• Tidak ada hasil yang ditemukan

berusia 21 tahun mengalami ikterus dan untuk dirawat. Ikterus ini ia alami sudah 1 menunjukkan banyak kelainan kecuali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "berusia 21 tahun mengalami ikterus dan untuk dirawat. Ikterus ini ia alami sudah 1 menunjukkan banyak kelainan kecuali"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Seorang remaja laki laki bernama Hepta

Seorang remaja laki-laki bernama Hepta

berusia 21 tahun mengalami ikterus dan

oleh keluarganya dibawa ke rumah sakit

oleh keluarganya dibawa ke rumah sakit

untuk dirawat. Ikterus ini ia alami sudah 1

minggu Hasil pemeriksaan fisik tidak

minggu. Hasil pemeriksaan fisik tidak

menunjukkan banyak kelainan kecuali

warna kulit yang kuning dan sedikit

warna kulit yang kuning dan sedikit

adanya rasa nyeri tekan pada perut

daerah kanan

(2)

Apa sebenarnya yang terjadi pada si

Hepta ?

p

(3)

Sintesis Porfirin dan Heme

„ Kondensasi suksinil ko-A + glisin → asam α

i β k t di t dik t li ALA i t

amino β ketoadipat, dikatalisa ALA sintase dan piridoksal fosfat

A di t l i d k b k il i δ

„ Asam diatas mengalami dekarboksilasi → δ

amino levulenat /ALA, proses ini berlangsung dimitokondria

dimitokondria

„ Disitosol : 2 molekul ALA berkondensasi → „ Disitosol : 2 molekul ALA berkondensasi →

porfobilinogen / PBG (mengandung 1 pirol) + air dikatalisa ALA dehidratase

(4)

Sintesis Porfirin dan Heme

‹ 4 molekul PBG

berkondensasi → hidroksi il bil ( i l li i ) metil bilana (tetrapirol linier), dikatalisa uroporfirinogen I sintase / PBG deaminase → sintase / PBG deaminase → reaksi siklisasi spontan →

uroporfirinogen (tetrapirol iklik)

siklik)

‹ Normal : uroporfirinogen I sintase adalah kompleks sintase adalah kompleks enzym dengan

uroporfirinogen III kosintase, b t k

yang membentuk

(5)

Sintesis Porfirin dan Heme

„ Bila kompleks enzym abnormal → di bentuk

uroporfirinogen tipe I

„ Uroporfirinogen I atau III mengalami dekarboksilasi „ Uroporfirinogen I atau III mengalami dekarboksilasi

→ koproporfirinogen I atau III dengan melepas 4 molekul CO2 hingga asetat pada gugus

substituennya menjadi metil substituennya menjadi metil

„ Koproporfirinogen III kembali kemitokondria,

mengalami dekarboksilasi dan oksidasi →g

protoporfirinogen III, dikatalisa koproporfirinogen oksidase

(6)

Sintesis Porfirin dan Heme

„ Protoporfirinogen III dioksidasi →

protoporfirin III, dikatalisa

t fi i k id

protoporfirinogen oksidase

„ Penggabungan besi (Fe 2+) ke

protoporfirin yang dikatalisa oleh protoporfirin yang dikatalisa oleh Heme sintase (Ferro katalase) dalam mitokondria→ membentuk dalam mitokondria→ membentuk heme

„ Porfirin tipe I dan III dibedakan p

berdasar simetris-asimetrisnya gugus substituen (asetat,

propionat, metil) pada cincin pirol ke IV

(7)
(8)
(9)

Fisiologis : erytrosit mengalami lisis 1-2×108

per jam → Hb yang lisis 6 gr per hari Haemoglobin akan lisis menjadi :

- globin : akan menjadi asam-asam amino - Heme → besi : kembali kedepot atau

dipakai kembali dan porfirin dirubah

menjadi senyawa berwarna dalam sel-sel

tik l d t l d h li d t

(10)

Katabolisme heme (porfirin besi) dikatalisis Katabolisme heme (porfirin-besi) dikatalisis sistem enzym Heme oksigenase → besi

mengalami beberapa kali reaksi reduksi dan mengalami beberapa kali reaksi reduksi dan

oksidasi yang memerlukan NADPH dan O2 →

pada akhir reaksi dibebaskan Fe3+ CO

pada akhir reaksi dibebaskan Fe3+, CO, biliverdin

Biliverdin (pigmen hijau), pada mamalia akan direduksi oleh biliverdin reduktase → rantai metenil antara pirol III – IV menjadi rantai

(11)

Erytrosit lisis

Heme ikut lisis Globin

Protein tubuh Heme (Porfirin-Besi) NADPH O2 Bili di Heme oksigenase NADPH, O2

Fe3+, CO2 + Biliverdin

Bilirubin

Biliverdin reduktase

Unconjugated

(12)

METABOLISME BILIRUBIN

Tiap 1 gr Hb lisis membentuk 35 mg bilirubin Perhari bilirubin dibentuk 250 – 350 mg,

berasal dari Hb, proses erytropoetik yang , p y p y g tak efekif dan pemecahan heme-protein lain Bilirubin dari jaringan retikuloendotel (tidak Bilirubin dari jaringan retikuloendotel (tidak larut) diangkut oleh albumin ke hepar

Mengalami 3 proses utama : uptake oleh

hepatosit, konjugasi diretikulum endoplasma dan sekresi ke kandung empedu

(13)

Erytrosit lisis

Heme ikut lisis Globin

Protein tubuh Heme (Porfirin-Besi) NADPH O2 Bili di Heme oksigenase NADPH, O2

Fe3+, CO2 + Biliverdin

Bilirubin

Biliverdin reduktase

Unconjugated

(14)

Bilirubin = Bilirubin Unconjugated = Indirect Bilirubin

Bilirubin Conjugated Bilirubin Conjugated

Sekresi ke usus halus

Bilirubin Conjugated → Urobilinogen (>>) →

(15)

Uptake bilirubin oleh hepatosit

Sedikit yang larut dalam plasma (bilirubin tak larut) → kelarutan

( )

ditingkatkan dengan pengikatan non kovalen pada albumin

Hanya 25 mg bilirubin /100 ml plasma yang terikat dengan affinitas tinggi

pada albumin (dapat digeser oleh

p ( p g

senyawa tertentu)

Diangkut ke hepatosit dengan diffusi g g difasilitasi → sampai terjadi

keseimbangan saturasi (uptake tergantung jalan metabolisme tergantung jalan metabolisme selanjutnya)

(16)

Konjugasi bilirubin

Pengikatan suatu senyawa polar pada 2 gugus asam propionat

pada 2 gugus asam propionat bilirubin dengan ikatan ester → bilirubin bentuk larut

Senyawa polar (glukoronosil) berasal dari UDP asam glukoronat yang

dibentuk dari oksidasi UDP glukosa Proses pengikatan berlangsung 2 p g g g tahap, memerlukan 2 isoform enzym glukoronosil transferase

(17)

Tahap pertama membentuk bilirubin monoglukoronida → tahap kedua

monoglukoronida → tahap kedua, konversinya menjadi bilirubin

diglukoronida

Tahap kedua dapat juga berlangsung melalui kondensasi 2 molekul

bili bi l k id d

bilirubin monoglukoronida dengan bantuan dismutase

Glukoronosil transferase dapat Glukoronosil transferase dapat

diinduksi oleh beberapa obat seperti phenobarbital

Proses konjugasi bilirubin juga berlangsung diginjal dan mukosa

( t dikit ) usus ( sangat sedikit )

(18)

Sekresi bilirubin

Melalui mekanisme transport aktif Si t k j i d k i bili bi Sistem konjugasi dan sekresi bilirubin merupakan unit fungsional yang

terkoordinasi → gangguan sekresi b t i k j i d b t b t membatasi konjugasi dan obat-obat yang menginduksi konjugasi juga menginduksi sekresi

Normal : hampir seluruh bilirubin diempedu (97 %) dalam bentuk terkonjugasi

terkonjugasi

Bilirubin yang terdapat bersama

getah empedu akan mencapai ileum t i l d l

(19)

Bilirubin dalam saluran cerna

Oleh enzym bakteri (β glukoronidase), glukoronida dilepas dari bilirubin

Pigmen bilirubin direduksi oleh flora feces Pigmen bilirubin direduksi oleh flora feces

→ urobilinogen (tak berwarna)

S b i k il bili di b b i

Sebagian kecil urobilinogen direabsorbsi → diekskresikan kembali oleh hati (siklus intra hepatik) dan diekskresikan melalui ginjal

hepatik) dan diekskresikan melalui ginjal Sebagian besar teroksidasi di kolon → sterkobilin → ekskresi melalui feces.

(20)

HIPER BILIRUBINEMIA

Konsentrasi bilirubin darah < 1 mg / dl

K i 2 / dl ik ik / j di

Konsentrasi > 2 mg / dl → ikterik / jaundice Penyebab : - produksi > > > - konjugasi terganggu - ekskresi terganggu Digolongkan 2 jenis : 1. Hiperbilirubinemia retensi 2. Hiperbilirubinemia regurgitasi

(21)

Hiperbilirubinemia retensi

p

Karena produksi berlebih ( haemolisis Karena produksi berlebih ( haemolisis berat ) dan gangguan konjugasi

Peninggian kadar bilirubin tak larut → tidak Peninggian kadar bilirubin tak larut → tidak terdeteksi dalam urine → ikterik acholuria Pada neonatus fisiologis dan sementara Pada neonatus, fisiologis dan sementara

→ haemolisis cepat dan hepar belum matur

Menembus sawar darah otak →

ensephalopaty ( kern ikterus ) ensephalopaty ( kern ikterus )

(22)

Hiperbilirubinemia retensi

Syndroma Crigler Najjar I

p

- gangguan konjugasi → UDP glukoronil

transferase inaktive

- autosomal resesif ( sangat jarang ) - konsentrasi bilirubin > 20 mg / dl Syndroma Crigler Najjar II

- lebih ringan dari tipe Ilebih ringan dari tipe I

- kerusakan pada isoform UDP glukoronil

transferase II →bilirubin monoglukoronida

t a s e ase →b ub o og u o o da

(23)

Hiperbilirubinemia retensi

Syndroma Gilbert

k h li i b d

p

- karena haemolisis bersama dengan

penurunan uptake bilirubin oleh hepatosit dan penurunan aktivitas enzym konjugasi dan penurunan aktivitas enzym konjugasi - autosomal dominan

Hiperbilirubinemia toksik Hiperbilirubinemia toksik

- gangguan fungsi hati karena toksin seperti : chloroform, arsfenamin, asetaminofen,

chloroform, arsfenamin, asetaminofen,

carbon tetrachlorida, virus, jamur, cirhosis

- sering terjadi bersama dengan obstruksi →

↑↑↑

(24)

Hiperbilirubinemia regurgitasi

Gangguan sekresi

fl k bili bi l t k h tik d

p

g g

→ refluks bilirubin larut ke vena hepatika dan

pembuluh limfe → terdeteksi dalam urine

→ ikterik choluria

→ ikterik choluria

Syndroma Dubin Johnson - autosomal resesif

- defek sekresi bilirubin terkonjugasi ( dan

estrogen ) ke sistem empedu → penyebab

(25)

Hiperbilirubinemia regurgitasi

Syndroma Rotor

d f k d t t i ik

p

g g

- defek pada transport anion anorganik termasuk bilirubin dengan gambaran histologi hati normal ( idiopatik )

histologi hati normal ( idiopatik ) Obstruksi saluran empedu

sumbatan pada duktus hepatikus dan - sumbatan pada duktus hepatikus dan

duktus koledokus → ikterus kolestatik

- paling sering penyebab hiperbilirubinemiapaling sering penyebab hiperbilirubinemia regurgitasi

- karena peradangan, tumor, batu dan sikatriks

(26)

Petunjuk klinis pada

pemeriksaan laboratorium

pemeriksaan laboratorium

Urobilinogen ( /h i) Bilirubin Klinis (mg/hari)

Urine Feces Urin Indirect (mg/dl) Direct (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) Normal 0 – 4 40 – 280 ( - ) 0,2 – 0,7 0,1 – 0,4 Hepatitis ↓ ↓ ( + ) ↑ ↑ Haemolitik ↑↑ ↑↑ ( - )( ) ↑↑↑↑ ↑↑ Obstruksi ( - ) ( - ) ( + ) ↑ ↑↑

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Wijayanti (23 Th), Jenis Kelamin : Perempuan, alamat : Desa Sidakangen Rt 3 Rw 2 (Pengungsi), korban mengalami shok dan sempat dilarikan ke Puskesmas Kalibening oleh Tim SAR Gabungan

Diya- lektik dışında ve son ayırımda maddeci yada spiritüalist olarak kabaca ikiye ayrılabilecek metafizik, soyutlaştırı- cı düşünce, hep saltı bulmaya

Suplementasi enzim cairan rumen pada pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan campuran bahan nabati tepung daun lamtorogung pada penelitian ini

Tidak efektifnya pola nafas yang berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator dan posisi bantuan ventilator yang kurang

Berdasarkan sifat fisiknya gelombang menjadi sebagai berikut : a). Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah getarnya tegak lurus arah rambat. Gelombang Longituddinal,

(1) Sosialisasi peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b, untuk pembinaan daerah tertinggal terentaskan dilakukan oleh Menteri kepada

Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan (p &lt; 0,05) antara sikap dengan praktik mahasiswa, hal tersebut dapat diartikan

1 Siklus hidup Attacus atlas dari telur sampai imago 3 2 Diagram alir identifikasi bakteri Gram positif 8 3 Diagram alir identifikasi bakteri Gram negatif 9 4 Koloni bakteri