• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji DESKRIPSI SINGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji DESKRIPSI SINGKAT"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 1

DESKRIPSI SINGKAT

Permasalahan utama yang dihadapi oleh pelayanan kesehatan jamaah haji adalah masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Kualitas kesehatan pada program ini sangat dirasakan oleh jamaah haji indonesia dan tergambar dalam survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Untuk itu, perlu diupayakan suatu pelayanan kesehatan yang bermutu, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.

Tenaga Kesehatan merupakan sumber daya manusia kesehatan yang pada satu sisi adalah unsur penunjang utama dalam pelayanan kesehatan, pada sisi lain, ternyata kondisinya saat ini masih jauh dari kurang, baik pada kuantitas maupun kualitasnya. Disini perlu perhatian pemerintah pada peningkatan dan pemberdayaan SDM Kesehatan secara profesional. Utamanya dalam pembentukan Sikap dan Perilaku Profesional SDM Kesehatannya melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Disamping itu, masalah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah mengenai SDM Kesehatan ini adalah kurang efisien, efektif, dan profesionaliesme dalam menanggulangi permasalahan kesehatan. Masih lemahnya kemampuan SDM Kesehatan dalam membuat perencanaan pelayanan kesehatan serta sikap perilaku mereka dalam mengantisipasi permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Yang mana dapat dilihat dengan masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, masih adanya praktik KKN, serta masih lemahnya tingkat pengawasan terhadap kinerja aparatur pelayanan publik dalam pelayanan kesehatan

(2)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 2

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum:

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan etika pelayanan kesehatan haji

Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah sesi ini selesai, peserta dapat:

1. Menjelaskan prinsip dasar etika pelayanan kesehatan haji 2. Menerapkan etika pelayanan kesehatan haji yang benar

(3)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 3

POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK

BAHASAN

1. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PELAYANAN

KESEHATAN HAJI A. Etika dan Moralitas B. Prinsip Etika

2. PENERAPAN ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI A. Etika terhadap diri sendiri

B. Etika terhadap sesama petugas C. Etika terhadap jamaah haji 3. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA

A. Etika dan Moralitas B. Prinsip Etika

4. PENERAPAN ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI A. Etika terhadap diri sendiri

B. Etika terhadap sesama petugas C. Etika terhadap jamaah haji

(4)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 4

BAHAN BELAJAR

1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 25 tahun 2013 tentang Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji.

2. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 2407/Menkes/Per/XII/2011 tentang Pelayanan Kesehatan Haji.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

(5)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 5

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

PEMBELAJARAN

Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini.

Pengkondisian dan Apersepsi

Langkah1: Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.

Langkah 2: Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Langkah 3: Fasilitator melakukan apersepsi tentang Etika TKHI. Fasilitator memberikan apresiasi positif kepada peserta.

Langkah 4:Melakukan leading story dengan menceritakan seorang TKHI yang mengalami kesulitan dalam bertugas karena tidak memahami Etika TKHI. POKOK

BAHASAN 1

Tenaga Kesehatan Haji Indonesia

Langkah 1 : Membahas sub pokok bahasan 1 tentang dengan Etika dan Moralitas menggunakan metode ceramah tanya jawab dan brain storming.

(6)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 6

sudah tepat, dan memperbaiki atau meluruskan hasil brain storming yang masih belum tepat.

POKOK BAHASAN 2

Tugas TKHI

Langkah 1 : Membahas sub pokok bahasan 1, tentang etika TKHI terhadap diri sendiri.

Langkah 2 : Membahas sub pokok bahasan 2, tentang etika terhadap sesama petugas TKHI.

Langkah 3 : Membahas sub pokok bahasan, tentang etika terhadap Jamaah Haji.

Menutup Proses Pembelajaran

Langkah 1 : Meminta peserta menanyakan hal-hal yang kurang jelas sebelum menutup proses pembelajaran

Langkah 2 : Melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan untuk dijawab peserta. Langkah 3 : Merangkum seluruh pokok bahasan dengan cara

membandingkan seluruh tujuan pembelajaran khusus dengan hasil pokok bahasan.

Langkah 4 : Menutup acara proses pembelajaran dengan memberikan apresiasi pada peserta dan mendo’akan agar peserta dapat bertugas dengan sebaik-baiknya

(7)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 7

URAIAN MATERI

Sikap dan Perilaku seseorang dibatasi oleh Hukum dan Moral. Hukum membatasi sisi lahiriahnya, sedangkan moral membatasi sisi sikap batiniahnya. Disamping itu, sikap dan perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh EI (Emotional Intelligence) atau Kecerdasan emosional orang itu sendiri. Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya saat menghadapi situasi atau masalah yang menyenangkan maupun menyakitkan.

Daniel Goleman (1995), dalam bukunya ? Emotional Intellegence: Why it can matter more than IQ?, menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa seseorang. Agar EI seseorang dapat tercapai dengan optimal, maka Daniel Goleman membagi EI dalam 5 (lima) tahapan bidang kompetensi yang harus dikuasai seseorang. Bidang kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

Kemampuan untuk mengindentifikasi atau mengenal emosi dirinya sendiri serta memahami hubungan antara emosi, pikiran dan tindakan, Kemampuan untuk mengelola emosi, ini berarti, bahwa seseorang harus dapat mengatur perasaannya agar perasaannya tersebut dapat terungkap dengan baik dan benar, Kemampuan untuk memotivasi diri dengan sikap optimis dan berpikir positif, dan Kemampuan untuk membaca dan mengenal emosi orang lain (empati), 5). Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain. Bidang kompetensi tersebut dapat merupakan bentuk keterampilan yang sangat mendukung keberhasilan seorang Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Menurut Arief Rachman, dalam makalahnya (Surabaya, Hyatt Hotel, 19-22/05/06). Makna Nilai-Nilai moral dan Etika bagi

(8)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 8

Profesional Kesehatan menyatakan bahwa untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat, seseorang Tenaga Kesehatan harus mempunyai 7 (tujuh) kompetensi andalan, pertama yaitu Manajemen diri sendiri.

Manajemen diri sendiri yang perlu dimiliki oleh setiap petugas kesehatan haji adalah keinginan untuk berprestasi, keterampilan hubungan antar manusia, keterampilan melayani, keterampilan Teknis Profesionalisme, keterampilan manajerial, dan ,mempunyai wawasan berpikir global.

Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam memberikan pelayanan publik, antara lain: Pekerjaan (work it self), Pengakuan (recognition), Prestasi (achievement), Tanggung jawab (responsibility), Gaji (salary), Status dan Fasilitas.

Pengembangan (advancement) merupakan pengembangan watak dari seseorang yang perlu diperhatikan, antara lain: Fleksibel, keterbukaan, ketegasan, berencana, percaya diri, toleransi, disiplin, berani ambil resiko, punya orientasi masa depan dalam menyelesaikan tugasnya dan bertaqwa.

Semua hal di atas diharapkan terdapat dalam diri seorang petugas tim kesehatan haji Indonesia.

(9)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 9

POKOK BAHASAN

Kita pernah mendengar keluhan dari Jemaah haji tentang buruknya praktek pelayanan yang diberikan petugas kloter khususnya tenaga kesehatan kepada. Makin banyaknya pengaduan Jemaah Haji dan pihak-pihak yang berinteraksi dengan petugas TKHI terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan, hal ini ditunjang dengan data dari Badan Pusat Statistik yang menunjukkan terdapat penurunan tingkat kepuasan Jemaah haji terhadap pelayanan yaitu sebesar -2,59 dari tahun 2012 ke 2013. Suatu saat akan ada berita yang mengupas buruknya pelayanan kesehatan haji dan kesalahan medik yang diberikan oleh para Tenaga Kesehatan, dimana hal tersebut sampai-sampai tidak bisa diterima oleh Profesi Tenaga Kesehatan tersebut, kejadian tersebut tidak bisa lepas begitu saja dari sikap dan perilaku tenaga kesehatan itu sendiri. Tenaga Kesehatan Haji yang merupakan tenaga profesional, seyogyanya selalu menerapkan etika dalam sebagian besar aktifitas sehari-hari. Etika yang merupakan suatu norma perilaku atau biasa disebut dengan asas moral, sebaiknya selalu dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat kelompok manusia. Etika yang berlaku dimasyarakat modern saat ini adalah Etika Terapan (applied ethics) yang biasanya menyangkut suatu profesi, dimana didalamnya membicarakan tentang pertanyaan-pertanyaan etis dari suatu individu yang terlibat. Sehingga pada masing-masing profesi telah dibentuk suatu tatanan yang dinamakan kode etik profesi.

Perilaku ini memang agak sulit menanganinya, kecuali kesadaran sendiri masing-masing Tenaga Kesehatan dalam menerapkan, mengaplikasikan, menghayati, memahami, kode etik profesinya. Karena, etika profesi lebih bersifat moral.

(10)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 10

Etika Profesi dan Hukum Profesi Kesehatan masing-masing mempunyai tingkatan masalah terhadap sikap dan perilaku tenaga kesehatan yang berbeda-beda, yaitu Perilaku yang dilakukan telah sesuai, baik terhadap Etika dan Hukum Profesi Kesehatan. Perilaku yang dilakukan berlawanan, baik terhadap Etika dan Hukum Profesi Kesehatan, Perilaku yang dilakukan bertentangan dengan Etika, tetapi sesuai dengan Hukum Profesi Kesehatan, Perilaku yang dilakukan bertentangan dengan hukum tetapi sesuai dengan Etika. Dari sini Tenaga Kesehatan harus mencermati, dan mensikapi dengan baik setiap tindakan yang hendak diberikan kepada pelanggan/ pengguna jasa.

Sesuai ulasan diatas, maka dalam memberikan pelayanan yang berkualitas atau pelayanan kesehatan yang prima terhadap masyarakat, seperti halnya pemberian pelayanan publik lainnya, dibutuhkan sikap dan perilaku yang handal dan profesional bagi seluruh SDM-nya. Sikap tersebut seharusnya dimulai dari jajaran yang paling atas, tingkat pimpinan yang tertinggi, sampai pada lapisan terbawah, atau petugas lapangan. Seorang pimpinan, seyogyanya mau meluangkan waktunya, tenaganya dan dananya untuk mempraktekkan apa yang pernah diucapkan.

Pelayanan Kesehatan yang profesional yang tanggap atas kebutuhan masyarakat atas pelayanan kesehatan yang baik dan benar, terlepas dari besar kecilnya organisasi/institusi yang ada, sangat membutuhkan SDM Kesehatan yang mempunyai sikap dan perilaku sebagai berikut:

Memperlakukan user/pelanggan sebagai mitra, mampu menciptakan strategi pelayanan yang baik dan benar sesuai dengan profesi dan kompetensinya, menghargai keluhan pelanggan dengan kebaikan, simpati dan pemecahan masalah, memperlakukan setiap pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan khusus, lakukan Informed Consent secara ikhlas, laksanakan tindakan Rekam Medik secara lege artis, sesuai dengan ketentuan

(11)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 11

mata pelanggan memandang kepuasan yang didapat, paham, mengerti, dan mampu melaksanakan seni pelayanan pelanggan yang berkualitas sesuai dengan Etika dan Hukum yang berlaku. Menetapkan sasaran-sasaran kualitas pelayanan dan penghargaan yang akan diberikan, mau terjun langsung ke lapangan dan melihat apa yang terjadi, bersikap sabar dan tidak mudah puas dengan hasil yang didapat, mau mendengar dan mensikapi terhadap gagasan yang timbul terhadap pelayanan yang berkualitas.

ETIKA DAN MORALITAS

A. Pengertian Etika dan Moralitas

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti kebiasaan atau watak. Dalam bahasa Perancis etiquette

(etiket) berarti kebiasaan, cara bergaul, berperilaku yang baik. Jadi etika merupakan pola perilaku pergaulan seseorang atau suatu organisasi.

Moralitas atau moral berasal dari bahasa Latin mos (mores) yang berarti cara hidup atau kebiasaan. Secara harafiah, moral memilki arti yang sama dengan etika. Tapi dalam praktik sehari-hari. Moral atau dalam bahasa Inggris morale

dapat diartikan semangat atau dorongan batin dalam diri seseorang untuk melakukan maupun tidak melakukan sesuatu. Moral ini dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh seseorang atau organisasi tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk sehingga dapat membedakan mana yang patut atau tidak patut dilakukan.

Perbedaan antara etika dan moralitas adalah dari sistem nilainya. Moralitas cenderung merujuk nilai-nilai yang diyakini dari dalam diri seseorang atau organisasi, sedangkan etika

(12)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 12

mengaitkan nilai-nilai yang diyakini itu dengan interaksi terhadap lingkungan

B. Konsep Etika dan Moralitas

Etika pada dasarnya merujuk kepada dua hal:

1. Etika berkenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai-nilai yang dianut oleh manusia beserta pembenarannya. Etika merupakan cabang ilmu filsafat. 2. Etika merupakan nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang

mengatur tingkah laku manusia.

Moral, dalam pengertian umum menekankan pada karakter dan sifat-sifat individu yang khusus diluar ketaatan dan peraturan. Moral merujuk pada tingkah laku yang bersifat spontan, misalnya kasih, kemurahan hati, kebesaran jiwa dan sebagainya. Moralitas berfokus pada hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang abstrak dan bebas.

Berdasarkan kedua pandangan tersebut jelas perbedaan kedua istilah tersebut. Etika dipandang sebagai suatu sistem nilai apa yang baik dan buruk bagi manusia dan masyarakat. Sedangkan moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai sejauh mana seseorang memilki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-prinsip etika moral.

Prinsip-Prinsip Etika

Enam prinsip yang mendasari etika adalah: 3. Keindahan (beauty) 4. Persamaan (equality) 5. Kebaikan (goodness) 6. Keadilan (justice) 7. Kebebasan (liberty) 8. Kebenaran (truth)

(13)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 13

Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut juga dengan etika biomedis.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang. Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik.

Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.

(14)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 14

Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh

Institude for the Study of Society, Ethics and Life

Sciences, Hasting Center, New York pada tahun 1969.

Kini terdapat berbagai isu etika biomedik. C. Prinsip-prinsip Dasar Bioetika

Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang disebut spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, antara lain:

1. Beneficence

Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien.

Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan

dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu:

 Mengutamakan Alturisme (menolong dengan sukarela dan tanpa tekanan).

 Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter.

 Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya.

(15)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 15

 Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan.

 Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan.

 Memberi suatu resep.

2. Non-malficence

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno First, do

no harm (Yang Utama, tidak menimbulkan cedera) tetap

berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:

 Menolong pasien emergensi

 Mengobati pasien yang luka

 Tidak membunuh pasien

 Tidak memandang pasien sebagai objek

 Melindungi pasien dari serangan

 Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

 Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

 Tidak melakukan White Collar Crime (kejahatan profesi)

3. Justice

Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

 Memberlakukan segala sesuatu secara universal.

 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan.

(16)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 16

 Menghargai hak hukum pasien.

4. Autonomy

Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri:

 Menghargai hak menentukan nasib sendiri.

 Berterus terang menghargai privasi.

 Menjaga rahasia pasien.

 Melaksanakan Informed Consent.

Prinsip Etika Kedokteran di atas juga diterapkan pada pelayanan kesehatan haji.

(17)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 17

POKOK BAHASAN

Etika petugas kesehatan haji ini diadopsi dari etika pegawai negeri sipil. Karena pada dasarnya seorang petugas haji adalah pegawai negara yang ditetapkan jabatannya oleh surat keputusan menteri kesehatan sebagai pejabat negara.

1. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah.

2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan Republik Indonesia.

3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab. 4. Menyimpan rahasia jabatan.

Kewajiban Bagi Petugas kesehatan haji

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah;

2. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri atau pihak lain;

3. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah, dan Petugas kesehatan haji;

4. Mengangkat sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya;

6. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik yang langsung menyangkut tugas kedinasan maupun yang berlaku secara umum;

7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penagabdian, kesadaran, dan tanggungjawab;

(18)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 18

8. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;

9. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan;

10. Segera melakukan rujukan kepada institusi yang lebih berkompeten apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan kesehatan Jemaah haji;

11. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;

12. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

13. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing;

14. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya;

15. Berpakaian rapi, sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun kepada masyarakat, sesama Petugas haji, dan terhadap atasannya;

16. Hormat menghormati antara sesama petugas haji dan kepada jemaah haji;

17. Menjadi teladan sebagai warganegara yang baik dalam masyarakat;

18. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku;

19. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang; Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan.

Sedangkan larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap Petugas Kesehatan Haji adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat negara, pemerintah, atau petugas kesehatan haji; 2. Menyalahgunakan wewenangnya;

3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara asing;

4. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik negara;

(19)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 19

kehormatan atau martabat petugas kesehatan haji, kecuali untuk kepentingan jabatan;

6. Bertindak dan bertingkah laku yang bertentangan dengan norma dan etika Negara tempat bertugas atau bertentangan dengan syariat Islam.

7. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya, sehingga mengakibatkan kerugian bagi Jemaah haji /pihak yang dilayani;

8. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain.

Selanjutnya ditegaskan dalam ketentuan tersebut bahwa setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan petugas kesehatan haji yang melanggar ketentuan mengenai kewajiban dan larangan tersebut, dianggap sebagai pelanggaran disiplin.

SUB POKOK BAHASAN 1

A. Etika Petugas Kesehatan Haji Terhadap Diri Sendiri

1) Meningkatkan kompetensi sebagai petugas haji dengan mengikuti pelatihan yang dipersyaratkan serta pelatihan TKHI kompetensi dan integrasi

2) Melaksanakan Peran sebagai Petugas TKHI 3) Melaksanakan Tugas-tugas sebagai TKHI 4) Menerapkan akhlak dan perilaku mulia

5) Memakai pakaian seragam yang sopan dan sesuai dengan syariat Islam

6) Menjaga kesehatan pribadi

7) Mempersiapkan keluarga agar tetap sejahtera selama ditinggal bertugas.

(20)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 20

B. Etika Petugas Kesehatan Haji Terhadap Sesama Petugas 1) Memperlakukan sesama petugas dengan baik

sebagaimana dirinya ingin diperlakukan

2) Bekerja sama dengan baik dengan sesama petugas TKHI 3) Bekerja sama dengan baik dengan petugas TPHI dan

TPIHI

4) Bekerja sama dengan baik dengan petugas non kloter seperti petugas di sektor, BPHI dan petugas lainnya.

5) Menerapkan sopan santun dan akhlak mulia pada saat berinteraksi dan bekerja sama

C. Etika Petugas Kesehatan Haji Terhadap Jemaah Haji Indonesia

1) Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya

2) Menerapkan sopan santun dan akhlak mulia pada saat berinteraksi dan memberi pelayanan kepada jemaah haji. 3) Mengutamakan tugasnya dalam melayani jemaah daripada

(21)

Modul Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 21

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2013 Tentang Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji;

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2407/Menkes/Per/XII/2011 tentang Pelayanan Kesehatan Haji;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Referensi

Dokumen terkait