• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN TUNA TINGKAT POKLAHSAR DALAM KERANGKA INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KABUPATEN PACITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN TUNA TINGKAT POKLAHSAR DALAM KERANGKA INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KABUPATEN PACITAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

DALAM KERANGKA INDUSTRIALISASI

KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KABUPATEN PACITAN Asmo PurboPranowo

Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Email : asmopurbo@yahoo.com ABSTRAK

Strategi bersaing menjadi menjadi salah satu kunci untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dihadapi oleh Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (POKLAHSAR) Produk Olahan Ikan Tuna di Kabupaten Pacitan sebagai dasar untuk menentukan alternatif strategi yang tepat untuk perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dengan teknik analisis IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (Eksternal Factor Evaluation) dan IE (Internal - Eksternal). Berdasarkan hasil analisis Matriks IFE menunjukkan bahwa kondisi internal POKLAHSAR produk olahan ikan tuna berada pada kondisi rata - rata. Sementara untuk hasil matriks EFE menunjukkan bahwa respon POKLAHSAR terhadap peluang dapat dikatakan cukup baik. Hasil analisis Matriks IE menunjukkan posisi POKLAHSAR berada pada posisi sel V. Posisi ini menunjukkan strategi yang digunakan pada kondisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Sementara itu dari hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa posisi POKLAHSAR produk olahan ikan tuna berada pada Kuadran I, yaitu strategi agresif, dimana alternatif strategi yang dapat digunakan oleh POKLAHSAR produk olahan ikan tuna yaitu strategi SO (Strength - Opportunity).

Kata Kunci : Poklahsar, Strategi Pemasaran, Produk Olahan Ikan Tuna, SWOT.

ABSTRACT

Strategies to compete to be one of the keys to facing increasingly fierce business competition. This study aims to identify the internal and external factors faced by the Group of Processing and Marketing (POKLAHSAR) Products Processed Tuna in Pacitan as a basis for determining the appropriate strategic alternatives for the company. The method used in this study used descriptive qualitative approach. Sampling technique is done by using purposive sampling. The analytical tool used is the analysis of SWOT analysis technique IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External Factor Evaluation) and IE (Internal - External). Based on the results of IFE Matrix analysis shows that the internal conditions POKLAHSAR processed tuna products that are in condition - average. As for the EFE matrix results showed that the response to the opportunities POKLAHSAR can be quite good. IE Matrix analysis results showed POKLAHSAR position in the position of the cell V. This position shows the strategy used in this condition is a market penetration strategy and product development strategies. Meanwhile, SWOT analysis results indicate that the position POKLAHSAR processed tuna products that are in Quadrant I, namely Aggressive Strategy, in which alternative strategies can be used by POKLAHSAR processed tuna products that strategy SO (Strength - Opportunity).

(2)

commit to user PENDAHULUAN

Pengolahan hasil perikanan

merupakan kegiatan pasca panen yang memegang peranan penting dalam agrobisnis dan agroindustri. Melalui usaha pengolahan, hasil perikanan yang bersifat mudah rusak dan membusuk (perishable) dapat ditingkatkan daya awet dan mutunya. Disamping itu usaha pengolahan juga dapat digunakan untuk meningkatkan nilai tambah (added value) suatu produk.

Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan pemanfaatan produksi hasil perikanan adalah dengan pengembangan produk bernilai tambah, baik olahan tradisional maupun modern. Untuk itu apabila ingin merubah nilai jual ikan non ekonomis, maka salah satu cara yang bisa ditempuh adalah melalui

teknologi produk perikanan

(pengembangan produk hasil perikanan) agar lebih bisa diterima oleh masyarakat dan sesuai dengan selera pasar dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, aman, sehat melalui asupan gizi dari produk hasil perikanan. Makanan olahan berbahan baku ikan adalah produk akhir hasil pengolahan produk primer atau setengah jadi pada komoditas ikan yang dimanfaatkan atau dikonsumsi manusia. Industri pengolahan makanan dari bahan baku ikan merupakan aktifitas atau proses memproduksi makanan hasil pengolahan yang bahan bakunya dari ikan dengan modal, sarana, teknologi dan persyaratan tertentu yang diperlukan oleh konsumen.

Berdasarkan data statistik dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sampai dengan tahun 2014, jumlah produk olahan hasil perikanan masih didominasi oleh Unit Pengolahan Ikan (UPI) skala kecil. Dari jumlah total produk olahan hasil perikanan tahun 2014 yang mencapai 5,37 juta ton, 3,61 juta ton

diantaranya berasal dari UPI skala kecil, sedangkan 1,76 juta ton berasal dari UPI skala besar (KKP, 2014).

Pengembangan produk hasil perikanan yang bernilai tambah merupakan suatu hal yang harus terus dilakukan, hal ini disebabkan karena adanya beberapa pergeseran yang terjadi di masyarakat antara lain adanya perubahan gaya hidup, perubahan pola konsumsi, konsumen yang lebih menyukai produk yang lebih praktis, daya simpan produk olahan lebih lama dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Hasil perikanan dan makanan olahan berbahan baku ikan merupakan komoditas yang memiliki pasar domestik dan ekspor cukup besar nilainya. Sebagian besar pelaku usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Pacitan tergabung dalam suatu kelompok yang disebut dengan Kelompok Pengolahan dan

Pemasaran (POKLAHSAR). Dengan

demikian sangat dibutuhkan upaya pengembangan POKLAHSAR tersebut menjadi suatu unit pengolahan ikan yang memiliki daya saing.

Salah satu bentuk kegiatan pengolahan ikan yang dilakukan oleh POKLAHSAR yang ada di Kabupaten Pacitan diantaranya adalah usaha pengolahan daging ikan (surimi) dengan bahan baku ikan tuna. Berbagai ragam produk olahan dengan bahan baku ikan tuna yang telah dikenal diantaranya adalah tahu tuna, nugget tuna, bakso tuna, kaki naga, otak – otak, ekado, abon tuna, dan sebagainya.

Usaha pengolahan hasil perikanan merupakan salah satu bagian dari agroindustri yang diharapkan berdaya saing kuat dan mampu bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Namun dalam menghadapi era perdagangan bebas atau globalisasi saat ini mengharuskan perusahaan – perusahaan bidang perikanan

(3)

commit to user

meningkatkan produktifitas dan kualitas produk yang dihasilkan agar tetap eksis dalam persaingan. Oleh karena itu dalam pengembangan usaha dituntut agar dapat merencanakan atau menyusun formulasi strategi yang tempat dengan jalan memperbaiki sistem manajemen usaha.

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Alternatif strategi pemasaran apa saja yang dapat dilakukan oleh industri

pengolahan ikan tuna tingkat

POKLAHSAR di Kabupaten Pacitan dalam rangka meningkatkan daya saingnya ?”

Sementara itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta mengevaluasi strategi pemasaran yang selama ini dilakukan oleh POKLAHSAR produk olahan ikan tuna di

Kabupaten Pacitan, dan

merekomendasikan strategi pemasaran yang tepat.

Selanjutnya hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai perkembangan dan strategi yang diterapkan dalam industri pengolahan ikan tuna serta dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para stakeholders dalam menentukan kebijakan dan pengambilan

keputusan, khususnya untuk

pengembangan POKLAHSAR produk

olahan ikan tuna di Kabupaten Pacitan pada masa yang akan datang. Disamping itu hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi POKLAHSAR produk olahan ikan tuna di Kabupaten Pacitan dalam menentukan kebijakan manajemen usaha, khususnya pada pemasaran produk olahan

sehingga pelaku usaha dapat

mengembangkan usahanya, serta sebagai

bahan referensi bagi penelitian lain dalam melakukan kajian lebih lanjut mengenai pemasaran produk industri pengolahan hasil perikanan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode kualitatif. Menurut Saunders, Lewis dan Thornhill (2009) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya (bukan didalam laboratorium) dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.

Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Untuk data priner diperoleh melalui observasi langsung dilapangan dan kuesioner yang dibagikan kepada responden penelitian. Sementara untuk data sekunder diperoleh melalui data – data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan, serta data penunjang lainnya.

Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana pengambilan sampel hanya ditujukan kepada Kelompok Pengolah yang melakukan kegiatan pengolahan dan pemasaran produk olahan ikan tuna di Kabupaten Pacitan dengan lamanya usaha kurang lebih 3 tahun. Adapun jumlah responden keseluruhan dalam penelitian ini sejumlah 7 (tujuh) Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (POKLAHSAR) produk olahan ikan tuna di Kabupaten Pacitan terdiri dari

POKLAHSAR Cahaya Barokah,

POKLAHSAR Maju Jaya Putri,

POKLAHSAR Srikandi, POKLAHSAR Hikmah, POKLAHSAR Nabila Makmur,

(4)

commit to user

POKLAHSAR Sari Ulam dan

POKLAHSAR Peni.

Ruang lingkup penelitian ini adalah pada perumusan strategi yang berasal dari pertimbangan dan hasil analisis lingkungan. Informasi yang diperoleh dari analisis kondisi internal, eksternal dan profil kompetitif menjadi informasi dasar untuk tahap pencocokan dan tahap keputusan. Alat-alat input mendorong para penyusun strategi untuk mengukur subjektifitas selama tahap awal proses perumusan strategi. Membuat berbagai keputusan-keputusan kecil dalam matriks input menyangkut signifikansi relatif faktor-faktor eksternal dan internal memungkinkan para penyusun strategi untuk secara lebih efektif menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat yang tepat. Berdasarkan hal tersebut, maka metode analisis data yang digunakan antara lain adalah Matriks IFE (Internal Factor Evaluation), Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), Matriks IE (Internal Eksternal) dan Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threats).

Tahapan analisis data untuk penyusunan rencana strategi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahapan pengumpulan data dibedakan

menjadi faktor internal dan faktor ekternal. Data internal diperoleh dari lingkungan dalam usaha pengolahan ikan tuna yang berupa kekuatan dan kelemahan dan data eksternal diperoleh dari lingkungan luar yang berupa peluang dan ancaman. Faktor ini dibuat dalam bentuk matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) dan matriks IFE (Internal Factor Evaluation).

2. Tahap analisis : menganalisis IFE dan EFE dengan memberi bobot nilai selang 0 - 1, cara penentuan berdasarkan pengamatan lapangan untuk menentukan urutan prioritas yaitu faktor mana yang paling penting dan tidak penting. Penentuan bobot

menggunakan metode “Paired

Comparison”, metode tersebut

digunakan untuk memberikan

penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal serta faktor - faktor dalam struktur industri (David, 2004). Pembobotan dengan menggunakan formula sederhana akan menghasilkan bobot antara sebesar 0 - 1 dan jika dijumlahkan keseluruhan bobot faktor tersebut akan menghasilkan nilai 1 (satu) untuk masing-masing kondisi (internal dan eksternal). Selanjutnya memberi rating nilai untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.

Contohnya, jika kelemahan

perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata – rata industri nilainya adalah 1,0, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata – rata industri nilainya adalah 4,0. Pemberian nilai rating berbanding terbalik antara peluang dan ancaman dan kekuatan dan kelemahan.

(5)

commit to user

3. Setelah pemberian nilai dan bobot selanjutnya ditentukan nilai skor dengan mengalikan antara bobot dan rating.

4. Jumlahkan total skor masing-masing variabel. Nilainya merupakan nilai bagi organisasi tersebut dari sisi IFE matriks. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal perusahaan lemah, sedangkan nilai di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Sementara untuk EFE Matriks, kemungkinan nilai terbesar total score adalah 4,0 dan terendah adalah 1,0. Total skor 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon peluang yang ada dengan cara yang luar biasa dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya. Total skor sebesar 1,0 menunjukkan strategi-strategi perusahaan tidak memanfaatkan

peluang-peluang atau tidak

menghindari ancaman-ancaman eksternal.

5. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: skor bobot IFE total pada sumbu X dan skor bobot EFE total pada sumbu Y. Skor bobot total yang diperoleh dari divisi-divisi tersebut memungkinkan susunan Matriks IE di tingkat perusahaan. Pada sumbu X dari Matriks IE, skor bobot IFE total 1,0 -1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, skor 2,0 - 2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0 - 4,0 adalah kuat. Serupa dengannya, pada sumbu Y, skor bobot EFE total 1,0 - 1,99 dipandang rendah, skor 2,0 - 2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0 - 4,0 adalah tinggi.

Menurut David (2009), Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan

membangun (grow and built). Strategi yang intensif (penetrasi pasar,

pengembangan pasar, dan

pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling tepat bagi divisi-divisi ini. Kedua, divisi-divisi-divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi

menjaga dan mempertahankan

(hold and maintain); penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi ini. Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi (harvest or divest). Contoh untuk matriks IE dapat dilihat pada Gambar 1.

6. Selanjutnya pengambilan keputusan

untuk perumusan strategi

pengembangan usaha POKLAHSAR produk olahan ikan tuna dengan

menggunakan matriks SWOT.

Penggunaan Analisis SWOT akan menghasilkan suatu strategi yang baik, karena ada empat strategi pencocokan yang dihasilkan oleh Analisis SWOT yaitu strategi SO, WO, ST dan WT. Strategi SO atau strategi kekuatan - peluang menggunakan kekuatan

internal perusahaan untuk

(6)

commit to user

4,0 3,0 2,0 1,0

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Gambar 1. Matriks IE (Internal Eksternal)

Sumber : David (2009) Tabel 1 Matriks SWOT Faktor – Faktor Internal (S) Strength (Kekuatan) (W) Weakness (Kelemahan) Faktor – Faktor Eksternal (O) Opportunity Peluang Strategi SO Strategi yang ditetapkan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk mencari dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.

Strategi WO Strategi yang ditetapkan dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. (T) Threats

(Ancaman)

Strategi ST Strategi yang ditetapkan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

Strategi WT Strategi yang ditetapkan berdasarkan tindakan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan dan mengindari ancaman.

Sumber : Dess, G. Gregory., Lumpkin, G.T, Eisner, Alan, B. (2009).

Strategi WO atau strategi kelemahan - peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dan memanfaatkan peluang

eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan - ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari

Lemah 1,0 - 1,99 Rata - Rata 2,0 - 2,99 Kuat 3,0 – 4,0 TO TAL RA TA RA TA T ERT IM BANG E F E Tinggi 3,0 – 4,0 3,0 Menengah 2,0 – 2,99 2,0 Rendah 1,0 – 1,99 1,0

(7)

commit to user

atau mengurangi dampak ancaman eksternal dan strategi WT atau strategi kelemahan - ancaman yang merupakan taktik difensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan. Skema

untuk matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN Formulasi Strategi

Perencanaan untuk pengembangan strategi pemasaran produk olahan ikan tuna oleh POKLAHSAR menekankan pada pertimbangan lingkungan internal dan ekternal, menganalisis faktor – faktor pertimbangan kekuatan dan kelemahan serta faktor peluang dan ancaman yang dimiliki oleh POKLAHSAR.

a. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Adapun hasil identifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Kelompok Pengolahan dan Pemasaran produk olahan ikan tuna di Kabupaten Pacitan dapat dilihat pada Tabel 2.

b. Identifikasi Peluang dan Ancaman Peluang merupakan sesuatu yang dapat diambil atau dimanfaatkan oleh perusahaan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki. Ancaman adalah sesuatu yang dapat mengancam berjalannya suatu usaha, oleh sebab itu perusahaan harus mencoba meminimalkan atau menghindari

ancaman tersebut. Adapun hasil identifikasi faktor eksternal peluang dan ancaman POKLAHSAR produk olahan ikan tuna di Kabupaten Pacitan dapat dilihat pada Tabel 3.

3. Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, maka disusun matriks IFE (Internal Factor Evaluation) untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis

menunjukkan bahwa faktor strategis internal yang menjadi kekuatan bagi POKLAHSAR produk olahan ikan tuna lebih besar dari pada faktor kelemahannya, dimana hasil total nilai tertimbang faktor kekuatan sebesar 2,43 dan faktor kelemahan sebesar 0,43. Dengan demikian POKLAHSAR produk olahan ikan tuna

(8)

commit to user Tabel 2

Hasil Identifikasi Faktor Internal

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) 1. Variasi produk cukup beragam 1. Manajemen usaha masih sederhana 2. Produk tanpa bahan pengawet dan

bernilai gizi tinggi 2. Akses terhadap permodalan rendah 3. Harga produk yang relatif terjangkau 3. Kurangnya intensitas dan media promosi 4. Pengalaman POKLAHSAR 4. Pemasaran secara pasif

5. Pengaplikasian teknologi pengolahan ikan yang lebih modern

5. Kelompok belum melakukan target pasar

6. Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan

7. Pelayanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan

8. Akses terhadap bahan baku cukup terjamin

9. SDM yang terlatih

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Tabel 3

Hasil Identifikasi Faktor Eksternal

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)

1. Perubahan pola konsumsi masyarakat 1. Persaingan dengan perusahaan sejenis 2. Trend konsumsi ikan meningkat 2. Hambatan masuk industri pengolahan

ikan rendah

3. Adanya dukungan dan bantuan pemerintah 3. Adanya produk substitusi 4. Pemasok bahan baku ikan dalam jumlah

yang banyak 4. Tingkat inflasi yang fluktuatif 5. Pemerintah mencanangkan Program

Gemarikan Nasional

5. Pembeli mempunyai kekuatan dalam memilih produk olahan ikan

6. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat

7. Peningkatan PDRB per kapita 8. Peningkatan jumlah penduduk 9. Dukungan dari masyarakat lokal 10. Adanya kemitraan usaha

11. Tersedianya infrastruktur pendukung Sumber : Data primer diolah, 2015.

(9)

commit to user Tabel 4

Analisis Matriks IFE POKLAHSAR Produk Olahan Ikan Tuna

NO. FAKTOR – FAKTOR

STRATEGIS INTERNAL BOBOT (B)

RATING

(R) SKOR (B X R) I. Kekuatan (Strength)

1. Variasi produk cukup beragam 0,09 4 0,36 2. Produk tanpa bahan pengawet dan

bernilai gizi tinggi

0,08 3 0,24

3. Harga produk yang relatif terjangkau 0,06 3 0,18

4. Pengalaman POKLAHSAR 0,06 3 0,18

5. Pengaplikasian teknologi pengolahan ikan yang lebih modern

0,07 4 0,28

6. Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan

0,08 4 0,32

7. Pelayanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan

0,09 4 0,36

8. Akses terhadap bahan baku cukup terjamin

0,09 3 0,27

9. SDM yang terlatih 0,08 3 0,24

2,43 II Kelemahan (Weakness)

1. Manajemen usaha masih sederhana 0,04 2 0,08 2. Akses terhadap permodalan rendah 0,07 1 0,07 3. Kurangnya intensitas dan media

promosi

0,08 1 0,08

4. Pemasaran secara pasif 0,06 2 0,12

5. Kelompok belum melakukan target pasar

0,04 2 0,08

0,43

TOTAL IFE 2,86

Sumber : Data primer diolah, 2015

Memanfaatkan faktor kekuatan yang dimiliki dalam meningkatkan usahanya. Sementara dari hasil analisis total nilai rata - rata tertimbang matriks IFE sebesar 2,86 menunjukkan bahwa kondisi internal POKLAHSAR produk olahan ikan tuna berada pada kondisi rata - rata sehingga

POKLAHSAR harus lebih

mengoptimalkan kekuatannya dalam mengatasi kelemahannya. Adapun hasil analisis matriks IFE POKLAHSAR produk olahan ikan tuna dapat dilihat pada Tabel 4.

4. Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)

Berdasarkan hasil analisis matriks EFE

(Eksternal Factor Evaluation)

menunjukkan bahwa faktor strategis eksternal yang menjadi peluang bagi POKLAHSAR produk olahan ikan tuna direspon lebih baik apabila dibandingkan dengan faktor ancaman, dimana dari hasil

(10)

commit to user Tabel 5

Analisis Matriks EFE POKLAHSAR Produk Olahan Ikan Tuna

NO. FAKTOR – FAKTOR

STRATEGIS EKSTERNAL BOBOT (B)

RATING

(R) SKOR (B X R) I. Peluang (Opportunity)

1. Perubahan pola konsumsi

masyarakat 0,08 3 0,24

2. Trend konsumsi ikan meningkat 0,06 3 0,18 3. Adanya dukungan dan bantuan

pemerintah 0,07 4 0,28

4. Pemasok bahan baku dalam jumlah

yang banyak 0,07 3 0,21

5. Pemerintah mencanangkan Program

Gemarikan Nasional 0,06 3 0,18

6. Perkembangan teknologi yang

semakin meningkat 0,08 4 0,32

7. Peningkatan PDRB per kapita 0,04 2 0,08 8. Peningkatan jumlah penduduk 0,04 2 0,08 9. Dukungan dari masyarakat lokal 0,06 3 0,18

10. Adanya kemitraan usaha 0,07 3 0,21

11. Tersedianya infrastruktur pendukung 0,05 3 0,15 2,11 II Ancaman (Threat)

1. Persaingan dengan perusahaan sejenis

0,08 1 0,08

2. Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah

0,05 2 0,1

3. Adanya produk substitusi 0,07 3 0,21

4. Tingkat inflasi yang fluktuatif 0,05 2 0,1 5. Pembeli mempunyai kekuatan dalam

memilih produk olahan ikan

0,06 1 0,06

0,55

TOTAL EFE 2,66

Sumber : Data primer diolah, 2015 untuk faktor peluang sebesar 2,11 sedangkan

untuk faktor ancaman sebesar 0,55.

Sementara dari hasil analisis total nilai rata - rata tertimbang matriks EFE sebesar 2,66 menunjukkan bahwa respon POKLAHSAR terhadap peluang dan ancaman masih pada posisi menengah atau sedang. Hasil analisis matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 5. 5. Analisis Matriks IE

Total nilai yang diperoleh dari matriks IFE sebesar 2,86 dan total nilai matriks EFE

sebesar 2,66. Analisis matriks IE

menunjukkan bahwa posisi POKLAHSAR produk olahan ikan tuna berada pada posisi sel V yaitu memiliki kemampuan internal rata - rata dan pengaruh faktor eksternal pada kondisi menengah atau sedang, sehingga POKLAHSAR dalam kondisi tersebut dapat

dikelola dengan strategi pelihara dan

(11)

commit to user . 4,0 3,0 2,0 1,0 I II III IV V VI VII VIII IX

Gambar 1. Matriks IE (Internal Eksternal) Sumber : Data primer diolah, 2015.

Strategi yang digunakan oleh POKLAHSAR padakondisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar bertujuan untuk meningkatkan posisi POKLAHSAR yang dihubungkan dengan produk dan pasar yang sedang dimasuki oleh POKLAHSAR sekarang ini. Hasil analisis matriks IE dapat dilihat pada Gambar 1.

6. Matriks SWOT

Faktor-faktor strategis baik internal ataupun eksternal kemudian dicocokkan dengan menggunakan matriks SWOT. Analisis matriks SWOT digunakan untuk memformulasikan strategi perusahaan sehingga didapatkan beberapa alternatif strategi. Adapun hasil matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 6.

7. Diagram SWOT

Berdasarkan skoring faktor internal dan eksternal, maka dapat diketahui posisi kuadran POKLAHSAR produk olahan ikan tuna yang

diformulasikan dalam diagram SWOT seperti pada gambar 2.

Berdasarkan hasil pembobotan dapat disimpulkan bahwa total skor faktor internal yang diperoleh dari pengurangan total faktor kekuatan (2,43) dan faktor kelemahan (0,43), sedangkan total skor faktor eksternal yang merupakan hasil pengurangan antara total faktor ancaman (2,11) dan total faktor peluang (0,55) sebagai sumbu Y yaitu sebesar (1,56).

Berdasarkan diagram SWOT, maka posisi usaha untuk pengembangan pemasaran POKLAHSAR produk olahan ikan tuna berada pada Kuadran I, dimana pada posisi ini penerapan alternatif strategi yang dapat digunakan oleh POKLAHSAR produk olahan ikan tuna yaitu strategi SO

Lemah 1,0 - 1,99 Rata - Rata 2,0 - 2,99 Kuat 3,0 – 4,0 T O T A L R A T A R A T A T E R T IM B A N G E FE Tinggi 3,0 – 4,0 3,0 Menengah 2,0 – 2,99 2,0 Rendah 1,0 – 1,99 1,0 2,86 2,66

Pelihara dan Pertahankan

(12)

commit to user Tabel 6

Matriks SWOT POKLAHSAR Produk Olahan Ikan Tuna Di Kabupaten Pacitan

INTERNAL

EKSTERNAL

Kekuatan (S)

1. Variasi produk cukup beragam (S1) 2. Produk tanpa bahan

pengawet dan bernilai gizi tinggi (S2)

3. Harga produk yang relatif terjangkau (S3)

4. Pengalaman POKLAHSAR (S4) 5. Pengaplikasian teknologi

pengolahan ikan yang lebih modern (S5) 6. Memiliki kelengkapan

perizinan pada label kemasan (S6) 7. Pelayanan yang

mengutamakan kepuasan pelanggan (S7)

8. Akses terhadap bahan baku cukup terjamin (S8) 9. SDM yang terlatih (S9)

Kelemahan (W)

1. Manajemen usaha masih sederhana (W1)

2. Akses terhadap permodalan rendah (W2)

3. Kurangnya intensitas dan media promosi (W3) 4. Pemasaran secara pasif (W4) 5. Kelompok belum melakukan

target pasar (W5)

Peluang (O) 1. Perubahan pola

konsumsi masyarakat (O1)

2. Trend konsumsi ikan meningkat (O2) 3. Adanya dukungan dan

bantuan pemerintah (O3) 4. Pemasok bahan baku

ikan dalam jumlah yang banyak (O4)

Strategi SO

1. Memperluas jaringan distribusi (S1, S3, S4, S5, S8, O2, O6, O7)

2. Membangun loyalitas konsumen (S1, S2, S3, S6, O1, O2, O10)

3. Pengembangan sarana dan prasarana pengolahan ikan (S1, S2, S4, S5, S7, S9, O1, O2, O3, O6, O11)

Strategi WO

1. Penguatan kelembagaan POKLAHSAR produk olahan ikan tuna melalui Capacity Building (W1, O3) 2. Meningkatkan permodalan

untuk pengembangan usaha (W2, O3)

3. Meningkatkan kegiatan promosi produk olahan ikan tuna (W3, O3,O5, O6)

(13)

commit to user Tabel 6 (Lanjutan) Peluang (O) 5. Pemerintah mencanangkan Program Gemarikan Nasional (O5) 6. Perkembangan teknologi semakin meningkat (O6) 7. Peningkatan PDRB

Perkapita (O7) 8. Peningkatan jumlah

penduduk (O8) 9. Dukungan dari

masyarakat lokal (O9) 10. Adanya kemitraan usaha

(O10) 11. Tersedianya infrastruktur pendukung (O11) Strategi SO 4. Meningkatkan kualitas SDM (S9, O3)

5. Meningkatkan daya saing produk olahan ikan tuna melalui Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) (S1, S2, S4, S5, S6, S9, O3)

Strategi WO

4. Menetapkan target pasar dalam penjualan produk olahan (W4, W5, O1, O2)

Ancaman (T) 1. Persaingan dengan perusahaan sejenis (T1) 2. Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah (T2) 3. Adanya produk substitusi (T3) 4. Tingkat inflasi yang

fluktuatif (T4) 5. Pembeli mempunyai

kekuatan dalam memilih produk olahan ikan (T5)

Strategi ST

1. Meningkatkan penjualan melalui diversifikasi produk olahan ikan tuna (S1, S2, S3, T1, T2, T3, T4, T5)

2. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk olahan ikan tuna baik dari segi rasa, kemasan dan higienitas (S5, S9, T1, T3, T5)

Strategi WT

1. Perluasan akses informasi jaringan pemasaran bagi POKLAHSAR produk olahan ikan tuna (W4, W5, T1, T2, T3, T4,T5) 2. Peningkatan teknologi dan

Program Manajemen Mutu terpadu (W1, T1, T2, T5) 3. Penguatan jejaring usaha

dan kemitraan guna menghadapi pesaing, menekan harga bahan baku, meningkatkan permodalan dan menekan inflasi (W1, W2, W3, W4, W5, T1, T2, T3, T4, T5, T6)

(14)

commit to user Gambar 2. Diagram Analisis SWOT

Sumber : Data primer diolah, 2015.

(Strength - Opportunity), yang dapat

diartikan yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan dalam memanfaatkan peluang eksternal. Dalam strategi SO, organisasi mengejar peluang – peluang dari luar dengan mempertimbangkan kekuatan organisasi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil analisis lingkungan internal (IFE) POKLAHSAR produk olahan ikan tuna menunjukkan bahwa faktor strategis internal yang menjadi kekuatan bagi POKLAHSAR produk olahan ikan tuna lebih besar dari pada faktor kelemahannya. Sementara dari hasil analisis total nilai rata - rata tertimbang matriks IFE menunjukkan bahwa kondisi internal POKLAHSAR

produk olahan ikan tuna berada pada kondisi rata - rata sehingga POKLAHSAR harus lebih mengoptimalkan kekuatannya dalam mengatasi kelemahannya.

Hasil analisis lingkungan eksternal dengan matriks (EFE) menunjukkan bahwa faktor strategis eksternal yang menjadi peluang bagi POKLAHSAR produk olahan ikan tuna direspon lebih baik apabila dibandingkan dengan faktor ancaman. Sementara dari hasil analisis total nilai rata - rata tertimbang matriks EFE

menunjukkan bahwa respon

POKLAHSAR terhadap peluang dan ancaman masih pada posisi menengah atau sedang.

Berdasarkan hasil matriks IFE dan EFE akan dimasukkan dalam matrik IE dan SWOT. Hasil matriks IE menunjukkan bahwa POKLAHSAR produk olahan ikan tuna berada pada posisi sel V, sehingga alternatif strategi yang diterapkan adalah

1 2 3 4 0 1 2 3 4 -1 -2 -3 -4 -1 -2 - 3 -4 PELUANG KEKUATAN ANCAMAN KELEMAHAN KUADRAN I : Agresif KUADRAN II : Diversifikasi KUADRAN III : Turn Around

KUADRAN IV : Difensif

(15)

commit to user strategi penetrasi pasar dan pengembangan

produk. Sementara itu dari analisis diagram SWOT menunjukkan bahwa strategi yang dipilih adalah strategi SO (Strength –

Opportunity). Saran

Berdasarkan hasil dari beberapa analisis yang telah dilakukan serta kesimpulan yang telah diperoleh, maka beberapa saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (POKLAHSAR) produk olahan ikan tuna dapat mengimplikasikan strategi SO (Strength – Opportunity), dimana strategi ini lebih menekankan pada penggunaan faktor kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada, sehingga POKLAHSAR harus lebih jeli dalam melihat setiap peluang yang ada agar penerapan strategi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Disamping itu Pemerintah dapat terus memberikan dukungan kepada POKLAHSAR hasil perikanan, khususnya untuk produk olahan ikan tuna melalui kebijakan regulasi, fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan ikan, dukungan infrastruktur, pendampingan dan pembinaan, penguatan kelembagaan usaha, fasilitasi akses pasar dan permodalan, pengembangan teknologi, dan peningkatan SDM untuk lebih mendorong iklim usaha pengolahan ikan, khususnya di Kabupaten Pacitan.

DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R. (2004). Manajemen Strategis, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Dess, G. Gregory., Lumpkin, G.T, Eisner, Alan, B. (2009). Strategic Management Text and Cases. 5th Edition. Irwin Professional Publisher. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Pacitan. (2014). Data Base Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2014.

Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. (2014). Laporan Kinerja

Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2014. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta.

Saunders, Mark, Philip Lewis dan Adrian Thornhill. (2009). Research Methods for Business Students 5th Edition. Harlow : Pearson Education Limited.

Gambar

Gambar 1. Matriks IE (Internal Eksternal)  Sumber  :  David (2009)   Tabel 1   Matriks SWOT  Faktor – Faktor  Internal  (S) Strength (Kekuatan)  (W) Weakness (Kelemahan)  Faktor – Faktor   Eksternal (O) Opportunity  Peluang  Strategi SO  Strategi yang dite
Gambar 1. Matriks IE (Internal Eksternal)  Sumber  :  Data primer diolah, 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu diplomasi yang dilakukan oleh Menteri Ali Alatas ini lebih dititik beratkan pada perbaikan citra bangsa Indonesia di mata dunia Internasional, sedangkan upaya

Upaya para pihak dalam pemenuhan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi pekerja outsourcing Koperasi Caritas yang ditempatkan di Universitas Atma

Biaya penilaian dikeluarkan dalam rangka pengukuran dan analisis data untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan spesifikasinya dan persyaratan-persyaratan

hipotesis peneliti, dilakukan analisis statistik dengan analisis regresi. Cara pengambilannya menggunakan teknik random sampling, yaitu cara pengambilan/pemilihan

kekurangannya.pendapatan dari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan proyek atau pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini peningkatan tarif atau juga

Laporan Akhir ini berjudul “Aplikasi Sensor Load Cell Sebagai Pengukur Serpihan Cangkir Plastik Air Mineral Untuk Menonaktifkan Motor AC Pada Rancang Bangun Mesin

dalam melaksanakan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut diperlukan terobosan hukum, persepsi, pola pikir dan mengubah perilaku yang dilakukan dengan

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan