• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya jumlah penduduk di Indonesia namun sempitnya lapangan kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya jumlah penduduk di Indonesia namun sempitnya lapangan kerja"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang, disetiap tahunnya jumlah angka kemiskinan dan Penganggurannya meningkat. Hal tersebut dikarenakan dampak dari banyaknya jumlah penduduk di Indonesia namun sempitnya lapangan kerja yang ada sehingga meningkatnya tingkat pengangguran di Indonesia . Ditemukan pada Indayani & Hartono, (2020) berdasarkan badan statistic di Indonesia, permasalahan negara Indonesia yang merupakan negara berkembang yaitu angka pengangguran yang sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah tenaga kerja namun tidak diiringi oleh penambahan lapangan kerja juga.

Indonesia memiliki penduduk sebanyak 267,7 juta jiwa. Pada perekonomiannya Indonesia berfondasi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal ini ditemukan pada Purwanto, (2020) bahwa di dapatkan data yang berasal dari departemen koperasi Indonesia bahwa prosentase penyerapan tenaga kerja pada UMKM di Indonesia pada bulan september 2020 sebesar 97% dari total tenaga kerja nasional. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa UMKM sangat berpengaruh kepada perekonomian di Indonesia , dan dengan membuat usaha berarti seseorang membuka lapangan kerja untuk orang lain. Menurut Carsrud dan Brannback (2011:340) dalam jurnal Santoso & Oetomo, (2016) menyatakan bahwa usaha kecil merupakan merupakan mesin penggerak perekonomian pada suatu negara.

(2)

2

Didapatkan dalam penelitian Aqmala et al., (2020) dari hasil wawancara penulis yang diperoleh dari Mahasiswa Program Studi Manajemen menunjukkan bahwa kurangnya minat untuk melakukan wirausaha karena adanya faktor-faktor tertentu antara lain mahasiswa belum menemukan pentingnya manfaat berwirausaha dan menjadi pengusaha, sehingga mahasiswa lebih mengutamakan mencari pengalaman kerja dan berupaya untuk menjadi karyawan saja karena lebih pasti

Pada penelitian Ustha, (2018) ditemukan bahwa setelah lulus Pendidikan, mahasiswa cenderung memilih untuk menjadi karyawan daripada membuat usaha sendiri. Maka dari itu salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan pengangguran itu dengan cara membentuk pemikiran mahasiswa untuk berani mengambil resiko untuk menjadi seorang wirausahwan dan sebisa mungkin tidak bekerja dengan orang lain dengan menciptakan lapangan kerja baik untuknya dan orang lain.

Menurut Wilson (2007:75) dalam jurnal Santy et al., (2017) berpendapat bahwa wirausaha membutuhkan waktu dengan perencanaan yang cukup besar sehingga seseorang harus memiliki tingkat keinginan yang tinggi dalam berwirausaha. Maka dapat dikatakan bahwa untuk membuat suatu usaha diperlukannya waktu pada proses perencanaannya, karena pada proses perencanaannya harus dilakukan secara rinci. Hal tersebut membutuhkan intensi, keinginan serta komitmen yang besar agar dapat menciptakan suatu usaha melalui perencanaan tersebut.

(3)

3

Menurut Santoso & Handoyo, (2019) Niat seseorang yang diimbangi dengan keyakinan terhadap dirinya akan berdampak baik terhadap lahirnya wirausaha baru. Intensi berwirausaha sangat penting untuk diketahui, karena dengan mengetahui intensi dapat dijadikan acuan seseorang dalam membuat keputusan, dan mengambil resiko dalam berwirausaha. Intensi berwirausaha dapat dijadikan sebagai ramalan di kemudian hari apakah seseorang akan melakukan sesuatu atau tidak, karena hal tersebut dipengaruhi seberaba besar niat atau intensi seseorang dalam melakukan suatu hal tersebut.

Didukung oleh Azjen (1991:26) dalam jurnal Tsordia & Papadimitriou, (2019) menjelaskan bahwa dengan mempertimbangkan ketepatan pada intensi dan presepsi seseorang terhadap pengendalian perilakunya, maka perilaku seseorang yang akan datang dapat diprediksi. Karena orang tersebut memiliki niat atau intensi pada berwirausaha. Apabila niat atau intensi tersebut sangat besar, kemungkinan untuk seseorang berwirausaha juga sangatlah besar. Hal tersebut dapat didukung oleh pendapat moriano (2011:97) dalam jurnal erick, (2020) intensi berwirausaha merupakan suatu keadaan pada pikiran sadar seseorang yang mendahului Tindakan dan mengarahkan perhatiannya pada wirausaha dengan memulai suatu bisnis dan menjadi seorang wirausaha.

Maka dari hal tersebut dapat diketahui bahwa intensi berwirausaha sangat penting untuk diketahui. Karena dari intensi apabila diarahkan dengan benar maka keberanian dan keinginan seseorang dalam membuat suatu usaha akan semakin tinggi. Terdapat banyak hal yang mempengaruhi intensi seseorang dalam berwirausaha, Jhonson &Steward dalam jurnal Wiyanto, (2014) menyatakan bahwa

(4)

4

terdapat banyak faktor yang mempengaruhi intensi seseorang dalam berwirausaha. faktor faktor tersebut meliputi faktor internal, eksternal, dan kontekstual. Jonson menjelaskan bahwa faktor internal itu timbul dari diri sendiri mulai dari karakter atau sifat, kemudian faktor dari demografi baik jenis kelamin, umur , dan latar belakang dari seseorang. Sedangkan pada faktor eksternal Jhonson menjelaskan bahwa faktor eksternal yaitu faktor yang timbul akibat unsur dari lingkungan sekitar dari individu tersebut.

Ditemukan pula menurut Asfiah, (2020) latar belakang dari seorang wirausahawan dapat dipengaruhi oleh keluarga, serta teman, pemimpin maupun ulama dan guru atau penasehat. Sehingga lingkungan sekitar menjadi pendukung yang kuat apabila seseorang mau berwirausaha atau tidak. Menurut Ozdenvd (2008:80) pada buku Uçak, (2019) menjelaskan bahwa terdapat beberapa prespektif yang mempengaruhi intensi berwirausaha seseorang yang pertama adalah prespektif individual, prespektif yang dipengaruhi lingkungannya, dan prespektif perusahaan. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa banyak sekali hal yang mempengaruhi intensi berwirausaha yang dimiliki seseorang.

Dalam jurnal Maharyani,(2013) East mengatakan bahwa theory planned behavior merupakan suatu alat pengukur atau pemrediksi terbentuknya intensi seseorang dalam berwirausaha. sehingga terdapat 3 faktor yang mempengaruhi terbentuknya intensi seseorang dalam berwirausaha Ramdhani (2016) menjelaskan ketiga faktor tersebut adalah attitude towards behavior, subjective norm, serta perceived behavioral control.

(5)

5

Perceived behavioral control atau Kontrol perilaku yang dimiliki seseorang adalah presepsi dari seseorang mengenai mudah atau susahnya dalam mewujudkan sesuatu perilaku tertentu. Terdapat beberapa perilaku kontrol yang dikemukakan oleh para ilmuan. Salah satunya adalah rotter dalam buku Friedman & Schustack, (2016) locus of control merupakan keyakinan dari seseorang yang berlaku relative secara stabil dalam segala sesuatu. Namun terdapat konsep lain yang masih terbentuk atas dasar unsur control perilaku, yaitu Self-efficacy. Menurut Bandura, (1997) Self-efficacy merupakan keyakinan dari suatu individu yang mengacu pada keyakinan individu tersebut dalam kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan Tindakan yang diperlukan sehingga menghasilkan pencapaian yang bagus. pada penelitian ini, peneliti memilih subjectif norm dan Self-efficacy sebagai variable penelitian.

Dalam terbentuknya intensi berwirausaha seseorang Self-efficacy memiliki pengaruh, hal tersebut sejalan dengan penjelasan Mujiati (2003:86) dalam Sugiantari & Suasana, (2016) Self-efficacy dapat digunakan sebagai penentu keberhasilan suatu individu yang dilandaskan oleh adanya rasa takut yang timbul dalam dirinya sendiri saat memulai suatu usaha. Dan rasa takut yang timbul akibat kemungkinan terjadinya kerugian yang bisa saja terjadi dikemudian harinya. Dapat dikatakan bahwa Self-efficacy dapat mempengaruhi terbentuknya intensi berwirausaha.

Menurut Barbosa (2014) apabila keyakinan individu sangat kuat maka semakin besar pula kemungkinan akan terwujudnya tujuan individu tersebut tercapai karena individu tersebut secara sadar maupun tidak, ia akan memberikan

(6)

6

segenap tenaganya serta pikiran secara berkesinambungan dalam mencapai tujuannya. Serta menurut jones (2016:449) dalam Natali & Budiono,(2019) bahwa Self-efficacy dapat digunakan sebagai bagian dari seseorang pada kemampuannya untuk mengorganisasikan dan berperilaku yang dapat menuntun seseorang tersebut pada kesuksesannya.

Peneliti memilih Self-efficacy sebagai variable yang mempengaruhi intensi berwirausaha, Karena berdasarkan menurut Locke dalam jurnal Hartono & Puspitowati, (2019) keyakinan seseorang atas kemampuannya dalam mencapai tujuan atau tugas dan keinginannya sehingga menghasilkan perubahan yang positif. Apabila Self-efficacy pada diri seseorang tinggi maka semakin kuat komitmen mereka dalam melakukan sesuatu. Sehingga dari hal tersebut terdapat kemungkinan pada Self-efficacy dalam mempengaruhi intensi berwirausaha seseorang.

Selain Self-efficacy yang merupakan salah satu bentuk dari perceived behavioral control terdapat subjective norm yang dapat mempengaruhi entrepreneurial intention pada seseorang . Menurut Paicheler (1976:78) dalam Kurjono & Setiawan , (2020) subjectif norm membentuk sikap suatu individu serta mengarahkan tindakan individu tersebut pada Tindakan yang dapat diterima secara social. Sementara itu menurut Kreitner dan Kinicki (2001:105) dalam jurnal Handaru et al.,(2014) menjelaskan bahwa subjectif norm adalah cara seseorang menerima tekanan sosial dalam upaya menampilkan suatu perilaku yang spesifik. Dalam penelitian ini peneliti memilih norma subjektif sebagai variabel independen yang mempengaruhi intensi berwirausaha. hal tersebut dikarnakan subjectif norm dapat mempengaruhi intensi seseorang dalam berwirausaha. Menurut Leo (2013:98)

(7)

7

dalam jurnal Juliana, (2017) menyatakan bahwa subjectif norm dapat digunakan sebagai evaluasi suatu individu terhadap tekanan sosial yang memiliki pengaruh terhadap individu tersebut akan melakukan atau tidak suatu Tindakan.

Kota malang merupakan kota pendidikan yang memiliki banyak fasilitas pendidikan yang baik. Salah satunya adalah kampus Universitas Muhammadiyah Malang merupakan universitas yang berakreditasi A. Salah satu fakultas yang ada di Muhammadiyah adalah fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan ke 4 prodi yang dimiliki adalah Manajemen, Akuntansi, Ekonomi pembangunan. Pada kelima Prodi tersebut mahasiswa di bentuk pemikirannya agar setelah menjadi sarjana untuk membuat usahanya sendiri. Hal tersebut ditemukan pada Website FEB Universitas Muhammadiyah Malang (2018), dan berdasarkan misi dari fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu Menghasilkan lulusan berdaya saing nasional maupun regional ASEAN yang berjiwa entrepreneur Islami. Khusus nya pada Prodi Manajemen, pada Prodi Manajemen diharapkan mahasiswa menjadi lulusan yang dapat memimpin suatu perusahaan. Baik menjadi seorang manajer maupun menjadi pemilik usahanya sendiri sehingga dapat membantu untuk membuka lapangan pekerjaan dan menanggulangi tingginya tingkat pengangguran di Indonesia yang akan mempengaruhi perekonomian Indonesia.

Tabel 1.1 Data Mahasiswa Manajemen

Kelas A B C D E F G H I J

Jumlah Mahasiswa

50 47 48 46 43 44 51 43 44 41 Sumber: Data dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(8)

8

Berikut merupakan data jumlah mahasiswa universitas Muhammadiyah malang prodi manajemen Angkatan 2017 yang masih aktif pada tahun ajaran 2021. Pada penelitian ini mahasiswa program studi menjadi dipilih menjadi objek penelitian karena mayoritas Angkatan 2017 merupakan Angkatan semester akhir. dengan mengetahui intensi berwirausaha mereka maka dapat diprediksikan kedepannya setelah lulus dari universitas Muhammadiyah apakah mereka akan memutuskan untuk menjadi wirausahawan atau bekerja menjadi seorang pegawai.

B. Rumusan Masalah Penelitian.

Dari penulisan yang dijelaskan pada latar belakang masalah, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah subjective norm berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan pada mahasiswa Prodi Manajemen , Universitas Muhammadiyah Malang? 2. Apakah Self-efficacy berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan pada

mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang? C. Tujuan Penelitian.

Dari penulisan diatas yang dijelaskan pada latar belakang masalah, maka tujuan penelitian pada di penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh subjective norm terhadap intensi kewirausahaan pada mahasiswa universitas Muhammadiyah Malang 2. Untuk mengetahui pengaruh Self-efficacy terhadap intensi kewirausahaan

(9)

9 D. Batasan Penelitian

Untuk menghindari terjadinya penyebarluasan masalah serta penelitian lebih terarah, maka peneliti membuat beberapa batasan masalah sebagai berikut:

1. Sample yang digunakan adalah mahasiswa manajemen Angkatan 2017 yang masih aktif pada tahun ajaran 2021-2021

2. Responden mengetahui tentang kewirausahaan dan sudah mengampu mata kuliah kewirausahaan.

E. Manfaat Penelitian.

1. Manfaat Teoritis.

Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai sarana dalam penerapan ilmu pengetahuan yang didapat dari kuliah tentang apa saja yang mempengaruhi intensi pada seseorang untuk berwirausaha, serta dapat digunakan sebagai pengetahuan di dalam sebuah praktek kajian manajemen, khususnya pada bidang sumber daya manusia. Dan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan di bidang sumber daya manusia. 2. Manfaat Praktis.

Dari hasil penelitian ini diharapkan agar memberikan manfaat kepada mahasiswa yang berupa informasi mengenai terhadap intensi kewirausahaan pada mahasiswa di Kota Malang. Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi intensi kewirausahaan pada seseorang di penelitian ini peneliti mengambil norma subjektif dan Self-efficacy sebagai variable bebasnya sehingga kedepannya penelitian ini bisa digunakan sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya. Dan pada penelitian selanjutnya

(10)

10

diharapkan bisa melengkapi maupun membenarkan penelitian yang dilakukan saat ini.

Gambar

Tabel 1.1 Data Mahasiswa Manajemen

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hewan invertebrata terdapat pula yang bereproduksi secara seksual yang tidak selalu terjadi pembuahan, dan kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini yaitu mengetahui besarnya penurunan muka tanah wilayah Semarang menggunakan metode survey GPS dan identifikasi faktor - faktor

2) Ketahanan nasional adalan kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi setiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hipotesis penulis dalam penelitian ini adalah penulis mampu merencanakan, melaksanakan, dan menilai

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM KUMPULAN CERPEN MILANA KARYA BERNARD BATUBARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA SMA KELAS XI

Beban berat pemerintah dapat terkurangi, memutus mata rantai birokrasi pemerintah ketika akan mendistribusikan bantuan, karena biasanya setiap Lembaga Amil Zakat mempunyai

Hal ini dikarenakan pada tahun 2013 selain menyusun dan mensahkan regulasi, pedoman, standarobat tradisional untuk menyesuaikan kondisi terkini,juga menyusun kajian ilmiah

Tesis ini berjudul Program Pelatihan Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus UntukMeningkatkan Penerimaan dan Pengasuhan Anaknya yang Bersekolah di SLB Negeri Metro