SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan yang sejenis;
26. Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian nasional/sekolah skala kabupaten;
27. penyediaan biaya penyelenggaraan ujian sekolah skala kabupaten; 28. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan, satuan, jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan pada TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan yang sederajad skala kabupaten;
29. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan yang sederajat dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan;
30. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan bertaraf internasional dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar internasional;
31. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal dalam penjaminan mutu;
32. pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu satuan pendidikan skala kabupaten;
33. Penyusunan rencana program dan kegiatan Bidang Pendidikan serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Dinas.
Pasal 21
Kepala Bidang Pendidikan, membawahkan :
a. Seksi Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar b. Seksi Sekolah Menengah Pertama
c. Seksi SMA dan SMK
Paragraf 1
Seksi Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Pasal 22
Kepala Seksi Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar mempunyai tugas menyusun rencana, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan di satuan pendidikan TK/RA dan SD/MI dan yang sejenis; melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada TK/RA dan SD/MI ; perencanaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan TK/RA dan SD/MI; melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan pada Seksi TK/SD kepada Kepala Bidang Pendidikan.
13
Pasal 23
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 22, Kepala Seksi Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar menyelenggarakan fungsi : 1. Pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
operasional bidang pendidikan TK/SD dan yang sederajat sesuai dengan kebijakan tingkat provinsi dan nasional.
2. Pengawasan atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan pada satuan pendidikan TK/ SD, dan yang sederajat.
3. Pengumpulan, pengolahan, dan peremajaan data dalam sistem informasi manajemen pendidikan nasional skala kabupaten agar selalu up to date.
4. Pelaksanaan kegiatan penjaminan mutu pada satuan pendidikan TK/SD sesuai kewenangan;
5. Pelaksanaan supervisi dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan SD.
6. Pelaksanaan sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan pada TK /SD dan yang sejenis;
7. Pelaksanaan sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan SD;
8. Pelaksanaan Sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada TK/SD;
9. Pengawasan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada SD; 10. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan
prasarana TK/SD;
11. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan pada TK/SD;
12. Pengawasan penggunaan buku pelajaran pada TK/SD;
13. Perencanaan dan pengusulan formasi kebutuhan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada TK/SD sesuai kewenangan;
14. Pengusulan mutasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada TK/SD skala kabupaten;
15. Pelaksanaan pedoman operasional peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan pada TK/SD;
16. Pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pada TK/SD sesuai kewenangan;
17. Pelaksanaan pedoman pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada TK/SD selain karena alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan;
18. Pemberian bantuan pelaksanaan ujian nasional pada SD;
19. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian nasional/sekolah pada SD skala kabupaten;
20. Penyusunan rencana dan pelaksanaan biaya penyelenggaraan ujian sekolah pada SD skala kabupaten;
21. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan pada TK/SD dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan; 22. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi SD bertaraf internasional dalam
penjaminan mutu untuk memenuhi standar internasional;
23. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi SD berbasis keunggulan lokal dalam penjaminan mutu;
24. Pelaksaan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu SD skala kabupaten;
25. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi TK/SD serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Bidang Pendidikan.
14
Paragraf 2
Seksi Sekolah Menengah Pertama Pasal 24
Kepala Seksi Sekolah Menengah Pertama mempunyai tugas menyusun rencana, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan pada satuan pendidikan SMP dan yang sejenis; melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada SMP; perencanaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan SMP; melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan pada seksi SMP kepada Kepala Bidang Pendidikan.
Pasal 25
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 24, Kepala Seksi Sekolah Menengah Pertama menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan operasional bidang pendidikan SMP dan yang sederajat sesuai dengan kebijakan tingkat provinsi dan nasional.
2. Pengawasan atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan pada SMP, dan yang sederajat.
3. Pengumpulan, pengolahan, dan peremajaan data dalam sistem informasi manajemen pendidikan nasional skala kabupaten agar selalu up to date.
4. Pelaksanaan kegiatan penjaminan mutu pada SMP sesuai kewenangan; 5. Pelaksanaan supervisi dalam pengembangan kurikulum pendidikan
pada SMP.
6. Pelaksanaan sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan pada SMP;
7. Pelaksanaan sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan SMP;
8. Pelaksanaan Sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum pada SMP 9. Pengawasan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada
SMP;
10. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan pada SMP dan yang sederajat;
11. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan pada SMP dan yang sederajat;
12. Pengawasan penggunaan buku pelajaran pada SMP;
13. Perencanaan dan pengusulan formasi kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan pada SMP sesuai kewenangan;
14. Pengusulan mutasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada SMP skala kabupaten;
15. Pelaksanaan pedoman operasional peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada SMP;
16. Pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada SMP sesuai kewenangan;
17. Pelaksanaan pedoman pemberhentian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada SMP selain karena alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan;
18. Pemberian bantuan pelaksanaan ujian nasional pada SMP;
19. Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian nasional/sekolah pada SMP dalam kabupaten;
20. penyusunan rencana dan pelaksanaan biaya penyelenggaraan ujian sekolah pada SMP dalam kabupaten;
15 pendidikan pada SMP dalam kabupaten;
22. Pemberian supervisi dan fasilitasi pada SMP dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan;
23. Pemberian supervisi dan fasilitasi SMP bertaraf internasional dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar internasional;
24. Pemberian supervisi dan fasilitasi SMP berbasis keunggulan lokal dalam penjaminan mutu;
25. Pelaksaan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu pada SMP skala kabupaten;
26. Penyusunan rencana program dan kegiatan Seksi Sekolah Menengah Pertama serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Bidang Pendidikan.
Paragraf 3 Seksi SMA dan SMK
Pasal 26
Kepala Seksi SMA dan SMK mempunyai tugas menyusun rencana, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan pada SMA dan SMK dan yang sejems; melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada SMA dan SMK; perencanaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan SMA dan SMK; melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan pada Seksi SMA dan SMK kepada Kepala Bidang Pendidikan.
Pasal 27
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 26, Kepala Seksi SMA dan SMK menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan operasional bidang pendidikan pada SMA/SMK dan yang sederajat sesuai dengan kebijakan tingkat provinsi dan nasional.
2. Pengawasan atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan pada SMA/SMK, dan yang sederaj at.
3. Pengumpulan, pengolahan, dan peremajaan data SMA/SMK dalam sistem informasi manajemen pendidikan nasional skala kabupaten agar selalu up to date.
4. Penyelenggaraan kegiatan penjaminan mutu pada SMA/SMK sesuai kewenangan;
5. Pemberian supervisi dalam pengembangan kurikulum pada SMA/SMK. 6. Pelaksanaan sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum
pendidikan pada SMA/SMK;
7. Pelaksanaan sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan SMA/SMK;
8. Pelaksanaan Sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum pada SMA/SMK;
9. Pengawasan pelaksanaan kurikulum. pada SMA/SMK;
10. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana SMA/SMK dan yang sederajat;
11. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan pada SMA/SMK dan yang sederajat;
12. Pengawasan penggunaan buku pelajaran pada SMA/SMK;
13. Perencanaan dan pengusulan formasi kebutuhan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada SMA/SMK sesuai kewenangan;
14. Pengusulan mutasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada SMA/SMK skala kabupaten;
16 penghargaan, dan perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan pada SMA/SMK;
16. Pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pada SMA/SMK sesuai kewenangan;
17. Pelaksanaan pedoman pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada SMA/SMK selain karena alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan;
18. Pemberian bantuan pelaksanaan ujian nasional pada SMA/SMK;
19. Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian nasional/sekolah pada SMA/SMK dalam kabupaten;
20. penyusunan rencana dan pelaksanaan biaya penyelenggaraan ujian sekolah pada SMA/SMK dalam kabupaten;
21. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada SMA/SMK dalam kabupaten;
22. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi pada SMA/SMK dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan;
23. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi pada SMA/SMK bertaraf internasional dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar intemasional;
24. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi SMA/SMK berbasis keunggulan lokal dalam penjaminan mutu;
25. Pelaksaan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu SMA/SMK skala kabupaten;
26. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi SMA/SMK serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Bidang Pendidikan.
Bagian Kelima
Bidang Pendidikan Non Formal Pasal 28
Kepala Bidang Pendidikan Non Formal mempunyai tugas menyusun, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan anak usia din], pendidikan kesetaraan, dan pendidikan masyarakat dan gender; melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan non formal; perencanaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan non formal; melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan Bidang Pendidikan Nonformal kepada Kepala Dinas.
Pasal 29
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 28, Kepala Bidang Pendidikan Nonformal menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender skala kabupaten sesuai dengan kebijakan tingkat provinsi dan nasional;
2. Perencanaan operasional program pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender sesuai dengan perencanaan strategic tingkat provinsi dan nasional;
3. Penyelenggaraan sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender tingkat kabupaten;
4. Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender.
5. Penyusunan dan pelaksanaan pedoman pemberian izin pendirian serta pencabutan izin penyelenggaraan pendidikan usia dini, pendidikan
17 kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender.
6. Peremajaan data pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender dalam sistem informasi manajemen pendidikan nasional skala kabupaten;
7. Penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender sesuai kewenangan;
8. Pembiayaan penjaminan mutu pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender sesuai kewenangan; 9. Pelaksanaan sosialisasi kerangka clasar dan struktur kurikulum
pendidikan anak usia dini;
10. Sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum pada pendidikan anak usia dini;
11. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender;
12. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan usia dini" pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender; 13. Pengawasan penggunaan buku pelajaran pendidikan anak usia dini,
pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender;
14. perencanaan kebutuhan, usul pengangkatan dan penempatan dan usul mutasi tenaga pendidikdan tenaga kependidikan PNS untuk pendidikan anak usia dini. pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender sesuai kewenangan;
15. Pengusulan mutasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS skala kabupaten;
16. Penyusunan pedoman pemberian dan atau peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender;
17. Pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender sesuai kewenangan;
18. Pengusulan pemberhentian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender selain karena alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan;
19. Pemberian bantuan pelaksanaan ujian nasional pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender;
20. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender skala kabupaten;
21. Pemberian bantuan kepada pemerintah dalam kegiatan akreditasi pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender;
22. Pelaksanaan supervise dan fasilitasi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan;
23. Evaluasi pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu satuan pendidikan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan gender skala kabupaten;
24. Penyusunan rencana program dan kegiatan Bidang Pendidikan Nonformal serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Dinas.
Pasal 30
Kepala Bidang Pendidikan Non Formal, membawahkan : a. Seksi Pendidikan Kesetaraan
18 b. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini
c. Seksi Pendidikan Masyarakat dan Gender
Paragraf 1
Seksi Pendidikan Kesetaraan Pasal 31
Kepala Seksi Pendidikan Kesetaraan mempunyai tugas menyusun, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan kesetaraan; melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan kesetaraan; perencanaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan kesetaraan; melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan Seksi Pendidikan Kesetaraan kepada Kepala Bidang Pendidikan Nonformal.
Pasal 32
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 31, Kepala Seksi Pendidikan Kesetaraan menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan kesetaraan skala kabupaten sesuai dengan kebijakan tingkat provinsi dan nasional;
2. Pelaksanaan sosialisasi dan implementasi standar nasional pendidikan kesetaraan tingkat kabupaten;
3. Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
4. Penyusunan pedoman pemberian izin pendirian serta pencabutan izin penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
5. Peremajaan data pendidikan kesetaraan dalam sistem informasi manajemen pendidikan nasional skala kabupaten;
6. Penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan kesetaraan sesuai kewenangan;
7. Pembiayaan penjaminan mutu pendidikan kesetaraan sesuai kewenangan;
8. Pelaksanaan sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan kesetaraan;
9. Sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan kesetaraan;
10. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan kesetaraan;
11. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan kesetaraan;
12. pengawasan penggunaan buku pelajaran pada pendidikan kesetaraan; 13. Perencanaan kebutuhan, usul pengangkatan dan penempatan serta usul
mutasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan kesetaraan sesuai kewenangan;
14. Penyusunan pedoman pemberian dan atau peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan kesetaraan;
15. Pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan kesetaraan sesuai kewenangan;
16. Pengusulan pemberhentian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan kesetaraan selain karena alasan pelanggaran peraturan perundangundangan;
17. Pemberian bantuan pelaksanaan ujian nasional pendidikan kesetaraan; 18. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan, satuan, jalur, jenjang, dan jenis
19 19. Pemberian bantuan kepada pemerintah dalam kegiatan akreditasi
pendidikan kesetaraan;
20. Pelaksanaan supervise dan fasilitasi pendidikan kesetaraan dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan;
21. Evaluasi pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu satuan pendidikan pada pendidikan kesetaraan skala kabupaten;
22. Penyusunan rencana program dan kegiatan Seksi Pendidikan Kesetaraan serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Bidang Pendidikan Nonformal.
Paragraf 2
Seksi Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 33
Kepala Seksi Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai tugas menyusun, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan anak usia dim; melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan anak usia dini ; perencanaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan anak usia dini; melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan Seksi pendidikan anak usia dini kepada Kepala Bidang Pendidikan Non Formal.
Pasal 34
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 33, Kepala Seksi Pendidikan Anak Usia Dini menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan anak usia dini sesuai dengan kebijakan tingkat provinsi dan nasional;
2. Penyelenggaraan sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan anak usia dini;
3. Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.
4. Pelaksanaan pedoman pemberian dan pencabutan izin penyelenggaraan pendidikan usia dini.
5. Peremajaan data pendidikan anak usia dini dalam sistem informasi manajemen pendidikan nasional;
6. Penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini sesuai kewenangan;
7. Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan anak usia dini sesuai kewenangan;
8. Pelaksanaan sosialisasi kerangka clasar dan struktur kurikulum pendidikan anak usia dini;
9. Pelaksanaan sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan anak usia dini;
10. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan anak usia dini;
11. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan usia dini;
12. Pengawasan penggunaan buku pelajaran pendidikan anak usia dini; 13. Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan
anak usia dini sesuai kewenangan;
14. perencanaan kebutuhan, usul pengangkatan dan penempatan, serta usul mutasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk pendidikan anak usia dini sesuai kewenangan;
15. Pelaksanaan pedoman pemberian dan atau peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan anak usia dini;
20 16. Pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan pada pendidikan anak usia dini sesuai kewenangan;
17. Pengusulan pemberhentian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan anak usia dini selain karena alasan pelanggaran peraturan perundangundangan;
18. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada pendidikan anak usia dini skala kabupaten;
19. Pelaksanaan supervise dan fasilitasi satuan pendidikan anak usia dini dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan; 20. Pelaksanaan monitoring kegiatan penjaminan mutu pada pendidikan
anak usia dini dan evaluasi terhadap dampaknya;
21. Penyusunan rencana program dan kegiatan Seksi Pendidikan Anak Usia Dini serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Bidang Pendidikan Nonformal.
Paragraf 3
Seksi Pendidikan Masyarakat dan Gender Pasal 35
Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat dan Gender mempunyai tugas menyusun, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan masyarakat dan gender; melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan masyarakat dan gender; perencanaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan masyarakat dan gender; melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan Seksi Pendidikan Masyarakat dan Gender kepada Kepala Bidang Pendidikan Nonformal.
Pasal 36
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 35, Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat dan Gender menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan kebijakan operasional pendidikan masyarakat dan gender skala kabupaten sesuai dengan kebijakan tingkat provinsi dan nasional; 2. Pelaksanaan sosialisasi dan implementasi standar nasional pendidikan
masyarakat dan gender;
3. Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan masyarakat dan gender. 4. Pelaksanaan pedoman pemberian dan pencabutan izin
penyelenggaraan pendidikan masyarakat dan gender.
5. Peremajaan data pendidikan masyarakat dan gender dalam sistem informasi mana . emen pendidikan nasional;
6. Penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan masyarakat dan gender sesuai kewenangan;
7. Pembiayaan penjaminan mutu pendidikan masyarakat dan gender sesuai kewenangan;
8. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan masyarakat dan gender;
9. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan masyarakat dan gender;
10. Pengawasan penggunaan buku pelajaran pendidikan masyarakat dan gender;
11. Perencanaan kebutuhan, usul pengangkatan dan penempatan, serta usul mutasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan masyarakat dan gender sesuai kewenangan;
12. Pelaksanaan pedoman pemberian dan atau peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan masyarakat dan gender;
21 13. Pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan masyarakat dan gender sesuai kewenangan;
14. pengusulan pemberhentian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan masyarakat dan gender selain karena alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan;
15. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada pendidikan masyarakat dan gender skala kabupaten; 16. Pemberian bantuan kepada pemerintah dalam kegiatan akreditasi
pendidikan masyarakat dan gender;
17. Pelaksanaan supervise dan fasilitasi pendidikan masyarakat dan gender dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan; 18. Pelaksanaan monitoring kegiatan penjaminan mutu pada pendidikan
masyarakat dan gender dan evaluasi terhadap dampaknya;
19. Penyusunan rencana program dan kegiatan Seksi Pendidikan Masyarakat dan Gender serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Bidang Pendidikan Nonformal.
Bagian Keenam
Bidang Pemuda dan Olahraga Pasal 37
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas menyusun, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kepemudaan dan keolahragaan; melakukan pembinaan dan pengembangan lembaga dan aktivitas kepemudaan dan keolahragaan; perencanaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana pemuda dan olahraga; melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan Bidang Pemuda dan Olahraga kepada Kepala Dinas
Pasal 38
.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 37, Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan fungsi :
1. Penetapan, pelaksanaan, dan koordinasi atas pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kepemudaan skala kabupaten, yang meliputi : a. Pengembangan keserasian kebijakan dan pemberdayaan.
b. Pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan.
c. Peningkatan peran serta pemuda secara lintas bidang dan sektoral. d. Pengembangan manajemen, wawasan dan kreativitas.
e. Pengembangan kemitraan dan kewirausahaan;
f. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan keimanan ketaqwaan (IMTAQ).
g. Peningkatan profesionalisme, kepemimpinan dan kepeloporan; h. Pengaturan sistem penganugerahan prestasi.
i. Peningkatan prasarana dan sarana.
j. Pengembangan jaringan dan sistem informasi;
k. Pelaksanaan dan pengawasan kriteria dan standarisasi lembaga kepemudaan;
1. Pembangunan kapasitas dan kompetensi lembaga kepemudaan; m. Pencegahan dan perlindungan bahaya distruktif
n. Aktivitas kepemudaan yang berskala kabupaten, provinsi, nasional dan internasional.
o. Fasilitasi dan dukungan aktivitas kepemudaan lintas kecamatan skala kabupaten.
22 p. Pembangunan pusat pemberdayaan pemuda;
q. Pendidikan dan pelatihan kepemudaan tingkat kabupaten.
r. Kerjasama antar kecamatan skala kabupaten, provinsi, nasional dan internasional.
s. Koordinasi antar Dinas instansi terkait.
t. Koordinasi dengan lembaga non pemerintah. u. Koordinasi antar kecamatan skala kabupaten.
2. Pembinaan dan pengawasan bidang kepemudaan skala kabupaten, yang meliputi
a. Pembinaan terhadap organisasi dan kegiatan kepemudaan;
b. Pembinaan koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan di bidang kepemudaan.
c. Pembinaan, penyusunan, pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan.
d. pembinaan, pemberian bimbingan,supervisi dan konsultasi urusan pemerintahan di bidang kepemudaan;
e. Pembinaan pendidikan dan pelatihan di bidang kepemudaan;
f. Pembinaan perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan.
g. Pengaturan pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan standar di bidang kepemudaan.
3. Penetapan, pelaksanaan, dan koordinasi atas pelaksanaan kebijakan operasional bidang keolahragaan skala kabupaten, yang meliputi :
a. Pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga; b. Penyelenggaraan keolahragaan;
c. Pembinaan dan pengembangan keolahragaan; d. Pengelolaan keolahragaan;
e. Penyelenggaraan pekan dan kejuaraan olahraga;
f. Pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana olahraga; g. Pendidikan dan pelatihan keolahragaan;
h. Pendanaan keolahragaan;
i. Pengembangan IPTEK keolahragaan;
j. Pengembangan kerjasama dan informasi keolahragaan;
k. Pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan olahraga;
1. Peningkatan peranserta secara lintas bidang dan sektoral serta masyarakat.
m. Pengembangan manajemen olahraga;
n. Kemitraan industri dan kewirausahaan olahraga;
o. Peningkatan profesionalisme atlit, pelatih, manager dan pembina olahraga;
p. Pembangunan dan pengembangan industri olahraga;
q. Pengaturan sistem penganugerahan, penghargaan, dan kesejahteraan pelaku olahraga;
r. Pengaturan pelaksanaan standarisasi, akreditasi, dan sertifikasi keolahragaan;
s. Pengembangan jaringan dan sistem informasi keolahragaan; t. Kriteria lembaga keolahragaan;
u. Pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga serta peningkatan kebugaran jasmani masyarakat;
v. Aktivitas keolahragaan skala kabupaten, provinsi, nasional dan internasional;
w. Fasilitasi dan dukungan aktivitas keolahragaan lintas kecamatan dalam kabupaten.
x. Kerjasama antar kecamatan dalam kabupaten, provinsi, nasional dan internasional;
y. Pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana keolahragaan; z. Pendanaan keolahragaan;
23 aa. Pendidikan dan pelatihan keolahragaan;
bb. Pembangunan sentry pembinaan prestasi olahraga; cc. Koordinasi antar dinas/instansi terkait;
dd. Koordinasi dengan lembaga non pemerintah dan masyarakat; ee. Koordinasi antara kabupaten dan kecamatan;
4. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan operasional bidang keolahragaan skala kabupaten, yang meliputi :
a. Pembinaan terhadap organisasi dan kegiatan keolahragaan; b. Pembinaan pengelolaan olahraga dan tenaga keolahragaan;
c. Pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga termasuk olahraga unggulan;
d. Pembinaan koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan di kabupaten;
e. Pembinaan perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang keolahragaan; f. Pengaturan pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan standar di
bidang keolahragaan;
g. pengawasan terhadap penyelenggaraan olahraga dan pelaksanaan anggaran/dana.
5. Penyusunan rencana program dan kegiatan Bidang Pemuda dan Olahraga serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Dinas.
Pasal 39
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga, membawahkan : a. Seksi Pembinaan dan Pemberdayaan Pemuda b. Seksi Pengembangan Olahraga Prestasi c. Seksi Olahraga Tradisional
Paragraf 1
Seksi Pembinaan dan Pemberdayaan Pemuda Pasal 40
kepala seksi pembinaan dan pemberdayaan pemuda mempunyai tugas menyusun, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional pembinaan dan pemberdayaan pemuda; melakukan pembinaan dan pengembangan lembaga dan aktivitas kepemudaan; perencanaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana kepemudaan; melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan Seksi Pembinaan dan Pemberdayaan Pemuda kepada Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga.
Pasal 41
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 40, Kepala Seksi Pembinaan dan Pemberdayaan Pemuda menyelenggarakan fungsi : 1. Penetapan, Pelaksanaan, koordinasi atas pelaksanaan kebijakan
operasional pembinaan dan pemberdayaan pemuda skala kabupaten, yang meliputi :
a. Pengembangan keserasian kebijakan pembinaan dan pemberdayaan. b. Pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam
pembangunan.
c. Peningkatan peran serta secara lintas bidang dan sektoral. d. Pengembangan manajemen, wawasan dan kreativitas. e. Kemitraan dan kewirausahaan;
24 keimanan ketaqwaan (IMTAQ).
g. Peningkatan profesionalisme, kepemimpinan dan kepeloporan; h. Pengaturan sistem penganugerahan prestasi.
i. Peningkatan prasarana dan sarana.
j. Pengembangan jaringan dan sistem informasi; k. Kriteria dan standarisasi lembaga kepemudaan;
1. Pembangunan kapasitas dan kompetensi lembaga kepemudaan; m. Pencegahan dan perlindungan bahaya distruktif.
n. Aktivitas kepemudaan yang berskala kabupaten, provinsi, nasional dan internasional.
p. Fasilitasi dan dukungan aktivitas kepemudaan lintas kecamatan skala kabupaten.
q. Pembangunan pusat pemberdayaan pemuda;
r. Pendidikan dan pelatihan kepemudaan tingkat kabupaten.
s. Kerjasama antar kecamatan skala kabupaten, provinsi, nasional dan internasional.
t. Koordinasi antar Dinas instansi terkait.
u. Koordinasi dengan lembaga non pemerintah. v. Koordinasi antar kecamatan skala kabupaten.
2. Pembinaan, pemberdayaan dan pengawasan bidang kepemudaan skala kabupaten, yang meliputi :
a. Pembinaan terhadap organisasi dan kegiatan kepemudaan;
b. Pembinaan koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan di bidang kepemudaan.
c. Pembinaan, penyusunan, pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan.
d. Pembinaan, pemberian bimbingan, supervise dan konsultasi urusan pemerintahan di bidang kepemudaan;
e. Pembinaan pendidikan dan pelatihan di bidang kepemudaan;
f. Pembinaan perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan.
g. Pengaturan pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan standar di bidang kepemudaan.
3. Penyusunan rencana program dan kegiatan Seksi Pembinaan dan Pemberdayaan Pemuda serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga.
Paragraf 2
Seksi Pengembangan Olahraga Prestasi Pasal 42
Kepala Seksi Pengembangan Olahraga Prestasi mempunyai tugas menyusun, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional pengembangan olahraga prestasi; melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi; merencanaan, mengelolaan dan mengembangkan prasarana dan sarana olahraga prestasi; melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan rencana program dan kegiatan seksi pengembangan olah raga prestasi kepada Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga.
Pasal 43
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 42, Kepala Seksi Pengembangan Olahraga Prestasi menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan, dan koordinasi atas pelaksanaan kebijakan operasional bidang Pengembangan Olahraga Prestasi skala kabupaten, yang meliputi :
25 a. Pembinaan, pengembangan dan penyelenggaraan kegiatan olahraga
prestasi;
b. Penyelenggaraan pekan dan kejuaraan olahraga prestasi;
c. Pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana olahraga prestasi
d. Pendidikan dan pelatihan pelaku olahraga prestasi;
e. Pengembangan IPTEK dalam rangka mendukung peningkatan prestasi olahraga;
f. Pengembangan kerjasama dan informasi olahraga prestasi;
g. Pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan olahraga prestasi;
h. Peningkatan peranserta secara lintas bidang dan sektoral serta masyarakat dalam pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi. i. Pengembangan dan pelaksanaan manajemen, kemitraan industri, dan
kewirausahaan dalam olahraga prestasi;
j. Peningkatan profesionalisme atlit, pelatih, manager dan pembina olahraga prestasi;
k. Pelaksanaan pedoman/sistem penganugerahan, penghargaan, dan kesejahteraan pelaku olahraga prestasi;
1. Pelaksanaan standarisasi, akreditasi, dan sertifikasi olahraga prestasi; m. Pengembangan jaringan dan sistem informasi olahraga prestasi; n. Pelaksanaan dan pengawasan kriteria lembaga keolahragaan;
o. Pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga serta peningkatan kebugaran jasmani masyarakat;
p. Pelaksanaan aktivitas olahraga prestasi skala kabupaten, provinsi, nasional dan intemasional;
v. Pelaksanaan fasilitasi dan dukungan aktivitas olahraga prestasi lintas kecamatan dalam kabupaten.
w. Pelaksanaan kerjasama antar kecamatan dalam kabupaten, provinsi, nasional dan internasional dalam pengembangan olahraga prestasi; x. Pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana olahraga
prestasi;
y. Pendidikan dan pelatihan pelaku olahraga prestasi; z. Pembangunan sentra pembinaan olahraga prestasi;
aa. Koordinasi antar dinas/instansi terkait, kecamatan dan kabupaten, dengan lembaga non pemerintah dan masyarakat;
2. Pelaksanaan kebijakan operasional bidang olahraga prestasi skala kabupaten, yang meliputi :
a. Pembinaan terhadap organisasi dan kegiatan olahraga prestasi; b. Pembinaan pengelolaan olahraga prestasi dan prestasi olahraga;
c. Pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga termasuk olahraga unggulan;
d. Pembinaan koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan di kabupaten;
e. Perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang keolahragaan;
f. Pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan standar di bidang olahraga prestasi;
g. Pengawasan terhadap penyelenggaraan olahraga prestasi dan pelaksanaan anggaran/dana.
3. Penyusunan rencana program dan kegiatan pengembangan olahraga prestasi serta melaksanakan dan melaporkannya kepada Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga.