• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Lengkap I tikaf Ramadhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Lengkap I tikaf Ramadhan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)PPaanndduuaann LLeennggkkaapp II’’ttiikkaaff RRaam maaddhhaann. Panduan Lengkap I’tikaf Ramadhan — Muhammad Abduh Tuasikal —. I’tikaf dari segi bahasa berarti menetap pada sesuatu. Adapun secara syar’i, i’tikaf berarti menetap di masjid dengan tata cara khusus disertai dengan niat. [1] Dalil-dalil mengenai I’tikaf Ibnul Mundzir mengatakan, “Para ulama sepakat bahwa i’tikaf itu sunnah, bukan wajib, kecuali jika seseorang mewajibkan bagi dirinya bernadzar untuk melaksanakan i’tikaf.” [2] Dari Abu Hurairah, ia berkata, ً#3ْ َ َ1ِ&' ْ ِ َََ ْ ‫َ ِِ ا‬/ِ ُ0 ‫ِى‬.

(2) ‫  آَنَ ا ْ

(3) َمُ ا‬,ََ ، ٍ‫'&َةَ أَ م‬ ْ َ َ‫َ"َن‬#َ‫آَنَ ا

(4) ِ –  ا  و – َ َُِْ ِ آُ! ر‬ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf selama dua puluh hari”. [3] Waktu i’tikaf yang lebih afdhol adalah pada akhir-akhir ramadhan (10 hari terakhir Bulan Ramadhan) sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata, ِ7ِ<ْ َ= 1 ْ ِ# ُُ:‫َََ أَ ْزوَا‬ ْ ‫ُ ا‬9 ، ُ 

(5) ‫ُ ا‬7 َ3َ8  َ6 َ‫َ"َن‬#َ‫ ر‬1 ْ ِ# َ&ِ4‫َوَا‬5‫'&َ ا‬ ْ َ

(6) ْ ‫أَن ا

(7) ِ –  ا  و – آَنَ َ َُِْ ا‬ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.” [4] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 hari terakhir Bulan Ramadhan, dengan tujuan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan duniawi, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdo’a, dan banyak berdzikir ketika itu. [5]. I’tikaf Harus Dilakukan di Masjid Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala, ِ<ِ:َCَ,

(8) ْ ‫ ا‬Bِ َ‫ن‬3ُAِ‫ وَأَ ْ@ُ ْ َآ‬1ُ‫ُ َ?ِ&ُوه‬8 َ

(9) َ‫و‬ “(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka sedang kamu beri’tikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187) I’tikaf di dalam masjid juga dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun istri-istri beliau, sama sekali tidak pernah dilakukan di rumah.. 1. simomot.com | Aneka Info dari Rumah Si Momot.

(10) PPaanndduuaann LLeennggkkaapp II’’ttiikkaaff RRaam maaddhhaann. Ibnu Hajarrahimahullah berkata, “Para ulama sepakat bahwa disyaratkan melakukan i’tikaf di masjid.” [6] Wanita pun boleh melakukan i’tikaf sebagaimana laki-laki. I’tikaf tidak sah jika dilakukan selain di masjid.[7] I’tikaf Boleh Dilakukan di Masjid Mana Saja Menurut mayoritas ulama, i’tikaf disyari’atkan di semua masjid karena keumuman firman Allah di atas (yang artinya) “Sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”. [8] Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya berkata, “I’tikaf pada 10 hari terakhir Ramdhan, dan i’tikaf di seluruh masjid.” Ibnu Hajar menyatakan, “Ayat tersebut (Al Baqarah ayat 187) menyebutkan disyaratkannya masjid, tanpa dikhususkan masjid tertentu”[9].[10] Para ulama memang berselisih pendapat mengenai masjid yang dimaksud. Apakah masjid di mana biasa dijalankan shalat jama’ah lima waktu[11], ataukah masjid jaami’ yang biasa digunakan untuk shalat jum’at? Imam Malik mengatakan, i’tikaf boleh dilakukan di masjid mana saja (asal ditegakkan shalat lima waktu di sana—pen), karena keumuman firman Allah Ta’ala, ِ<ِ:َCَ,

(11) ْ ‫ ا‬Bِ َ‫ن‬3ُAِ‫وَأَ ْ@ُ ْ َآ‬ “sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”. (QS. Al Baqarah: 187). Ini juga menjadi pendapat Imam Asy Syafi’I rahimahullah, namun dengan menambahkan syarat yaitu masjid itu juga menjadi tempat untuk shalat Jum’at.[12] Tujuannya adalah agar ketika pelaksanaan shalat Jum’at, orang yang beri’tikaf tidak perlu keluar dari masjid. Bagaimana dengan masjid yang biasa untuk shalat jama’ah? Ibnu Qudamah berkata, “Shalat jama’ah itu wajib (bagi laki-laki). Jika seorang laki-laki yang hendak melaksanakan i’tikaf tak berdiam di masjid yang tidak ditegakkan shalat jama’ah, maka bisa terjadi dua dampak negatif: (1) meninggalkan shalat jama’ah yang hukumnya wajib, dan (2) terus-menerus keluar dari tempat i’tikaf, padahal hal seperti ini bisa saja dihindari. Jika semacam ini yang terjadi, maka ini sama saja tidak i’tikaf. Padahal maksud i’tikaf adalah menetap dalam rangka melaksanakan ibadah kepada Allah.”[13] Wanita Boleh Beri’tikaf Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri beliau untuk beri’tikaf. ‘Aisyahradhiyallahu ‘anha berkata, – َ‫َل‬0 – ِِ َََ ْ ‫ِى ا‬.

(12) ‫ََ@َُ ا‬# َ!َ4َ‫َ<َاةَ د‬G

(13) ْ ‫ وَإِذَا َ  ا‬، َ‫َ"َن‬#َ‫لُ ا

(14)  ِ –  ا  و – َ َُِْ ِ آُ! ر‬3َُ‫آَنَ ر‬ ُJَ'ِKَ ُْ َ@َ‫ذ‬Iْ َ ْ َ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada Bulan Ramadhan. Apabila selesai shalat shubuh, beliau masuk ke tempat khusus i’tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta izin untuk bisa melakukan I’tikaf bersama beliau, maka beliau pun mengizinkannya.”[14]. 2. simomot.com | Aneka Info dari Rumah Si Momot.

(15) PPaanndduuaann LLeennggkkaapp II’’ttiikkaaff RRaam maaddhhaann. Dari ‘Aisyah, ia berkata, ِ7ِ<ْ َ= 1 ْ ِ# ُُ:‫َََ أَ ْزوَا‬ ْ ‫ُ ا‬9 ، ُ 

(16) ‫ُ ا‬7 َ3َ8  َ6 َ‫َ"َن‬#َ‫ ر‬1 ْ ِ# َ&ِ4‫َوَا‬5‫'&َ ا‬ ْ َ

(17) ْ ‫أَن ا

(18) ِ –  ا  و – آَنَ َ َُِْ ا‬ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan hingga wafatnya, kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.” [15] Namun wanita boleh beri’tikaf di masjid asalkan memenuhi 2 syarat: (1) Meminta izin suami (2) Tidak menimbulkan fitnah (godaan bagi laki-laki) sehingga wanita yang i’tikaf harus benarbenar menutup aurat dengan sempurna dan juga tidak memakai wewangian.[16] Lama Waktu Berdiam di Masjid Para ulama sepakat, tidak ada batasan waktu maksimal melakukan i’tikaf. Namun mereka berselisih pendapat berapa waktu minimal untuk dikatakan sudah beri’tikaf. [17] Bagi ulama yang mensyaratkan i’tikaf harus disertai puasa, waktu minimalnya adalah sehari. Ulama lainnya mengatakan, dibolehkan kurang dari sehari, namun tetap disyaratkan berpuasa. Imam Malik mensyaratkan minimal 10 hari. Imam Malik juga memiliki pendapat lainnya, minimal 1-2 hari. Sedangkan bagi ulama yang tidak mensyaratkan puasa, maka waktu minimal dikatakan telah beri’tikaf adalah selama ia sudah berdiam di masjid dan di sini tanpa dipersyaratkan harus duduk. [18] Yang tepat dalam masalah ini adalah i’tikaf tidak dipersyaratkan untuk puasa, hanya disunnahkan [19]. Menurut mayoritas ulama, i’tikaf tidak ada batasan waktu minimalnya, artinya boleh cuma sesaat di malam atau pada siang hari.[20] Al Mardawi rahimahullah mengatakan, “Waktu minimal dikatakan i’tikaf pada i’tikaf yang sunnah atau i’tikaf yang mutlak[21] adalah selama disebut berdiam di masjid (walaupun hanya sesaat).”[22] Yang Membatalkan I’tikaf • •. Keluar masjid tanpa alasan syar’I, dan tanpa ada kebutuhan yang mubah yang mendesak. Jima’ (bersetubuh) dengan istri (berdasarkan Surat Al Baqarah ayat 187). Ibnul Mundzir telah menukil adanya ijma’ (kesepakatan ulama) bahwa yang dimaksud mubasyaroh dalam Surat Al Baqarah ayat 187 adalah jima’ (hubungan intim)[23].. Yang Dibolehkan saat I’tikaf •. 3. Keluar masjid karena ada hajat yang mesti ditunaikan, seperti keluar untuk makan, minum, dan hajat lain yang tidak bisa dilakukan di dalam masjid.. simomot.com | Aneka Info dari Rumah Si Momot.

(19) PPaanndduuaann LLeennggkkaapp II’’ttiikkaaff RRaam maaddhhaann. • • • •. Melakukan hal-hal mubah seperti mengantar orang yang mengunjunginya sampai pintu masjid atau bercakap-cakap dengan orang lain. Istri mengunjungi suami yang beri’tikaf dan berdua-duaan dengannya. Mandi dan berwudhu di masjid. Membawa kasur untuk tidur di masjid.. Mulai masuk dan keluar masjid untuk I’tikaf Jika ingin beri’tikaf selama 10 hari terakhir Bulan Ramadhan, maka seseorang yang beri’tikaf mulai memasuki masjid setelah shalat shubuh pada hari ke-21, dan keluar setelah shalat shubuh pada hari ‘Idul Fitri menuju lapangan. Hal ini dijelaskan dalam hadits ‘Aisyah, di mana ia berkata, – َ‫َل‬0 – ِِ َََ ْ ‫ِى ا‬.

(20) ‫ََ@َُ ا‬# َ!َ4َ‫َ<َاةَ د‬G

(21) ْ ‫ وَإِذَا َ  ا‬، َ‫َ"َن‬#َ‫لُ ا

(22)  ِ –  ا  و – َ َُِْ ِ آُ! ر‬3َُ‫آَنَ ر‬ ُJَ'ِKَ ُْ َ@َ‫ذ‬Iْ َ ْ َ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan. Apabila selesai shalat shubuh, beliau masuk ke tempat khusus i’tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta izin untuk bisa beri’tikaf bersama beliau, maka beliau mengizinkannya.” [24] Namun para ulama madzhab menganjurkan untuk memasuki masjid menjelang matahari tenggelam pada hari ke-20 Ramadhan. Mereka mengatakan, yang namanya 10 hari terakhir yang dimaksudkan adalah jumlah bilangan malam, sehingga seharusnya dimulai dari awal malam. Adab I’tikaf Hendaknya ketika beri’tikaf, seseorang menyibukkan diri dengan melakukan berbagao ketaatan seperti berdo’a, dzikir, bershalawat kepada Nabi, mengkaji Al Qur’an, dan mengkaji hadits. Dan dimakruhkan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.[25] Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Referensi: [1] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/1699. [2] Al Mughni, 4/456. [3] HR. Bukhari no. 2044. [4] HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172. [5] Latho-if Al Ma’arif, hal. 338 [6] Fathul Bari, 4/271. [7] Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/13775. [8] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/151. [9] Fathul Bari, 4/271. [10] Adapun hadits marfu’ dari Hudzaifah yang mengatakan, ”Tidak ada i’tikaf kecuali pada tiga masjid yaitu masjidil harom, masjid nabawi dan masjidil aqsho”; perlu diketahui, hadits ini masih. 4. simomot.com | Aneka Info dari Rumah Si Momot.

(23) PPaanndduuaann LLeennggkkaapp II’’ttiikkaaff RRaam maaddhhaann. diperselisihkan statusnya, apakah marfu’ (sabda Nabi) atau mauquf (perkataan sahabat). (Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/151). Jika melihat perkataan Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah, beliau lebih memilih bahwa hadits tersebut hanyalah perkataan Hudzaifah ibnul Yaman. Lihat Fathul Bari, 4/272. [11] Walaupun namanya beraneka ragam di tempat kita, baik dengan sebutan masjid, musholla, langgar, maka itu dinamakan masjid menurut istilah para ulama selama diadakan shalat jama’ah lima waktu di sana untuk kaum muslimin. Ini berarti jika itu musholla rumahan yang bukan tempat ditegakkan shalat lima waktu bagi kaum muslimin lainnya, maka ini tidak masuk dalam istilah masjid. Sedangkan dinamakan masjid Jaami’ jika ditegakkan shalat Jum’at di sana. Lihat penjelasan tentang masjid di Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/13754. [12] Lihat Al Mughni, 4/462. [13] Al Mugni, 4/461. [14] HR. Bukhari no. 2041. [15] HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172. [16] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/151-152. [17] Lihat Fathul Bari, 4/272. [18] Idem. [19] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/153. [20] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/154. [21] I’tikaf mutlak, maksudnya adalah i’tikaf tanpa disebutkan syarat berapa lama. [22] Al Inshof, 6/17. [23] Fathul Bari, 4/272. [24] HR. Bukhari no. 2041. [25] Lihat pembahasan I’tikaf di Shahih Fiqh Sunnah, 2/150-158.. Sumber: muslim.or.id Muhammad Abduh Tuasikal adalah Pimpinan Redaksi muslim.or.id dan pengasuh rumaysho.com; alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta (2003-2005); S1 Teknik Kimia UGM (20022007); S2 Chemical Engineering (Spesialis Polymer Engineering); King Saud University, Riyadh, KSA (2010-2013). Muhammad Abduh Tuasikal merupakan murid Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsriy, Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir Al Barrak, Syaikh Sholih bin 'Abdullah bin Hamad Al 'Ushoimi dan ulama lainnya. Muhammad Abduh Tuasikal juga penulis di Majalah Kesehatan Muslim dan Pengusaha Muslim. Dia juga mengasuh beberapa situs lain, seperti remajaIslam.com, ruwaifi.com, dan polymerblog.com.. 5. simomot.com | Aneka Info dari Rumah Si Momot.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

I‟tikaf merupakan ibadah yang sangat dianjurkan terlebih lagi di bulan Ramadhan, baik hanya sekedar I‟tikaf saja maupun diiringi dengan ibadah-ibadah lain, seperti shalat

Beliau bersabda, ‘Ayahmu adalah Hudzafah.’ Kemudian Rasulullah (saw) berkali-kali bersabda agar mereka bertanya kepada beliau (saw) apa-apa yang mereka inginkan,

Bagaimanakah gambaran derajat keparahan ruptur perineum dengan melihat faktor berat lahir bayi pada primipara dan multipara..

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril Alaihissallam

Masyarakat desa Jorong memberikan pandangan kepada program Siaran Berita Islami Masa Kini dan berpendapat yang berbeda Hal ini berdasarkan hasil survey sementara

Apabila bernadzar di masjid-masjid lain, maka tidak ada keharusan untuk dilakukan di masjid-masjid tersebut, tetapi boleh dilakukan di salah satu dari tiga

Apabila bernadzar di masjid-masjid lain, maka tidak ada keharusan untuk dilakukan di masjid-masjid tersebut, tetapi boleh dilakukan di salah satu dari tiga

Segera setelah Hadhrat Abu Ubaidah (ra) menerima surat Hadhrat ‘Umar (ra) ini, beliau mengutus sepuluh pemimpin pasukan ke Fihl, yang mana di antara mereka yang