• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAKAN BUATAN YANG LEBIH DISUKAI LEBAH PEKERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PAKAN BUATAN YANG LEBIH DISUKAI LEBAH PEKERJA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PAKAN BUATAN YANG LEBIH DISUKAI LEBAH PEKERJA Apis cerana Fabr. (HYMENOPTERA: APIDAE) PADA APIARI

SAKATO PALAK JUHA NAGARI LURAH AMPALU VII KOTO SUNGAI SARIAK PADANG PARIAMAN

Riny Oktavia1, Jasmi2, Rizki2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat rinyoktavia02101995@gmail.com

ABSTRACT

Apis cerana is a commonly cultivated honeybee. The success of Apis cerana honey bee cultivation is determined by the availability of feed sources of the cultivation location. To overcome the lack of sources of feed can be overcome by providing alternative feeds that can be used in the form of dissolves sugar. Accordingly, the treatment for the study aims to find out which dissolves sugar is preferred by the foreger Apis cerana Fabr. in Palak Juha Nagari Ampalu VII Village Koto Sungai Sariak Padang Pariaman. This research was conducted in April-May 2017. This research used experimental method to the design of Randomized Complete Design 5 treatment 4 times replication. The results showed that artificial feed which is preferred by Apis cerana foreger was a dissolves sugar to a consumption time span of 89.25 minutes. While the artificial feed that is less favored by the foreger Apis cerana is coconut water and saccharine dissolves sugar with a consumption time span of more than 89.25 minutes.

Keywords: Apis cerana, coconut water, cane sugar, palm sugar, granulated sugar and saccharine sugar.

PENDAHULUAN

Lebah mempunyai manfaat penting baik sebagai serangga penyerbuk maupun sebagai penghasil madu. Selain penghasil madu, lebah merupakan serangga yang pakan alaminya berasal dari nektar dan polen yang dihasilkan oleh tanaman

(Susilorini, 2008). Ketersediaan nektar

dan polen sangat berperan

menentukan kualitas koloni. Kualitas koloni yang baik akan menghasilkan panen madu yang tinggi, serta dapat menghasilkan produk-produk lebah seperti madu, royal jelly, polen

(2)

(tepung sari), lilin lebah (malam) dan propolis (Jasmi, 2016). Budidaya lebah madu akan berhasil jika lingkungan tempat tinggal lebah mendukung, yakni tersedianya sumber pakan bagi lebah, baik sebagai sumber nektar maupun polen. Kesukaan lebah dalam mengumpulkan polen karena, polen mengandung sumber gizi dan sumber protein. Sedangkan kesukaan lebah dalam mengumpulkan nektar adalah karena adanya kandungan gula yang terdapat pada nektar. Makin tinggi kadar gula dari nektar suatu bunga, semakin senang lebah mengunjungi bunga tersebut. Nektar yang mengandung gula kurang dari 4% justru tidak dihinggapi oleh lebah madu (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Ketersediaan sumber pakan alami tersebut akan menentukan keberhasilan dari hasil produksi madu.

Keberhasilan budidaya lebah madu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantara faktor tersebut adalah faktor biotik. Faktor biotik berupa pakan alami bagi lebah madu.

Tanaman penghasil nektar dan polen harus tersedia sepanjang tahun dan dalam keadaan seimbang yaitu 60%

nektar dan 40% polen.

Ketidaktersediaan kedua jenis pakan tersebut akan mengakibatkan kondisi pemeliharaan lebah madu tidak meningkat (Situmorang, 2014). Permasalahan dalam ketersediaan pakan alami bagi lebah madu pada saat ini adalah terganggunya ketersediaan bunga sebagai penyedia nektar dan polen. Terjadinya musim kemarau dan musim penghujan yang tidak menentu menyebabkan siklus perbungaan

tanaman terganggu, sehingga

ketersediaan pakan alami bagi lebah tidak mencukupi (Widowati, 2013).

Masalah keterbatasan pakan dapat diatasi dengan memberi pakan alternatif yaitu gula tebu dan gula aren. Gula tebu dan gula aren mengandung sukrosa yang dibutuhkan oleh lebah madu, maka gula tebu dan gula aren diperkirakan dapat digunakan sebagai pakan buatan bagi lebah Apis cerana (Rompas, 2015). Selain gula tebu dan

(3)

gula aren, gula pasir dan gula sakarin juga dapat digunakan sebagai pakan buatan bagi lebah karena pada gula pasir dan gula sakarin memiliki kandungan sukrosa yang dibutuhkan koloni lebah Apis cerana. Sumber pakan alternatif yang diberikan kepada koloni lebah dapat digunakan untuk meningkatkan produksi madu pada saat musim panceklik (Jasmi, 2016).

Faktor lain yang

mempengaruhi keberhasilan dalam budidaya lebah madu adalah air. Air berfungsi sebagai pengontrol temperatur dan kelembaban dalam sarang. Selain itu air juga berguna untuk melarutkan senyawa-senyawa dan garam-garam organik di dalam sarang (Sihombing, 1997). Di Padang Pariaman banyak terdapat usaha kopra dan makanan yang menggunakan air kelapa.Air kelapa tua mengandung protein serta karbohidrat yang dibutuhkan koloni lebah Apis cerana sebagai sumber nutrisi. Selain itu air kelapa memiliki kadar sukrosa yang rendah yaitu karbohidrat 4,0%

(Sumino, 2012). Rendahnya

karbohidrat pada air kelapa, maka perlu ditambahkan gula untuk menambahkan rasa manis pada air kelapa.Air kelapa juga dapat digunakan sebagai pelarut pada gula.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan telah dilakukan penelitian mengenai pakan buatan yang lebih disukai lebah

pekerja Apis cerana Fabr.

(Hymenoptera: Apidae) pada Apiari Sakato Palak Juha Nagari Lurah Ampalu VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman dengan tujuan untuk mengetahui jenis larutan gula yang lebih disukai lebah pekerja Apis cerana Fabr. Penelitian ini dapat

memberikan manfaat sebagai

informasi bagi peternak lebah madu untuk memanfaatkan air kelapa tua dan larutan gula, agar bisa mengatasi masalah kekurangan pakan alami bagi lebah madu yakni dengan cara memberikan pakan buatan untuk dapat memenuhi kebutuhan lebah setiap

(4)

saat,serta dapat meningkatkan hasil produksi dalam budidaya lebah madu.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2017 di Desa Palak Juha Nagari Lurah Ampalu VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman, Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode

eksperimen yaitu memberikan larutan gula berupa gula tebu, gula aren, gula pasir dan gula sakarin yang dilarutkan dalam air kelapa tua. Gula dilarutkan dalam air kelapa pada wadah plastik berwarna bening. Wadah tersebut

berbentuk persegi dan dapat

menampung larutan dengan volume 35 ml. Pemberian pakan dilakukan

dengan cara bebas memilih.

Rancangan penelitian menggunakan RAL, dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan.

Perlakuan A : Kontrol air kelapa 30 ml Perlakuan B : air kelapa 30 ml+ gula tebu 5gr

Perlakuan C : air kelapa 30 ml+ gula aren 5gr

Perlakuan D : air kelapa 30 ml+ gula pasir 5gr

Perlakuan E : air kelapa 30 ml + gula sakarin 5gr

Koloni lebah Apis cerana disiapkan sebanyak 4 koloni. Koloni lebah dipindahkan kelokasi penelitian. Sebelum dipindahkan ketempat lokasi penelitian, koloni lebah terlebih dahulu diperiksa tiap koloni. Koloni lebah yang baik terdiri dari satu ratu lebah yang fertil, terdiri ribuan lebah pekerja dan beberapa ratus lebah jantan, memiliki 6-9 frame, terhindar dari hama dan penyakit. Pemberian pakan buatan dilakukan selama satu minggu dari pukul 08.00-17.00 WIB atau larutan yang diberikan pada koloni lebah madu telah habis. Pakan yang diberikan kepada koloni lebah madu dengan cara menempatkan pakan buatan dalam suatu wadah yang mudah dideteksi oleh lebah pekerja. Wadah yang digunakan untuk pakan buatan berwarna bening supaya

(5)

memudahkan dalam mengamati pakan yang diberikan. Pakan buatan diganti setiap hari untuk mengatasi terjadinya fermentasi.

Pakan buatan diletakkan diatas papan penyanga. Keunggulan dari tiang penyangga tersebut adalah jarak sumber pakan buatan dengan gerbang lebih dekat sehingga jarak lebah pekerja mengambil makanan lebih mudah, efisien tenaga, waktu pada saat lebah pekerja mengambil pakan yang diberikan. Diatas tiang penyangga diberi oli atau kapur ajaib untuk menghindari gangguan semut. Masing-masing wadah diberi batu kerikil untuk memudahkan koloni lebah menghisap sewaktu mengambil pakan buatan yang diberikan. Data unsur cuaca seperti suhu, kelembaban dan keadaan cuaca dilakukan setiap hari, sedangkan kecepatan angin diperoleh dari BMKG Sicincin.

Analisis data dilakukan dengan analisis ragam. Hasil analisis

menunjukkan pengaruh nyata,

dilakukan uji lanjut dengan BNT (Hanafiah, 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rentang waktu yang digunakan lebah pekerja untuk mengkonsumsi pakan buatan adalah 89,25-540 menit. Rentang waktu yang paling pendek untuk menghabiskan pakan buatan ditemukan pada larutan gula pasir (Perlakuan D) yaitu selama 89,25 menit. Sedangkan waktu yang paling lama untuk menghabiskan pakan buatan ditemukan pada air kelapa (Perlakuan A) dan larutan gula sakarin (Perlakuan E) yaitu selama 540 menit. Waktu yang digunakan lebah pekerja Apis cerana untuk menghabiskan pakan buatan yang diberikan berupa gula yang dilarutkkan dalam air kelapa dapat dilihat pada Tabel 1.

(6)

Tabel 1.Rata-rata waktu yang digunakan lebah pekerja untuk mengkonsumsi pakan buatan di PalakJuha VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman.

Koloni/ Ulangan

Rata-Rata Waktu (Menit) yang Digunakan Koloni

Lebah Pekerja Mengkonsumsi Pakan Buatan /Perlakuan Jumlah Rata-rata

A B C D E 1 540 145 162 76 540 1463 292,6 2 540 161 193 98 540 1532 306,4 3 540 204 159 80 540 1523 304,6 4 540 185 280 103 540 1648 329,6 Total 2160 695 794 357 2160 6166 1233,2 Rata-rata 540 173,75 198,5 89,25 540 1541,5 308,3

Hasil analisis ragam

menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan berupa larutan gula tebu, dan larutan gula pasir yang dilarutkan dalam air kelapa tua berpengaruh nyata terhadap pakan buatan yang

diberikan pada koloni lebah Apis cerana. Setelah uji BNT (Uji Nyata Terkecil), didapatkan perlakuan yang terbaik adalah gula pasir (Perlakuan D) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Uji BNT Pemberian pakan buatan yang disukai lebah pekerja Apis cerana Fabr. di Palak Juha VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman.

Perlakuan Rata-rata Kelompok BNT Notasi A B C D E A 540 - 42,83 a B 173,75 366,25* - b C 198,5 341,5* 24,75ns - b D 89,25 450,75* 84,5* 109,25* - c E 540 0ns 366,25* 341,5* 450,75* - a

* = berbeda nyata, ns= nonsignifikan Sedikitnya jumlah waktu yang digunakan untuk mengkonsumsi pakan buatan yang diberikan, diduga lebah

Apis cerana menyukai aroma yang terdapat pada larutan gula pasir. Mengacu pada Percival (1995), lebah

(7)

madu untuk mengunjungi tanaman adalah aroma yang diterima lebah. Lebah menerima sensor melalui antena untuk mengetahui letak bunga untuk mengambil makanan yaitu berupa nektar dan polen. Aroma merupakan salah satu daya tarik lebah madu untuk mengunjungi bunga. Faktor lain penarik lebah madu untuk mendatangi larutan gula pasir adalah warna yang terdapat pada larutan gula pasir. Gula pasir memiliki warna putih kekuningan (Sularjo, 2010).Jasmi (2016) menyatakan, warna bunga yang dapat menarik perhatian lebah adalah warna kuning dan warna putih karena memiliki warna khas yang disukai lebah.

Selain aroma dan warna, lebah madu juga tertarik untuk mendatangi larutan gula pasir karena rasa manis yang dimiliki oleh larutan gula pasir. Menurut Saepudin (2011), jenis bunga penghasil nektar yang dikumpulkan oleh lebah pekerja dipengaruhi oleh adanya rasa yang terdapat pada tanaman. Selain aroma, warna dan

rasa, lebah madu juga menyukai larutan gula pasir diduga karena adanya kandungan sukrosa yang dimiliki gula pasir. Kandungan sukrosa yang terdapat pada larutan gula pasir yaitu 97,1%. Muntamah (2009) melaporkan lebah madu akan mencari nektar yang kadar gulanya di atas 10%.

Setelah larutan gula pasir habis lebah madu kemudian berpindah mengunjungi larutan gula tebu. Pada larutan gula tebu lebah menyukai larutan gula tebu diduga karena larutan gula tebusama halnya dengan gula pasir yaitu memiliki aroma, rasa dan kandungan yang terdapat pada larutan gula pasir. Hal yang membedakan pada larutan gula pasir dan larutan gula tebu adalah warna yang dimiliki pada larutan gula tebu. Gula tebu memiliki warna coklat kemerahan (Sukardi, 2010). Lebah kurang tertarik untuk mengunjungi larutan gula tebu diduga warna yang dimiliki oleh gula tebu yakni warna coklat kemerahan. Mengacu pada Darjanto dan Satifah

(8)

(1984), warna coklat pada bunga sering didatangi oleh kumbang, penyengat dan lalat. Sedangkan warna yang dapat menarik perhatian lebah madu adalah warna kuning dan warna putih.

Setelah larutan gula tebu habis kemudian lebah madu berpindah mengunjungi larutan gula aren. Larutan gula aren sama halnya dengan larutan gula pasir dan gula tebu yakni memiliki aroma, rasa dan kandungan sukrosa yang disukai oleh lebah Apis cerana. Hal yang membuat lebah

pekerja Apis cerana kurang

mengunjungi larutan gula aren adalah warna yang dimiliki oleh larutan gula aren. Larutan gula aren memiliki warna merah kecoklatan. Mengacu pada Widhiono (2015) bahwa, warna kuning yang terdapat pada bunga cendrung disukai kupu-kupu dan lalat, sedangkan bombus menyukai bunga berwarna putih.

Pada air kelapa tua diduga lebah Apis cerana kurang menyukai karena kosentrasi yang terdapat pada

air kelapa rendah.Air kelapa tua memiliki kadar sukrosa yaitu karbohidrat 4,0% (Sumino, 2012). Kandungan gula pada nektar kurang dari 4% gula justru tidak dihinggapi oleh lebah (Tim Karya Tani Mandiri 2010). Sedangkan pada larutan gula sakarin lebah tidak menyukai diduga karena rasa yang terdapat pada larutan gula sakarin. Pada kosentrasi tinggi, gula sakarin akan menimbulkan rasa pahit, hal ini disebabkan kemurnian yang rendah dari proses sintesis. Menurut Saepudin (2011), lebah pekerja akan mengunjungi bunga dipengaruhi oleh adanya rasa. Rasa adalah salah satu faktor yang membuat lebah Apis cerana kurang tertarik untuk mengunjungi larutan gula sakarin.

Kehidupan dan perkembangan makhluk hidup sangat dipengaruhi oleh faktor iklim. Sama halnya dengan lebah madu yang juga memiliki persyaratan iklim yang cukup untuk kelansungan hidup koloninya. Jika iklim disekitarnya tidak sesuai,

(9)

produktivitas lebah madu juga tidak akan maksimal. Ketersediaan pakan alami di alam dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin.

Kondisi unsur-unsur cuaca selama penelitian adalah suhu berkisar 25-26,80C, kelembaban 83-91%, curah hujan 1,1-90,3 mm3 dan kecepatan Angin 0,1-1,8 km/jam. Suhu udara disekitar lokasi penelitian masih sangat mendukung dalam aktifitas lebah pekerja dalam mencari pakan. Mengacu pada Hariyanto (2011), suhu yang paling ideal bagi lebah madu yaitu sekitar 26°C sehingga pada suhu ini lebah dapat beraktivitas normal.

Kelembaban disekitar lokasi penelitian masih mendukung aktifitas lebah pekerja dalam menggumpulkan pakan. Menurut Ruslan (2015), faktor kelembaban mempengaruhi perilaku pencarian pakan bagi lebah. Selain

kelembaban, angin juga

mempengaruhi aktivitas lebah pekerja dalam pencarian pakan. Sedangkan

curah hujan disekitar lokasi penelitian masih mempengaruhi aktifitas lebah dalam mencari pakan. Menurut Widowati (2013), terjadinya musim kemarau dan penghujan yang tidak

menentu dan berkepanjangan

menyebabkan siklus perbungaan

tanaman terganggu, sehingga

ketersediaan pakan alami bagi lebah madu tidak mencukupi. Kecapatan angin dilokasi penelitian relatif aman bagi lebah pekerja. Mengacu pada

Widhiono (2015), angin

mempengaruhi aktivitas pencarian pakan lebah, angin yang terlalu kencang dengan kecepatan 24-34 km/jam berdampak buruk terhadap aktifitas lebah madu dalam mencari pakan.

KESIMPULAN

Larutan gula yang lebih disukai lebah pekerja Apis cerana Fabr. di Apiari Sakato Palak Juha Nagari Lurah Ampalu VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman adalah larutan gula

(10)

pasir dan gula tebu yang dilarutkan dalam air kelapa tua.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K. A. 2004. Rancangan

Percobaan Teori &

Aplikasi.Edisi ketiga. Rajawali Pers : Jakarta.

Hariyanto, T. 2011. Budidaya Lebah Madu. Caraka Darma Aksara: Nusa Tenggara Barat.

Jasmi. 2016. Pemberian Larutan Gula Pasir Untuk Meningkatkan Produksi Madu Lebah Apis cerana Fabr. (Hymenoptera: Apidae) Pada Perlebahan Apiari Sakato dan Muda Patalangan Padang Pariaman.

Makalah Pengabdian

Masyarakat (LPPM). STKIP PGRI Sumbar: Padang.

Muntamah, L. 2009. Aktifitas Apis cerana Mencari Polen dan

Identifikasi Polen di

Perlebahan Tradisional di Bali.Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Percival, A.V. 1970. Bees and Beekeeping. London: Cassel Ltd.

Rompas, Joice. J. I. 2015 Tambahan Pakan Buatan (Gula Tebu dan Aren) Terhadap Produksi

Royal Jelly Lebah Madu Apis cerana F. Jurnal LPPM Bidang sains dan teknologi2 (1): 62-72. Ruslan, W., M. F. Sataral, & Fahri. 2015. Frekuensi Kunjungan Lebah Apis cerana dan Trigona sp. Sebagai Penyerbuk Pada Tanaman Brassica rapa. Jurnal Of Natural Science 4 (1): 65-72.

Saepudin, R., A. M. Fuah & L. Abdullah 2011. Peningkatan Produktivisi Lebah Madu Melalui Penerapan Sistem Integrasi Dengan Kebun Kopi.

Jurnal Sains Pertenakan

Indonesia 6 (2):118.

Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gadjah

Mada University Press:

Yogyakarta.

Situmorang, R. O. P, A. Hasanudin.

2014. Panduan Manual

Budidaya Lebah Madu. Balai Penelitian Kehutanan Aek Neuli: Perapat.

Sularjo. 2010. Pengaruh Perbandingan Gula Pasir dan Daging Buah Pepaya Terhadap Kualitas Permen Pepaya. ISSN 0215-9511: Klaten.

Sumino, F. A. Nursanti & D. Trisnawati. 2012. Studi Analisi

(11)

Sebagai Intervensi Non

Farmakologi Dalam

Mengurangi Nyeri Haid Pada Remaja Dalam Sudut Pandang Keperawatan. Skripsi. STIKES Kusuma Husada Surakarta: Surakarta.

Susilorini, T. E., M. E. Sawitri& Muharlien. 2008. Budidaya 22

Ternak Potensial. Penebar

Swadaya: Jakarta.

Sutrisno, R. B. 1993. Analisis Jamu. Falkultas Farmasi Universitas Pancasila: Jakarta.

Tim Karya Tani Mandiri. 2010.

Pedoman Budidaya Lebah

Madu. Nuansa Aulia: Bandung.

Widhiono, I. 2015. Serangga

Polinator. Universitas Jendral Soedirman: Purwokerto.

Widowati, R. 2013. Pollen Substitute Pengganti Serbuk Sari Alami Bagi Lebah Madu. Jurnal

WIDYA Kesehatan dan

Referensi

Dokumen terkait

12 M. Nu’am Yasin, Fikih Kedoktern di terjemahkan oleh Munirul Abidin, h.194.. bagi Donor yang hidup adalah bahwa organ yang disumbangkan bukan merupakan organ vital

- Pada gagal ginjal yang kronis akan terjadi kerusakan sel yang mengsintesa eritropoietin dengan akibat terjadinya gangguan sintesa sel darah

Bahan yang dipakai untuk lapisan kedap air dapat berasal dari tanah dan tanah liat (clay), baik tanpa campuran maupun dicampur dengan pasir dengan perbandingan tertentu

Ketentuan ini mengatur tentang konflik antara persyaratan standard dan tidak standar dalam suatu kontrak atau perjanjian. Apabila terjadi hal yang demikian, maka yang digunakan

sehingga dapat mengakibatkan kekeruhan yang tinggi dan menurunnya kecerahan yang mempengaruhi berpindah tempatnya phytoplankton ke tempat yang lebih layak untuk

Jakson Pardede (Nakhoda)/ Indonesia Penerimaan dan Penelitian Melakukan pengangkutan ikan tanpa dilengkapi SLO dan SPB Dititipkan di dermaga Stasiun PSDKP Belawan

Mengingat penggunaan strategi pembelajaran Guided Note Taking berbantuan multimedia Movie Maker terbukti lebih baik daripada ceramah biasa berbantuan media cetak

Di dalam suatu pemrograman harus memiliki kerangka dasar pemrograman, yaitu suatu proses pengolahan data yang terdiri dari tiga tahapan dasar yang disebut dengan