BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Eksperimen dilakukan dengan cara membandingkan kesukaan hasil dari pembuatan brownies dengan menggunakan tepung terigu dan tepung beras. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen (eksperimental research). Studi eksperimen adalah sebuah penelitian investigasi dengan kondisi yang terkendali, di mana satu atau lebih variabel dapat dimanipulasi untuk melakukan uji hipotesis. Dengan kata lain, studi eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat (Gay & Diehl, 1996: 382). Dengan melakukan penelitian ini, akan diketahui sebab akibat yang akan terjadi apabila membuat brownies dengan tepung yang berbeda. Eksperimen dilakukan di rumah pribadi penulis.
Dalam pelaksanaannya, penulis mengumpulkan data dengan cara membagikan kuisioner kepada panelis yang dilakukan secara personal. Dengan metode tersebut, penulis terjun langsung ke lapangan dengan membagikan 2 macam brownies yang berbeda serta membagikan kuisioner yang berisi pertanyaan mengenai kesukaan terhadap rasa, tekstur, warna, dan aroma. Dengan kuisioner ini, penulis dapat mengetahui yang mana yang lebih disukai oleh panelis.
Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu brownies itu sendiri & informasi yang didapat dari kuisioner hanya akan dikumpulkan pada waktu tertentu atau disebut juga studi satu tahap (One Shot Study).
Tabel 3.1 Desain Penelitian
No Desain Penelitian Metode yang digunakan
1 Tujuan studi Studi eksplorasi
2 Tipe hubungan antar variabel Sebab-Akibat 3 Lingkungan (study setting) Eksperimen laboratorium
(Laboratory Experiment) 4 Horizon waktu Studi satu tahap (One shot study)
3.2 Operasional Penelitian Variabel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer dan juga sekunder. Menurut Mudrajad Kuncoro (2003) pegumpulan data primer merupakan bagian integral dari proses penelitian bisnis dan ekonomi yang sering kali diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan. Data primer dapat didefinisikan sebagai data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli untuk tujuan tertentu. Dan data sekunder menurut Mudrajad Kuncoro (2003) adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti dapat mencari data
sekunder ini memalui sumber data sekunder. Sumber data sekunder semakin banyak jumlahnya, dan tidak terbatas pada lembaga pemerintah saja.
Table 3.2 Variabel Penelitian dan Sumber Data
Variabel Penelitian Sumber Data
Teknik pembuatan brownies Data sekunder dari buku “Professional Baking 4th Edition, Wayne Gisslen” Komposisi tepung Data sekunder dari buku “How Baking
Works 2nd Edition, Paula Figoni” Cita rasa dari brownies Data primer dari penyebaran kuisioner
Aroma dari brownies Data primer dari penyebaran kuisioner Tekstur dari brownies Data primer dari penyebaran kuisioner Warna dari brownies Data primer dari penyebaran kuisioner
3.3. Waktu dan Tempat penelitian
3.3.1. Waktu
Jadwal penelitian tugas akhir dilakukan dari bulan februari 2013 hingga juni 2013.
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
NO Kegiatan
Waktu Penelitian
Feb Maret April Mei Juni
1 Persiapan 2 Analisa data 3 Eksperimen data 4 Penyusunan buku 5 Percetakan 3.3.2. Tempat
a. Pembuatan percobaan kue brownies dilakukan di rumah pribadi yang bertempat di:
Alamat: Karang tengah, Ciledug, Tangerang
Telp: 021 7305660
b. Uji organoleptik di lakukan di kampus Bina Nusantara yang bertempat di:
Telp : +62.21 534 5830 - +62.21 535 0660
Fax : 021 5300244
3.4. Uji Kesukaan
Menurut Betty D. Sofiah dan Tjutju S. Achyar (2008) pengujian organoleptik mempunyai macam-macam cara. Cara-cara pengujian itu dapat digolongkan dalam beberapa kelompok. Cara pengujian yang paling populer adalah kelompok pengujian pembedaan (difference tests) dan kelompok pengujian pemilihan (prefernce tests). Disamping kedua kelompok pengujian itu, dikenal juga pengujian scalar dan pengujian deskripsi. Jika kedua pengujian yang pertama banyak digunakan dalam penelitian, analisis proses, dan penilaian hasil akhir, maka dua kelompok pengujian terakhir banyak digunakan dalam pengawasan mutu (quality control).
Suatu hal yang sangat penting dalam pengujian, terutama dalam hal pengujian pemilihan dan scalar, dalah contoh pembanding. Jika contoh pembanding diberikan, yang perlu diperhatikan bahwa yang terutama dijadikan faktor pembanding adalah satu atau lebih sifat sensorik dari bahan pembanding itu. Karena itu, sifat lain yang tidak dijadikan faktor pembanding harus diusahakan sama dengan contoh yang diujikan. Hal ini penting agar panelis tahu sensorik apa yang diujikan dan tidak terjadi kekeliruan atau salah faham.
Disamping penilaian perbedaan sifat sensorik, terdapat tipe pengujian untuk menilai intensitas sifat sensorik atau intensitas mutu secara keseluruhan.
Untuk melakukan penilaian terhadap intensitas sifat sensorik suatu bahan tidaklah terlalu sulit, hanya saja penilaian mutu itu sifatnya lebih kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh para panelis yang pengetahuannya tentang bahan yang dinilai luas, berpengalaman, dan telah lama mengenal komoditi yang dinilai tersebut.
Penulis memakai uji kesukaan untuk mengetahui tingkat kesukaan pada brownies tepung terigu dan brownies tepung beras. Uji kesukaan Menurut Betty D. Sofiah dan Tjutju S. Achyar (2008) juga di sebut uji hedonik. Dalam uji ini, panelis diminta tanggapan pribadinya tentang kesukaan dan tidak kesukaan beserta tingkatannya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “suka”, dapat mempunyai skala hedonik seperti: amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka, kurang suka, tidak suka, sangat tidak suka, amat sangat tidak suka. Diantara agak suka dan kurang suka kadang-kadang ada tanggapan yang disebut sebagai netral.
Dalam penganalisian skala hedonik ditransformasikan menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis statistik. Dengan adanya skala numerik secara tidak langsung uji hedonik dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Oleh sebab itu, uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau produk pengembangan secara organoleptik. Jika uji pembedaan banyak digunakan dalam program pengembangan hasil-hasil baru atau bahan mentah, maka uji hedonik banyak digunakan untuk menilai hasil akhir produksi.
3.4.1. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah rumusan penelitian, oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif, tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
3.4.2. Uji Hipotesis
Menurut Mudrajad Kuncoro (2003), uji hipotesis merupakan bagian yang sangat penting di dalam penelitian. Bagian ini menentukan apakah penelitian yang harus dilakukan cukup ilmiah atau tidak. Untuk melakukan uji hipotesis peneliti harus menentukan sampel, mengukur instrumen, desain dan mengikuti prosedur yang akan menuntun dalam pencarian data yang
diperlukan. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa melalui prosedur analisis yang benar, sehingga peneliti dapa melihat validitas dari hipotesis.
- Hipotesis 1
H0: Tidak ada kesukaan terhadap cita rasa brownies dengan menggunakan tepung beras.
H1: Ada kesukaan terhadap cita rasa brownies dengan menggunakan tepung beras.
- Hipotesis 2
H0: Tidak ada kesukaan terhadap aroma brownies dengan menggunakan tepung beras.
H1: Ada kesukaan terhadap aroma brownies dengan menggunakan tepung beras.
- Hipotesis 3
H0: Tidak ada kesukaan terhadap tekstur brownies dengan menggunakan tepung beras.
H1: Ada kesukaan terhadap tekstur brownies dengan menggunakan tepung beras.
H0: Tidak ada kesukaan terhadap warna brownies dengan menggunakan tepung beras.
H1: Ada kesukaan terhadap warna brownies dengan menggunakan tepung beras.
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Misalnya akan melakukan penelitian di perusahaan X, maka perusahaan X ini merupakan populasi. Perusahaan X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi perusahaan X juga mempunyai karateristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerja, disiplin kerjanya, kepemimpinnya, iklim organisasinya, dan lain-lain. Dan juga mempunyai karateristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang, produk dan jasa yang dihasilkan dan lain-lain.yang terakhir berarti populasi dalam arti karateristik.
Satu orang dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karateristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya, dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karateristik yang dimiliki presiden Y.
Sampel menurut Sugiyono (2008) adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Populasi yang dipakai di uji kesukaan disebut juga panelis. Dalam penelitian ini, penulis memakai panelis tidak terlatih yang populasinya adalah mahasiswa Hotel Management Bina Nusantara dengan jumlah panelis 80 orang.
Sample penelitian:
Tabel 3.4 Sampel Kuisioner
Aspek Penilaian Brownies A Brownies B
Rasa
Aroma
Warna
3.6. Alat Ukur Penelitian
Alat ukur penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012) metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongrit, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode konfirmatif, karena metode ini cocok digunakan untuk pembuktian atau konfirmasi.
3.7. Uji Validitas dan Uji Reabilitas
Menurut Sugiyono (2012) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjad pada objek penelitian.
Menurut Sugiyono (2012) suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama, atau
sekelompok data bila dipecah menjadi duamenunjukan data yang tidak berbeda
3.8. Teknik Analisa
Pada umumnya, bahan utama brownies salah satunya adalah tepung terigu, namun dalam penelitian ini, penulis mengganti bahan utama tepung terigu menjadi tepung beras. Dalam penelitian ini, akan diuji tingkat kesukaan pada Brownies dengan menggunakan tepung terigu dan Brownies menggunakan tepung beras dari segi rasa, warna, tekstur, dan aroma. Dan setelah itu akan ditarik kesimpulannya
3.9. Paired Sample T-test
Menurut I Gusti Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2012) Uji t atau t-test adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui dan membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara kebetulan.
Menurut sugyono (2004) hal ini dapat dibuktian dengan rumus T-test:
t-test = r √ n-k / r √ 1-r²
keterangan:
t-test = koefisien t-test
r = koefisien kolerasi
n = jumlah data
3.10. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang didapat adalah berdasarkan kuisioner. Pengumpulan data penelitian ini adalah dalam bentuk pertanyaan, penulis akan membuat beberapa pertanyaan dalam bentuk kuisioner. Metode ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca & menjawab pertanyaan yang sudah diberikan. Dalam penelitian ini, penulis melakukan kuisioner secara personal, yaitu dengan memberikan kuisioner antar responden yang relatif berdekatan / sekitar penulis.
3.11. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data yaitu dengan kuisioner. Dalam kuisioner tersebut, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan untuk pengumpulan data. Dalam penelitian ini, penulis melakukan kuisioner secara personal, yaitu dengan memberikan kuisioner antar responden yang relatif berdekatan / sekitar penulis. Menurut I
Gusti Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2012) pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data (primer) untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupaan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah. Pada umumnya, data yang dikumpulkan dan digunakan, kecuali untuk keperluan eksploratif, juga harus menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang dkumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Validitas dari data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualiatas dari pengambil data adalah peneliti yang benar-benar mempelajari bidang yang diteliti.