• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI MASALAH PELAKSANAAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH MENENGAH KOTA TARAKAN SEBAGAI DAERAH PERBATASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI MASALAH PELAKSANAAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH MENENGAH KOTA TARAKAN SEBAGAI DAERAH PERBATASAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI MASALAH PELAKSANAAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN

DI SEKOLAH MENENGAH KOTA TARAKAN

SEBAGAI DAERAH PERBATASAN

Ratna Yulinda dan Alfi Suciyati Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UBT

Email: r.yulinda@ymail.com

ABSTRAK

Lingkungan Kota Tarakan harus terpelihara, oleh karena itu diperlukan masyarakat yang sadar lingkungan. Kesadaran lingkungan akan tercapai bila masyarakatnya memiliki pengetahuan dan sikap tentang lingkungan. Langkah awal dalam melaksanakan pendidikan lingkungan adalah dengan melakukan identifikasi masalah yang mungkin menghambat pelaksanaan pendidikan lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilaksanakan penelitian tentang identifikasi masalah pelaksanaan pendidikan lingkungan di sekolah menengah Kota Tarakan sebagai daerah perbatasan. Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan masalah yang berpotensi menghambat pelaksanakan pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah Kota Tarakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus penelitian pelaksanaan pendidikan lingkungan disekolah menengah Kota Tarakan. Deskripsi pelaksanaan pendidikan lingkungan diperoleh melalui pedoman wawancara. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif terdiri dari reduksi data, penyajian (display) data, dan menafsirkan data, kemudian menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui masalah yang berpotensi menghambat pelaksanakan pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah Kota Tarakan adalah (1) Tidak semua materi pelajaran bisa dikaitkan dengan permasalahan lingkungan, (2) Guru kesulitan mengintegrasikan pendidikan lingkungan pada konsep-konsep materi pelajaran yang sifatnya abstrak, (3) Membangun kesadaran siswa untuk peduli terhadap lingkungan, (4) Waktu Pembelajaran IPA yang singkat, (5) Kurangnya Modul tentang Pendidikan Lingkungan dan (6) Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang pelaksanaan pendidikan lingkungan.

Kata Kunci: identifikasi masalah, pendidikan lingkungan, kota tarakan

Abstract: The environment City of Tarakan must be maintained, therefore it needs

environmentally conscious society. Environmental awareness will be achieved if the community have knowledge and attitude about the environment. The first step in implementing environmental education is to identify problems that might hinder the implementation of environmental education. Based on the description, it is necessary to conduct research on problem identification of environmental education implementation in Junior Highschool and Senior highschool in the Tarakan City as border area. The purpose of this research is to describe the problem that potentially hinder the implementation of environmental education in Tarakan City schools. This study uses a qualitative approach with focus on research implementation of environmental education in middle school Tarakan City. Description of the implementation of environmental education is obtained through interview guidelines. The data obtained will be analyzed descriptively consisting of data reduction, presentation (display) data,

(2)

and interpret data, then draw conclusions. Based on the results of the study, the problems that potentially hinder the implementation of environmental education in Tarakan City schools are (1) Not all subjects can be related to environmental issues, (2) Teachers have difficulties in integrating environmental education on abstract subject concepts, (4) Building student’s awereness to care about environment, (4) Short science learning time, (5) Lack of Modules on Environmental Education and (6) Lack of educational facilities and infrastructure to support the implementation of environmental education.

Keyword: problem identification, environmental education, city of tarakan

I. PENDAHULUAN

Kota Tarakan yang terletak di daerah perbatasan dengan luas wilayah daratan 280,80 m2 dan luas laut 406,53 m2, jumlah penduduk sebanyak 239.787 jiwa. Dengan dikukuhkannya Kalimantan Utara sebagai provinsi baru, maka akan berdampak terhadap pesatnya pembangunan di Kota Tarakan. Selain pembangunan, pertambahan jumlah pendudukan di Kota Tarakan yang mencapai 6,78% per tahun sehingga memunculkan berbagai isu lingkungan antara lain banjir, longsor, pemenuhan kebutuhan air bersih, pencemaran udara dan air. Sehingga pelestarian lingkungan oleh pemerintah daerah sering berbenturan dengan berbagai kepentingan dalam pelayanan bagi masyarakat secara umum, (Syaprillah, 2014).

Pelestarian lingkungan merupakan tanggungjawab seluruh warga masyarakat. Permasalahan lingkungan hidup di Kota Tarakan sewajarnya untuk segera tindaklanjuti. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah pelestarian lingkungan melalui pendidikan. Pendidikan dapat diaplikasikan dengan berbagai cara dan metode untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini adalah pelestarian lingkungan Kota Tarakan.

Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam meraih keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas,

(3)

2003). Pendidikan berperan serta dalam menjaga lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup melalui pendidikan ditunjukkan dengan adanya kerjasama antara Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada Tahun 2006 mencanangkan Program Adiwiyata sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman (memorandum of understanding) pada tanggal 3 Juni 2005 antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional.

Lembaga Pendidikan dalam hal ini sekolah harus menanamkan nilai-nilai lingkungan pada setiap anggota masyarakat sejak dini hingga dewasa. Pendidikan disekolah harus memberikan ruang bagi pelestarian lingkungan, memberikan wawasan tentang menghidupi alam dan memanfaatkan alam sesuai etika lingkungan yang diwujudkan dalam kearifan terhadap lingkungan. Sehingga, pendidikan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk melidungi, memperbaiki serta memanfaatkan lingkungan hidup secara bijaksana, turut menciptakan pola perilaku baru yang bersahabat dengan lingkungan hidup, mengembangkan etika lingkungan dan kualitas hidup. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka di anggap perlu untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan pendidikan lingkungan di sekolah menengah Kota Tarakan sebagai daerah perbatasan. Sejalan dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah yang berpotensi menghambat pelaksanakan pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah Kota Tarakan sebagai daerah perbatasan.

II. METODE

Perspektif pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan asumsi bahwa peneliti lebih mudah berhadapan dengan kenyataan. Peneliti akan melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pendidikan lingkungan disekolah menengah baik SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK dalam hal ini adalah wawancara terhadap guru mata pelajaran IPA/Biologi. Fokus utama dalam penelitian ini adalah identifikasi masalah pelaksanaan pendidikan lingkungan di sekolah menengah di Kota Tarakan dengan mengamati pelaksanaan pembelajaran di sekolah melalui wawancara terhadap guru mata pelajaran. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2017

(4)

sampai dengan bulan September 2017. Tempat penelitian adalah sekolah menengah (SMP dan SMA/SMK/MA) yang ada di Kota Tarakan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara terhadap guru mata pelajaran IPA/Biologi digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan pendidikan lingkungan di sekolah menengah.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive dan prosesnya secara snowball. Sampel yang dipilih merupakan person atau orang yeng terlibat langsung dengan permasalahan penelitian, yaitu guru mata pelajaran IPA/Biologi disekolah menengah dan siswa SMP/MTs, SMA/MA/SMK di Kota Tarakan. Deskripsi pelaksanaan pendidikan lingkungan di sekolah saat ini. Dalam hal ini untuk mengetahui masalah yang berpotensi menghambat pelaksanakan pendidikan lingkungan dengan menggunakan pedoman wawancara. Adapun Teknik analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif melalui tahap (1) Tabulasi dan Kalsifikasi Data, (2) Reduksi Data, (3) Interpretasi Data, dan (4) kesimpulan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi Penentuan Sampel Penelitian

Data hasil penelitian diperolah dari hasil wawancara dengan guru Mata Pelajaran IPA/Biologi baik di Sekolah Menangah Pertama/Sekolah Menengah Atas yang merupakan sampel Penelitian. Penatapan sampel dengan cara snowball yakni, peneliti melakukan wawancara dengan seorang Guru IPA yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai sekolah-sekolah yang telah melaksanakan kegiatan pendidikan lingkungan di Kota Tarakan. Dalam hal ini adalah Ketua MGMP Kota Tarakan. Berdasarkan informasi dari guru tersebut, sekolah yang telah melaksanakan kegiatan pendidikan lingkungan terdapat 14 sekolah, yaitu SMP Negeri 1 Tarakan, SMP Negeri 2 Tarakan, SMP Negeri 3 Tarakan, SMP Negeri 4 Tarakan, SMP Negeri 5 Tarakan, SMP Negeri 6 Tarakan, SMP Negeri 7 Tarakan, SMP Negeri 8 Tarakan, SMP Negeri 9 Tarakan, SMP Negeri 10 Tarakan, SMA Muhamadiyah Tarakan, SMA Negeri 1 Tarakan, SMA Negeri 2 Tarakan, SMA Negeri 3 Tarakan.

(5)

Deskripsi Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPA/Biologi tentang Pelaksanaan Pendekatan Lingkungan di Sekolah

Untuk memperoleh data pelaksanaan Pendidikan Lingkungan di Sekolah, maka dilakukan wawancara dengan guru Mata Pelajaran IPA/Biologi. Secara Umum data hasil wawancara guru dapat ditampilkan seperti pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPA/Biologi No. Pertanyaan Jawaban Guru Mata Pelajaran

IPA/Biologi 1. Apakah Bapak/Ibu sudah

pernah mengetahui tentang Pendidikan Lingkungan?

Sudah Pernah

2. Menurut Bapak/Ibu apakah yang dimaksud pendidikan lingkungan ?

Untuk membangun populasi manusia yang sadar dan peduli dengan

lingkungan, permasalahan lingkungan misalnya masalah pencemaran, kerusakan lingkungan dan mengaitkan pembelajaran dengan lingkungan sekitar siswa 3. Apakah Bapak/Ibu sudah

pernah melaksanakan pendidikan lingkungan dalam kegiatan pembelajaran? Sudah Pernah 4. Bagaimanakah proses pelaksanaan pendidikan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas Bapak/Ibu?

Proses Pelaksanaan pendidikan lingkungan dilakukan dengan mengintegrasikan nya dalam materi pelajaran, mengajak siswa untuk mengamati lingkungan sekitar, maupun dengan membawa objek pengamatan ke dalam kelas

5. Apa saja kesulitan/kendala yang Bapak/Ibu hadapi dalam menerapkan pendidikan lingkungan

dalam proses

pembelajaran?

Kendala yang dihadapi antara lain: 1. Tidak semua materi pelajaran

bisa dikaitkan dengan permasalahan lingkungan

2. Guru kesulitan mengintegrasikan pendidikan lingkungan pada konsep-konsep materi pelajaran yang sifatnya abstrak

3. Membangun kesadaran siswa untuk peduli terhadap lingkungan 4. Waktu Pembelajaran IPA yang

(6)

5. Kurangnya Modul tentang Pendidikan Lingkungan

6. Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang pelaksanaan pendidikan lingkungan 6. Adakah pengaruh pelaksanaan pendidikan lingkungan terhadap perilaku siswa?

Integrasi pendidikan lingkungan kedalam materi pelajaran berpengaruh terhadap perilaku siswa, misalnya dapat dilihat dari kepedulian siswa terhadap kebersihan dan merawat tumbuhan di sekitar sekolah

7. Seberapa jauh pencapaian hasil belajar siswa Bapak/Ibu terhadap KKM Mata Pelajaran IPA/Biologi?

Hasil belajar siswa sudah baik pada materi-materi yang dalam pelaksanaan pembelajarannya dikaitkan dengan isu-isu lingkungan 8. Menurut Bapak/Ibu ,

Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan di Sekolah

Pendidikan Lingkungan sudah dilaksanakan dengan baik, namun sarana dan prasarana pendukung belum memadai

9. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan di Sekolah ini?

Sebagian besar guru mengatakan Pendidikan lingkungan dapat mencapai KKM, pendidikan

lingkungan sudah terintegrasi dalam proses pembelajaran, namun masih belum maksimal jika dilihat dari perilaku siswa

10. Menurut Bapak/Ibu, Apakah Pendidikan Lingkungan efektif untuk menanamkan sikap peduli lingkungan

Sudah efektif, namun tidak semua siswa bisa berperilaku peduli terhadap lingkungan

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar guru Mata Pelajaran IPA/Biologi telah mengetahui tentang pendidikan lingkungan dan telah melaksanakan pendidikan lingkungan meskipun masih ada kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya.

(7)

Berdasarkan deskripsi data yang telah dipaparkan pada deskripsi data hasil penelitian terdapat dua hal yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini, yaitu 1) mendeskripsikan masalah yang berpotensi menghambat pelaksanakan pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah Kota Tarakan sebagai daerah perbatasan dan 2) mengevaluasi pelaksanaan pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah Kota Tarakan sebagai daerah perbatasan.

Hasil wawancara dengan guru Mata Pelajaran IPA/Biologi di sekolah-sekolah di Tarakan terdapat dua hal yang berpotensi menghambat pelaksanaan pendidikan lingkungan antara lain 1) Tidak semua materi pelajaran bisa dikaitkan dengan permasalahan lingkungan, 2) Guru kesulitan mengintegrasikan pendidikan lingkungan pada konsep-konsep materi pelajaran yang sifatnya abstrak, 3) Membangun kesadaran siswa untuk peduli terhadap lingkungan, 4) Waktu Pembelajaran IPA yang singkat, 5) Kurangnya Modul tentang Pendidikan Lingkungan, dan 6) Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang pelaksanaan pendidikan lingkungan

Solusi yang dapat diajukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan yakni dengan melakukan analisis indikator capaian pembelajaran dan penggunaan strategi maupun metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan pendidikan lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup memasukkan nilai afektif, yaitu tingkah laku, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka Guru Mata Pelajaran IPA/Biologi dapat melakukan analisis indikator capaian materi pembelajaran untuk selanjutnya perlu menentukan strategi dan metode pembelajaran yang memungkinkan adanya klarifikasi dan internalisasi nilai-nilai lingkungan kedalam rancangan proses pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun keterampilan/kemampuan pemecahan masalah.

Pratomo (2008) mengemukakan bahwa pendidikan lingkungan hidup sangat penting untuk diberikan karena akan memunculkan kesadaran agar lingkungan berkembang dengan baik yang selanjutnya berdampak kepada perubahan perilaku terhadap lingkungan. Pendidikan lingkungan perlu diberikan untuk semua tingkatan umur, baik melalui jalur sekolah maupun luar sekolah. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan dan

(8)

merupakan sebuah saran adalam menghasilkan sumber daya manusia untuk dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Pelaksanaan pendidikan lingkungan di sekolah didasri oleh kebijakan lingkungan, yakni pernyataan lembaga sekolah tentang keinginan dan prinsip-prinsip yang berkiatan dengan kinerja lingkungan secara keseluruhan. Kebijakan tersebut merupakan kerangka tindakan dan penentuan sasaran serta target (objectives and

targets). Kebijakan pendidikan lingkungan hidup mengacu pada prinsip plan, do, check

dan action.

a. Perencanaan (Plan)

Dalam melakukan perencanaan pengelolaan lingkungan disekolah diperlukan identifikasi peraturan perundang-undangan, penetapan tujuan dan sasaran lingkungan sekolah, dan penetapan program lingkungan untuk pencapaiannya. b. Pelaksanaan (Do)

Sekolah mengembangkan kemampuan dan mekanisme yang diperlikan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran yang dapat dibuat melalui tujuh elemen antara lain 1) struktur dan tanggung jawab, 2) pelatihan, kepedulian dan kompetensi, 3) komunikasi, 4) dokumentasi dan pengendaliannya, 5) kesiagaan dan tanggap darurat

c. Tinjauan Ulang (Check)

Hasil proses pemeriksaan dan tindakan koreksi tersebut dijadikan masukan bagi manajemen dalam menerapkan prinsip pengkajian dan penyempurnaan, yiatu berupa kajian ulang manajemen yang dilaksanakan organisasi setiap enam bulan/sagtu tahun sekali jika dianggap perlu.

d. Tindakan (Action)

Merupakan tindakan hasil dari koreksi kegiatan yang telah dilakukan pada prinsip penyempurnaan.

Dengan demikian maka jelas lah bahwa untuk mewujudkan masyarakat (siswa) yang peduli lingkungan sekolah mempunyai peran penting dalam penyampaian sikap peduli lingkungan melalui proses pembelajaran dengan mengitegrasikan pendidikan lingkungan. Selain itu, mengidentifikasi kendala yang berpotensi menghambat

(9)

pelaksanaan pendidikan lingkungan disekolah memungkinkan untuk memperoleh solusi agar pelaksaan pendidikan lingkungan dapat dilanjutkan.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui masalah yang berpotensi menghambat pelaksanakan pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah Kota Tarakan adalah (1) Tidak semua materi pelajaran bisa dikaitkan dengan permasalahan lingkungan, (2) Guru kesulitan mengintegrasikan pendidikan lingkungan pada konsep-konsep materi pelajaran yang sifatnya abstrak, (3) Membangun kesadaran siswa untuk peduli terhadap lingkungan, (4) Waktu Pembelajaran IPA yang singkat, (5) Kurangnya Modul tentang Pendidikan Lingkungan dan (6) Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang pelaksanaan pendidikan lingkungan.

Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya, data yang dikumpulkan dapat ditambahkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang di buat guru dan observasi kegiatan pembelajaran.

2. Bagi Kepala Sekolah agar bersama-sama guru IPA/biologi dapat mendiskusikan proses pelaksanaan pendidikan lingkungan disekolah

3. Bagi Dinas pendidikan Lingkungan agar dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidika lingkungan disekolah-sekolah SMP dan SMA di Kota Tarakan sebagai sumbangsih peningkatan kepedulian siswa kepada lingkungan Kota Tarakan

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini yaitu Ketua LP2M Universitas Borneo Tarakan, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tarakan, SMP Negeri 2 Tarakan, SMP Negeri 3 Tarakan, SMP Negeri 4 Tarakan, SMP Negeri 5 Tarakan, SMP Negeri 6 Tarakan, SMP Negeri 7 Tarakan, SMP Negeri 8 Tarakan, SMP Negeri 9 Tarakan, SMP Negeri 10 Tarakan, SMA Muhamadiyah Tarakan, SMA Negeri 1 Tarakan, SMA Negeri 2 Tarakan, SMA Negeri 3 Tarakan, dan mahasiswa yang telah membantu dalam pengumpulan data penelitian.

(10)

V. PUSTAKA

Kastama, Emo. (ed.). 1988. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di IKIP

dan FKIP. Jakarta: Dirjen Dikti.

Kurnia, Ahmad. 2013. Impelementasi Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Mewujudkan

Sekolah Berbudaya Lingkungan (Suatu Inovasi dan Kreativitas sebagai Karakter Pengelolaan Sekolah). Artikel. Diakses tanggal 21 Agustus 2017.

Melania S, Theresia. 2012. IMplementasi Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Negeri 11 Semarang Menuju Sekolah Adiwiyata. Tesis (Tidak diterbitkan). Semarang: Universitas Diponogoro.

Novak, J. D. (Ed.). 1973. Proceeding Of The Second International Seminar

Misconcepsition and Educational Strategies in Science and Mathematics. 1, 2, 3,

Ithaca, New York:Cornell University.

Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pratomo, Suko. 2008. Pendidikan Lingkungan. Bandung: Sonagar Press.

Ridwan. 2010. Naskah Biologi SMA/MA. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum.

Sudjoko. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Staruss, A dan Corbin, J. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Terjemahan Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syaprillah, Aditia dan Sapriani. 2014. Pengelolaan Hutan Lindung Kota Tarakan: Perspektif Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Ilmu Hukum Volume 1, Nomor 3

Tahun 2014. Bandung: Universitas Padjajaran.

Trisler, Carmen E. 1993. Global Issues and Environmental Education. ERIC, (Online), (http: //www.ericse.org/eric/digests/digest-e05.html).

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Unit Komunikasi/Pendidikan Lingkungan WWF Indonesia Programme. 1997. Program

(11)

sehari Strategi dan Rencana Tindak Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta Maret 1997.

Gambar

Tabel 4.1 Data Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPA/Biologi  No.  Pertanyaan  Jawaban  Guru  Mata  Pelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Mikrokontroler mendapatkan 3 input yaitu (i) berupa perubahan nilai tegangan dari potensiometer sebagai input referensi, (ii) input data 8 byte dari PC sebagai

Bendung gerak dapat mengatur muka air di depan pengambilan agar air yang masuk tetap sesuai dengan kebutuhan irigasi, kesulitan pada bendung gerak adalah pintu harus tetap dijaga

Hasil pengujian ketahanan warna terhadap gosokan basah dan kering yang dianalisa dengan staining scale , diperoleh hasil terbaik pada jumlah pencelupan 5 kali dengan

Peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman tentang interaksi sosial antar individu, kelompok, dan antar kelompok dengan konsep dasar sosiologi. Peserta

Ruang lingkup penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Garis dan Sudut

Karena probabilitas jauh lebih besar dari 0.05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan return on

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan proses kemunculan geng motor, komunitas subkultural dan perilaku geng

Pada Tabel 3 ditunjukkan SNR dan kapasitas kanal dari sistem dengan masing-masing kombinasi channel coding , teknik modulasi, dan skema MIMO saat pengguna bergerak dengan