BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1.1. Gambaran Subyek Penelitian
SMA Kartika III-1 Banyubiru berdiri pada tanggal 1 Juli 1995 merupakan salah satu SMA di Banyubiru yang beralamat di Jl. Raya Muncul, KM 4 Kel. Kebondowo Kec. Banyubiru Kab. Semarang yang terakreditasi A. Sekolah ini dikelola oleh yayasan Kartika Jaya Cabang III Daerah IV Diponegoro yang berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan Watu Gong Semarang.
Tabel 4.1. Data Staff Karyawan SMA Kartika III-1 Banyubiru
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Kepala sekolah 1
2. Wakil kepala sekolah 4
3. Guru tetap 12
4. Guru non tetap 13
5. Staff tata usaha 3
6. Pegawai perpustakaan 1
7. Penjaga sekolah 3
8. Keamanan sekolah 1
Jumlah : 38
SMA Kartika III-1 Banyubiru mempunyai 38 karyawan, yaitu terbagi dalam 1 Kepala Sekolah, 4 wakil kepala sekolah, 12 guru tetap, 13 guru non tetap, 3 staff tata usaha, 1 pegawai perpustakaan, 3 penjaga sekolah, serta 1 orang keamanan sekolah.
Tabel 4.2 Data Siswa SMA Kartika III-1 Banyubiru Tahun Pelajaran 2012 / 2013
No Kelas Jumlah Siswa Total
Laki-Laki Perempuan
1. X1 9 15 24
4. XI IPA 10 22 32 5. XI IPS 1 9 16 25 6. XI IPS 2 13 14 27 7. XI IPS 3 11 15 26 8. XII IPA 1 16 6 22 9. XII IPA 2 11 14 25 10. XII IPS 1 15 6 21 11. XII IPS 2 14 8 22 12. XII IPS 3 16 6 22 Jumlah : 142 148 290
SMA Kartika III-1 Banyubiru memiliki jumlah total siswa sejumlah 290 siswa yang terdiri dari 142 siswa laki-laki dan 148 siswa perempuan, terbagi dalam 12 kelas, untuk kelas X1 memiliki jumlah siswa 24 orang, kelas X2 dan X3 berjumlah masing-masing 22 orang, kelas XI IPA berjumlah 32 orang, kelas XI IPS 1 berjumlah 25 orang, kelas XI IPS 2 berjumlah 27 orang, kelas XI IPS 3 berjumlah 26 orang, untuk kelas XII IPA 1 berjumlah 22 orang, kelas XII IPA 2 berjumlah 25 orang, untuk kelas XII IPS 1 berjumlah 21 orang, dan kelas XII IPS 2 dan XII IPS 3 berjumlah masing-masing 22 orang.
SMA Kartika III-1 Banyubiru memiliki banyak ekstrakulikuler untuk siswanya agar dapat menghabiskan waktunya dengan positif yaitu PBB, Pramuka, PMR, KIR IPA dan IPS, Drum Band, wirausaha, karate, seni tari, sablon, rekayasa komputer, tata busana, debat bahasa inggris, dan renang.
SMA Kartika III-1 Banyubiru memiliki luas tanah 25.000 m2 dan bangunan seluas 10.000 m2. Fasilitas ruang kelas sebanyak 13 ruang kelas yang terdiri dari kelas X sebanyak 4 kelas, kelas XI sebanyak 5 kelas, dan kelas XII sebanyak 4 kelas. Fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar juga lengkap diantaranya
keterampilan, ruang kesenian, ruang perpustakaan, serta gedung indoor untuk olahraga. Di SMA Kartika III-1 Banyubiru juga memiliki ruang administrasi tersendiri yaitu ruang kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang tamu, dan gudang, ruang penunjang lainnya juga tersedia di sekolah SMA Kartika III-1 Banyubiru yaitu ruang ibadah, kantin, ruang ekstrakulikuler, ruang BK, aula, UKS, serta kamar mandi.
1.2. Pelaksanaan Penelitian 1.2.1. Perijinan
Sebelum melaksanakan penelitian, penulis terlebih dahulu meminta surat izin dari pihak UKSW FKIP BK untuk dibawa kepada pihak sekolah SMA Kartika III-1 Banyubiru, surat izin tersebut dikeluarkan tanggal 7 September 2012 penulis mendapatkan izin dari pihak sekolah dan memulai melakukan penelitian di SMA kartika III-1 Banyubiru.
1.2.2. Pengumpulan data
Penelitian dilakukan pada tanggal 7 September 2012 dengan sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA SMA Kartika III-1 Banyubiru dengan total sampel 30 siswa.
Prosedur pengumpulan data sesuai dengan jadwal prosedur pengumpulan data di kelas XI IPA 1 SMA Kartika III-1 Banyubiru yaitu secara garis besar penulis masuk kelas sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pada saat awal masuk kelas, diawali dengan berdo’a kemudian memberikan salam serta memperkenalkan diri dan tujuan penulis berada di SMA Kartika III-1 Banyubiru, yaitu untuk meminta bantuan para siswa dalam penyelesaian tugas akhir kuliah
penulisan skripsi dengan meminta para siswa mengisi instrumen skala sikap pola asuh dan skala kenakalan remaja.
Setelah semua siswa mendapat skala tersebut, penulis mulai menjelaskan cara untuk mengisi skala tersebut yaitu dengan mengisi skala sikap sesuai keadaan para siswa, juga menjelaskan bahwa skala sikap yang diberikan penulis tidak akan mempengaruhi nilai akademik para siswa. Setelah memberi penjelasan, penulis mengingatkan untuk tidak lupa sebelum mengisi skala untuk mengisi data diri berupa nama, kelas, dan jenis kelamin.
Semua siswa mengisi skala sikap dengan antusias dan tertib sementara penulis menunggui proses pengisian skala, jika misalnya para siswa tidak mengerti tentang pertanyaan yang ada pada skala sikap tersebut, siswa bisa bertanya pada penulis. Pengisisan skala sikap berjalan kurang lebih 45 menit.
Setelah dirasa semua siswa menyelesaikan mengisi skala, penulis mengingatkan kembali untuk melihat jawaban skala sikap yang telah diisi, mungkin ada kekeliruan dalam mengisi. Setelah semua selesai, skala sikap dikumpulkan di depan kelas dan penulis mengecek jawaban yang terkumpul, semua lengkap dan 30 skala sikap yang dibagikan semua kembali dalam keadaan telah terisi.
Penulis menutup kegiatan ini dengan berdo’a dan mengucapkan terima kasih atas kerja sama para siswa SMA Kartika III-1 Banyubiru untuk menyelesaikan instrumen penulis.
1.3. Hasil dan Pembahasan
1.3.1. Analisis Deskriptif Hasil Penelitian
1.3.1.1. Pola asuh
Untuk mengetahui distribusi frekuensi pola asuh pada responden, maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Otoriter 17 56,7 56,7 56,7 Permisif 7 23,3 23,3 80,0 Demokrati s 6 20,0 20,0 100,0 Total 30 100,0 100,0
Dari tabel 4.3 diketahui bahwa pola asuh orang tua yang diterapkan oleh siswa kelas XI IPA SMA Kartika III-1 Banyubiru tahun pelajaran 2012/2013, untuk jenis pola asuh otoriter sebanyak 17 siswa (56,67%), untuk pola asuh permisif sebanyak 7 siswa (23,3%), dan untuk pola asuh demokratis adalah 6 siswa (20%).
4.3.1.2. Kenakalan Remaja
Untuk mengetahui distribusi frekuensi kenakalan remaja pada responden, maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Rendah 2 6,7 6,7 6,7 Tinggi 23 76,7 76,7 83,3 Sangat 5 16,7 16,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Dari tabel di atas diketahui bahwa tingkat kenakalan remaja siswa kelas XI IPA SMA Kartika III-1 Banyubiru dengan kategori sangat tinggi sebesar 16,67% dengan jumlah siswa 5 anak, sedangkan untuk kategori tinggi sebesar 76,67% dengan jumlah siswa 23 anak, dan untuk kategori rendah sebesar 6,7% dengan jumlah siswa 2 anak.
1.4. Analisis data
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel pola asuh dengan kenakalan remaja, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS for windows release versi 12,0. Tabel 4.5 merupakan uji normalitas kenakalan remaja :
Tabel 4.5 Uji Normalitas Kenakalan Remaja
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kenakalan
N 30
Normal Parameters(a,b) Mean 119,1333
Std. Deviation 13,39772 Most Extreme Differences Absolute ,119 Positive ,119 Negative -,103 Kolmogorov-Smirnov Z ,652
Asymp. Sig. (2-tailed) ,790
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas kenakalan remaja menghasilkan asymp. Sig. (2-tailed) 0,790 > 0,050 maka data kenakalan remaja dianggap normal.
Dari hasil perhitungan atau pengolahan regresi linear pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja secara statistik diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6. Tabel Hasil Regresi Linear Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Polaasuh(a) . Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kenakalanremaja
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,080(a) ,006 -,029 ,48761
a Predictors: (Constant), Polaasuh
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressio n ,043 1 ,043 ,180 ,675(a) Residual 6,657 28 ,238 Total 6,700 29
a Predictors: (Constant), Polaasuh b Dependent Variable: Kenakalanremaja
Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,178 ,203 15,623 ,000 Polaasuh -,047 ,112 -,080 -,424 ,675
a Dependent Variable: Kenakalanremaja
Hasil analisis dengan teknik regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS for windows release 12,0 diperoleh hasil rxy=0,006 dengan nilai
p=0,675<0,050, sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja.
1.5. Uji Hipotesis
Ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja siswa kelas XI IPA SMA Kartika III-1 Banyubiru. Hasil analisis menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja siswa kelas XI IPA SMA Kartika III-1 Banyubiru, sehingga hipotesis yang diajukan ditolak.
1.6. Pembahasan
Dari hasil uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis dengan teknik regresi linier sederhana menghasilkan rxy=0,006 dengan nilai p=0,675<0,050. Dengan demikian tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh terhadap kenakalan remaja. Hal-hal yang menyebabkan tidak ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja karena penulis dalam memberikan skala sikap pola asuh orang tua dan kenakalan remaja adalah pada saat setelah jam pelajaran olahraga, jadi para siswa yang mengisi skala tersebut dalam keadaan tidak fokus karena fisiknya yang terlalu lelah setelah jam pelajaran olahraga berlangsung. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Fifin Dwi Purwaningtyas (2010) yang berjudul “Hubungan antara Persepsi terhadap Pola Asuh Otoriter Orang Tua dengan perilaku Kenakalan (Delinquency) pada Remaja di SMU X Surabaya” yang menyatakan bahwa diperoleh nilai korelasi antara persepsi pola asuh otoriter dengan kenakalan remaja sebesar -0,217
terdapat ada hubungan yang signifikan antara persepsi pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku kenakalan (Delinquency) remaja di SMU X Surabaya. Sedangkan penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian dari A.M. Endah Sri Astuti yang menyatakan bahwa cara asuh orang tua yang bersifat permisif telah memberikan cukup sumbangan yang berarti terhadap perilaku anak dan remaja yaitu pengaruhnya sebesar 19,9%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dari Zakiah Derajat (Arif Gunawan, 2011) yang mengatakan bahwa sebab-sebab timbulnya kenakalan remaja antara lain lemahnya pendidikan agama di lingkungan keluarga, kemerosotan moral dan mental orang dewasa, pendidikan dalam sekolah yang kurang baik, adanya dampak negatif dari kemajuan teknologi, dan tidak stabilnya kondisi sosial, politik, ekonomi. Dalam teori tersebut yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja tidak disebutkan adanya pengaruh pola asuh yang diterapkan oleh orang tua.