• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

BUPATI SUKAMARA

PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008

T E N T A N G

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN KOPERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

KABUPATEN SUKAMARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 47 Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukamara, perlu ditetapkan Rincian Tugas Pokok dan fungsi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukamara ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sukamara tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukamara ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara,

Kabupaten Lamandau, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(2)

2 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741 ) ;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah ;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sukamara (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008 Nomor 6);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten

Sukamara(Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008 Nomor 8).

(3)

3 M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN

FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUKAMARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Sukamara. 2. Kabupaten adalah Kabupaten Sukamara.

3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan di Daerah. 5. Bupati adalah Bupati Sukamara.

6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Sukamara.

7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam

penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga teknis Daerah dalam Lingkup Pemerintah Kabupaten Sukamara.

8. Dinas adalah Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi

Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukamara.

9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukamara.

10. Sekretaris adalah Sekretaris Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukamara.

11. Unit Pelaksana Teknis adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukamara yang selanjutnya disebut UPTD.

BAB II PENETAPAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Bupati ini ditetapkan Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukamara.

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 3

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi terdiri dari :

1. Kepala Dinas ;

2. Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan; b. Sub Bagian Perencanaan ;

(4)

4 3. Bidang Industri terdiri dari:

a. Seksi Bina Usaha.

b. Seksi Bimbingan Produksi. c. Seksi Sarana dan Prasarana. 4. Bidang Perdagangan terdiri dari:

a. Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan. b. Seksi Distribusi dan Promosi.

c. Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen.

5. Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah terdiri dari : a. Seksi Koperasi.

b. Seksi Usaha Kecil dan Menengah.

c. Seksi Fasilitasi Bimbingan dan Simpan Pinjam. 6. Bidang Pertambangan dan Energi terdiri dari : a. Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral. b. Seksi Pertambangan.

c. Seksi Migas, Listrik dan Energi. 7. Kelompok Jabatan Fungsional; 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Pasal 4

Bagan Susunan Organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.

BAB IV

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN KEWENANGAN Bagian Kesatu

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan Dan Energi

Pasal 5

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, dan usaha mikro, kecil dan menengah, pertambangan dan energi sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 6

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan umum di bidang

perindustrian, perdagangan, koperasi, dan usaha mikro kecil dan menengah, pertambangan dan energi;

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, dan usaha mikro, kecil dan menengah, pertambangan dan energi;

3. Pembinaan dan Pengkoordinasian pengembangan industri Kecil, Menengah dan Besar;

4. Pembinaan dan Pengkoordinasian Perdagangan Dalam daerah, luar

daerah dan pelaksanaan promosi potensi perdagangan,

(5)

5

5. Pembinaan, Pengendalian dan Pelayanan Izin Industri,

Perdagangan, Pertambangan, Usaha Ketenagalistrikan dan Migas; 6. Pelaksanaan Bimbingan Teknis Pengembangan Sarana Industri,

Usaha Industri dan Produksi;

7. Pelaksanaan Bimbingan Teknologi Peningkatan Mutu Produksi Diversifikasi/Inovasi Teknologi;

8. Pelaksanaan Monitoring, evaluasi penyediaan dan Penyaluran barang;

9. Pelaksanaan Pembinaan dan pengkoordinasiaan Perlindungan Konsumen, Pengawasan Barang Beredar, Kemeteorologian dan Pengujian Mutu Barang;

10. Pembinaan dan Koordinasi Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

11. Koordinasi penyusunan Program, Evaluasi, dan Pengolahan Data dan Informasi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ; 12. Pelaksanaan Pembinaan Manejemen Koperasi, Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah serta Kemitrausahaan;

13. Pelaksanaan Pembinaan Pembentukan Koperasi dan Pengesahan Badan Hukum dan Pembubaran koperasi;

14. Pengolahan dan Pembinaan Wilayah Pertambangan;

15. Pembinaan Pengusaha Pertambangan, Ketenagakerjaan dan Energi;

16. Pelaksanaan Pengelola Data, Informasi dan Potensi Tambang; 17. Pelaksanaan Pengawasan, Pengendalian geologi, Pertambangan,

dan Energi;

18. Pembinaan, Pelayanan, pengawasan, pengendalian, Monitoring,

Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan Perindustrian,

Perdagangan Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Pertambangan dan energi;

19. Penyelenggaraan urusan Kesekretariatan Dinas. Pasal 7

Untuk melaksanakan Fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi mempunyai kewenangan sebagai berikut :

1. Penerbitan izin kawasan industri kabupaten ;

2. Penyediaan dukungan pengembangan industri, perdagangan,

koperasi, pertambangan dan energi ;

3. Perencanaan dan pengendalian pembangunan regional secara makro bidang industri perdagangan koperasi pertambangan dan energi ;

4. Pelatihan SDM pengusaha dan aparat pembina industri perdagangan koperasi pertambangan dan energi ;

5. Penerapan standar kompetensi SDM industri perdagangan koperasi

pertambangan dan energi dan aparatur pembina industri

perdagangan koperasi pertambangan dan energy ;

6. Alokasi sumber daya manusia potensial bidang industri perdagangan koperasi pertambangan dan energi ;

7. Penelitian yang mencakup wilayah kabupaten ;

8. Perencanaan kawasan industri perdagangan koperasi pertambangan dan energi ;

9. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Industri Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi ; 10. Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan pemberian izin

(6)

6 Bagian Kedua

Kepala Dinas Pasal 8

Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, membina, mengoordinasikan, merencanakan serta menetapkan program kerja, tata kerja dan mengembangkan semua kegiatan bidang perindustrian perdagangan koperasi pertambangan dan energy serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi.

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Kepala Dinas, menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian perdagangan koperasi pertambangan dan energi sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

2. Pembinaan dan pengoordinasian pengembangan industri

perdagangan koperasi pertambangan dan energi ;

3. Pembinaan dan pengoordinasian aneka industri agro, hasil hutan, kimia, hasil , logam, mesin, tekstil, alat transportasi dan telematika ; 4. Penetapan bidang industri perdagangan koperasi Pertambangan dan

energi prioritas kabupaten ;

5. Pemberian perizinan industri yang menjadi kewenangan kabupaten dan pemberian perizinan kawasan industri kabupaten ;

6. Pemberian fasilitas usaha dalam rangka pengembangan Industri Perdagangan koperasi pertambangan dan energi kabupaten ;

7. Pemberian perlindungan kepastian berusaha terhadap usaha industri perdagangan koperasi pertambangan dan energi kabupaten ;

8. Pembinaan dan pengoordinasian pengembangan Industri

Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi ;

9. Pembinaan dan pengawasan dalam pemberian izin usaha

perdagangan;

10. Koordinasi, pengendalian, pengawasan, pelaporan dan penyajian informasi wajib daftar perusahaan;

11. Koordinasi, dukungan pelaksanaan, pembinaan Koordinasi, dukungan pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan, fasilitasi, monitoring dan evaluasi kegiatan industri perdagangan koperasi pertambangan dan energi di wilayah perbatasan, pedalaman, dan terpencil ;

12. Koordinasi, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi sarana perdagangan (pasar/toko modern dan gudang) dan persetujuan penyelenggaraan sarana penunjang perdagangan (jasa pameran, konvensi, dan seminar dagang) skala nasional.

13. Koordinasi dengan aparat penegak hukum dalam penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan perdagangan berjangka komoditi;

14. Pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang bersifat teknis terhadap penyelenggaraan dan pelaku pasar lelang skala provinsi; 15. Fasilitasi, koordinasi, penyelenggaraan, pengawasan dan

pengendalian SDM metrologi;

(7)

7 Bagian Ketiga

Sekretariat Pasal 10

Sekretaris selaku kepala sekretariat mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu serta tugas pelayanan administratif pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi, mengoordinasikan penyusunan anggaran, administrasi surat menyurat, kearsipan, kehumasan, dokumentasi, perlengkapan dan aset serta administrasi kepegawaian, organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan.

Pasal 11

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Sekretaris menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan bahan dan data penyusunan program dan anggaran;

2. Penghimpunan data dari semua bidang sebagai bahan dalam penyusunan program dan anggaran dinas ;

3. Pelaksanaan pengumpulan bahan dan data penyusunan pelaporan dinas ;

4. Pengolahan bahan dan data penyusunan program, anggaran dan pelaporan ; dan

5. Penyusunan rencana anggaran ;

6. Pelaksanaan urusan pengelolaan urusan keuangan ;

7. mempersiapkan dan membuat SPP ;

8. Pelaksanaan bimbingan dan pembinaan terhadap Bendahara ; 9. Penyelenggaraan urusan surat menyurat, perpustakaan dan

kearsipan;

10. Penyelenggaraan pelaporan dan kehumasan ;

11. Penyelenggaraan urusan perlengkapan rumah tangga ; 12. Penyelenggaraan urusan protokol dan hubungan masyarakat ; 13. Penyelenggaraan urusan hukum dan perundang-undangan ;

14. Penyusunan rencana kebutuhan prasarana dan sarana kantor, perlengkapan dan peralatan kantor ;

15. Pengurusan, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan

pendistribusian barang ;

16. Pengurusan pengadministrasian, pemeliharaan dan usul

penghapusan barang

17. Penyusunan laporan dan akuntansi aset dan barang ;

18. Perencanaan dan mempersiapkan usulan pengikutsertaan dalam Latihan Pra Jabatan bagi Calon pegawai negeri sipil dilingkungan dinas ujian dinas, diklat Penjenjangan, teknis maupun fungsional; 19. Pengelolaan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan; 20. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan pemeliharaan data

kepegawaian; dan

21. Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 12 Sekretaris, membawahkan :

1. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan; 2. Sub Bagian Perencanaan;

(8)

8 Paragraf 1

Sub Bagian Umum dan Perlengkapan Pasal 13

Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan urusan umum, surat menyurat dan kearsipan, rumah tangga, perlengkapan dan aset, urusan pelayanan administrasi kepegawaian, organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan.

Pasal 14

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi :

1. Penyelenggaraan urusan surat menyurat, perpustakaan dan kearsipan;

2. Penyelenggaraan pelaporan dan kehumasan ;

3. Penyelenggaraan urusan perlengkapan rumah tangga ; 4. Penyelenggaraan urusan protokol dan hubungan masyarakat ; 5. Penyelenggaraan urusan hukum dan perundang-undangan ;

6. Penyusunan rencana kebutuhan prasarana dan sarana kantor, perlengkapan dan peralatan kantor ;

7. Pengurusan, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan

pendistribusian barang ;

8. Pengurusan pengadministrasian, pemeliharaan dan usul

penghapusan barang

9. Penyusunan laporan dan akuntansi aset dan barang ;

10. Merencanakan dan mempersiapkan usulan pengikutsertaan dalam Latihan Pra Jabatan bagi Calon pegawai, ujian dinas, Diklat Penjenjangan, Teknis maupun Fungsional;

11. Pengelolaan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan;

12. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan pemeliharaan data kepegawaian; dan

13. Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Sub Bagian Perencanaan Pasal 15

Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas menyiapkan dan menghimpun data dari bidang sebagai bahan penyusunan program dan anggaran dinas, serta menghimpun bahan penyusunan pelaporan.

Pasal 16

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Kepala Sub Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan bahan dan data penyusunan program dan anggaran; 2. Pelaksanaan penghimpunan data dari semua bidang sebagai bahan

dalam penyusunan program dan anggaran dinas ;

3. Pengumpulan bahan dan data penyusunan pelaporan dinas ;

4. Pengolah, meneliti dan mempelajari bahan dan data penyusunan program, anggaran dan pelaporan ; dan

(9)

9 Paragraf 3

Sub Bagian Keuangan Pasal 17

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mempersiapkan bahan

pengelolaan keuangan, pelaksanaan administrasi keuangan,

membimbing, membina dan mengawasi bendahara. Pasal 18

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Kepala Sub Bagian Keuangan, menyelenggarakan fungsi :

1. penyusunan rencana anggaran ;

2. Pelaksanaan urusan pengelolaan urusan keuangan ; 3. Persiapan dan pembuatan SPP ;

4. Penyiapan laporan pengelolaan keuangan, laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan;

5. Persiapan dan pengelolaan data keuangan ;

6. Pelaksanaan bimbingan dan pembinaan terhadap Bendahara ; dan pembinaan, monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Keempat Bidang Industri

Pasal 19

Kepala Bidang Industri mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan produksi dan pengembangan sarana, usaha produksi, peningkatan kerjasama dan pemanfaatan serta evaluasi pelaksanaan teknis dibidang industri.

Pasal 20

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Kepala Bidang Industri, menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana kegiatan bidang industri; 2. Perumusan kebijakan teknis di bidang industri;

3. Pembinaan dan pengembangan mutu produksi industri;

4. Pelaksanaan pengenalan teknologi, disain dan diversifikasi produk; 5. Pembinaan manajemen, teknologi dan permodalan usaha industri; 6. Pengendalian usaha dan sarana industry;

7. Pengembangan sarana pendukung kegiatan industri; Pasal 21

Kepala Bidang Industri, membawahkan : 1. Seksi Bina Usaha;

2. Seksi Bimbingan Produksi ; 3. Seksi Sarana dan Prasarana;

Paragraf 1 Seksi Bina Usaha

Pasal 22

Kepala Seksi Bina Usaha mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan, pembinaan dalam pengembangan sarana, usaha, produksi, serta peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dibidang Industri.

(10)

10 Pasal 23

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Kepala Seksi Bina Usaha menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijaksanaan teknik pembinaan manajemen,

permodalan, usaha, pemasaran, kemitraan dan kerjasama 2. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan produksi IKM.

3. Pelaksanaan fasilitasi kemitraan dan kerjasama usaha industry/IKM 4. Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan kegiatan IKM. 5. Pengendalian Usaha Industri

6. pelaksanaan bimbingan teknis dalam pengembangan usaha, sarana produksi di bidang Industri Kecil dan Menengah

7. penyiapan pertimbangan teknis penerbitan Ijin Usaha Industri (IUI) yang menjadi kewenangan Kabupaten;

8. fasilitasi akses permodalan bagi IKM melalui bank dan lembaga keuangan bukan bank;

9. penyiapan bahan perencanaan teknis pengembangan industri kecil dan menengah;

10. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi serta koordinasi peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dibidang Industri Kecil

dan Menengah; dan

11. pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Seksi Bimbingan Produksi Pasal 24

Kepala Bimbingan Produksi mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis dalam pengembangan usaha, produksi, analisis iklim usaha, pemantauan dan evaluasi dunia usaha dibidang Industri.

Pasal 25

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Kepala Seksi Bimbingan Produksi menyelenggarakan fungsi :

1. pelaksanaan bimbingan teknis dalam pengembangan usaha, sarana produksi di bidang Industri Kecil dan Menengah;

2. Pelaksanaan fasilitasi pelatihan Bimtek dan magang bagi pelaku industry IKM;

3. Perumusan kebijakan pengembangan produksi IKM; 4. Pengembangan inovasi produksi industry/IKM;

5. Pembinaan dan pengawasan mutu bahan baku dan produksi industry;

6. penyiapan bahan perencanaan teknis pengembangan industri kecil dan menengah; dan

7. pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 3

Seksi Sarana dan Prasarana Pasal 26

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan bahan bimbingan teknis dalam, perizinan usaha,

perindustrian, sarana Industri, pemberian informasi pemantauan dan evaluasi serta peningkatan kerjasama usaha.

(11)

11 Pasal 27

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana, menyelenggarakan fungsi :

1. penyiapan bahan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam pengembangan usaha perindustrian;

2. koordinasi, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi sarana industri dan persetujuan penyelenggaraan sarana penunjang industri;

3. Pembinaan dan pengembangan teknologi, disain dan diversifikasi produk;

4. Pembinaan dan fasilitasi teknologi pendukung industry; 5. Pengembangan dan fasilitasi informasi industry;

6. pengelolaan data perizinan dan pendaftaran usaha di bidang industri; 7. pemberian informasi di bidang Perindustrian dan penyiapan

pelaksanaan pemantauan dan evaluasi ;

8. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi.

Bagian Kelima Bidang Perdagangan

Pasal 28

Kepala Bidang Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan program perdagangan dan pengembangan SDM, bimbingan teknis pembinaan usaha dan sarana perdagangan, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis usaha Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri.

Pasal 29

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Kepala Bidang Aneka Industri menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program tugas bidang perdagangan; 2. Penyusunan rencana dan program pengembangan sumber daya

manusia (SDM) pada sector perdagangan;

3. Pelaksanaan pengumpulan data serta mengolah data menjadi informasi pada sector perdagangan;

4. Inventarisir permasalahan dalam pelaksanaan program

pengembangan perdagangan dan member saran serta pemecahan masalah;

5. pelaksanaan fasilitasi usaha perdagangan dengan sector lainnya dalam promosi dan pameran;

6. Pelaksanaan fasilitasi dan pengawasan sarana dan prasarana usaha di bidang perdagangan;

7. Pelaksanaan proses perijinan usaha perdagangan;

8. Pembinaan seksi-seksi dan staf pada lingkup bidang perdagangan; 9. Penyiapan bahan perencanaan teknis pengembangan

perdagangan ;

10. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi serta koordinasi peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dibidang perdagangan; dan

11. Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas.

(12)

12 Pasal 30

Kepala Bidang Perdagangan, membawahkan : 1. Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan ; 2. Seksi Distribusi dan Promosi ;

3. Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen ; Paragraf 1

Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan Pasal 31

Kepala Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis pembinaan pengembangan usaha perdagangan, pendaftaran perusahaan, perizinan usaha, informasi, pemantauan dan evaluasi serta peningkatan kerjasama usaha.

Pasal 32

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31,

Kepala Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan,

menyelenggarakan fungsi :

1. penyiapan bahan bimbingan teknis dalam pengembangan usaha dan pendaftaran perusahaan di bidang Industri dan perdagangan ;

2. Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan pemberian izin usaha perdagangan;

3. Pengelolaan perizinan usaha di bidang perdagangan dalam negeri ; 4. Pemberian informasi di bidang bina usaha dan pendaftaran

perusahaan;

5. Pembinaan dan pemberdayaan PPNS-WDP

6. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. Paragraf 2

Seksi Distribusi dan Promosi Pasal 33

Kepala Seksi Distribusi dan Promosi Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan bimbingan teknis dalam, perizinan usaha, pergudangan, sarana perdagangan, pemberian informasi pemantauan dan evaluasi serta peningkatan kerjasama usaha

Pasal 34

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Kepala Seksi Distribusi dan Promosi Perdagangan, menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan bahan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam pengembangan usaha perdagangan, perizinan usaha;

2. Koordinasi, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi sarana perdagangan (pasar/toko modern dan gudang) dan persetujuan penyelenggaraan sarana penunjang perdagangan (jasa pameran, konvensi, dan seminar dagang) skala nasional;

3. Fasilitasi dan pelaporan sistem informasi perdagangan dan penyusunan informasi potensi usaha di sektor perdagangan

4. Pengelolaan data perizinan dan pendaftaran usaha di bidang Perdagangan dalam daerah;

(13)

13 5. Pemberian informasi di bidang Perdagangan dan penyiapan

pelaksanaan pemantauan dan evaluasi ;

6. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi.

Paragraf 3

Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen Pasal 35

Kepala Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas melaksanakan kemetrologian, perlindungan terhadap konsumen dan pemberian pembinaan teknis dan pengawasan terhadap barang beredar.

Pasal 36

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Kepala Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen, menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan bahan untuk bimbingan teknis penyuluhan kemetrologian dan perlindungan konsumen;

2. Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam penyelenggaraan metrologi dan perlindungan konsumen;

3. Pelaksanaan kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis metrologi dan perlindungan konsumen;

4. Pembinaan dan pengkoordinasian pelaksanaan penyuluhan metrologi dan perlindungan konsumen;

5. Sosialisasi, informasi dan publikasi tentang metrologi dan perlindungan konsumen;

6. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Keenam Bidang Koperasi dan UKM

Pasal 37

Kepala Bidang Koperasi dan UKM mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program kegiatan sebagai bahan rumusan, penjabaran kebijakan teknis dibidang Koperasi dan UKM dn fasilitasi simpan pinjam.

Pasal 38

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Kepala Bidang Koperasi dan UKM, menyelenggarakan fungsi :

1. penyusunan rencana program kegiatan sebagai bahan rumusan, penjabaran kebijakan teknis dibidang kelembagaan Koperasi dan UKM;

2. Penyusunan rencana program kegiatan sebagai bahan rumusan, penjabaran kebijakan teknis dibidang Penyuluhan dan Pembinaan Koperasi dan UKM;

3. Penyusunan bahan acuan dalam rangka koordinasi pembinaan kelembagaan dan penyuluhan Koperasi dan UKM.

4. Pelaksanaan kebijakan teknis pembinaan kelembagaan dan penyuluhan Koperasi dan UKM;

5. Pelaksanaan monitoring dan pengendalian kebijakan teknis pembinaan kelembagaan dan pembinaan, penyuluhan Koperasi dan UKM;

6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang Koperasi dan UKM;

(14)

14 Pasal 39

Kepala Bidang Koperasi dan UKM, membawahkan : 1. Seksi Koperasi ;

2. Seksi Usaha Kecil dan Menengah ;

3. Seksi Fasilitasi Bimbingan dan Simpan Pinjam. Paragraf 1

Seksi Koperasi Pasal 40

Kepala Seksi Kemitraan Usaha dan Hubungan Kelembagaan mempunyai tugas menyiapkan bahan untuk pembinaan teknis kemitraan usaha dan hubungan kelembagaan/asosiasi pengusaha.

Pasal 41

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Kepala Seksi Koperasi, menyelenggarakan fungsi :

1. Pengumpulan, pengolahan dan penyiapan bahan rumusan

penjabaran kebijakan teknis dibidang Koperasi dan UKM ;

2. Penyiapan bahan dalam rangka koordinasi, pembinaan dan bimbingan teknis dibidang Koperasi dan UKM ;

3. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Organisasi dan Badan Hukum Koperasi, pengendalian Koperasi ; dan

4. Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Seksi Usaha Kecil dan Menengah Pasal 42

Kepala Seksi Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan menyiapkan bahan rumusan penjabaran teknis dibidang Usaha Kecil dan Menengah.

Pasal 43

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Kepala Seksi Usaha Kecil dan Menengah, menyelenggarakan fungsi : 1. Pengumpulan, pengelolaan dan penyiapan bahan rumusan,

penjabaran kebijakan teknis dibidang Usaha Kecil dan Menengah ; 2. Penyiapan bahan dalam rangka koordinasi, pembinaan dan

bimbingan teknis dibidang Usaha Kecil dan Menengah ;

3. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah ; dan

4. pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 3

Seksi Fasilitasi Bimbingan dan Simpan Pinjam Pasal 44

Kepala Seksi Fasilitasi Bimbingan dan Simpan Pinjam mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyiapan bahan rumusan dibidang Usaha Simpan Pinjam dan Usaha Kecil dan Menengah dan mengendalikan fasilitasi pembiayaan.

(15)

15 Pasal 45

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44,

Kepala Seksi Fasilitasi Bim,bingan dan Simpan Pinjam,

menyelenggarakan fungsi :

1. Pengumpulan, pengelolaan dan penyiapan bahan rumusan, penjabaran kebijakan teknis dibidang fasilitasi bimbingan dan simpan pinjam ;

2. Penyiapan bahan dalam rangka koordinasi, pembinaan dan bimbingan teknis dibidang fasilitasi bimbingan dan simpan pinjam ; 3. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang fasilitasi bimbingan dan

simpan pinjam ; dan

4. pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Ketujuh

Bidang Pertambangan dan Energi Pasal 46

Kepala Bidang Pertambangan dan Energi mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pertambangan, analisa potensial SDA dan penyelidikan, pengujian kelayakan sarana prasarana penunjang kegiatan serta memfasilitasi investor.

Pasal 47

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Kepala Bidang Pertambangan dan Energi, menyelenggarakan fungsi : 1. Penyiapan Penyusunan kegiatan potensi dan promosi pertambangan ; 2. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data menjadi informasi

pada sektor pertambangan dan energi ;

3. Fasilitasi, pengawasan dan proses perizinan pertambangan bagi calon investor ;

4. Inventarisir permasalahan dan saran pemecahan masalah dalam melaksanakan program dan perkembangan investor pada usaha pertambangan ;

5. Pelaksanaan promosi potensi pertambangan ;

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan baik secara tertulis maupun lisan dalam rangka pelksanaan tugas ;

Pasal 48

Kepala Bidang Pertambangan dan Energi, membawahkan : 1. Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral ;

2. Seksi Pertambangan ;

3. Seksi Migas, Listrik dan Energi ;

Paragraf 1

Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral Pasal 49

Kepala seksi geologi dan sumber daya mineral mempunyai tugas pokok menyusun program kegiatan dan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan program pusat dan provinsi tentang kebijakan mengenai sekto geologi dan sumber daya mineral, kegiatan evaluasi, dan pelaporan ;

(16)

16 Pasal 50

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Kepala Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral, menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan program kegiatan disektor geologi dan sumber daya mineral

2. Pelaksanaan pengumpulan serta pengolahan data menjadi informasi pada sektor geologi dan sumber daya mineral ;

3. Pelaksanaan pengajian / sampel sebagai bahan kajian ;

4. Pelaksanaan pendataan kebutuhan minirel dan penggunaan energi pontesial ;

5. Inventarisir permasalahan dalam pelaksanaan program kegiatan geologi dan sumber daya mineral dan memberi saran pemecahan masalah ;

6. Pelaksanaan program pusat dan provinsi tentang kebijakan mengenai sektor geologi dan sumber daya mineral;

7. Pelaksanaan evaluasi pengawasan dan pelaporan program kegiatan pada sektor geologi dan sumber daya mineral ;

8. Pembinaan staf bawahan dalam kelancaran pelaksaan tugas ; dan 9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan baik secara tertulis

maupun lisan dalam rangka pelaksanaan tugas ; Paragraf 2

Seksi Pertambangan Pasal 51

Kepala Seksi Pertambangan mempunyai tugas menyusun program kegiatan dan melaksanakan kegiatan promosi potensi, memfasilitasi proses perizinan, dan menyusun laporan program kegiatan.

Pasal 52

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Kepala Seksi Pertambangan, menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan program kegiatan disektor pertambangan;

2. Pelaksanaan pengumpulan serta mengolahan data menjadi informasi pada sektor pertambangan ;

3. Pelaksanaan promosi potensial sektor pertambangan ;

4. Inventarisir permasalahan dalam pelaksanaan program kegiatan pertambangan dan member saran pemecahan masalah ;

5. Fasilitas proses perizinan terhadap investor pertambangan ;

6. Pelaksanaan evaluasi pengawasan dan laporan program kegiatan pada sektor pertambangan ;

7. Pembinaan staf bawahan dalam kelancaran pelaksanaan tugas ; 8. Pelaksanaan tugas lain yang dibarikan pimpinan baik secara tertulis

maupun lisan dalam rangka pelaksanaan tugas ; Paragraf 3

Seksi Migas, Listrik dan Energi Pasal 53

Kepala Seksi Migas, Listrik dan Energi mempunyai tugas menyusun program kegiatan dan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan program pusat dan provinsi tentang kebijakan mengenai sektor Migas, Listrik dan Energi, kegiatan evaluasi, dan pelaporan.

(17)

17 Pasal 54

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, Kepala Seksi Migas, Listrik dan Energi, menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan program kegiatan disektor Migas, Listrik dan Energi ; 2. Pelaksanaan pengumpulan serta pengolahan data menjadi informasi

pada sektor Migas, Listrik dan Energi.

3. Pelaksanaan pengkajian / sampel sebagai bahan kajian;

4. Pelaksanaan pendataan kebutuhan mineral dan penggunaan energi potensial;

5. Inventarisir permasalahan dalam pelaksanaan program kegiatan Migas,Listrik dan Energi dan memberikan saran pemecahan masalah; 6. Pelaksanaan program pusat dan provinsi tentang kebijakan mengenai

sektor geologi dan sumber daya mineral;

7. Pelaksanaan evaluasi pengawasan dan pelaporan program kegiatan pada sektor Migas,Listrik dan Energi;

8. Pembinaan staf bawahan dalam kelancaran pelaksanaan tugas;

9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan baik secara tertulis maupun lisan dalam rangka pelaksanaan tugas;

BAB VI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 55

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi sesuai bidang keahlian dan kebutuhan.

Pasal 56

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

BAB VI

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS Pasal 57

(1) UPTD mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana teknis

operasional Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi

(18)

18 BAB VII

TATA KERJA Pasal 58

(1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Seksi serta pemegang Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkronisasi secara vertikal serta horizontal baik dalam lingkungan Dinas maupun instansi lain sesuai dengan tugas pokok masing - masing.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, memenuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing - masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 59

Uraian tugas pejabat dan pelaksana dilingkungan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi ditetapkan dengan Peraturan Kepala Dinas dengan atas persetujuan Bupati.

Pasal 60

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sukamara.

Ditetapkan di Sukamara

pada tanggal 22 Desember 2008 BUPATI SUKAMARA,

Ttd

AHMAD DIRMAN Diundangkan di Sukamara

pada tanggal 22 Desember 2008 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKAMARA, Ttd

Drs. Ec. IMANUDDIN

Pembina Utama Muda NIP. 530 007 015

(19)

1

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 23 TAHUN 2008 TANGGAL : 22 DESEMBER 2008

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, PERTAMBANGAN DAN ENERGI

KEPALA BIDANG PERDAGANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BUPATI SUKAMARA Ttd NAWAWI MAHMUDA SEKRETARIAT

SEKSI BINA USAHA DAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN SEKSI DISTRIBUSI DAN PROMOSI SEKSI METROLOGI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN SUB BAGIAN PERENCANAAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH SEKSI KOPERASI SEKSI USAHA KECIL DAN MENENGAH SEKSI FASILITASI BIMBINGAN DAN SIMPAN PINJAM BIDANG PERTAMBANGAN DAN ENERGI

SEKSI GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL SEKSI PERTAMBANGAN UPT BIDANG INDUSTRI SEKSI BINA USAHA SEKSI BIMBINGAN PRODUKSI SEKSI SARANA DAN PRASARANA

SEKSI MIGAS, LISTRIK DAN ENERGI

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan disclosure yang disebabkan oleh peralihan standar (dari standar lokal Jerman ke standar internasional, dalam hal ini IAS dan

Topik yang saya pilih adalah kultur jaringan anggrek dengan judul penelitian Pengaruh Perlakuan Kolkisin pada Bunga Pasca Penyerbukan dan Planlet In Vitro untuk

Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2017 u/ Santunan Kematian an.ENDIN Bin HANA & An.HOBIAH Kedua Orang tua dari SUNARDI d.a Kp.Cipada RT.02/01 Ds.Sukamanah Kec.Agrabinta Kab.Cjr

Penelitian lain yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh Lintang S.L (2016) tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Dasar Rumah Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di

Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan pendidikan kesehatan tentang pentingnya dukungan keluarga pada penderita TB untuk meningkatkan kepatuhan terhadap

Pengembangan pariwisata merupakan program jangka panjang dan tidak lepas dari upaya pelestarian alam dan lingkungan hidup serta budaya masyarakat setempat.Kurang

Melihat kondisi ini, syarat kesuksesan suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis ritel modern adalah dengan meningkatkan kekuatan yang ada pada suatu

PENILAIAN ASPEK KEKOMPAKAN UNTUK KELENGKAPAN JUMLAH ANGGOTA  Pada saat group/kelompok tiba/datang di Pos 2 (Dua), petugas menanyakan2.  jumlah anggota group/kelompok tersebut