• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERIODISASI THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING TUDOR O BOMPA RINGKASAN OLEH DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERIODISASI THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING TUDOR O BOMPA RINGKASAN OLEH DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERIODISASI

THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING

TUDOR O BOMPA

RINGKASAN OLEH

DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN

(2)

Periodisasi adalah proses pembagian rencana tahunan ke dalam fase latiha yang lebih kecil, yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam menyusun bagian-bagian yang lebih dapat diatur serta untuk menjamin pemuncakan / peaking yang tepat dalam pertandingan penting di tahun yang bersangkutan.

Pembagian tersebut di atas, dapat meningkatkan pengorganisasian latihan yang tepat dan memberikan kesempatan kepada pelatih untuk mengarahkan programnya secara lebih sistimatis.

Siklus latihan tahunan pada cabang olahraga pada umumnya, secara konvensional dibagi kedalam tiga fase latihan yakni persiapan, pertandingan dan peralihan atau transisi. Persiapan dan pertandingan juga dibagi ke dalam dua fase. Fase persiapan pada dasarnya memiliki perbedaan mengenai sifat latihan, kedua fase tersebut memiliki sub fase umum dan khusus. Sedangkan fase pertandingan umumnya memiliki sub fase sebelum pertandingan yang singkat menjelang sub fase peertandingan utamanya. Masing - masing siklus makro dan mikro merupakan bagian dari tiap fase dan masing - masing siklus yang lebih kecil ini memiliki tujuan - tujuan khusus, yang diambil dari tujuan umum rencana tahunan.

RENCANA TAHUNAN

FASE LATIHAN PERSIAPAN PERTANDINGAN TRANS

PERSIAPAN PERS PRA KOMP

SUB FASE UMUM KHUSUS KOMPETISI TRANS

SIKLUS MAKRO

SIKLUS MIKRO

SKEMA ILUSTRASI PEMBAGIAN RENCANA TAHUNAN DALAM FASE DAN SIKLUS LATIHAN.

PERIODISASI UNTUK KEMAMPUAN BIOMOTORIK

Pemakaian konsep periodisasi tidak terbatas hanya pada struktur rencana latihan atau jenis latihan yang dipakai pada fase tertentu saja. sebaliknya konsep ini harus dapat dipergunakan secara luas dalam metodologi pengembangan kemampuan yang dominan dari cabang olahraga yang dipilih.

(3)

Pada beberapa cabang olahraga yang umumnya olahraga individual, ada struktur yang sedikit longgar khususnya pada daya tahan sedangkan pada olahraga tim umumnya periodisasi kemampuan yang dominan, memiliki waktu yang khusus yang dipakai untuk mengembangkannya. Hal yang sama juga terjadi apabila kita bandingkan periodisasi daya tahan dengan kekuatan, akan tampak bahwa untuk kekuatan sangat jarang dilakukan dengan konsep periodisasi.

Merupakan bukti yang nyata, bahwa pada kebanyakan olahraga kemampuan yang dominan adalah power. Dengan ini beberapa pelatih lebih sering terlihat menggunakan bentuk latihan yang ditujukan untuk pengembangan power sepanjang tahunnya, dari sejak awal fase persiapan sampai awal fase pertandingan. Pendekatan seperti ini merupakan salah satu contoh kesalahan pengertian tentang konsep periodisasi serta prinsip spesifikasi yang seperti sering dikemukakan oleh para fisiolog.

Power merupakan produk kekuatan maksimum dan kecepatan maksimum. Produk ini dapat mencapai tingkatan yang lebih tinggi seandainya benar-benar dibutuhkan, artinya dalam menghadapi pertandingan utama komponen kekuatan dikembangkan terpisah baru kemudian dirubah ke dalam power.

PERIODISASI KEKUATAN

ANATOMICAL ADAPTATION ( FASE PEMBENTUKAN )

Tujuan fase ini adalah untuk mengembangkan dasar umum untuk menghadapi program latihan ditahapan berikutnya yang lebih sulit. Konsekuensinya program kekuatan umum harus bisa melibatkan seluruh komponen otot - otot, tendon, dan persendian/ ligamen untuk mampu bertahan dalam fase latihan yang lama dan melelahkan. Beban latihan ditingkatkan secara bertahap, waktu yang dipakai untuk fase ini berkisar antara 2 – 4 minggu. Untuk atlet junior dan atlet yang tidak memiliki latar belakang latihan kekuatan, waktu yang dibutuhkan untuk tahapan / fase ini tentunya harus lebih lama, berkisar antara 8 – 12 minggu.

MAXIMUM STRENGTH PHASE ( FASE KEKUATAN MAKSIMUM )

Umumnya di hampir semua cabang olahraga membutuhkan power ( peloncat jauh ), daya tahan otot ( renang nomor 800 – 1500 m ) atau keduanya ( dayung, kano, gulat, olahraga beregu dll ). Salah satu dari kedua

(4)

jenis kekuatan dipengaruhi oleh berapa besar tingkatan kekuatan maksimumnya. Tanpa tingkat kekuatan maksimum, power tidak akan pernah mencapai standar yang tinggi. Sebagai produk dari kecepatan dan kekuatan maksimum, logis untuk mengembangkan kekuatan maksimumnya terlebih dahulu sebelum kemudian pada akhirnya dirubah menjadi power. Waktu untuk tahapan ini berkisar antara 1 – 3 bulan.

CONVERSION PHASE ( FASE PENGUBAHAN )

Sesuai dengan kebutuhan dan sifat daripada cabang olahraga, kekuatan maksimum pada akhirnya harus dirubah menjadi power atau daya tahan otot ataupun keduanya.. Kekuatan maksimum yang telah dibentuk pada tahapan sebelumnya, pada fase pengubahan/ conversion ini dirubah secara bertahap, melalui pemilihan metode yang tepat dan khusus sesuai dengan karakteristik daripada cabang olahraga.Waktu yang dibutuhkan untuk fase ini antara 1 – 2 bulan. Derajat kekuatan maksimum tertentu harus tetap dapat dipertahankan, walau menjelang akhir dari fase pertandingan. Untuk cabang olahraga yang menuntut power atau daya tahan otot maka dalam hal ini yang paling menonjol adalah kekuatannya, metode yang sesuai harus benar- benar dipergunakan. Apabila power dan daya tahan otot yang diperlukan , waktu latihan yang cukup serta metodanya harus mampu mencerminkan ratio yang optimal antar kedua kemampuan ini. Sebagai contoh untuk seorang pegulat ratio yang dibutuhkan hampir sama. Untuk atlet kano ( 500 m ) program pembentukan power harus mendominir proses latihannya, sedangkan untuk pedayung wanita dengan waktu aktifitas antara 6- 8 menit, daya tahan otot harus menonjol. Fase kekuatan maksimum adalah spesifik terhadap fase persiapan, maka waktu yang dibutuhkan untuk fase ini letaknya berada pada saat akhir masa persiapan untuk kemudian akan diteruskan sampai dimulainya fase pertandingan.

MAINTENANCE PHASE ( FASE MEMPERTAHANKAN ).

Tujuan yang hendak dicapai pada fase ini adalah mempertahankan patokan yang telah dicapai selama fase sebelumnya. Pada fase ini prograam yang harus diikuti oleh atlet merupakan tuntutan spesifik daripada cabang olahraga. Rasio antara kekuatan maksimum, power, dan daya tahan otot harus mencerminkan tuntutan tersebut. Untuk fase ini waktu yang dibutuhkan berkisar antara 2 – 4 bulan bergantung kepada tingkatan prestasi atletnya.

(5)

CESSATION PHASE

Untuk fase ini waktu yang dibutuhkan berkisar antara 5 s/ d 7 hari menjelang pertandingan utama pada tahun yang bersangkutan, program latihan kekuatan harus berakhir, sehingga seluruh energi dapat disimpan untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

REGENERATION PHASE ( FASE REGENERASI ).

PERIODISASI UNTUK DAYA TAHAN ( ENDURANCE )

Selama satu rencana tahunan latihan, perkembangan daya tahan dicapai pada beberapa fase :

 Daya tahan umum.

 Pengembangan dasar – dasar untuk daya taahan khusus.  Daya tahan khusus.

PERSIAPAN PERTANDINGAN

1 2 3

FASE DAYA MENGEMBANGKAN PENYEMPURNAAN

LATIHAN TAHAN DASAR- DASAR DAYA TAHAN

UMUM DAYA TAHAN KHUSUS KHUSUS

PERIODISASI DAYA TAHAN

Pendekatan yang sama juga terjadi pada rencana jangka panjang, berdasarkan asumsi bahwa atlet remaja memulai latihan sejak berusia 12 tahun, pengembangan daya tahan harus mengikuti fase-fase seperti berikut ini :

UMUR

12 - 16 TAHUN 17 - 18 TAHUN 1 9 DST

DAYA TAHAN MENEMBANGKAN DASAR DAYA TAHAN

(6)

DAYA TAHAN UMUM.

Daya tahan umum dikembangkan melalui fase transisi dan awal fase persiapan, waktunya berkisar antara 1 – 3 bulan. Besarnya volume latihan menjadi cirri umum daripada fase ini. Kapasitas organisme, sistim kardiorespiratory secara bertahap ditingkatkan pada tahapan ini.

PENGEMBANGAN DASAR – DASAR DAYA TAHAN KHUSUS.

Fase ini lamanya berkisar antara 3 – 5 bulan, keseluruhan daripada fase ini adalah proses transisi dari aerobic endurance menuju kepada daya tahan khusus yang sesuai dengan karakteristik daripada cabang olahraga.

DAYA TAHAN KHUSUS

Fase ini berkaitan erat dengan fase beerikutnya yakni fase pertandingan, intensitas latihan yang tinggi merupakan ciri umum daripada tahapan ini.

PERIODISASI KECEPATAN

Apakah untuk olahraga beregu ataupun individual periodisasi kecepatan harus mengikuti sub fase latihan seperti dibawah ini :

PERSIAPAN PERTANDINGAN

1 2 4 5

FASE DAYA TAHAN DAYA TAHAN MENGEMBANGKAN

LATIHAN AEROBIK ANAEROBIK DASAR - DASAR KEC

KECEPATAN KHUSUS

PERIODISASI KECEPATAN

DAYA TAHAN AEROBIK

Merupakan dasar latihan untuk fase berikutnya, subfase pertama dari fase persiapan ini perlu untuk membentuk dasar aerobik dimana latihan kecepatan tergantung kepadanya.

DAYA TAHAN ANAEROBIK

Peralihan dari daya tahan aerobik menuju latihan pembentukan kecepatan yang khusus dengan menggunakan metoda baku pada cabang olahraga yang bersangkutan. Fartlek, diikuti berbagai bentuk latihan interval, latihan pengulangan dipakai untuk membentuk anaerobic yang kuat.

(7)

DASAR PENGEMBANGAN KECEPATAN.

Mendekati fase kompetisi , latihan akan berkembang semakin intensif dan semakin khusus.

KECEPATAN KHUSUS, KELINCAHAN DAN REAKSI.

Metode khusus dan drilling sangat dominan pada fase ini, tidak hanya untuk lingkup pengembangan kecepatan khusus tetapi juga dengan factor lain yang berhubungan seperti, kelincahan dan reaksi.

(8)
(9)

FASE PERSIAPAN

Fase ini memegang peran paling strategis, dalam keseluruhan program latihan. Disinilah segala upaya dikerahkan untuk mengembangkan kerangka umum fisik , teknik, taktik, dan persiapan psikologisnya dalam menghadapi fase pertandingan. Jumlah latihan yang tidak mencukupi pada fase ini akan berdampak negatif selama fase pertandingan, dan ini tidak dapat diperbaiki lagi, walaupun dengan memakai segala bentuk latihan yang ada.

Ozolin ( 1971 ) menggambarkan walaupun masih bersifat umum, orientasi dan spesifikasi latihan pada tahap ini dengan tujuan :

 Memperbaiki persiapan fisik umum.

 Memperbaiki kemauan biomotorik yang dituntut sesuai dengan karakeristik daripada cabang olahraga.

 Menumbuhkan ciri-ciri psikologis khusus.

 Mengembangkan dan atau menyempurnakan teknik.

 Mengenal dasar manufer strategis yang akan diterapkan pada fase berikutnya.

 Memperbaiki pengetahuan teoritis atlet tentang teori dan metodologi latihan yang khusus .

Fase persiapan dapat menghabiskan antara 3 - 6 bulan, tergantung dari karakteristik cabang olahraga dan jenis rencana tahunan yang dipakai. Untuk tujuan metodologis , fase persiapan terbagi atas 2 bagian subfase :

1. Persiapan umum. 2. Persiapan khusus.

SUBFASE PERSIAPAN UMUM.

Memiliki tujuan untuk mengembangkan kapasitas kerja atlet, persiapan fisik umum serta memperbaiki elemen teknik maupun manuver teknik dasar. Tujuan paling utama pada tahapan ini adalah mengembangkan kondisi fisik atlet ke tingkatan yang lebih tinggi. Dengan modal tersebut akan memudahkan berlangsungnya latihan di fase berikutnya.

Tingginya volume latihan menjadi ciri daripada tahapan ini, 70-80 % dari jumlah total waktu latihan harus dialokasikan untuk pengembangan daya tahan aerobik. ( Harre; 1981 ). Waktu yang dialokasikan untuk tahapan ini kira-kira 1/3 dari total waktu rencana tahunan.

(10)

PERSIAPAN KHUSUS

Merupakan bagian kedua fase persiapan, peralihan menjelang fase pertandingan. Meskipun tujuan latihan sedikit memiliki kesamaan dengan subfase umum, karakter latihan disini menjadi lebih spesifik. Walaupun volume latihan masih tetap tinggi, 70-80 % dari upaya yang dilakukan diarahkan kepada bentuk latihan yang khusus berhubungan dengan karakteristik cabang olahraga. Pada akhir tahapan ini volume latihan berangsur turun secara bertahap, sementara intensitas mulai mengalami peningkatan. Untuk cabang olahraga dimana intensitas memegang peranan penting seperti nomor sprint pada cabang olahraga atletik, nomor – nomor loncat dan cabang olahraga beregu, volume latihan dikurangi sampai antara 20-40 %, sementara jumlah yang dialokasikan untuk intensitas ditingkatkan sampai 20-40 %.

FASE PERTANDINGAN

Untuk alasan metodologis fase pertandingan dapat dibagi kedalam dua subfase yakni :

 Pra pertandingan/ kompetisi.

 Fase pertandingan utama

PRA PERTANDINGAN

Ikut serta dalam berbagai jenis pertandingan atau eksibisi tidak resmi sebagai media pengamatan dan evaluasi bagi pelatih, demikian ciri khusus pada fase ini. Merupakan test atau ujian sebelum bergerak memasuki fase berikutnya.

PERTANDINGAN UTAMA

Volume latihan pada fase ini untuk cabang olahraga yang dominan mengandalkan kemampuan daya tahan mungkin masih tetap tinggi. Untuk cabang olahraga dimana dituntut koordinasi, kekuatan dan power sempurna, volume latihan dapat dikurangi sebanyak 50-75 %dari tingkatan yang sudah dicapai selama fase persiapan. Intensitas ditingkatkan secara terus menerus, mencapai tingkat tertinggi dalam waktu 2-3 minggu menjelang pertandingan utama untuk kemudian turun secara bertahap sepanjang fase tanpa pembebanan ( unloading ). Selama keseluruhan sub fase acara latihan dengan intensitas maksimum jangan sampai terjadi lebih dari antara 3 – 4 kali di tiap siklus mikronya.

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,