• Tidak ada hasil yang ditemukan

AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

• Sebagai Paham Keagamaan, Ahmadiyah adalah paham yang memandang Mirza Ghulam Ahmad, yang lahir di

Kota Qodian, India, 1835 M, adalah imam mahdi, al-masih al-mau’ud, nabi, dan rasul (meskipun tidak membawa syariat baru)

• Sebagai Gerakan Keagamaan, Ahmadiyah adalah

organisasi/gerakan yang diberi nama Jemaat Ahmadiyah, yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di Qodian,

India, pada tahun 1889 M.

AHMADIYAH SEBAGAI

(3)

• Setelah Mirza Ghulam Ahmad wafat pada tahun 1908 M,

kepemimpinan Ahmadiyah dilanjutkan oleh Hadrat Hafiz Hakim Nuruddin selaku Khalifah I (1908-1914).

• Setelah Khalifah I wafat, Ahmadiyah terpecah dua, satu berpusat di Qodian (disebut Ahmadiyah Qodiani) dan satu lagi berpusat di

Lahore (disebut Ahmadiyah Lahore).

• Paham dan pendirian kedua Ahmadiyah tersebut adalah sama, kecuali bahwa Ahmadiyah Lahore tidak mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi dan Rasul, melainkan hanya sebagai

pembaharu atas Islam (mujaddid).

(4)

Para penganut Ahmadiyah di Indonesia berhimpun dalam dua organisasi, yaitu:

1. Para pengikut Jemaat Ahmadiyah Lahore yang tergabung dalam organisasi bernama Gerakan

Ahmadiyah Indonesia (GAI), yang memandang Mirza Ghulam Ahmad sebagai mujaddid.

2. Para pengikut Jemaat Ahmadiyah Qodian yang tergabung dalam organisasi bernama Jemaat

Ahmadiyah Indonesia (JAI), yang memandang Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi dan Rasul.

(5)

Jema’at Ahmadiyah Indonesia (JAI) telah terdaftar sebagai Badan Hukum di Departemen Kehakiman dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No JA/23/13, tanggal 13-3-1953 (Tambahan Berita Negara No 26 tanggal 31-3-1953).

Masalah : yang terdaftar itu badan hukumnya bukan aliran atau paham keagamaannya. Ada kerancuan dalam menyamakan Jemaat Ahmadiyah

Indonesia sebagai badan hukum dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia sebagai kumpulan orang-orang yang menganut suatu aliran dan paham keagamaan. Penganut Ahmadiyah mengaku paham mereka resmi

JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI)

(6)

Paham yang dikembangkan oleh Ahmadiyah Qodian menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam

Musyawarah Nasional II tanggal 11-17 Rajab 1400 H/ 26 Mei - 1 Juni 1980 M, adalah jama’ah di luar Islam, sesat

dan menyesatkan.

Fatwa ini kemudian dikuatkan lagi melalui Musyawarah Nasional MUI VII, pada tanggal 19-22 Jumadil Akhir

1426 H/ 26-29 Juli 2005 M.

Dalam fatwa tahun 2005 ini yang dinyatakan sesat itu bukan hanya Ahmadiyah Qodian, tetapi juga Ahmadiyah Lahore. Jadi, MUI makin mengeras atau melebar.

(7)

1. Tidak dapat.

2. Dapat, dalam arti untuk menjaga ketentraman

masyarakat.

3. Dapat, dalam arti sebagai bukti telah terjadinya

penodaan agama.

DAPATKAH

FATWA MUI

DIJADIKAN

(8)

Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa

Pasal 29 Ayat (1)

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk

untuk memeluk agamanya masing-masing dan

untuk beribadat menurut agamanya dan

kepercayaannya itu.

Pasal 29 Ayat (2)

(9)

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan

pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini

kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

(10)

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang

ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta

penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat

demokratis.

(11)

(1) Setiap orang bebas memeluk agamanya

masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing-masing dan untuk

beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

(Pasal 22 UU No. 39 Tahun 1999)

UU No. 39 Tahun 1999

(12)

UU No. 39 Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia

Dalam menjalankan hak dan kewajiban, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan

oleh Undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,

keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

(13)

“Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan

dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau

melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang

menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari

pokok-pokok ajaran agama itu”.

Pasal 1

UU PNPS No. 1 Tahun 1965

tentang Pencegahan Penyalahgunaan

dan/atau Penodaan Agama

(14)

A. DAERAH

MUI di beberapa daerah mengusulkan agar ajaran dan kegiatan Ahmadiyah dilarang.

B. PUSAT

Beberapa pihak mengajukan usulan pelarangan ajaran dan kegiatan Ahmadiyah, diantaranya:

1. Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI), tahun 1994 2. Prof. KH. Ibrahim Husen, LML, tahun 1994

3. Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS), tahun 1988

4. Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), tahun 1995 5. Forum Ukhuwah Islamiyah Indonesia (FUUI), tahun 1994

(15)

1. MUI Provinsi D.I. Aceh/NAD (1984)

“Ahmadiyah Qadian sesat dan menyesatkan” 2. Ulama di Sumatera Timur (1935)

“Ahmadiyah Qadian adalah kafir (murtad)” 3. MUI se-Indonesia (Munas 1980)

“Ahmadiyah jamaah di luar Islam, sesat dan menyesatkan” 4. MUI Provinsi Sumut (1980)

“Ahmadiyah jamaah di luar Islam, sesat dan menyesatkan” 5. Ormas Muhammadiyah (Putusan Tarjih, t.th)

“Tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw. Jika ada orang

FATWA-FATWA

MUI DAN ORMAS PUSAT DAN

DAERAH

(16)

5. …..

6. MUI Provinsi Riau (1994)

“Ajaran Ahmadiyah Qadian berada di luar Islam, dan dapat meresahkan masyarakat muslim”

7. Syuriyah Pengurus Pusat NU (1995)

“Ahmadiyah yang ada di Indonesia menyimpang dari ajaran Islam” 8. Forum Ukhuwah Islamiyah Indonesia/FUUI (1994)

“Ajaran Ahmadiyah Qadian sudah keluar dari akidah Islamiyah dan bahkan gerakan sesat dan menyesatkan, penodaan terhadap

AlQuran oleh Ahmadiyah melalui kitab sucinya ‘Tadzkirah’ wajib dihentikan”

FATWA-FATWA

MUI DAN ORMAS PUSAT DAN

DAERAH

(17)

1. Negara Republik Islam Pakistan (1981)

“seseorang yang masuk ke dalam kelompok Qadian dan Lahore adalah bukan muslim”

2. Rabithah Alam Islami (1981)

“menyatakan bahwa Ahmadiyah Qadian adalah kafir dan keluar dari Islam”

3. Negara Arab Saudi (1981)

“Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta tahun 1981 meminta Menteri Agama agar melarang Ahmadiyah dan menjelaskan kesesatan serta kekafirannya pada seluruh masyarakat Indonesia”,

4. Negara Malaysia

“melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia sejak 18 Juni 1975”

5. Negara Brunai Darussalam

KEBIJAKAN

NEGARA-NEGARA

(18)

1. Kejaksaan Negeri Subang (tahun 1978)

2. Kejaksaan Negeri Lombok Timur (tahun 1983)

3. Kejaksaan Negeri Sidenreng Rapang (tahun 1986) 4. Kejaksaan Negeri Kerinci (tahun 1989)

5. Kejaksaan Negeri Tarakan (tahun 1989)

6. Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (tahun 1994)

7. Panglima Kodam IX/Udayana KaOps. Timor Timur (tahun 1993) 8. Kejaksaan Agung RI (thd penerbitan Ahmadiyah, tahun 1981;

thd kitab suci Tadkirah tahun 1980) Adanya berbagai laporan kasus Ahmadiyah yang meresahkan masyarakat, telah dikeluarkan SK-SK oleh pihak kejaksaan, diantaranya sbb:

(19)

1.

Banyak warga masyarakat meminta

agar Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)

dibubarkan oleh pemerintah.

Apakah pilihan ini dapat diambil? JAI adalah badan hukum yang sah dan terdaftar di

Departemen Kehakiman sejak tahun 1953.

Apakah dapat dibuktikan bahwa kegiatan JAI telah nyata-nyata menyimpang dari AD/ART yang

didaftarkannya pada tahun 1953 itu.

ALTERNATIF

PENYELESAIAN

(20)

2.

Sebagian masyarakat meminta

agar Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)

dibubarkan oleh pengadilan dan melalui

proses pengadilan, atas dasar

bahwa kegiatannya termasuk kategori

penodaan agama sesuai UU PNPS No.1

Tahun 1965.

Apakah bukti-bukti penodaan itu?

ALTERNATIF

PENYELESAIAN

(21)

3.

Sebagian masyarakat meminta

agar Ahmadiyah dikategorikan

sebagai agama di luar Islam.

Bila jalan ini ditempuh, ada sejumlah

pertanyaan seperti apakah mereka

masih boleh menyebut tempat ibadah

mereka dengan mesjid, dan apakah

mereka boleh menunaikan ibadah haji

ALTERNATIF

PENYELESAIAN

(22)

4.

Sebagian masyarakat meminta

agar Ahmadiyah diterima oleh umat Islam

arus-utama sebagai salah satu aliran

dalam Islam.

Jika pilihan ini diambil, maka apa saja yang perlu dilakukan oleh JAI dan MUI? Perlukah reposisi dari pihak Ahmadiyah dalam pandangan teologi mereka dan perlukah lebih membuka diri kepada umat Islam arus-utama/ tidak eksklusif? Pilihan ini mungkin,

tetapi dapatkah Ahmadiyah Indonesia berbeda

ALTERNATIF

PENYELESAIAN

(23)

5.

Agar Pemerintah memberi peringatan keras kepada JAI agar menghentikan kegiatannya di seluruh wilayah RI, karena alasan-alasan berikut:

a. Kegiatannya meresahkan masyarakat b. Penodaan agama

c. Kegiatannya tidak sesuai lagi dengan AD/ART-nya yang didaftarkan pada Kehakiman

pada tahun 1953.

- Apakah perlu batas waktu? - Kalau peringatan itu tidak diindahkan, lalu apa

ALTERNATIF

PENYELESAIAN

(24)

6.

Diadakan pertemuan/musyawarah

antara MUI, JAI, GAI, ormas-ormas

Islam dan Pemerintah

untuk menyepakati bersama langkah

penyelesaian yang harus diambil,

dengan prinsip kesediaan

melakukan ’take and give’

ALTERNATIF

PENYELESAIAN

(25)

7.

Ahmadiyah tidak dilarang, tetapi harus

menghentikan segala kegiatannya.

ALTERNATIF

PENYELESAIAN

(26)

8.

Masih adakah pilihan solusi yang lain?

Mungkin.

Mari kita diskusikan bersama....

ALTERNATIF

PENYELESAIAN

(27)

Diskusi Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama

untuk Mencari Solusi Penyelesaian Masalah Ahmadiyah di Indonesia

Semoga Allah SWT menjernihkan pikiran kita dan memberikan jalan keluar terbaik bagi bangsa Indonesia. Amin.

Rabbi dkhilnii mudkhala sidqin wa akhrijnii mukhraja sidqin waj’alnii min ladunka sulthanan nashiraa.

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pelayanan jasa Notaris terhadap orang tidak mampu tidak sesuai harapan seperti yang tercantum dalam Undang- undang Jabatan Notaris Nomor 30 Tahun 2004

kelompok kerja guru pendidikan agama islam yang pada awalnya belum maksimal karena proses yang dilakukan secara manual dapat teratasi dengan adanya sistem administrasi yang

Hasil kegiatan P2M ini adalah (1) Adanya peningkatan atau dimilikinya keterampilan oleh ibu-ibu PKK dalam pembuatan kue Bali yang dapat digunakan untuk upacara

Rancangbangun sistem operasi otomatis perangkat nitridasi plasma bejana ganda bertujuan agar proses operasi mesin bekerja secara otomatis, seperti ditampilkan pada Gambar 5..

Namun sangat disayangkan, berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan pada mahasiswa semester V tahun ajaran 2015-2016 Program Studi Pendidikan Matematika menunjukkan

➢ Guru menyajikan secara tertulis atau lisan hasil pembelajaran, apa yang telah dipelajari, ketrampilan, atau materi yang masih perlu ditingkatka, atau strategi baru yang ditemukan

Penurunan kemampuan absorbsi ini tentunya kan memperkecil performa dari sel surya yang difabrikasi, karena material ini akan digunakan sebagai material

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kombinasi larutan irigasi dan jenis bahan bonding terhadap kebocoran mikro resin komposit bulkfill