• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PUNGLI KEJAKSAAN NEGERI LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PUNGLI KEJAKSAAN NEGERI LAMONGAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERANTASAN

TINDAK PIDANA KORUPSI

DAN

PUNGLI

(2)

PENGANTAR

Korupsi di Indonesia sudah merasuk hampir di seluruh sendi kehidupan bangsa, modus operandi dan luasan cakupan Tindak Pidana Korupsi kian hari kian meningkat mengikuti perkembangan zaman, bahkan sudah merasuk di semua sektor , seolah-olah Tindak Pidana Korupsi begitu mengakar dan sistematis, sehingga timbul Anggapan Korupsi sebagai budaya bangsa Indonesia .

Berbagai kasus besar telah berhasil diungkap , dan banyak kasus besar sedang dalam proses pengungkapan , namun fenomena kejahatan Korupsi seolah bermetamorfosa baik modus maupun pelakunya.

bermetamorfosa baik modus maupun pelakunya.

Berbagai upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi telah ditempuh, mulai dari penyesuaian UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, membuat UU pendukungnya termasuk UU TPPU, membentuk Komisi-Komisi , namun Tindak Pidana Korupsi tidak juga berkurang bahkan berdasarkan hasil penelitian “ Transparancy International “ Indonesia menjadi negara terkorup no. 5 dengan pola kejahatan Korupsi yang semakin berkembang .

Perang melawan kejahatan Korupsi seolah tiada habisnya sehingga diperlukan langkah yang bersifat Extra Ordinary dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi , baik yang bersifat pencegahan maupun penindakan .

(3)

ISTILAH

KORUPSI : -- Bhs. Latin - CORRUMPERE, CORRUPTUS

--Bhs. Eropa -CORRUPTION atau CORRUPT

makna : Kerusakan, kebusukan , keburukan, kebejatan ,

KORUPSI

makna : Kerusakan, kebusukan , keburukan, kebejatan ,

kebobrokan , ketidakjujuran, tidak bermoral yang behubungan dengan keuangan .

Istilah lain nya :

KORUPSI : -Bhs. BelandaCORRUPTEIA BRIBERY atau SEDUCTION

BRIBERY : MEMBERIKAN KPD SESEORANG AGAR ORANG TSB BERBUAT UTK KEUNTUNGAN PEMBERI.

(4)

DOKTRIN

KORUPSI

SYED HUSSEIN ALATAS

Penyalahgunaan kepercayaan utk kepentingan pribadi ROBERT . C BROOKS

Dengan sengaja melakukan kesalahan/ lalai menjalankan tugas atau kewajiban dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan untuk diri sendiri

keuntungan untuk diri sendiri

TRANSPARANCY INTERNASIONAL

KORUPSI adalah perilaku pejabat-pejabat disektor publik ( apakah politikus, PNS, Pegawai BUMN, BUMD, dan lain sebagainya ) secara tidak benar dan melanggar hukum

(5)

PENGERTIAN “KORUPSI “

================================================== • PENDAPAT AHLI :

KORUPSI : SEBAGAI TINGKAH LAKU INDIVIDU YANG -MENGGUNAKAN WEWENANG DAN JABATAN GUNA MENGEDUK KEUNTUNGAN PRIBADI, MERUGIKAN KEPENTINGAN UMUM DAN MERUGIKAN KEPENTINGAN UMUM DAN -NEGARA .

KORUPSI : MERUPAKAN GEJALAN SALAH PAKAI DAN SALAH URUS DARI KEKUASAAN, DEMI KEUNTUNGAN -PRIBADI, SALAH URUS THD SUMBER KEKAYAAN NEGARA DGN MENGGUNAKAN WEWENANG DAN KEKUATAN FORMAL UNTUK MEMPERKAYA DIRI -SENDIRI .

(6)

PENGERTIAN

“ TINDAK PIDANA KORUPSI

============================================

• TINDAK PIDANA KORUPSI

Adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh Undang -Undang dan diancam sanksi pidana , karena perbuatan Undang dan diancam sanksi pidana , karena perbuatan

tersebut dipandang sebagai perbuatan bejat, perbuatan buruk atau perbuatan lain yang menyalahgunakan jaba-tan / wewenang , menerima suap dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi.

(7)

LANDASAN HUKUM

================================================== • Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia

berdasarkan Undang-Undang ( Hukum Positif ) yaitu Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yaitu :

1. UU No. 24 Tahun 1960 Ttg Pemberantasan TPK 1. UU No. 24 Tahun 1960 Ttg Pemberantasan TPK 2. UU No. 3 Tahun 1971 Ttg Pemberantasan TPK 3. UU No. 31 Tahun 1999 Ttg Pemberantasan TPK 4. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas

UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

(8)

DELIK

TINDAK PIDANA KORUPSI

===========================================

Dalam perkara Tindak Pidana Korupsi terdapat beberapa kualifikasi delik Korupsi , diantara delik Korupsi tersebut Yaitu :

Delik yang dapat merugikan Keuangan negara atau Delik yang dapat merugikan Keuangan negara atau

-perekonomian negara , yang diatur dalam :

- Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 - Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999

sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemeberantasan Tindak Pidana Korupsi .

(9)

DELIK

TINDAK PIDANA KORUPSI

===========================================

 Delik Penyuapan yang bersifat Aktif maupun Pasif.

Diatur dalam Pasal 5, 6, 13 , 12a UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

 Delik Penggelapan.

Diatur dalam pasal 8 , 10 UU No. 20 Tahun 2001

tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(10)

DELIK

TINDAK PIDANA KORUPSI

==========================================

Delik Pemerasan dalam Jabatan ( Knevelarij,Extortion). Diatur dalam pasal 12e, 12f, 12g UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

 Delik Pemalsuan .

Diatur dalam pasal 9 UU No. 20 Tahun 2001

tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(11)

DELIK

TINDAK PIDANA KORUPSI

===========================================

Delik yang berkaitan Dg Pemborongan, Leveransir,

rekanan .

Diatur dalam pasal 7 UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Delik Gratifikasi .

Diatur dalam pasal 11, 12i, 12b, 12c

UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas

UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(12)

RUMUSAN DELIK

============================================

Pasal 2 Ayat (1)

“ Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya disendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan -negara atau perekonomian -negara . “

negara atau perekonomian negara . “ Sanksi Pidana :

Pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh tahun) dan denda paling sedikit

Rp.200.000.000.-(dua ratus juta) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000.- (satu milyar rupiah).

(13)

Uraian Delik :

a. Secara melawan hukum :

Telah melakukan pbt yg sifatnya melawan/bertentangan dgn hukum positif (formil) maupun berupa pbt tercela yg menurut perasaan keadilan masy hrs dituntut dan dipidana (materiil).

b. Memperkaaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi: Unsur ini bersifat alternatif, diri sendiri,orang lain,atau korporasi, Unsur ini bersifat alternatif, diri sendiri,orang lain,atau korporasi, Memperkaya dapat berarti menjadi lebih kaya atau bertambah

kekayaannya krn pbt tsb, Tidak diartikan tlh kaya dlm pengertian yg sebenarnya.

c. Dapat merugikan

Berarti bisa betul-betul merugikan atau baru potensi merugikan atau tidak jadi merugikan karena hasil tindak pidana telah dikembalikan .

(14)

Uraian Delik :

d. Keuangan negara atau perekonomian negara:

Yg termasuk keuangan negara yaitu kekayaan negara dalam bentuk apapun, yg dipisahkan atau tidak di pisahkan, termasuk BUMN/ BUMD dan badan hukum lain yg menyertakan modal/mendapatkan kemudahan dari negara atau pihak ketiga berdasarkaan perjanjian dgn negara.

dgn negara.

( pasal 1 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara .)

Perekonomian negara adalah kehidupan perekonomian yg disusun

sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yg didasarkan pada kebijakan pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah.

(15)

Pasal 3 :

“ Setiap Orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi , menyalahgunakan kewenangan, ke-Sempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomuian negara “

Sanksi Pidana : Pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan

paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50 juta dan paling banyak Rp. 1 Milyard .

(16)

Uraian Delik

 Menguntungkan

mendapatkan untung, yaitu pendapatan yg diperoleh

lebih besar dari pengeluaran, terlepas dari

penggunaan lebih lanjut dari pendapatan yg

diperolehnya.

diperolehnya.

Menyalahgunakan

menggunakan kewenangan , kesempatan atau sarana

yang melekat pada jabatan atau kedudukan yang

dijabat atau diduduki oleh pelaku TPK untuk tujuan

lain dari maksud yang diberikannya kewenangan

(17)

MODUS

TINDAK PIDANA KORUPSI

===========================================

Modus Operandi

1. Markup 8. Pemalsuan dokumen

2. Penggelapan 9. Penerimaan fee,Komisi

2. Penggelapan 9. Penerimaan fee,Komisi

3. Dobel Anggaran discount

4. Pungutan liar 10. Kredit Macet

5. Pembukuan ganda 11. Penggunaan anggaran

6. Pengadaan Barang/jasa yg Tidak sesuai .

(18)

PUNGUTAN LIAR

(PUNGLI)

pengenaan biaya di tempat yang tidak seharusnya

biaya dikenakan atau dipungut. Kebanyakan pungli

DEFINISI

biaya dikenakan atau dipungut. Kebanyakan pungli

dipungut oleh pejabat atau aparat, pungli termasuk

ilegal dan digolongkan sebagai KKN.

(19)

PUNGUTAN LIAR

(PUNGLI)

Pengertian Pungutan :

adalah bea, iuran, kutipan, pajak, saweran, tarif

yang wajib dibayarkan yang dilakukan oleh yang

berwenang.

pengertian liar :

pengertian liar :

adalah tidak teratur, tidak tertata.

PUNGLI

Secara umum adalah kegiatan meminta sejumlah uang atau barang yang dilakukan dengan tidak tertata, tidak berijin

(20)

KAJIAN HUKUM

 segala bentuk pungutan tidak resmi

 tidak mempunyai landasan hukum

PUNGLI

 tidak mempunyai landasan hukum

merupakan tindakan pemerasan sedangkan dalam

hukum pemerasan merupakan tindak pidana

TINDAK PIDANA KORUPSI

(21)

RUMUSAN DELIK

PUNGLI

===========================================

Pasal 12 huruf e .

“ pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud

menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum , atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu , membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan , atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri “

SANKSI PIDANA :

Pidana penjara : paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 Tahun. Denda : paling sedikit Rp. 200 juta dan paling banyak Rp.1 milyard

(22)

AKIBAT

TINDAK PIDANA KORUPSI

“ KORUPSI “ kejahatan yg berbahaya krn akibat yg ditimbulkan Hasil Kongres PBB

1. Menghancurkan efektifitas potensial dr semua Jenis Program Pemerintah . 2. Membahayakan pembangunan sosial, eokonomi dan Politik.

3. Ancaman bagi keamanan dan kestabilan masyarakat. 4. Merusak nilai nilai dan lembaga – lembaga Demokrasi. 5. Menggangu/ menghambat pembangunan.

5. Menggangu/ menghambat pembangunan. 6. Merusak nilai nilai moral dan keadilan .

7. Membahayan stabilitas kemanan masyarakat. 8. Merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas.

9. Membahayakan pembangunan yang berkelanjutan. 10. Mengancam stabiltas politik .

11. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat . pembangunan Nasional .

(23)

IDENTIFIKASI

TERJADINYA KORUPSI

========================================================= FAKTOR MANUSIA /INDIVIDU

Rendahnya kadar Rendahnya Etika Prilaku Rendahnya Rendahnya kadar Rendahnya Etika Prilaku Rendahnya

(24)

FAKTOR

ORGANISASI / SISTEM POEMERINTAHAN

- Standar operasi.

- Birokrasi yang berbelit belit.

- Minimnya transparasi Infromasi. - Egoisme sektoral dan Institusional.

- Adanya upaya menutupi penyimpangan pd instansi Yg - Adanya upaya menutupi penyimpangan pd instansi Yg

bersangkutan.

- Belum efektifnya fungsi pengawasan.

- Lemahnya koordinasi antara penegak hukum Internak dgn aparat

penegak hukum .

(25)

FAKTOR BUDAYA / KULTURAL

• Budaya /kebiasaan primitif yang menggangap uang

lelahjj, uang lembur , uang pelicin, uang operasional dll

dianggap sebagai hal yang wajar dan rejeki .

• Adanya sikap “ Sungkan “

• Adanya sikap “ Sungkan “

• Kepedulian masyarakat yang kurang terhadap

TP.Korupsi.

(26)

UPAYA

PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN

===========================================

A. Nonfenal Preventif ( Pencegahan/pengendalian ) sebelum TP.Korupsi terjadi dengan sasaran menangani faktor kondusif sasaran menangani faktor kondusif -penyebab terjadinya TP. Korupsi.

B. Fenal Sifat Represive ( Pemberantasan / penumpasan ) sesudah TP. Korupsi terjadi dgn alat perangkat hukum -pidana .

Referensi

Dokumen terkait

penduduk juga bekerja pada TPQ, yang mana tempatnya tidak jauh dari tempat tinggal warga. Ada juga yang bekerja pada kota terdekat, misalnya di bangunan, bengkel, dan

Salah seorang dari mereka adalah Ka'ab bin Murrah al Bahzi  berdiri dan berkata : "Seandainya bukan karena sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah  maka

Yang menarik adalah edisi revisi dalam Keputusan Menteri Agama Nomor: 165 Tahun 2014 Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan

4 Dalam perkembangannya, media Islam juga berupaya merengkuh pembaca yang lebih luas (tidak hanya khusus umat Islam).. Maka, mengklasifikasikan media Islam tidak terbatas

Karena menggunakan konverter Cȕk dan konverter boost bertingkat, maka akan didapat rasio tegangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan konverter Cȕk dan konverter boost yang

Penelitian sebelumnya pada tahun 2017 dengan judul one husband one client dan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dengan hasil penelitian sebagai berikut

Obesitas Pada Orang Dewasa Anggota Keluarga Miskin di Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang.. Potensi Peran Keluarga dalam Perawatan Penyakit Stroke Melalui Pengembangan Model

Sedangkan analisis sistem informasi adalah tahap pengembangan dalam membangun project sistem informasi yang berfokus pada masalah bisnis dan kebutuhannya, terlepas dari