STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS XI TENTANG AKSES FILM PORNO DAN DAMPAKNYA DI SMA NEGERI 2
BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
INTAN AYU FRANCISCAWATY 1112047
PROGRAM STUDI (D-3)KEBIDANAN STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA 2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Remaja Kelas XI Tentang Akses Film Porno dan Dampaknya di SMA Negeri 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta”.
Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Hardjo,dr.,M.Kes, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M. Keb, selaku Ketua Program Studi D-3 Kebidanan di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
3. Elvika Fit Ari Shanty, S.ST.,M. Kes, selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.
4. Wenny Savitri ,S.Kep.,Ns.,MNS, selaku dosen penguji karya tulis ilmiah yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengkoreksi, dan memberikan masukan serta saran terhadap penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Kedua Orang Tua, dan Kakak, yang selalu memberikan dukungan do’a dan semangat pada penulis selama penyusunan laporan penelitian.
6. Teman-teman mahasiswa angkatan 2012 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah bersedia membantu dan memberikan nasihat serta dorongan pada penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita semua, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya.Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat demi semua pihak, baik dimasa kini maupun masa yang akan datang bagi pembaca umumnya dan tenaga kesehatan khususnya.
Yogyakarta, Agustus 2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i LEMBAR PERSETUJUAN... iiHALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
INTISARI ... xiii ABSTRACT ... xiv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjauan Teori ... 7 1. Pengetahuan ... 7 2. Remaja ... 11 3. Pornografi ... 14 B. Kerangka Teori ... 25 C. Kerangka Konsep ... 26 D. Pertanyaan Peneliti ... 26
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 27
A. Desain Penelitian ... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 27
C. Populasi ... 27
D. Metode Sampling dan Sampel Penelitian... 28
E. Definisi Oprasional Variabel ... 29
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 30
G. Validitas dan Reliabilitas ... 32
H. ... Analisa Data ... 33
I. ... Metode Pengolahan Data ... 33
J. ... Etika Penelitian ... 35
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A. ... Hasil Penelitian ... 37
B. ... Pembahasan ... 41
C. ... Keterbatasan Penelitian ... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
A. ... Kesimpulan... 44
B. ... Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Definisi Operasional ... 29 Tabel 2. Kisi-kisi Pengetahuan Remaja Kelas XI Tentang Mengakses
FilmPornografi ... 31 Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur ... 38 Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan
tentang tingkat pengetahuan remaja tentang akses film
porno dan dampaknya ... 38 Tebel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang
pengertian pornografi ... 39 Tabel 6. Distribusi frekuansi responden berdasarkan pengetahuan tentang
media informasi pornografi ... 40 Tabel 7. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori ... 25 Gambar 2. Kerangka Konsep ... 26
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Lembar Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 4. Kuesioner Pengetahuan Remaja Kelas XI Tentang Akses Film Porno dan Dampaknya di SMA N 2 Banguntapan Bantul
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Hasil Penelitian dan Olah Data
Lampiran 7. Surat Ijin Studi Pendahuluan SMA N 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta
Lampiran 8. Surat Ijin Studi Pendahuluan Ka. Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Bantul
Lampiran 9. Surat Ijin Studi Pendahuluan Ka. BAPPEDA Kabupaten Bantul Lampiran 10. Surat Ijin Validitas SMA N 1 Sewon Bantul Yogyakarta
Lampiran 11. Surat Ijin Validitas Ka. Kantor Kesatuan Bangsa Kab. Bantul Lampiran 12. Surat Ijin Validitas Ka. BAPEDA Kab. Bantul
Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian SMA N 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian Ka. Kantor Kesatuan Bangsa Kab. Bantul Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian Ka. BAPEDA Kab Bantul
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS XI TENTANG AKSES FILM PORNO DAN DAMPAKNYA DI SMA NEGERI 2
BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA
INTISARI
Intan Ayu Franciscawaty1.Elvika Fit Ari Shanty2
Latar Belakang: Pusat studi kriminologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
menemukan 26,35% dari 846 peristiwa pernikahan telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah dimana 50% diantaranya menyebabkan kehamilan. Salah satu faktor yang mendorong remaja melakukan seksual pranikah adalah pornografi, remaja yang mempunyai pengalaman pernah membaca buku porno sebanyak 92,7%, menonton film porno 86,2%, melalui video porno 89,1% dan melalui internet 87,1%. Sedangkan menurut survey pornografi dapat menyebabkan dorongan seksual tinggi pada laki-laki sebesar 50,9% dan pada perempuan sebesar 5,1%.
Tujuan: Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja kelas XI tentang akses film pornodan
dampaknya di SMA N 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta.
Metode: Metode penelitian ini Deskriptif Kuantitatif. Populasi pada penelitian ini remaja
kelas XI dengan jumlah 219 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner tertutup dan analisis dataUnivariat.
Hasil: Pengetahuan remaja tentang pengertian pornografi sebagian besar dalam kategori baik (48,%),Pengetahuan remaja tentang media informasi film pornografi pada remaja sebagian besar dalam kategori cukup (48,9%), Pengetahuan remaja tentang dampak film porno sebagian besar dalam kategori cukup (63,3%).
Simpulan : Tingkat pengetahuan pada siswa kelas XI tentang akses film porno dan
dampaknya paling banyak dalam kategori cukup yaitu 57,6% di SMA N 2 Banguntapan Bantul.
Kata Kunci :Pengetahuan, remaja, akses film porno dan dampaknya
1
Mahasiswa STIKES A.Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiv
THE KNOWLEDGE LEVEL OF XI GRADE STUDENTS ABOUT PORNOGRAPHY ACCESSING AND CRASH IN SMA NEGERI 2
BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA
ABSTRACT
IntanAyu Fransiscawaty1, Elvika Fit Ari Shanty2
Background of study: Criminology studies center of Indonesia Islamic University
reported that 846 marriage, 26.35% of them have sexual intercourse before marriage, and 50% cause pregnancy. One of factor to stimulate teenager to have sexual intercourse before marriage is pornography, it is stated that 92.7% have read porn books. 86.2% have watched porn movies, 89.1% have watched porn videos, 87.1% accessed it from internet.
Objective of study: This study aims to describe about knowledge level of XI grade
students about pornography accessing and crash in SMA N 2 Banguntapan Bantul.
Research Method: this study uses qualitative descriptive method. the population of this
study are 219 students of XI grade in SMA N 2 Banguntapan as respondent. To collect the data, the writer uses close questionnaire. To analyze the data, uses univariate analysis.
Result Study: The knowledge level about pornography definition mostly is in good
category as 48%, most of knowledge level of porn information media is in good category as 48.9%, and the knowledge level of the impact of pornography is in adequate category as 63.3%.
Conclusion: the knowledge level on XI grade students about ponography accessing and
crash is mostly in adequate category, which is 57.6% in SMA N 2 Banguntapan Bantul.
Keywords: knowledge, teenage, pornography accessing and crash
1Student of STIKES A.Yani Yogyakarta
2
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1 BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar BelakangBerdasarkan survey dari Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di indonesia tahun 2007 menunjukkan, 97% dari responden pernah menonton film porno, 93,7% pernah ciuman, peeting, dan oral seks, serta 62,7% remaja yang duduk di bangku SMP pernah berhubungan intim,dan 21.2 % siswi SMU pernah menggurkan kandungan. Ini sangatlah berbenturan dengan budaya kita yang menjadi sandaran norma dan aturan dalam interaksi manusia. (Depkes RI, 2009).
Dari hasil survei kesehatan reproduksi remaja, remaja Indonesia pertama kali pacaran pada usia 12 tahun. Perilaku pacaran remaja juga semakin permisif yakni sebanyak 92% remaja berpegangan tangan saat pacaran, 82% berciuman, 63% rabaan petting. Perilaku-perilaku tersebut kemudian memicu remaja melakukan hubungan seksual (KPAI, 2012). Pusat studi kriminologi Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta menemukan 26,35% dari 846 peristiwa pernikahan telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah dimana 50% diantaranya menyebabkan kehamilan (Soetjiningsih, 2010).
Berdasarkan survei BKKBN (2011), di Indonesia 63 juta jiwa remaja berusia 10-24 tahun berperilaku tidak sehat yaitu berhubungan seks pranikah. Kasus aborsi dikalangan remaja, diperoleh 2,6 juta jiwa pertahun dan dari jumlah 27% atau 70.000 kalangan remaja melakukan aborsi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
Faktor yang memungkinkan berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah paparan pornografi yang tidak ada batasnya. Perkembangan teknologi dan arus globalisasi memudahkan remaja melakukan akses informasi pornografi melalui berbagai media massa. Remaja telah menempatkan media massa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai keinginan dan kebutuhan seksual remaja (Brown, 2003) dalam (Wibowo, 2004).
Tayangan media massa baik cetak maupun elektronik yang menonjolkan aspek pornografi diyakinkan sangat erat hubungannya dengan meningkatnya berbagai kasus kekerasan seksual yang terjadi pada remaja. Rangsangan dari media seperti film-film seks (blue film), sinetron, buku bacaan dan majalah bergambar seksi, serta pengamatan secara langsung terhadap perbuatan seksual tidak hanya mengakibatkan imajinasi dan dorongan seksual tetapi juga mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat pada remaja. Remaja yang mempunyai pengalaman pernah membaca buku porno sebanyak 92,7%, menonton film porno sebanyak 86,2%, melalui video porno 89,1% dan melalui internet 87,1% (Wibowo, 2004).
Dampak yang timbul adalah kejadian dalam film yang mendorong dan merangsang kaum remaja untuk mempraktikkan hal yang dilihatnya. Pornografi menyebabkan dorongan seksual tinggi pada laki-laki sebesar 50,9% dan pada perempuan sebesar 5,1%. Remaja laki-laki lebih mudah terpengaruh cyber porn dan memiliki dorongan seksual tinggi dibandingkan remaja perempuan. (Mirani, 2010).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
Perilaku seksual remaja yang dilakukan saat berpacaran terdiri dari berbagai tahapan yaitu berpegangan tangan, berpelukan, cium kering, cium basah,meraba bagian payudara, petting, oral seks dan hubungan badan (sexual intercouse). (Irawati, 1999 dalam Mirani, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 3 Juni 2015, dari hasil wawancara dengan BK (Bimbingan Konseling) di SMA N 2 Banguntapan Bantul belum ada pendidikan khusus untuk kesehatan reproduksi remaja dan pernah ada kejadian hamil diluar nikah beberapa tahun lalu di SMA tersebut. Jumlah siswa kelas XI 214 orang dan hasil wawancara yang dilakukan pada 12 orang (6,074%) siswa siswi kelas XI, 7 siswa mengatakan pernah menonton film blue / pornografi dari internet dan telfon gengam karena mereka penasaran, 2 siswi putri mengatakan tidak pernah menonton film blue / pornografi sedangkan 3 siswi putri lainnya pernah sesekali menonton film porno karena penasaran tapi masih malu-malu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, sehingga peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul ‘Tingkat pengetahuan remaja kelas XI tentang akses film porno dan dampaknya di SMA N 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta’
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : ‘Bagaimana tingkat pengetahuan remaja kelas XI tentang akses film porno dan dampaknyadi SMA N 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta?’
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja kelas XI tentang akses film porno dan dampaknyadi SMA N 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini memiliki tujuan khusus agar diketahui tingkat pengetahuan remaja kelas XI tentang akses film porno dan dampaknyadi SMA N 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta meliputi :
a. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja tentang pengertian pornografi b. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja tentang media informasi
pornografi
c. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja tentang dampak akses film porno
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
D. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis
Hasil ini secara teoritis diharapkan bermanfaat sebagai bahan acuan penelitian lain yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan tentang akses film porno dan dampaknya.
Manfaat Praktisi
1. Bagi Peneliti
Dapat memperoleh hasil penelitian baru tingkat pengetahuan tentang mengakses film pornografi sehingga dapat dijadikan sebagai perbandingan untuk peneliti selanjutnya.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan karya tulis ini dapat menjadi informasi tambahan bagi pembaca, dan instansi sebaiknya dapat menyediakan buku bacaan yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi yang lebih komplit lagi.
3. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dengan adanya informasi dan data yang diperoleh sehingga dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang akses film porno dan dampaknya. Sehingga sekolah dapat mengawasi / memberi penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
E. Keasilian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Nama /judul Metode
penelitian
Hasil penelitian Perbedaan
1 Shella (2010) hubungan antara intensitas cinta dan sikap terhadap pornografi dengan perilaku seksual pada dewasa awal yang berpacaran Desain penelitian metode non eksperimen dengan pendekatan cross sectional Ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pornografi dengan perilaku seksual pada dewasa awal yang berpacaran Waktu,tempat,subyek serta variabel berbeda 2 3 Aprianto (2009) Film pornografi dan gaya hidup remaja di lingkungan XX,Kelurahan Kwala Bekala Medan Arief ( 2013) hubungan antara frekuensi dan durasi terpaan film porno dengan sikap remaja laki-laki terhadap pelecehan seksual Desain penelitian metode Kolerasional dengan pendekatan croos sectional teknik pengambilan sample menggunakan purposive sampling Desain penelitian metode kuantitatif, pengumpulan data menggunakan accidental sampling Terdapat hubungan antara film pornografi terhadap perubahan gaya hidup remaja Terdapat hubungan antara frekuensi dan durasi terpaan film porno dengan sikap remaja laki-laki dterhadap pelecehan seksual Waktu,tempat,subyek serta variabel berbeda
Waktu subyek dan tempat berbeda
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Banguntapan Bantul yang berada di Glondongan, Wirokerten, Banguntapan, Bantul. Sekolah SMA N 2 Banguntapan merupakan sekolah yang bermula dari Sekolah Pendidikan Guru Percobaan yang di selenggarakan oleh Fakultas Sastra Pedadogik dan Filsafah Universitas Gadjah Mada, yang berdiri tanggal 1 September 1952, SMA N 2 Banguntapan memiliki ruangan yang lengkap meliputi 19 ruang Kelas, Bimbingan Konseling (BK), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Putra dan Putri, Tata Usaha (TU), Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Mushola, Perpustakaan, Ruang Komputer, Ruang Musik, Ruang kelas, Ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Ruang Olahraga, Ruang Laboratorium (Biologi, Fisika dan Kimia). Jumlah murid di SMA N 2 Banguntapan Bantul sebanyak 600. Jumlah guru di SMA N 2 Banguntapan Bantul sebanyak 70 orang dan karyawan TU ( Tata Usaha) sebanyak 6 orang.
Lokasi SMA N 2 Banguntapan Bantul memiliki fasilitas wifi cukup bagus untuk mengakses internet bagi siswi, dan media cetak seperti buku kesehatan reproduksi remaja yang terdapat di Perpustakaan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2. Karakteristik Responden
a. Usia
Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini berdasarkan usia yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja berdasarkan Usia, di SMA N 2 Banguntapan
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Usia
16 tahun 81 58,3 17 tahun 58 41,7
Jumlah 139 100
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 139 remaja, mayoritas berusia 16 tahun sebanyak 81 responden (58,3%). Usia 17 tahun sebanyak 58 responden (41,7%).
b. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Akses Film Porno dan Dampaknya Di SMA Negeri 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Akses Film Porno dan Dampaknya Di SMA N 2
Banguntapan Bantul Yogyakarta
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 43 30,9% Cukup 80 57,6% Kurang 16 11,5%
Jumlah 139 100 %
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 139 remaja, mayoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup 80 responden (57,6%), tingkat pengetahuan baik 43 responden (30,9%), tingkat pengetahuan kurang 16 responden (11,5%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3. Analisa Hasil Penelitian
a. Pengetahuan remaja tentang pengertian pornografi
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Pengertian Pornografi di SMA N 2 Banguntapan
Bantul Yogyakarta
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 67 48,2% Cukup 51 36,7% Kurang 21 15,1%
Jumlah 139 100%
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja pengertian pornografi dalam kategori baik sebanyak 67 responden (48,2%),cukup sebanyak 51 responden (36,7%) dan kurang sebanyak 21 responden (15,1%).
b. Pengetahuan remaja tentang media informasi film pornografi
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang media informasi film pornografi di SMA N 2 Banguntapan
Bantul Yogyakarta.
Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)
Baik 44 31,7% Cukup 68 48,9% Kurang 27 19,4%
Jumlah 139 100%
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang media informasi film pornografi mayoritas dalam kategori cukup sebanyak 68 responden (48,9%), baik sebanyak 44 responden (31,7%), dan kurang sebanyak 27 responden (19,4%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
c. Pengetahuan remaja tentang Dampak Film Pornografi
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang Dampak Akses Film Porno di SMA N 2 Banguntapan Bantul
Yogyakarta
Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)
Baik 31 22,3 % Cukup 88 63,3 % Kurang 20 14,4 %
Jumlah 139 100%
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang Dampak film pornografi sebagian besar adalah kategori cukup sebanyak 88 responden (63,3%), baik sebanyak 31 responden (22,3 %), kurang sebanyak 20 responden (14,4%).
B. Pembahasan Penelitian 1. Pengetahuan remaja tentang pengertian pornografi
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa secara keseluruhan pengetahuan remaja tentang pengertian pornografi kelas XI IPA di SMA N 2 Banguntapan Bantul sebagian besar adalah kategori baik sebanyak 67 responden (48,2%). Faktor yang mempengaruhi pengetahuan pada remaja tentang pengertian pornografi pada remaja masuk pada kategori baik yaitu karena sekolah menyediakan fasilitas Wifi yang dapat digunakan siswa untuk mengakses internet dan faktor usia remaja juga yang masih tergolong usia remaja tengah. Menurut Notoatmodjo dalam Ariani (2014) salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup dan sumber informasi dari guru maka akan memiliki pola
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
pikir dan pengalaman yang matang pula. di katakan pengetahuan baik tentang pornografi jika siswa-siswi mampu menjawab pengertian pornografi yaitu penggambaran perilaku erotik dalam buku-buku, gambar, patung, film dan sebagainya yang dapat menimbulkan rangsangan seksual.
2. Pengetahuan remaja tentang media informasi film pornografi
Pengetahuan remaja tentang tentang media informasi film pornografi pada remaja kelas XI IPA di SMA N 2 Banguntapan Bantul sebagian besar adalah kategori cukup sebanyak 68 reponden (48,9%). Adapun yang mempengaruhi pengetahuan remaja SMA N 2 Banguntapan Bantul tentang media informasi film pornografi cukup yaitu sumber informasi yang diberikan dalam lingkungan sekolah dan tenaga kesehatan yang masih kurang memberi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi selain itu responden belum berada pada tahap memahami (comprehension) yang diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut sacara benar. Menurut Riyanto dan Budiman (2013) usia juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Dalam penelitian ini responden memiliki pengetahuan cukup karena kurang tepat menjawab pertanyaan pada soal nomor 6, 7, 8 tentang media informasi film pornografi. Media informasi tentang film pornografi yaitu majalah, surat kabar, film, yang mengandung adegan seks
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
atau menampilkan seseorang berpakaian minim atau seolah-olah tidak berpakaian.
3. Pengetahuan remaja tentang dampak akses film porno
Pengetahuan remaja tentang dampak akses film porno kelas XI IPA di SMA N 2 Banguntapan Bantul sebagian besar adalah kategori cukup sebanyak 88 responden (63,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arief (2013) yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki pengetahuan cukup tentang dampak akses film porno dalam kategori cukup sebesar 43,3%, baik sebesar 36,7% dan kurang sebesar 20%. Adapun yang mempengaruhi pengetahuan siswa tentang dampak film pornografi adalah siswa berada pada tahap tahu (know) kurangnya sumber informasi atau penyuluhan dari pihak sekolah atau tenaga kesehatan sangat mempengaruhi pengetahuan remaja tentang dampak film pornografi dan juga faktor umur juga bisa mempengaruhi remaja masih kurang mengetahui dan paham tentang dampak film porno pada remaja. Menurut Riyanto dan Budiman (2013) informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memilki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik hal itu dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Sebagian responden dalam penelitian ini tidak mampu menjawab soal nomor 11, 17, 18, 21, 27. Dikatakan kategori baik jika responden mampu menjawab tahapan efek paparan yang terjadi pada mereka yang terpapar pornografi dan mengalami efek paparan yaitu meliputi adiksi, eskalasi, desensitisasi dan act out.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
C. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya menggunakan karakteristik berdasarkan usia sehingga tidak dapat melakukan analisa yang spesifik berdasarkan sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan pengalaman.
2. Desain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif, sehingga hanya dapat menggambarkan dalam bentuk angka-angka dan belum mendapatkan hasil yang lebih bermakna seperti penelitian yang bersifat eksperimen.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Pengetahuan remaja tentang pengertian pornografi sebagian besar dalam kategori baik (48,% ) pada kelas XI IPA di SMA N 2 Banguntapan Bantul.
2. Pengetahuan remaja tentang media informasi film pornografi pada remaja sebagian besar dalam kategori cukup (48,9%) pada kelas XI IPA di SMA N 2 Banguntapan Bantul.
3. Pengetahuan remaja tentang dampak akses film porno sebagian besar dalam kategori cukup (63,3%) pada kelas XI IPA di SMA N 2 Banguntapan Bantul.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Diharapkan mahasiswa hendaknya menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan bacaan di perpustakaan guna menambah informasi tentang Kesehatan Reproduksi mengenai tingkat pengetahuan akses film porno dan dampaknya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2. Bagi remaja kelas XI IPA di SMA N 2 Banguntapan Bantul
Diharapkan remaja kelas XI di SMA N 2 Banguntapan Bantul hendaknya lebih aktif mencari informasi melalui media cetak dan elektronik, buku-buku kesehatan atau dengan melakukan konseling dengan petugas kesehatan, sehingga dapat menambah wawasan yang lebih luas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan menambah wawasan bagi peneliti lain dan dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
4. Bagi Tenaga Kesehatan khususnya di Puskesmas Banguntapan I
Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) dengan memberikan konseling tidak hanya mengenai kesehatan reproduksi saja, akan tetapi tentang akses film porno dan dampaknya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Cetakan ke 12. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, S. (2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset
Djubaedah. (2009). Pornografi dan Pornoaksi Ditinjau Dari Hukum Islam. Jakarta : KENCANA
Elizabeth. (2007). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Haryani, Dkk. (2012). Dampak Pornografi Terhadap Perilaku Siswa Dan Upaya Guru Pembimbing Untuk Mengatasinya
Lubis. (2013). Psikologi Kespro. Jakarta : Kencana Predana Media Group
Manuaba, dkk. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Mulyani. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pacaran pada siswa SMU X Dan MAN Y Kabupaten Sidran Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012. Program Studi S1 Ekstensi Kesehatan Masyarakat . Universitas Indonesia
Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Puspa. (2010). Hubungan Antara Intensitas Cinta Dan Sikap Terhadap Pornografi Dengan Perilaku Seksual Pada Dewasa Awal Yang Berpacaran
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Simamora. (2009). Studi Kolerasi Mengenai Pengaruh Film Pornografi Terhadap Gaya Hidup Remaja Di Lingkungan XX Kelurahan Kwaka Sekala Medan
Saifudin. (2010). Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya, Edisi Kedua. Pustaka Pelajar Offset
Santrock. (2008). Remaja ( Terjemahan). Jilid 2 edisi 11, Jakarta : Erlangga
Undang-Undang R.1 Nomor 44 Tahun 2008 Tentang PORNOGRAFI
Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Widyastuti dkk. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya