36
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH (STUDI KASUS DI DESA RARANON, KECAMATAN LANGOWAN BARAT, KABUPATEN MINAHASA)Florensia B. Tewal*, Budi Ratag*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRACT
Trash is a problem that never ends. Trash has been a problem from the beginning of life to date. The bins that are not properly managed will impact on aesthetics, soil pollution and public health. This study aimed to determine the effect of counseling on behavior of Raranon villagers, District of West Langowan, Minahasa regency in waste management. This study is an experimental study with pre post test approach. The number of samples in this study were 88 respondents. Measurements using a questionnaire and performed a total of two times, before and after counseling. The results showed that after counseling, there is a behavioral change in waste management, so counseling is one of the effective tools in an effort to change people's behavior.
Key Words : Counseling, health promotion, waste management ABSTRAK
Sampah merupakan masalah yang tidak pernah berakhir. Sampah telah menjadi masalah mulai dari awal mula kehidupan sampai saat ini. Sampah yang tidak dikelola dengan benar akan berdampak pada estetika, pencemaran tanah dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap perilaku masyarakat Desa Raranon, Kecamatan Langowan Barat, Kabupaten Minahasa dalam cara pengelolaan sampah. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan pre post test. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 responden. Pengukuran menggunakan kuesioner dan dilakukan sebanyak dua kali, sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan penyuluhan, terdapat perubahan perilaku masyarakat dalam cara pengelolaan sampah, sehingga penyuluhan merupakan salah satu alat yang efektif dalam usaha merubah perilaku masyarakat.
37
PENDAHULUANPendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang bermanfaat untuk menciptakan iklim atau kondisi yang dapat mempengaruhi tingkah laku kesehatan individu. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dari anak didik yang
disesuaikan dengan tujuan pendidikan.
Perubahan sikap dan tingkah laku yang diharapkan itu diperlukan suatu proses pendidikan, untuk mencapai tujuan dari suatu
proses pendidikan, diperlukan sarana
penunjang berupa strategi pendekatan.
Strategi pendekatan yang sesuai dengan
kondisi perorangan maupun kelompok
masyarakat, akan mempercepat proses
terjadinya perubahan tingkah laku itu. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua
setelah faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat (Anonim, 2008).
Pendidikan atau promosi kesehatan adalah suatu upaya untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya. Kesehatan bukan hanya diketahui atau disadari dan
disikapi melainkan harus dikerjakan/
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Upaya agar masyarakat berperilaku atau
mengadopsi perilaku kesehatan dapat
dilakukan dengan cara bujukan, himbauan,
ajakan, memberikan informasi, dan
memberikan kesadaran melalui kegiatan yang
disebut pendidikan atau penyuluhan
kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan
tingkat konsumsi kita terhadap
barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi, karena itu pengelolaan
sampah tidak bisa lepas juga dari
‘pengelolaan’ gaya hidup masyarakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan
terjadinya penumpukan sampah ini. Namun
yang pasti faktor individu sangatlah
berpengaruh dalam hal ini. Salah satu dampak sampah yang tidak dikelola dengan baik maka akan menyebabkan pencemaran tanah (Sumampouw, 2009).
Desa Raranon merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Minahasa Kecamatan Langowan Barat. Berdasarkan hasil observasi awal, ditemukan adanya cara pengelolaan sampah yang tidak benar seperti yaitu diletakkan di tempat terbuka dan dibakar. Sampah yang diletakkan di tempat terbuka dapat menjadi tempat bersarangnya hewan pengerat liar yaitu tikus yang merupakan salah satu vektor penyakit berbasis lingkungan. Sampah yang dibakar dapat menyumbang sejumlah zat sisa pembakaran seperti karbondioksida (CO2) yang mencemari lingkungan.
Perilaku masyarakat ini harus segera diubah. Salah satu tindakan yang bisa merubah perilaku masyarakat, yaitu melalui pendidikan atau promosi kesehatan. Promosi
kesehatan dapat dilakukan melalui
penyuluhan dengan metode ceramah dan pembagian leaflet. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah terhadap perilaku pengelolaan sampah masyarakat di Desa
Raranon, Kecamatan Langowan Barat,
Kabupaten Minahasa. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen dengan pre and post test dimana para responden dilakukan pengukuran awal setelah itu diberikan treatment (perlakuan),
yaitu penyuluhan kemudian dilakukan
pengukuran akhir terhadap perilaku
responden dalam cara pengelolaan sampah. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengukuran awal dilakukan pada Januari 2012 kemudian diberikan penyuluhan setelah itu dilakukan pengukuran akhir setelah 6 bulan berikutnya, yaitu bulan Juni 2012. Pemilihan waktu selama 6 bulan dengan asumsi perilaku yang diukur dalam hal ini cara pengelolaan sampah masyarakat Desa Raranon, Kecamatan Langowan Barat, Kabupaten Minahasa telah menjadi kebiasaan dan bukan hanya sesaat. Jumlah responden
yang diamati pada pengukuran awal
sebanyak 88 responden dan pada pengukuran akhir sebanyak 80 responden, dimana 8
38
responden sudah tidak berada lagi di lokasipenelitian. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Cara Pengelolaan Sampah
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
n % n %
Diletakkan di tempat khusus tertutup 9 10,2 41 51,25
Diletakkan di tempat khusus terbuka 39 44,3 25 31,25
Dibakar 40 45,5 14 17,50
Jumlah 88 100 80 100
Tabel 1 merupakan perbandingan hasil pengukuran sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan kepada masyarakat dengan jangka waktu 6 bulan sejak penyuluhan yang bertujuan untuk menilai peningkatan perilaku masyarakat dalam cara pengelolaan sampah. Berdasarkan tabel tersebut maka diperoleh
bahwa terdapat perubahan perilaku
masyarakat Desa Raranon dalam cara pengelolaan sampah, di mana persentasi masyarakat yang mengelolah sampah dengan cara dibakar mengalami penurunan sejak adanya pemberian intervensi yaitu pada dari 45,5% menjadi 17,50%. Hal ini menunjukkan adanya perubahan perilaku masyarakat dalam cara pengelolaan sampah.
Penyuluhan kesehatan masyarakat
merupakan gabungan berbagai kegiatan yang
dilakukan berlandaskan prinsip-prinsip
pembelajaran untuk mencapai suatu keadaan
dimana individu, kelompok, maupun
masyarakat mengetahui cara-cara
melaksanakan apa yang harus dilakukan dalam mencapai hidup sehat, baik secara perorangan, kelompok, maupun masyarakat. Penyuluhan kesehatan merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk merubah
perilaku seseorang, sekelompok orang,
maupun masyarakat sedemikian rupa
sehingga memiliki kemampuan dan
kebiasaan berpola hidup sehat.
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli Kesehatan Masyarakat Amerika membuat batasan, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak
terjadi dengan sendirinya (Notoadmojo, 2003).
Sampah atau waste bisa digolongkan kedalam 4 kelompok, antara lain meliputi (Mulia, 2005):
1. Human Excreta, merupakan bahan
buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia, meliputi tinja dan air kencing (urine).
2. Sewage, merupakan air limbah yang dibuang oleh pabrik maupun oleh rumah tangga. Contohnya ialah air bekas cucian pakaian yang masih mengandung larutan deterjen.
3. Refuse, merupakan bahan pada sisa proses industri atau hasil simpangan kegiatan rumah tangga. Refuse inilah yang dalam pengertian sehari-hari sering kita sebut sampah. Contohnya seperti panci bekas, botol bekas, kertas bekas, sisa sayuran, nasi basi dan daun-daun tanaman.
4. Industrial Waste, merupakan
bahan-bahan buangan dari proses-proses
industri.
Sumber-sumber sampah dapat dibagi menjadi beberapa jenis di antaranya (Notoadmojo, 2003):
1. Sampah yang berasal dari pemukiman
(domestic waste )
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang. Seperti: sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah
39
tangga, daun-daunan dari kebun atautaman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat
umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus, stasion kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa:
kertas, plastik, botol, daun dan
sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rabbish).
4. Sampah yang berasal dari jalan raya.
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari:
kertas-kertas, kardus-kardus, debu,
batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdi;-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari industri
(industrial wast )
Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal proses produksi, misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari
pertanian/perkebunan
Sampah ini sebagai hasil dari
perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah dan sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah
pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu
sendiri, misalnya: batu-batuan,
tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang) dan sebagainya.
8. Sampah yang berasal dari peternakan
dan perikanan
Sampah ini berupa: kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa bangkai binatang dan sebagainya.
Jenis-jenis sampah terbagi dalam beberapa bagian yaitu (Walhi, 2012):
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung
di dalamnya, sampah dibagi menjadi berbagai jenis yaitu:
a. Sampah an-organik, adalah sampah
yang umumnya tidak dapat
membusuk, misalnya: logam/besi,
pecahan gelas, plastik dan
sebagainya.
b. Sampah organik, adalah sampah
yang pada umumnya dapat
membusuk, misalnya: sisa-sisa
makanan, daun-daunan,
buah-buahan dan sebagainya.
2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar.
a. Sampah yang mudah dibakar,
misalnya: kertas, karet, kayu,
plastik, kain bekas dan sebagainya. b. Sampah yang tidak dapat dibakar,
misalnya: kaleng-kaleng, bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca dan sebagainya.
3. Berdasarkan karakteristik sampah a. Garbage, yaitu jenis sampah yang
merupakan sisa dari hasil
pembuatan dan pengolahan
makanan, yang umumnya dapat membusuk dan berasal dari rumah
tangga, restoran, hotel dan
sebagainya.
b. Rabbish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang mudah terbakar, seperti:
kertas, karton, plastik dan
sebagainya. Maupun yang tidak mudah terbakar, seperti: kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas dan sebagainya.
c. Ashes (abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok. d. Street sweeping (sampah jalanan),
yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan, yang terdiri dari
campuran bermacam-macam
sampah, daun-daunan, kertas,
plastik, pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya.
e. Industrial waste (sampah industri), yaitu sampah yaitu sampah berasal dari industri atau pabrik-pabrik. f. Dead animal (bangkai binatang),
yaitu bangkai bintang yang mati karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.
40
g. Abandoned vehicle (bangkai
kendaraan), adalah bangkai mobil,
sepeda, sepeda motor dan
sebagainya.
h. Construction waste (sampah
pembangunan), yaitu sampah dari proses pembuangan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besi beton, bambu dan sebagainya. Menurut Notoatmodjo (2003), pengelolaan sampah yang kurang baik, dapat memberi dampak bagi kesehatan dan lingkungan seperti berikut :
1. Dampak terhadap kesehatan
a. Akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakkan vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, dan tikus.
b. Insidensi penyakit DBD akan
meningkat karena vektor penyakit hidup dan berkembangbiak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas yang berisi air hujan.
c. Terjadinya kecelakaan akibat
pembuangan sampah secara
sembarangan, misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca, dsb. d. Gangguan psikosomatis misalnya
sesak nafas, insomnia, stress, dan lain lain.
2. Dampak terhadap lingkungan a. Estetika lingkungan berkurang b. Proses pembentukan sampah oleh
mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
Penanganan yang tepat dilakukan untuk menghindari dampak pada kesehatan dan lingkungan meliputi (Sumampouw 2009):
a. Pengumpulan sampah : sampah basah
dan sampah kering dikumpulkan dalam tempat terpisah.
b. Pemusnahan sampah :
1. Sanitary landfill, dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tdak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat.
2. Composting, pemusnaan sampah
dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh
kuman-kuman pembusuk pada kondisi
tertentu . Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk.
3. Hot feeding, pemberian sejenis
garbage kepada hewan ternak.
Sampah basah tersebut harus diolah lebih dulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis ke hewan ternak.
4. Recycling, pengolahan kembali
bagian-bagian dari sampah yang masih dapat di pakai atau daur ulang. Contoh sampah yang bisa didaur ulang antara lain : plastik, gelas, kaleng, besi, dan sebagainya.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan yaitu
memberikan pengetahuan yang dilakukan melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu program yang populer dijalankan dan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan yang diharapkan mampu merubah perilaku. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa tingginya prevalensi
penyakit dikarenakan kurangnya
pengetahuan akan kesehatan (Amalia, 2006). Perubahan perilaku dimulai dengan perubahan pengetahuan, seperti penelitian dari Kukon (2008) yang menunjukkan ada perbedaan nilai rata-rata pengetahuan sebesar 7,00 point sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dimanan berdasarkan hasil analisa statistik menggunakan Anova One Way Test diperoleh nilai p = 0,000 dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
Penelitian dari Supardi dan
Notosiwoyo (2006) yang menemukan bahwa penyuluhan dengan metode leaflet terhadap perilaku pengobatan sendiri dari masyarakat di Bogor memberikan pengaruh yang terlihat dengan adanya perubahan kesadaran dari masyarakat. Hal ini terjadi karena adanya interaksi yang baik saat sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan, dimana kesadaran responden meningkat untuk menerima postest akibat diberikan pretest.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Zakariya (2007) yang menemukan bahwa
berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan di SDN Kawangkoan
41
diperoleh adanya perbedaan nilai tingkatpengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan. Berdasarkan hasil analisa
statistik menggunakan Paired T-test
menunjukkan bahwa ada pengaruh
penyuluhan dengan media poster terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar.
Selanjutnya penelitian Tolosi (2008), menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan. Hal ini dapat dilihat dengan
terjadinya peningkatan pengetahuan
responden sebesar 4,73. Berdasarkan hasil uji t pada tingkat kemaknaan 95% (α=0,05), diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan. KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa
penyuluhan memberikan pengaruh terhadap perilaku masyarakat khususnya dalam cara pengelolaan sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, R. 2006. Strategi Peningkatan Kesehatan. Majalah Ceril XVIII; 9-2006: 44-50.
Anonim. 2008. Program Usaha Kesehatan. http://bz.blogfam.com/2008/05/. Diakses 7 Desember 2012.
Kukon, S. 2008. Perbedaan Metode Cerita
Dengan Metode Ceramah Dalam
Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Pengetahuan Cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Sekolah Dasar Kelas II DI SD INPRES Malalayang
Kota Manado. KTI. Unpublished.
Politeknik Kesehatan Manado Kemenkes RI. Manado
Mulia, R.. 2005. Kesehatan Lingkungan . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Sumampouw, O.J. 2009. Pencemaran
Lingkungan. Bahan Ajar. Unpublished.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado Supardi S dan Notosiswoyo M. 2006.
Pengaruh Penyuluhan Obat
Menggunakan Leaflet terhadap Perilaku Pengobatan Sendiri di Kota Bogor. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Volume 9, nomor 4, Oktober 2006.
Puslitbag Sistem dan Kebijakan
Kesehatan. Surabaya
Tolosi, E.I. 2008. Pengaruh Media Flash Card Dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi Terhadap Pengetahuan Cara Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 21 Manado. KTI. Unpublished. Politeknik Kesehatan Manado Kemenkes RI. Manado
Walhi. 2012. Pengelolaan Sampah.
http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/
sampah/peng_sampah_info. Diakses
pada 7 Desember 2012
Zakariya, E. 2007. Pengaruh Media Poster Terhadap Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak-Anak Sekolah Dasar
Negeri Kawangkoan Kecamatan
Kalawat Kabupaten Minahasa Utara.
Karya Tulis Ilmiah. Unpublished.
Politeknik Kesehatan Manado Kemenkes RI. Manado